16 III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka

advertisement
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1.
Kerangka Pemikiran Teoritis
Koperasi Simpan Pinjam Warga Sepakat merupakan salah satu koperasi
yang sudah cukup lama ada di Bogor, dengan kantor induknya di Ciawi. Koperasi
ini didirikan pada tanggal 30 Juli 1985 dengan status berbadan hukum dengan No.
6517/BH/PAD/KWK-10/5 dan akta perubahan anggaran dasar koperasi warga
sepakat 7 Juli 1997 dengan No 6517/BH/PAD<KWK-10/VII-97. Koperasi ini
memberikan pinjaman kepada anggota dan calon anggotanya berupa pinjaman
uang sebagai modal usaha, makanya rata-rata peminjam disini adalah kebanyakan
pedagang toko kecil-kecil, pedagang buah dan yang lainnya. Koperasi ini
mempunyai sistem tersendiri dalam mengelola sistem usahanya sehingga mampu
bertahan sampai saat sekarang ini. Kegiatan pembiayaan ini dilakukan oleh
koperasi bertujuan untuk meningkatkan omset usaha Koperasi Warga Sepakat,
sehingga koperasi gencar melakukan perbaikan sistem peminjaman dan promosi
untuk menambah anggota dan calon anggota dari tahun ke tahun untuk menjadi
bagian dari Koperasi Warga Sepakat.
Menurut Glueck dan Jauch (1991), strategi adalah sarana yang digunakan
untuk mencapai tujuan akhir (sasaran). Strategi merupakan rencana yang
disatukan, luas dan terintegrasi yang menghubungkan strategis perusahaan dengan
tantangan lingkugan dan dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari
perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi. Menurut
David (2006), strategi mempresentasikan tindakan yang akan diambil untuk
mencapai tujuan jangka panjang. Dalam perusahaan besar, pada dasarnya terdapat
empat tingkatan strategi yaitu korporasi, divisional, fungsional dan operasional,
tetapi dalam perusahaan kecil terdapat tiga tingkatan strategi yaitu korporasi,
fungsional dan operasional.
Berdasarkan teori diatas koperasi juga memerlukan rencana strategis
terutama dalam pengembangan usahanya. Keberadaan koperasi merupakan
konsekuensi logis upaya tranformasi sosial, ekonomi dan politik dari sistem
perekonomian yang mengandalkan pada berbagai sektor. Rencana strategis bagi
pengembang koperasi sangat dibutuhkan mengingat koperasi harus mampu
16
merespon berbagai perubahan dalam lingkungannya yang sering kali tidak bisa
diperkirakan.
Alternatif startegi yang dipilih untuk usaha pengembangan dapat berupa
dalam berbagai bentuk. Alternatif tersebut menurut David (2006), antara lain
integrasi, strategi intensif, strategi diversifikasi dan strategi defensif.
Tabel 3. Menunjukan berbagai jenis alternatif-alternatif strategi.
Strategi
Contoh Strategi
Defenisi
Integrasi
Integrasi
kedepan
Integrasi
Kebelakang
Strategi mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol
atas distributor atau pengecer
Strategi untuk mencari kepemilikan atau kontrol atas
pemasok perusahaan
Integrasi
Horizontal
Strategi untuk mencari kepemilikan atau meningkatkan
kontrol atas pesaing perusahaan
Penetrasi Pasar
Pengembangan
Pasar
Srategi untuk berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk
produk / jasa saat ini melalui upaya pemasaran yang lebih
besar
Strategi yang melibatkan perkenalan produk yang ada saat
ini ke area geografi yang baru
Pengembangan
Produk
Sratategi yang mencari peningkatan penjualan dan
memperbaiki atau memodifikasi produk /jasa saat ini
Konsentrik
(terfokus)
Strategi yang berusaha menambah produk atau jasa baru
yang masih berkaitan dengan produk atau jasa lama
Horizontal
Strategi yang menambah produk / jasa baru yang yang
tidak berkaitan kepada pelanggan saat ini
Konglomerasi
Strategi dengan menambahkan produk / jasa baru yang
tidak berkaitan dengan produk / jasa lama
Strategi yang terjadi ketika suatu organisasi
mengelompokan ulang melalui pengurangan aset dan
biaya untuk membalikan penjualan dan laba yang
menurun
Strategi yang dilakukan dengan menjual suatu divisi atau
bagian perusahaan
Strategi yang berusaha menjual seluruh aset perusahaan
sepotong-sepotong untuk nilai riilnya.
Intensif
diversifikasi
Rentrecthment
Defensive
Divestasi
Likuiditas
3.1.1 Konsep Manajemen Strategis
David (2006) mendefinisikan manajemen strategi sebagai seni dan
pengetahuan untuk merumuskan, mengimplementasikan dan mengevaluasi
keputusan lintas fungsional yang memungkinkan organisasi dapat mencapai
tujuannya. Manajemen strategis sebagai salah satu proses terdiri dari tiga tahap,
yaitu : perumusan, implementasi, dan evaluasi strategi. Formulasi strategi meliputi
penegembangan isi dan misi, identifikasi peluang, ancaman ekternal, mementukan
17
kekuatan
dan
kelemahan
internal,
menetapkan
tujuan jangka
panjang,
merumuskan alternatif strategi dan memilih strategi tertentu untuk dilaksanakan.
