BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan karakteristik masalah yang telah diuraikan, maka penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian kausalitas. Menurut Indriantoro dan Supomo (1999) penelitian kausalitas adalah penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih. Penelitian kausalitas merupakan penelitian ex post facto yaitu tipe penelitian terhadap data yang dikumpulkan setelah terjadinya suatu fakta atau peristiwa. Variabel independen yang digunakan adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, financial leverage, net profit margin dan kualitas audit sedangkan variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah praktik perataan laba. B. Definisi dan Operasionalisasi Variabel 4.1. Variabel Dependen Beidleman (1973) dalam Masodah (2007) mengartikan perataan laba sebagai usaha yang disengaja untuk meratakan tingkat laba sehingga pada saat sekarang dipandang normal bagi suatu perusahaan. Dalam hal ini perataan laba menunjukkan suatu usaha manajemen perusahaan untuk mengurangi variasi abnormal laba dalam batas-batas yang diizinkan dalam praktik akuntansi dan prinsip manajemen yang wajar (sound). Menurut Budiasih (2009) pengukuran 33 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 34 praktik perataan laba dilakukan dengan menggunakan Indeks Eckel guna mengidentifikasi apakah perusahaan melakukan praktik perataan laba atau tidak. Menurut Oktaviani dan Lina (2011) rumus untuk menghitung Indeks Eckel adalah sebagai berikut: Indeks Eckel = CV I CV S Dimana: I = perubahan laba dalam satu periode, S = perubahan penjualan dalam satu periode, = koefisien variasi dari variabel yaitu standar deviasi dibagi dengan nilai CV yang diharapkan. Jadi, CV I = koefisien variasi untuk perubahan laba, CV S = koefisien variasi untuk perubahan penjualan. Kriteria perusahaan melakukan atau tidak melakukan praktik perataan laba adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan dianggap tidak melakukan praktik perataan laba apabila CV lebih besar dari CV 2. S. Perusahaan dianggap melakukan praktik perataan laba apabila CV kecil dari CV I I lebih S. Praktik perataan laba adalah variabel dummy, dimana nilai 0 untuk perusahaan yang tidak melakukan praktik perataan laba dan nilai 1 untuk perusahaan yang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 35 melakukan praktik perataan laba. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala nominal. 4.2. Variabel Independen 4.2.1. Ukuran Perusahaan Menurut Budiasih (2009) ukuran perusahaan adalah suatu skala yaitu dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara antara lain total aktiva, nilai pasar saham dan lain-lain. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan dihitung dengan menggunakan logaritma natural dari total aktiva. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio. Sesuai Budiasih (2009) rumus yang digunakan untuk mengukur ukuran perusahaan adalah sebagai berikut: Ukuran Perusahaan = Ln Total Asset 4.2.2. Profitabilitas Menurut Joni dan Lina (2010) rasio profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aktiva dan modal. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio dan rumus yang digunakan untuk mengukur profitabilitas sesuai Dewi dan Carina (2008) adalah sebagai berikut: http://digilib.mercubuana.ac.id/ 36 Return on Assets = Laba Bersih Setelah Pajak Total Asset 4.2.3. Financial Leverage Menurut Sartono (2000) financial leverage adalah pengunaan sumber dana dengan beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar dari beban tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio dan rumus yang digunakan untuk mengukur financial leverage sesuai Budiasih (2009) adalah sebagai berikut: Total Liabilitas Debt To Total Asset = Total Asset 4.2.4. Net Profit Margin Net profit margin merupakan salah satu motivasi manajemen untuk melakukan praktik perataan laba karena proksi dari net profit margin yaitu laba bersih setelah pajak terhadap total penjualan merupakan unsur-unsur dalam laporan laba rugi yang seringkali dilihat oleh investor dan kreditor sebagai acuan dalam melakukan investasi ataupun memberikan pinjaman kepada perusahaan terkait. