BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya

advertisement
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Penelitian Sebelumnya ( State Of The Art )
Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya ( State Of The Art )
No
1.
Judul
Penelitian
Teori
Metodologi
REALITY
-Uses
TELEVISION
Gratifications
USES
AND
GRATIFICAT
ION
-Televisi
and Kualitatif
Penjelasan dan
Penelitian
Hasil Penelitian
Saat Ini
Studi
ini PENGARUH
menemukan
lima PEMBAWA
faktor
yang ACARA
menjelaskan
program
TALKSHOW
preferensi KICK ANDY
pilihan: identifikasi TERHADAP
Motivations
for
Viewing
Reality
Television:
dengan MINAT
pribadi
yanng MENONTON.
karakter
nyata,
hiburan,
perubahan
suasana
A Uses and
hati,
menghabiskan
Gratifications
waktu,
Analysis
partisipasi
dan
utama
sistematis
mengidentifikasi
pola
metode
kuantitatif
riset berusaha untuk
secara
menggunakan
penelitian
perwakilan.
Pertanyaan
Penelitian ini
dengan
menggunakan
jenis penelitian
eksplanatif
Reality
menonton TV dan
untuk Teori yang
melihat Reality Tv digunakan
motivasi
dalam
dan
penggunaan
gratifikasi
-Teori
No
Judul
Penelitian
Teori
Metodologi
Penjelasan dan
Penelitian
Hasil Penelitian
Saat Ini
paradigma. Analisis Komunikasi
tambahan
berusaha
-Teori
untuk
mengidentifikasi
hubungan
antara
Komunikasi
Massa
Reality TV afinitas -Media Massa
dan motif.
-Televisi
Teori Khusus
Uses and
Gratifications
Teknik
Pengumpulan
Data dengan
menggunakan
Kuesioner
Teknik
Analisis Data
-Analisis
Kuantitatif
-Uji Reabilitas
-Uji Korelasi
-Uji Validitas
Judul
No
Penelitian
Teori
Metodologi
Penjelasan dan
Penelitian
Hasil Penelitian
Saat Ini
- Uji Regresi
Linear
sederhana
2.
PENGARUH
-Televisi
Kuantitatif
PROGRAM
nilai korelasi antara
- Talk Show
ACARA
TALK SHOW - Program
“SHOW
- Uses and
IMAH”
TERHADAP
Berdasarkan output
Gratification
Program
“Show
Imah” di Trans Tv
(X) terhadap minat
menonton
Mahasiswa
Bina
MINAT
Nusantara Marketing
MENONTON
Komunikasi
2015
MAHASISW
(Y)
r
A
0,853,
dengan
NUSANTAR
tingkat
signifikan
A
sebesar
0,000,
MARKETIN
karena
nilai
G
signifikasi
KOMUNIKA
maka
SI 2015
menunjukan terdapat
BINA
sebesar
=
<0,05
hal
ini
hubungan yang kuat
Rizka Haqiqi (
dan
2013 )
positif
antara
Program Show Imah
di Trans Tv (X)
terhadap
minat
menonton.
3.
PENGARUH
-Uses
and Kuantitatif
GAYA
Gratification
Berdasarkan
penjelasan dari data
PENYAMPAI
dapat
ersebut
AN
disimplkan
bahwa
Judul
No
Teori
Penelitian
Penjelasan dan
Penelitian
Hasil Penelitian
Saat Ini
sebagian
besar
TALK SHOW
responden
setuju
“HITAM
bahwa
PRESENTER
PUTIH”
DI
TRANS
7
- Televisi
Metodologi
presenter
Talk Show
Hitam
Putih memiliki cara
TERHADAP
berbicara yang baik
MINAT
dan
MENONTON
gangguan
pada
PERIODE 21
pesan
yang
MARET 2012
disampaikannya.
(
Cara
STUDI
tidak
ada
berbicara
TERHADAP
presenter
sangat
MAHASISW
penting
dalam
A
menarik
minat
UNIVERSIT
penonton
untuk
Y
menonton Talk Show
BINA
NUSANTAR
Hitam Putih karena
A JURUSAN
cara berbicara yang
KOMUNIKA
baik
SI
menimbulkan reaksi
PEMASARA
positif
N
penonton.
ANGKATAN
2011
JAKARTA
BARAT
CLARA
ALVIONITA
(2012)
akan
dari
Judul
No
4.
Penelitian
PENGARUH
Teori
-Komunikasi
MANTAB”
Kuantitatif
Penjelasan dan
Penelitian
Hasil Penelitian
Saat Ini
Dari hasil penelitian
yang telah dilakukan
PROGRAM
“PAS
Metodologi
- Televisi
- Talkshow
dengan
menggunakan
DI TRANS 7
software
TERHADAP
menngenai program
MINAT
Pas
MENONTON
Minat
.
diketahui
bahwa
seberapa
besar
pengaruh
dari
ONGKY
CIPTA
RAMADHAN
( 2012)
SPSS,
Mantab
dan
menonton,
variabel
bebas
(
Program
Pas
Mantab)
terhadap
variabel
terikat
(minat
menonton).
Dari hasil analisis
pengaruh
antara
variabel program Pas
Mantab
terhadap
variabel
minat
menonton,
dapat
diperoleh
kesimpulan
bahwa
ada pengaruh yang
signifikan
yaitu
sebesar
39,8%.
Sedangkan
sisanya
60,2
dipengaruhi
oleh
variabel
lainnya.
Hal
ini
No
Judul
Teori
Penelitian
Metodologi
Penjelasan dan
Penelitian
Hasil Penelitian
Saat Ini
berarti
semakin
tinggi
tingkat
program
Pas
Mantab, maka akan
semakin tinggi pula
minat menonton.
5.
THE
-Talkshow
INITIATING
percakapan
-
ACTS
PRODUCED
BT
THE
Biasanya
Komunikasi
acara
dalam
“Talkshow”
antara bintang tamu
dan pembawa acara
HOST AND
direncakan
RESPONDI
kasar sebelumnya.
NG
Pembawa
ACTS
secara
acara
PRODUCED
biasanya
BY
mengajukan
THE
GUEST
IN
pertanyaan
atay
TALKSHO
memberikan
W
komentar
–
komentar
dan
kemudian
bintang
AYLANDA
DWI
tamu
NUGROHO
&
LANI
SETYOWA
TI (2005)
akan
memberikan respon
berupa
atau
yang
jawaban
penjelasan
lebih
jauh.
Data – data dari
artikel ini diambil
dari tiga
sebuah
episode
acara
Judul
No
Teori
Penelitian
Metodologi
Penjelasan dan
Penelitian
Hasil Penelitian
Saat Ini
“Talkshow:Pro dan
Kontra”
yang
ditayangkan
distasiun
televisi
Pendidikan
Indonesia
(TPI).
