Untuk beberapa waktu lamanya kita telah melalui suatu - GKPI-USA

advertisement
Acts 2:42-47 By Pdt. Adri Laatung, STh.
Sunday, 09 August 2009 00:00
Untuk beberapa waktu lamanya kita telah melalui suatu perenungan yang menekankan pada
jalan kehidupan yang dikehendaki oleh Tuhan kita Yesus Kristus sebagai kepala gereja. Kita
juga telah melihat dengan jelas seperti apa kira-kira kerajaan Allah yang datang dari atas itu,
lalu turun kebumi tempat kita tinggal ini. pada waktu kita memulainya kita mendasari
perenungan kita dengan karakter-karakter yang dinamis. Karakter dimana kerajaan Allah itu
masuk kedalam hidup kita dan masuk didalam dunia ini. untuk menolong kita mengingat tiga
karakter yang disinggung tadi kita telah menggunakan singkatan-singkatan. Yang pertama
adalah : T yang berarti Transformasi. Kita berdoa supaya Tuhan mau merubah kita dengan
menjadikan yang diatas sana hadir didalam diri kita, hidup kita, supaya kita dapat dirubah
menjadi serupa dengan karakter Kristus. Transformasi itu akan kelihatan jika kita mau belajar
firman Tuhan, belajar berdoa, belajar memberi, baik itu waktu, tenaga dan dana. Lalu yang
kedua ialah K yang berarti Kasih. Kita menginginkan supaya Tuhan dapat menjadikan yang
diatas sana hadir dalam persekutuan gereja kita yaitu tubuh Kristus. Merubah kita menjadi
suatu persekutuan yang dapat bermanfaat dan mau menjalankan kasih dimana saja kita
berada. Kita disuruh untuk mau mengasih Tuhan dan sesama kita. dan terakhir adalah P yang
berarti Panggilan. Terakhir yang kita bicarakan adalah agar supaya diri kita dapat menjadi
pembawa Kerajaan Allah untuk dunia sekitar kita, dirumah kita, disekolah, ditempat kerja. Jadi dari semuanya ini kita diajak bersedia dan punya komitment untuk memancarkan
panggilan Yesus demi pelayananNya dan untuk membagi kabar baik dimana pun kita berada.
Trasformasi, Kasih, Panggilan. Membuat yang diatas sana turun ke bumi – dalam diri kita,
dalam gereja kita dan dalam dunia kita. Inilah yang telah kita temukan didalam gereja awal
yang digambarkan didalam Kisah Para Rasul pasal 2:42:47.
Kalau kita memperhatikan dengan seksama dijelaskan bawah banyak orang memberi diri
untuk mengajar, berdoa, dan bersekutu, berbagi kebutuhan hidup sehari-hari, berbagi
pengalaman iman, dan memecah-mecahkan roti, lalu kemudian ada perubahan yang terjadi,
mereka memiliki kasih yang melimpah ruah, banyak orang yang menanggapi panggilan Tuhan,
dan akhirnya apa yang diatas sana mulai turun kebumi ini, kerajaan dunia kini mulai terlihat
sedang menjadi kerajaan Allah. Setiap kali kita membaca Alkitab pasti selalu ada kata kuncinya yang merupakan kesimpulan
dari seluruh pasal yang dibaca. Dalam pasal yang kita lihat ini kata kuncinya ialah bertekun,
devoted=ibadah. Memahami kata kunci ini memberi suatu pengertian yang dalam mengenai
apa yang hendak diungkapkan oleh perikop untuk mengajar kita. Dan sebaliknya salah
mengerti kata kuncinya bisa mengantar kita pada masalah. Contohnya begini. Ada seorang
mahasiswa yang ingin mendapatkan ektra uang. Dia kemudian memutuskan untuk
menawarkan tenaganya menjadi tukang cat di sekitar penduduk dekat kampusnya. Dia menuju
salah satu rumah penduduk dan mengetuk pintu dan menawarkan kepada tuan rumah kalau
ada sesuatu yang dia dapat kerjakan. Tuan rumah itu kemudian menjawab : oh ya…kebetulan
saya sedang mencari seseorang untuk dapat mengecat porch saya. berapa yang harus saya
bayar untuk pekerjaan itu? Bagaimana kalau 50 dollar? Jawab mahasiswa itu. Mereka
kemudian setuju dan tuan rumah itu mengatakan bahwa cat dan segala peralatannya ada
dalam garasi. Tidak lama kemudian sang maha siswa ini mengetuk pintu rumah dan
menanyakan bayarannya. Tuan rumah itu bertanya: apakah anda sudah selesai mengecat? Oh ya sudah selesai! Jawab mahasiswa itu. Bahkan masih ada cat sisa dan saya tinggalkan
1/4
Acts 2:42-47 By Pdt. Adri Laatung, STh.
