BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian ini dilakukan secara deskriptif meliputi pengambilan dan pengolahan sampel,pembuatan simplisia, isolasi senyawa fukoidan, identifikasi senyawa fukoidan hasil isolasi dengan menggunakan spektrofotometer UV dan FTIR serta pengujian sitotoksik terhadap larva Artemia salina Leach.dengan menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) dan dianalisis dengan model analisis probit. 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah alat-alat gelas laboratorium, desikator, lemari pengering, lemari pendingin (Toshiba), oven listrik (Stork), penangas air, kain flannel,termometer, blender (Panasonic MX101SG1), spatula, kaca arloji, botol timbang dangkal bertutup, neraca kasar (Salter\And EW3000B), neraca analitis (Vibra AJ), sentrifugasi (Hitachi CF16RXII), spektrofotometer UV dan FTIR (Shimadzu), pipet tetes, aluminium foil, vial, bejana penetasan telur Artemia salina Leach, lampu 14 watt (Hannochs). 3.1.2 Bahan Bahan yang digunakan adalah talus rumput laut coklat Sargassum ilicifolium (Turner) C.Agard, telur Artemia salina Leach, garam laut.Bahan kimia yang digunakan kecuali dinyatakan lain adalah berkualitas proanalisis yaitu asam klorida, etanol 96% (hasil destilasi), dan air suling. Universitas Sumatera Utara 3.2 Pengumpulan dan Pengolahan Bahan Tumbuhan 3.2.1 Pengumpulan bahan tumbuhan Pengumpulan bahan tumbuhan dilakukan secara purposif, yaitu tanpa membandingkan dengan daerah lain. Umur tumbuhan yang diambil tidak diperhitungkan.Tumbuhan yang digunakan adalah talus rumput laut coklat Sargassum ilicifolium (Turner) C.Agard yang diperoleh dari pantai Poncan, Kotamadya Sibolga, Provinsi Sumatera Utara. 3.2.2 Identifikasi Tumbuhan Identifikasi tumbuhan dilakukan di Lembaga Ilmu Pengetahuan Pusat Penelitian Oseanografi, Jakarta, Indonesia oleh Windy (2016).Hasil identifikasi tumbuhan dapat dilihat pada Lampiran 1, halaman41. 3.2.3 Pengolahan bahan tumbuhan Talus rumput laut coklat Sargassum ilicifolium (Turner) C.Agard dibersihkan dari kotoran dan sisa-sisa karang yang melekat lalu dicuci dengan air mengalir sampai bersih, ditiriskan dan disebar di atas kertas agar airnya terserap, lalu ditimbang berat basahnya 20 kg.Tumbuhan dikeringkan dengan cara dianginanginkan di udara terbuka. Selanjutnya dikeringkan di lemari pengering pada suhu ±40oC hingga rapuh (diremas menjadi hancur), kemudian disortasi kering dan diperoleh berat 2,4 kg, lalu diblender sampai menjadi serbuk.Serbuk simplisia disimpan dalam kantong plastik.Bagan kerja penelitian dapat dilihat pada Lampiran 2, halaman 42. Universitas Sumatera Utara 3.3 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April hingga November di Laboratorium Farmakognosi dan Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara, Medan. 3.4 Pemeriksaan Makroskopik Pemeriksaan makroskopik dilakukan dengan pemeriksaan bentuk, ukuran, warna, bau dan rasapada rumput laut coklat Sargassum ilicifolium (Turner) C.Agard. 3.5 Pembuatan Pereaksi Proses pembuatan pereaksi meliputi pereaksi asam klorida 1 N dan perekasi asam klorida 0,1 N. 3.5.1 Pereaksi asam klorida 1 N Sebanyak 85 ml asam klorida pekat cukupkan dengan air hingga 1000 ml (Ditjen POM RI., 1995). 