SK – 091304 Prosiding Skripsi Semester Genap 2009/2010 REAKSI KURKUMIN DAN METIL AKRILAT DENGAN ADANYA ION ETOKSI Rahma Rahayu Dinarlita*, Agus Wahyudi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember ABSTRAK Senyawa turunan kurkumin telah disintesis dari pereaksi kurkumin dan metil akrilat melalui proses refluks. Hasil reaksi dianalisis dengan kromatografi gas-spektrometri massa (KG-SM). Kromatogram kromatografi gas memunculkan puncak dari (E)-4-(4-hidroksi-3-metoksifenil)but-3-en-2-on yang merupakan hasil reaksi samping. Uji aktivitas antioksidan dengan metode bleaching β-karoten pada senyawa hasil memerlukan waktu 168 menit dan kurkumin memerlukan waktu 103 menit. Berdasarkan uji tersebut, diduga 4-metoksikarboniletil kurkumin sudah ada tetapi tidak dapat terbaca oleh alat kromatografi gas-spektrometri massa (KG-SM). Kata kunci: kurkumin, metil akrilat, antioksidan, bleaching β-karoten ABSTRACT A curcumin derivative has been synthesized from curcumin and methyl acrylate by reflux. Reaction product was analyzed by gas chromatography-mass spectrometry (GC-MS). Chromatogram of gas chromatography showed the peak of (E)4-(4-hydroxy-3-methoxyphenyl)but-3-en-2-one as the side reaction product. The antioxidant activity assay by β-carotene bleaching method to the product took 168 minutes to complete and curcumin took 103 minutes to complete. Based on that result, it is supposed that 4-methoxycarbonylethyl curcumin was present but it could not be read by gas chromatography-mass spectrometry (GC-MS) instrument. Key words: curcumin, methyl acrylate, antioxidant, β-carotene bleaching I. PENDAHULUAN Kurkumin (1) merupakan salah satu senyawa kimia yang sering diteliti. Beberapa peneliti terkadang menghendaki sifat-sifat dari kurkumin menjadi lebih baik setelah dilakukan modifikasi pada struktur awalnya sehingga menghasilkan senyawa-senyawa baru yang strukturnya analog dengan kurkumin. Modifikasi struktur kurkumin dapat dilakukan pada atom karbon yang terletak di pusat rantai C7 yang ditunjukkan pada gambar 1 di bawah ini. Modifikasi struktur kurkumin pada posisi tersebut dianggap serupa dengan struktur asetilaseton yang tersubstitusi (Anand dkk, 2008). dimetoksifenil)-4-[3-(3,4-dimetoksifenil)-akriloil]-5hidroksi-hepta-2,4,6-trienoat etilamida (4) melalui reaksi adisi konjugat dari senyawa dimetil kurkumin (2) pada Netilpropionamida (3) yang merupakan senyawa α,β-tak jenuh karbonil yang ditunjukkan pada persamaan reaksi di bawah ini. OH O H3CO OCH3 H3CO OCH3 O + dimetil kurkumin (2) H N N-etilpropionamida (3) NaH, THF O O CH3O OCH3 HO OH Kurkumin (1) O OCH3 OCH3 H N O (4) OCH3 R OH Gambar 1 Posisi substituen pada senyawa analog kurkumin Penelitian yang dilakukan oleh Lin dkk menghasilkan senyawa turunan kurkumin yang tersubstitusi pada atom karbon yang terletak di pusat rantai C7. Modifikasi tersebut dilakukan untuk mensintesis senyawa asam 7-(3,4Prosiding KIMIA FMIPA - ITS O H3CO O CH3O HO OH H3CO Lin dkk tidak hanya mensintesis senyawa di atas. Kelompok penelitian tersebut juga mensintesis senyawa turunan kurkumin lain seperti 4-alkoksikarboniletil kurkumin (5). Pereaksi yang digunakan oleh Lin dkk untuk mensintesis senyawa 4- alkoksikarboniletil kurkumin (5) adalah vanilin, etil 4-asetil-5-okso-heksanoat, dan anhidrida borat (Lin dkk, 2006). Dengan menggunakan prinsip-prinsip reaksi kimia organik dan pendekatan diskoneksi yang telah dipelajari sebelumnya, senyawa 