percobaan ii

advertisement
3.1 Tujuan

Mengetahui bagaimana TCP/IP mengidentifikasi jaringan

Mengetahui bagaimana netmask menentukan range IP address

Mengetahui fungsi kerja subnetting
3.2 Teori Dasar
Dalam melakukan pengiriman data protokol, IP memiliki sifat yang dikenal
sebagai unreliable, connectionless, datagram delivery service.
Unreliable atau ketidakhandalan berarti tidak ada jaminan sampainya data di
tempat tujuan. Connectionless berarti dalam mengirim paket dari tempat asal ke tujuan,
tidak diawali dengan perjanjian (handshake) antara pengirim & penerima. Sedangkan
datagram delivery service berarti setiap paket data yang dikirim adalah independen
terhadap paket data yang lain. Jalur yang ditempuh antara satu data dengan yang lain
bisa berbeda, sehingga kedatangannya pun bisa tidak terurut seperti urutan pengiriman.
Dalam mengirim data, protokol IP memiliki format datagram khusus sebagai berikut :
Figure 3.1 Format datagram IP
Versi menunjukkan versi protokol yang dipakai, Header Length menunjukkan
panjang paket header dalam hitungan 32 bit. Type of Service menunjukkan kualitas
layanan. Total Length of datagram menunjukkan total keseluruhan panjang datagram.
Identification, Flags & Fragment Offset digunakan untuk fragmentasi paket, TTL
menunjukkan jumlah hop maksimal yang dilewati paket IP, sedangkan Protokol
mengandung angka yang mengidentifikasikan protokol layer atasnya. Header Checksum
berfungsi untuk mengecek kebenaran isi header datagram. Source & destination IP
Address merupakan alamat pengirim dan penerima datagram. Untuk byte option dapat
berisi Strict Source Route, yaitu daftar lengkap alamat IP dari router yang harus dilalui
untuk sampai ke tujuan, dan Loose Source Route.
Pengalamatan
IP address (IPv4) memiliki 32 bit angka yang merupakan logical address. IP
address bersifat unik, artinya tidak ada device, station, host atau router yang memiliki IP
address yang sama. Tapi setiap host, komputer atau router dapat memiliki lebih dari satu
IP address. Setiap alamat IP memiliki makna netID dan hostID. NetID adalah pada bit-bit
terkiri dan hostID adalah bit-bit selain netID (terkanan).
Pembacaan alamat Internet yang merupakan logical address lebih mudah
dilakukan dengan menyusun IP address dalam bentuk desimal di mana setiap 8 bit
diwakili satu bilangan desimal. Masing-masing angka desimal ini dipisahkan oleh tanda
titik.
Figure 3.2
Alamat Internet
Untuk mempermudah pembacaan, 32 bit alamat internet direpresentasikan
dengan notasi desimal.
Figure 3.3
Notasi Desimal
IP address diklasifikasikan menjadi 5 kelas, yaitu kelas A, kelas B, kelas C, kelas D
dan kelas E. Kelas-kelas tersebut didesain untuk kebutuhan jenis-jenis organisasi.
Figure 3.4 Kelas-kelas
alamat internet
Secara keseluruhan penentuan kelas dapat dilihat gambar berikut:
Figure 3.5 Kelas-kelas
dengan menggunakan
notasi desimal
Network Address
Dalam kelas A, B dan C, sebuah alamat dengan hostID yang bernilai 0 semua tidak
diperuntukkan kepada host manapun. Alamat demikian dicadangkan untuk mendefinisikan
alamat jaringan. Namun perlu diingat bahwa netID berbeda dengan alamat jaringan (network
address), karena netID adalah bagian dari IP address, sedangkan network address adalah
sebuah alamat di mana hosted-nya di set 0 semua. Tambahan juga, alamat jaringan atau
network address ini tidak dapat digunakan sebagai alamat asal dan tujuan dalam sebuah
paket IP.
Figure 3.6 Contoh alamat
jaringan/network address
Direct Broadcast Address
Dalam kelas A, B dan C, jika hostid semuanya di-set 1, alamat tersebut disebut
sebagai direct broadcast address. Alamat ini digunakan oleh router untuk mengirim sebuah
paket ke seluruh host dalam jaringan tertentu/khusus, sehingga seluruh host pada jaringan
tertentu tersebut menerima paket dengan alamat ini.
