BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan 1. Pengertian kehamilan Kehamilan adalah merupakan waktu transisi suatu masa antara kehidupan sebelum memiliki anak yang sekarang berada dalam kandungan dan kehidupan nanti setelah anak tersebut telah lahir. Perubahan status yang radikal ini dipertimbangkan sebagai suatu krisis disertai pada periode tertentu untuk menjalani dalam proses persiapan psikologis yang secara normal sudah ada. Selama masa kehamilan dan telah mengalami puncaknya hingga mengalami proses kelahiran bayi (Wahyu,2013;h.63). Kehamilan yaitu rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi dan pembuatan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus yang aterm. Kehamilan ini termasuk masa yang penting dimana kelanjutan dari proses pembuahan yang dimana makhluk-makhluk bumi apabila sel telur telah di buahi (Sukarni,2013;h.78). Menurut Rustam (2012;h.35) menjelaskan pada proses kehamilan berlangsung sampai 280 hari atau 40 pekan (minggu) atau 10 bulan. Pada kehamilan dibagi menjadi tiga trimester yaitu pada kehamilan trimester I antara minggu 0 - 12, trimester II antara 12 – 18, trimester III antara 28 – 40 minggu. Tujuan umum kehamilan yaitu menyiapkan sebaik mungkin pada keadaan fisik, mental ibu dan anak selama kehamilannya sehingga menciptakan generasi sehat. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Uri Dwi Mareta, Kebidanan DIII UMP, 2014 2. Tanda – tanda kehamilan menurut (Varney,2008;h.519). a. Menstruasi berhenti dengan tiba - tiba b. Mual serta mengalami muntah - muntah c. Mengalami pembesaran pada payudara, terasa tegang, kesemutan, teraba benjolan, terdapat pembesaran puting d. Mengalami peningkatan frekuensi dalam berkemih e. Mengalami kelelahan (letih) f. Payudara mengalami perubahan pada puting, menjadi lebih hitam serta aerola primer dan sekunder Menurut Sarwono (2012;h.35) menerangkan mengenai tanda kehamilan terdiri dari : a. Munculnya turbekel atau folikel Montgomery b. Terjadinya peningkatan temperature suhu basal c. Mengalami pengeluaran dari puting d. Adanya salvias yang berlebihan e. Terdapat tanda Chadwick f. Mengalami Quickening g. Terdapat perubahan pigmentasi pada kulit dan kondisi seperti pada klosma, striae pada payudara, linea nigra, vascular spider dan ada eritema palmar. 3. Tanda pasti kehamilan Menurut Rustam (2012;h.36) menjelaskan yaitu : a. Teraba gerakan janin dalam rahim b. Terdengar denyuta jantung (hamil 12 minggu) c. Pemeriksaan rotegen terdapat ada kerangka janin d. Pemeriksaan ultra sonografi Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Uri Dwi Mareta, Kebidanan DIII UMP, 2014 1) Terdapat kantong kehamilan, pada usia kehamilan 4 minggu 2) Terdapat fetal plate, usia kehamilan 4 minggu 3) Terdapat kerangka janin, usia kehamilan 12 minggu 4) Terdapat denyut jantung janin, usia kehamilan 6 minggu Menurut (Sarwono,2010;h.214) menjelaskan bahwa tanda pasti kehamilan yaitu mengenai data atau kondisi yang mengidentifikasikan adanya buah kehamilan serta diketahui dengan melaului pemeriksaan (denyut jantung janin, gerakan janin) 4. Masa-masa kehamilan Pada hal ini menjelaskan mengenai proses bagian kehamilan yaitu : 1) Trimester pertama Menurut Sukarni (2013;h.81) pada trimester pertama dalam proses kehamilan minggu pertama yang terjadi dalam proses pembelahan sel dan terjadi implantasi endometrium kavum uteri. Pada proses ini yang terjadi pada wanita adalah pada dirinya sendiri seiring dengan usahanya mengadapi pengalaman kehamilan sebelumnya dalam hal buruk yang pernah dialami sehingga menjaga dengan penuh tanggung jawab. Proses berlangsung menjadi pembentukan organ - organ tubuh, disertai dengan perkembangan karateristik fisik lainnya dalam pembentukan awal hingga akhir pada 12 minggu Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Uri Dwi Mareta, Kebidanan DIII UMP, 2014 2) Trimester kedua Menurut Sarwono(2010;h.213) trimester kedua berlangsung minggu ke - 13 sering dikenal sebagai periode kesehatan yang baik, dalam periode ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala ketidaknyamanan yang normal dialami saat hamil. Trimester kedua sebenarnya terbagi atas dua fase : pra-quickening dan pasca-quickening. Quickening menunjukkan kenyataan adanya kehidupan yang terpisah menjadi dorongan bagi wanita dalam melaksanakan tugas psikologis utamanya pada trimester kedua, yakni mengembangkan identitas sebagai ibu bagi dirinya sendiri yang berbeda dari ibunya 3) Trimester ketiga Menurut Wahyu (2013;h.74) trimester ketiga minggu ke 28 40 sering disebut dengan periode penantian dengan penuh kewaspadaan. Pada trimester ketiga memerlukan waktu persiapan yang aktif saat menanti kelahiran bayi dan menjadi orang tua, sementara perhatian utama wanita terfokus pada bayi yang akan segera dilahirkannya. Pada pergerakan janin dan pembesaran uterus dalam keduanya menjadi hal sebagian besar pemikiran difokuskan pada perawatan bayi 5. Melakukan teknik relaksasi pada ibu hamil mencegah luka perineum Menurut Varney (2008;h.190) menjelaskan yang terdiri dari : a. Mengatur posisi pada latihan pernafasan yang baik dengan melakukan relaksasi Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Uri Dwi Mareta, Kebidanan DIII UMP, 2014 b. Melakukan senam hamil berbaring terlentang dan secara rutin agar untuk melemaskan oragan-organ pada tubuh, tidak kaku dan lemas sehingga peredaran darah tetap mengalir dengan baik c. Mengonsumsi makan- makanan yang banyak mengandung nutrisi zat besi yang tinggi (sayur, buah, lauk pauk, susu, daging) sehingga keadaan ibu terbantu oleh makanan yang dikonsumsi untuk tercukupi kebutuhan. d. Melakukan renang bagi ibu hamil untuk menggerakkan tubuh agar lemas dan otot- otot tidak kaku 6. Agar tidak terjadi bayi besar (Makrosomia) Dengan ibu mengatur pola istirahat yang baik dan pola nutrisi dalam pengkonsumsi makanan sehari - hari, pada faktor kehamilan dapat meningkatkan metabolisme energi, kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan zat gizi dan energi di perlukan sekali untuk pertumbuhan dan perkembangan si calon bayi. Pada ibu hamil pada dasarnya semua memerlukan zat gizi, namun yang sering sekali menjadi kekurangan adalah energi protein dan beberapa mineral seperti zat bezi dan kalsium (Icemi,2013;h. 145). Menurut Sukarni (2013;h.160) kebutuhan energi, karbohidrat, protein dan amino A,D,E,C,K (kalsium,magnesium,phosphor,sodium) Pada dasarnya ibu hamil harus mengonsumsi nutrisi yang seimbang pada kebutuhan wanita hamil akan protein juga meningkat, bahkan mencapai hingga 86% dari sebelum hamil jumlah protein yang harus tersedia, sampai akhir dengan kehamilan. Diperkirakan sekurang Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Uri Dwi Mareta, Kebidanan DIII UMP, 2014 lebihnya sebanyak 925 gram, yang tertimbun dalam jaringan ibu, plasenta serta janin Pada ibu hamil dianjurkan penambahan protein 12 gram / hari, selama kehamilan, dapat mencapai 75 -100 gram ( sekitar 12 % dari jumlah total kalori). Volume darah mengalami kenaikan selama kehamilan kebutuhan fe sekitar 300 mg untuk dapat mencegah terjadinya anemia. Selama kehamilan seseorang ibu hamil menyimpan