MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN & BAYI BARU LAHIR PENYULIT DAN KOMPLIKASI PERSALINAN DISUSUN OLEH TIM PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO TAHUN 2013 Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo DAFTAR ISI Daftar Isi ............................................................................................................... 2 Pendahuluan ........................................................................................................ 3 Penyulit Dan Komplikasi Persalinan ................................................................ 4 MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR2 Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo PENDAHULUAN Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di negara berkembang. Banyak penyulit dan komplikasi yang menyebabkan kematian ibu dan bayi dapat dihindarkan jika persalinan dikelola dengan baik. Untuk meningkatkan dan mengembangkan mutu dalam memberikan asuhan dalam persalinan bidan dituntut untuk menerapkan pedoman asuhan sayang ibu selama proses persalinan Persalinan merupakan proses pengeluaran bayi dan plasenta dari jalan lahir baik pervaginam maupun per abdominal. Pada persalinan, tidak semua ibu hamil akan bersalin secara normal, oleh karena itu kita harus mempelajari penyulit dan komplikasi persalinan pada ibu bersalin sehingga ibu dan janin terhindar dari pengaruh buruk sehingga ibu melahirkan dengan selamat dan bayi dalam keadaan sehat. KOMPETENSI DASAR Diharapkan peserta didik dapat melakukan deteksi dini dan penanganan penyulit dan komplikasi pada persalinan. KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN 1. Mahasiswa mampu melakukan deteksi dini kelainan dan penyulit pada persalinan dengan menggunakan partograf 2. Mahasiswa mampu melakukan asuhan persalinan pada klien dengan distosia bahu 3. Mahasiswa mampu melakukan asuhan persalinan pada klien dengan letak sungsang 4. Mahasiswa mampu melakukan asuhan persalinan dengan retensio placenta 5. Mahasiswa mampu melakukan asuhan persalinan dengan atonia uteri MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR3 Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo KEGIATAN BELAJAR Kegiatan Belajar 1 : Deteksi Dini Kelainan Dan Penyulit Pada Persalinan Dengan Menggunakan Partograf Materi 1. Uraian Materi a. Deteksi Dini Penyulit Persalinan dengan Partograf Partograf dipakai untuk memantau kemajuan persalinan dan membantu petugas kesehatan dalam mengambil keputusan dalam penatalaksanaan partograf dimulai pada pembukaan 4 cm fase aktif. Partograf sebaiknya dibuat untuk setiap ibu yang bersalin, tanpa menghiraukan apakah persalinan itu normal atau dengan komplikasi. Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan persalinan, asuhan, pengenalan penyulit dan informasi untuk membuat keputusan klinik. Bidan Harus Mencatat Kondisi Ibu Dan Janin 1) DJJ 2) Air ketuban 3) Moulage tulang kepala 4) Pembukaan serviks 5) Penurunan kepala 6) Waktu 7) Kontraksi 8) Obat yang diberikan 9) Nadi 10) Tekanan darah 11) Suhu badan 12) Protein, aseton dan volume urine MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR4 Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo b. Kegunaan Utama Dari Patograf Adalah : 1) Mengamati dan mencatat informasi kemajuan berjalan normal dan mendeteksi dini persalinan lama sehingga bidan dapat membuat deteksi dini mengenai kemungkinan persalinan lama. 2) Menentukan apakah persalinan berjalan normal dan mendeteksi dini peralinan lama sehingga bidan dapat membuat deteksi dini mengenai kemungkinan persalinan lama. 3) Jika digunakan secara tepat dan konsisten, maka partograf akan menbantu penolong persalinan untuk : a) mencatat kemajuan persalinan. b) mencatat kondisi ibu dan janinnya. c) mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran d) menggunakan informasi yang tercatat untuk seacara dini mengidentifikasi adanya penyulit. e) menggunakan informasi yang ada untuk membuat keputusan klinik yang sesuai dan tepat waktu. c. Unsur-unsur yang masuk dalam Partograf 1) Halaman depan partograf mencantumkan : (a) Informasi tentang ibu (b) Kondisi janin (c) Kemajuan persalinan (d) Jam dan waktu (e) Kontraksi uterus (f) Obat-obat dan cairan yang diberikan (g) Kondisi ibu (h) Asuhan pengamatan dan keputusan klinik lainnya MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR5 Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo 2) Partograf harus digunakan : (a) untuk semua ibu pase aktif kala I persalinan sebagai elemen penting asuhan persalinan. Partograf harus digunkan, baik tanpa apapun adanya penyulit. Partograf akan membantu penolong persalinan dalam memantau, mengevaluasi dan membuat keputusan klinik baik persalinan normal maupun yang disertai dengan penyulit. (b) Selama persalinan dan kelahiran disemua tempat ( rumah, puskesmas, klinik bidan swasta, rumah sakit, dll ) (c) Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan kepala ibu selama persalinan dan kelahiran ( spesialis obgin, bidan, dokter umum, residen dan mahasiswa kedokteran ) Penggunaan partograf secara rutin akan memastikan para ibu dan bayinya mendapatkan asuhan yang aman dan tepat waktu. Selain itu, juga mencegah terjadinya penyulit yang dapat mengancam keselamatan jiwa mereka. 