Loopback Address
Alamat IP yang dimulai dengan desimal 127 digunakan sebagai loopback address.
Alamat ini digunakan untuk menguji perangkat lunak pada komputer atau host.
Alamat Privat
Jika suatu organisasi ingin membangun jaringan komputer dan tidak membutuhkan
terkoneksi pada jaringan internet, ada 3 pilihan untuk pembuatan alamat-alamat IP nya :
1. Menggunakan sebuah alamat yang unik tanpa menghubungkan ke internet. Hal ini akan
sangat menguntungkan apabila di kemudian hari organisasi tersebut berniat untuk
menghubungkan jaringan private-nya ke internet, maka tidak akan timbul masalah lagi.
Kelas A dan B sudah tidak memungkinkan lagi karena sudah dimiliki oleh organisasi yang
terhubung ke internet.
2. Menggunakan sembarang alamat IP dari kelas A, B dan C. Namun ini akan sangat
menyulitkan apabila organisasi tersebut berniat terhubung ke internet.
3. Pilihan 1 dan 2 masih memiliki masalah, maka otoritas pencatatan alamat internet telah
mencadangkan range alamat-alamat tertentu dari kelas A, B dan C yang bisa digunakan
oleh organisasi manapun sebagai jaringan private. Tentu saja, di dalam internet alamat
khusus ini tidak akan dikenal dan diabaikan. Singkat kata, alamat ini adalah unik bagi
jaringan lokalnya namun tidak unik bagi jaringan global.
Tabel 3.1 Alamat yang dicadangkan untuk jaringan private
Kelas A
10.0.0.0 - 10.255.255.255
Kelas B
172.16.0.0 - 172.31.255.255
Kelas C
192.168.0.0 - 192.168.255.255
Netmask
Komputer dapat mengetahui alamat tujuan pada suatu network dengan
menggunakan mekanisme AND antara IP address kita dengan netmask. Bila alamat tujuan
tersebut berada pada range kita, maka kita dapat berhubungan dengannya tanpa
menggunakan router, dan juga sebaliknya.
Masking
Masking adalah suatu proses ekstraksi alamat jaringan fisik dari sebuah IP address.
Secara internal TCP/IP menggunakan biner AND untuk memutuskan route mana yang
digunakan oleh paket, atau memutuskan sebuah address ada pada range yang mana.
IP address
212.140.133.181
Netmask
255.255.248.0
Network
212.140.128.0
Binary :
1101 0100 1000 1100 1000 0101 1011 0101
1111 1111 1111 1111 1111 1000 0000 0000
----------------------------------------------------------- AND
1101 0100 1000 1100 1000 0000 0000 0000
Subnetting
Subnetting merupakan teknik memecah network menjadi subnetwork yang lebih
kecil. Subnetting hanya dapat dilakukan pada kelas A, B dan C. Bila kita perhatikan, IP address
terdiri dari netID dan hostID. Jadi jika kita menuju suatu host artinya kita mencari netIDnya
baru mencari hostIDnya. Mekanisme tersebut terjadi dengan melalui 2 level hierarki. Namun
bila sudah mendapatkan netID dari organisasi dan ingin membuat organisasi tersebut
menjadi sub kelompok, maka perlu dilakukan pemecahan network dengan teknik subnetting.
Figure 3.7 Jaringan dengan 2 tingkat
hierarki (tanpa subnetting)
Figure 3.8 Jaringan dengan 3 tingkat
hierarki (dengan subnetting)
Tanpa subnetting
Dengan subnetting
Figure 3.9 Alamat-alamat dalam jaringan dengan atau tanpa subnetting
CIDR (Classless Interdomain Routing)
CIDR (Classless Inter-Domain Routing) merupakan sebuah metode yang digunakan
untuk mengkategorikan alamat IP dengan tujuan untuk mengalokasikan alamat IP kepada
user dan untuk efisiensi dalam proses routing paket-paket IP didalam internet. Metode ini
biasanya digunakan oleh ISP (Internet Service Provider) untuk mengalokasikan alamat kepada
sebuah rumah, perusahaan atau ke seorang pelanggan.
Ketika kita menerima sebuah blok alamat dari ISP, umumnya kita akan menerima
dalam bentuk 192.168.1.10/28. Maksud dari angka-angka tersebut adalah menjelaskan
bahwa kita berada pada subnet 28. Hal ini berarti kita menggunakan sebanyak 28 nilai 1, atau
berarti subnet mask kita adalah menjadi 255.255.255.240.
