RINGKASAN APRILINA, Analisis Pengaruh Liberalisasi Perdagangan terhadap Beban Utang Luar Negeri Indonesia (Periode 1986-2010) (dibimbing oleh DEDI BUDIMAN HAKIM). Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang fokus terhadap bidang pembangunan nasional. Biaya yang diperlukan dalam pembangunan merupakan anggaran belanja negara Indonesia. Jumlah biaya pembangunan yang diperlukan lebih besar dibandingkan dengan penerimaan pemerintah Indonesia dan hibah. Hal ini menyebabkan defisit anggaran pemerintah yang harus dibiayai oleh utang luar negeri. Peningkatan utang luar negeri Indonesia menyebabkan akumulasi utang yang semakin besar dan menandakan Indonesia sangat tergantung kepada utang luar negeri sebagai sumber pembiayaan kebutuhan pembangunan dalam negeri. Dalam jangka panjang, peningkatan utang luar negeri dapat berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan, sehingga pemerintah menetapkan alternatif sumber pembiayaan pembangunan Indonesia melalui kegiatan perdagangan internasional. Saat ini seluruh dunia mengalami globalisasi, begitu juga Indonesia. Globalisasi mengharuskan seluruh negara di dunia membuka sistem perekonomian mereka sehingga memberikan kebebasan setiap negara untuk melakukan kegiatan ekonomi seperti perdagangan internasional dengan negara lainnya. Adanya liberalisasi perdagangan memberikan kesempatan yang lebih luas bagi setiap negara untuk melakukan kegiatan perdagangan dengan negara lain tanpa ada hambatan berupa tarif dan nontarif dan ini memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk memperoleh sumber dana berupa devisa yang diperoleh dari kegiatan perdagangan tersebut. Devisa yang dihasilkan dapat digunakan sebagai sumber pendanaan bagi kegiatan pembangunan Indonesia dan untuk pembayaran kembali utang luar negeri beserta bunganya, sehingga jumlah utang luar negeri Indonesia dapat berkurang. Penelitian ini akan membahas mengenai analisis pengaruh liberalisasi perdagangan terhadap beban utang luar negeri Indonesia. Tujuandaripenelitianiniyaitu: (1) menganalisis pengaruh liberalisasi perdagangan terhadap beban utang luar negeri Indonesia, (2) menganalisis variabel-variabel makroekonomi lain yang mempunyai pengaruhterhadap beban utang luar negeri Indonesia (3) menganalisis respon utang luar negeriIndonesia jika terjadiguncangan yang berasal dari variabel GDP, RER, LIBOR, dan trade openness, (4) menganalisis kontribusivariabelmakroekonomi (GDP, RER, LIBOR, dan trade openness) terhadap jumlah beban utang luar negeri Indonesia, serta (5) mendiskusikan implikasi kebijakan pengelolaan utang luar negeri Indonesia. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Vector Auto Regression (VAR) dan Vector Error Correction Model (VECM). Metode yang digunakan untuk melakukan analisis pengaruh liberalisasi perdagangan terhadap beban utang luar negeri Indonesia adalah metode GrangerCausality (Kausalitas Granger), analisis respon guncangan variabel makroekonomi seperti yang telah disebutkan terhadap respon utang luar negeri Indonesia menggunakan impuls respon (IRF), dan analisis peramalan dekomposisi ragam galat (FEVD). Jenis data yang digunakan adalah data sekunder dalam periode 1986-2010, yaitu diantaranya data jumlah perdagangan (ekspor dan impor) terhadap GDP Indonesia, consumer price index Indonesia dan Amerika Serikat, inflasi Inggris, LIBOR, GDP, data nilai tukar nominal (Rp/US$), serta data external debt stocks Indonesia. Hasil estimasi VECM model penelitian menunjukkan bahwa pada persamaan jangka pendek FD lag pertama berpengaruh signifikan terhadap FD itu sendiri, sedangkan pada persamaan jangka panjang terdapat tiga variabel yang signifikan yaitu GDP lag pertama dan RER lag pertama berpengaruh signifikan positif terhadap utang luar negeri Indonesia, dan TRADE lag pertama berpengaruh signifikan negatif terhadap utang luar negeri Indonesia. Sedangkan, LIBOR berpengaruh tidak signifikan positif. Pengaruh guncangan variabel makroekonomi (GDP, RER, LIBOR, dan TRADE) terhadap beban utang luar negeri Indonesiamenunjukkan bahwa TRADE memengaruhi fluktuasi utang luar negeri Indonesia hingga tahun ke-28, sedangkan variabel makroekonomi lain seperti GDP akan memengaruhi fluktuasi utang luar negeri Indonesia (FD) hingga kisaran tahun ke-39, guncangan variabel RER memengaruhi hingga tahun ke-29, guncangan LIBOR memengaruhi flukutuasi utang luar negeri Indonesia (FD) hingga tahun ke-17 peramalan. Hasil FEVD menunjukkan bahwa FD yang dipengaruhi oleh guncangan FD itu sendiri memberikan proporsi yang relatif lebih tinggi pada tahun awal hingga tahun akhir. Variabel makroekonomi lain yang memberikan proporsi yang besar terhadap utang luar negeri Indonesia adalah variabel GDP. Sedangkan variabel RER, TRADE, dan LIBOR hanya memberikan proporsi yang relatif lebih kecil terhadap FD. Jumlah utang luar negeri Indonesia yang besar dapat dikurangi dengan melakukan perdagangan internasional. Kondisi ini didukung oleh adanya liberalisasi perdagangan yang dianut oleh seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Adanya liberalisasi perdagangan menghapus hambatan-hambatan perdagangan dan memberikan kebebasan untuk melakukan perdagangan antar negara sehingga memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk dapat meningkatkan kegiatan perdagangan internasional dengan negara lain. Hal ini menjadi rekomendasi bagi pemerintah agar mendukung kegiatan perdagangan internasional Indonesia yaitu ekspor barang dan jasa Indonesia ke pasar internasional melalui depresiasi Rupiah terhadap Dolar sehingga harga barang domestik lebih murah dibandingkan dengan harga internasional dan dapat berdaya saing dengan barang impor.