3) Pencatatan selama fase laten persalinan.Kala satu dalam persalinan dibagi menjadi fase laten dan fase aktif yang dibatasi oleh pembukaan servik (a) Fase Laten : pembukaan servik kurang dari 4 cm. (b) Fase Aktif : pembukaaan servik dari 4 sampai 10 cm. Selama fase laten persalinan, semua asuhan, pengamatan dan pemeriksaan harus dicatat. Hal ini dapat direkam secaara terpisah dalam catatan kemajuan persalinan atau pada Kartu Menuju Sehat (KMS) ibu hamil. Tanggal dan waktu harus dituliskan setiap kali membuat catatan selama fase laten persalinan. Semua asuahan dan intervenís harus dicatat. MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR6 Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo 4) Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan dicatat secra seksama, yaitu : (a) Denyut jantung janin : setiap ½ jam. (b) Frekwensi dan lamanya kontraksi uterus : setiap ½ jam. (c) Nadi : setiap ½ jam. (d) Pembukaan servik : setiap 4 jam. (e) Penurunan : setiap 4 jam. (f) Tekanan darah dan temperatur tubuh : setiap 4 jam. (g) Produksi urine, aseton dan protein : setiap 2 sampai 4 jam. Jika ditemui tanda – tanda penyulit, penilaian kondisi ibu dan bayi, harus lebih sering dilakukan. Lakukan tindakan yang sesuai apabila dalam diagnosa ditetapkan adanya penyulit dalam persalinan. Jka frekwensi kontraksi berkurang dalam satu tay dua jam pertama, nilai ulang kesehatan dan kondisi aktual ibu dan bayinya. Bila tidak ada tanda-tanda kegawatan atau penyulit, ibu dipulangkan dan dipesankan untuk kembali jika kontraksinya menjadi teratur dan lebih sering. Jika asuhan dilakukan dirumah, penolong persalinan boleh meninggalkan ibu hanya setelah dipastikan bahwa ibu dan bayinya dalam kondis baik. Pesankan pada ibu dan keluargannya untuk memberitahukan penolong persalinan jika terjadi peningkatan frekwensi kontraksi. 5) Pencatatan selama fase aktif persalinan ( partograf ) (a) informasi tentang ibu. Lengkapi bagian awal ( atas ) partograf secara teliti pada saat memulai asuhan persalinan. Waktu kedatangan (tertulis sebagai : ’ Jam’ pada partograf dan perhatikan kemungkinan ibu datang dalam fase laten persalinan. Catat waktu terjadinya pecah ketuban. MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR7 Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo (b) Keselamatan dan kenyamanan janin. Denyut jantung janin. Dengan menggunakan metode seperti yang diuraikan pada bagian pemeriksan fisik dalam bab ini, nilai dan catat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30 menit ( lebih sering jika ada tanda-tanda gawat janin ). Setiap kotak pada bagian ini, menunjuka waktu 30 menit. Skala angka disebelah kolom paling kiri menunjukan DJJ. Catat DJJ dengan memberikan tanda titik pada garis yang sesuai dengan angka yang menunjukan DJJ. Kemudian hubungkan titik yang satu dengan titik lainnya dengan garis tidak terputus. Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf diantara garis tebal angka 180 dan 100. tetapi, penolong sudah harus waspada bila DJJ di bawah 120 atau diatas 160. Warna dan adanya air ketuban. Nilai air ketuban setiap kali dilakukanpemeriksaan dalam, dan nilai warna air ketuban jika selaput ketuban pecah. Catat temuan- temuan dalam kotak yang sesuai dibawah lajur DJJ. Gunakan lambang-lambang berikut ini : a. U : Ketuban utuh ( belum pecah ) b. J : Ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih. c. M : Ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium. d. D : Ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah. e. K : Ketuban sudah pecah dan tidak ada air ketuban (kering ) MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR8 Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo Mekonium dalam cairan ketuban tidak selalu menunjukan adanya gawat janin. Jika terdapat mekonium,pantau DJJ secara seksama untuk mengenali tanda-tanda dawat janin selama proses persalinan. Jika ada tanda-tanda gawat janin ( denyut jantung janin < 100 atau < 180 kali permenit ), ibu segera dirujuk kefasilitas kesehatan yang sesuai. Tetapi jika terdapat mekonium kental, segera rujuk ibuke tempat yang memiliki asuhan kegawatdaruratan obstetric dan bayi baru lahir. Molase ( penyusupan kepala janin ) Penyusupan adalah indicator penting seberapa jauh kepala bayi dapat menyesuaikan diri dengan bagian keraspanggul ibu. Tulang kepala yang saling menyusup atau tumpang tindih, menunjukan kemungkinan adanya disproporsi tulang panggul ( CPD). Ketidak mampuan akomodasi akanbenar-benar terjadi jika tulang kepala yang saling menyusup tidak dapat dipisahkan. Apabila ada dugaan disproporsi tulang panggul, penting sekali untuk tetap memantau kondisi janin dan kemajuan persalinan. Lakukan tndakan pertolongan awal yang sesuai dan rujuk ibu dengan tanda-tanda disproporsi tulang ke fasilitas kesehatan yang memadai. Setiap kali melakukn pemeriksaan dalam, nilai penyusup kepala janin. Catat temuan di kotak yang sesuai di bawah lajur air ketuban. Gunakan lambang-lambang berikut ini : 0 : tulang – tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat dipalpasi. MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR9 Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo 1 : tulang- tulang kepala janin hanya saling bersentuhan. 2 : tulang –tulang kepala janin saling tumpang tindih, tapi masih dapat dipisahkan. 3 : tulang – tulang kepala janin tupang tindih dan tidak dapat dipisahkan. (c) Kemajuan Persalinan. Pembukaan Servik. Dengan menggunakan metode yang dijelaskan dibagian pemeriksan fisik dalam bab ini, nilai dan catat pembukaan servik setiap 4 jam ( lebih sering dilakukan jika ada tanda-tanda penyulit). Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada partograf hasil temuan dari setiap pemeriksaan. Tanda ’ X ” harus ditulis di garis waktu yang sesuai dengan lajur besarnya pembukaan servik. Beri tanda untuk temuan – temuan dari pemeriksaan dalam yang dilakukan pertama kali selama fase aktif persalinan di garis waspada. Hubungankan tanda ’ X ’ dari setiap pemeriksaan dengan garis utuh ( tidak terputus ) Penurunan bagian terbawah atau presentasi janin. Dengan menggunakan metode yang dijelaskan di bagian pemeriksaan fisik dalam bab ini, nilai dan catat pembukaan servik (setiap 4 jam) lebih sering dilakukan jika ada tanda-tanda penyulit, nilai dan catat turunnya bagian terbawah atau presentasi janin. Pada persalinan normal, kemajuan pembukaan serik umumnya diikuti dengan turunnya bagian terbawah atau presentasi janin. Pada persalinan normal, kemajuan pembukaan servik umumnya diikuti dengan turunnya bagian terbawah atau presentasi janin. MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR10 Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo Tapi kadangkala, turnnya bagian terbawah /presentasi janin baru terjadi setelah pembukaan serviksebesar 7 cm. Kata-kata ” turunnya kepala ” dan garis tidak terputus dari 0-5 tertera disisi yang sama dengan angka pembukaan servik. Berikan tanda ” O ” pada garis waktu yang sesuia. Sebagai contoh, jika kepala bisa dipalpasi 4/5, tulis tanda ”O” dinomer 4, hubungkan tanda ” O ” dari setiap pembukaan dengan garis tidak terputus. Garis Waspada dan garis Bertindak. Garis waspada dimuali pada pembukaan servik 4 cm dan berakhir pada titik di mana pembukaaan lengkap diharapkan terjadi jika laju pembukaan 1 cm / jam. Pencatatan selam faseaktif persalinan harus dimulai digaris waspada jika pembukaan ervik mengarah kesebelah kanan garis waspada ( pembukaan < 1 cm/jam ), maka harus dipertimbangkan adanya penyulit ( misalnya fase aktif yang memanjang, macet, dll ). Perimbangkan pula adanya tindakan interfensi yang diperlukan, misalnya persiapan rujukan ke fasilitas kesehatan rujukan ( rumah sakit atau puskesmas ) yang mampu menangani penyulit dan kegawat daruratan obstetri. Garis bertindak tertera sejajar dengan garis waspada, dipisahkan oleh 8 kotak atau 4 jalur kesisi kanan. Jika pembukaan servik berada disebelah kanan garis bertindak, maka tindakan untuk menyelesaikan persalinan harus dilakukan. Ibu harus tib ditempat rujukan sebelum garis bertindak terlampaui. MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR11 Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo Jam dan Waktu Waktu mulainya fase aktif persalinan . Dibagian bawah partograf ( pembukaan servik dan penurunan ) tertera kotak-kotak yang diberi angka 1 -16. setiap kotak menyatakan waktu satu jam sejak dimulainya fase aktif persalinan. Waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan. Dibawah lajur kotak untuk waktu mulainya fase aktif. Tertera kotak-kotak untuk mencatat waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan. Setiap kotak menytakan 1 jam penuh dan berkaitan dengan 2 kotak waktu 30 menit pada lajur kotak diatasnya atau lajur kontraksi dibawahnya. Saat ibu masuk dalam fase aktif persalinan catatkan pembukaan servik digaris waspada kemudian catatkan wakyu aktual pemeriksaan ini dikotak waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika pemeriksaan dalam menunjukan ibu mengalami pembukaan 6 cm pada pukul 15.00, tuliskan tanda X digaris waspada yang sesuai dengan angka 6 yang tertera disisi luar kolom paling kiri dan catat waktu yang sesuai pada kotak waktu dibawahnya ( kotak ketiga dari kiri ) Kontaraksi Uterus. Persalinan yang normal disertai his yang normal. Pada persalinan normal, makin lanjut persalinan berlangsung, his akan makin lama, makin sering dan semakin sakit. (1) Mengamati his. Pengamatan his dilakukan setiap jam dalam fase laten, dan setiap setengah jam dalam fase aktif. MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR12 Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo Yang harus diamati adalah : a. frekuensi : diukur jumlah his / 10 menit b. lama : dalam detik dari permulaan his terasa dengan palpasi perut sampai hilang. (2) Mencatat his pada partograf : Di bawah garis waktu, ada 5 kotak kosong melintang sepanjang partograf, yang pada sisi kirinya tertulis “ his/10 menit”. Satu kotak menggambarkan satu his. Kalau ada 2 his dalam 10 menit, ada 2 kotak yang diarsir. (3) Ada 3 cara mengarsir : 1. < 20 detik ( berupa titik-titik) 2. 20-40 detik (garis miring/arsiran) 3. > 40 detik ( dihitamkan penuh). (d) Obat-obatan dan cairan yang diberikan Oksitosin Jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai, dokumentasikan setiap 30 menit jumlah unit oksitosin yang diberikan per volume cairan intravena dan dalam satuan tetesan per menit. Obat-obatan lain dan cairan intravena Catat semua pemberian obat-obatan tambahan dqan atau cairan intravena dalam kotak yang seuai dengan kolom waktunya. (e) Kesehatan dan kenyamanan ibu Nadi, tekanan darah, dan temperatur tubuh. Angka disebelah kiri bagian partograf ini berkaitan dengan nadi dan tekanan darah ibu. MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR13 Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo (1) Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif persallinan. (lebih sering jira dicurigai adanya penyulit). Beri tanda titik pada kolom yang sesuai (.) (2) Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif persalian (lebih sering jira dianggap akan ada penyulit). Beri tanda panah pada partograf pada kolom waktu yang sesuai : (3) Nilai dan catat temperatur tubuh ibu ( lebih sering jira meningkat, atau dianggap adanya infeksi ) setiap 2 jam dan cataat temperatur tubuh dalam kotakyang sesuai. Volume urine, protein, aseton. Ukur dan catat jumlah produksi urine ibu sedikitnya setiap 2 jam (setiap kali ibu berkemih). Jira memungkinkan setiap ibu berkemih, lakukan pemeriksaan adanya saetón atau proten dalam urine (f) Asuhan , pengamatan dan keputusan klinik lainnya. Catat semua asuhan lain, hasil pengamatan dan keputusan klinikn disisi luar kolom partograf, atau buat catatan terpisah tentang kemajuan dalam persalinan. Cantumkan juga tanggal dan waktu saat membuat catatan persalinan. Asuhan, pengamatan atau keputusan klinik mencakup : Jumlah cairan peroral yang diberikan. Keluhan sakit kepala atau penglihatan kabur. Konsultasi dengan penolong persalinan lainnya (obgyn, bidan, dokter umum) Persiapan sebelum melakukan rujukan. Upaya rujukan. MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR14 Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo (g) Pencatatan pada lembar belakang partograf. Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk mencatat hal-hal yang terjadi selama proses persalinan dan kelahiran, serta tindakan-tindakan yang dilakukan sejak persalinan kala I sampai persalinan kala IV (termasuk Bayi baru lahir). Itulah sebabnya bagian ini disebut sebagai catatan persalinan. Niali dan catat asuhan yang diberikan pada ibu dalam masa nifas terutama selama persalinan kala IV untuk memungkinkan penolong persalinan mencegah terjadinya penyulit dan membuat keputusan klinik yang sesuai. Dokumentasi ini sangat penting untuk membuat keputusan klinik, terutama peamantauan kala IV ( mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan ). Selain itu, catatan persalinan (yang sudah diisi dengan lengkap dan tepat) dapat pula digunakan untuk menilai atau memantau sejauh mana telah dilakukan pelaksanaan persalinan bersih dan aman. Catatan persalinan terdiri dari unsur-unsur berikut : a. Data dasar. b. Kala I c. Kala II d. Kala III e. Bayi baru lahir. f. Kala IV. MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR15 Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo d. Petunjuk Praktikum a. Perhatikan petunjuk pelaksanaan Prosedur b. Lakukan pengisian partograf berdasarkan kasus yang ada e. Kasus Ny. Rani 25 tahun datang ke tempat bidan diantar suaminya Tn. Rahul 28 tahun 11 Januari 2012 pukul 09.00 WIB dengan keluhan merasakan kenceng-kenceng sejak pukul 04.45 WIB. Bidan melakukan anamnesa dengan hasil : Alamat di Jl. Rambutan No. 41 Cilacap. Umur kehamilan 39 minggu, belum pernah melahirkan dan keguguran. Ibu mengatakan makan terakhir pukul 07.00 WIB habis setengah porsi, minum 2 gelas belimbing pukul 08.00 WIB. Pemeriksaan janin tunggal, penurunan kepala 3/5, kontraksi 3x/10’/30”, DJJ 145x/menit. Pembukaan 4 cm, preskep, sutura saling bersesuaian, selaput ketuban utuh, TD 120/88 mmHg, Nadi 88x/menit, Suhu: 37°c Tanggal Pukul 11 Januari 09.30 WIB DJJ 145x/menit, HIS 3x/10’/30”, N. 88x/menit 2012 10.00 WIB DJJ 135x/menit, HIS 3x/10’/38”, N. 80x/menit 10.30 WIB DJJ 138x/menit, HIS 3x/10’/38”, N. 80x/menit 11.00 WIB DJJ 138x/menit, HIS 4x/10’/40”, N. 85x/menit 11.30 WIB DJJ 140x/menit, HIS 4x/10’/40”, N. 82x/menit 12.00 WIB DJJ 140x/menit, HIS 4x/10’/40”, N. 82x/menit 12.30 WIB DJJ 142x/menit, HIS 4x/10’/40”, N. 80x/menit 13.00 WIB DJJ 145x/menit, HIS 4x/10’/45”, N. 85x/menit 13.30 WIB DJJ 146x/menit, HIS 4x/10’/45”, N. 84x/menit 14.00 WIB 14.30 WIB Data DJJ 148x/menit, HIS 5x/10’/48”, N. 86x/menit, ibu berkemih 100cc DJJ 145x/menit, HIS 5x/10’/50”, N. 86x/menit MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR16 Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo DJJ 148x/menit, HIS 5x/10’/50”, N. 88x/menit, 15.00 WIB pembukaan 10 cm, penurunan kepala 1/5, sutura bersesuaian, kk (-) warna jernih, TD 120/90 mmHg Bayi lahir spontan, jenis kelamin laki-laki, BB: 15.35 WIB 2800 gram, PB: 49 cm, A/S: 8-9-10, bayi menangis kuat. 15. 45 WIB f. Plasenta lahir lengkap, perdarahan 125 cc Prosedur Pelaksanaan Penilaian : 0 Jika tidak dilakukan 1 Jika dilakukan tetapi kurang sempurna 2 Jika dilakukan dengan benar MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR17 Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo a. Format Partograf MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR18 Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR19 Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo b. Penilaian Pengisisan Partograf MANAJEMEN PERSALIANAN MENGGUNAKAN PARTOGRAF LANGKAH/TUGAS PERSIAPAN 1. Menyiapkan format partograf yang baru dan siapkan dokumen lainnya yang diperlukan. 2. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan pada bagian-bagian partograf (sesuai data yang ada) : a. Nomor register rumah sakit/klinik b. Identitas ibu c. Tanggal masuk d. Umur e. G P A f. Ketuban pecah sejak jam g. Mules sejak jam h. Waktu Kemajuan persalinan - Pembukaan serviks - Kontraksi - Penurunan kepala i. Kondisi janin - Denyut jantung janin - Warna cairan ketuban - Penyusupan / molase j. Oksitosin k. Obat dan cairan IV l. Kondisi ibu - Tekanan darah - Denyut nadi - Suhu tubuh m. Jumlah produksi urin dan pemeriksaannya 3. Mendiskusikan hasil pemeriksaan dan tentukan rencana asuhan TOTAL NILAI 0 1 2 MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR20 Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo MANAJEMEN PERSALINAN MENGGUNAKAN PARTOGRAF BUTIR YANG DINILAI PERSIAPAN NILAI 0 1 2 1. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan pada bagian-bagian partograf a. Identitas ibu b. Umur c. GPA d. Tanggal masuk e. Jam f. Ketuban pecah sejak jam g. Mules sejak jam 2. Kondisi janin DJJ 3. Warna cairan ketuban 4. penyusupan kepala 5.Waktu kemajuan persalianan 6. pembukaan servik 7. penurunan kepala 8. Kontraksi/His 9. Oksitosin/ Obat cairan IV 10. Nadi 11. Tekanan Darah 12. Suhu 13. Urine (Volume/Aseton/Protein) TOTAL SCORE : 26 MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR21 Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo KEGIATAN BELAJAR Kegiatan Belajar 2 : Asuhan Pesalinan Pada Kasus Distosia Bahu 1. Uraian Materi a. Pengertian Distosia bahu adalah kelahiran kepala janin dengan bahu anterior macet dia atas simpisys pubis dan tidak bisa masuk melalui pintu bawah panggul sehingga bahu menjadi tidak dapat digerakkan. b. Diagnosis Distosia Bahu 1) Kepala janin dapat dilahirkan tetapi tetap berada di dekat vulva 2) Dagu tertarik dan menekan perineum 3) Tarikan pada kepala gagal melahirkan bahu yang terperangkap dibelakang simpisis pubis. c. Kondisi yang perlu diantisipasi 1) Janin besar 2) Diabetesmaternal 3) Postterem 4) Obesitas maternal 5) Fase aktif yang tidak tentu pada kala I 6) Terdapat indikasi kelahiran dengan ekstrasi vakumatau forsep. d. Syarat dilakukan persalinan pervaginan 1) Kondisi vital ibu cukup memamdai sehingga dapat bekerja sama untuk menyelesaikan persalinan 2) Masih memiliki kemampuan mengedan 3) Jalan lahir dan Pintu bahawh lahir memungkinkan 4) Bayi masih hidup atau diharapkan dapat bertahan hidup 5) Bukan kelainan congenital. 