Artikel
ini
menganalisa
tindakan-tindakan
inisiatif
dari
pembawa
acara
dengan
menggunakan
kategori
yang
diajukan oleh Tsui
(1994) dan respon
yang diberikan oleh
bintang
tamu
dengan
menggunakan
klasifikasi
Stenstrom (1994)
2.2
Landasan Konseptual
2.2.1 Teori Komunikasi
Definisi komunikasi menurut Schramm tampak lebih cenderung
mengarah pada sejauh mana keefektifan proses
berbagai antar pelaku
komunikasi Schramm melihat sebuah komunikasi yang efektif adalah
komunikasi
yang
berhasil
melahirkan
kesepahaman antara sumber (source)
kebersamaan
dengan
(commonness),
penerima (audience)-nya.
Menurutnya, sebuah komunikasi akan benar-benar efektif apabila audience
menerima pesan, pengertian dan lain-lain persis sama seperti apa yang
dikehendaki oleh penyampai.
Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih
membentuk atau melakukan pertukaran informasi terhadap satu sama lain
yang pada gilirannya akan tiba saling pengertian. ( Rogers dan Kincaid dalam
Cangara, 2004:19)
Ada 2 bentuk komunikasi
:
1. Komunikasi verbal (dengan kata-kata)
Komunikasi verbal (lisan) boleh didefinisikan sebagai proses komunikasi
yang melibatkan
percakapan
untuk menyampaikan pesan kepada
penerima.
2. komunikasi non verbal ( dengan gerak tubuh )
Komunikasi non- verbal adalah proses komunikasi dimana disampaikan
tanpa menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi non-verbal ialah
menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh , ekspresi wajah dan pandangan
mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan
sebagainya. Simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi,
penekanan, gaya emosi dan gaya bicara. ( Dani Vardiansyah, 2008:36)
2.2.1.1 Unsur – Unsur Komunikasi
Pendapat Harold Lasswell menurut Deddy Mulyana ( 2009 :
147 – 148 ) menggambarkan unsur – unsur komunikasi sebagai
berikut :
a. Sumber (Who)
Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan
untuk berkomunikasi. Sumber boleh menjadi seorang individu,
kelompok, organisasi, perusahaan atau bahkan suatu Negara.
Dalam menyampaikan informasi, sumber harus mengubah apa
yang ada dalam pikiran dan perasaannya ke dalam symbol verbal
dan Non – Verbal sehingga dapat dipahami oleh penerima pesan.
Sumber disebut juga sebagai komunikator.
b. Pesan ( Says What )
Pesan adalah apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada
penerima pesan, dapat berupa verbal ataupun non verbal yang
mewakili perasaan, nilai
gagasan dan pikiran sumber.
c. Saluran atau Media ( In Which Channel )
Saluran atau media merupakan alat atau wahana yang digunakan
sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Media
dapat berupa media cetak ( surat kabar, majalah ) dan media
elektronik ( radio, televisi ) atau dapat juga secara langsung ( tatap
muka )
d. Penerima ( To Whom )
Penerima ( reciever ) sering juga disebut sasaran atau tujuan (
Destination ), komunikan ( communicate), penyandi – balik (
decoder ) atau khalayak ( Audience ), pendengar ( listener ),
penafsir ( interpreter ), ialah orang yang menerima pesan verbal
dan nonverbal dari sumber yang menjadi suatu gagasan yang
dipahami.
e. Efek ( With What Effect?)
Efek adalah apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima
pesan tersebut. Efek tersebut misalnya penambahan pengetahuan (
dari tidak tahu menjadi tahu ), terhibur, perubahan sikap ( dari
tidak mau membeli jadi ingin membeli, dari tidak berminat
menjadi berminat )
Dari unsur – unsur komunikasi tersebut, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa unsur yang diperlukan dalam komunikasi adalah
sumber, pesan, media, penerima pesan, efek, serta gangguan dalam
penyampaian pesan tersebut.
Apabila dijabarkan kedalam pengaruh pembawaan presenter
tayangan Talkshow Kick Andy terhadap minat menonton dengan
upaya komunikasi yang diberikan, maka dapat di simpulkan sebagai
berikut :
a. Pesan atau message merupakan sesuatu yang dilakukan oleh
seorang presenter melalui teknik gaya bicara yang mudah
dimengerti dan diterima oleh khalayaknya guna pesan yang
diberikan diterima baik oleh audience.
b. Sebagai komunikator, seorang presenter haruslah mempunyai
kemampuan dalam
menyampaikan dan membawakan suatu
program acara dan bertindak sebagai orang yang memiliki kuasa
atas acara yang dibawakannya.
c. Media merupakan sarana atau alat yang digunakan untuk
menyampaikan pesan atau sebagai perantara antara komunikator
dengan komunikannya. Dalam tayangan Kick Andy media yang
digunakan adalah media televisi, dimana komunikator dengan
komunikan bertatapan langsung dan disaksikan oleh penonton
yang hadir langsung di studio.
d. Efek, response yang ditimbulkan stimulus ( pesan ) dapat
merubah sikap yaitu timbulnya perasaan suka atau minat untuk
menyaksikan tayangan Takshow Kick Andy yang mendorong
komunikan untuk menonton acara tersebut, yang pada akhirnya
diwujudkan dengan tindakan komunikan untuk menonton
Talkshow Kick Andy.
e. Penerima disebut juga dengan tujuan atau sasaran yang menjadi
sasaran untuk menonton tayangan Talkshow Kick Andy adalah
warga Perum Taman Galaxy, Pulo Sirih Timur, Bekasi.
2.2.1.2 Model Komunikasi
Dalam penelitian ini, model komunikasi yang digunakan
peneliti adalah model komniaksi Berlo yang diperkenalkan pertama
kali oleh David K. Berlo pada tahun 1960. Model ini dikenal dengan
nama SMCR, Kepanjangan dari Source (sumber ), Message (pesan),
Channel (saluran), dan Receiver (penerima).
Message
Source
Channel
Reciever
Gambar 2.1 Model Komunikasi
Sumber : Mulyana (2009:163)
Dari gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa Source
merupakan sumber informasi atau pihak yang menciptakan pesan baik
seseorang atau kelompok. Peran seorang Andy F Noya sebagai
presenter dalam Talkshow “Kick Andy” sebagai Source atau sumber
yang menyampaikan informasi atau pesan melalui media kepada
penerima atau Audience. Channel yang digunakan adalah media
massa itu sendiri yakni Metro Tv sebagai media partner yang
digunakan untuk penayangan program “Kick Andy”. Reciever adalah
seseorang atau kelompok yang menjadi sasaran komunikasi, yaitu
Audience yang hadir didalam studio maupun yang berada di luar
studio.