Sunday, 09 August 2009 00:00
didalam garasi. Tuan rumah itu sangat terkesan dan kemudian meronggo sakunya dan
memberikan 50 dollar untuk mahasiswa itu. Dan sambil berjalan pergi….mahasiswa itu berkata
kepada tuan rumah itu bahwa yang ada didepan itu bukan Porch tapi Lexsus. Saudara …dia
ternyata salah mengerti kata yang diucapkan oleh tuan rumah itu, Porch =bagian depan rumah
dipikirnya Porche mobil.
Dalam bacaan tadi kita melihat bahwa kata kuncinya ialah bertekun atau devoted. Jaman
sekarang kata ini terlalu digampangkan dan sering digunakan untuk menunjukkan posisi
seseorang terhadap suatu hal, setia terhadap satu club tertentu, setia pada almamater, menjadi
salah satu fan bola basket atau bola kaki misalnya. Semua ini disebut devoted. Lukas
menggunakan kata ‘proskartereo’ untuk kata devoted ini yang sebenarnya berarti terus
memperhatikan, berada dalam keadaan siaga, atau menjadi terus-menerus focus pada sesuatu
atau seseorang. Ini dapat kita lihat dalam contoh seorang ibu yang memberiperhatian kepada
bayi yang baru dilahirkannya. Setiap gerak, semua kebutuhan menjadi perhatian penuh dari si
ibu. Itulah sebenarnya bertekun yang dimaksud dalam kata kunci tadi. Dan itulah sebenarnya
yang menjadi persyaratan mengikuti jalannya Yesus.
Dalam kenyataan kita lebih banyak memberi perhatian pada sesuatu yang lain dan tergoda
oleh gemerlapnya dunia sekitar kita, janji-janji yang menggiurkan. Dll. Banyak diantara kita yang
bertekun dengan pekerjaan kita, dalam setiap aspek pekerjaan kita, kita memberi perhatian
yang sungguh-sungguh. Mensuport almamater, berdedikasi dengan pekerjaan kita merupakan
hal-hal yang baik, tidak ada yang salah dengan semuanya itu, ketika kita mau memberi
perhatian yang pantas untuk semuanya itu. Tapi ingat bertekun atau devotion atau proskartereo berarti secara terus-menerus berada
dalam sikap bersedia, secara terus-menerus berada dalam keadaan penuh perhatian. Dan
kalau kita benar-benar mau hidup menurut jalan yang Yesus inginkan terjadi dengan kita maka
kita harus pusatkan perhatian kita pada satu hal. Apakah itu? Apakah hal yang harus kita beri
perhatian yang sungguh-sungguh secara terus menerus?
Ada suatu kesimpulan yang dapat kita tarik dari pasal sebelumnya dari Kisah Para Rasul pasal
2 ini. bagian awal dari pasal ini kita menemukan disana khotbah pertama yang diberikan
sesudah hari pentakosta oleh Petrus. Hanya dibutuhkan 14 ayat untuk suatu khotbah dan
hasilnya 3000 orang bertobat dan percaya dan dibabtis. Khotbah Petrus itu dimulai dengan : hai
orang Israel , Yesus…..(ayat 22). Jadi dimulai dengan Yesus …karena dalam hidup ini kita
bukan dipanggil untuk devoted atau setia pada sesuatu barang melainkan kepada seseorang
yaitu Yesus. Yesus yang kita beri perhatian ini memberitahukan kepada kita suatu jalan
kehidupan (ayat 28).
Dan karena itu kalau kita ingin mengikuti jalanNya, maka kita harus mulai dengan bertekun
kepada Yesus. Namun saudara dalam keanyataan kita banyak kali gagal bertekun didalam
Yesus. Banyak kali kita memberi perhatian yang berlebihan untuk hal-hal yang membuat kita
jauh dari Yesus. Kadang juga oleh karena kebanyakan kita merasa susah dan sulit
menjalankan dan memusatkan perhatian kepada Yesus dan kita sering berkata kepada diri kita
nanti saja….nanti saja kalau saya sudah ada waktu dan kesempatan barulah saya akan
memusatkan perhatian saya pada Yesus. Dan akibatnya ialah bukannya kita menjadi bertekun
2/4
Acts 2:42-47 By Pdt. Adri Laatung, STh.
Sunday, 09 August 2009 00:00
sebagai pengikut-pengikut Yesus malah hanya menjadi pengagum Yesus. Kagum dan
bertekun mempunyai perbedaan besar sekali. Kagum selalu ada jarak, mau aman saja, kalau
ada kegiatan gereja tidak terlalu memusingkannya, tidak terlalu memberi perhatian, tidak mau
mengambil resiko, pokoknya sudah nongol digereja, kalau keadaan memungkinkan sesekali
memberi persembahan, sesekali voluntir untuk gereja, menjadi pengagum saja, pengunjung
saja. Rasul Paulus mengatakan bahwa dalam ketekunannya kepada Yesus, dia dan
sahabat-sahabatnya menjadi dikenal sebagai orang-orang bodoh bagi Kristus (I Korintus 4:10).
