Atasi Ekonomi Biaya Tinggi Presiden Optimistis Hambatan Internal Teratasi Selasa, 20 April 2010 | 03:45 WIB Tampaksiring, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono optimistis hambatan internal, seperti sumbatan proses pembangunan, ekonomi biaya tinggi, serta kurangnya dukungan iklim investasi dan birokrasi, akan teratasi. Juga diserukan pertumbuhan ekonomi yang disertai pemerataan. Presiden Yudhoyono mengemukakan hal itu saat membuka rapat kerja Kabinet Indonesia Bersatu II dengan para gubernur, ketua DPRD provinsi se-Indonesia, pimpinan badan usaha milik negara, dan pimpinan lembaga pemerintah nonkementerian di Istana Tampaksiring, Bali, Senin (19/4). Pembukaan rapat kerja ini dilanjutkan dengan rapat pleno bidang perekonomian dan pembangunan berkeadilan, yang juga dihadiri kalangan usaha, akademisi, dan pakar teknologi. ”Pertumbuhan itu bukan tujuan akhir. Tujuan yang ingin kita capai adalah pertumbuhan tinggi disertai pemerataan dengan strategi pro-growth, pro-job, dan pro-poor,” ujar Presiden. Presiden menegaskan, perekonomian Indonesia memiliki potensi untuk terus tumbuh, antara lain, karena ekonomi nasional telah terhubung dengan ekonomi kawasan Asia Timur yang mencatat pertumbuhan tertinggi di dunia. Pada saat dunia krisis, Indonesia juga mencetak pertumbuhan tertinggi setelah China dan India. Peluang juga terbuka karena potensi di sektor pertanian, industri, dan jasa yang belum sepenuhnya dikembangkan. ”Saya optimis. Saya harap Anda juga optimis bahwa masalah internal yang kita hadapi, seperti bottlenecking, ekonomi biaya tinggi, serta iklim investasi dan birokrasi yang menghambat, itu semua kalau bisa kita atasi, pertumbuhan akan makin tinggi,” ujarnya. Meskipun terdapat peluang, diakui Presiden, terdapat pula tantangan yang harus diantisipasi, yakni stabilitas politik, kepastian hukum, keamanan publik, efisiensi ekonomi, serta pengembangan infrastruktur. Mengawali rapat pleno perekonomian, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa memaparkan kondisi perekonomian Indonesia dan global pada periode 2004-2009, agenda kabinet pada periode tersebut, perkembangan yang dicapai, perkiraan perkembangan ekonomi global dan regional hingga 2014, serta agenda Kabinet Indonesia Bersatu II. Tumbuh 7 persen Melanjutkan paparan Menko Perekonomian, Presiden memberikan beberapa arahan untuk dibahas strategi pencapaiannya oleh kelompok-kelompok kerja pada raker pada 19-21 April itu. Arahan Preitu antara lain peningkatan pertumbuhan ekonomi dengan sasaran 7 persen pada 2014. Juga ditekankan pengurangan pengangguran dengan sasaran 5-6 persen pada 2014. Untuk itu, revitalisasi industri manufaktur, pengembangan infrastruktur, usaha kecil menengah, serta peningkatan tenaga kerja terampil di luar negeri dipandang sebagai strategi terpenting. Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Bidang UMKM Silmi Karim mengatakan, rakernas di Tampak Siring terkesan lebih berkualitas karena lebih konstruktif dalam mencari solusi atas hambat kegiatan usaha. Persoalan daya saing, misalnya. Isu penghambatnya terletak pada biaya logistik yang mahal, kebutuhan percepatan pembangunan infrastruktur, bunga pinjaman, dan pentingnya inovasi. Namun, spektrum pemecahan lebih bersifat jangka panjang (25 tahun). (day/osa)