Keputusan formulasi strategi mengikat organisasi terhadap produk, pasar,
sumberdaya, dan teknologi spesifik dalam jangka panjang. Implementasi stategi
mensyaratkan organisasi untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan,
memotivasi karyawan dan mengalokasikan sumberdaya. Evaluasi strategi
merupakan tindakan meninjau ulang faktor eksternal dan internal yang sedang
dijadikan dasar strategi, mengukur kinerja, dan mengambil tindakan korektif
(David, 2006)
3.1.2 Perumusan Strategi
Menurut David, teknik formulasi strategi dapat diintegrasikan ke dalam
tiga tahap kerangka pengambilan keputusan yaitu tahap pengumpulan input (input
stage), tahap pencocokan (the decision stage), dan tahap penetapan strategi
(matching stage).
Pada tahap input, digunakan matriks evaluasi faktor eksternal dan matriks
evaluasi faktor internal. Pada tahap pencocokan digunakan Matriks KekuatanKelemahan-Peluang-Ancaman (Stength-Weakness-Opportunities-Threats-SWOT)
dan matriks Matriks internal Eksternal (IE). Pada tahap keputusan digunakan
Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (Quantitative Strategic Planning
Matrix- QSPM.)
3.1.3 Pernyataan Visi dan Misi
Suatu perusahaan atau organisasi harus memiliki tujuan dan filosofi dasar
yang akan membentuk sosok stategiknya. Tujuan dan filosofi dasar tersebut
tertuang dalam visi dan misi perusahaan (Pearce dan Robinson, 1997). Visi adalah
suatu pandangan jauh tentang perusahaan; tujuan-tujuan perusahaan dan apa yang
harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut (Dirgantoro, 2001). Pernyataan
visi yang jelas merupakan dasar bagi perumusan pernyataan misi (David, 2006).
Misi didefinisikan sebagai tujuan mendasar yang membedakan suatu
perusahaan/organisasi dengan perusahaan/organisasi lainya dan menjelaskan
cakupan operasinya dalam bentuk produk dan pasar. Visi Koperasi Warga Sepakat
18
adalah Memberikan Solusi Kepada Anggota Dan Masyarakat. Misi menguraikan
bidang produk, pasar, serta teknologi yang ditekankan dalam bisnis (kegiatan)
perusahaan (Pearce dan Robinson, 1997).
King dan Cleland dalam David (2006), menyarankan perusahaan untuk
mengembangkan misi karena beberapa alasan. Alasan yang dapat dikemukakan
yaitu :
1. Untuk memastikan tujuan dasar organisasi
2. Untuk memberikan basis atau standar untuk mengalokasikan sumberdaya
organisasi
3. Untuk menciptakan kondisi atau iklim organisasi yang umum
4. Untuk menjadi titik utama bagi individu dalam mengidentifikasi tujuan
dan arah organisasi
5. Untuk memfasilitasi penerjemahan tujuan menjadi struktur kerja yang
melibatkan penugasan tiga elemen tanggung jawab dalam organisasi
6. Untuk dapat mengevaluasi dan mengontrol parameter waktu, biaya dan
kinerja.
3.1.4 Lingkungan Bisnis Koperasi
Analisis lingkungan koperasi adalah suatu proses monitoring terhadap
lingkungan bisnis koperasi yang bertujuan untuk mengidentifikasi peluang
(oppotunities)
dan ancaman (threat) yang mempengaruhi kemapuan koperasi
untuk mencapai tujuan. Tujuan dilakukannya analisis lingkungan bisnis koperasi
adalah adalah agar organisasi koperasi dapat mengantisipasi linggkungannya
sehingga dapat bereaksi cepat dan tepat untuk mencapai keberhasilan tujuan
koperasi.
Lingkungan bisnis koperasi dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu
lingkungan internal yang terdiri dari manajemen, pemasaran, keuangan, produksi
dan operasi, penelitian dan pengembangan, sumberdaya manusia dan sistem
informasi manajemen. Lingkungan eksternal koperasi terdiri dari kondisi politik,
ekonomi, sosial dan budaya serta teknologi (David, 2006).
19
3.1.4.1 Analisis Lingkungan Internal
Lingkungan internal terdiri dari komponen-komponen atau variabel
lingkungan yang berasal atau berada didalam perusahaan. Komponen-komponen
dari lingkungan internal cenderung lebih mudah dikendalikan. Perusahaan lebih
mimiliki bargain value untuk menyiasati komponen yang berada di dalam
lingkungan internal (Dirgantoro, 2001). David (2006) membagi lingkungan
internal menjadi enam bagian yakni manajemen; pemasaran, keuangan/akuntansi,
produksi/operasi, penelitian dan pengembangan dan sistem informasi computer.
Perusahaan yang menjalankan strategi pengembangan produk harus mempunyai
orientasi litbang yang kuat (David, 2004).
Landasan penting dari analisis lingkungan internal adalah pengertian
mengenai pemikiran pencocokan kekuatan dan kelemahan internal dengan
peluang dan ancaman yang ada dilingkungan (Pearc dan Robinson, 1997).
Kekuatan adalah sumberdaya, keterampilan atau keunggulan-keunggulan lain
relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani oleh koperasi.
Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumberdaya, keterampilan
dan kapabilitas yang menghambat kinerja efektif koperasi.
Lingkungan internal koperasi dipengaruhi oleh beberapa elemen yang
merupakan bangian penting dalam koperasi dan dapat menentukan formulasi
strategi yang diambil. Elemen lingkungan internal diantaranya adalah:
manajemen, pemasaran, keuangan, produksi dan koperasi, penelitian dan
pengembangan, sumberdaya manusia dan sistem koperasi manajemen (David,
2006).
1. Manajemen
Merupakan satu tingkatan sistem pengaturan organisasi yang mencakup
sistem produksi, pemasaran, pengelolaan sumberdaya manusia dan keuangan.
