Antithrombotic Strategies and Outcomes in Acute Coronary Syndrome With Atrial Fibrillation OLEH: LUTHFIKA SHABRINA 1102011146 PEMBIMBING: Dr. SYARIF HIDAYAT, SpJP ABSTRAK Atrial Fibrilasi (AF) sering terjadi dengan Sindrom Koroner Akut (ACS) menambah kompleksitas strategi pemberian antitrombotik yang tepat. Menentukan hubungan pemberian antitrombotik terhadap perdarahan, stroke, dan kematian serta perbedaan pada pasien ACS dengan dan tanpa AF. Pasien dipantau hingga tahun 2012, dan menggunakan propensity score untuk memperkirakan hubungan antara pengobatan dengan perdarahan, stroke iskemik, dan kematian. Penduduk Olmsted County, Minnesota, dirawat 20052010 ACS + AF Kombinasi 2 atau 3 obat Tanpa obat atau dengan 1 obat ACS tanpa AF Kombinasi 2 atau 3 obat Tanpa obat atau dengan 1 obat Dipantau menggunakan Propensity Score hingga tahun 2012 hubungan antara pengobatan dengan perdarahan, stroke iskemik, dan kematian. Dari 1.159 pasien ACS 252 (21,7%) ACS + AF. Dalam penelitian 4,3 tahun 312 mengalami perdarahan; 67 terjadi stroke iskemik; 268 pasien meninggal. Pasien ACS + AF kombinasi 2 atau 3 obat rendahnya risiko stroke iskemik. Kesimpulan: 1. Pemilihan strategi pemberian antitrombotik tidak berhubungan dengan risiko terjadinya stroke iskemik, perdarahan, atau kematian pada pasien ACS secara umum. 2. Pasien ACS + AF pemberian terapi kombinasi 2 atau 3 obat menurunkan resiko terjadinya stroke PENDAHULUAN Atrial Fibrikasi Komplikasi pada ACS 1 dari 8 pasien mempunyai ACS + AF Belum ada penelitian yang dilakukan untuk mengeathui bagaimana dampak pemberian antitrombotik spesifik pada ACS, terutama dengan AF Penelitian METODE Dilakukan pada Olmsted County, Minnesota menggunakan Rochester Epidemiology Project Penduduk Olmsted County, Minnesota, diagnosis dari rumah sakit menurut International Classification of Disease, Ninth Revision, Clinical Modification (ICD-9-CM) dengan kode 410 sampai 411 dari 1 Januari 2005 sampai 31 Desember 2010 telah diindentifikasi Nyeri dada Klasifikasi Braunwald untuk mengkonfirmasi unstable angina. Kriteria epidemiologi nyeri dada kardial, level biomarker, dan EKG untuk konfirmasi infark miokardial (MI). Pedoman perubahan pengukuran antara 2 Troponin T peningkatan ≥0.05ng/ml Kejadian AF identifikasi oleh EKG dan ICD-9CM kode 427.31 atau 427.32 selama rawat inap dan rawat jalan. Pengobatan profiklaksis antitrombotik Warfarin, aspirin, dan antiplatelet (clopidogrel, ticlopidine, dan dypiridamole) Diagnosis dokter Riwayat hiperlipidemia, HT, CHF, PPOK, kanker, stroke atau TIA. Perdarahan setelah stroke pada pasien memiliki riwayat stroke iskemik tidak masuk dalam golongan. Anlisis statistik yang digunakan statistikal software SAS, versi 9.2 Kategori jumlah pemberian antitrombotik (tanpa atau 1-3 obat). Variable pada indikator ACS, yaitu: umur, jenis kelamin, riwayat melahirkan, tingkat pendidikan, massa indeks tubuh, riwayat merokok, eGFR, riwayat keluarga dengan CAD, hipertensi, hyperlipidemia, DM, PPOK, HF, stroke atau TIA, keganasan, adanya AF, tipe dari ACS (UA atau MI), reperfusi atau revaskularisasi, nilai troponin, statin, Beta blocker, dan ACE-I/ARB. HASIL 23 orang tidak sampai tuntas 1.233 pasien ACS 62 orang meninggal 1.159 pasien ACS 729 (63%) memiliki IM 252 (22%) ACS + AF 430 (37%) memiliki UA 80% pasien ACS menjalani angiografi ACS + AF 2 pembuluh darah dengan >75% stenosis (40%) dibandingkan ACS tanpa AF (27%). ACS +AF ditangani tidak adekuat 106 (42%) ACS + AF reperfusi/revaskularisasi selama rawat inap Pasien mendapat reperfusi/revaskularisasi mendapat PCI 67 (62%) ACS + AF dan 512 (88%) pasien ACS tanpa AF. Beta blocker & ACE-I/ARB tidak diberikan kepada AF. ACS + AF diberikan Statin (72% dibanding 87% tanpa AF) AF sangat dipengaruhi oleh pemilihan strategi antitrombotik Pasien ACS + AF 48% diberi kombinasi 2 atau 3 obat antitrombotik; 33% mendapatkan warfarin, 10% warfarin + 2 antiplatelet lain. Pasien tanpa AF 63% diberi kombinasi 2 atau 3 obat antitrombotik; 4% diberi warfarin, 1% warfarin + 2 antiplatelet. Penelitian 4,3 tahun 312 pasien mengalami perdarahan, 67 pasien terjadi stroke, dan 268 pasien meninggal. DISKUSI Pasien ACS + AF pemeriksaan diagnostik coronary angiography + reperfusi/revaskularisasi. Pemberian terapi kombinasi dengan 2 atau 3 obat antitrombotik menurunkan risiko stroke iskemi Kombinasi terapi 2 obat dengan 3 obat pada ACS + AF bertolak belakang meningkatkan risiko perdarahan. Warfarin meningkatkan risiko perdarahan, tetapi tidak signifikan pada AF. Pemberian warfarin menurunkan risiko mortalitas pada ACS + AF. Pemberian 2 obat trombotik, termasuk antikoagulan dan satu obat antiplatelet, seperti clopidogrel hasil yang lebih baik Pasien ACS + AF diberikan secara intensif menurunkan risiko stroke