Jurnal Analisis, Juni 2014, Vol. 3 No. 1 : 57 – 63

advertisement
Jurnal Analisis, Juni 2014, Vol. 3 No. 1 : 57 – 63
ISSN 2303-100X
PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP PENGAMBILAN
KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PELANGGAN INDUSTRI PT. PERTAMINA (PERSERO)
MARKETING OPERATION REGION VII
Effect of Quality Products and Distribution Channels on Purchase Decision to Customers Industry PT.
Pertamina (Persero) Marketing Operation Region VII
Wahyudi La Daha, Otto R. Payangan, Dian A.S. Parawansa
Program Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin
Email: [email protected]
ABSTRAK
Minyak merupakan sumber energi yang paling ekonomis dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk : 1) mengetahui
pengaruh kualitas produk dan saluran distribusi baik secara parsial (sendiri-sendiri) maupun simultan (serentak)
terhadap pengambilan keputusan pembelian produk PT. Pertamina (Persero), dan 2) mengetahui variabel mana yang
mempunyai pengaruh dominan terhadap pengambilan keputusan pembelian produk PT. Pertamina (Persero). Metode
analisi yang digunakan yaitu metode analisis deskriptif dan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa : 1) terdapat pengaruh positif dan signifikan kualitas produk terhadap pengambilan keputusan
pembelian produk PT. Pertamina (Persero)secara parsial. Hal ini dibuktikan dengan nilai thitung yang lebih besar dari
nilai ttabel (3,457>2,040) dan nilai P yang lebih kecil dari α (0,002< 0,05), 2) terdapat pengaruh positif dan signifikan
saluran distribusiterhadap pengambilan keputusan pembelian produk PT. Pertamina (Persero)secara parsial. Hal ini
dibuktikan dengan nilai thitung yang lebih besar dari nilai ttabel (4,226>2,040) dan nilai P yang lebih kecil dari α
(0,000< 0,05), 3) terdapat pengaruh positif dan signifikan variabel kualitas produk dan saluran distribusiterhadap
pengambilan keputusan pembelian produk PT. Pertamina (Persero)secara simultan. Hal ini dibuktikan dengan nilai
Fhitung yang lebih besar dari nilai Ftabel (32,492>3,316) dan nilai P yang lebih kecil dari α (0,000< 0,05), dan 4)
variabel yang dominan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pembelian adalah saluran distribusi. Hal ini
dibuktikan dengan nilai thitung yang terbesar yakni 4,226 dan nilai sig yang terkecil yakni 0,000.
Kata kunci: Kualitas Produk, Saluran distribusi, Pengambilan keputusan Pembelian produk
ABSTRACT
Oil is an energy source that is most economical and efficient. This study aims to : 1 ) determine the effect of the quality
of products and distribution channels partially (on their own) or simultaneously (synchronously) the PT Pertamina (
Persero ) product purchase decision, and 2 ) determine which variable has a dominant influence on product purchase
decisions PT . Pertamina (Persero). Analysis method used is descriptive analysis method and multiple linear regression
analysis. The results showed that : 1 ) there is a positive and significant impact on the product quality product purchase
decision PT. Pertamina (Persero) partially. This is evidenced by the value of tgreater than ttable value ( 3.457 > 2.040 )
and a sig value smaller than α ( 0.002 < 0.05 ), 2 ) there is a positive and significant impact distribution channel product
purchase decisions PT. Pertamina (Persero) partially. This is evidenced by the value of tgreater than ttable value ( 4.226
> 2.040 ) and a sig value smaller than α ( 0.000 < 0.05 ), 3 ) there is a positive and significant effect of the variable
quality of the product and channel distribution product purchase decision PT. Pertamina (Persero) simultaneously. This
is evidenced by the value of Fgreater than Ftable value ( 32.492 > 3.316 ) and a sig value smaller than α ( 0.000 < 0.05
), and 4 ) the dominant variables influence the purchase decision is a distribution channel. This is evidenced by the
largest value of t is 4.226 and the value of the 0,000 smallest sig.