Salah satu kelebihan model Berlo adalah model ini tidak
terbatas pada komunikasi publik atau komunikasi massa, namun juga
komunikasi antarpribadi dan berbagai bentuk komunikasi tertulis.
Model ini juga bersifat heuristik ( merangsang penelitian ) karena
memiliki unsur yang penting dalam proses komunikasi. Model
komuniaksi seperti ini digunakan untuk meneliti bagaimana suatu
pesan itu tersampaikan pada penerima informasi.
2.2.2 Teori Komunikasi Massa
Komunikasi Massa adalah berkomunikasi dengan massa (audience
atau khalayak sasaran). Massa di sini dimaksudkan sebagai penerima pesan
yang memiliki status sosial dan ekonomi heterogen satu sama lainnya. Dalam
kehidupannya pasti berinteraksi dengan manusia lainnya dengan media atau
saluran apapun dan terkadang interaksi tersebut menghasilkan suatu efek atau
gejala lain. Maka dari itu komunikasi dan masyarakat tidak dapat dipisahkan,
dan oleh karena itu komunikasi massa muncul. Komunikasi Massa menurut
Ardianto dan Komala mengatakan, komunikasi melalui media yang
disampaikan kepada massa (lebih dari satu orang). Komunikasi berasal dari
literatur Inggris, media of mass communication. Massa disini menunjuk
khalayak, audience, penonton, pemirsa, pendengar atau pembaca ( Ardianto
& Komala, 2005 )
Ciri komuniaksi massa ditentukan oleh sifat unsur – unsur yang
dicakupnya, yakni sifat komunikator dan sifat efek. Fungsi komunikasi massa
menurut Dominick ( 2001) (Elvinaro, Lukita, & Siti 2007 : 14 )
1. Surveillance ( Pengawasan )
Fungsi komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama:
a. Pengawasan Peringatan.
Fungsi pengawasan terjadi ketika media massa menginformasikan
tentang ancaman dan bencana alam, tayangan inflasi atau adanya
serangan militer. Tayangan seperti ini dapat menjadi sebuah ancaman.
Sebuah stasiun televisi mengelola program untuk menayangkan
sebuah peringatan atau menayangkannya dalam jangka panjang.
b. pengawasan instrumental.
Penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan
atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari.
2. interpretation ( Penafsiran )
Fungsi penafsiran hampir sama dengan fungsi pengawasan. Media massa
tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran
terhadap kejadian-kejadian penting.
3. linkage ( Pertalian )
Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam,
sehingga membentuk linkage ( Pertalian ) berdasarkan kepentingan dan
minat yang sama tentang sesuatu.
4. Transmission of Value ( Penyebaran Nilai – Nilai )
Fungsi ini mengacu kepada cara dimana individu mengadopsi perilaku
dan nilai kelompok. Media massa mewakili gambaran masyarakat. Media
massa memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak dan apa
yang mereka harapkan.
5. Entertaiment ( Hiburan )
Penyebarluasan sinyal, sinyal, symbol, suara dan citra dari drama, tari,
kesenian, kesusastraan, musik, komedi, olahraga dan sebagainya untuk
rekreasi dan kesenangan kelompok individu.
Sebagai mana diketahui bahwa komunikasi selalu berhubungan
dengan media massa, khalayak banyak. Segala yang berubungan dengan
komunikasi dan massa. Akan selalu melibatkan
2.2.2.1 Efek Komunikasi Massa
Efek komunikasi merupakan suatu perubahan yang terjadi di
dalam diri penerima, karena menerima pesan-pesan komunikasi dari
suatu sumber. Perubahan ini meliputi perubahan sikap dan perilaku
yang nyata. Komunikasi dikatakan efektif apabila ia menghasilkan
efek – efek atau perubahan – perubahan sebagai yang diharapkan oleh
sumber seperti pengetahuan, sikap, perilaku atau ketiganya.
Perubahan – perubahan terhadap penerima di terima sebagai umpan
balik.
2.2.2.2 Jenis – Jenis Efek
Efek komunikasi massa menurut Keith Stamn dan John E
Bowes (1990) membagi menjadi 2 bagian dasar yaitu :
Pertama, Efek primer meliputi terpaan, perhatian dan
pemahaman. Kedua, Efek Sekunder meliputi perubahan tingkat
kognitif ( perubahan pengetahuan dan sikap ), dan perubahan perilaku
( menerima dan memilih ). Efek diketahui melalui tanggapan
khalayak yang digunakan sebagai umpan balik. Efek komunikasi
massa merupakan kegiatan atau upaya komunikasi yang dilakukan
oleh sumber guna memberikan akibat atau hasil yang terjadi di dalam
diri penerima yang sesuai dengan keinginan sumber ( Nurudin, 2009 )
a. Primer
Komunikasi massa dapat memperngaruhi sikap seseorang dan
membentuk sikap seseorang. Media pula yang menentukan
pembentukan citra karena sumber informasi dalam pembentukan
citra berasal dari media.
b. Sekunder ( kognatif )
Efek
sekunder
lebih
menyangkut
pada
kesadaran
dan
pengetahuan. Menjadi tahu, sadar, ingat dan kenal
c. Perubahan Perilaku
Efek perubahan perilaku yang dihasilkan oleh penerima menjadi
sama atau bahkan berbeda sama sekali dengan apa yang
dikomunikasikan.
2.2.2.2.1 Efek Primer
Dalam komunikasi massa terdapat efek komunikasi yang nyata
dan jelas. Jika dalam kehidupan kita sehari – hari tidak bisa lepas dari
media massa, berati efek yang ditimbulkan nyata terjadi. Secara
sederhana efek primer terjadi ketika ada orang mengatakan telah
terjadi proses komunikasi terhadap objek yang dilihatnya. Yang
termasuk di dalam efek sekunder itu adalah perilaku penerima yang
ada di bawah kontrol langsung komunikator.
2.2.2.2.2 Efek Sekunder
Efek Kegunaan dan Kepuasan ( Uses dan Gratifications Theory )
Ada banyak efek yang ditimbulkan oleh saluran komunikasi
massa, tetapi dalam efek sekunder untuk melihat kekuatan pengaruh
komunikasi. Katz, Blumer & Gurevitch menjelaskan mengenai asumsi
dasar dari teori Uses and Gratifications, yaitu :
a. Khalayak dianggap aktif, artinya khalayak sebagai bagian penting
dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan.
b. Dalam
proses komunikasi massa, inisiatif untuk mengaitkan
pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada
khalayak.
c. Media massa harus bersaing dengan sumber – sumber lain untuk
memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media lebih
luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media
amat bergantung pada perilaku khalayak yang bersangkutan.
d. Tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan
anggota khalayak Artinya, orang dianggap cukup mengerti untuk
melaporkan kepentingan dan motif pada situasi – situasi tertentu.
e. Penilaian
tentang
arti kultural
dari
media
massa
harus
ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak.