Fungsi manajemen terdiri dari lima akatifitas dasar yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf dan pengendalian.
2. Pemasaran
Pemasaran dapat digambarkan sebagai proses pendefinisian mengantisipasi,
menciptakan serta memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atas barang
dan jasa. Terdapat tujuh fungsi dasar pemasaran yaitu analisis pelanggan,
20
penjualan produk atau jasa, perencanaan produk atau jasa, penetapan harga,
distribusi, riset pemasaran dan analisis peluang
3. Keuangan
Kondisi keuangan sering dianggap sebagai suatu ukuran terbaik untuk
kompetitif dan daya tarik keseluruhan suatu koperasi. Menentukan kekuatan
keuangan suatu organisasi merupakan hal penting guna merumuskan strategi
secara efektif.
4. Produksi dan Operasi
Fungsi produksi dan operasi dari suatu bisnis terdiri atas semua aktifitas yang
mengubah input menjadi barang atau jasa. Manajemen produksi dan operasi
berhubungan dengan input, tranformasi dan output yang bervariasi antar
industri dan pasar.
5. Penelitian dan pengembangan
Penelitian dan pengembangan (Litbang) merupakan elemen terpenting dalam
lingkungan internal yang harus dievaluasi kekuatan dan kelemahannya.
Litbang dalam organisasi memiliki dua bentuk dasar yaitu : yaitu Litbang
internal, dimana organisasi menjalankan litbangnya sendiri dan kontrak
Litbang,
dimana
organisasi
merekrut
peneliti
independen
untuk
mengembangkan produk spesifik.
6. Sumberdaya Manusia
Sumberdaya manusia (SDM) merupakan modal utama bagi suatu koperasi.
Strategi yang terbaik sekalipun menjadi tidak berarti apabila manusia yang
mempekerjakannya tidak memiliki ketrampilan (soft skill) yang memadai
untuk melakukan tugas-tugas tersebut. Kualitas kesesuaian SDM ini
berpengaruh terhadap kinerja, kepuasan karyawan dan perputaran tenaga
kerja.
7. Sistem informasi manajemen
Sistem informasi manajemen bertujuan untuk meningkatkan kinerja koperasi
dengan cara meningkatkan kualitas keputusan manajerial. Sistem informasi
manajemen yang efektif berusaha untuk mengumpulkan, member kode,
menyimpan, mensintesa dan menyajikan informasi database, sehingga dapat
melaksanakan kegiatan operasional dan menyusun strategi yang tepat.
21
3.1.4.2 Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan eksternal merupakan proses mengidentifikasi peluang
dan
ancaman
dari
lingkungan
luar
organisasi.
Lingkungan
eksternal
diklasifikasikan menjadi tiga sub-kategori yang saling berkaitan: faktor
lingkungan jauh, faktor lingkungan industri dan faktor lingkungan operasional.
3.1.4.2.1 Lingkungan jauh
Lingkungan jauh adalah faktor-faktor yang bersumber dari dan biasanya
tidak berhubungan situasi operasional suatu koperasi. Faktor-faktor tersebut
meliputi faktor politik, ekonomi, sosial dan teknologi. Faktor politik adalah
peraturan berupa undang-undang dan kebijakan pemerintah pada tingkat nasional,
propinsi maupun daerah yang menentukan kegiatan operasional. Arah kebijakan
dan stabilitas politik pemerintah menjadi faktor penting dalam mengidentifikasi
peluang dan ancaman. Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah sistem
ekonomi tempat suatu koperasi beroperasi.
Beberapa faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam menganalisis faktor
ekonomi adalah ketersedian energi, iklim usaha, inlasi, suku bunga, investasi,
harga produk, produktifitas, dan tenaga kerja. Faktor sosial sangat penting untuk
disadari oleh para pengambil keputusan strategi. Berbagai faktor seperti
keyakinan, (kepercayaan), nilai dan sistem sosial, sikap opini dan gaya hidup.
Faktor-faktor tersebut biasanya dikembangkan dari kondisi kultural, demografis,
religious, etnis, dan pendidikan.
Proses pengenalan ini tidaklah mudah karena kenyataanya menunjukan
bahwa faktor-faktor tersebut selalu berubah dengan intensitas yang tinggi. Faktor
teknologi pada saat ini berkembang demikian pesatnya diikuti dengan semakin
majunya ilmu pengetahuan. Berbagai perangkat keras maupun lunak
yang
mendukung kegiatan usaha kini semakin beraneka ragam. Adaptasi teknologi
yang tepat guna, dapat membuka kemungkinan terciptanya produk baru maupun
penyempurnaan terhadap proses produksi dan produk yang sudah ada (David,
2006)
22
3.1.4.2.2 Faktor Ekonomi
Sifat dan arah sistem ekonomi akan mempengaruhi kinerja organisasi yang
berada di wilayah tersebut. Faktor ekonomi diantaranya inflasi, tingkat suku
bunga, defisit atau surplus perdagangan.
3.1.4.2.3 Faktor Sosial
Keyakinan, sikap, nilai, opini dan gaya hidup masyarakat di lingkungan
luar organisasi merupakan faktor sosial yang dapat mempengaruhi kierja. Faktor
sosial berkembang dari kondisi kultural, ekologis, pendidikan etnis tertentu.
Perubahan faktor sosial dapat mengubah sikap dan permintaan konsumen terhadap
produk organisasi atau perusahaan.
3.1.4.2.4 Faktor politik
Arah dan stabilitas politik merupakan pertimbangan penting manajemen
suatu organisasi untuk memformulasikan strateginya. Faktor politik menentukan
parameter legal dan regulasi yang membatasi operasi organisasi. Kendala politik
dibebankan kepada organisasi misalnya melalui keputusan tentang perdagangan
yang adil, pajak, upah minimum regional dan kebijakan perlindungan serikat
pekerja.