Keywords: Quality Products, distribution channels, product purchase decision-making
57
Wahyudi La Daha
ISSN 2303-100X
minyak seperti Petronas, AKR, Total, Shell,
Mitshubishi, dan lain-lain.
Dalam
memilih
produk,
konsumen
mempertimbangkan beberapa faktor seperti
kualitas produk, saluran distribusi, merek, dan
sebagainya. Dengan adanya merek akan
memudahkan bagi masyarakat untuk mengingat
suatu produk yang nantinya akan membedakan
dengan produk yang lain yang sejenis. Merek
pada gilirannaya perlu dipersepsikan sebagai
produk yang berkualitas tinggi sehingga
konsumen dapat memahami sebuah produk hanya
melalui fungsi, citra dan mutu. Pada umumnya
konsumen menghadapi kesulitan dalam menilai
dan memahami kualitas sebuah produk secara
rasional dan dalam arti yang sebenarnya.
Proses pembelian yang spesifik terdiri dari
urutan kejadian berikut : pengenalan masalah,
pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan
pembelian dan perilaku pasca pembelian. Tugas
pemasar adalah memahami perilaku pembeli pada
tiap-tiap tahap dan pengaruh apa yang bekerja
dalam tahap-tahap tersebut. Pendirian orang lain,
faktor situasi tidak diantisipasi dan resiko yang
dirasakan dapat mempengaruhi keputusan
pembelian, demikian pula tingkat kepuasan pasca
pembelian konsumen dan tindakan pasca
pembelian dipihak perusahaan. Pelanggan yang
puas akan terus melakukan pembelian, pelanggan
yang tidak puas akan menghentikan pembelian
produk yang bersangkutan dan kemungkinan akan
menyebarkan berita tersebut pada teman-teman
mereka.
Menurut Purwati, dkk., (2012) menjelaskan
bahwa variabel yang dominan mempengaruhi
pengambilan keputusan pembelian sepeda motor
matic Honda Beat pada hasil dari perhitungan
adalah variabel kualitas produk. Sedangkan
Menurut Akbar, (2012) menjelaskan bahwa
kualitas produk mempunyai pengaruh dominan
dalam pembelian notebook Toshiba di Universitas
Gunadarma Depok.
Hengki, (2006) menyatakan bahawa saluran
distribusi adalah serangkaian organisasi yang
saling tergantung dalam proses untuk membuat
produk tersedia di pasar dan menciptakan
kegunaan bagi konsumen sasaran. Sedangkan
Menurut Silviana, (2012) menjelaskan bahwa
saluran distribusi berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian ulang ice cream Wall’s pada
siswa SMP dan SMA di kota Padang. Artinya
PENDAHULUAN
Minyak merupakan sumber energi yang
paling ekonomis dan efisien. Fakta ini paling
tidak karena beberapa hal yaitu, memiliki kualitas
pembakaran yang tinggi dengan biaya produksi
yang relatif murah, dapat diproduksi dalam waktu
yang relatif cepat dan hampir semua mesin telah
dirancang sesuai dengan kebutuhan bahan bakar
minyak. Dengan kata lain, minyak bumi masih
memilki nilai ekonomis yang cukup tinggi.
Sebaliknya, energi alternatif yang ada belum
mampu melampaui nilai keekonomian atau sama
dengan nilai keekonomian minyak bumi.
Sehingga investasi disektor energi alternatif ini
memiliki opportunity cost yang tinggi.
Industri perminyakan di Indonesia telah
mengalami
perubahan
dalam
kebijakankebijakannya. Kebijakan yang dibuat tentulah
berupaya untuk menciptakan iklim usaha yang
lebih baik terutama bagi industri perminyakan
tersebut. Sejak dikeluarkannya Kepres No. 31
Tahun 1997 tentang kilang minyak swasta sampai
UU No. 22 Tahun 2001, dimana status Pertamina
berubah menjadi perusahaan milik negara dan
akan bertindak sebagai salah satu pelaku bisnis
minyak dan gas bumi disektor hulu maupun hilir.