Uses and Gratificatons model meneliti asal mula kebutuhan
manusia secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan arapan
tertentu dari media massa atau sumber – sumber lain ( atau
keterlibatan pada kegiatan lain) dan menimbulkan pemenuhan
kebutuhan. ( Elvinaro, Lukita, Siti : 2007 )
2.2.2.3 Ciri – Ciri Komunikasi Massa
1. Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga
Komunikator dalam komunikasi massa bukan satu orang melaikan
kumpulan orang. Artinya adalah gabungan antar berbagai macam
unsur dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. Lembaga
yang dimaksud adalah menyerupai sebuah sistem. Sebagaimana kita
tahu, sistem itu adalah sekelompok orang, pedoman dan media yang
melakukan suatu kegiatan mengolah, menyimpan, menuangkan ide,
gagasan, simbol, lambang menjadi pesan dalam membuat suatu
keputusan untuk mencapai suatu kesepakatan dan saling pengertian
satu dengan yang lain dan mengolah pesan itu menjadi sumber
informasi.
Komunikator dalam komunikasi massa merupakan lembaga
karena elemen utama komunikasi massa adalah media massa. Media
massa hanya bisa muncul karena gabungan kerja sama dengan
beberapa orang. Hal demikian berbeda dengan bentuk komunikasi
lain,
misalnya
komunikasi
memiliki
inisiatif
sendiri
ketika
mengadakan komunikasi tanpa aturan seperti yang di isyaratkan
dalam komunikasi massa.
Dengan
demikian,
komunikator dalam
setidaknya mempunyai ciri sebagai berikut ;
A. Kumpulan Individu
komunikasi massa
B. Dalam berkomunikasi individu - individu itu terbatasi perannya
dengan sistem dalam media massa.
C. pesan yang disebarkan atas nama media yang bersangkutan dan
bukan atas nama pribadi
D. Pesan yang dikemukakan oleh komunikator biasanya untuk
mencapai keuntungan atau mendapatkan laba secara ekonomis.
(Elvinaro, Lukita, Siti : 2007)
2. Komunikan dalam Komuniakasi Massa bersifat Heterogen
Humber Blumer (1939) pernah memberikan ciri tentang
karakteristik dari audience atau komunikan secara berikut :
-
Audience dalam komunikasi massa sangatlah heterogen. Artinya,
ia mempunyai heterogenitas kompisisi atau susunan. Jika ditinjau
dari asalnya, mereka berasal dari berbagai kelompok masyarakat.
-
Berisi individu – individu yang tidak tahu atau mengenal satu
sama lain. Di samping itu, antar individu tidak berinteraksi satu
sama lain secara langsung.
-
Mereka tidak mempunyai kepemimpinan satu sama lain secara
langsung.
Jadi, semakin jelas sifat heterogen yang melekat pada diri
komunikan. Dari Karakteristik Blumer tersebut ada beberapa hal yang
perlu dijelaskan. Bagaimana mungkin ketika antar keluarga dan antar
kota tetapi sama – sama melihat ketika menonton acara televisi
tertentu. Jadi karakteristik ini harus di pahami secara luas bukan
sempit karena lebih banyak yang tidak dikenal di bandingkan dengan
yang kita kenal.
3. Pesannya Bersifat Umum
Pesan – pesan dalam komunikasi massa tidak di tunjukan kepada
satu orang lain atau satu kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata
lain, pesan – pesannya di tunjukan kepada khalayak yang banyak.
Oleh karena itu, pesan – pesan yang di ungkapkan tidak boleh bersifat
khusus. Khusus ini dimaksud tidak disengaja hanya untuk golongan
tertentu.
4. Komunikasinya Berlangsung Hanya Satu Arah
Dalam media cetak atau koran, komunikasi hanya berjalan satu
arah, kita tidak dapat memberikan respon langsung kepada
komunikatornya. Atau media massa yang bersangkutan. Kalaupun
bisa tidak secara langsung, melainkan dengan mengirimkan surat
pembaca. Jadi komunikasi hanya berjalan akan memberi feedback
yang sifatnya tertunda atau secara tidak langsung
5. Komunikasi massa Menimbulkan Keserempakan
Media televisi merupakan sarana informasi yang hampir seluruh
masyarakat dunia memilikinya, dimana acara atau program televisi
menyebarkan informasi secara tidak langsung dan serempak yang di
terima oleh jutaan orang yang sedang menonton televisi. Hal ini
merupakan ciri komunikasi massa yang sesungguhnya. Bahwa dalam
komunikasi massa ada keserempakan dalam proses penyebaran pesan
– pesannya. Serempak berati khalayak bisa menikmati media massa
tersebut secara bersamaan. Berbeda dengan media cetak, media cetak
juga merupakan salah satu media massa, surat kabar memiliki
perbedaan waktu yang relatif dimana hal ini merupakan permasalahan
teknis karena hanya perbedaan waktu ketika harus sampai ke
masyarakat. Namun tetap harapan komunikator dalam komunikasi
massa pesan tetap ingin di nikmati secara bersamaan oleh para
pembacanya.
6. Komunikasi Massa Mengandalkan Peralatan Teknis
Media massa dalam penyiaran pesan kepada khalayak sangat
membutuhkan penyiaran secara teknis. Peralatan yang di maksud
adalah pemancar untuk media elektronik ( televisi dan radio ).
Televisi di sebut media massa yang sangat kita kenal saat ini juga
tidak terlepas dari kekuatan media pemancar.
Peralatan teknis merupakan sebuah keniscayaan yang sangat di
butuhkan media massa. Tidak lain agar pemancaran atau penyebaran
pesannya bisa lebih cepat dan serentak kepada khalayak yang
tersebar.
7. Komunikasi Massa Dikontrol oleh Gatekeeper
Gatekeeper
yang sering di sebut dengan penapis informasi /
palang / pintu penjaga gawang, adalah orang yang sangat berperan
dalam penyebaran informasi melalui media massa. Gatekeeper ini
berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi,
menyederhanakan, mengemas, agar semua informasi yang disebarkan
lebih mudah di pahami.
