PERILAKU DEFENSIF DAN KARAKTERISASI GEN DUGAAN PADA QTL sting-2 LEBAH MADU Apis cerana (Fab.) (HYMENOPTERA: APIDAE) APRIANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Perilaku Defensif dan Karakterisasi Gen Dugaan pada QTL Sting-2 Lebah Madu Apis cerana (Fab.) (Hymenoptera: Apidae) adalah karya saya bersama komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir tesis ini. Bogor, Juni 2009 Apriani NIM G352070061 ABSTRACT APRIANI Defensive Behaviour and Characterization Predicted Gene of Quantitative Trait Loci (QTL) sting-2 Genes Apis cerana (Fab.) (Hymenoptera: Apidae). Supervised by RIKA RAFFIUDIN and UTUT WIDYASTUTI. Apis cerana that mostly keep in Indonesia rural beekeeper showed high aggressive trait. That behavior might be due to the genetics factor as studied by previous researchers in Apis mellifera, it was controlled by genes expressed in Quantitative Trait Loci (QTL) sting-2. The objectives of this study were to examine the defensive behavior pattern of A. cerana during 6 am – 4 pm and to characterize 36L17.1, 36L17.14, and 36L17.15 predicted genes of QTL sting-2. A. cerana. Defensive observations were carried out in Tanjungsari Sumedang and Nyalindung Sukabumi, West Java by using nine colonies for each location. Twenty µl of isopentyl acetate (IPA) was pipetted to the black cotton ball as the defensive stimulus and were performed between 6 am - 4 pm (two hrs interval). One A. cerana colony was used for 36L17.1, 36L17.14, and 36L17.15 of QTL sting-2 A. cerana genes characterization. Defensive behavior of A. cerana as shown in balling to the black cotton ball was high at 8 am and 10 pm in Nyalindung, while it was high at 6 and 10 am in Tanjungsari. Characterization of the genes revealed that length (bp) and percent identity (%) of the predicted genes in QTL sting-2 A. cerana 36L17.1, 36L17.14, and 36L17.15 to A. mellifera were 179 bp (93%), 171 bp (90%) and 206 bp (97%) bp, respectively. Therefore, total length (bp) has been characterization of the predicted genes QTL sting-2 A. cerana were 556 bp. Predicted gene 36L17.15 digested with AccIII and CfoI revealed the same sites as A. mellifera. Key words: Apis cerana, isopentyl acetate, defensive, predicted genes in QTL sting-2 RINGKASAN APRIANI. Perilaku Defensif dan Karakterisasi Gen Dugaan pada QTL sting-2 Lebah Madu Apis cerana (Fab.) (Hymenoptera: Apidae). Dibimbing oleh RIKA RAFFIUDIN, UTUT WIDYASTUTI Apis cerana (Fab.) (Hymenoptera:Apidae) merupakan kelompok serangga sosial yang banyak diternakkan masyarakat, khususnya masyarakat pedesaan dan kawasan sekitar hutan. Di Indonesia lebah ini banyak diternakan masyarakat kedua setelah lebah impor Eropa Apis mellifera (Linn.) (Hymenoptera: Apidae). Nyalindung (Sukabumi) dan Tanjungsari (Sumedang) adalah lokasi A. cerana banyak dibudidayakan oleh masyarakat. Namun masyarakat masih menghadapi banyak kendala dalam menangani A. cerana ini, terutama sifat agresifnya yang tinggi. Sifat agresif A. cerana ditunjukkan dengan bentuk perilaku defensif, yang tujuannya adalah untuk mempertahankan sumberdaya dan keutuhan koloni terutama dari serangan predator. Predator utama yang sering dijumpai pada lebah ini adalah jenis Tabuhan Vespa sp (Hymenoptera: Vespidae). Perilaku defensif pada A. mellifera ditunjukan dengan perilaku menyengat. Penelitian mengenai kisaran harian perilaku menyengat yang dilakukan A. mellifera adansonii di Ghana sudah dilakukan. Informasi perilaku menyengat yang tinggi selama aktivitas harian (pukul 06-00-18.00) pada A. mellifera adansonii terjadi pukul 06.00 dan 10.00. Respon defensif A. mellifera adansonii pada penelitian ini diketahui memiliki korelasi positif terhadap aktivitas terbang lebah keluar sarang mencari pakan. Informasi ini dapat menjadi rekomendasi mengenai waktu yang tepat untuk menangani lebah ini. Pada A. cerana informasi mengenai kisaran harian perilaku defensif belum pernah ada, sedangkan selama ini diketahui banyak masyarakat pedesaan dan kawasan sekitar hutan khususnya yang menangani lebah ini sebagai sumber mata pencaharian. Pada penelitian ini dipelajari aktivitas terbang dan respon perilaku defensif A. cerana. Koloni A. cerana yang digunakan yaitu