2. Petunjuk Praktikum a. Perhatikan petunjuk pelaksanaan Prosedur b. Lakukan prosedur pertolongan persalinan dengan kasus distosia bahu MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR22 Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo 3. Prosedur Pelaksanaan Penilaian : 0 Jika tidak dilakukan 1 Jika dilakukan tetapi kurang sempurna 2 Jika dilakukan dengan benar NO BUTIR YANG DINILAI A. 1. 2. SIKAP DAN PERILAKU Teruji menjelaskan prosedur yang akan dilakukan Teruji bersikap sopan dan minta ijin untuk melakukan tindakan Teruji memposisikan pasien Teruji tanggap terhadap reaksi pasien Teruji sabar dan teliti Score: 10 CONTENT/ ISI Cuci tangan dan memakai sarung tangan DTT Tempatkan jari telunjuk dan jari tengah antara kepala bayi dan perineum. Masukan jarum secara subkutan, mulai komisura posterior menelusuri sepanjang perineum dengan sudut 45 kearah kanan ibu ( tempat akan dilakukan episiotomi) Aspirasi untuk memastikan ujung jarum tidak memasuki pembuluh darah Suntikan lidocain 1% 5-10 ml sambil menarik jarum keluar. Tekan tempat infiltrasi agar anestesi menyebar. 3. 4. 5. B. 1 2 3 4 5 NILAI 0 1 2 Tunggu 1-2 menit sebelum melakukan episiotomi 7 Masukan dua jari tangan kanan kearah anterior bahu belakang janin MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR23 Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo 8 9 10 11 12 13 14 15 C 1. 2. 3. 4. 5. Minta assisten untuk melakukan penekanan fundus uteri ke arah bawah, kemudian putar (searah jarum jam) bahu belakang bayi dengan kedua jari tangan penolong persalinan. Kearah depan ventral terhadap ibu sehingga lahir bahu belakang. Masih diikuti dengan dorongan pada fundus uteri dilakukan putaran berlawanan dengan arah putaran pertama sehingga akan menyebabkan bahu depan dapat melewati symphisis Aspirasi larutan klorin ke dalam tabung suntik dan rendam dalam larutan klorin Membereskan alat dan merendam dalam larutan klorin 0,5% Melepas sarung tangan secara terbalik dan mencuci dalam larutan klorin 0,5% Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir Memberitahu hasil tindakan dan memberikan selamat pada ibu Mendokumentasikan hasil Score: 30 TEKNIK Teruji melaksanakan secara sistematis dan berurutan Teruji menjaga privacy pasien Teruji memberikan perhatian terhadap respon pasien Teruji melaksanakan tindakan dengan tindakan dengan percaya diri dan tidak ragu-ragu Teruji mendukung pasien untuk kooperatif MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR24 Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo KEGIATAN BELAJAR Kegiatan Belajar 3 : Asuhan Persalinan Pada Klien Dengan Letak Sungsang 1. Uraian Materi a. Pengertian Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri. b. Klasifikasi letak sungsang 1) Presentasi bokong kaki sempurna (complete breech) Yaitu letak sungsang dimana kedua kaki dan tangan menyilang sempurna dan di samping bokong dapat diraba kedua kaki. 2) Presentasi bokong kaki tidak sempurna (incomplete breech) Yaitu letak sungsang dimana hanya satu kaki di samping bokong, sedangkan kaki yang lain terangkat ke atas. 3) Presentasi bokong murni (frank breech) Yaitu letak sungsang dimana kedua kaki terangkat ke atas sehingga ujung kaki setinggi bahu atau kepala janin. MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR25 Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo c. Diagnostik 1) Palpasi Teraba bagian keras, bulat, melenting pada bagian fundus dan teraba bagian bulat, lunak serta tidak melenting pada bagian sympisis. 2) Auskultasi Denyut jantung janin umumnya ditemukan setinggi atau sedikit lebih tinggi daripada umbilicus sedangkan bila telah terjadi engagement kepala janin, suara jantung terdengar paling keras dibawah umbilicus. 3) Pemeriksaan Dalam Teraba adanya sacrum, kedua tuberossis iskii, dan anus janin. 4) Pemeriksaan Ultrasonografi Terlihat kepala janin pada bagian fundus dan bagian bokong berada di simpisis. 2. Petunjuk Praktikum a. Perhatikan petunjuk pelaksanaan Prosedur b. Lakukan prosedur pertolongan persalinan dengan Metode Brach c. Lakukan prosedur pertolongan persalinan dengan Metode Muller d. Lakukan prosedur pertolongan persalinan dengan Metode Lovset 3. Prosedur Pelaksanaan Penilaian : 0 Jika tidak dilakukan 1 Jika dilakukan tetapi kurang sempurna 2 Jika dilakukan dengan benar MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR26 Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo a. Prosedur persalinan dengan Metode Brach NO BUTIR YANG DINILAI 0 1 2 A SIKAP DAN PERILAKU 1 Menjelaskan prosedur yang dilakukan 2 Teruji bersikap sopan dan minta ijin untuk melakukan tindakan 3 Teruji memposisikan pasien dengan tepat 4 Teruji tanggap terhadap reaksi pasien 5 Teruji sabar dan teliti Score : 10 B CONTENT / ISI 6 Mengamati dan memastikan adanya tanda dan gejala persalinan kala II 7 Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan esencial digunakan. Mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan menempatkan tabung suntik steril sekali pakai di dalam partus set 8 Mengenakan baju penutup atau celemek plastik bersih 9 Cuci tangan dan memakai sarung tangan didesinfeksi tingkat tinggi 