Intinya Gatekeeper, merupakan pihak yang ikut menentukan
pengemasan sebuah pesan dari media massa. Semakin kompleks
sistem media yang dimiliki, semakin banyak pula Gatekeeping
(pemalang pintu atau penampisan informasi yang dilakukan ). Baik
buruknya dampak pesan yang disampaikan dan di sebarkan pun
tergantung pada fungsi penapisan informasi atau gatekeeper.
2.2.2.4 Karakteristik Komunikasi Massa
Karakteristik yang paling penting dari komunikasi massa
adalah bersifat satu arah, sebagian televisi atau radio cenderung masih
ada yang mengadakan dialog interaktif yang melihat khalayak secara
langsung. Dalam komunikasi massa, umpan balik relative tidak ada
atau bersifat tunda. Komunikator cenderung sulit mengetahui umpan
balik komunikan dengan segera, untuk mengetahuinya maka biasanya
survei dilakukan survei atau penelitian.
Karakteristik komunikasi massa, menurut Sasa
Djuarsa dalam bukunya Manusia Komunikasi, Komunikasi Massa (
2008 ) menyebutkan dalam enam aspek :
a. Adanya suatu organisasi yang kompleks dan formal dalam tugas
pengirim pesan
b. Adanya khalayak luas dan heterogen.
c. Isi pesan tidak harus bersifat umum dan tidak bersifat pribadi (
rahasia)
d. Komunikasi dilakukan dengan massa atau khalayak yang sangat
heterogen dalam tingkat pendidikan, keadaan sosial, ekonomi, dan
kebudayaan.
e. Setiap pesan mengalami control social dalam arti murni, yaitu
nilai banyak orang dengan latar belakang, taraf pendidikan dan
adanya cerna di masyarakat
f. Sifat hubungan antara komunikator dan komunikan ialah anonim.
2.2.2.5 Proses Komunikasi Massa
Proses komunikasi massa dapat dibahas dengan model Source
– Message – Channel – Response – Effect ( S-M-C-R-E ) ( Wiryanto,
2004). Dalam pembahasan ini menitik beratkan pada bagaimana
sebuha media komunikasi mencapai dan dapat mempengaruhi
khalayaknya. Model ini mengikuti formula C-R-E. Tujuan ini menitik
beratkan pada bagaimana tanggapan atau efek yang di terima oleh
audience yang di berikan oleh media massa.
Bagan model C-R-E dapat dilihat dibawah ini
Pesan – pesan Media
Massa
:
Ultimate Audience Efek
Gambar 2.2 Bagan model C-R-E
Dari bagan yang dijelaskan tampak pengertian proses
komunikasi massa dalam artian yang sempit. Proses yang ditunjukan
hanya berupa penyampaian pesan media kepada khalayak. Dengan
bantuan model ini kita akan memusatkan perhatian pada aliran pesan
– pesan komunikasi massa sejak disebarluaskan melalui media massa
hingga memperoleh efek dari khalayak massa.
2.2.3 Media Massa
Media massa ( mass media ) merupakan berbagai macam media atau
wahana untuk berkomunikasi massa seperti pers, secara sempit diartikan
sebagai surat kabar, sedangkan secara luas sebagai media pemberitahuan,
media eletronik seperti televisi, radio, bioskop yang mampu menjankau
masyarakat secara luas. ( Jefkins, 2004: 420)
Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian
informasi dari sumber kepada penerima dengan menggunakan alat
komunikasi ( Canggara, 2003 )
Media massa telah menjadi sumber dominina bagi setiap individu
untuk memperoleh gambaran realita sosial. Selain informasi dan edukasi,
media berfungsi sebagai kontrol sosial. Media massa pada dasarnya terbagi
menjadi 2 kategori, yakni media konvensional dan media elektronik.
1. Media Konvensional
Media konvensional merupakan media cetak seperti koran, majalah,
poster, buletin dan lain-lain. Fungsi yang paling menonjol pada media
cetak adalah informasi
2. Media Elektronik
Media Elektronik merupakn media massa yang menggunakan alat
elektronik, yaitu :
-
Radio
Radio memulai perkembangan siarannya lebih awal dari televisi.
Radi bersifat dengan mengandalkan kemampuan suara dan bunyi.
Walaupun hanya bersifat audotif, radio memiliki pendengarannya
sendiri, karena pendekatan radio terhadap pendengarannya terjadi
secara dekat dan personal.
-
Televisi
Televisi merupakan media telekomunikasi yang digunakan
sebagai alat untuk memancarkan dan menerima gambar bergerak serta
suara, maka televisi diartikan sebagai telekomunikasi yang dapat
dilihat dengan jarak jauh.
-
Internet
Internet merupakan media massa elektronik yang dapat
diakses deimana saja, internet adalah jaringan komputer yang
dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika di tahun 1969,
melalui proyek ARPA yang disebut ARPANET ( Asvance Research
Project Agency Network ). Departement tersebut mendemonstrasikan
bagaimana internet dengan Hardware dan Software komputer yang
berbasis UNIX, dengan internet kita dapat melakukan kkomunikasi
dalam jarak yang tidak terhingga. Jumlah pengguna internet yang
semakin meluas pada akhirnya melahirkan media massa lainnya pun
saat ini dapat terintregasi dengan
internet, maka dari itu internet
memiliki pengaruh yang besar atas ilmu pengetahuan dan pandangan
dunia. Internet telah menjadi media massa yang berpengaruh.
2.2.3.1 Karakteristik Media Massa
Karakteristik media massa menurut Canggara dalam bukunya
Pengantar Ilmu Komunikasi ( 2003: 134-135), adalah :
1. Bersifat melembaga, artinya pihakyang mengelola media terdiri
dari banyak orang mulai dari pengumpulan, pengelolaan sampai
pada penyampaian informasi
2. Bersifat stau arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang
memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan penerima.
Kalau terjadi reaksi, biasanya memerlukan waktu dan tertunda.
3. Meluas dan serempak, dimana informasi yang disampaikan
diterima oleh banyak orang pada saat yang sama.
4. Memakai peralatan teknis atau mekanis, seperti radio, surat kabar,
mejalah dan sejenisnya.
5. Bersifat terbuka, artinya pesan yang diterima oleh siapa saja dan
dimana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin, kelas sosial, dan
suku bangsa.
2.2.4 Televisi
Televisi adalah sebuag media elektronik telekomunikasi terkenal
sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang hitam
putih maupun berwarna, “Televisi” juga dapat diartikan sebagai kotak
televisi. Kata “Televisi” merupakan gabungan dari tele (jauh) yang berasal
dari bahasa Yunani dan visio (pengelihatan) yang berasal dari bahasa Latin.