zat bezi kurang lebih 1.000 mg termasuk untuk keperluan janin, plasenta dan hemoglobin ibu sendiri (Wahyu,2013;h.146). Menurut (Rukiyah,2009;h.103) menjabarkan mengenai kebutuhan fisik ibu hamil akan nutrisi yang berkaitan pada pemenuhan kalori yaitu : 1) Pada hal proses physic 66 % (Pernafasan + sirkulasi + digestiv + secret + temperatur tubuh) + (pertumbuhan + perbaikan) = 1.440 Kcal/Dag 2) Melakukan aktivitas/ hari seperti jalan, posisi tubuh, bicara berpindah dari satu tempat ke tempat lain, menghabiskan total 17 % ketika waktu tidak hamil 3) Melakukan pekerjaan rata – rata 7 – 10 % yang dibutuhkan 150 – 200 Kcal 4) Kadar metabolisme 7 % membutuhkan 150 – 200 Kcal Menurut Icesmi (2013;h.99) ibu hamil harus bisa mengatur pola makan yang seimbang dalam kesehariannya, vitamin dan mineral sangat diperbolehkan, sedangkan pada kalori serta protein sangat sekali di perlukan pada minggu kedelapan hingga proses kelahiran, Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Uri Dwi Mareta, Kebidanan DIII UMP, 2014 tidak di perbolehkan banyak minum air yang banyak mengandung unsur pemanis buatan yang banyak, karena dapat menyebabkan kadar gula naik sehingga tinggi menyebabkan obesitas (DM). Pada dasarnya kebutuhan ibu hamil dan janin harus tercukupi secara penuh jangan sampai dapat menimbulkan penyakit yang berhubungan dengan karbohidrat seperti pada : a) Kurang Kalori Protein (KKP) b) Obesitas c) Diabetes militus Sehingga dari faktor diatas dapat menyebabkan bayi besar sehingga dapat menjadikan dampak pada saat persalinan, dengan menghasilkan luka perineum pada jalan lahir (Wahyu,2013;h.147). 7. Tujuan Asuhan kehamilan Menurut Yulianti (2009;h.3) menjelaskan dalam pemberian asuhan kehamilan terdiri dari : a. Memantau kemajuan pada kehamilan untuk memastikan tentang kesejahteraan janin dan tumbuh kembang ibu serta tumbuh kembang bayi b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial pada ibu dan bayi c. Mengenali secara dini ketidak normalan atau terjadi komplikasi yang dimungkinkan dapat terjadi selama kehamilan, terdiri dari riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan d. Mempersiapkan ibu supaya nifas dapat berjalan normal dan proses pemberian ASI ekslusif Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Uri Dwi Mareta, Kebidanan DIII UMP, 2014 e. Mempersiapkan peran sebagai ibu dalam keluarga dan menerima kelahiran bayi supaya dapat tumbuh kembang secara normal Menurut Varney (2008;h.518) menjelaskan mengenai penatalaksanaan pada asuhan kehamilan yaitu : a. Menegakkan diagnosis dan penatalaksanaan pada awal kehamilan b. Melakukan pengkajian dan evaluasi kesejahteraan wanita c. Melakukan pengkajian dan evaluasi kesejahteraan janin d. Melakukan tindakan untuk meredakan ketidaknyamanan pada saat kehaminan e. Melaksanakan pemantauan mengenai asuhan gizi yang di konsumsi pada kehamilan f. Memberikan panduan mengenai antisipasi serta intruksi g. Melakukan penapisan komplikasi pada ibu dengan janin B. Persalinan 1. Pengertian Persalinan Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal dalam kehidupan, terjadi kelahiran seseorang bayi merupakan peristiwa sosial bagi ibu dan keluarga. Peran ibu melahirkan bayinya, sedangkan peran keluarga adalah memberikan bantuan dan dukungan pada ibu ketika terjadi proses persalinan. Pada hal ini peran petugas kesehatan, tidak kalah penting dalam memberikan bantuan dan dukungan pada ibu, agar seluruh rangkaian proses persalinan berlangsung dengan aman baik bagi ibu maupun bagi bayi yang telah dilahirkan (Sumarah,2008;h.1). Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Uri Dwi Mareta, Kebidanan DIII UMP, 2014 2. Sebab - sebab Terjadi Persalinan Menurut Manuaba (2012;h.173) proses terjadinya persalinan belum diketahui dengan pasti, sehingga menimbulkan beberapa teori yang berkaitan dengan mulainya kekuatan his. Hormon-hormon yang dominan pada saat kehamilan yaitu : 1) Estrogen Berfungsi untuk meningkatkan sensitivitas otot rahim dan memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti oksitosin, rangsangan prostaglandin dan rangsangan mekanisme (Sukarni,2013;h.186). 2) Progesteron Berfungsi menurunkan sensitivitas otot rahim, menyulitkan penerimaan rangsangan dari luar seperti oksitosin, rangsangan prosoglandin, rangsangan mekanis dan menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi (Sumarah,2008;h.2). Dengan demikian dapat dikemukakan beberapa teori yang memungkinkan terjadinya proses persalinan. a) Teori keregangan Menurut Manuaba (2012;h.168) menjelaskan mengenai otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu, setelah melewati batas waktu tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai. Pada keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang mengakibatkan iskemia otot-otot uterus. Kehamilan ganda seringkali terjadi kontraksi Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Uri Dwi Mareta, Kebidanan DIII UMP, 2014 setelah keregangan tertentu, sehingga menimbulkan proses persalinan b) Teori penurunan progesterone Menurut Manuaba (2012;h.168) proses terjadinya penurunan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu karena terjadi penimbunan jaringan ikat, pembulu darah mengalami penyempitan dan buntu Teori oksitosin internal Menurut Margareth (2013;h.185). Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofise parts posterior pada perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron dapat mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi. Menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan maka oksitosin dapat meningkatkan aktivitas, sehingga persalinan dimulai 3. Jenis-Jenis Persalinan a. Persalinan Spontan Menurut Sarwono spontan jika persalinan (2010;h.685) persalinan dikatakan berlangsung dengan kekuatan ibunya sendiri dan melalui jalan lahir. Sedangkan menurut Manuaba (2012;h.166). Persalinan spontan terjadi bila seluruh prosesnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri. Persalinan normal disebut juga partus spontan adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Uri Dwi Mareta, Kebidanan DIII UMP, 2014 b. Persalinan Buatan Menurut Manuaba (2012;h.167) persalinan buatan adalah proses terjadinya persalinan yang berlangsung dengan bantuan tenaga dari luar misalnya ekstraksi dengan forcep atau dilakukan operasi sectio caesarea menurut Sarwono. Sedangkan menurut Manuaba persalinan buatan adalah bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar c. Persalian anjuran Menurut Marmi (2012;h.3) menjelaskan bahwa persalinan Anjuran adalah proses kekuatan yang diperlakukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan misalnya pemberian pitocin dan prostograndin dan bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan 4. Tanda-tanda mendekati persalinan a. Terjadi Lightening Yaitu sebutan bahwa kepala janin sudah turun, sesak nafas yang dirasakan sebelumnya selama trimester III pada keadaan ini akan berkurang karena kondisi ini akan menciptakan ruang yang lebih besar didalam abdomen. Pada primigravida lightening sebelum persalinan terjadi penurunan fundus uteri kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan : kontraksi, ketegangan dinding perut, gaya perut janin kepala kearah bawah (Sukarni,2013;h.210). Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Uri Dwi Mareta, Kebidanan DIII UMP, 2014 Menurut Wahyu (2013;h.210) terjadi masuknya bayi ke pintu atas panggul menyebabkan ibu merasakan : 1) Terasa Ringan di bagian atas dan rasa sesak berkurang 2) Pada bagian bawah perut ibu terasa penuh dan mengganjal 3) Terjadinya kesulitan saat berjalan 4) Mengalami ganguan sering kencing (Follaksuria) b. Terjadi His Permulaan Menurut Manuaba (2012;h.172) semakin tua usia kehamilan, pengeluaran estrogen dan progesteron makin berkurang sehingga produksi oksitosin meningkat, dengan demikian dapat menimbulkan kontraksi yang lebih sering, his permulaan ini lebih sering diistilahkan sebagai his palsu, sifat his palsu antara lain seperti : Rasa nyeri ringan dibagian bawah 1) Datangnya tidak teratur 2) Tidak ada perubahan pada serviks atau tidak ada tandatanda kemajuan persalinan 3) Durasinya pendek 4) bertambah jika beraktivitas 5. Tanda-Tanda Persalinan a. Terjadi His Persalinan His adalah kontraksi rahim yang dapat diraba menimbulkan rasa nyeri diperut serta dapat menimbulkan rasa nyeri diperut dan dapat menimbulkan pembukaan serviks kontraksi rahim dimulai pada 2 face maker yang letaknya cornu uteri . His yang menimbulkan pembukaan Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Uri Dwi Mareta, Kebidanan DIII UMP, 2014 serviks dengan kecepatan tertentu disebut dengan his efektif. His efektif mempunyai sifat adanya dominan kontraksi uterus pada fundus uteri ( Fundal domi nance ) kondisi berlangsung secara syncron dan harmonis adanya intensitas kontraksi yang maksimal diantara dua kontraksi,irama teratur dan frekuensi yang kian sering, dalam lamanya his berkisaran 4560 detik (Sukarni,2013;h186). b. Keluarnya lendir bercampur darah pervaginam ( show ) Lendir berasal dari pembukaan yang menyebabkan lepasnya lendir berasal dari kanalis servikalis. Sedangkan pengeluaran darah disebabkan robeknya pembuluh darah waktu serviks membuka (Varney,2008;h.673). c. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya Sebagai ibu hamil mengeluarkan air ketuban akibat pecahnya selaput ketuban, jika ketuban sudah tercapai, maka persalinan harus diakhiri dengan tindakan tertentu, misal ekstrasi vacum atau sectio caesaria (Manuaba,2012;h.167). d. Dilatasi dan affacement Menurut Marmi (2012;h.11). Dilaktasi adalah terbukanya kanalis servikalis berangsur-angsur akibat pengaruh his. Effacement adalah pendataran atau pemendekan kanalis servikalis yang semula panjang 1-2 cm menjadi hilang sama sekali, sehingga tinggal hanya ostium yang tipis seperti kertas Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Uri Dwi Mareta, Kebidanan DIII UMP, 2014 6. Tahapan Persalinan a. Kala 1 Kala 1 disebut juga dengan kala pembukaan lengkap10cm. Menurut Manuaba pada permulaan his, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga pasien masih dapat berjalan-jalan. Proses pembukaan servikalis sebagai akibat his dibagi menjadi 2 fase yaitu : (1) Fase laten Berlangsung terjadi selama 7 - 8 jam, terjadi pembukaan yang sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm (Rustam,2012;h.71). Pada proses persalinan, dibagi dalam 3 fase, Menurut Varney (2008;h.725) yaitu : Fase I : Pada periode tenang yaitu dalam dilaktasi lengkap hingga terjadi desakan untuk mengejan Fase II : Proses mengejan yang sangat aktif yaitu pada saat upaya dalam mengejan yang berirama atau desakan untuk mendorong sampai presentasi Fase III : Perineal yaitu berawal adanya crowning pada Bagian presentasi hingga terlahir semua tubuh Bayi Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Uri Dwi Mareta, Kebidanan DIII UMP, 2014 Asuhan kala I Menurut Varney (2008;h.714) yaitu : a) Memberikan asuhan sayang ibu dengan melakukan pemeriksaan terhadap pasien memastikan kesejahteraan janin b) Memberikan asuhan kenyamanan dan motivasi pada ibu c) Memberikan perhatian dan tanggung jawab memberikan pelayanan yang sesuai asuhan kebidanan d) Memenuhi kebutuhan energi dan dan mencegah dehidrasi, berikan cukup minum e) Mengatur posisi ibu untuk miring kiri sehingga membantu proses pembukaan f) Mengajari ibu untuk cara rileksasi pernafasan g) Persiapkan alat dan kebutuhan untuk persalinan h) Memantau memeriksa kondisi tekanan dan keadaan darah, ibu suhu, dengan nadi, cara respirasi, kosongkan kandung kemih i) Memeriksa kesejahteraan bayi, Djj, His dan pembukaan j) Menyiapkan kebutuhan perlengkapan persalinan dari perlengkapan bayi dan perlengkapan ibu serta alat yang di butuhkan Menurut Sarwono (2010;h.8) dalam asuhan persalinan pada kala I yaitu a) menganjurkan ibu untuk pakai pakaian yang longgar dan menyerap keringat b) Evaluasi kemajuan persalinan Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Uri Dwi Mareta, Kebidanan DIII UMP, 2014 c) Evaluasi perilaku ibu dan respon terhadap persalinan dan orang terdekat ibu d) Evaluasi terus – menerus terhadap kenormalan presentasi janin, posisi dan dan adaptasi janin terhadap pelvis e) Evaluasi perubahan visiologis pada ibu f) Penapisan terus menerus terhadap tanda dan gejala komplikasu obstetrik dan kesejahteraan janin yang meragukan g) Penolong tetap menjaga hak privasi ibu dalam persalinan seperti halnya dengan menggunakan penutup atau tirai, tidak menghadirkan orang lain tanpa sepengetahuan dan seizin pasien / ibu h) Menyarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin b. Kala II Menurut Sarwono (2010;h.14) kala II disebut juga dengan kala pengeluaran lengkap 10 cm atau kepala janin sudah terlihat di depan vulva pada diameter 5 – 6 cm sampai bayi lahir. a) Memastikan bahwa pembukaan mengalami kemajuan dan penipisan b) Memastikan kontraksi mengalami kemajuan kuat Pada frekuensi, durasi, intensitas c) Mengalami perubahan perilaku pada ibu d) Evaluasi kontinu kesejahteraan ibu e) Evaluasi kontinu kesejahteraan janin f) Evaluasi kontinu kemajuan persalinan Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Uri Dwi Mareta, Kebidanan DIII UMP, 2014 g) Perawatan tubuh wanita Menurut Varney (2008;h.759) menjelaskan hal – hal mengenai asuhan persalinan pada Kala II yaitu : a) Melakukan asuhan pendukung untuk wanita dan orang terdekatnya serta keluarga b) Melakukan asuhan sayang ibu tanda dan gejala komplikasi pada ibu dan janin c) Mempersiapkan proses persalinan d) Melakukan penatalaksanaan persalinan e) Pembuatan keputusan penatalaksanaan untuk kala dua persalinan c. Kala III Menurut Manuaba (2012,h.189) setelah kala II, pada kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai 10 menit, dengan lahirnya bayi, sudah mulai pelepasan plasentanya pada lapisan dinding uterus karena sifat retaksi otot rahim. Menurut Sarwono (2010;h.19) menjelaskan yaitu : a) Pemberian oksitosin segera dapat di berikan dalam 2 menit b) Lakukan Penegangan Tali Pusat Terkendali (PTT) c) PTT dilakukan hanya selama uterus berkontraksi d) Begitu plasenta terasa lepas, keluarkan dengan menggerakan tangan atau klem pada tali pusat mendekati plasenta, mengeluarkan plasenta dengan gerakan ke bawah dan ke atas sesuai dengan jalan