Dengan perubahan status tersebut, PT. Pertamina
(Persero) dituntut untuk dapat bersaing dengan
perusahaan minyak lainnya baik perusahaan
dalam negeri maupun perusahaan luar negeri
secara kompetitif.
Pada era globalisasi sekarang ini, kondisi
persaingan usaha, baik pasar domestik maupun
pasar internasional sangat ketat. Perusahaan ingin
berkembang atau sekedar bertahan dalam satu
lingkungan bisnis, harus dapat memberikan
sesuatu, baik barang maupun jasa, yang bernilai
lebih tinggi dari pesaing. Nilai lebih ini tidak
hanya diukur dengan moneter (misalnya harga
lebih murah), namun juga kualitas, pelayanan,
dukungan, dan lain lain, sesuai dengan prinsip
dasar pemasaran yang berorientasi kepada
pelanggannya (customer oriented). Tujuannya
adalah untuk mempertahankan kinerja pemasaran
yang berkelanjutan (sustainable marketing). Dasar
dari kesuksesan jangka panjang bisnis adalah
sustainable competitive advantage yang terjadi
ketika sebuah bisnis mampu memberikan superior
value pada pelanggannya secara konsisten.
Perusahaan yang bersaing dengan PT. Pertamina
(Persero) dalam memasarkan produk bahan bakar
58
Kualitas Produk, Saluran distribusi
ISSN 2303-100X
saluran
distribusi
menentukan
keputusan
konsumen untuk membeli atau tidak ice cream
Wall’s.
Dalam bisnis migas di Indonesia, konsumen
sangat konsen terhadap kualitas produk dan
saluran distribusi yang kompetitif. Konsumen
akan memilih produk dari sebuah perusahaan
migas yang memiliki kualitas yang bagus dan
teruji di pasaran, serta akan menyesuaikan dengan
mesin pabrik mereka. Kualitas produk didunia
migas sangat sensitif disebabkan oleh investasi
perusahaan terhadap mesin yang mahal dan
menginginkan hasil operasi yang optimal dari
mesin-mesin mereka.
Selain itu, beberapa perusahaan juga
memperhatikan saluran distribusi sebagai
instrumen dalam memutuskan untuk pembelian
produk.
Perusahaan
sedapat
mungkin
mendapatkan produk yang memiliki saluran
distribusi yang efisien dan terjangkau oleh
perusahaan dengan cara melakukan tender,
sehingga perusahaan mendapatkan referensi yang
terbaik dalam putusan pembelian produk. Tujuan
penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh
kualitas produk dan saluran distribusi baik secara
parsial (sendiri-sendiri) maupun simultan
(serentak) terhadap pengambilan keputusan
pembelian produk PT. Pertamina (Persero).
agar
hasil
pengujian
tidak
bias.
Heteroskedastisitas
adalah
varian
faktor
pengganggu (error) yang terjadi dalam model
regresi bersifat tidak sama atau tidak konstan. Uji
autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam
model regresi linier ada korelasi antara kesalahan
penganggu pada priode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 atau uji autokorelasi
merupakan pengujian asumsi dalam regresi
dimana variabel dependen tidak berkorelasi
dengan dirinya sendiri. Metode analisis yang
digunakan untuk mengetahui pengaruh kualitas
produk dan saluran distribusi terhadap keputusan
pembelian adalah analisis statistik deskriptif dan
analisis regresi linear berganda. Analisis deskripsi
merupakan analisis yang palin mendasar untuk
menggambarkan keadaan secara umum. Analisis
deskripsi ini meliputi beberapa sub menu
deskriptif statistik seperti frekuensi, deskriptif,
eksplorasi data, tabulasi silang dan analisis rasio
(Kuswanto, 2012).