Sehingga televisi dapat diartikan sebagai telekomunikasi yang dapat
dilihat dari jarak yang jauh. Penemuan televisi disejarahkan dengan
penemuan roda, akren penemuan ini mampu mengubah dunia. Di Indonesia
“Televisi” secara tidak formal di sebut dengan TV, tivi, atau tipi.
2.2.4.1 Karakteristik Televisi
Televisi merupakan stimulasi alat indra, dalam radio siaran,
surat kabar, dan majalah hanya satu alat indra yang mendapatkan
stimulus. Berikut adalah karakteristi menurut Elvinaro, Lukito, Siti :
2007 dalam bukunya Komunikasi Massa.
1. Audiovisual
Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat dilihat dan di dengarkan
(Audiovisual). Maka khalayak televisi dapat melihat gambar
bergerak dan suara yang secara bersamaan. Harus ada kesesuaian
yang harmonis antara gambar dan kata – kata.
2. Berpikir dalam gambar
Ada tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam gambar.
Pertama adalah visualisasi (visualisation), yakni menerjemahkan
kata – kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar
secara
individual.
Tahap
kedua
adalah
penggambaran
(picturization) merangkai gambar sedemikian rupa sehingga
kontinuitasnya mengandung makna tertentu.
3. Pengoprasian Lebih Kompleks
Pengoprasian televisi siaran lebih kompleks karena melibatkan
banyak orang dalam proses pembuatannya. Peralatan yang
digunakan pun lebih banyak dan membutuhkan sumber daya
manusia yang terampil dalam pengoprasiannya.
2.2.4.2 Fungsi Televisi
Fungsi televisi sama dengan fungsi media lainnya, yakni
memberi informasi, mendidik, menghibur lebih dominan. Umumnya
fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi. Tujuan utama
khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan,
selanjutnya untuk memperoleh informasi.
2.2.4.3 Program Televisi
Program atau acara televisi yang disajikan adalah faktor yang
membuat audience tertarik untuk mengikuti siaran yang dipacarkan
oleh stasiun televisi tersebut. Program dapat disamakan dengan
produk atau barang atau pelayanan yang dijual kepada pihak lain.
Dengan demikian program adalah produk yang dibutuhkan orang,
sehingga mereka bersedia mengikutinya.
2.2.4.4 Jenis Program Televisi
Morissan (2005 :100) mengelompokan berbagai jenis program
menjadi dua bagian berdasarkan jenisnyya, yaitu :
1. Program informasi (berita) yang dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
a. Berita Keras ( Hard News ) yang merupakan laporan berita
terkini yang harus segera disiarkan.
b. Berita lunak ( soft news ) yang merupakan kombinasi dari
fakta, gossip, dan opini seperti halnya talk show.
2. Program hiburan (entertaiment) yang dibagi kedalam tiga
kelompok, yaitu:
a. Musik
b. Drama permainan ( game show )
c. Pertunjukan ( variety show )
2.2.5 Talk Show
Talk show merupakan program yang menjadi kegemaran dalam setiap
stasiun televisi. Berbagai macama program talk show di hadirkan hampir
dengan konsep yang sama di beberapa statsiun televisi. Program talk show
dulu dianggap sebagai program yang formal dengan konsep serius dan
membahas soal politik, atau isu agama, dan budaya. Sekarang ini talk show
mengalami pergeseran konsep, dari konsep acara yang serius, kini talk show
menghadirkan topik yang ringan, isu – isu artis, film, dan prasangka –
prasangka yang sedang menjadi fenomena di masyarakat. Narasumber yang
di hadirkan berbagai ragam, dari kalangan artis, politisi, hingga masyarakat
awam.
Talk show memiliki cara sendiri agar mendapat perhatian dari
masyarakatnya. Dengan menghadirkan bintang yang sedang menjadi
perbincangan, isu – isu hangat, menjadikan talk show semakin berkembang
dan banyak di gemari. Banyak media televisi menyajikan acara talk show
yang memiliki konsep unik untuk menarik perhatian audience. Dalam sebuah
talk show terdapat komponen – komponen pendukungnya, seperti host atau
pembawaa acara. Beberapa talk show menghadirkan komponen pendukung
lebih dari satu, selain host terdapat co – host atau assisten pembantu host,
home band atau band pengiring dan narasumber yang dihadirkan dalam acara
tersebut, penonton langsung yang berada di dalam studio, materi acara, studio
atau tempat acara tersebut dilaksanakan, frekuensi penayangan, dan waktu
penayangannya.
Dalam bukunya Televison Talk, A History of the TV Talk Show
Bernad M. Timberg (Timberg, 2005:5) mengungkapkan beberapa prinsip
atau aturan dalam sebuah program talk show :
Prinsip pertama, acara tersebut dibawakan oleh seorang host (dibantu
sebuah tim yang bertanggung jawab atas materi, pengarahan dan bentuk acara
yang di tampilkan ).
Prinsip kedua,mengandung percakapan yang berisi pesan atau
informasi yang akan di sampaikan ke khalayak banyak.
Prinsip ketiga, talk show merupakan produk atau komoditi yang
berkompetisi dengan produk lain.
Prinsip keempat adalah talk show merupakan kegiatan industri yang
melibatkan berbagai profesi, mulai dari produser acara, penulis naskah,
pengarah acara, penata rias, dan bagian marketing, sebagai produk
kebudayaan popular, program ini harus bisa dijual.
2.2.5.1 Jenis Talk Show
Menurut Bernard M. Timberg ( Timberg, 2005:81) dilihat dari
gayanya talk show dibagi menjadi dua tipe utama, yaitu light
entertaiment dan serious discussion. Berikut adalah pemaparan
tentang kedua jenis talk show tersebut :
1. Light Entertaiment
Beberapa acara talk show di nilai dengan mewawancarai selebriti,
bintang film atau politisi. Dalam acara seperti ini pemandu acara
duduk dibelakang sebuah meja dan me wawancarai narasumber
tersebut, acara ini selalu memiliki atmosfer positif, nyaman, dan ceria
yang biasanya disiarkan pada malam hari. Contoh acara talk show
jenis ini adalah “Hitam Putih” (Trans 7 ) “Tonight Show”(Net Tv).
Pertunjukan lain yang tergolong light entertaiment menitik
beratkan pada unsur sensasi atau drama. Mengahadirkan materi acara
dan narasumber yang kontroversial. Penonton juga dapat ikut
berpartisipasi
dalam
acara
tersebut
secara
langsung
dengan
mengajukan pertanyaan dan komentar kepada tamu. Acara dengan
tipe ini cenderung riuh contoh acara ini adalah Kick Andy, Hitam
Putih.