lahir Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Uri Dwi Mareta, Kebidanan DIII UMP, 2014 e) Melindungi uterus dengan mencegah diri sendiri dan ibu dengan melakukan massase uterus sesegera setelah plasenta lahir f) Pantau perdarahan dan pastikan kontraksi uterus kuat d. Kala IV Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi dikarenakan perdarahan post partum yang paling sering terjadi pada 2 jam pertama observasi yang dilakukan yaitu (1) Tingkat kesadaran penderita (2) Pemeriksaan tanda-tanda vital ; tekanan darah, nadi dan pernafasan (3) Kontraksi uterus terjadi perdarahan (Manuaba,2012; h.14). C Bayi Baru Lahir 1. Pengertian Bayi Baru Lahir Menurut Sukarni (2013;h.221) menjelaskan adaptasi fisiologi BBL yaitu sangat berguna bagi bayi untuk menjaga kelangsungan hidupnya diluar uterus dalam arti bayi dapat melakukan sendiri segala kegiatan dalam mempertahankan kehidupannya. Pada hal ini yang perlu diperhatikan seperti bagaimana upaya untuk menjaga agar bayi tetap terjaga dalam kesehatannya. Pada halnya yang utama dengan menjaga bayi agar tetap dalam kondisi hangat, mampu dengan baik melakukan pernafasan dengan spontan dan bayi dapat menyusui sendiri pada ibunya Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Uri Dwi Mareta, Kebidanan DIII UMP, 2014 Mekanisme pada pengaturan temperat suhu tubuh bayi baru lahir yang belum berfungsi sempurna, untuk itu perlu dilakukan pencegahan kehilangan panas pada tubuh bayi karena bayi dapat mengalami hipotermi. Pada bayi dengan hipotermi dapat mengalami sangat beresiko yang tinggi hingga menglami kesakitan berat sampai dapat terjadi kematian (Puji,2013;h.29). 2. Cara mencegah kehilangan panas pada bayi dengan upaya seperti berikut : a. Mengeringkan bayi Menurut Manuaba (2012;h.437) memastikan tubuh bayi dikeringkan sesegera setelah lahir untuk mencegah pada kehilangan panas yang disebabkan dari proses evaporasi pada cairan ketuban pada tubuh bayi, keringkan bayi dengan handuk atau dengan kain yang telah disiapkan diatas perut ibu. Mengeringkan dengan menyeka tubuh bayi juga merupakan rangsangan takstil untuk memulainya pernafasan bayi b. Menyelimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat Menurut Sarwono (2010;h.31) segera setelah mengeringkan tubuh bayi dan dengan dilakukannya pemotongan tali pusat dengan mengganti handuk atau kain yang telah dibasahi oleh cairan ketuban lalu diselimuti tubuh bayi dengan menggunakan selimut atau kain yang telah bersih dan kering. Pada kain basah didekatkan dengan tubuh bayi dapat menyerap panas tubuh bayinya dengan melalui proses radiasi. Pergantian handuk dengan Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Uri Dwi Mareta, Kebidanan DIII UMP, 2014 selimut atau kain yang telah basah diganti dengan selimut atau dengan kain yang kering c. Menyelimuti bagian kepala bayi Menurut Sarwono (2010;h.335) menjelaskan bagian kepala bayi ditutupi atau diselimuti setiap saat, pada kepala bayi memiliki luas permukaan yang sangat relatif luas dan bayi dengan cepat kehilangan panas pada bagian tidak tertutup d. Menganjurkan ibu memeluk dan menyusui bayinya Menurut Sarwono (2010;h.31) melakukan pelukan ibu dengan tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan panas dan anjurkan ibu untuk menyusui secara bergantian dan terus menerus saat bayi menginginkan sebaiknya pemberian ASI harus dimulai dalam waktu satu jam pertama saat kelahirannya e. Tidak diperkenankan memandikan bayi baru lahir Karena bayi baru lahir cepat akan kehilangan panas tubuhnya (terutama jika tidak berpakaian) sebelum melakukan penimbangan selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering. Berat badn bayi dapat dihitung dari selisih bert bayi sebaiknya dimandikan pada waktu 6 jam setelah bayi lahir, dengan memandikan bayi setelah satu jam pertama dapat menyebabkan hipotermia yang sangat membahayakan kesehatannya (Varney,2008;h.928). Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Uri Dwi Mareta, Kebidanan DIII UMP, 2014 f. Menempatkan bayi dilingkungan yang hangat Idealnya bayi yang baru lahir ditempatkan ditempat tidur yang sama dengan ibunya dengan cara ini yang paling mudah untuk menjaga bayi tetap hangat (Astika,2013;h.150). 3. Kebutuhan bayi baru lahir Menurut Marmi 2012;h.29) memelukan kenubutuhan bayi dalam hal nutrisi yaitu ASI memiliki manfaat karena sangat penting dan sebagai makanan pokok bayi yang tidak bisa ditinggalkan karena ASI mengandung komponen perlindungan terhadap infeksi terhadap bayi, memberikan kekebalan tubuh, sebagai peningkatan kecerdasan, mempunyai kecenderungan berat badan yang ideal, meningkatkan jalinan kasih sayang, penghemat biaya obat - obatan, memudahkan kinerja pencernaan. Menciptakan calon generasi bangsa yang tangguh dan berkualita, secara alamiah ASI memberikan kebutuhan yang sesuai dengan usia kelahiran bayi, pada hal ini ASI terbebas dari kuman karena di berikan langsung melalui payudara, mengandung banyak kadar selenium sebagai pelindung gigi dari kerusakan, menyusui melatih daya hisap bayi membantu otot pipi yang baik Menurut Vivian (2011,h.17) ASI mempunyai suhu yang sesuai dari kebutuhan bayi, memberikan keuntungan pada psikologis dan ASI mengandung zat – zat yang dibutuhkan bagi pertumbuhan bayi sampai perkembangan bayi termasuk pada kecerdasan bayi serta dapat memecahkan dinding bakteri sehingga bayi tetap terlindungi dan mendapat kekebalan Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Uri Dwi Mareta, Kebidanan DIII UMP, 2014 Bayi baru lahir harus diwaspadai mengenai tanda bahaya yang dapat terjadi baik infeksi maupun gangguan kelainan organ yang bersangkutan terhadap bayi seperti : a. Bayi tidak mau menyusui atau sulit minum atau ada kelainan bibir sumbing, pada hal ini harus diperhatikan karena ASI makanan pokok yang penting untuk bayi, apabila bayi tidak mau menyusui bisa terjadi bayi lesu atau dehidrasi berat maupun ringan ini sangat membahayakan bayi (Roito,2013;h.32). b. Infeksi neonatorum memiliki gejala klinis yaitu bayi balas minum, bayi tertidur, tampak gelisah, pernafasan cepat, berat badan bayi cepat menurun, terjadi diare dengan segala manifestasinya, demam tinggi (dapat menjadi penyebab kejang pada bayi) pada pemeriksaan dihasilkan bayi berwarna kuning (ikterik), purpura ( bercak darah dibawah kulit ) (Manuaba,2012 h 432). c. Pada bayi prematur cepat sekali kehilangan panas tubuh dan menjadi hipotermi hingga dapat menjadi afiksia maka penanganan harus di incubator dengan hal tersebut harus mengetahui normal suhu bayi 36,5 0 – 37,5 0 celsius (Manuaba, 2012;h.437). d. Lemah harus diwaspadai jangan dibiarkan berlanjut bisa penyebab faktor diare, muntah yang berlebihan atau infeksi berat, merintih dan gerak tidak aktif (Manuaba,2012;h.439). e. Pernafasan cepat atau lemah dikatakan normalnya yaitu 45 – 50 kali per menit apabila ada kelainan dalam hal tersebut ada Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Uri Dwi Mareta, Kebidanan DIII UMP, 2014 kemungkinan retraksi dada ringan jika pernafasan berhenti selama beberapa detik secara periodik maka masih juga dalam batas normal (Manuaba,2012;h.438). f. Talipusat berwarna merah dan berbau