BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai Negara yang sedang berkembang memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang terbilang cukup besar. Besarnya sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada tersebut merupakan suatu dilema bagi masyarakat dan pemerintah Indonesia karena Indonesia belum mampu mengalokasikan dan memanfaatkan sumber daya alam karena terbatasnya alat dan teknologi yang memadai. Sumber daya manusia atau jumlah penduduk yang kurang terampil juga belum mampu memanfaatkan kemajuan teknologi yang kian pesat perkembangannya. Keterbatasan faktor-faktor produksi dalam kegiatan perekonomian Indonesia memaksa pemerintah Indonesia mengambil beberapa langkah, salah satunya kegiatan perdagangan Internasional yaitu impor. Impor merupakan kegiatan transaksi pembelian barang dan jasa dari luar negeri ke dalam negeri. Untuk memenuhi kebutuhan akan barang yang jasa guna terciptanya kestabilan dalam kegiatan ekonomi baik produksi, konsumsi, maupun distribusi dan sebagai tanda keikutsertaan Indonesia dalam kegiatan perekonomian global. Di Indonesia terdapat berbagai macam industri seperti industri makanan dan minuman, industri pakaian, industri kerajinan, industri pariwisata, industri obat-obatan dan lain-lain. Meningkatnya jumlah penduduk seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang terjadi, kebutuhan dan konsumsi masyarakat akan barang dan jasa pun kian 1 bertambah. Untuk memenuhi permintaan akan barang dan jasa yang semakin bertambah para pelaku usaha harus menambah pula jumlah produksinya. Perdagangan internasional memberikan harapan bagi negara untuk bisa menutupi kekurangan tabungan yang diperlukan bagi pembentukan modal dalam rangka untuk meningkatkan produktivitas ekonomi. Dalam hal ini dapat diketahui salah satunya melalui tingkat Produk Domestik Bruto (PDB). Indonesia dikatakan berhasil dalam strategi pengembangan pembangunan jika laju pertumbuhan pendapatan rata-rata pertahunnya tinggi dengan komposisi yang tidak lagi didominasi oleh komoditas pertanian dan pertambangan (Tambunan, 2000:63). Jumlah impor ditentukan oleh kesanggupan atau kemampuan suatu negara dalam menghasilkan barang-barang yang mampu bersaing dengan buatan luar negeri, selain itu yang paling menentukan jumlah impor adalah kemampuan negara dalam membeli barang-barang hasil buatan luar negeri yang berarti nilai impor tergantung dari tingkat pendapatan nasional negara itu sendiri. Makin tinggi pendapatan serta makin rendah kemempuan negara dalam menghasilkan barangbarang tersebut maka impor makin tinggi dan makin banyak terdapat kebocoran dalam pendapatan nasional (Deliarnov, 1995:204). Minyak bumi sebagai salah satu bahan baku dalam proses produksi barang dan jasa merupakan faktor vital dalam menunjang kegiatan produksi di Indonesia. Indonesia yang dahulu merupakan Negara penghasil minyak bumi dan salah satu anggota OPEC (Organization of Petroleoum Exporting Country) dalam kenyataannya masih belum mampu memenuhi kebutuhan minyak bumi di dalam negeri sendiri. Sehingga pemerintah Indonesia mengambil beberapa langkah dan 2 kebijakan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak di dalam negeri salah satunya dengan melakukan impor atau pembelian barang dan jasa dari luar negeri yang merupakan salah satu kegiatan perdagangan internasional. Salah satu keuntungan dari perdagangan internasional adalah memungkinkan Negara untuk berspesialisasi menghasilkan barang-barang dan jasa secara lebih murah baik dari segi bahan maupun cara berproduksi. Dengan dilakukannya spesialisasi berarti orang tidak harus memproduksi sendiri setiap barang yang ingin dikonsumsi, karena tidak semua barang dan jasa bisa dihasilkan di dalam negeri maka harus melakukan kegiatan impor. Pada Tabel 1.1 terlihat perkembangan impor minyak bumi Indonesia selama kurun waktu 17 tahun. Tabel 1.1 Perkembangan Impor Minyak Bumi Indonesia Tahun 1994 – 2010 Tahun Impor Minyak Bumi Perkembangan (dalam Juta US Dollar) (%) 1994 2367,4 1995 2910,8 22,9 1996 3595,5 19,0 1997 3924,1 9,14 1998 2653,7 (32,4) 1999 3681,1 38,7 2000 6019,5 63,5 2001 5471,8 (9,09) 2002 6525,8 19,3 2003 7610,9 16,6 2004 11732,0 54,1 2005 17457,7 48,8 2006 18962,9 8,62 2007 21932,8 15,6 2008 30552,9 39,3 2009 18980,7 (37,8) 2010 27362.9 44,2 