2. Serious Discussion
Acara talk show jenis ini memiliki konsentrasi khusus pada
materinya. Terutama fokus pada isu politik atau sosial. Sekarang ini
acara talk show sudha banyak memasukan unsur hiburan, dimana hal
ini sedang menjadi trend dimasyarakat namun pendekatan jurnalistik
tetap dipertahankan. Ditambah pula dengan unsur pribadi yang
cenderung mudah di adopsi oleh audience.
2.2.5.2 Presenter
Presenter televisi adalah istilah dalam bahasa Inggris untuk
orang yang membawakan acara atau program televisi. Presenter saat
ini atau pembawa acara, datang dari berbagai ragam kalangan,
bukanlah orang biasa yang memiliki wawasan yang luas, melainkan
tokoh selebriti yang berhasil menjadi presenter karena popularitasnya
dan mudah di terima oleh masyarakat.
Pada dasarnya, presenter adalah pembawa acara. Ia membawa
sebuah acara kepada tujuannya. Ia yang membawa sebuah acara untuk
mencapai tujuan itu. Ia berkuasa atas acara yang dibawakannya. Dulu,
pembawa acara memiliki karakter yang serius, berawawasan luas,
imajinatif, mampu memberikan tanggapan – tanggapa yang baik,
mudah di mengerti, dan yang pasti harus cerdas dan mampu
menempatkan diri dalam kondisi apapun. Saat ini mulai terlihat
pergeseran karakter seorang pembawa acara. Presenter saat ini
tidaklah harus cerdas, berwawasan luas, dan hal lainnya, semua bisa
di dukung oleh peralatan dan sumber daya manusia yang berdiri
dibelakangnnya selama pembawa acara tersebut dapat menjual
program tersebut ke masyarakat, suatu program acara akan tetap
terbilang sukses.
2.2.5.3 Gaya Penyampaian Pembawa Acara
Dalam buku The Power Of Public Speaking (2010 : 214)
Charles Bonar Sirait mengatakan bahwa kesuksesan dalam berbicara
dapat dibuat dalam banyak gaya penyampaian. Tentu saja ada
sejumlah gaya yang perlu dihindari. Kita harus mengembangkan
sendiri gaya yang cocok dengan diri kita.
Jika dikaitkan dengan penelitian ini, pembawa acara Kick
Andy memiliki gaya penyampaiannya sendiri. Acara ini menyajikan
kisah kehidupan nyata yang informatif, edukatif dan inspiratif.
Bintang tamu yang dihadirkan di datangkan dari berbagai kalangan,
tidak ada batasan tertentu sehingga banyak cerita yang menarik dan
tak terduga seputar kehidupan acara tersebut. Gaya penyampaian
Andy F Noya memiliki gaya bahasa yang unik dan khas. Dalam setiap
point pertanyaan yang bersifat langsung, formal, dan jujur namun
tidak sarkastik, terkadang menggundang tawa sehingga para bintang
tamu atau narasumber yang hadir merasa nyaman dan terbuka ketika
menjawab pertanyaan yang di lontarkan. Di akhir acara, biasanya
Kick Andy membagi – bagikan buku gratis karangan orang ternama
dan best seller kepada pentonton yang hadir di studio.
Konsep acara ini adalah untuk mengasah hati para Audience
nya.
Program
menghadirkan
Kick
Andy
konfrontasi
memang
antara
dua
tidak
bertujuan
belah
pihak
untuk
yang
berseberangan. Namun, program ini lebih mengarah ke suatu
tayangan yang mengulas suatu peristiwa dengan sudut pandang yang
berbeda. Harapannya, penonton diajak turut serta merasakan dengan
hati serta mengambil hikmah dan pelajaran dari persitiwa tersebut.
Dalam hal ini, konsep dan tujuan program ini memiliki tujuan
meningkatkan keakraban ketika berkomunikasi, sehingga tayangan
talkshow ini bisa mempengaruhi minat khalayak dalam menonton
program acara televisi.
2.2.5.4 Penguasaan Terhadap Program
Fred Wibowo dalam bukunya Teknik Produksi Program
Televisi (2009:82), juga memberikan definisi bahwa program
talkshow adalah program pembicaraan tiga orang atau lebih mengenai
suatu permasalahan. Kunci utama dari kesuksesan program talkshow
adalah kemampuan moderator dalam hal ini presenter dalam
mengendalikan dan menjaga pembicaraan agar tetap segar. Program
talk show ini dapat menjadi program yang membosankan apabila tidak
dilakukan upaya-upaya yang membuat program ini menarik. Daya
tarik program talk show ini terletak pada topik pembicaraan atau
permasalahan yang dibicarakan. Dalam hal ini, ada tiga kategori untuk
mengetahui sampai seberapa jauh permasalahan itu menarik. Pertama,
masalah itu merupakan masalah yang sedang menjadi pergunjingan di
masyarakat atau masalah yang sedang hangat di masyarakat. Kedua,
masalah
itu
mengandung kontroversial dan
konflik
diantara
masyarakat. Ketiga, masalah itu menyangkut atau bersangkut-paut
dengan
kepentingan
masyarakat
banyak
dan
masyarakat
membutuhkan informasi serta jawaban yang jelas mengenai
permasalahan tersebut. Selain permasalahan menarik, program talk
show juga harus menghadirkan tokoh yang menarik. Ada tiga kategori
tokoh yang menarik, yang pertama adalah ia adalah public figure atau
idola (panutan) masyarakat. Kedua, salah satu tokoh yang paling ahli
atau dianggap paling menguasai bidang atau permasalahn. Ketiga,
tokoh yang kontroversi, kritis dan vokal. Pembicaraan akan menjadi
hangat, menarik dan penuh tantangan lewat tokohtokoh semacam itu.
Daya tarik dalam program talk show ini di samping topik dan tamu
tokoh yang menarik, adalah pertanyaan-pertanyaan cerdas dan humor
dari presenter.
2.2.5.5 Penguasaan Terhadap Materi
Program talk show ini juga akan menarik apabila presenter
yang membawakan dan memoderatori program ini menarik. Mampu
mengimbangi pembicaraan para tokoh. Hal itu hanya terjadi jika
presenter juga
menguasai bidangnya
dan
dapat mengajukan
pertanyaan atau menyajikan permasalahan secara menarik. Presenter
yang tidak menguasai permasalahan dalam program acara semacam
ini hanya akan menurunkan suasana, membuat acara tidak hidup dan
membosankan. Tentu saja kemampuan sedemikian ini bukan hanya
bakat, melainkan juga latihan, eksperimen dan pengalaman sambil tak
hentihenti terus belajar memperbaiki kemampuan maupun kecerdasan
(Fred Wibowo, 2009: 84).