keluar nanah, terjadi perdarahan atau ada darah yang keluar termasuk dalam tanda bahaya karerna menimbulkan infeksi bakteri dapat berkembang biak dan menembus dinding tali pusat, awal dari permasalah ini dari perawatan yang kurang baik dan lembab kain pembungkus kasa tidak pernah diganti (Manuaba,2012,h.432). g. Perut kembung, muntah kemungkinan bayi mengalami saluran pencernaan pada bagian atas buntu, sedangkan apabila bayi tidak mengeluarkan mekonium berarti pada saluran pencernaan buntu pada bagian bawah maka tidak lupa harus dilakukan colok dubur memastikan bahwa bayi memiliki anus (Varney,2008;h.922). D. Masa Nifas 1. Pengertian Masa Nifas Masa nifas (Puerperium) yaitu dimulainya setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti saat keadaan sebelum ketika hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan akan terjadi proses kepulihan pada waktu 3 bulan, dalam masa nifas atau post partum di sebut juga puerperium yang berasal dari kata “Puer” yang memiliki arti “Parous” yang memiliki arti melahirkan,nifas yaitu darah yang telah keluar dari dalam Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Uri Dwi Mareta, Kebidanan DIII UMP, 2014 karena rahim sebab melahirkan atau setelah melahirkan (Anggraini,2010;h1). 2. Tujuan asuhan masa nifas Menjelaskan menurut Vivian (2012;h.5) asuhan masa nifas sangat di perlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik dalam kesehatan ibud an batiibu maupun bayinya. Diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan sekitar 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. a. Pelaksanaan asuhan kebidanan Pada asuhan dapat dilakukan dengan tindakan mandiri atau kolaborasi perlu dilakukan pengawasan pada masa nifas untuk memastikan kondidi ibu baik, tidak mengalami perdarahan. Bidan harus memberikan pelayanan sesuai dalam wewenangnya mendiskusikan terhadap ibu dan keluarga sehigga pelaksanaan asuhan menjadi tanggung jawab bersama (Vivian,2011;h.88). b. Mengatasi kecemasan Atasi kecemasan pada ibu dengan cara mendorong ibu untuk mengungkapkan perasaannya, dengan melibatkan suami dan keluarga. Memberikan dukungan terhadap ibu yang sedang menjalani masa nifas (Tri,2011;h.89). c. Memberikan pendidikan kesehatan Pendidikan kesehatan pada ibu sangat diperlukan sekali untuk bekal saat berada dirumah. Pendidikan yang diberikan berupa gizi, kb, tanda bahaya, hubungan seksual, senam nifas, perawatan luka Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Uri Dwi Mareta, Kebidanan DIII UMP, 2014 perineum, perawatan bayi sehari-hari, personal hygiene, istirahat dan tidur, mobilisasi serta ASI ekslusif (Vivian,2011;h.90). 3. Memberikan kenyamanan dan aman pada ibu nifas Pada ibu nifas memerlukan kenyamanan dalam menjalani peran barunya sebagai ibu. Bidan diharapkan mampu memberikan asuhan yang dapat membuat rasa nyaman pada ibu (Sunarsih,2013;h.88). 4. Adaptasi dan psikologi masa nifas Adanya peran baru sebagai ibu dapat menimbulkan stres. Beberapa faktor dalam penyesuaian ibu antara iain : a. Dukungan keluarga dan teman b. Pengalaman waktu melahirkan, harapan dan aspirasi c. Pengalaman merawat dan membebaskan anak sebelumnya d. Pengaruh kebudayaan (Suherni,2009;h.85). 5. Hal – hal yang harus dipenuhi selama masa nifas adalah sebagai berikut a. Fisik Istirahat makan-makanan bergizi, sering mengghirup udah segar dan lingkung yang bersih (Anggriani,2010;h.139). b. Psikologi Stres setelah persalinan dapat segera distabilkan dengan dukungan dari keluarga yang menunjukan rasa simpati, mengakui dan menghargai ibu (Saleha,2009;h.64). c. Sosial Keluarga ikut menemani ibu bila kesepian, ikut menyayangi anaknya, menanggapi dan memperhatikan kebahagiaan ibu, serta menghibur ibu jika ibu terlihat sedih (Lilis,2010;h.194). Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Uri Dwi Mareta, Kebidanan DIII UMP, 2014 d. Psikososial Dengan melakukan ibu penuh dengan kasih sayang tercurahkan untuk ibu dan anaknya dengan penuh perhatian dan tanggung jawab dari keluarganya (Saleha,2009;h.64). 6. Menurut Rubin dan Varney terbagi menjadi 3 tahap yaitu : a. Taking in Yaitu masa berlangsung (1-2 hari post partum) sehingga wanita menjadi pasif dan sangat tergantung serta berfokus pada dirinya, tubuhnya sendiri mengulang-ulang menceritakan proses persalinan yang dialaminya (Yeti,2010;h.80). Wanita yang baru melahirkan perlu istirahat atau tidur untuk mencegah terjadinya gejala kurang tidur dengan gejala lelah yang di alami, sepat tersinggung, campur baur dengan proses pemulihan. Ciri-cirinya : 1) Terjadi pada 2-3 hari setelah melahirkan 2) Memiliki sifat pasif dan tergantung segala energinya di fokuskan pada kekhawatiran yang terjadi tentang badannya. 3) Ibu mungkin bercerita mengenai kondisi badannya 4) Istirahat tidur tidak terganggu yaitu sangat penting karena kelelahan yang di rasakan ibu 5) Terkadang ibu tidak menginginkan kontak dengan bayinya akan tetapi bukan berarti tidak menyayangi bayinya ibu hanya sedang mengenang pengalaman melahirkan (Rahmawati,dkk,2009;h.87). Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Uri Dwi Mareta, Kebidanan DIII UMP, 2014 b. Taking hold Menurut Sumarah (2009;h.88) pada hal ini terjadi berlangsung (3 - 10 hari post partum) Ibu khawatir akan kemampuan untuk merawat bayinya dan merasa khawatir tidak mampu bertanggung jawab untuk merawat bayinya, pada wanita post partum ini berpusat pada kemampuannya dalam mengontrol diri, fungsi tubuh dan berusaha untuk meguasai kemampuannya dalam merawat bayi, cara menggendong dan menyusui,memberi minum dan mengganti popok dalam masa ini wanita sangat sensitive akan ketidak mampuannya cepat tersinggung dan cenderung menganggap pemberitahuan bidan sebagai teguran maka berhati-hati dalam berkomunikasi terhadap wanita ini perlu memberikan suport penuh Menurut Saleha (2009;h.64) menjelaskan bahwa pada masa nifas mempunyai tiga proses terdiri dari : Yaitu Ciri-cirinya : 1) Terjadi pada 3-10 hari setelah terjadi proses melahirkan 2) Ibu menjadi khawatir akan kemampuan merawat bayi dan menerima tanggung jawabnya sebagai seorang ibu 3) Ibu mempunyai perasaan yang sangat sensitif sehingga mudah tersinggung dan gampang marah. 4) Ibu memfokuskan dirinya dalam mengambil kembali kontrol akan fungsi tubuhnya sendiri misal pada BAB dan BAK. 5) Ibu mencoba ketrampilan merawat bayinya Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Uri Dwi Mareta, Kebidanan DIII UMP, 2014 c. Leting go Menurut Widiasih (2009;h.89) yaitu Masa ini umumnya ibu sudah pulang dari temat bidan ibu mengambil tanggung jawab untuk merawat bayinya dia harus menyesuaikan diri dengan ketergantungan pada bayinya begitu juga adanya grefing karena dirasakan sebagai menguranginya interaksi sosial tertentu dalam depresi post partum terjadi pada masa ini. Ciri-cirinya : 1) Terjadi pada 10 hari setelah proses melahirkan 2) Ibu menyusui diri dengan kebutuhan dalam ketergantungan bayi 3) Berkurang ketergantungannya pada orang lain 4) Ibu mengambil tanggung jawab dalam merawat bayi 5) Mulai terjadi post partum blues 7. Tahapan masa nifas a. Puerpurium dini. Kepulihan dimana ibu telah di perbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Pada agama islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari (Siti,2009;h.2). b. Puerpurium intermedial Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6 - 8 minggu setelah persalinan (Saleha,2009;h. 4). c. Remote puerperium Waktu yang diperlukan untuk pulih dan kondisi sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Uri Dwi Mareta, Kebidanan DIII UMP, 2014 mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan, tahunan (Suherni,2009;h.2). 