BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Bakteri merupakan mikroorganisme yang sangat dekat dengan kehidupan dan aktivitas manusia dan tanpa disadari menimbulkan penyakit infeksi yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Data kesehatan WHO (2014) menyebutkan bahwa bakteri merupakan penyumbang kematian terbesar pada pertengahan tahun 2014 dan menjadi fokus utama setiap badan atau lembaga kesehatan di seluruh dunia untuk menguranginya. Beberapa bakteri yang mengganggu kesehatan manusia, bahkan hingga berujung kematian, Escherichia coli menyebabkan diare dan penyakit pada saluran pencernaan; Staphylococcus aureus menyebabkan penyakit pada saluran pernapasan, kulit, dan meningitis; Salmonella thiphymurium menyebabkan penyakit saluran pencernaan dan dapat merusak saraf; Shigella flexneri, Bacillus cereus dan Bacillus substilis menyebabkan keracunan makanan dan penyakit pada saluran pencernaan (Thomas, 2004). Langkah yang ditempuh untuk menghambat pertumbuhan dan mengurangi resiko infeksi terhadap bakteri patogen salah satunya menggunakan senyawa antibakteri (Franklin dan Snow, 2005). Namun resistensi bakteri terhadap senyawa antibakteri membuat peneliti terus mengembangkan senyawa antibakteri baru. Bakteri yang telah resisten oleh antibakteri komersial yakni E. coli telah resisten terhadap generasi ketiga cepalosporin dan fluorokuinolon, S. aureus telah resisten terhadap meticilin, spesies Salmonella dan Shigella telah resisten terhadap fluorokuinolon dan Klebsiella pneumoniae telah resisten terhadap karbapenem dan cepalosporin (Fukuda, 2014). Oleh karena itu diperlukan senyawa antibakteri yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri patogen. Pirazolina merupakan senyawa heterosiklik cincin 5 yang banyak diteliti dan dikembangkan peneliti sebagai senyawa antibakteri. Levai (1997), mensintesis pirazolina yang terbukti memiliki aktivitas sebagai antibakteri, dimana atom nitrogen pada senyawa pirazolina memiliki peran penting dalam 1 2 proses menghambat pertumbuhan bakteri. Gupta dkk. (2010), juga berhasil membuat pirazolina yang mampu dengan baik menghambat pertumbuhan bakteri E. coli. Penghambatan pertumbuhan bakteri disebabkan oleh adanya penghambatan pada sintesis dinding sel bakteri, proses biosintesis asam lemak/metabolisme bakteri, sintesis protein dan integritas membran sel (Chauhan dkk, 2011). Peran gugus fungsi yang tersubstitusi pada senyawa pirazolina memainkan peran penting dalam proses penghambatan mekanisme pertumbuhan bakteri, selain atom nitrogen pada pirazolina sendiri yang juga telah aktif secara biologi sebagai antibakteri, diantaranya yaitu gugus fenol, halogen, kuartener amino, kationik, aldehida, dan bersifat asam. (Maris, 1995). Bhaskar dan Mohite (2011) melaporkan pirazolina dengan gugus dimetilamina, nitro, kloro, bromo, metoksi, dan fenol pada posisi para mampu menghambat beberapa bakteri seperti E. coli dan S. aureus dengan daya hambat 18-20 mm. Pirazolina dengan adanya gugus formil yang diteliti Fadhilla (2015) juga terbukti mampu menghambat sintesis protein bakteri dengan cara berikatan dengan asam amino, sehingga protein terdenaturasi dan menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif dan Gram negatif dengan daya hambat 5,25 dan 4,75 mm. Gambar I.1 Retrosintesis senyawa pirazolina Berdasarkan retrosintesis pada Gambar I.1, maka pirazolina dapat dibentuk dari reaksi antara keton dengan aldehida melalui metode kondensasi 3 Claisen Schmidt menghasilkan kalkon, kemudian diteruskan dengan siklokondensasi menggunakan hidrazin hidrat dan penambahan asam format. Gugus R yang tersubstitusi diharapkan dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Penelitian ini menggunakan gugus dimetilamina, kloro dan formil yang diharapkan mampu menghambat dengan baik pertumbuhan bakteri patogen (Bacillus substilis, Bacillus cereus, Staphylococcus aureus, Shigella flexneri, Escherichia coli dan Salmonella thiphymurium). Oleh karena itu digunakan keton, aldehida, dan hidrazin dari 4-kloroasetofenon, 4-dimetilaminobenzaldehida, dan formil hidrazin. I.2 Tujuan Penelitian 1. Melakukan sintesis kalkon dengan metode Claisen Schmidt antara 4dimetilaminobenzaldehida dengan 4-kloroasetofenon. 2. Melakukan sintesis turunan N-formil pirazolina menggunakan kalkon yang direaksikan dengan hidrazin hidrat dan penambahan asam format. 3. Melakukan uji aktivitas antibakteri senyawa turunan N-formil pirazolina terhadap bakteri Gram positif yaitu Staphylococcus aureus, Bacillus substilis, dan Bacillus cereus, serta bakteri Gram negatif yaitu Escherichia coli, Shigella flexneri, dan Salmonella thiphymurium. I.3 Manfaat Penelitian 1. Menghasilkan alternatif senyawa antibakteri yang dapat membantu permasalahan resistensi bakteri patogen. 2. Artikel ilmiah yang dapat dipakai sebagai acuan dalam melakukan sintesis senyawa antibakteri turunan N-formil pirazolina.