10 Menghisap oksitosin 10 unit kedalam tabung suntik ( dengan memakai sarung tangan didesinfeksi tingkat tinggi / steril ) dan meletakkannya kembali di partus set / wadah didesinfeksi tingkat tinggi 11 Melakukan vulva hygine dan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap 12 Mendokumentasikan sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5 % 13 Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi berakhir 14 Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, membantu ibu dalam posisi litotomi dan memimpin meneran bila ada his 15 Saat Trochanter mayor terlihat di vulva suntikkan oksitosin 5 unit secara IM di 1/3 paha bagian luar MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR27 Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 C 26 27 28 29 30 Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam dengan cara kedua ibu jari penolong sejajar dengan panjang paha, jari-jari yang lain memegang daerah panggul Angkat keatas dengan perlahan jangan banyak intervensi, ikuti proses keluarnya janin Longgarkan tali pusat setelah lahirnya perut dan sebagian dada Lakukan hiperlordosis janin pada saat angulus scapula inferior tampak di bawah simpisis ( dengan mengikuti gerak rotasi anterior yaitu punggung janin didekatkan kearah perut ibu tanpa tarikan ) disesuaikan dengan lahirnya badan bayi Gerakkan keatas hingga lahir dagu, mulut, hidung, dahi dan kepala dan letakkan bayi diperut ibu, bungkus bayi dengan handuk hangat, bersihkan jalan nafas Membereskan alat dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5 % Melepas sarung tangan secara terbalik dan dekontaminasi dengan larutan DTT Cuci tangan Memberitahukan hasil tindakan Memberi selamat pada ibu Score : 40 TEKNIK Teruji melaksanakan secara sistematis dan berurutan Teruji menjaga privacy pasien Teruji memberikan perhatian terhadap respon pasien Teruji melaksanakan tindakan dengan percaya diri dan tidak ragu - ragu Teruji mendukung pasien untuk kooperatif MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR28 Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo b. Prosedur Persalinan dengan metode Muller NO BUTIR YANG DINILAI A 1 2 SIKAP DAN PERILAKU Teruji menjelaskan prosedur yang akan dilakukan Teruji bersikap sopan dan minta ijin untuk melakukan tindakan Teruji memposisikan pasien Teruji tanggap terhadap reaksi pasien Teruji sabar dan teliti CONTENT/ ISI Posisikan ibu litotomi Cuci tangan dan memakai sarung tangan DTT Bersihkan daerah perineum Meletakkan handuk diatas perut ibu dan Pasang duk dibawah bokong ibu Lakukan periksa dalam untuk menilai besarnya pembukaan, selaput ketuban, dan penurunsan bokong dan kemungkinan penyulit Instruksikan pasien agar mengedan dengan benar selama ada his, mulai dengan menarik nafas dalam, katupkan mulut upayakan tenaga mendorong ke abdomen dan anus. Kedua tangan menarik lipat lutut, angkat kepala dan lihat ke pusar Pimpin berulang kali hingga bokong turun kedasar panggul. lakukan episiotomi mediolateralis saat bokong membuka vulva dan perineum sudah tipis Melahirkan bahu dan tangan bayi (pengeluaran bahu dengan tangan secara muller dilakukan jika dengan brach bahu dan tangan tidak bisa lahir) Melonggarkan tali pusat dan menunggu kaki janin lahir seluruhnya Memegang bokong bayi sambil menarik lembut kearah bawah 3 4 5 B 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 NILAI 0 1 2 MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR29 Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo 16 17 18 19 20 C 21 22 23 24 25 Melahirkan bahu dan lengan depan dengan ekstraksi melahirkan bahu depan terdahulu dengan menarik kedua kaki dengan cara yang sama seperti klasik, kearah belakang kontra lateral dari letak bahu depan. Tarik badan bayi curam ke bawah sejauh mungkin sampai bahu depan nampak dibawah simpisis. Bila lengan belum lahir, lahirkan lengan dengan menelusuri punggung, scapula fossa cubiti dan lipat siku Melahirkan bahu dan lengan belakang bayi dengan ekstraksi tarik badan bayi ke atas sampai bahu belakang lahir dengan sendirinya lahirkan lengan belakang dengan mengait lengan bawah dengan kedua jari penolong Letakkan bayi diatas perut ibu keringkan dan nilai bayi Celupkan sarung tangan dalam larutan klorin 0,5% dan Lepaskan dalam keadaan terbalik Cuci tangan TEKHNIK Teruji melaksanakan secara sistematis dan berurutan Teruji menjaga privacy pasien Teruji memberikan perhatian terhadap respon pasien Teruji melaksanakan tindakan dengan percaya diri dan tidak ragu-ragu Teruji mendukung pasien untuk kooperatif Total Score : (....../50)x 100 = MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR30 Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo c. Prosedur Persalinan dengan metode Muller NO BUTIR YANG DINILAI A 1 2 3 4 5 B 6 7 SIKAP DAN PERILAKU Teruji menjelaskan prosedur yang akan dilakukan Teruji sopan dan minta ijin melakukan tindakan Teruji memposisikan pasien Teruji tanggap terhadap reaksi pasien Teruji sabar dan teliti CONTENT/ ISI Cuci tangan dan memakai sarung tangan DTT Melakukan perasat lovset jika ada lengan bayi yang terjungkit di belakang kepala Badan janin dipegang secara Femuro-Pelviks yaitu kedua ibu jari penolong diletakkan sejajar Spina sakralis media dan jari telunjuk pada Krista iliaka dan jari-jari lain mencengkeram paha bagian depan Dengan pegangan ini dilakukan traksi curam kebawah badan janin diputar setengah lingkaran sehingga bahu belakang menjadi bahu depan Sambil dilakukan traksi, badan janin diputar kembali kearah yang berlawanan setengah lingkaran. Demikian bolak-balik, sehingga bahu belakang tampak dibawah simfisis dan lengan dapat dilahirkan Bila lengan janin tidak dapat lahir dengan sendirinya, maka lengan janin dapat dilahirkan dengan mengait lengan