11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor, dengan ketinggian 207 m dpl, suhu harian 26.7oC, rata-rata curah hujan 302.9 mm/bulan (Lampiran 1). Tanaman diletakkan di dua lingkungan tumbuh yang berbeda, yaitu di rumah kaca berukuran 12 m x 8 m dengan suhu berkisar antara 22–48oC, kelembaban 1991%, dan di luar rumah kaca dengan suhu harian 23,8-27oC dan kelembaban 7384%. Penelitian dilaksanakan dari Maret hingga Desember 2011 pada akhir dan awal musim hujan yang merupakan puncak masa pembungaan (Hasnam, 2006a). Bahan dan Alat Bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi pohon jarak pagar aksesi Dompu yang ditanam dari biji, berumur dua tahun sebanyak 108 pohon, larutan zat pengatur tumbuh Benzyl Amino Purin (BAP) dengan konsentrasi 0, 40, 80, 120, 160, dan 200 ppm. Media tanam yang digunakan berupa campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Bahan lain yang dipergunakan adalah polibag ukuran 60 cm x 60 cm, benang dan plastik untuk pelabelan. Alat-alat yang digunakan antara lain cangkul, sprayer, sekop, gunting, termo-higrometer, jangka sorong dan untuk pengamatan struktur bunga digunakan mikroskop cahaya tipe BX 15 SP dengan software DP2-BSW. Metode Penelitian Penelitian dilakukan dalam dua tahap percobaan yang terpisah. Masingmasing percobaan menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) satu faktor. Percobaan pertama dilaksanakan di rumah kaca dan percobaan ke dua dilaksanakan di lapang. Kedua tempat tersebut dilakukan penyemprotan jarak pagar dengan enam taraf perlakuan konsentrasi BAP, B0: 0 ppm, B1: 40 ppm, B2: 80 ppm, B3: 120 ppm, B4: 160 ppm, dan B5: 200 ppm. Tiap perlakuan diulang 12 tiga kali dan setiap ulangan terdiri atas tiga tanaman, sehingga diperlukan 108 tanaman untuk dua percobaan tersebut. Analisis statistika yang digunakan adalah sidik ragam dengan model Rancangan Kelompok Lengkap Teracak sebagai berikut: Yij = µ + αi + βj + εij dimana : Yij = nilai pengamatan perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = nilai rata-rata umum αi = pengaruh taraf BAP ke-i βj = pengaruh ulangan ke-j εij = pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j i = 1,2,3,4,5,6 j = 1,2,3 Apabila hasil sidik ragam menunjukkan pengaruh yang nyata pada taraf α = 5 %, maka uji statistik dilanjutkan dengan uji wilayah berganda Duncan atau Duncan Multiple Range Test (DMRT). Untuk membandingkan pengaruh konsentrasi BAP di rumah kaca dan lapang dilakukan uji-t. Pengolahan data menggunakan software Microsoft® Excel , SAS 9.1, dan Minitab. Pelaksanaan Penelitian Persiapan Tanam Tanaman jarak pagar dari aksesi Dompu yang ditanam dari biji, berumur dua tahun (diperoleh dari PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk), dipangkas pada ketinggian 40 cm, kemudian dipindahkan dari lapangan ke dalam polibag berukuran 60 cm x 60 cm dengan campuran media tanah dan kompos perbandingan 1:1. Tanaman diletakkan di lapang hingga muncul tunas generatif. Akitivitas pemeliharaan berupa penyiraman sehari sekali di pagi hari sebelum pkl. 08.00 WIB. Pemupukan dilaksanakan setiap dua minggu sekali dengan pupuk NPK mutiara yang dicairkan dengan konsentrasi 0.5 gr/L dengan penyiraman 3 L/polybag. Penanganan OPT dilakukan secara mekanik berupa penyiangan gulma dan secara kimiawi dengan menggunakan pestisida Sevin dengan konsentrasi 1g/L. 13 Tanaman jarak pagar yang telah menghasilkan kuncup bunga (pucuk generatif) yang masih sangat kecil dimasukkan ke dalam rumah kaca, agar kondisi lingkungan lebih seragam. Penentuan tahap perkembangan bunga Sampel kuncup bunga yang diberi perlakuan BAP berupa kuncup malai yang menyatu, dan bagian-bagian bunga belum berkembang. Penyemprotan dilakukan sampai kuncup malai basah dan terlihat ada tetesan air yang jatuh dari malai. Penyemprotan ini dilakukan tiga kali selama tiga hari berturut-turut sebelum pkl. 08.00 WIB. Pemanenan dan perkecambahan benih Pemanenan buah jarak pagar dilaksanakan setelah kulit buah berwarna kuning merata. Pengecambahan dilakukan setelah biji diestraksi dari buah dan dikeringanginkan. Media pengecambahan yang digunakan adalah tanah dan kompos dengan perbandingan 1:1. Pengamatan Pengamatan dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah pengamatan perkembangan kuncup bunga untuk menentukan fase perkembangan yang tepat untuk aplikasi BAP. Pada tahap ke dua dilakukan pengamatan pengaruh perlakuan terhadap pembungaan dan pembuahan jarak pagar. 1. Perkembangan kuncup bunga jarak pagar Perkembangan kuncup bunga diamati sejak kuncup generatif yang muncul dapat diidentifikasi. Pengamatan dilakukan pada tanaman yang di simpan di lapang. Komponen pengamatan berupa ukuran kuncup dan bagian-bagian bunga dengan cara membelah secara membujur dan mengamati di bawah mikroskop. 2. Pengaruh BAP tehadap pembungaan dan pembuahan jarak pagar Kuncup generatif yang telah diidentifikasi diberi perlakuan BAP dengan konsentrasi sesuai perlakuan dan diulang tiga kali berturut-turut. Setelah kuncup berkembang dan mekar dilakukan pengamatan terhadap variabel sebagai berikut: 14 a. Jumlah bunga betina dan bunga jantan yang muncul per malai Jumlah bunga betina dan jantan dihitung ketika bunga telah mekar. Bunga diamati pada tiga malai pertama. Pengamatan dilaksanakan pada 5-7 hari setelah perlakuan (HSP) terakhir. Rasio bunga betina : jantan dihitung berdasarkan jumlah bunga yang muncul dalam satu malai, sejak bunga mekar pertama sampai terakhir. b. Pembuahan Perkembangan buah diamati dengan mengukur diameter buah yang terbentuk mulai 14 hari setelah bunga mekar (HSM) sampai buah mencapai masak fisiologis. Pembentukan buah dihitung berdasarkan persentase bunga betina yang muncul dalam satu malai. c. Daya berkecambah benih Kecambah normal (KN) dicirikan dengan tinggi kecambah antara 7-10 cm dari permukaan tanah pada 7 hari setelah pengecambahan, daun primer sudah membuka penuh dan bibit terlihat kuat tanpa kerusakan (Afandi, 2009). Evaluasi kecambah normal dilakukan pada 7 dan 14 hari setelah pengecambahan (Ahmad, 2008). Daya berkecambah (DB) dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : ( ) ∑ d. Kadar air benih Kadar air benih merupakan persentase selisih berat basah dan berat kering terhadap berat basah. Benih diambil dari buah yang telah berwarna kuning merata (sekitar 56 HSM), jumlah benih yang digunakan 108 benih. Masingmasing benih di timbang untuk mengetahui bobot basahnya kemudian dikeringkan dengan oven suhu rendah konstan 103 ± 200C selama 24 jam. Dalam satu ulangan digunakan 36 butir benih.