Keterangan: ( ) negative Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, Tahun 1994 – 2010 (data diolah) 3 Dari data pada Tabel 1.1 terlihat bahwa perkembangan jumlah impor minyak bumi Indonesia yang mengalami fluktuasi selama 17 tahun. Terjadi penurunan jumlah impor pada tahun 1998 dari tahun sebelumnya 1997. Kemudian terjadi peningkatan jumlah impor minyak bumi pada tahun 2000 dari tahun sebelumnya 1999. Beberapa faktor yang mempengaruhi impor minyak bumi di Indonesia adalah kurs dollar Amerika Serikat. Apabila kurs valuta asing mengalami penurunan dibandingkan dengan mata uang dalam negeri, maka akan meningkatkan impor dan apabila kurs valuta asing mengalami peningkatan akan menurunkan impor (Pratama Andika, 2007:9). Perekonomian terbuka atau globalisasi mempengaruhi sistem perekonomian di Indonesia. Hal ini ditandai dengan masuknya berbagai barang dan jasa dari luar negeri (impor) ataupun sebaliknya. Traksaksi perdagangan internasional memerlukan alat pembayaran luar negeri. Dollar Amerika Serikat adalah salah satu mata uang kunci internasional (key currency) yang dijadikan alat pembiayaan impor. Agar transaksi perdagangan internasional berjalan dengan lancar, diperlukan kestabilan nilai tukar mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing (Kurs Valuta Asing). Perkembangan nilai tukar Rupiah Indonesia terhadap Dollar Amerika Serikat dapat dilihat dalam Tabel 1.2. 4 Tabel 1.2 Perkembangan Kurs Dollar Amerika Serikat Tahun 1994 – 2010 Tahun 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Keterangan Sumber Kurs (Rupiah/1 Dollar) 2.200 2.308 2.383 4.605 10.492 8.029 9.595 10.400 8.940 8.465 9.290 9.830 9.020 9.419 10.950 9.400 9.023 Perkembangan (%) 4,90 3,24 96,39 124,18 (23,50) 19,55 8,38 (14,03) (5,31) 9,74 4,96 (7,50) 4,42 16,25 (14,15) (4,01) : ( ) negative : Bank Indonesia 1994 – 2010 Pada tahun 1998 krisis moneter yang melanda Indonesia menyebabkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat merosot yakni mencapai Rp. 9.492,- per US dollar. Satu tahun kemudian, pada tahun 1999 terjadi penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Nilai tukar tersebut menguat menjadi Rp. 8.026,- per US dollar. Pada tahun 2000 nilai tukar rupiah kembali melemah menjadi Rp. 9.595,- per US dollar. Pada tahun 2003 nilai tukar rupiah menguat menjadi Rp. 8.465,- per US dollar. Pada tahun 2004 nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat melemah menjadi Rp. 9.290,- per US dollar dan berlanjut hingga tahun 2005 sebesar Rp. 9.751,- per US dollar. 5 Faktor lain yang mempengaruhi impor minyak bumi di Indonesia adalah ketersediaan cadangan devisa di dalam negeri. Cadangan devisa sebagai jaminan kepemilikan dana dalam pembelian barang dan jasa dari luar negeri. Apabila cadangan devisa yang tersedia relative sedikit itu akan mengakibatkan jumlah barang dan jasa yang di beli berkurang begitupun sebaliknya. Perkembangan jumlah cadangan devisa di Indonesia selama kurun waktu 17 tahun dapat di lihat dalam Tabel 1.3 Table 1.3 Tabel Perkembangan Jumlah Cadangan Devisa Indonesia tahun 1994 – 2010 Tahun 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Keterangan Sumber Cadangan Devisa (dalam jutaan USD ) 13.158 14.674 19.125 21.418 23.762 27.054 29.394 28.016 31.571 36.246 36.321 34.724 42.586 56.290 51.639 66.104 96.207 : ( ) negatif : Bank Indonesia 2010 (data diolah) Perkembangan (%) 11,52 30,33 (8,87) 36,35 13,85 8,64 (4,68) 9,77 12,97 4,54 (4,40) 22,64 33,65 (9,27) 28,1 45,5 Produk Domestik Bruto (PDB) juga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi jumlah impor suatu Negara. Menurut Keynes, besar kecilnya 6 impor lebih dipengaruhi oleh pendapatan negara tersebut. Analisis makro ekonomi menganggap bahwa makin besar pendapatan nasional suatu negara maka semakin besar pula impor (Herlambang, 2001:267). PDB diyakini terbaik dalam menilai kerja pertumbuhan ekonomi suatu negara dan merupakan landasan dalam melakukan pengukuran kinerja perekonomian suatu negara (Sukirno, 2001:33). Pada Tabel 1.4 disajikan data produk domestik bruto Indonesia dari tahun 1994 sampai tahun 2010. Tabel 1.4 Tabel Perkembangan Produk Domestik Bruto Indonesia tahun 1994 – 2010 Tahun 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Keterangan Sumber Produk Domestik Bruto Perkembangan (dalam Miliar