bawah dengan dengan kedua jari penolong. (Tolong persalinan sampai bayi lahir seluruhnya) Celupkan sarung tangan tangan dalam larutan klorin 0,5 % dan lepaskan dalam keadaan terbalik, rendam selama 10 menit TEKHNIK Teruji melaksanakan secara sistematis dan berurutan Teruji menjaga privacy pasien Teruji memberikan perhatian terhadap respon pasien Teruji melaksanakan tindakan dengan percaya diri Teruji mendukung pasien untuk kooperatif NILAI : ( .........../ 34) x 100 = 8 9 10 11 12 C 13 14 15 16 17 NILAI 0 1 2 MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR31 Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo d. Prosedur Persalinan dengan metode Mauriceu NO BUTIR YANG DINILAI 0 1 2 A SIKAP DAN PERILAKU 1 Menjelaskan prosedur yang dilakukan 2 Teruji bersikap sopan dan minta ijin untuk melakukan tindakan 3 Teruji memposisikan pasien dengan tepat 4 Teruji tanggap terhadap reaksi pasien 5 Teruji sabar dan teliti Score : 10 B CONTENT / ISI 6 Cuci tangan 7 Menggunakan barier ptotektif 8 Menggunakan sarung tangan DTT/Steril 9 Meletakkan badan bayi diatas tangan kiri letakkan seolah –olah badan bayi menunggang kuda 10 Memasukan jari tengah kedalam mulut bayi, jari tengah masuk kemulut bayi, dua jari lain oada maksila dan menekan kearah badan bayi bertujuan mempertahankan posisi kepala agar tetap fleksi 11 Mencengkaram atau memegang leher bayi dari arah punggung cengkraman dengan tangan kanan dari arah punggung. Jari telunjuk menunjuk pada suboksiput. Dua jari lain pada leher bayi 12 Assisten menekan fundus uteri (hati-hati sebaiknya melakukan tindakan ini pada saat ada his yang baik). 13 Menarik badan bayi curam kebawah bersamaan dengan adanya his, assisten mendorong fundus, tarik badan bayi curam kebawah, searah sumbu jalan lahir, tarik badan bayi sampai suboksiput terlihat dibawah simpisis. 14 Melakukan elevasi kepala bayi kearah atas (kanan perut ibu) sehingga lahir dagu, mulut, hidung, dahi dan kepala ingat tangan kiri tidak boleh ikut menarik bayi, karena dapat menyebabkan perlukaan pada mulut dan muka bayi 15 Meletakkan bayi diperut ibu, bungkus bayi dan keringkan dengan handuk , nilai bayi MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR32 Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo 16 17 18 19 20 C 21 22 23 24 25 Membereskan alat dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5 % Melepas sarung tangan secara terbalik dan dekontaminasi dengan larutan DTT Cuci tangan Memberitahukan hasil tindakan Memberi selamat pada ibu Score : 30 TEKNIK Teruji melaksanakan secara sistematis dan berurutan Teruji menjaga privacy pasien Teruji memberikan perhatian terhadap respon pasien Teruji melaksanakan tindakan dengan percaya diri dan tidak ragu - ragu Teruji mendukung pasien untuk kooperatif Score : 10 NILAI : ( ........../ 50 ) x 100 MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR33 Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo KEGIATAN BELAJAR Kegiatan Belajar 4 : Asuhan Persalinan Pada Klien Dengan Kasus Atonia Uteri 1. Uraian Materi a. Definisi Antonia Uteri adalah keadaan lemahnya tonus/kontraksi rahim yang menyebabkan uterus tidak mampu menutup perdarahan terbuka dari tempat implantasi plasenta setelah bayi dan plasenta lahir. b. Tanda dan Gejala 1) Perdarahan pervaginam Perdarahan yang terjadi pada kasus atonia uteri sangat banyak dan darah tidak merembes. Yang sering terjadi adalah darah keluar disertai gumpalan, hal ini terjadi karena tromboplastin sudah tidak lagi sebagai anti pembeku darah. 2) Konsistensi rahim lunak 3) Fundus uteri naik Disebabkan adanya darah yang terperangkap dalam cavum uteri dan menggumpal 4) Terdapat tanda-tanda syok Tekanan darah rendah, denyut nadi cepat dan kecil, ektremitas dingin, gelisah, mual dan lain-lain c. Diagnosis 1) Data Subjektif Ibu mengatakan merasa mules pada perut bagian bawah. 2) Data Objektif Pemeriksaan fisik : Uterus tidak berkontraksi dan lunak serta terjadi perdarahan segera setelah plasenta dan janin lahir > 500 cc MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR34 Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo 2. Petunjuk Praktikum a. Perhatikan petunjuk pelaksanaan Prosedur b. Lakukan prosedur penanganan atonia ueteri dengan tindakan KBI c. Lakukan prosedur penanganan atonia ueteri dengan tindakan KBE d. Lakukan prosedur penanganan atonia ueteri dengan tindakan KAA 3. Prosedur Pelaksanaan Penilaian : 0 Jika tidak dilakukan 1 Jika dilakukan tetapi kurang sempurna 2 Jika dilakukan dengan benar a. Prosedur penanganan Atonia Uteri dengan tindakan KBI NO BUTIR YANG DINILAI A SIKAP DAN PERILAKU 1 Menyapa pasien dan keluarga dengan sopan dan ramah 2 Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan 3 Teruji memposisikan pasien dorsal recumbent 4 Teruji tanggap terhadap reaksi ibu 5 Teruji sabar dan teliti Score : 10 B CONTENT / ISI 6 Mencuci tangan dan memakai celemek 7 Menyiapkan dan menempatkan alat secara ergonomis 8 Memberikan informed consent 9 Memberikan dukungan emosional 10 Melakukan desinfeksi menggunakan pinset 11 Memasang Sarung tangan DTT 12 Mengosongkan kandung kemih dan memastikan perdarahan karena atonia uteri 13 Memasukkan tangan secara obstetrik ke dalam lumen vagina (menyatukan kelima ujung jari) 2 1 0 MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR35 Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 C 17 18 19 20 21 Periksa vagina dan servik jika ada selaput ketuban atau bekuan darah pada kavum uteri mungkin hal ini menyebabkan uterus tak dapat berkontraksi Kepalkan tangan dalam dan letakkan dataran punggung jari telunjuk hingga kelingking pada fornik anterior dan dorong segmen bawah uterus ke kranio anterior Letakkan telapak tangan luar pada dinding perut ibu, upayakan tangan luar