sebanyak 18 koloni dari dua lokasi yaitu Nyalindung (9 koloni) dan Tangjungsari (9 koloni). Metode dalam menguji respon perilaku defensif A. cerana pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat uji agresivitas dan stimulus feromon tanda bahaya (alarm pheromone) lebah yaitu isopentil asetat (IPA). Alat uji agresifitas yang digunakan berdasarkan penelitian perilaku defensif pada A. mellifera. Alat tersebut berupa bandul yang dibungkus kain hitam (diameter 3cm) dan digantung diujung tongkat. Pada bandul tersebut ditetesi 20 µl IPA 98% sebagai stimulus berupa feromon tanda bahaya. Feromon tanda bahaya merupakan feromon yang dikeluarkan pada sengat lebah dan menjadi sinyal bagi anggota koloni lainnya untuk melakukan aksi defensif atau bertahan. Pertahanan yang dilakukan lebah ini terutama dalam bentuk perilaku menyerang dengan menyengat. Bandul yang telah ditetesi IPA tersebut diposisikan sejauh 10 cm di depan lubang sarang dengan digerak-gerakkan kekiri dan kekanan. Banyaknya jumlah lebah yang menyerang dan menyengat teridentifikasi sebagai respon defensif terhadap gangguan. Semua respon yang terjadi selama pengamatan direkam menggunakan handycam. Selama pengamatan perlakuan dicatat juga data lingkungan berupa kelembaban udara, temperatur udara, dan kecerahan udara. Pengamatan perilaku defensif dan aktivitas terbang dilakukan pada pukul 06.00, 08.00, 10.00, 12.00, 14.00, dan 16.00 WIB (dua kali ulangan, interval 30 menit tiap waktu pengamatan). Jumlah individu yang terhitung pada aktivitas terbang digunakan untuk mempelajari keterkaitan antara aktivitas terbang dengan respon perilaku defensif. Pada pengamatan aktivitas terbang, koloni A. cerana asal Nyalindung dan Tanjungsari memperlihatkan aktivitas terbang yang tinggi pada waktu yang sama yaitu pukul 06.00 dan 08.00. Terdapat lima urutan respon perilaku defensif A. cerana Perilaku tersebut adalah (1) menjaga sarang (D1) (2) Penambahan A. cerana di sekitar lubang sarang (D2) (3) Terbang mendekati bandul (D3) (4) berkumpul membentuk struktur seperti bola (balling) pada lubang sarang (D4) dan (5) balling pada bandul (D5). Berdasarkan perilaku defensif respon perilaku balling di bandul yang tinggi di Nyalindung terjadi pada pukul 08.00 dan 10.00. Sedangkan di Tanjungsari terjadi pada pukul 06.00 dan 10.00. Respon ini sama dengan perilaku menyengat yang terjadi pada A. mellifera adansonii yang juga terjadi pada pukul 06.00 dan 10.00. Aktivitas terbang banyak terjadi pada pukul 06.00 dan 08.00 di kedua lokasi penelitian. Aktivitas terbang A. cerana dipengaruhi oleh faktor lingkungan yaitu suhu udara, kelembaban dan intensitas cahaya. Apabila kelembaban tinggi, maka aktivitas terbang A. cerana meningkat. Apabila suhu meningkat maka aktivitas terbang A. cerana menurun. Suhu udara (temperatur) merupakan faktor lingkungan yang paling penting untuk aktivitas lebah. Kisaran waktu terjadinya perilaku defensif pada A. cerana dapat menjadi dasar dalam penanganan usaha budidaya A. cerana, khususnya rekomendasi mengenai waktu untuk menangani A. cerana, yaitu pada saat perilaku defensif rendah. Perilaku defensif pada lebah dipengaruhi oleh lingkungan dan genetik. Perilaku defensif diketahui merupakan perilaku yang menunjukkan variasi yang kontinu dan dikontrol oleh banyak gen (poligen). Beberapa gen yang mengontrol suatu perilaku yang bersifat kontinu dan berada dalam satu lokus disebut dengan Quantitative Trait Loci (QTL). QTL sting-2 adalah daerah pada kromosom lebah yang bertanggung jawab dalam perilaku defensif pada A. mellifera. Terdapat 15 (36L17.1-36L17.15) gen dugaan (predicted genes) pada QTL sting-2 yang bertanggung jawab untuk perilaku defensif pada A. mellifera. Sedangkan pada A. cerana keberadaan gen ini belum diketahui dan belum ada informasi mengenai gen dugaan pada QTL sting-2 A. cerana. Berdasarkan data gen dugaan A. mellifera yang sudah terkarakterisasi, pada penelitian ini dilakukan karakterisasi pada A. cerana. Karakterisasi gen dugaan pada QTL sting-2 A. cerana dilakukan melalui tahapan ekstraksi DNA, amplifikasi DNA, elektroforesis & visualisasi DNA serta sequencing (perunutan) DNA. Elektroforesis dilakukan menggunakan PAGE 6% (Polyacrilamide