3.5.2 Pereaksi asam klorida 0,1 N Diencerkan 8,5 ml asam klorida pro analis dicampurkan dengan akuades dan dicukupkan hingga 1000 ml (Ditjen POM RI., 1995). 3.6 Isolasi Senyawa Fukoidan Timbang 50 g serbuk rumput laut coklat, dimasukkan kedalam gelas beker 1000 ml. Selanjutnya diekstraksi dengan 500 ml larutan asam klorida 0,1 N pada Universitas Sumatera Utara suhu 100 oC selama 4 jam sambil dilakukan pengadukan setiap 10 menit. Disaring dengan menggunakan kain flanel lalu diperas, diperoleh filtrat.Filtrat yang diperoleh disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit. Endapan dipisahkan dari filtrat dengan cara enap tuang. Selanjutnya filtrat ditambah etanol 96% dengan perbandingan (1:1) hingga terbentuk endapan, dan disentrifugasi kembali dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit. Endapan dikumpulkan di atas kaca arloji dan dikeringkan di dalam oven pada suhu 50oC (Junaidi, et al., 2009).Bagan kerja prosedur isolasi senyawa fukoidan dapat dilihat pada Lampiran 3, halaman 43. 3.7 Penetapan Susut Pengeringan Sebanyak 1 g serbuk isolatfukoidan ditimbang dan dimasukkan ke dalam botol timbang dangkal bertutup yang telah dipanaskan pada suhu 105oC selama 30 menit dan telah ditara.Serbuk diratakan dalam botol timbang dengan menggoyangkan botol hingga merupakan lapisan setebal 5-10 mm. Kemudian dimasukkan ke dalam oven, tutupnya dibuka dan dikeringkan pada suhu 105oC hingga bobot tetap.Sebelum setiap pengeringan, dibiarkan botol dalam keadaantertutup dingin dalam desikator hingga suhu kamar. Susut pengeringan dihitungterhadap bahan awal (Ditjen POM RI, 1995). 3.8 Identifikasi Senyawa Fukoidan Identifikasi isolat senyawa fukoidan rumput laut coklat meliputi analisis senyawa fukoidan secara spektrofotometri UV dan spektrofotometri FTIR. Universitas Sumatera Utara 3.8.1 Analisis secara spektrofotometri UV Senyawa fukoidan hasil isolasi diidentifikasi secara spektrofotometri UV. Prosedur kerja dilakukan dengan menimbang 20 mg senyawa isolat fukoidan, dilarutkan dengan asam klorida 0,1 N dimasukkan kedalam labu tentukur 25 ml, lalu dicukupkan hingga garis tanda. Diukur serapannya pada bilangan gelombang 200-400 nm. Kemudian dibandingkan dengan senyawa baku fukoidan. 3.8.2 Analisis secara spektrofotometri FTIR Isolat fukoidan diidentifikasi secara spektrofotometri FTIR. Prosedur kerja dilakukan dengan cara mencampurkan 1 mg serbuk isolat fukoidan dengan 10 mg KBr digerus di dalam mortar, ditekan hingga diperoleh pelet kemudian dimasukkan ke dalam alat spektrofotometer FTIR,diukur serapannya pada bilangan gelombang 4000-400 cm-1.Kemudian dibandingkan dengan senyawa baku fukoidan. 3.9 Pengujian Sitotoksik Pengujian dilakukan terhadap fukoidan hasil isolasi dari talus rumput laut coklat Sargassum ilicifolium (Turner) C.Agard menggunakan larva Artemia salina Leach dengan metode Brine Shrimp Lethality Test. 3.9.1 Pembuatan air laut buatan Bahan yang digunakan dalam pembuatan air laut buatan adalah garam laut tanpa yodium sebanyak 38 gram dalam 1000 ml air suling (Sahgal, et al., 2010). Dilarutkan garam laut tanpa yodium dalam beker gelas sampai terlarut sempurna kemudian di masukkan ke dalam labu tentukur 1000 ml dan ditambahkan air suling sampai 