8. Kunjungan masa nifas pasca persalinan yaitu sebagai berikut : a. 6 - 8 jam setelah persalinan bertujuan mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri, mendeteksi dan merawat pasien penyebab perdarahan, memberikan konseling pada ibu atau pada salah satu anggota keluarganya mengenai pencegahan perdarahan pada masa nifas, pemberian ASI awal, melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir, mencegah bayi tetap dengan cara mencegah hipotermi, ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran di satukan antara bayi dan ibu dalam masa nifas hingga keadaan ibu stabil (Saleha,2009;h.3). b. 6 hari setelah persalinan dengan memastikan involusi uterus berjalan normal; uterus berkontraksi, fundus du bawah umbilikus, tidak mengalami perdarahan abnormal, tidak ada bau, menilai kondisi ibu apakah ada tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal, memastikan ibu mendapat cukupan makanan, cairan dan istirahat, memastikan ibu dapat menyususi dengan baik dan tidak memperlihatkan ada tanda-tanda penyulit, memastikan konseling pada ibu, mengenai asuhan pada bayi, tali pusat dan menjaga bayi agar tetap hangat dan dapat merawat bayi dengan baik dalam kesehariannya (Saleha,2009;h.84). c. 2 minggu setelah persalinan sama dengan 6 hari tindakan yan dilakukan setelah post partum (Marmi,2011;h.14). Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Uri Dwi Mareta, Kebidanan DIII UMP, 2014 d. 6 minggu setelah persalinan menanyakan kepada ibu tentang penyulit yang ibu atau pada bayinya yang alami dan bidan memberikan konseling mengenai KB secara dini dalam masa nifas. (Roito,2013;h.3). 9. Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan post partum. Asuhan kebidanan pada masa nifas merupakan hal yang sangat penting, karena periode ini merupakan masa kritis bagi ibu maupun bayinya. Adapun peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas Menurut Siti (2009;h.5) menjelaskan antara lain : a. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama b. Masa nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas. c. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga d. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman e. Membuat kebijakan, perencanaan program kesehatan yang berkaitan Menurut Siti (2009,h.5) menerangkan bahwa peran bidan pada masa nifas : a. Melakukan asuhan kebidanan pada masa nifas ibu dan bayi tetap terjaga dan terpantau b. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Uri Dwi Mareta, Kebidanan DIII UMP, 2014 c. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, mengenai tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekan kebersihan yang aman. d. Melakukan manejemen asuhan dengan cara mengumpulkan data, mengidentifikasi, menetapkan diagnosa dan rencana tindakan f. Memberikan asuhan secara professional 10. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas Kebijakan program nasional yang telah dibuat oleh pemerintah mengenai masa nifas, dengan tujuan untuk : a. Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi. b. Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya. c. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas. d. Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu nifas maupun bayinya (Marmi,2013;h.12). 11. Masa Nifas Mengalami Perubahan Fisiologis Menurut Yeti (2010;h.31) pada masa nifas terjadi perubahan fisiologis yang mencalup perubahan fisik, involusi uterus dan pengeluaran lokia, laktasi dan pengeluaran air susu ibu, perubahan sistem tubuh lainnya, dan perubahan psiki. Perubahan fisiologis pada masa nifas yaitu : a. Uterus Pada pemantauan dalam kontraksi terus dilakuan setiap 15 menit selama satu jam pertama dan dilakukan dalam 30 menit selama Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Uri Dwi Mareta, Kebidanan DIII UMP, 2014 dalam 1 jam kedua, pemantauan di lakukan untuk dapat melakukan massase dengan benar dilakukan peremasan uterus pada bagian bawah di lakukan penahanan dengan satu tangan dan tangan satunya melakukan massase fundus dalam prosedur ini dilakukan dengan cepat dan lembut lalu pastikan bahwa kontraksi bagus keras tidak lembek (Nurgaheni,2010;h.182). 2.1 Tabel perubahan uterus pada masa nifas Fundus Perubahan Bentuk Tidak hamil / normal Sebesar telur ayam ( 30 gram ) Kehamilan 8 minggu Telur bebek Kehamilan 12 minggu Telur angsa Kehamilan 16 minggu Pertengahan simfisis – puasat Kehamilan 20 minggu Pinggir bawah pusat Kehamilan 24 minggu Pinggir atas pusat Kehamilan 28 minggu Sepertiga pusat – xyphoid Kehamilan 32 minggu Pertengahan pusat – xyphoid Kehamilan 36-42 minggu 3 Sampai 1 jari bawah xyphoid Pada involusi uterus dari luar dapat kita amati dengan dilakukan pemeriksaan fundus uteri ibu dengan cara seperti: 1) Kontraksi Kontraksi dalam intensitas uterus meningkat secara bermakna segera setelah bayi lahir dalam hal ini diduga sebagai respons terhadap penurunan volume intrauterin yang sanga besar. Berkontraksi dengan baik tidak akan terjadi Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Uri Dwi Mareta, Kebidanan DIII UMP, 2014 perdarahan ketika massase dilakukan, serta dilanjutkan pemberian suntikan oksitosin intramuskular di berikan segera setelah plasenta lahir. Ibu yang merencanakan menyusui bayinya menganjurkan membiarkan bayinya di atas payudara untuk menyusui segera setelah lahir karena isapan bayi pada payudara merangsang terjadinya pelepasan plasenta (Varney,2008;h.839). 2) Afterpain Tonus uterus yang meningkat dalam primipara yang menyebabkan fundus pada umumnya tetap kencang. Relaksasi dan kontraksi yang periodik sering dialami multipara dan dapat menimbulkan nyeri yang bertahan sepanjang masa awal peurperium. Rasa nyeri yang dirasakan lebih nyeri setelah ibu melahirkan yang dirasakan di area uterus yang sangat teregang seperti pada bayi besar ataupun kembar, dalam menyusui dan oksitosin tambahan biasanya meningkatkan nyeri tersebut karena keduanya merangsang kontraksi pada uterus (Mardiah,2013;h.60). b. Lochea Dengan dilakukan pemantauan bersamaan dengan massase uterus, saat uterus berkontraksi dengan baik maka aliran lokia tidak akan terlihat banyak, namun pabila uterus berkontraksi terlihat pada lokia yang keluar lebih banyak harus dilakukannya pengkajian lebih lanjut (Nurgaheni,2010;h. 182). Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Uri Dwi Mareta, Kebidanan DIII UMP, 2014 c. Endometrium Menurut Retna (2009;h.41) pada endometrium baru akan tumbuh dan terbentuk selama 10 hari post partum dan akan menjadi sempurna lagi sekitar 6 minggu, dalam proses involusi ini berlangsung sekitar 6 minggu, pada saat masa involusi pada uterus berlangsung, sehingga berat uterus mengalami penurunan dari 1000 gram menjadi 60 gram dan pada ukuranya sendiri pun berubah dari 15 × 11 × 7,5 cm menjadi 7,5 × 5 × 2,5 cm dalam setiap minggu berat uterus turun sekitar 500 gram dalam proses involusi uterus disertai dengan penurunan tinggi fundus uteri ( TFU ) pada hari pertama TFU di atas symphisis pubis atau sekitar 12 cm dengan mengalami penurunan 1 cm pada TFU setiap harinya sehingga pada hari ke 7 TFU berkisar 5 cm pada ke 10 TFU sehingga tidak teraba di symphisis pubis 12. Ibu pasca melahirkan akan mengalami empat tahap yaitu 1) Menurut Siti (2009;h.56) menjelaskan mengenai tahapan pengeluaran darah berwarna merah segar ( lokia lubra ) tahapan pertama ini berlangsung pada hari pertama setelah melahirkan. Darah pada tahapan pertama banyak mengandung kuman penyakit 2) Menurut Arsinah (2010;h.122) merah dan berlendir (lokia sanguinolenta) tahapan yang kedua biasanya ini berlangsung selama satu hingga dua minggu Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Uri Dwi Mareta, Kebidanan DIII UMP, 2014 3) Menurut Marmi (2011;h.140) keluar warna kuning kecoklatan lalau merah muda (lokia serosa) cairan seperti ini biasanya keluar mulai dari satu minggu hingga satu bulan 4) Kekuningan lalu bening (lokia alba) cairan ini keluar sekitar dua minggu hingga minggu ke empat sampai minggu ke enam. Kebersihan masa nifas yang tidak terjaga di masa nifas bukan saja mengandung infeksi pada vagina tapi juga rahim (Tini,2013;h.140). E. MASA ANTARA (KELUARGA BERENCANA) 1. Pengertian KB Istilah pengendalian kehamilan, kontrasepsi, dan keluarga berencana sering kali digunakan secara bergantian meskipun semua pertanyaan ini mempunyai inti yang sama. Pada istilah ini terkandung pertimbangan tambahan terhadap faktor fisik, sosial, psikologis, ekonomi dan keagamaan yang mengatur sikap keluarga sekaligus mempengaruhi keputusan keluarga dalam menetapkan ukuran keluarga, jarak antara anak dan pemilihan serta penggunaanmetode pengendalian kehamilan. Pada metode pengendalian kehamilan seperti halnya pada bahaya fisik, psikologis yang diderita wanita akibat masa usia subur dan berlanjut dalam persalinan berulang, kematian ibu, peran wanita di masyarakat pada proses pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan (Varney,2008;h.414). 2. Gerakan Keluarga Berencana Gerakan keluarga berncana telah terjadi contoh sebagai Negara dengan penduduk ke empat terbesar di dunia yang dapat mengendalikan dan menerima gerakan dalam keluarga berencana. Sebagai salah satu Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Uri Dwi Mareta, Kebidanan DIII UMP, 2014 bentuk pembangunan keluarga sebagai salah satu bentuk pembangunan keluarga yang lebih dapat dikendalikan untuk mencapai kesejahteraan. Keluarga adalah unit terkecil kehidupan bangsa yang sangat diharapkan dapat mengatur, mengendalikan (politik, ekonomi, sosial, budaya, ketahanan dan keamanan keluarga) (Wahyu,2013;h.236). 3. Pengertian kontrasepsi Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah atau melawan. Sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari / mencegah terjadinya kehamilan yang mengakibatkan pertemuan antara sel telur yang telah matang dengan sel spermisida (Sukarni,2013;h.366). 4. Jenis- jenis kontrasepsi a. Menurut Manuaba (2012;h.618) menjelaskan bahwa kontrasepsi Alamiah dan alat yaitu yang termasuk dalam kontrasepsi alamiah (KBA) Metode kalender 1) Metode suhu basal 2) Metode lender serviks b. Menurut Varney (2008;h.449) menerangkan dalam hal kontrasepsi dengan menggunakan alat yaitu 1) IUD 2) Kondom 3) Implant 4) Suntik 5) Pil Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Uri Dwi Mareta, Kebidanan DIII UMP, 2014 5. Menurut Sarwono (2010:1) MAL yaitu kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI secara ekslusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan atau minuman lainnya. MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi menyusui secara penuh (full breast feeding) lebih efektif bila pemberian ≥ 8 × sehari a. Belum haid b. Umur bayi kurang dari 6 bulan Menurut Manuaba (2012;h.618) menjelaskan bahwa dalam penggunaan metode MAL mempunyai keuntungan yaitu : 1) Evektivitas tinggi (98 %) 2) Efektif 3) Tidak mengganggu senggama 4) Tidak ada efek samping 5) Tidak perlu dilakukan tindakan pengawasan medis 6) Tidak perlu obat atau alat 7) Tanpa biaya Pasien yang telah di perbolehkan menggunakan kb dan pada saat pemasangannya harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari pihak keluarga (ibu) pemasangan dilakukan setelah pasca persalinan setelah memasuki masa nifas. Apabila ibu memakai Kb sebaiknya cepat dilakukan karena yang ditakutkan melakukan hubungan seksual dan bias terjadi tidak menstruasi, tidak usah menunggu haid datang, baru pasang. Bisa juga haid ke dua dan ketiga bisa tidak haid. Bahkan seorang wanita bisa hamil lagi dalam waktu 21 hari setelah persalinan. (Wahyu,2013;h.36). Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Uri Dwi Mareta, Kebidanan DIII UMP, 2014 2.2 Tabel Penapisan IUD Keadaan Klien Dapat menggunakan Tidak boleh menggunakan Keadaan umum dan pemeriksaan Usia reproduksi, telah memiliki anak atau Hamil atau diduga hamil, perdarahan pervaginam fisik belum, menginginkan kontrasepsi efektif tidak jelas penyebabnya, menderita vaginitis, jangka panjang mencegah kehamilan, salpingitis, endrometitis,menderita penyakit radang sedang menyusui dan ingin panggul atau pasca keguguran, memiliki kelainan menggunakan kontrasepsi, pasca kongenetal rahim, ada miom sub mukosum, rahim keguguran tidak ada radang panggul, yang sulit digerakan, mempunyai riwayat kehamilan tidak boleh menggunakan alat ektopik, memiliki penyakit trofoblas ganas, terbukti kontrasepsi hormonal kombinasi, sering terdapat penyakit tuberculosis panggul, kanker lupa dalam menggunakan pil, usia genetalia. premenopause, mempunyai resiko rendah pada penyakit menular seksual. Keadaan emosional Tenang Cemas Tekanan darah ≤160/90 mmHg ≥ 160/ 100 mmHg Infeksi / kelainan pada vagina Normal Infeksi sistemik atau pelvic akut , tidak boleh menjalani pembedahan, perdarahan vaginal Anemia Hb ≥ 8 g % Hb ≤ 8 g % Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Uri Dwi Mareta, Kebidanan DIII UMP, 2014 2.3 Tabel Penapisan Kondom Keadaan Klien Dapat menggunakan Tidak boleh menggunakan Keadaan umum dan pemeriksaan fisik Ingin berpartisipasi dengan program KB, ingin segera mendapat alat kontrasepsi, ingin kontrasepsi sementara, ingin kontrasep tambahan, hanyaingin menggunakan alat kontrasepsi ketika akan berhubungan, memiliki resiko tinggi penyakit menular seksual 9 (IMS) Mempunyai pasangan yang beresiko tinggi apabila terjadi kehamilan, mempunyai alergi bahan dasar kondom, menginginkan alat kontrasepsi jangka panjang, tidak mau terganggu dengan berbagai persiapan dalam melakukan hubungan seksual, tidak memperdulikan berbagai persyaratan kontrasepsi. Keadaan emosi Tenang Tekanan darah Sumber : (Sarwono,2008;h.17). Tidak ada pengaruh pada tekanan darah Tidak ada pengaruh usia atau penyakit pada penggunaan kondom Infeksi / kelainan pada vagina Normal apabila pengguna mempunyai kelainan