HASIL
Berdasarkan tabel 1, menunjukkan bahwa
pernyataan 3 “Perusahaan anda tidak pernah
terjadikerusakan mesin akibat produk bahan bakar
minyak yang digunakan” memiliki bobot tertinggi
yaitu
sebesar136.Nilai
tersebut
didapat
darikuisioner
pernyataan 3 tentang kualitas
produk, terdapat 24 orang (72,7%) yang
menjawab setuju, 6 orang (18,2%) yang
menjawab sangat setuju, 2 orang (6,1%) yang
menjawab ragu-ragu, 1 orang (3,0%) yang
menjawab tidak setuju, dan tidak ada responden
yang menjawab sangat tidak setuju.Sedangkan
pernyataan 6 “Perusahaan anda mendapatkan
program pengenalan TQM (Total Quality
Management) dari PT. Pertamina (Persero)”
memiliki bobot terendah yakni
sebesar
129,rendahnya bobot tersebut dikarenakan pada
pernyataan 6, terdapat 28 orang (84,8%) yang
menjawab setuju, 3 orang (9,1%) menjawab
sangat setuju, 2 orang (6,1%) yang menjawab
ragu-ragu,dan tidak ada responden yang
menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju.
Berdasarkan tabel 2, menunjukkan bahwa
pernyataan 1 “Perusahaan anda mengetahui proses
saluran distribusi produk PT. Pertamina
(Persero)” memiliki bobot tertinggi yaitu sebesar
142.Nilai tersebutdidapat dari kuisioner pada
pernyataan 1 untuk variabel saluran distribusi,
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Januari-Februari 2014 di PT. Pertamina (Persero)
Marketing Operation Region VII.
Teknik Pengumpulan Data.
Data yang diperoleh dapat digolongkan
atas dua, yaitu data primer dan data sekunder.
Data primer diperoleh langsung dari kegiatan
wawancara mahasiswa dengan responden dengan
cara mengisi kuesioner yang telah disediakan.
Data sekunder diperoleh dari PT. Pertamina
(Persero) Marketing Operation Region VII.
Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan 3 pengujian
yaitu:
Uji
Multikolinearitas,
Uji
Heteroskedastisitas, Uji Autokorelasi, Analisis
Regresi Linear Berganda. Multikolinearitas adalah
penunjukan adanya hubungan linear diantara
variabel independen. Kondisi ini harus dihindari
59
Wahyudi La Daha
ISSN 2303-100X
terdapat 23 orang (69,7%) yang menjawab setuju,
10 orang (30,3%) yang menjawab sangat setuju,
dan tidak ada responden yang menjawab sangat
tidak setuju, tidak setuju, dan ragu-ragu.
Sedangkan pernyataan 2 “Adanya jadwal
pengiriman produk antara perusahaan anda
dengan PT. Pertamina (Persero)” memiliki bobot
terendah yakni
sebesar 133, karena pada
pernyataan tersebut pada kuisoner variabel saluran
distribusi, terdapat 30 orang (90,9%) yang
menjawab setuju, 2 orang (6,1%) menjawab
sangat setuju, 1 orang (3,0%) yang menjawab
ragu-ragu, dan tidak ada responden yang
menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju.
Berdasarkan tabel 3, menunjukkan bahwa
pernyataan 2 “Perusahaan anda puas setelah
menggunakan produk PT. Pertamina (Persero)”
memiliki bobot tertinggi yaitu sebesar 147.
Tingginya jawaban ini dikarenakan pada
pernyataan 2, terdapat 21 orang (63,6%) yang
menjawab setuju, 11 orang (33,3%) yang
menjawab sangat setuju, 1 orang (3,0%) yang
menjawab ragu-ragu dan tidak ada responden
yang menjawab sangat tidak setuju dan tidak
setuju. Sedangkan pernyataan 5 “Perusahaan anda
tidak memiliki alternatif pilihan lain selain produk
PT. Pertamina (Persero)” memiliki bobot terendah
yakni sebesar 133, rendahnya bobot tersebut
dikarenakan pada pernyataan 5, terdapat 25 orang
(75,8%) yang menjawab setuju, 7 orang (21,2%)
menjawab sangat setuju, 1 orang (3,0%) yang
menjawab sangat tidak setuju, dan tidak ada
responden yang menjawab ragu-ragu dan tidak
setuju.