Alasan adanya CIDR adalah seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, yaitu hanya
ada 3 kelas penggolongan alamat IP. Dimana masing-masing kelas memiliki jumlah maksimal
alamat tertentu. Ambil sebuah contoh dimana sebuah organisasi dengan jumlah komputer
yang harus terhubung ke jaringan adalah 1000 komputer. Jika digunakan kelas C, yang
maksimal adalah 256 host, maka jumlah tersebut terlalu kecil untuk digunakan. Jika kita
gunakan kelas B, yang maksimal jumlah hostnya adalah 65536, maka sisanya akan menjadi
terbuang percuma. Hal ini akan menjadi tidak efisien pada masalah routingnya.
VLSM (Variable-Length Subnet Masks)
Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda
dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, jika menggunakan
CIDR dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja, perbedaan yang
mendasar disini juga adalah terletak pada pembagian blok, pembagian blok VLSM bebas dan
hanya dilakukan oleh si pemilik Network Address yang telah diberikan kepadanya atau
dengan kata lain sebagai IP address local dan IP Address ini tidak dikenal dalam jaringan
internet, namun tetap dapat melakukan koneksi kedalam jaringan internet, hal ini terjadi
dikarenakan jaringan internet hanya mengenal IP Address berkelas.
ARP – Bagaimana mesin saya menemukan alamat ethernet mesin anda?
Address Resolution Protocol (ARP) adalah protokol untuk mapping dari alamat IP
(Internet Protocol) ke alamat fisik MAC (Media Access Control)
Saat kita hendak mengirimkan data ke komputer dengan IP tertentu, suatu host pada
jaringan ethernet tertentu perlu mengetahui, di atas ethernet address manakah tempat IP
tersebut terletak. Protokol ARP diperlukan untuk pemetaan IP address dengan ethernet
address ini.
ARP bekerja dengan mengirimkan paket berisi IP address yang ingin diketahui
ethernet address‐nya ke alamat broadcast ethernet. Karena dikirim ke alamat broadcast,
semua ethernet card akan mendengar paket ini. Host yang merasa memiliki IP address ini
akan membalas paket tersebut, dengan mengirimkan paket yang berisi pasangan IP address
dan ethernet address. Untuk menghindari seringnya permintaan jawaban seperti ini, jawaban
ini disimpan di dalam memori (ARP cache) untuk sementara waktu.
Cara kerja ARP dapat dituliskan sesuai dengan algoritma berikut:
1. Suatu host dengan IP address A ingin mengirimkan paket ke host dengan IP B pada
jaringan lokal. Host pengirim memeriksa dulu ARP cache nya adakah hardware address
untuk host dengan IP address B.
2. Jika tidak ada ARP akan mengirimkan paket ke alamat broadcast (sehingga seluruh
jaringan mendengarnya). Paket ini berisi IP address A & B beserta ethernet addressnya.
3. Setiap host di jaringan lokal menerima request tersebut dan memeriksa IP address
masing‐masing. Jika ia merasa paket tersebut bukan untuknya dia tidak kan berusaha
menjawab pertanyaan tersebut.
4. Host dengan IP address B yang mendengar request tersebut akan mengirimkan IP
address dan ethernet addressnya langsung ke host A
Mekanisme di atas berlaku untuk komunikasi dalam satu network, karena ketika IP
address tujuan berada diluar range network (yang ditentukan oleh mekanisme AND antara IP
address dan netmask), maka paket akan dikirimkan ke router (default gateway). Begitu pula
komunikasi antara router- router yang berhubungan, hingga sampai ke gateway host tujuan.
Mekanisme ARP akan digunakan kembali pada gateway host tujuan.