4-alkoksikarboniletil kurkumin (5) diduga dapat disintesis dengan menggunakan pereaksi lain seperti kurkumin (1) dan alkil akrilat (6). O O O O O R 4-Alkoksikarboniletil kurkumin (5) O R Alkil akrilat (6) II. METODE PENELITIAN 2.1 Peralatan dan bahan 2.1.1 Peralatan Peralatan yang digunakan pada penelitian ini, antara lain seperangkat peralatan gelas (botol timbang, kaca arloji, labu leher tiga, kondensor refluks, corong pisah, beaker glass, gelas ukur, labu bundar, bejana pengembang KLT), spatula, magnetic stirrer, pipet tetes, pipet volum, pipa kapiler, neraca analitik (Satorius), hot plate stirrer (Thermolyne), rotary evaporator (Buchi), plat KLT aluminium silika gel 60 GF254 (Merck), dan KG-SM (Agilent). 2.1.2 Bahan Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah kurkumin untuk sintesis (Merck), etanol teknis redistilasi, NaOH (Merck), metil akrilat, kloroform (Merck), etil asetat teknis redistilasi, Na2SO4 anhidrat, dan β-karoten (TCI-GR). 2.2 Prosedur Kerja 2.2.1. Sintesis Senyawa Turunan Kurkumin Kurkumin (368,4 mg,1 mmol), 25 mL etanol, dan 1 mL larutan NaOH 1M dimasukkan ke dalam labu leher tiga kemudian direfluks selama 2 jam pada suhu 40-50ºC. Setelah itu, metil akrilat (90 µL,1mmol) ditambahkan dan direfluks lagi selama 22 jam pada suhu 40-50ºC. Hasilnya kemudian diekstrak dengan 20 mL etil asetat. Fasa air dipisahkan sedangkan fasa organik dikumpulkan. Ekstaksi dilakukan sebanyak tiga kali. Kumpulan fasa organik dikeringkan dengan Na2SO4 anhidrat kemudian diuapkan pelarutnya dengan rotary evaporator. Padatan yang diperoleh dikumpulkan dan ditimbang. Padatan tersebut kemudian dianalisis dengan KLT dan KG-SM. Gas pembawa Tekanan Suhu ijeksi Volum injeksi Metode injeksi Split rasio Suhu kolom : : : : : : : Detektor Metode ionisasi Suhu sumber ion Suhu quadrupole : : : : Helium 10,4 psi 300ºC 1 µL split 50 : 1 100ºC (1 menit) - 5ºC/menit 250ºC (4 menit) MSD quadrupole 150ºC 230ºC 2.2.4. Uji Bleaching β-Karoten Kurkumin dan padatan yang diperoleh dilarutkan dengan sedikit etanol. Larutan kurkumin dan larutan produk tersebut ditotolkan pada plat KLT yang berbeda lalu dielusi dengan campuran pelarut yang sesuai (kloroform-etil asetat 2:3). Plat KLT dikeringkan setelah dielusi. Sebuah plat KLT kosong disiapkan sebagai kontrol negatif. Tiga plat KLT tersebut disemprot dengan larotan β-karoten 0,05% (m/m) sehingga plat KLT tertutup warna jingga dari β-karoten. Plat KLT dijemur di bawah sinar matahari sampai warna jingga dari β-karoten hilang dan waktunya dicatat. III. Hasil dan pembahasan 3.1. Sintesis Senyawa Turunan Kurkumin Penelitian ini menggunakan kurkumin sebagai pereaksi utama. Penambahan etanol pada larutan NaOH yang kemudian ditambahkan pada kurkumin dimaksudkan agar terbentuk ion etoksi yang bersifat basa. Ion etoksi tersebut diharapkan cukup kuat untuk mengambil α-hidrogen dari kurkumin sehingga kurkumin mengandung muatan negatif. Selanjutnya, penambahan metil akrilat setelah proses refluks dari ketiga bahan tersebut selesai dimaksudkan agar ion etoksi tidak bereaksi dengan metil akrilat, sehingga metil akrilat tersebut akan bereaksi dengan kurkumin yang mengandung muatan negatif dan akan menghasilkan senyawa hasil yang diharapkan. + Na NaOH O O Prosiding KIMIA FMIPA - ITS H2 O O H HO H EtO OH - EtOH O O O HO O OH O O O O O HO OH O O - EtO- EtOH O 2.2.3. Analisis KG-SM Padatan (1,6 mg) yang telah dilarutkan dengan 2,2 mL etanol dianalisa dengan kromatografi