Dari hasil uji regresi berganda yang
dilakukan pada table 4, dapat dibuat persamaan
sebagai berikut: Y = 0,697 + 0,349X1 + 0,516X2
Dari persamaan yang terbentuk di atas dapat
dijelaskan interpretasinya sebagai berikut: (1). a
(konstanta) = 0,697artinya apabila variabel
kualitas produk (X1) dan saluran distribusi(X2)
dalam keadaan konstan, maka pengambilan
keputusan pembelian (Y) adalah sebesar
0,697satuan. (2). b1 = 0,349, artinya apabila
variabel kualitas produk (X1) meningkat 1 satuan,
maka pengambilan keputusan pembelian (Y) akan
meningkat sebesar 0,349 satuan. (3).
b2
=
0,516, artinya apabila variabel saluran
distribusi(X2)meningkat
1
satuan,
maka
pengambilan keputusan pembelian (Y) akan
meningkat sebesar 0,516 satuan.
Tabel 1. Tabel Frekuensi Jawaban dan Pembobotan Kuisioner Tentang Kualitas Produk
Pernyataan
STS
TS
1
2
Pernyataan 1
0 (0%)
0 (0%)
Pernyataan 2
0 (0%)
0 (0%)
Pernyataan 3
0 (0%)
1 (3,0%)
Pernyataan 4
0 (0%)
0 (0%)
Pernyataan 5
0 (0%)
0 (0%)
Pernyataan 6
0 (0%)
0 (0%)
Pernyataan 7
0 (0%)
0 (0%)
Sumber: Data setelah diolah, 2014.
RR
3
3 (9,1%)
1 (3,0%)
2 (6,1%)
1 (3,0%)
3(9,1%)
2(6,1%)
2 (6,1%)
S
4
24(72,7%)
30(90,9%)
24(72,7%)
31(93,9%)
25(75,8%)
28(84,8%)
27(81,8%)
SS
5
6(18,2%)
2(6,1%)
6(18,2%)
1(3,0%)
5(15,2%)
3(9,1%)
4(21,2%)
Bobot
135
134
136
133
134
129
134
Tabel 2. Tabel Frekuensi Jawaban dan Pembobotan Kuisioner Tentang Saluran Distribusi
Pernyataan
STS
1
Pernyataan 1
0 (0%)
Pernyataan 2
0 (0%)
Pernyataan 3
0 (0%)
Pernyataan 4
0 (0%)
Pernyataan 5
0 (0%)
Sumber: Data diolah, 2014.
TS
2
0 (0%)
0 (0%)
0 (0%)
0 (0%)
0 (0%)
RR
3
0 (0%)
1 (3,0%)
0 (0%)
0 (0%)
1(3,0%)
60
S
4
23(69,7%)
30(90,9%)
30(90,9%)
28(84,8%)
27(81,8%)
SS
5
10(30,3%)
2(6,1%)
3(9,1%)
5(15,2%)
5(15,2%)
Bobot
142
133
135
137
136
Kualitas Produk, Saluran distribusi
Tabel 3.