Paulus menggunakan kata Yunani ‘moras’ untuk bodoh yang dalam bahasa Inggris ini adalah
akar kata dari kata ‘moron’. Jadi dengan kata lain Paulus mau mengatakan ‘ aku adalah moron
bagi Kristus’. Ini bukanlah hal yang buruk untuk menggambarkan tindakan Paulus setelah
pertobatannya, yang dimata kawan-kawan Yahudinya ia adalah moron. Pulus meniggalkan
segala status yang pernah dia dapatkan, posisi, jabatan, dan menjadi seorang pengkhotbah
bagi Kristus namun mendapat olok-olok dan perlawanan, dan penindasan, penganiayaan,
pemenjaraan selama ia berada dalam pelayanan. Semua yang dia lakukan adalah kebodohan
bagi mereka yang tidak bertekun seperti Paulus.
Hal yang sama tetap menjadi bagian kita saat sekarang ini dijaman ini. Kalau kita adalah bagian
dari persekutuan pemuda dijemaat ini misalnya, akan banyak diminta pengorbanan baik waktu
dan tenaga untuk dapat menyisikan waktu bukan menyisahkan waktu bagi Tuhan. Menyisihkan
waktu bagi Tuhan dalam pelayanan, dalam ibadah, dalam activities, dll. Bagi kawan-kawan
kalian ini mungkin adalah kebodohan tapi itulah panggilan Tuhan buat kalian. Setiap minggu kita datang ditempat ini untuk beribadah, setiap hari mungkin saudara berdoa
bersama keluarga, setiap hari saudara membaca injil, setiap hari saudara menyempatkan diri
berdoa untuk orang lain, setiap minggu saudara mungkin hadir dalam bible study, ikut dalam
latihan koor, setiap minggu saudara mungkin memberi persembahan digereja, setiap minggu
sauadara mungkin dipanggil untuk mengutamakan gereja daripada yang lain. Semua ini
saudara mungkin adalah kebodohan bagi mereka yang tidak bertekun.
Gereja yang baru berdiri itu mereka percaya, mereka bertekun kepada Yesus, dan mereka
mengambil langkah selanjutnya bertekun untuk saling memperhatikan satu dengan yang
lainnya, dan bertekun untuk belajar bersama dalam pengajaran rasul-rasul, bertekun untuk
berdoa bersama, bertekun membagi pengalaman hidup bersama, bertekun saling membagi
berkat bersama, segala sesuatu mereka lakukan secara bersama-sama. Lalu orang-orang sekitar mereka yang melihat mereka, berpikir bahwa apa yang dilakukan oleh
orang-orang percaya ini adalah kebodohan. Mereka mengungkapkan ini karena sesungguhnya
mereka tidak mengerti siapa Allah itu, Allah yang maha kuasa yang adalah satu-satunya Allah
yang patut menerima devotion kita.
I Korintus 1:23 mengatakan ‘kami memberitakan Kristus yang disalibkan; bagi orang-orang
Yahudi suatu batu sandungan dan bagi orang Yunani adalah suatu kebodohan. Yang mereka
tidak mengerti ialah bahwa mereka tidak sadari apa yang sedang ditekuni oleh Yesus….yang
ditekuni oleh Yesus adalah mereka, kita, saudara dan saya, diperhatikan oleh Yesus secara
3/4
Acts 2:42-47 By Pdt. Adri Laatung, STh.
Sunday, 09 August 2009 00:00
terus menerus dan inilah yang membuat Yesus tersalib dalam rangka menyelamatkan kita,
memberi tubuhNya sebagai ganti kita. Allah diatas kayu salib mungkin kelihatan bodoh, Yesus
disalib mungkin kelihatan bodoh tapi kitalah yang diperhatikanNya secara terus menerus.
Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa,
tapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah. ( I Korintus 1:18). Jadi
adalah kekuatan Allah yang menjadikan yang diatas sana turun kebawah sini supaya hidup kita
berubah, supaya kasih Allah dinyatakan dan dibagi, supaya kita dapat melakukan panggilan
Kristus sebagai anak-anak kerajaan Allah. Di Kisah Para Rasul dijelaskan bahwa Tuhan menambah jumlah mereka yang percaya dan
diselamatkan……(2:47)…saudara itulah maksud utama kita, itulah panggilan kita, itulah doa
kita. Tuhan jadilah kehendakMu dibuni seperti disorga. Jadilah kehendakmu disorga turun
didalam diri kami, hadir dalam gereja kami, nyata dalam dunia ini. amin.
4/4
Download