mencakup bagian belakang korpus uteri sebanyak mungkin Lakukan kompresi uterus dengan mendekatkan telapak tangan luar dan kepalan tangan dalam pada fornik anterior Tetap berikan tekanan kuat langsung pada pembuluh darah yang terbuka hingga merangsang miometrium berkontraksi sampai perdarahan berhenti dan uterus berkontraksi Setelah uterus berkontraksi pertahankan posisi tersebut hingga uterus berkontraksi dengan baik dan secara perlahan lepaskan tangan anda Menjelaskan pada ibu bahwa telah selesai dilakukan tindakan KBI dan mengucapkan terimakasih atas kerjasamanya Alat-alat direndam dalam larutan clorin 0,5% Ibu dirapikan dan baju diganti dengan baju bersih Mencuci tangan Score : 36 TEKNIK Teruji melakukan secara sistematis Teruji berlaku sopan dalam tindakan dan menjaga privacy pasien Teruji melakukan tindakan dengan hati-hati dan teliti Teruji percaya diri dan tidak gugup Teruji mendokumentasikan hasil tindakan Score : 10 Total score : 56 MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR36 Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo b. Prosedur penanganan Atonia Uteri dengan tindakan KBE NO BUTIR YANG DINILAI A SIKAP DAN PERILAKU 1 Menyapa pasien dan keluarga dengan sopan dan ramah 2 Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan 3 Teruji memposisikan pasien dorsal recumbent 4 Teruji tanggap terhadap reaksi ibu 5 Teruji sabar dan teliti Score : 10 B CONTENT / ISI 6 Mencuci tangan dan memakai celemek 7 Menyiapkan dan menempatkan alat secara ergonomis 8 Memberikan informed consent 9 Pasang sarung tangan DTT 10 Penolong berdiri menghadap pada sisi kanan ibu 11 Tekan ujung jari telunjuk, tengah dan manis satu tangan diantara simpisis dan umbilikus pada korpus depan bawah sehingga fundus uteri naik ke arah dinding abdomen 12 Letakkan sejauh mungkin, telapak tangan lain di korpus uteri bagian belakang dan dorong uterus kearah korpus depan 13 Geser perlahan-lahan ujung ketiga jari tangan pertama ke arah fundus sehingga telapak tangan dapat menekan korpus uteri bagian depan 14 Lakukan kompresi korpus uteri dengan jalan menekan dinding belakang dan dinding depan uterus dengan telapak tangan kiri dan kanan (mendekatkan tangan belakang dan depan) 15 Perhatikan perdarahan pervaginam. 16 Bila perdarahan berhenti pertahankan posisi tersebut hingga uterus berkontraksi dengan baik. Bila perdarahan belum berhenti lakukan langkah selanjutnya. 0 1 2 MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR37 Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo 17 18 19 20 C 21 22 23 24 25 Menjelaskan pada ibu bahwa telah selesai dilakukan tindakan KBE dan mengucapkan terimakasih atas kerjasamanya Alat-alat direndam dalam larutan clorin 0,5% Ibu dirapikan dan baju diganti dengan baju bersih Mencuci tangan Score : 30 TEKNIK Teruji melakukan secara sistematis Teruji berlaku sopan dalam tindakan dan menjaga privacy pasien Teruji melakukan tindakan dengan hati-hati dan teliti Teruji percaya diri dan tidak gugup Teruji mendokumentasikan hasil tindakan Score : 10 Total score : 50 MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR38 Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo c. Prosedur penanganan Atonia Uteri dengan tindakan KAA NO BUTIR YANG DINILAI A SIKAP DAN PERILAKU 1 Menyapa pasien dan keluarga dengan sopan dan ramah 2 Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan 3 Teruji memposisikan pasien dorsal recumbent 4 Teruji tanggap terhadap reaksi ibu 5 Teruji sabar dan teliti Score : 10 B CONTENT / ISI 6 Mencuci tangan dan memakai celemek 7 Menyiapkan dan menempatkan alat secara ergonomis 8 Memberikan informed consent 9 Pasang sarung tangan DTT 10 Baringkan ibu diatas ranjang, Penolong berdiri menghadap pada sisi kanan ibu. Atur posisi penolong sehingga ibu berada pada ketinggian yang sama dengan pinggul penolong 11 Tungkai diletakkan pada dasar yang rata (tidak menggunakan penopang kaki) dengan sedikit fleksi pada artikulasio koksae 12 Pada pulsasi arteri pulmonalis dengan jalan meletakkan ujung jari telunjuk dan tengah, tangan kanan pada lipat paha dengan garis harizontal yang melalui titik 1 cm diatas dan sejajar dengan tepi atas simpisis ossium pubis. Psastikan pulsasi arteri tersebut teraba dengan baik 13 Setelah pulsasi dikenali, jangan pindahklan kedua ujung jari dari titik pulsasi tersebut 14 Kepalkan tangan kiri dan tekan bagian punggung jari telunjuk, tengah, manis dan kelingking pada umbilikus ke arah kolumna vetebrsalis dengan arah tegak lurus. 0 1 2 MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR39 Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo 15 16 17 18 19 20 21 C 21 22 23 24 25 Dorongan kepalan tangan akan mengenai bagian yang keras dibagian tengah/sumbu badan ibu dan apabila tekanan kepalan tangan kiri mencapai aorta abdominalis maka pulsasi arteri pulmonalis (yang dipantau dengan ujung jari telunjuk dan tengah tangan kanan) akan berkurang atau terhenti (tergantung derajat tekanan pada aorta) Perhatikan perubahan perdarahhan pervaginam (kaitkan dengan perubahan pulsasu arteri femoralis) Bila berkurang atau berhenti, pertahankan posisi tersebut dan lakukan massase uterus (oleh asisten) hingga uterus berkontraksi dengan baik Menjelaskan pada ibu bahwa telah selesai dilakukan tindakan KAA dan mengucapkan terimakasih atas kerjasamanya Alat-alat direndam dalam larutan clorin 0,5% Ibu dirapikan dan baju diganti dengan baju bersih Mencuci tangan Score : 32 TEKNIK Teruji melakukan secara sistematis Teruji berlaku sopan dalam tindakan dan menjaga privacy pasien Teruji melakukan tindakan dengan hati-hati dan teliti Teruji percaya diri dan tidak gugup Teruji mendokumentasikan hasil tindakan Score : 10 Total score : 52 MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR40