BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya perkembangan bisnis di Indonesia, persaingan antara satu perusahaan dengan perusahaan lain merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Setiap perusahaan bersaing untuk menarik lebih banyak investor dibandingkan perusahaan lainnya. Pasar modal menjadi sarana transaksi antara perusahaan dengan investor. Pasar modal merupakan wahana penghimpun dana jangka panjang yang menjadi alternatif sumber dana bagi semua perusahaan (Barus, 2015). Hubungan antara manajemen perusahaan yang bertindak sebagai agen dengan investor yang bertindak sebagai prinsipal, sebagaimana dijelaskan dalam teori agensi, tentunya tidak terlepas dari konflik kepentingan. Konflik kepentingan antara manajemen perusahaan dengan pemegang saham (investor) akan mengakibatkan biaya keagenan (agency cost). Biaya keagenan dapat diminimalkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat mensejajarkan kepentingan yang terkait tersebut. Pembagian dividen dapat menjadi salah satu bentuk mekanisme pengawasan pemegang saham terhadap pihak manajemen (Suharli, 2007). Dividen merupakan distribusi laba kepada para pemegang investasi ekuitas sesuai dengan proporsi yang dimiliki dan jenis modal tertentu (Brigham dan Houston, 2011:172). Dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham diatur 1 2 dalam kebijakan dividen. Kebijakan dividen merupakan kebijakan yang harus diambil oleh manajemen apakah laba yang diperoleh perusahaan selama satu periode akan dibagikan semua atau dibagikan sebagian untuk dividen dan sebagian tidak dibagi dalam bentuk laba ditahan guna pengembangan perusahaan. Kebijakan pembagian dividen ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Penentuan besarnya dividen yang dibagikan menjadi sangat penting dan merupakan tugas manajer keuangan untuk mengambil kebijakan dividen yang optimal (Sutrisno, 2012:266). Proporsi laba yang akan dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen dihitung dengan menggunakan rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio). Dividend payout ratio merupakan perbandingan antara jumlah dividen yang dibagikan dengan laba bersih yang dihasilkan (Van Horne dan Wachowicz, 2009:476). Gordon dan Lintner (1963) dalam teori the bird in the hand menyatakan bahwa nilai suatu perusahaan akan menjadi tinggi jika perusahaan memiliki dividend payout ratio yang tinggi. Oleh karena itu, perusahaan cenderung lebih menyukai membagikan dividen (Brigham dan Houston, 2009: 459). Meskipun dividen merupakan daya tarik bagi investor dan indikator bahwa nilai perusahaan tersebut baik, pada kenyataannya masih terdapat perusahaanperusahaan yang telah go public, tetapi tidak membagikan dividen kepada para pemegang saham. Beberapa perusahaan manufaktur memutuskan untuk tidak membagikan dividen atas laba tahunan kepada para pemegang saham, padahal seperti yang disampaikan oleh kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melalui bisnis.com perusahaan manufaktur merupakan sektor yang paling 3 diminati investor dan mendominasi investasi di Indonesia. Melalui inilah.com diberitakan bahwa PT Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk. memutuskan untuk tidak membagikan dividen atas laba tahun 2015 yang jumlahnya meningkat dari tahun 2014, yaitu sebesar Rp106,04 miliar. Laba tahun 2015 tersebut akan dimasukkan ke dalam saldo laba untuk memperkuat modal sehingga perusahaan dapat tumbuh berkelanjutan. Hal serupa juga pernah dialami PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk yang memutuskan untuk tidak membagikan dividen atas laba tahun 2012 sebesar Rp353,43 miliar yang sebenarnya meningkat dibandingkan laba tahun 2011. Laba tersebut akan dimasukkan ke dalam saldo laba untuk kebutuhan ekspansi perusahaan. Menurut Riyanto (2008:301) ekspansi merupakan perluasan modal, baik perluasan modal kerja saja maupun modal kerja dan modal tetap yang digunakan secara terus menerus di dalam perusahaan. Modal yang dibutuhkan perusahaan dapat berupa modal sendiri yang tercermin dalam ekuitas perusahaan dan modal asing yang tercermin dalam liabilitas perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan modal sendiri dengan cara meningkatkan laba (profit) sehingga akan meningkatkan saldo laba. Sedangkan penambahan modal asing dapat dilakukan dengan melakukan pinjaman kepada pihak lain. Menurut Brigham dan Houston (2009:95) pembagian dividen sebagai imbalan bagi para pemegang saham salah satunya dapat diprediksi dengan profitabilitas sebagai faktor penentu. Profitabilitas mencerminkan hasil akhir dari seluruh kebijakan keuangan dan keputusan operasi. Profitabilitas perusahaan tergambar dalam rasio-rasio profitabilitas. Menurut Sutrisno (2012:222) rasio 4 profitabilitas mengukur seberapa besar tingkat keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan. Salah satu rasio profitabilitas adalah Return On Equity (ROE). ROE menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang diperoleh dari modal sendiri. ROE merupakan perbandingan laba bersih setelah pajak dengan ekuitas. Menurut Sartono (2008:257) selain profitabilitas, faktor lain yang mempengaruhi kebijakan dividen adalah kemampuan perusahaan untuk meminjam. Memperoleh pinjaman yang dilakukan untuk mendongkrak keuangan perusahaan dinamakan leverage. Leverage merupakan penggunaan aset dan sumber dana lain oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap dengan maksud agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham. Menurut Sutrisno (2012:267) perusahaan yang memiliki kewajiban untuk melunasi pinjaman yang besar akan membutuhkan dana untuk menutupi kewajibannya tersebut. Dengan kata lain, perusahaan yang memiliki tingkat leverage yang tinggi akan mengurangi jumlah dividen yang dibagikan. Menurut Sutrisno (2012:218) leverage dapat dihitung dengan menggunakan Debt to Equity Ratio (DER). DER menunjukkan perimbangan antara utang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri. DER merupakan perbandingan antara total liabilitas dengan total modal sendiri. Faktor lain yang mempengaruhi kebijakan dividen adalah kesempatan investasi. Istilah Investment Opportunity Set (IOS) dikemukakan pertama kali oleh Myers (1976) yang menguraikan pengertian perusahaan, yaitu sebagai satu kombinasi antara aset riil (asset in place) dan opsi investasi di masa yang akan datang (Belkaoui, 2000:13). Kesempatan investasi (investment opportunity set) 5 menggambarkan luasnya kesempatan atau peluang investasi bagi suatu perusahaan (Hartono, 2003:58). Pada saat kondisi perusahaan sangat baik maka pihak manajemen cenderung memilih investasi baru daripada membayar dividen (Suharli, 2007). Investment opportunity set dapat dihitung dengan rasio Market to Book Value Equity (MBVE). Rasio ini mencerminkan bahwa pasar menilai return atas investasi perusahaan pada masa depan akan lebih besar dari return yang diharapkan dari ekuitsanya (Kallapur dan Trombley dalam Erlina, 2007:43). Berdasarkan penelitian Sandy dan Asyik (2013), profitabilitas tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil ini bertolak belakang dengan penelitian Aldy (2015) yang menunjukkan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen. Berdasarkan penelitian Pratomo (2015), leverage memiliki pegaruh positif namun tidak signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil ini bertolak belakang dengan penelitian Aldy (2015) yang menyatakan bahwa leveregae memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan dividen. Menurut penelitian Pratomo (2015) Investment Opportunity Set yang diukur dengan Market to Book Value Equity memiliki pengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap kebijakan dividen. Sedangkan menurut Aldy (2015) Market to Book Value Equity memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen. Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Investment Opportunity 6 Set Terhadap Kebijakan Dividen (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014)”. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka identifikasi masalah yang diteliti adalah sebagai berikut : 1. Seberapa besar pengaruh profitabilitas, leverage, dan Investment Opportunity Set terhadap kebijakan dividen secara parsial. 2. Seberapa besar pengaruh profitabilitas, leverage, dan Investment Opportunity Set terhadap kebijakan dividen secara simultan. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini, penulis bermaksud untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi sehingga diperoleh informasi mengenai pengaruh profitabilitas, leverage, dan investment opportunity set terhadap kebijakan dividen (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar pengaruh profitabilitas, leverage, dan Investment Opportunity Set terhadap kebijakan dividen secara parsial. 7 2. Untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar pengaruh profitabilitas, leverage, dan Investment Opportunity Set terhadap kebijakan dividen secara simultan. 1.4 Kegunaan Penelitian Penulis mengharapkan hasil penelitian ini manfaat bagi pihak-pihak terkait yang berkepentingan, yaitu : 1. Bagi perusahaan Manajemen perusahaan dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai pertimbangan dalam memutuskan kebijakan dividen. Faktor profitabilitas yang ditunjukkan oleh Return on Equity (ROE), leverage yang ditunjukkan oleh Debt to Equity Ratio (DER) dan investment opportunity set yang ditujukkan Market to Book Value Equity (MVE/BVE) dapat dijadikan dasar penentuan besarnya dividen yang dibagikan. 2. Bagi investor atau calon investor Investor atau calon investor dapat dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai data tambahan untuk pertimbangan investasi tambahan atau investasi baru kepada perusahaan calon investee. 3. Bagi penulis Penulis dapat memperoleh gambaran secara langsung bagaimana teoriteori profitabilitas, leverage, investment opportunity set dan kebijakan 8 dividen diterapkan dalam praktek dunia bisnis sehingga menambah wawasan dan pengetahuan penulis. 4. Bagi peneliti selanjutnya Peneliti sebelumnya yang berniat untuk meneliti kembali mengenai pengaruh profitabilitas, leverage, dan Investment Opportunity Set terhadap kebijakan dividen dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai referensi tambahan dan bahan masukkan. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian terhadap laporan keuangan perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penulis memperoleh data yang diakses melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia (http://www.idx.co.id) dan melakukan kunjungan ke Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia Bandung yang terletak di Jalan P.H.H Mustofa No. 32. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2016 sampai dengan selesai.