Netmask dalam
Desimal
Prefix
255.255.255.255
/32
255.255.255.254
255.255.255.252
255.255.255.248
255.255.255.240
255.255.255.224
255.255.255.192
255.255.255.128
255.255.255.0
Jumlah IP
Address
Tersedia
1
Netmask
dalam
Hexa
ff.ff.ff.ff
Netmask dalam Binary
11111111 . 11111111 . 11111111 . 11111111
/31
/30
/29
/28
/27
/26
/25
/24
2
4
8
16
32
64
128
256
ff.ff.ff.fe
ff.ff.ff.fc
ff.ff.ff.f8
ff.ff.ff.f0
ff.ff.ff.e0
ff.ff.ff.c0
ff.ff.ff.80
ff.ff.ff.0
11111111 . 11111111 . 11111111 . 11111110
11111111 . 11111111 . 11111111 . 11111100
11111111 . 11111111 . 11111111 . 11111000
11111111 . 11111111 . 11111111 . 11110000
11111111 . 11111111 . 11111111 . 11100000
11111111 . 11111111 . 11111111 . 11000000
11111111 . 11111111 . 11111111 . 10000000
11111111 . 11111111 . 11111111 . 00000000
255.255.254.0
255.255.252.0
255.255.248.0
255.255.240.0
255.255.224.0
255.255.192.0
255.255.128.0
255.255.0.0
/23
/22
/21
/20
/19
/18
/17
/16
512
1.024
2.048
4.096
8.192
16.384
32.768
65.536
ff.ff.fe.0
ff.ff.fc.0
ff.ff.f8.0
ff.ff.f0.0
ff.ff.e0.0
ff.ff.c0.0
ff.ff.80.0
ff.ff.0.0
11111111 . 11111111 . 11111110 . 0000000
11111111 . 11111111 . 11111100 . 0000000
11111111 . 11111111 . 11111000 . 0000000
11111111 . 11111111 . 11110000 . 0000000
11111111 . 11111111 . 11100000 . 0000000
11111111 . 11111111 . 11000000 . 0000000
11111111 . 11111111 . 10000000 . 0000000
11111111 . 11111111 . 00000000 . 0000000
255.254.0.0
255.252.0.0
255.248.0.0
255.240.0.0
255.224.0.0
255.192.0.0
255.128.0.0
255.0.0.0
/15
/14
/13
/12
/11
/10
/9
/8
131.072
262.144
524.288
1.048.576
2.097.152
4.194.304
8.388.608
16.777.216
ff.fe.0.0
ff.fc.0.0
ff.f8.0.0
ff.f0.0.0
ff.e0.0.0
ff.c0.0.0
ff.80.0.0
ff.0.0.0
11111111 . 11111110 . 0000000 . 0000000
11111111 . 11111100 . 0000000 . 0000000
11111111 . 11111000 . 0000000 . 0000000
11111111 . 11110000 . 0000000 . 0000000
11111111 . 11100000 . 0000000 . 0000000
11111111 . 11000000 . 0000000 . 0000000
11111111 . 10000000 . 0000000 . 0000000
11111111 . 00000000 . 0000000 . 0000000
254.0.0.0
252.0.0.0
248.0.0.0
240.0.0.0
224.0.0.0
192.0.0.0
128.0.0.0
0.0.0.0
/7
/6
/5
/4
/3
/2
/1
/0
33.554.432
67.108.864
134.217.728
268.435.456
536.870.912
1.073.741.824
2.147.483.648
4.294.967.296
fe.0.0.0
fc.0.0.0
f8.0.0.0
f0.0.0.0
e0.0.0.0
c0.0.0.0
80.0.0.0
0.0.0.0
11111110 . 0000000 . 0000000 . 00000000
11111100 . 0000000 . 0000000 . 00000000
11111000 . 0000000 . 0000000 . 00000000
11110000 . 0000000 . 0000000 . 00000000
11100000 . 0000000 . 0000000 . 00000000
11000000 . 0000000 . 0000000 . 00000000
10000000 . 0000000 . 0000000 . 00000000
00000000 . 0000000 . 0000000 . 00000000
Catatan :
a) Anda tidak harus mengingat netmask ini – lihat sesuai yang anda butuhkan.
b) Baris- baris tabel dengan fill berbeda adalah default netmask untuk class jaringan A,B,
dan C
c) Range sering ditulis sebagai IP address yang diikuti dengan dengan “/” dan prefik
(prefik sendiri dapat diartikan banyaknya bit 1 pada netmask), yakni jumlah bit pada
network part.