Aktifitas politik memiliki dampak besar atas dua fungsi pemerintah yang
mempengaruhi lingkungan jauh, yakni :
1. Fungsi pemasok: keputusan pemerintah tentang aksesbilitas usaha swasta
ke sumberdaya alam dan cadangan nasional hasil pertanian milik
pemerintah akan sangat mempengaruhi kelayakan strategi organisasi
tertentu.
2. Fungsi pelanggan: kebutuhan pemerintah akan produk dan jasa dapat
menciptakan, mempertahakan, memperkuat atau meniadakan banyak
peluang pasar.
23
3.1.4.2.5 Faktor Teknologi
Teknologi diperlukan untuk peningkatan kuantitas dan kualitas produksi
maupun pelayanan terhadap konsumen. Adaptasi teknologi yang kreatif dapat
menciptakan peluang inovasi, penyempurnaan produk lama, atau penyempurnaan
dalam teknik produksi dan pemasaran.
3.1.4.2.6 Faktor Ekologi
Faktor ekologi merupakan hubungan timbal balik antara aktivitas bisnis
organisasi dengan mahluk hidup dan lingkungan abiotik di sekitarnya. Ancaman
terhadap faktor-faktor ekologis diantaranya peningkatan polusi dan deforestasi.
3.1.4.3 Lingkungan Industri
3.1.4.3.1 Ancaman Masuk
Kehadiran pendatang baru ke suatu industri akan membawa kapasitas baru
dan keinginan untuk merebut bagian pasar. Besarnya ancaman masuk tergantung
pada hambatan masuk yang ada. Enam sumber hambatan masuk :
1. Skala ekonomi, memaksa pendatang baru untuk masuk pasar dengan
skala besar atau harus menanggung biaya tinggi.
2. Diferensiasi produk, memaksa pendatang baru untuk mengeluarkan
biaya besar guna merebut kesetiaan pelanggan pada produk-produk
bermerek yang telah ada.
3. Kebutuhan modal, keharusan menanamkan sumberdaya keuangan
yang besar agar dapat bersaing khususnya jika digunakan untuk biaya
yang sifatnya tidak akan kembali, misalnya riset dan pengembangan.
4. Hambatan biaya bukan karena skala. Pendatang baru belum memiliki
keunggulan biaya yang bersumber dari pengaruh kurva belajar,
teknologi rahasia, akses ke sumber bahan baku, pembelian asset
dengan harga murah, subsidi atau lokasi yang strategis.
5. Akses kesaluran distribusi. Pendatang baru harus berupaya keras
meraih pembeli disaluran distribusi yang telah lebih dahulu dikuasai
produk lain atau harus mencari saluran distribusi yang berbeda.
24
6. Kebijakan pemerintah, dapat membatasi masuknya pendatang baru
kedalam industri melalui adanya berbagai regulasi.
3.1.4.3.2 Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
Pemasok dapat memanfaatkan kekuatan tawar menawarnya dengan
menaikan harga atau menurunkan kualitas barang atau jasa yang dijual. Pemasok
akan kuat apabila :
1. Didominasi oleh sedikit perusahaan dan lebih terkonsentrasi.
2. Produk bersifat unik atau terdiferensiasi.
3. Tidak bersaing dengan produk-produk lain dalam industri.
4. Memiliki kemampuan untuk melakukan integrasi maju, memaksa industri
menerima syarat-syarat pembelian yang diajukan pemasok.
5. Industri bukan merupakan pelanggan penting bagi pemasok.
3.1.4.3.3 Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
Pembeli atau pelanggan dapat menekan harga, menuntut kualitas atau
pelayanan lebih baik, maupun mengadu domba sesama industri sehingga dapat
menurunkan laba industri. Kelompok pembeli akan kuat jika :
1. Pembeli terkonsentrasi atau membeli dalam jumlah (volume) besar.
2. Produk yang dibeli bersifat standar atau tidak terdeferensiasi sehingga
memungkin mencari pemasok lain.
3. Produk yang dibeli merupakan komponen penting dan komponen biaya
yang cukup besar.
4. Pembeli menerima laba yang rendah.
5. Produk industri tidak penting bagi kualitas produk atau jasa pembeli.
6. Produk industri tidak menghasilkan penghematan bagi pembeli.
7. Pembeli memiliki kemampuan untuk melakukan integrasi balik.
3.1.4.3.4 Produk Substitusi
Produk pengganti yang perlu diperhatikan adalah produk yang kualitasnya
mampu menandingi kualitas produk industri dan produk yang dihasilkan oleh
industri yang menikmati laba tertinggi.
25
3.1.4.3.5 Persaingan Diantara Anggota Industri atau Organisasi
Persaingan ini bersumber dari faktor :
1. Jumlah peserta persaingan banyak dan kurang lebih setara dalam hal
ukuran dan kekuatan.
2. Pertumbuhan industri lambat.
3. Produk atau jasa tidak terdefferensi atau tidak memerlukan biaya
pengalihan.
4. Biaya tetap tinggi atau produk bersifat mudah rusak, mendorong
penurunan harga.