Gel Electrophoresis) dan pewarnaan DNA dengan perak nitrat. DNA yang diperoleh kemudian disekuen di Lembaga Biologi Molekular Charoen Phokphand, Jakarta. Data DNA berupa hasil sekuensing diedit dengan program Genetyx Win versi 4.0. Alignment (penjajaran) DNA dilakukan menggunakan program ClustalX. Penjajaran DNA dilakukan untuk menganalisis kemiripan (homologi) sekuen DNA. Penjajaran DNA dilakukan berdasarkan gen dugaan A. mellifera dan data genom lebah A. mellifera (BLAST Honey bee sequences) melalui situs NCBI (www.ncbi.nlm.nih.gov). Ukuran pita DNA hasil amplifikasi (amplikon) pada gen dugaan 36L17.1, 36L17.14 dan 36L17.15 A. cerana pada gel berturut-turut sekitar 180, 185, dan 200 pasang basa (pb). Ukuran pita DNA ini masing-masing diprediksi berdasarkan sekuen DNA yang diapit tiap pasang primer berdasarkan sekuen DNA gen dugaan pada QTL sting-2 A. mellifera. Sedangkan hasil sekuens gen dugaan A. cerana 36L17.1 menggunakan pasangan primer F3R3 menghasilkan panjang basa sebesar 179 pasang basa (pb). Hasil sekuens gen 36L17.14 menggunakan pasangan primer F3R9 dan 36L17.15 menggunakan pasangan primer F6R6 berturut-turut sebesar 171, dan 206 pb. Setelah disejajarkan dengan data genom lebah A. mellifera (BLAST Honey bee Sequences) gen dugaan 36L17.14 dan 36L17.15 A. cerana dengan data genom A. mellifera homolog pada GenBank dengan nomor aksesi NW_001253303. Sedangkan gen dugaan 36L71.1 homolog pada data genom A. mellifera GenBank dengan nomor aksesi NW_001253228. Hasil analisis homologi sekuen gen dugaan A. cerana dengan A. mellifera menunjukkan adanya kesamaan dan perbedaan pada sekuen antara keduanya. Persentase kesamaan sekuen gen dugaan A. cerana 36L17.1, 36L17.14, dan 36L17.15 dengan A. mellifera pada analisis homologi berturut-turut adalah 23.40, 38.52, dan 72.10%. Sedangkan analisis homologi melalui BLAST memperlihatkan nilai tingkat kesamaan dan Expectation value (E-value) untuk masing-masing gen dugaan tersebut berturut-turut sebesar 93% (3e-22), 90% (2e38), dan 97% (1e-92). Dari ketiga gen dugaan A. cerana tersebut, nilai E-value gen dugaan 36L17.15 memiliki nilai E-value lebih rendah. Berdasarkan hasil tersebut dieksplorasi keragaman DNA berdasarkan situs restriksi. Analisis enzim resriksi (PCR-RFLP) menggunakan AccIII dan CfoI menunjukkan satu situs pemotongan. Situs pemotongan restriksi A. cerana juga terdapat pada A. mellifera, namun posisi pemotongannya berbeda. Besarnya ukuran gen dugaan pada QTL sting-2 A. cerana yang berhasil dikarakterisasi pada penelitian ini adalah 556 pasang basa. Sedangkan gen dugaan sting-2 A. mellifera yang telah dikarakterisasi besarnya sekitar 81.000 pasang basa. Hal ini menandakan bahwa masih sebagian besar gen dugaan pada QTL sting-2 A. cerana yang belum diketahui sekuen basanya dan perlu dilakukan karakterisasi. QTL sting-2 pada A. mellifera diketahui mengekspresikan perilaku menjaga sarang. Berdasarkan penelitian ini untuk membuktikan ekspresi perilaku tesebut maka perlu dianalisis mRNA pada gen dugaan A. cerana (36L17.1, 36L17.14 dan 36L17.15) terutama pada A. cerana penjaga sarang. Kata kunci: Apis cerana, perilaku defensif, gen dugaan, QTL sting-2 ©Hak Cipta milik IPB, tahun 2009 Hak cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencamtumkan atau menyebutkan sumber. Pengutipan untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan , penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB PERILAKU DEFENSIF DAN KARAKTERISASI GEN DUGAAN PADA QTL sting-2 LEBAH MADU Apis cerana (Fab.) (HYMENOPTERA: APIDAE) APRIANI Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Departemen Biologi SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 Judul Tesis : Perilaku Defensif dan Karakterisasi Gen Dugaan pada QTL sting-2 Lebah Madu Apis cerana (Fab.) (Hymenoptera: Apidae) Nama : Apriani NIM : G352070061 Disetujui Komisi Pembimbing Dr. Utut Widyastuti, M.Si Dr. Ir. Rika Raffiudin, M.Si Ketua Anggota Diketahui Ketua Mayor Biosains Hewan Dr. Bambang Suryobroto Tanggal Ujian: 29 Mei 2009 Dekan Sekolah Pascasarjana Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, MS Tanggal Lulus: Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr. Purnama Hidayat