Sebagai contoh 192.168.63.128/25
Ini berarti :
Net id : 192.168.63.128 255.255.255.0
Range : 192.168.63.128 – 192.168.63.255
Jumlah alamat IP tersedia : 128
Sering disebut “CIDR notation” untuk netmask atau IP address range.
d) “/32” menentukan IP address tunggal. Sebagai contoh 10.100.100.5/32 berarti ini
adalah mesin tunggal – range dengan panjang 1. Anda tidak akan pernah
menggunakannya ketika anda mengkonfigurasi IP address dan subnetmask dari sebuah
mesin pada LAN, tapi anda akan melihatnya dalam tabel routing dan sejenisnya.
e) “/0” atau mask 0.0.0.0 menentukan iternet keseluruhan – setiap IP address yang
mungkin – karena ia memberikan network part yang sama dari 0.0.0.0 ketika
digabungkan pada sembarang IP address. Anda akan melihat hal ini dalam praktik pada
tabel-tabel routing. (Pada beberapa konteks, “0.0.0.0” mungkin ditulis sebagai word
default untuk menentukan bahwa ini berarti “setiap address”.)
f) 0-bit pada mask berkaitan dengan host part dari address. Yang menentukan ukuran
jaringan
IPV6 Adresses
IPv6 adalah format IP dengan panjang 128 bit dan umumnya ditulis sebagai 8
bilangan 16 bit hexadecimal. Memiliki jumlah alamat
IP = 2128 (sekitar 3.4x 1038).
Bandingkan dengan IPv4 dengan format hanya 32 bit yang berarti memiliki jumlah IP = 232
(sekitar 4.3x109).
Format penulisannya adalah dengan hexadecimal yang masing-masing 16 bit dengan
dipisahkan dengan tanda titik dua (:) Representasi alamat pada IPv6 ada beberapa macam :
1. Model x: x: x: x: x: x: x: x
X adalah nilai berupa hexadecimal 16 bit dari porsi alamat. Karena terdapat 8 buah
‘x’, jumlah total = 816 = 128 bit.
Contohnya : FEDC:BA98:7654:3210:FEDC:BA98:7654:3210
Jika format pengalamatan IP mengandung kumpulan group 16 bit bernilai ‘0’, maka
direpresentasikan
dengan
“::”.
Contohnya:
direpresentasikan menjadi 3FFE::FE56:3210
3FFE:0:0:0:0:0:FE56:3210
dapat
2. Model x: x: x: x: x: d: d: d
d adalah alamat IPv4 32 bit. Contohnya : 0:0:0:0:FFFF:13.1.68.3 direpresentasikan
menjadi ::FFFF:13.1.68.3
3.3 Tugas Pendahuluan
1. Jelaskan yang dimaksud dengan Broadcast Domain dan Default Gateway, serta
berikan berikan penjelasan jika muncul “Destination unreachable & Request Time
Out” pada proses Ping?
2. Jelaskan mengenai IP Subnetting Classfull & Classless menggunakan CIDR & VLSM !
3. Apabila terdapat IP address 192.168.1.3/18, maka berapakah Net ID, Range, dan
Broadcast ID nya?
4.
Apabila kita terhubung dengan internet melalui fasilitas DHCP UB, mengapa
komputer lain diluar UB tidak bisa terhubung dengan kita meski IP addressnya 1
jaringan dengan kita?
5. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan NAT dan cara kerjanya !
6. Apakah yang dimaksud dengan IPV6? Bilamanakah kita menggunakan IPV6?
3.4. Prosedur Percobaan
1. Buatlah suatu jaringan yang terdiridari 4 segmen, dengan aturan sebagai berikut:
a. segmen 1 terdiri dari 85 PC
b. segmen 2 terdiri dari 60 PC
c. segmen 3 terdiri dari 25 PC
d. segmen 4 terdiri dari 15 PC
2. Alamat Ip yang diberikan adalah 192.168.x.x
3. Rancanglah jaringan tersebut dan alokasikan IPnya!
4. Lakukan pengecekan koneksi dengan menggunakan perintah ping
5. Lakukan pengecekan dari konfigurasi yang telah anda buat
LembarJawab:

Alokasi IP
1. Segmen 1
Net ID
:
Range
:
Broadcast ID
:
Subnet Mask
:
2. Segmen 2
Net ID
:
Range
:
Broadcast ID
:
Subnet Mask
:
3. Segmen 3
Net ID
:
Range
:
Broadcast ID
:
Subnet Mask
:
4. Segmen 4
Net ID
:
Range
:
Broadcast ID
:
Subnet Mask
:
3.5 Hasil Percobaan
Catat hasil percobaan diatas!
3.6 Kesimpulan
Tulis kesimpulan yang didapat dari keseluruhan bab 3!
Download