5. Penambahan kapasitas harus dalam jumlah besar.
6. Hambatan keluar tinggi.
3.1.5 Kerangka Pemikiran Operasional
Permintaan pinjaman kredit oleh
masyarakat kecil menengah dengan
jaminan yang mudah dilakukan semakin meningkat dan merambah ke berbagai
daerah hampir diseluruh masyarakat Indonesia. Koperasi Simpan Pinjam Warga
Sepakat Ciampea berusaha untuk memenuhi peluang ini sebagai basis utama
mereka dan berusaha untuk memberikan differensiasi produk yang akan
diluncurkan kepada masyarakat juga akan meningkatkan pelayanan di berbagai
bidang. Pendekatan solusi yang akan dilakukan untuk mencari strategi adalah
dengan analisa kasus.
Penelitian dimulai dari pengidentifikasian masalah yang terjadi akibat
adanya perubahan pada lingkungan internal dan eksternal. Alur kerangka dimulai
dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal. Analisis internal
terhadap kekuatan dan kelemahan pada Koperasi Warga Sepakat
dilakukan
dengan menggunakan matriks IFE, sedangkan analisis lingkungan eksternal
terhadap peluang dan ancaman dilakukan dengan menggunakan matriks EFE.
Selanjutnya dilakukan tahap pencocokan untuk memadukan faktor internal dan
eksternal yang telah didapat. Alat analisis yang digunakan adalah matriks IE dan
Matriks SWOT. Matriks IE akan menentukan posisi strategis Koperasi Warga
Sepakat sedangkan matriks SWOT merumuskan strategi operasional. Setelah
26
diketahui beberapa alternatif strategi kemudian dilakukan tahap pengambilan
keputusan.
3.1.5.1 Analisis Lingkungan Internal
3.1.5.1.1 Organisasi
Koperasi yang baik adalah koperasi yang memiliki pola dan manajemen
organisasi yang baik sebagai alat untuk menyamakan tujuan dalam melaksanakan
seluruh kegiatan usaha yang dilakukan didalam koperasi. Banyak hal yang akan
dipelajari secara lebih dalam pada Koperasi Warga Sepakat dalam rangka
mencapai tujuan secara efektif dan efesien ini diantaranya: bagaimana Koperasi
Warga
Sepakat
membuat
struktur
organisasinya,
bagaimana
koperasi
mengalokasikan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainya untuk mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan.
Bagaimana struktur organisasi dapat memberikan sistem atau mekanisme
koordinasi dalam bentuk bagan organisasi, pengurus, uraian pekerjaan, kelompok
kerja dan tugas-tugas khusus lainya. Bagaimana organisasi koperasi menerapkan
operational procedures dalam melaksanakan setiap pekerjaan, demikian juga
dengan control procedures, balas jasa, sanksi dan sistem penilaian lainya terhadap
anggota koperasi. Bagaimana penerapan budaya internal koperasi untuk
menciptakan iklim kerja yang baik. Suatu organisasi yang baik adalah organisasi
yang mampu dikelola oleh anggotanya dan mampu mencapai seluruh tujuan yang
ditargetkan pada awal pendirianya.
3.1.5.1.2 Sumber Daya Manusia
Unsur utama sebuah organisasi adalah manusia, maka hal terpenting yang
perlu dilakukan adalah pengelolaan sumberdaya manusia yang baik. Sumber daya
manusia sebagai salah satu faktor produksi, memiliki keutamaan karena manusia
memiliki kemampuan berfikir dan perasaan. Organisasi akan menempatkan
sumber daya manusia sebagai sesuatu yang beharga untuk dikelola dan
dikembangkan, sehingga dapat memberikan kontribusi optimal bagi bisnis yang
dijalani. Pengelolan sumber daya manusia pada Koperasi Warga Sepakat yang
akan dipelajari adalah bagaimana karyawanya melakukan analisis pekerjaan, yaitu
27
proses untuk mempelajari dan mengumpulkan berbagai informasi yang
berhubungan dengan suatu jabatan.
Dalam uraian jabatan yang akan dipelajari adalah identitas pekerjaan,
fungsi jabatan, uraian jabatan, wewenang, tanggung jawab, pola hubungan kerja,
bahan dan alat yang digunakan dalam bekerja. Hal-hal yang akan diamati pada
spesifikasi jabatan memuat persyaratan minimal dalam melaksanakan jabatan,
meliputi perdidikan karyawan, pelatihan dan pengembangan kemampuan
karyawan dan persyaratan khusus lainya.
3.1.5.1.3 Unit Usaha
Unit usaha yang dilakukan pada Koperasi Warga Sepakat merupakan unit
usaha simpan pinjam yang bertujuan untuk melayani anggota dan non anggota
yang membutuhkan dana pinjaman untuk modal usaha dalam jumlah tertentu,
besarnya pinjaman yang diberikan adalah minimal 3 juta dan maksimal 10 juta
dengan jaminan BPKB kendaraan, surat tanah dan surat rumah. Lamanya
pinjaman tergantung kepada kemampuan
nasabah untuk mengembalikan
pinjaman.
Modal simpan pinjam yang dilakukan oleh koperasi berasal dari modal
sendiri pemilik dan pinjaman dari bank. Untuk memperkecil kebutuhan tambahan
modal, maka pihak koperasi akan meningkatkan intensifitas setoran pengembalian
modal yang dilakukan oleh para anggota, sehingga tidak terjadi kemacetan dalam
pengembalian. Banyak cara dapat dilakukan oleh koperasi untuk meminimalisasi
kemacetan kredit, salah satunya adalah dengan memperketat seleksi calon
peminjam serta hal lainya akan diamati saat melakukan penelitian di koperasi
Warga Sepakat.
Hal lain yang akan diamati adalah pola pengembangan unit usaha koperasi
adalah dengan pinjaman yang relatif kecil ini apakah bisa membuat pembayaraan
lebih cepat, sehingga tidak terjadi kemacetan saat pembayaran. Bagaimana
kebijakan koperasi dalam menciptakan, menambah serta memelihara peminjam
untuk terus melakukan kerjasama dengan koperasi.