1000 ml. Universitas Sumatera Utara 3.9.2 Penetasan telur Artemia salina Leach Disiapkan bejana penetasan yang mempunyai dua bagian bersekat.Sekat dalam wadah tersebut di lubangi agar larva dapat berpindah dari tempat yang gelap ke tempat yang terang.Masukkan air laut buatan kedalam bejana.Telur Artemia salinaLeach ditaburkan secara berhati-hati (Indiastuti, et al., 2008). Bagian wadah yang berisi telur tersebut ditutup dengan aluminium foilsedangkan bagian wadah yang tidak ditempati telur diterangi dengan sinar lampu 14 watt untuk menghangatkan suhu dalam penetasan. Setelah 48 jam, diambil larva udang yang akan diuji dengan pipet tetes (Juniarti dan Yuhemita, 2009). 3.9.3 Pengujian brine shrimp lethality test Disiapkan larutan uji yang terdiri dari isolat senyawa fukoidan dengan konsentrasi: 1000, 100, dan 10 µg/ml, disiapkan 3 vial untuk masing-masing konsentrasi larutan uji sehingga semuanya menjadi 9 vial dan 1 vial untuk kontrol. Larutan induk I dibuat dengan menimbang 50 mg isolat lalu dilarutkan dengan air suling sampai 5 ml sehingga diperoleh konsentrasi 10.000 µg/ml. Dipipet 0,5 ml larutan induk I lalu diencerkan sampai 5 ml sehingga diperoleh larutan induk II dengan konsentrasi 1000 µg/ml. Dipipet 0,5 ml larutan induk IIlalu diencerkan sampai 5 ml sehingga diperoleh konsentrasi 100 µg/ml. Dipipet 0,5 ml dari larutan konsentrasi 100 µg/ml lalu diencerkan sampai 5 ml sehigga diperoleh konsentrasi 10 µg/ml. Dimasukkan larutan uji ke masing-masing vial. Dimasukkan sedikit air laut buatan ke dalam masing-masing vial.Dimasukkan 10 ekor larva Artemia salina Leach, lalu ditambahkan air laut buatan sampai 5 ml. Kemudian semua vial diletakkan di bawah cahaya lampu. Setelah 24 jam dihitung jumlah larva yang mati (Mclaughlin dan Lingling, 1988). Selain itu, pembuatan kontrol pada air laut Universitas Sumatera Utara juga telah dilakukan. Dimasukkan 10 ekor larva Artemia salina Leach ke dalam vial dan dicukupkan sampai 5 ml air laut buatan tanpa penambahan isolat. Data dianalisis dengan metode analisis probit untuk menentukan LC 50 .Bagan uji sitotoksik dapat dilihat pada Lampiran 4, halaman 44. 3.10 PerhitunganLC 50 Uji sitotoksik dilakukan dengan metode Brine Shrimp Lethality Test menggunakan larva Artemia salina Leach terhadap larutan isolat fukoidan sehingga diperoleh suatu data yang kemudian diolah dengan menggunakan model analisis probit untuk menentukan nilai LC 50. Pengukuran dilakukan dengan menghitung jumlah Artemia salina Leach yang mati sebanyak 50 % dari total larva uji (10 ekor pada vial). Kemudian nilai LC 50 dihitung dengan memasukkan angka probit (50 % kematian larva uji).Efek sitotoksik dihitung dari persen kematian larva Artemia salina Leach dan persamaan regresi linear (Rahma, et al., 2013). a. Rumus persen kematian % kematian = Jumlah larva mati x 100% jumlah larva uji b. Persamaan regresi linier. y = a + bx Keterangan: y = Nilai probit x = log konsentrasi a = Intercept (garis potong) b = Slope (kemiringan dari garis regresi linier) Universitas Sumatera Utara LC 50 adalah nilai antilog x yang saat y = 50%. Apabila pada kontrol ada larva yang mati, maka persen kematian ditentukan dengan rumus Abbot: % kematian = T-K x100% 10 Keterangan : T = jumlah larva uji yang mati K = jumlah larva kontrol yang mati 10 = jumlah larva uji Perhitungan LC 50 fukoidan hasil isolasi dari talus rumputSargassum ilicifolium (Turner) C. Agard dapat dilihat pada lampiran 11, halaman 56. 