tidak ada pengaruh penggunaan kondom ( aman ) Tidak ada pengaruh penggunaan kondom Anemia Sumber : (Sarwono,2008;h.17). Hb ≥ 8 g % cemas Hb ≤ 8 g % Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Uri Dwi Mareta, Kebidanan DIII UMP, 2014 2.4 Tabel Penapisan Implant Keadaan klien Dapat menggunakan Tidak dapat menggunakan Keadaan umum dan pemeriksaan fisik Usia reproduksi, telah memiliki anak atau belum memiliki anak, menyusui, pasca persalinan dan tidak menyusui, tidak menginginkan anak lagi, Hamil atau diduga hamil,perdarahan pervaginam belum jelas penyebabnya, tidak dapat menerima perubahan pola haid, miom uterus dan kanker payudara, gangguang toleransi glukosa Keadaan emosional Tenang Cemas Tekanan darah Infeksi / kelainan ≤ 180 / 110 Tidak ada ≥ 180 / 110 Kanker payudara, ada benjolan di payudara Anemia Sumber : (Manuaba, 2012;h.601) Hb ≥ 8 g % Hb ≤ 8 g % Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Uri Dwi Mareta, Kebidanan DIII UMP, 2014 2.5 Tabel Penapisan KB Suntik Keadaan klien Dapat menggunakan Tidak dapat menggunakan Keadaan umum dan pemeriksaan Usia reproduksi, Nulipara dan telah memilili anak, menghendaki kontraseosi jangka panjang, setelah melahirkan dan tidak menyusui, setelah abortus dan keguguran, perokok, banyak anak, tidak dapat memakai kontrasepsi, sering lupa menggunakan kb pil, mendekati usia menopause Tenang ≤ 180/ 110 Tidak ada Hb ≥ 8 g % Hamil atau dicurigai hamil ( resiko cacat janin 7 per 100.000, perdarahan pervaginam, tidak dapat menerima haid, menderita kanker payudara, diabetes militusSumber : (Manuaba,2010;h.591) Keadaan emotional Tekanan darah Infeksi / kelainan Anemia Sumber : (Manuaba,2010;h.591 Cemas ≥ 180 / 110 Kanker payudara Hb ≤ 8 g % Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Uri Dwi Mareta, Kebidanan DIII UMP, 2014 2.6 Tabel Penapisan KB Pil Keadaan klien Dapat menggunakan Tidak dapat menggunakan Keadaan umum dan pemeriksaan Setiap saat selagi haid, hari pertama sampai hari ke 7, boleh menggunakan pada hari ke 8, tetapi perlu menggunakan kontrasepsi yang lain ( kondom , selelah melahirkan 6 bulan dalam pemberian ASI, setelah 3 bulan dan tidak menyusui Keadaan emosional Tekanan darah Infeksi kelainan Anemia Tenang ≤ 180 / 110 Tidak ada Hb ≥ 8 g % Hamil atau dicurigai hamil, menyusui ekslusif, perdarahan pervagina belum diketahui penyebabnya, penyakit hati akut, perokok usia ≥ 35 tahun, riwayat penyakit jantung, stroke, riwayat gangguang pembekuan darah atau kencing manis, kanker payudara, migranin dan gejala neurologik fokal, tidak dapat menggunakan pil secara teratur cemas ≥ 180 / 110 Kanker payudara,migran Hb ≤ 8 g % Sumber : (Varney,2008;h.475) Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Uri Dwi Mareta, Kebidanan DIII UMP, 2014 F. Landasan Hukum Wewenang Kebidanan Permenkes no 1464/MENKES/PER/10/ 2010 TENTANG IZIN dan PRAKTEK BIDAN yang terdiri dari beberapa pasal yaitu : Pasal 9 Bidan dalam menjalankan praktik, berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi : 1. Pelayanan kesehatan ibu 2. Pelayanan kesehatan anak, dan 3. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana Pasal 10 1. Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana di maksud dalam 9 huruf a di berikan pada masa pra hamil kehamilan, masa persalinan, masa nifas, masa menyusui dan masa antara dua kehamilan 2. Pelayanan kesatuan ibu sebagai mana dimaksud pada ayat ( 1 ) meliputi:: a. Pelayanan konseling pada masa pra hamil b. Pelayanan anternal pada kehamilan normal c. Pelayanan persalinan normal d. Pelayanan ibu nifas normal e. Pelayanan ibu menyusui dan f. Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan 3. Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana di maksud pada ayat (2), Berwenang untuk : a. Episiotoml b. Perjalanan luka jalan lahir tingkat I dan II c. Penanganan kegawat daruratan, dilanjutkan dengan perujukan Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Uri Dwi Mareta, Kebidanan DIII UMP, 2014 d. Pemberian tablet Fe pada ibu hamil e. Pemberiaan Vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas f. Fasilitas / bimbingan inisiasi menyusui dini dan promosi air susu ibu ekslusif g. Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan postpartum h. Penyuluhan dan konseling i. Bimbingan pada kelompok ibu hamil j. Pemberian surat keterangan kematian, dan k. Pemberian surat keterangan cuti bersalin. Pasal 11 1. Pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf b diberikan pada bayi baru lahir, bayi anak balita, dan anak pra sekolah. 2. bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang untuk: a Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusutasi, pencegahan hipotermi, inisiasi menyusui dini, injeksi vitamin K 1, perwatan bayi baru lahir pada masa neonatal ( 0 - 28 hari ), dan perwatan tali pusat b Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk c Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan d Pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah e Pemantauan, tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah f Pemberian konseling dan penyuluhan g Pemberian surat keterangan kelahiran dan h Pemberian surat keterangan kematian. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Uri Dwi Mareta, Kebidanan DIII UMP, 2014 Pasal 12 Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf c, berwenang untuk : a. Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana b. Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom Pasal 13 yang berbunyi : a. Ayat (1) : selain kewenangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 10, pasal 11, dan pasal 12. Bidan yang menjalankan program pemerintah berwenang melakukan pelayanan kesehatan meliputi : 1) Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim, dan memberikan pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit. 2) Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit kronis tertentu dilakukan dibawah supervise dokter 3) Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang ditetapkan 4) Melakukan pembinaan peran serta masyarakat dibidang kesehatan ibu dan anak, anak usia sekolah dan remaja, dan penyehatan lingkungan 5) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah dan anak sekolah 6) Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Uri Dwi Mareta, Kebidanan DIII UMP, 2014 7) Melaksanakan deteksi dini, merujuk, dan memberikan penyuluhan terhadap Infeksi Menular seksual (IMS) termasuk pemberian kondon, dan penyakit lainnya. 8) Pencegahan penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA) melalui informasi dan edukasi 9) Pelayanan kesehatan lain yang merupakan program pemerintah. b. Ayat (2) : pelayanan kontrasepsi bawah kulit, asuhan antenatal terintegrasi, penanganan bayi dan anak balita sakit, dan pelaksanaan deteksi dini, merujuk, dan memberikan penyuluhan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) dan penyakit lainnya, serta pencegahan penyalah gunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA) hanya dapat dilakukan oleh bidan yang dilatih untuk itu. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Uri Dwi Mareta, Kebidanan DIII UMP, 2014