Rupiah) (%) 354.640,80 383.792,30 8,22 413.797,90 7,82 433.245,90 4,70 376.374,90 (13,13) 379.352,50 0,79 1.979.340,30 421,77 1.440.400,70 (27,23) 1.505.216,40 4,50 1.577.171,30 4,78 1.656.516,80 5,03 1.750.815,20 5,69 1.847.126,70 5,50 1.964.327,30 6,35 2.082.315,90 6,01 2.176.975,50 4,55 2.310.689,80 6,14 : ( ) Negatif : Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, 1994-2010 (data diolah) Data pada Tabel 1.4 menunjukkan perkembangan Produk Domestik Bruto yang bervariasi setiap tahun. Produk Domestik Bruto Indonesia tertinggi terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 2.176.975,50 dengan perkembangan 4,55 persen. 7 Sedangkan Produk Domestik Bruto terendah terjadi pada tahun 1998 yaitu sebesar 376.374,90 dengan perkembangan minus 13,13 persen. Hal ini disebabkan karena krisis ekonomi yang menyebabkan terpuruknya perekonomian Indonesia. Secara umum impor bertujuan untuk mengamankan posisi neraca pembayaran, mendorong kelancaran arus perdagangan luar negeri, dan meningkatkan lalu lintas modal luar negeri untuk kepentingan pembangunan, dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi nasional. Kenyataan yang harus dihadapi dalam pembangunan Indonesia adalah belum tercukupinya kebutuhan akan bahan baku termasuk minyak bumi. Dari latar belakang yang telah diuraikan maka yang menjadi pokok permasalahan yang akan dikaji dari penelitian ini adalah : 1) Bagaimanakah pengaruh kurs dollar Amerika Serikat, jumlah cadangan devisa dan produk domestik bruto secara serempak terhadap impor minyak bumi di Indonesia tahun 1994 – 2010? 2) Bagaimanakah pengaruh kurs dollar Amerika Serikat, jumlah cadangan devisa dan produk domestik bruto secara parsial terhadap impor minyak bumi di Indonesia tahun 1994 – 2010? 3) Variabel manakah yang berpengaruh dominan diantara variabel kurs dollar Amerika Serikat, cadangan devisa dan produk domestik bruto terhadap impor minyak bumi di Indonesia tahun 1994 - 2010? 8 1.2 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui pengaruh kurs dollar Amerika Serikat, cadangan devisa dan produk domestik bruto secara serempak dan signifikan terhadap nilai volume impor minyak bumi di Indonesia tahun 1994 – 2010. 2) Untuk mengetahui pengaruh kurs dollar Amerika Serikat, cadangan devisa dan produk domestik bruto secara parsial terhadap nilai volume impor minyak bumi Indonesia periode 1994 – 2010. 3) Untuk mengetahui variabel yang berpengaruh dominan diantara variable kurs dollar Amerika Serikat, cadangan devisa dan produk domestik bruto terhadap nilai volume impor minyak bumi di Indonesia tahun 1994 – 2010. 1.3 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain : 1) Kegunaan Teoritis Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi dan wawasan serta menambah daftar pustaka di lingkungan akademis yang lebih luas tentang konsep atau teori-teori yang berkaitan dengan bidang perdagangan internasional, khususnya mengenai impor. 2) Kegunaan Praktis 9 Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan pertimbangan mengenai beberapa faktor yang mempengaruhi volume impor minyak bumi, sehingga nantinya akan dapat diterapkan kebijakan yang relevan bagi perekonomian Indonesia. 1.4 Sistematika Penyajian Penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab dimana masing-masing bab berisi hal-hal sebagai berikut : 1) Bab I Pendahuluan Dalam bab ini disajikan tentang latar belakang masalah, kemudian dirumuskan ke dalam pokok permasalahan, penentuan tujuan dan kegunaan penelitian, serta menguraikan sistematika penyajian. 2) Bab II Kajian Pustaka dan Perumusan Hipotesis Dalam bab ini diuraikan landasann teori yang terkait dengan pokok permasalahan serta gambaran mengenai penelitian sebelumnya dan perumusan hipotesis. 3) Bab III Metodologi Penelitian Pada bab ini disajikan obyek penelitian, lokasi penelitian, jenis dan sumber data, identifikasi variable, definisi operasional variable, teknik analisis data yang digunakan untuk memecahkan masalah. 4) Bab IV Pembahasan Pada bab ini akan di uraikan tentang gambaran umum daerah atau deskripsi hasil penelitian serta pembahasan hasil penelitian 10 5) Bab V Simpulan dan Saran Dalam bab ini disajikan mengenai simpulan dari hasil pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya serta saran yang dapat disampaikan. 11