3.11Analisis Data Sitotoksik Ada banyak cara untuk menentukan nilai LC 50 . Salah satu cara yaitu dengan metode probit. Untuk menghitung LC 50 berdasarkan metode probit, berikut merupakan langkah pembuatan perhitungan LC 50 , yaitu : 1. Mempunyai tabel probit 2. Menentukan nilai probit dari % kematian tiap kelompok hewan uji 3. Menentukan log dosis tiap-tiap kelompok 4. Menentukan persamaan garis lurus hubungan antara nilai probit dengan log dosis, y = a+bx 5. Masukkan nilai 5 (probit 50% kematian hewan coba) pada persamaan garis lurus, pada nilai y. Nilai LC 50 dihitung dari nilai antilog x pada saat y = 5. Ekstrak dikatakan bersifat toksis jika harga LC 50 < 1000 ppm, sedangkan untuk senyawa murni jika LC 50 < 200 ppm berpotensi antikanker (Meyer, et al., 1982). Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Hasil Identifikasi Tumbuhan Hasil identifikasi tumbuhan dilakukan di Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jakarta, Indonesia adalah rumput laut coklat Sargassum ilicifolium (Turner) C.Agard, suku Sargassaceae. Hasil identifikasi tumbuhan dapat dilihat pada Lampiran 1, halaman 41. 4.2 Hasil Pemeriksaan Makroskopik Pemeriksaan karakterisasi rumput laut Sargassum ilicifolium (Turner) C. Agard secara makroskopik dilakukan untuk memperoleh identitas simplisia.Hasil pemeriksaan makroskopik rumput laut coklatyaitu rumput laut coklat memiliki warna coklat, mempunyai bau khas, daun berbentuk lonjong kecil dengan tepibergerigi, dan batang kecil berwarna coklat.Hasil pemeriksaan makroskopik yang dilakukan terhadap simplisia rumput laut coklat yaitu simplisia berwarna coklat tua.Hasil pemeriksaan makroskopik rumput laut coklat dapat dilihat padaLampiran 5, halaman 45. 4.3Hasil Isolasi Senyawa Fukoidan Isolasi senyawa fukoidan dari 550 g simplisia rumput laut coklat Sargassum ilicifolium (Turner) C.Agardmemperoleh isolat sebanyak 19,86 g (Rendemen 3,61%). Fukoidan yang diperoleh berwarna coklat tua dan berbau khas.Perhitungan persen rendemen fukoidan pada Lampiran 8, halaman 51. Universitas Sumatera Utara 4.4. Hasil Penetapan Susut Pengeringan Penetapan susut pengeringan dilakukan untuk menunjukkan jumlah air yang terkandung dalam senyawa fukoidan.Penetapan susut pengeringan dilakukan untuk memberikan batasan kandungan air yang masih dapat ditolerir untuk menjaga stabilitasnya. Hasil rata-rata penetapan susut pengeringan senyawa fukoidan adalah 19,32%. Perhitungan susut pengeringan isolat senyawa fukoidan dari rumput laut coklat dapat dilihat pada Lampiran 8, halaman 51. 