2.2.6 Minat
Minat merupakan bersifat pribadi dan oleh karenanya minat sangat
berbeda dari waktu ke waktu, tetapi beberapa upaya telah dikembangkan
untuk mengaktegorikan minat yang akan bermanfaat untuk tuntutan dalam
menemukan minat khusus seseorang ( Sarwono, 2006:58)
Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan derajat yang
lebih tinggi dari perhatian. Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang
merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat (desire) untuk melakukan sesuatu
kegiatan yang diharapkan komunikator. Hanya ada hasrat saja pada diri
komunikan, bagi komunikator belum berarti apa-apa. Sebab harus dilanjutkan
dengan datangnya keputusan ( decission), yakni keputusan untuk melakukan
kegiatan (action) sebagaimana diharapkan komunikator. ( Sarwono, 2006:66)
Menurut Sarwono menyebutkan bahwa interest atau minat diartikan
sebagai berikut
:
a. Suatu sikap yang berlangsung terus menerus yang memberi pola pada
perhatian seseorang sehingga membuat dirinya selektif terhadap objek
minatnya.
b. Perasaan yang menyatakan bahwa suatu aktivitas pekerjaan atau objek itu
berharga atau berati bagi individu.
c. Suatu keadaan motivasi atau set motivasi yang menurut tingkah laku
menuju satu arah tertentu. (Sarwono, 2006: 70)
Maka dapat di simpulkan bahwa minat menoton meupakan suatu
kemauan atau kegiatan seseorang untuk melihat program talkshow karena
adanya hal – hal yang menarik perhatian.
2.2.6.1 Faktor Timbulnya Minat
Berdasarkan teori “Acceptance Rejections” yang dikemukakan
Fryer, bahwa keberadaan minat itu berdasarkan pada orientasi suka
dan tidak sukanya individu teryhadap objek, subjek atau aktivitas.
Orientasi ini pada gilirannya akan memperngaruhi penerimaan
individu. Jika individu tidak suka pada objek, subjek atau aktifitas
tersebut, maka ia akan menolaknya. Penentuan minat ini berdasarkan
pada reaksi individu (menolak menerima). Jika ia menerima berarti ia
berminat, dan jika menolak berarti ia tidak berminat. ( Sarwono,
2006:71)
Faktor timbulnya minat, menurut Crow dan Crow terdiri dari
tiga faktor
:
1. Faktor dorongan dari dalam, yaitu rasa ingin tahu atau dorongan
untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda. Dorongan ini
dapat membuat seseorang untuk mempelajari ilmu mekanik,
melakukan penelitian ilmiah, atau aktivitas lain yang menantang.
2. Faktor motif sosial, yakni miant dalam upaya mengembangkan dir
dari dan dalam ilmu pengetahuan, yang mungkin di ilhami oleh
hasrat untuk mendapatkan kemampuan dalam bekerja, atau
adanya hasrat untuk memperoleh penghargaan dari keluarga atau
teman.
3. Faktor emosional, yakni minat yang berkaitan dengan perasaan
dan emosi. Misalnya, keberhasilan akan menimbulkan perasaan
puas dna dapat meningkaktkan minat, dengankan kegagalan dapat
menghilangkan minat seseorang. ( Sarwono, 2006:76).
Dari definisi – definisi diatas dapat disimpulkan bahwa minat
adalah sikap yang dapat menimbulkan perhatian, rasa ingin tau dan
hasrat untuk melakukan sesuatu dalam diri seseorang yang muncul
akibat adanya objek tertentu ataupun rangsangan. Dalam hal ini
pengaruh presenter tayangan talk show “Kick Andy” akan
memberikan minat yang besar untuk menonton acara “Kick Andy”.
Dari objek yang diminati oleh seseorang tersebut akan mempengaruhi
minat unutk menonton tayangan tersebut. Apabila seseorang sudah
menyukai dan memperhatikan suatu objek maka akan menimbulkan
kencederungan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan yang
timbul dari minat tersebut.
2.2.7 Pengertian Menonton
Menurut kamus khusus umum Bahasa Indonesia, menonton adalah
melihat pertunjukan, gambar hidup dan sebagainya ( Poerwadaminta,
1998:108) sedangkan pengertian menonton menurut (Sardji, 2004:71) adalah
suatu proses yang disadari atau tidak disadari dimana menonton diletakan
pada alam yang samar yang dihadpkan pada tumpuan cahaya dan membantu
menghasilkan ilusi di atas layar yang akan menimbulkan emosi, pikiran dan
perhatian manusia yang dipengaruhi tayangan – tayangan yang ditonton.
Berdasarkan pengertian tentang minat dan menonton tersebut dapat
diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan minat menonton dalam
penelitian ini adalah suatu keadaan dimana diri individu atau khalayak
terjangkit untuk mengarahkan pehatiannya secara sadar terhadap objek yang
disenanginya dan unutuk selanjutnya emosi, pikiran dan perhatiannya
terpengaruh unutuk mengikutin acara tersebut.
2.2.8 Teori Uses and Gratification
Uses and Gratification merupakan pengembangan dari model
jarum hipodermik. Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media
pada diri seseorang, tetapi tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap
media. Khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi
kebutuhannya. Hal ini memusatkan perhatian pada penggunaan (Uses) media
untuk mendapatkan kepuasan (Gratifications) atas kebutuhan seseorang.
Media bersifat fungsional, dimana kemampuannya dalam memberi kepuasaan
bisa bervariasi. Pendekatan ini menjelaskan tentang asal mula kebutuhan
manusia secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu
dari media massa atau sumber – sumber lain dan menimbulkan pemenuhan
kebutuhan ( Elvinaro, Lukito, Siti : 2007, 74)
Komunikasi massa memiliki kapasitas yang menawarkan sejumlah
informasi atau pesan yang dapat dimanfaatkan oleh khalayak, dan
memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan khalayak. Presenter atau
pembawa acara memiliki daya tarik yang kuat dalam menyampaikan
informasi dan hiburan yang pada akhirnya akan mendorong minat audience
dalam bertindak secara aktif untuk memilih media.
2.3
Kerangka Pemikiran
Variabel Independent
Variabel Dipenden
PENGARUH PRESENTER
KICK ANDY
Minat Menonton Warga Perum
Taman Galaxy Pulo Sirih Timur
Bekasi Barat, Bekasi
(x)
(Y)
Indikator:
1. Gaya Penampilan
2. Penguasaan Program
3. Penguasaan Terhadap
Materi
4. Gimmick
5. Penggunaan Media
Indikator:
1. Emosi
2. Nilai
3. Sikap
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran
Download