gas-spektrometri massa Agilent HP 6890 dengan kondisi operasional sebagai berikut : Kolom : HP-5MS Panjang kolom : 30 m Diameter kolom : 250 µm + O O 2.2.2. Analisis KLT Kurkumin dan produk dilarutkan dengan sedikit etanol. Plat KLT yang berukuran 5 cm x 2 cm disiapkan kemudian dua garis digambar dengan pensil di permukaan silika gel untuk memberi tanda titik awal dan titik akhir dari senyawa yang dianalisa. Kurkumin, metil akrilat, dan produk ditotolkan pada satu garis yang dianggap sebagai titik awal. Sementara itu, eluen kloroform-etil asetat (2:3) dijenuhkan di dalam bejana pengembang KLT. Setelah jenuh, plat KLT dielusi di dalam bejana pengembang. Bila permukaan eluen sudah mencapai batas akhir, plat KLT segera diangkat dari bejana pengembang dan dikeringkan. + EtO OH O O O HO OH O O Gambar 2 Dugaan mekanisme reaksi Hasil akhir dari proses refluks ini berupa larutan berwarna coklat tua yang berbau seperti obat batuk. Larutan ini kemudian diekstraksi dengan etil asetat untuk dikumpulkan fasa organiknya. Kumpulan fasa organik ini kemudian diuapkan pelarutnya dan didapatkan hasil berupa padatan berwarna coklat tua sebesar 0,1039 gram. Jika senyawa hasil tersebut sesuai dengan yang diperkirakan, maka diduga mekanisme reaksinya ditunjukkan pada gambar 2. Hasil yang telah didapatkan kemudian dianalisis dengan kromatografi lapis tipis (KLT) dengan eluen kloroform-etil asetat (2:3) dan dihasilkan 3 noda. Munculnya tiga noda tersebut menunjukkan bahwa hasil reaksi belum murni. Jika kurkumin, metil akrilat, dan hasil reaksi dielusi bersama dalam satu plat KLT maka noda-noda dari senyawa hasil mempunyai nilai Rf yang berbeda dengan nilai Rf metil akrilat dan kurkumin (ditunjukkan pada gambar 3). Dari kromatogram KLT tersebut diduga bahwa reaksi telah menghasilkan produk. A B C A B C A = produk A = produk B = metil akrilat B = metil akrilat C = kurkumin C = kurkumin (b) (a) Gambar 3 Kromatogram KLT (a) tanpa sinar ultraviolet (b) dengan sinar ultraviolet 3.2. Hasil Analisis KG-SM Kromatogram dari kromatografi gas yang ditunjukkan pada gambar 4 menunjukkan 20 puncak. Sesuai dengan hasil KLT, kromatogram dari kromatografi gas juga menunjukkan bahwa hasil reaksi belum murni. Dari beberapa puncak yang diambil spektra massanya, tak satu pun spektra massa yang menunjukkan senyawa yang diharapkan, yaitu puncak dengan m/z 454. Hasil utama diduga tidak muncul dalam kromatogram kromatografi gas. Dari beberapa puncak, dipilih puncak dengan waktu retensi 11,05 menit. Spektra massa dari senyawa tersebut ditunjukkan pada gambar 5 di bawah ini. Spektra massa dari senyawa tersebut mempunyai pola fragmentasi dengan m/z 51, 63, 77, 89, 105, 117, 134, 145, 161, 177, dan 192, yang diduga sebagai spektra dari (E)-4-(4-hidroksi-3-metoksifenil)but-3-en-2-on bila dibandingkan dengan spektra referen dari (E)-4-(4-hidroksi3-metoksifenil)but-3-en-2-on yang ditunjukkan pada gambar 6. Gambar 4 Kromatogram dari kromatografi gas Prosiding KIMIA FMIPA - ITS Gambar 5 Spektra massa dari puncak yang dipilih Gambar 6 Spektra referen dari (E)-4-(4-hidroksi-3metoksifenil)but-3-en-2-on 3.3. Uji Bleaching β-Karoten Uji bleaching β-karoten merupakan uji antioksidan secara kualitatif yang berguna untuk mengetahui apakah suatu senyawa memiliki aktivitas sebagai antioksidan. Bila waktu yang diperlukan suatu senyawa dalam mengoksidasi β-karoten cukup panjang, maka senyawa tersebut memiliki aktivitas antioksidan. Pada penelitian ini, aktivitas antioksidan produk dibandingkan dengan kurkumin. Plat KLT yang telah selesai dielusi kemudian disemprot dengan larutan β-karoten 0,05% (m/m) sampai permukaan silika gel pada plat KLT berubah dari putih menjadi jingga. Jika platplat tersebut dijemur di bawah sinar matahari, warna βkaroten akan memudar pelan-pelan dan permukaan silika gel berubah menjadi putih kembali. Hilangnya warna β-karoten diduga karena terjadi reaksi oksidasi dengan adanya radikal bebas. Waktu yang diperlukan sampai warna β-karoten hilang pada plat KLT kosong adalah 92 menit, pada plat KLT yang ditotoli dengan kurkumin adalah 103 menit, sedangkan pada plat KLT yang ditotoli dengan senyawa hasil adalah 168 menit. Hasil tersebut menunjukkan bahwa senyawa hasil memiliki aktivitas antioksidan yang lebih baik dibandingkan dengan kurkumin karena memerlukan waktu bleaching βkaroten lebih lama. Jika dibandingkan dengan uji antikanker pada sel kanker prostat dan LNCaP yang dilakukan pada penelitian sebelumnya, 4-metoksikarboniletil kurkumin menunjukkan aktivitas antikanker yang lebih baik dibandingkan senyawa-senyawa turunan kurkumin lainnya. Salah satu kerja antikanker adalah melalui kerja antioksidan. Berdasarkan hasil tersebut, senyawa tersebut kemungkinan terbentuk, tetapi tidak muncul saat dianalisis dengan kromatografi gas sehingga juga tidak dapat terbaca di spektrometri massa. Hal ini dimungkinkan karena senyawa yang diharapkan mempunyai titik didih di atas batas maksimum titik didih alat kromatografi gas sehingga alat tidak mampu mengubah senyawa tersebut ke dalam bentuk gas dan yang terbaca oleh alat adalah senyawasenyawa lain yang mempunyai titik didih di bawah batas maksimum titik didih alat. Selain itu, mungkin disebabkan oleh pengaturan alat kromatografi gas yang kurang sesuai sehingga senyawa yang diharapkan rusak sebelum analisis. IV. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, hasil analisis KLT menunjukkan bahwa nilai Rf senyawa hasil berbeda dengan Rf kurkumin maupun metil akrilat. Kromatogram dari KG-SM menunjukkan bahwa puncak senyawa hasil tidak muncul, terlihat puncak senyawa (E)-4(4-hidroksi-3-metoksifenil)but-3-en-2-on sebagai hasil reaksi samping. Uji bleaching β-karoten dari senyawa hasil menunjukkan bahwa senyawa tersebut mempunyai aktivitas antioksidan lebih tinggi daripada kurkumin. Dari fakta-fakta tersebut, diduga bahwa senyawa 4-metoksikarboniletil kurkumin yang diharapkan sudah ada tetapi tidak muncul pada kromatogram. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Drs. Agus Wahyudi, MS. selaku dosen pembimbing Tugas Akhir 2. Lukman Atmaja, Ph.D selaku Ketua Jurusan Kimia ITS 3. Dra. Yulfi Zetra, MS. selaku Koordinator Tugas Akhir 4. Saudari Chrysista dari PT. Gelora Djaya yang telah membantu dalam analisis KG-SM 5. Serta pihak-pihak lain yang turut membantu menyelesaikan Tugas Akhir ini. Daftar Pustaka Anand, P., Thomas, S. G., Kunnumakkara, A. B., Sundaram, C., Harikumar, K. B., Sung, B., Tharakan, S. T., Misra, K., Priyadarsini, I. K., Rajasekharan, K. N., Aggarwal, B. B. 2008. “Biological Activities of Curcumin and Its Analogues (Congeners) Made by Man and Mother Nature”, Biochemical Pharmacology 76 : 1590-1611. Lin, L., Su, C. Y., Shih, C. C. Y., Lee, K. H. 2006. “Antitumor agents 247. New 4-ethoxycarbonylethyl curcumin analogs as potential antiandrogenic agent”. Bioorganic & Medical Chemistry 14 : 2527-2534. Prosiding KIMIA FMIPA - ITS