4.5Hasil Identifikasi Senyawa Fukoidan 4.5.1 Identifikasi secara spektrofotometri UV Identifikasi senyawa isolat fukoidan dan bakufukoidan dilakukan secara Spektrofotometri UV. Spektrum ultraviolet fukoidan hasil isolasi dari rumput laut coklat Sargassum ilicifolium (Turner) C.Agard memberikan panjang gelombang maksimum 203,81 nm. Kurva serapan dan panjang gelombang maksimum senyawa fukoidan hasil isolasi identik dengan senyawa baku fukoidan. Spektrum ultraviolet dari senyawa isolat dan baku fukoidan dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2 Gambar 4.1 Spektrum ultraviolet isolat fuko idan Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2 Spektrum ultraviolet bakufukoidan 4.5.2 Identifikasi secara spektrofotometri FTIR Spektrum inframerah senyawa isolat fukoidan dari rumput laut coklat Sargassum ilicifolium (Turner) C.Agard dan bakufukoidan dapat dilihat pada Gambar 4.3 dan Gambar 4.4 Gambar 4.3 Spektrum inframerah isolat fukoidan Universitas Sumatera Utara Gambar 4.4. Spektrum inframerah baku fukoidan Monosakarida, ikatan glikosidik, gugus fungsional yang terdapat pada polisakarida termasuk fukoidan dapat dianalisis menggunakan spektrofotometri FTIR (Shanti, et al., 2014). Identifikasi puncak-puncak serapan dibandingkan antara senyawa isolat fukoidan dengan baku fukoidan menunjukkan adanya sedikit perbedaan. Pada bilangan gelombang 3421,72 cm-1 menunjukkan adanya pita melebar dan spesifik yang merupakan vibrasi regang untuk gugus O-H, pada fukoidan baku juga terletak pada bilangan gelombang 3421,72 cm-1. Terdapat pita kecil pada bilangan gelombang 2927,94 cm-1 menunjukkan gugus C-H pada cincin piranoid, sedangkan pada senyawa baku fukoidan terletak pada bilangan gelombang 2935,66 – 2959,66 cm-1. Pada bilangan 1238,30 cm-1 menunjukkan adanya gugus S=O asimetris dan vibrasi C-O, sedangkan pada baku fukoidan terletak pada bilangan gelombang 1246,02 cm-1 (Synytsya, et al., 2010). Sampel yang mempunyai pita lebar pada bilangan gelombang 1220- 1260 cm-1 menunjukkan keberadaan gugus ester sulfat (S=O), ciri dari fukoidan (Dzul, et al., Universitas Sumatera Utara 2014). Bilangan gelombang 1072,42 cm-1 pada baku fukoidan menunjukkan vibrasi regang gugus S=O simetris. Pada fukoidan isolat, bilangan gelombang 1022,27 cm-1 menunjukkan adanya gugus C-O, sedangkan pada baku fukoidan terletak pada bilangan gelombang 1041,56 cm-1. Bilangan gelombang dibawah 1500 cm-1 merupakan daerah sidik jari (finger print). Kegunaan terpenting dari daerah sidik jari (finger print) setiap senyawa memberikan pola yang berbeda pada daerah ini (Yadav, 2005). Berdasarkan puncak serapan yang diperoleh dibandingkan dengan baku pembanding menunjukkan bahwa bahan yang diisolasi dari talus rumput laut coklat Sargassum ilicifolium (Turner) C.Agard adalah senyawa fukoidan. Pergeseran spektrum disebabkan karena fukoidan isolat dan baku diperoleh dari spesies rumput laut coklat yang berbeda Puncak serapan senyawa isolat fukoidan dan baku fukoidan dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil spektrofotometri FTIR senyawa isolat dan baku fukoidan Sargassum ilicifolium (Turner) C. Agard No Bilangan gelombang (cm-1) Isolat Fukoidan Baku Fukoidan 1 2 3421,72 2927,94 3421,72 2935,66 – 2959,66 3 1238,30 5 6 1022,27 < 1500 1246,02 1041,56 < 1500 Gugus Fungsi Gugus O-H Gugus C-H Gugus S=O asimetris dan C-O Gugus C-O Daerah sidik jari 3.6 Hasil Uji Sitotoksik Hasil uji sitotoksik dapat diketahui dari jumlah kematian larva Artemia salina Leach disebabkan adanya pengaruh dari pemberian isolat fukoidan dari Universitas Sumatera Utara rumput laut coklat Sargassum ilicifolium (Turner) C.Agard pada konsentrasi 10, 100, dan 1000 µg/ml. Selain itu, dibuat kontrol negatif berupa air laut dan larva tanpa penambahan isolat. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh air laut maupun faktor lain terhadap kematian larva. Sehingga dapat dipastikan bahwa kematian larva hanya karena penambahan isolat. Percobaan ini dilakukan dengan 3 kali pengulangan dengan tujuan agar mendapat data yang lebih baik dan lebih akurat. Berikut adalah data persen kematian larva Artemia salina Leach dengan pemberian isolat fukoidan rumput laut coklat Sargassum ilicifolium (Turner) C.Agard. Tabel 4.2 Persen kematian larva Artemia salina Leach dengan pemberian isolat fukoidan Isolat fukoidan Konsentrasi (µg/ml) 10 100 1000 Kontrol negatif (air laut) Kematian larva Artemia salina Leach P1 P2 P3 % kematian 1 1 2 13.33 3 2 3 26.67 3 2 5 33.33 0 0 0 0 Hasil Artemia salina Leach yang mati karena penambahan isolat fukoidan yang telah dilakukan dengan 3 kali pengulangan. Konsentrasi 10 µg/ml menunjukkan persen kematian larva Artemia salina Leach 13,33%, pada konsentrasi 100 µg/ml persen kematian larva 26,67%, pada konsentrasi 1000 µg/ml persen kematian larva 33,33% dan kontrol negatif persen kematian larva adalah 0%. Total kematian diperoleh dengan menjumlahkan kematian larva pada setiap konsentrasi. Rata-rata kematian diperoleh dari total kematian dibagi total Universitas Sumatera Utara larva yang digunakan tiap konsentrasi. Persentase kematian didapat dengan mengalikan rata-rata kematian dengan 100. Tabel 4.2 menunjukkan bahwa adanya hubungan antara konsentrasi penambahan isolat fukoidan dengan total kematian larva. Semakin tinggi konsentrasi yang diberikan akan meningkatkan kematian larva. Artemia salina Leach yang digunakan pada percobaan yaitu larva yang berusia 48 jam atau berada pada fase instar II-III karena pada usia ini Artemia salina paling sensitif terhadap bahan uji (Hamidi, et al., 2014). Kematian larva diamati setelah 24 jam pemberian isolat. Berdasarkan kriteria standar larva dikatakan mati apabila larva tidak bergerak selama 10 detik observasi (Krishnakumar, et al., 2007). Harga LC 50 yang diperoleh dari uji sitotoksik senyawa fukoidan hasil isolasi rumput laut coklat Sargassum ilicifolium (Turner) C.Agard adalah 13658,4 µg/ml. Ekstrak dikatakan bersifat toksik atau memiliki aktivitas biologi terhadap Artemia salina Leach apabila memiliki harga LC 50 < 1000 µg/ml (Meyer, et al., 1982). Harga LC 50 menunjukkan bahwa fukoidan hasil isolasi tidak memiliki sifat sitotoksik terhadap larva Artemia salina Leach sehingga tidak dapat dijadikan sebagai obat antikanker. Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: a. Senyawa fukoidan dari isolasirumput laut coklat Sargassum ilicifolium (Turner) C.Agard mempunyai persen rendemen 3,61%. b. Senyawa fukoidan hasil isolasi dari rumput laut coklat Sargassum ilicifolium (Turner) C.Agard pada konsentrasi 10 µg/ml, 100 µg/ml, dan 1000 µg/ml memiliki LC 50 sebesar 13658,4 µg/ml, sehingga tidak memiliki sifat sitotoksik terhadap Artemia salina Leach dengan metode Brine Shrimp Lethality Test. 5.2 Saran Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian mengenai efek farmakologi senyawa fukoidan Sargassum ilicifolium (Turner) C.Agard. Universitas Sumatera Utara