28
3.1.5.1.4 Keuangan
Bidang keuangan merupakan salah satu bidang terpenting dalam aktifitas
suatu usaha kecil, menengah maupun dalam skala yang besar. Indikator usaha
keberhasilan dalam menjalankan suatu usaha terlihat dari laporan keuangannya.
Laporan keuangan menunjukan apakah suatu usaha dapat kita lanjutkan atau harus
dihentikan sama sekali. Hal-hal yang akan dipelajari dan diamati pada Koperasi
Warga Sepakat adalah faktor keuangannya, karena koperasi ini menggunakan unit
usaha pinjaman sebagai basis inti usahanya, hal ini merupakan sangat erat
kaitanya dengan masalah keuangan. Hal yang diamati adalah, perkembangan total
aktiva lancar, kewajiban lancar.
Dengan mengetahui jumlah semua kondisi keuangan yang ada, akan kita
hitung nantinya adalah aspek permodalan, rasio likuiditas, solvabilitas, dan
rentabilitas. Semua komponen ini dibutuhkan untuk memberikan informasi dan
keadaan keuangan kepada pihak-pihak yang membutuhkan informasi dan bagi
koperasi sendiri untuk melakukan upaya pengambilan strategi kebijakan dalam
pengambilan sebuah keputusan.
3.1.5.1.5 Penelitian Dan Pengembangan
Penelitian dan pengembangan merupakan hal yang sangat penting untuk
sebuah organisasi koperasi. Hal ini bertujuan untuk mendukung hal-hal yang
bersifat untuk pengembangan perusahaan. Banyak hal yang akan diamati bagian
internal khususnya penelitian dan pengembangan. Tindakan dan kebijakan apa
yang telah dan akan dilakukan oleh Koperasi Warga Sepakat untuk melakukan
pengembangan koperasi, baik itu terhadap karyawan, pengurus, anggota dan
penilaian terhadap kebijakan Koperasi Warga Sepakat.
Seberapa besar dampak keputusan tersebut berdampak terhadap usaha
Koperasi Warga Sepakat. Koperasi Warga Sepakat dalam melakukan penelitian
dan pengembangan adalah salah satunya fasilitas apa yang digunakan, berapa
besar dana yang dibutuhkan dan peralatan penelitian yang digunakan, serta sejauh
mana dampak penelitian dan pengembangan tersebut memberikan kontribusi
positif terhadap Koperasi Warga Sepakat.
29
3.1.5.1.6 Sistem Informasi Manajemen
Dalam pengambilan keputusan manajemen sangat dibutuhkan informasi
yang mendukung. Banyak informasi yang dibutuhkan seperti informasi nasabah,
informasi kepuasan pelanggan dan informasi persaingan serta informasi lainnya.
Informasi yang akan dipelajari disini adalah informasi peminjam dan calon
anggota peminjam meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan,
jumlah keluarga, jumlah penghasilan dan lainya.
Data-data tersebut digunakan untuk kelengkapan administrasi. Peralatan yang
digunakan sekarang ini belum menggunakan sistem komputerisasi hal ini tentu
sangat berpengaruh terhadap database yang ada pada Koperasi Warga Sepakat.
Informasi ini sangat berguna sekali dalam pengembangan Koperasi dan berkaitan
langsung dengan para pelanggan.
3.1.5.2 Analisis Lingkungan Internal
3.1.5.2.1 Ekonomi
Kondisi ekonomi suatu negara akan mempengaruhi secara tidak langsung
unit usaha koperasi simpan pinjam ini. Perekonomian Indonesia pada tahun 2008
mengalami pertumbuhan sebesar 6,1 persen dibanding tahun 2007. Nilai Produk
Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan pada tahun 2008 mencapai Rp
2.082,1 triliun. Selama tahun 2008, semua sektor ekonomi mengalami
pertumbuhan. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor pengangkutan dan
komunikasi yang mencapai 16,7 persen, diikuti oleh sektor listrik, gas dan air
bersih 10,9 persen, sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan 8,2 persen,
sektor konstruksi 7,3 persen sektor perdagangan, hotel dan restoran 7,2 persen,
sektor jasa-jasa 6,4 persen, sektor pertanian 4,8 persen, dan sektor industri
pengolahan 3,7 persen, serta sektor pertambangan dan penggalian 0,5 persen
(Tempo, 2009). Namun semenjak krisis global melanda, sangat terasa sekali
dampaknya terhadap seluruh sektor di Indonesia.
Kelemahan sektor ekonomi saat ini belum bisa diatasi oleh pemerintah
dengan baik dalam rangka penciptaan iklim yang kondusif untuk dunia usaha,
apalagi untuk usaha koperasi dan usaha mikro lainya. Dalam hal ini yang akan
dipelajari dan diamati dalam Koperasi Warga Sepakat adalah sejauh mana
30
pengaruh iklim ekonomi Indonesia terhadap perkembangan usaha koperasi ini.
Tindakan apa saya yang dilakukan oleh koperasi untuk melakukan pencegahan
terimbas pada krisis akibat dari perekonomian yang belum begitu kondusif.
3.1.5.2.2 Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah melalui peraturannya yang mengatur tentang
koperasi merupakan salah satu variable yang sangat berpengaruh terhadap
kegiatan koperasi. Pemerintah mempunyai kepentingan yang sangat besar
terhadap usaha koperasi, termasuk koperasi simpan pinjam. Dalam hal ini
kebijakan pemerintah yang akan diamati adalah, sejauh mana koperasi warga
sepakat dapat merasakan dampak positif atau negatif terhadap kebijakan
pemerintah dalam mengatur dan mengelola koperasi. Dalam hal ini juga akan
diamati hal tentang tindakan koperasi terhadap kebijakan dan peraturan yang
dibuat oleh pemerintah dalam melaksanakan kegiatan usaha simpan pinjam ini.
3.1.5.2.3 Sosial Budaya
Kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan
dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia.
Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola
budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala
umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi
sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan
perubahan.
Pola kehidupan masyarakat yang semakin ingin mencapai kehidupan yang
lebih baik berusaha untuk memperbaiki ekonominya dengan berbagai cara. Salah
satunya dengan melakukan pinjaman kepada koperasi untuk meningkatkan
pendapatan dalam rangka memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh anggota
keluarganya. Masyarakat memerlukan suatu lembaga keuangan yang memberikan
dan melayani pinjaman tanpa adanya prosedur yang berbelit-belit.
Sosial budaya sangat berpengaruh terhadap perkembangan usaha koperasi,
misalnya saat sekarang ini kebutuhan konsumsi masyarakat meningkat, sehingga
masyarakat berusaha untuk memenuhi kebutuhannya dengan melakukan berbagai
31
cara, salah satunya adalah dengan melakukan pinjaman kepada lembaga
keuangan, pinjaman yang tidak produktif akan berdampak buruk kepada koperasi,
hal ini berpotensi kepada kredit macet saat pembayaran, sehingga akan
menghambat perputaran uang koperasi. Koperasi Warga Sepakat perlu melakukan
tindakan preventif untuk mencegah terjadinya hal ini agar unit usaha ini berjalan
baik kedepannya.
3.1.5.2.4 Teknologi
Perkembangan teknologi merupakan salah satu faktor positif yang dapat
membantu mengembangkan usaha koperasi apabila bisa memanfaatkan teknologi
tersebut dengan tepat guna. Koperasi Warga Sepakat belum menggunakan
teknologi komputerisasi dalam setiap kegiatan usahanya. Sehingga dapat
diketahui bahwa koperasi belum memanfaatkan kemudahan teknologi untuk
mendukung usahanya.
Dalam hal ini perlu diamati alasan koperasi untuk belum menggunakan
sistem komputerisasi dan masih menggunakan cara manual dalam input data,
padahal kita ketahui bahwa, teknologi komputer memberikan banyak kemudahan
dan kerapihan data dalam mencatat dan menyimpan setiap transaksi yang
dilakukan oleh koperasi.
3.1.5.2.5 Pesaing
Pesaing merupakan lawan usaha yang bergerak pada sektor usaha yang
relatif sama. Persaingan merupakan kekeuatan terbesar dalam analisis kompetitif.
Berbagai strategi harus dilakukan dan dijalankan supaya dapat memiliki
keunggulan bersaing dibandingkan strategi yang dijalankan oleh pesaing.
Pertumbuhan industri yang baik dan semakin meningkat membuat semangat dari
para pelaku usaha untuk melakukan ekspansi pasar. Saat ini perbankan mengalami
pertumbuhan yang pesat. Permintaan kredit tumbuh sampai 12,1 persen pada
tahun 2006 (Tempo, 2009). Perkembangan kredit perbankan juga berbanding lurus
dengan perkembangan koperasi kredit yang ada di Indonesia. Dalam hal ini, perlu
dicari tentang strategi dan kebijakan dari Koperasi Warga Sepakat untuk
mengungguli pesaing-pesaing yang bergerak dibidang usaha yang sama.
32
Keseragaman produk yang ditawarkan oleh pesaing lain membuat perlunya upaya
yang lebih serius dalam mencari dan mengelola nasabah untuk mengembangkan
usaha Koperasi Warga Sepakat.
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Koperasi Simpan Pinjam Warga Sepakat
Visi Dan Misi Koperasi
Memberikan Solusi Kepada Anggota dan Masyarakat
Target yang belum tercapai, belum ada sanksi dan
kesejahteraan karyawan dan anggota
Identifikasi Faktor Internal Dan Eksternal
Analisis Lingkungan Internal
Analisis Lingkungan Ekternal
1.Ekonomi
1.Organisasi
2.Sumberdaya Manusia
3.Unit Usaha
4.Keuangan
5.Litbang dan SIM
6.Sistem Informasi
2.Sosial Budaya
3.Teknologi
4.Pesaing
5.Kebijakan Pemerintah
Identifikasi Kekuatan dan
Kelemahan
Identifikasi Peluang dan
Ancaman
Analisis Rasio
Matriks IFE
Matriks EFE
Matriks IE dan Matriks SWOT
Prioritas Strategi Pengembangan (QSPM)
Implementasi Strategi
Evaluasi Strategi
3.1.5.3 Teknik Analisis Laporan Keuangan
Analisis rasio merupakan teknik analisis laporan keuangan dalam
penelitian ini. Analisis rasio adalah satu suatu metode yang digunakan untuk
hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan rugi laba secara
33
individu atau kombinasi kedua laporan tersebut (Munawir,1995). Rasio ini
menggambarkan posisi keuangan perusahaan atau organisasi yang diteliti.
1. Rasio Likuiditas
Likuiditas menunjukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajibanya tepat pada waktu yang ditentukan (Munawir, 1995). Rasio yang
digunakan untuk melihat likuiditas adalah :
a. Rasio lancar (Current Ratio)
Rasio lancar merupakan perbandingan antara jumlah aktiva lancar dan
hutang lancar. Rasio lancar digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya dan
menganalisis posisi modal kerja perusahaan, serta menunjukan tingkat
keamanan bagi kreditur jangka pendek. Rasio yang lebih dari 1,5
menunjukan nilai yang baik, namun nilai yang terlalu tinggi menunjukan
modal yang dipakai kurang optimal.
2. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas bertujuan untuk mengukur seberapa besar kegiatan
operasional perusahaan dibiayai oleh modal pinjaman. Ada beberapa rasio
solvabilitas yaitu :
a. Rasio total hutang dengan modal sendiri (Total Debt to Equity Ratio)
Rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan dibelanjai oleh pihak
kreditur. Makin tinggi rasio ini menunjukan bahwa semakin besar dana
yang diambil dari luar (Munawir, 1995). Rasio yang relatif tinggi kurang
baik, karena bila terjadi likuidasi maka perusahaan akan mengalami
kesulitan. Rasio ini sebaiknya tidak boleh lebih dari satu, sehingga
kemampuan untuk mendapatkan pinjaman baru lebih besar.
34
b. Rasio Hutang Dengan Total Aktiva
Rasio ini menunjukan bagian aktiva yang digunakan untuk menjamin
hutang. Standar yang baik untuk rasio ini adalah 0,5. Semakin kecil nilai
rasio ini akan semakin baik, karena semakin kecil jumlah aktiva yang
dibiayai oleh hutang. Keadaan ini akan menarik investor untuk
memberikan pinjaman
c. Rasio Modal Sendiri dengan Total Aktiva
Rasio ini menunjukan besarnya kemampuan modal sendiri dalam
pembiayaan aktiva. Standar yang baik untuk rasio ini adalah 0,5. Semakin
tinggi rasio ini, berarti semakin kecil jumlah modal pinjaman yang
digunakan untuk membiayai usaha ini.
3. Rasio Rentabilitas
Rasio rentabilitas mengukur profit yang diperoleh dari modal yang
digunakan untuk operasi tersebut atau mengukur kemampuan perusahaan
untuk memperoleh keuntungan. Rasio ini bertujuan untuk menganalisis
gambaran umum mengenai prestasi manajemen dalam mengelola usaha
(Kusumah dalam Selvi, 1998). Ada dua macam rasio rentabilitas yaitu :
a. Return On Investmen (ROI)
ROI merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengukur
profitabilitas perusahaan, yaitu dengan membandingkan antara keuntungan
atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan jumlah
aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan (Munawir, 1995.
Rasio ini bertujuan untuk melihat kemampuan dari modal yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva menghasilkan keseluruhan netto.
Standar yang baik untuk rasio ini adalah 6 persen (Munawir, 1995).
35
b. Return On Equity (ROE)
Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak
dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukan produktivitas dari danadana pemilik perusahaan dalam perusahaannya sendiri. Standar yang
baik untuk perusahaan ini adalah 15 persen (Munawir, 1995)
3.1.3 Analisis Matriks IFE, Matriks EFE dan Matriks IE
Hasil analisis lingkungan eksternal berupa peluang dan ancaman
dimasukkan ke dalam matriks EFE (External Factor Evaluation). Untuk faktor
lingkungan internal yang meliputi kekuatan dan kelemahan perusahaan
dimasukkan ke dalam matriks IFE (Internal Factor Evaluation). Penentuan bobot
dilakukan dengan mengajukan identifikasi faktor strategis internal dan eksternal
kepada pihak manajemen yang menentukan kebijakan perusahaan atau pakar
dengan metode Paired Comparison (kinnear,1992).
Matriks IE merupakan pemetaan skor matriks IFE dan EFE yang telah
didapat, yaitu total skor bobot IFE pada sumbu horizontal dan total skor bobot
EFE pada sumbu vertikal. Sel pada matriks IE dibagi menjadi tiga daerah utama
dengan implikasi strategi yang berbeda-beda. Daerah pertama terdiri dari sel
I,II,dan IV disebut tumbuh dan bina (grow and build). Daerah ke dua terdiri dari
sel III,V dan VI digambarkan sebagai jaga dan pertahankan (hold and maintain).
Daerah ke tiga terdiri dari sel IV, VII, dan IX yang disebut panen atau divestasi
(harvest or divest) .
3.1.4 Analisis Matriks SWOT
Matriks SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) merupakan alat
untuk mencocokkan strategi yang sangat penting bagi perusahaan dan membantu
mengembangkan empat tipe strategi yaitu SO (kekuatan-peluang; strengthopportunities), WO (kelemahan-peluang; weakness-opportunity), ST (kekuatan36
ancaman; strength-threats), dan WT (kelemahan-ancaman; weakness-threats).
Perumusan strategi mempertimbangkan visi, misi dan serta hasil analisis matriks
IE.
3.1.5 Analisis Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)
QSPM adalah alat yang memungkinkan penyusunan strategi untuk
mengevaluasi secara objektif berdasarkan faktor keberhasilan kunci internal dan
eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya (David ,2007). QSPM menentukan
daya tarik relatif
dari berbagai strategi berdasarkan seberapa jauh faktor
keberhasilan kunci internal dan eksternal dimanfaatkan atau diperbaiki.
Strategi, tujuan dan misi perusahaan yang digabungkan dengan informasi
audit internal dan eksternal, memberikan dasar untuk menghasilkan dan
mengevaluasi alternatif strategi yang layak. Alternatif strategi yang telah
dirumuskan dalam External Factor Evaluation (EFE) dan Internal Factor
Evaluation (IFE) dipilih menggunakan matriks Internal Eksternal (IE) dan analisis
Strenghs-weakness-Opportunities-Threats (SWOT), kemudian dirutkan dengan
Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) menurut angka prioritas yang
paling besar.
37
Download