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio dan rumus yang digunakan untuk mengukur net profit margin sesuai Suwito dan Herawaty (2005) adalah sebagai berikut: Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak Penjualan Bersih http://digilib.mercubuana.ac.id/ 37 4.2.5. Kualitas Audit Menurut Gusnadi dan Budiharta (2008) laporan keuangan auditan yang dapat dipercaya dan handal dihasilkan dari audit yang dilakukan secara efektif dan auditor berkualitas. KAP yang lebih besar melakukan audit lebih baik karena mempunyai reputasi yang lebih baik dan mempunyai banyak sumber daya manusia maka mereka bisa memperoleh karyawan yang lebih terampil. Kualitas audit yang tinggi seringkali dihubungkan dengan KAP Big 4 daripada KAP Non-Big 4. Penelitian ini memproyeksikan kualitas audit dengan ukuran KAP, dimana perusahaan yang diaudit oleh KAP Big 4 yang dapat menggambarkan kualitas audit yang lebih tinggi diberi nilai 1 sedangkan perusahaan yang diaudit oleh KAP Non-Big 4 diberi nilai 0. C. Pengukuran Variabel Pengukuran variabel penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut: Tabel 4.1. Pengukuran Variabel Penelitian Variabel Skala Ukuran Perusahaan Rasio Profitabilitas Rasio Financial Leverage Rasio Net Profit Margin Rasio Kualitas Audit Nominal http://digilib.mercubuana.ac.id/ 38 D. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh melalui media perantara. Data tersebut diperoleh dari www.idx.co.id. Data merupakan hasil olahan yang telah disiapkan dalam laporan tahunan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. E. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian adalah emiten yang terdaftar dalam sub sektor industri selama tahun 2011-2013 di Bursa Efek Indonesia yaitu sebanyak 59 emiten yang tersebar dalam 3 sektor. Untuk sektor basic industry and chemical terdapat 24 emiten. Pada sektor miscellaneous industry terdapat 13 emiten dan pada sektor consumer goods industry terdapat 22 emiten. Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Purposive sampling adalah pengambilan sampel yang dilakukan dengan menggunakan beberapa kriteria tertentu yang dibuat oleh peneliti (Sekaran dan Bougie, 2013). Dengan demikian kriteria pemilihan sampel yang akan digunakan adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan manufaktur yang konsisten terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2008 sampai dengan tahun 2013. 2. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan dengan mata uang Rupiah dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2013. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 39 3. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan yang berakhir pada 31 Desember dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2013. 4. Perusahaan yang melaporkan laba bersih setelah pajak secara konsisten selama tahun 2008 sampai dengan tahun 2013. Tabel 4.2 Hasil Pemilihan Sampel Penelitian No. Kriteria Jumlah Perusahaan 1 Perusahaan Manufaktur yang konsisten 119 terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2008 sampai dengan tahun 2013 2 Perusahaan yang tidak mempublikasikan (23) laporan keuangan dengan mata uang Rupiah dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2013 3 Perusahaan yang tidak mempublikasikan (3) laporan keuangan yang berakhir pada 31 Desember dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2013 4 Perusahaan yang tidak melaporkan laba bersih (34) setelah pajak secara konsisten selama tahun 2008 sampai dengan tahun 2013. Total data yang digunakan dalam penelitian 59 Jumlah Data 357 (69) (9) (102) 177 Sumber: Hasil Pengumpulan Data Tabel 4.2. menunjukan bahwa jumlah perusahaan manufaktur yang tercatat pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2013 sebanyak 119 perusahaan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 59 perusahaan yang sebelumnya telah dikurangi sebanyak 23 perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan keuangannya dengan mata uang Rupiah dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2013, 3 perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan keuangan pada 31 Desember dari tahun 2008 sampai dengan 2013, dan 34 perusahaan yang tidak melaporkan laba bersih setelah pajak secara konsisten pada laporan keuangannya selama tahun 2008 sampai dengan 2013. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 40 Tabel 4.3. Sebaran Populasi Industri Jumlah Perusahaan BASIC INDUSTRY AND CHEMICAL Cement 3 Ceramics , Glass, Porcelain 3 Metal and Allied Products 6 Chemical 4 Plastics & Packaging 4 Animal Feed Wood Industries Pulp & Paper MISCELLANEOUS INDUSTRY Machinery and Heavy Equipment Automotive and components Textile , Garment Footwear Cable Electronics CONSUMER GOODS INDUSTRY Food and Beverages Tobacco Manufacturers Pharmaceuticals Cosmetics and Household Houseware TOTAL 4 0 0 0 7 1 1 4 0 9 2 8 2 1 59 Sumber : Hasil olahan sendiri F. Metoda Analisis Data 4.3. Statistik Deskriptif Menurut Ghozali (2011) statistik deskriptif merupakan suatu teknik yang memberikan penjelasan mengenai suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum dan minimum. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 41 4.4. Uji Hipotesis Data yang telah dikumpulkan kemudian akan dianalisis dengan menggunakan binary logistic regression. Alasan digunakannya regresi logistik adalah karena variabel dependen yang akan diuji adalah variabel dummy. Uji hipotesis dilakukan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih dan menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Model persamaan regresi yang digunakan adalah: Ln P/1-P = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e Keterangan: Ln P/1-P = Probabilitas perataan laba perusahaan dimana 1 untuk perusahaan yang melakukan praktik perataan laba dan 0 untuk perusahaan yang tidak melakukan praktik perataan laba. a = Konstanta b1-b5 = Koefisien regresi X1-X5 = Ukuran perusahaan, profotabilitas, Financial leverage, Net profit margin, Kualitas Audit e = Variabel pengganggu (error) 4.4.1. -2 Log Likelihood Menurut Ghozali (2011) -2 Log Likelihood adalah statistik yang digunakan untuk menilai overall model fit terhadap data berdasarkan pada fungsi likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif maka L http://digilib.mercubuana.ac.id/ 42 ditransformasikan menjadi -2 Log Likelihood. -2 Log Likelihood digunakan untuk menentukan apakah variabel independen yang ditambahkan ke dalam model secara signifikan memperbaiki model fit. Jika nilai -2 Log Likelihood pada block 1 lebih kecil dari nilai -2 Log Likelihood block 0 maka model dapat dikatakan fit dengan data karena semakin kecil nilai -2 Log Likelihood maka model akan semakin fit dengan data. 4.4.2. Uji Kelayakan Model Regresi Pengujian statistik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Nagelkerke’s R Square dan Hosmer and Lemeshow Goodness-of-Fit-Test Statistic. 4.4.2.1. Nagelkerke’s R Square Menurut Ghozali (2011) Nagelkerke’s R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R pada multiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari satu sehingga sulit diinterpretasikan. Nagelkerke’s R Square merupakan modifikasi dari koefisienkoefisien Cox dan Snell untuk memastikan nilainya bervariasi dari nol sampai satu. Nilai Nagelkerke’s R Square yang semakin tinggi menunjukkan bahwa variabilitas variasi dependen dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel independen begitu pula sebaliknya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 43 4.4.2.2. Hosmer and Lemeshow Goodness-of-Fit-Test Statistic Menurut Ghozali (2011) Hosmer and Lemeshow Goodness-of-Fit-Test Statistic menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai model (tidak ada perbedaan model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit). Jika nilai Hosmer and Lemeshow Goodness-of-Fit-Test Statistic lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga Goodness of Fit model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai Hosmer and Lemeshow Goodness-of-Fit-Test Statistic lebih besar dari atau sama dengan 0,05 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya. 4.4.3 Estimasi Parameter dan Interpretasinya Menurut Ghozali (2011) estimasi parameter dari model regresi apakah hipotesis diterima atau ditolak dapat dilihat dari tampilan output variabel in the equation. Dasar pengambilan keputusan dalam menentukan suatu variabel signifikan adalah harus dibandingkan dengan tingkat signifikan yang telah ditentukan yaitu sebesar 5%. Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis dengan logistic regression adalah: 1. Jika nilai signifikansi lebih besar dari atau sama dengan 0,05 maka Ha gagal diterima yang berarti tidak terdapat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 44 2. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima yang berarti terdapat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. 4.4.4 Classification Table Menurut Ghozali (2011) classification table digunakan untuk menghitung estimasi yang benar dan yang salah. Dalam penelitian ini classification table digunakan untuk melihat apakah perusahaan yang diprediksi melakukan praktik perataan laba berdasarkan hasil benar-benar melakukan praktik perataan laba. Kode 0 untuk ketepatan prediksi perusahaan yang tidak melakukan praktik perataan laba. Kode 1 untuk ketepatan prediksi perusahaan yang melakukan praktik perataaan laba. Syarat uji ketepatan prediksi adalah: 1. Kesalahan tipe satu apabila perusahaan yang diprediksi melakukan praktik perataan laba tidak melakukan praktik perataan laba tersebut. 2. Kesalahan tipe dua apabila perusahaan yang diprediksi tidak melakukan praktik perataan laba ternyata melakukan praktik perataan laba. http://digilib.mercubuana.ac.id/