ISSN 2303-100X
Tabel Frekuensi Jawaban dan Pembobotan Kuisioner Tentang Pengambilan Keputusan Pembelian
Pernyataan
Pernyataan 1
Pernyataan 2
Pernyataan 3
Pernyataan 4
Pernyataan 5
Pernyataan 6
Pernyataan 7
Pernyataan 8
Pernyataan 9
Sumber: Data diolah, 2014
STS
1
0 (0%)
0 (0%)
0 (0%)
0 (0%)
1(3,0%)
0 (0%)
0 (0%)
0 (0%)
0 (0%)
TS
2
0 (0%)
0 (0%)
0 (0%)
0 (0%)
0 (0%)
0 (0%)
0 (0%)
0 (0%)
0 (0%)
RR
3
0 (0%)
1(3,0%)
0 (0%)
0 (0%)
0 (0%)
1(3,0%)
0 (0%)
0 (0%)
0 (0%)
S
4
26(78,8%)
21(63,6%)
20(60,6%)
27(81,8%)
25(75,8%)
23(69,7%)
26(78,8%)
26(78,8%)
21(63,6%)
SS
5
7(21,2%)
11(33,3%)
13(39,4%)
6(18,2%)
7(21,2%)
9(27,3%)
7(21,2%)
7(21,2%)
12(36,4%)
Bobot
140
147
145
141
133
134
140
135
146
Tabel 4. Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Variabel
Kualitas produk (X1)
Saluran distribusi (X2)
Koefisien
Regresi (B)
0,349
0,516
T hitung
Nilai P
Keterangan
3,457
4,226
0,002
0,000
Signifikan
Signifikan
Konstanta = 0,697
F hitung = 32,492, P = 0,000
F Tabel = 3,316 , t tabel = 2,040
R = 0,827, R2 = 0,624
Sumber: Data Primer Diolah, 2014
yang tercakup dalam proses yang membuat
produk atau jasa menjadi tersedia untuk
digunakan atau dikonsumsi. Mereka adalah
perangkat jalur yang diikuti produk atau jasa
setelah produksi, yang berakumulasi pada pembeli
dan penggunaan oleh pemakai akhir (Kotler dk.,
2007).
Proses pembelian yang spesifik terdiri dari
urutan kejadian berikut : pengenalan masalah,
pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan
pembelian dan perilaku pasca pembelian. Tugas
pemasar adalah memahami perilaku pembeli pada
tiap-tiap tahap dan pengaruh apa yang bekerja
dalam tahap-tahap tersebut. Pendirian orang lain,
faktor situasi tidak diantisipasi dan resiko yang
dirasakan dapat mempengaruhi keputusan
pembelian, demikian pula tingkat kepuasan pasca
pembelian konsumen dan tindakan pasca
pembelian dipihak perusahaan. Pelanggan yang
puas akan terus melakukan pembelian, pelanggan
yang tidak puas akan menghentikan pembelian
produk yang bersangkutan dan kemungkinan akan
menyebarkan berita tersebut pada teman-teman
mereka. Karena itu, perusahaan harus berusaha
PEMBAHASAN
Pada penelitian ini terlihat bahwa Terdapat
pengaruh positif dan signifikan kualitas produk
terhadap pengambilan keputusan pembelian
produk PT. Pertamina (Persero) secara parsial.
Hal ini dibuktikan dengan nilai thitung yang lebih
besar dari nilai ttabel (3,457>2,040) dan nilai P
yang lebih kecil dari α (0,002< 0,05).
Kualitas (quality) sebagaimana dijelaskan
oleh American Society for Quality adalah
“keseluruhan fitur dan karakteristik produk atau
jasa yang mampu memuaskan kebutuhan yang
tampak atau samar”. Walaupun demikian,
sebagian orang percaya bahwa definisi kualitas
terbagi menjadi beberapa kategori. Salah satunya
kualitas berbasis pengguna (Heizer dkk., 2009).
Kebanyakan produsen tidak menjual barangbarang mereka secara langsung kepada para
pengguna akhir; antara mereka ada sekelompok
perantara yang melakukan berbagai fungsi.
Perantara ini menetapkan satu saluran pemasaran
(juga disebut saluran perdagangan atau saluran
distribusi). Secara formal, saluran pemasaran
adalah orgnisasi-organisasi yang saling tergantung
61
Wahyudi La Daha
ISSN 2303-100X
memastikan kepuasan konsumen pada semua
tingkat dalam proses pembelian (Setiadi, 2013).
Berdasarkan hasil perhitungan analisis
regresi linear berganda dengan pengujian secara
parsial diketahui bahwa variabel kualitas produk
(X1) diperoleh koefisien sebesar 0,349,
thitung3,457 dan nilai signifikansi 0,002 yang
berarti jika variabel kualitas produk meningkat 1
satuan maka akan meningkatkan pengambilan
keputusan pembelian produk PT. Pertamina
(Persero)sebesar 0,349 satuan. Dengan kata lain
pengambilan
keputusan
pembelian
akan
meningkat sejalan dengan perbaikan kualitas
produk PT. Pertamina (Persero).
Menurut Hariadi, (2013) menjelaskan hasil
penelitian menunjukkan bahwa pengaruh variabel
produk bersifat positif terhadap keputusan
membeli proyektor Microvision pada PT. Smart
Vision Surabaya, hasil ini menunjukkan semakin
berkualitas produk yang dihasilkan baik dari segi
kehandalan mesin, daya tahan dan Keunggulan
serta Desain dan variasi kan disukai oleh
konsumen karena dirasa akan memberikan
manfaatmanfaat bagi pemakainya sehingga akan
menarik minat mereka untuk membeli produk
tersebut.
Kualitas berkaitan erat dengan kepuasan
pelanggan. Kualitas memberikan dorongan khusus
bagi para pelanggan untuk menjalin ikatan relasi
saling menguntungkan dalam jangka panjang
perusahaan. Peningkatan kualitas membantu
perusahaan
meningkatkan
penjualan
dan
mengurangi biaya yang kemudian akan
meningkatkan keuntungan. Peningkatan penjualan
kerap terjadi saat perusahaan mempercepat
respons mereka, merendahkan harga jual dari
skala ekonomis dan meningkatkan reputasi
mereka dengan produk-produk berkualitas. Begitu
pula, meningkatnya kualitas menyebabkan biaya
turun
karena
perusahaan
meningkatkan
produktivitas dan menurunkan rework, bahan
yang terbuang (scrap) dan biaya garansi, Menurut
Heizer dkk., (2009).
Selanjutnya, Heizer dkk., (2009) berpendapat
bahwa suatu organisasi menyadari reputasi akan
mengikuti kualitas, apakah itu baik atau buruk.
Kualitas akan muncul sebagai persepsi tentang
produk baru perusahaan, kebiasaan pekerjanya
dan hubungan pemasoknya. Promosi diri tidak
akan dapat menggantikan produk berkualitas. Di
masa teknologi seperti sekarang, kualitas adalah
suatu perhatian internasional, sebagaimana halnya
MO. Bagi perusahaan dan negara yang ingin
bersaing secara efektif pada ekonomi global,
produk mereka harus memenuhi ekspektasi akan
kualitas, desain dan harganya secara global.
Produk yang berkualitas rendah akan mengurangi
keuntungan perusahaan dan neraca pembayaran
negara.
Menurut Oetama, (2011) menjelaskan bahwa
keputusan konsumen juga berdasarkan produk
motor Honda yang ditawarkan baik dari segi
desain yang memenuhi keinginan konsumen, juga
aksesoris dari produk motor Honda, serta kualitas
produk seperti mesin di samping itu juga harga
suku cadang dan kemudahan mendapatkannya.
Motor Honda sudah sejak lama sudah menjadi
brand image dari masyarakat menjadi produk
motor yang terkenal irit bahan bakar akan tetapi
dewasa ini merek lain juga berlomba-lomba untuk
menciptakan produk yang irit bahan bakar. Oleh
karena itu motor Honda harus selalu melakukan
pengembangan-pengembangan
terhadap
produknya sehingga tidak kalah dalam bersaing
dalam merebut pangsa pasar.
Menurut Tjiptono dkk., (2011) bahwa
produktivitas biasanya selalu dikaitkan dengan
kualitas dan profitabilitas. Meskipun demikian,
ketiga konsep ini memiliki penekanan yang
berbeda-beda : (1). Produktivitas menekankan
pemanfaatan (utilisasi) sumber daya, yang sering
kali diikuti dengan penekanan biaya dan
rasionalisasi modal. Fokus utamanya terletak pada
produksi atau operasi. (2). Kualitas lebih
menekankan aspek kepuasan pelanggan dan
pendapatan. Fokus utamanya adalah customer
utility. (3). Profitabilitas merupakan hasil dari
hubungan antara penghasilan, biaya dan modal
yang digunakan.
Proses pembelian yang spesifik terdiri dari
urutan kejadian berikut : pengenalan masalah,
pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan
pembelian dan perilaku pasca pembelian. Tugas
pemasar adalah memahami perilaku pembeli pada
tiap-tiap tahap dan pengaruh apa yang bekerja
dalam tahap-tahap tersebut. Pendirian orang lain,
faktor situasi tidak diantisipasi dan resiko yang
dirasakan dapat mempengaruhi keputusan
pembelian, demikian pula tingkat kepuasan pasca
pembelian konsumen dan tindakan pasca
pembelian dipihak perusahaan. Pelanggan yang
puas akan terus melakukan pembelian, pelanggan
62
Kualitas Produk, Saluran distribusi
ISSN 2303-100X
yang tidak puas akan menghentikan pembelian
produk yang bersangkutan dan kemungkinan akan
menyebarkan berita tersebut pada teman-teman
mereka. Karena itu, perusahaan harus berusaha
memastikan kepuasan konsumen pada semua
tingkat dalam proses pembelian (Setiadi, 2013).
Konsumen Melalui Pendekatan Marketing
Mix. Journal of Economic and Business. 4 :
52-72.
Heizer J. dan Render B. (2009). Operations
Management Buku I. Jakarta : Salemba
Empat.
Hengki Lisan Suwarno. (2006). Sembilan Fungsi
Saluran Distribusi : Kunci Pelaksanaan
Kegiatan Distribusi tang Efektif. 6 : 79-87.
Kotler P. dan Keller K.L. (2007). Manajemen
Pemasaran Jilid I. Jakarta : PT. INDEKS.
Kuswanto D. (2012). Statistik Untuk Pemula dan
Orang Awam. Jakarta : Laskar Aksara.
Silviana Mellya. (2012). Pengaruh Produk,
Harga, Promosi dan Saluran Distribusi
Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Ice
Cream Wall’s Pada Siswa SMP dan SMA Di
Kota Padang. 7 : 1-11.
Purwati, Setiawan H., dan Rohmawati. (2012).
Pengaruh Harga dan Kualitas Produk
Terhadap Keputusan Pembelian Motor
Honda Matic Beat (Studi Kasus Pada PT.
Nusantara Solar Sakti). 2 : 260-277.
Setiadi N. J. (2013). Perilaku Konsumen. Jakarta :
Kencana Prenada Media Group.
Oetama Seanewati, (2011). Analisis Pengaruh
Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan
Konsumen Dalam Pembelian Motor Honda
Di Sampit. 3 : 145-154.
Tjiptono F. dan Chandra G. (2011). Service,
Quality & Satisfaction. Yogyakarta : CV.
Andi Offset.
KESIMPULAN DAN SARAN
Terdapat pengaruh positif dan signifikan
kualitas produk terhadap pengambilan keputusan
pembelian produk PT. Pertamina (Persero) secara
parsial. Hal ini dibuktikan dengan nilai thitung yang
lebih besar dari nilai ttabel (3,457>2,040) dan nilai
P yang lebih kecil dari α (0,002< 0,05). Terdapat
pengaruh positif dan signifikan saluran distribusi
terhadap pengambilan keputusan pembelian
produk PT. Pertamina (Persero) secara parsial.
Hal ini dibuktikan dengan nilai thitung yang lebih
besar dari nilai ttabel (4,226>2,040) dan nilai P
yang lebih kecil dari α (0,000< 0,05). Diharapkan
bagi pimpinan PT. Pertamina (Persero)untuk
membuat kebijakan yang lebih memperhatikan
kualitas produk dan saluran distribusidalam upaya
meningkatkan pembelian produk oleh perusahaanperusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Adam Akbar. (2012). Analisis Pengaruh Citra
Merek, Harga dan Kualitas Harga Terhadap
Keputusan Pembelian Notebook Toshiba. 4 :
1-21.
Haryadi dan Rudi. (2013). Pengaruh Strategi
Green
Marketing
Terhadap
Pilihan
63
Download