ABSTRAK Sektor pertanian dan perkebunan merupakan produksi terbesar dari kegiatan perekonomian masyarakat desa Delung Tue, mayoritas kehidupan warga desa Delung Tue sangat tergantung pada hasil-hasil pertanian. Aktifitas bertani merupakan kegiatan utama masyarakat yang dilakukan untuk menunjang perekonomian keluarga, namun berbagai kendala dan hambatan juga harus dialami para petani. Dalam proses pengelolaan pertanian sistem kerja yang dilakukan petani secara tolong menolong (mangolo), sistem ini sangat membantu para petani baik dari segi sosial maupun ekonomi. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis serta melihat modal sosial petani dalam mengelola pertanian dan untuk mengetahui aktifitas gotong royong yang dilakukan para petani. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam, pengamatan partisipan serta studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, aktifitas pertanian di desa ini dahulunya lebih didasarkan pada sistem mangolo, seiring waktu berjalan sistem ini mulai memudar karena saat ini petani yang bermodal besar lebih memilih sistem upah meskipun begitu bagi petani yang tidak memiliki modal besar sistem mangolo sangat membantu karena mengurangi beban biaya yang harus dikeluarkan untuk mengolah lahan mereka.Tahapan-tahapan yang berlangsung dalam sistem mangolo adalah dimulai dari aktifitas bertani berupa proses penanaman bibit, perawatan tanaman, memupuk tanaman, membabat rumput atau memberantas hama sampai memanen hasil pertanian. Pemanfaatan modal sosial petani dalam mengelola pertanian di desa Delung Tue dari kegiatan bertani khususnya dalam sistem mangolo dapat diketahui bahwa adanya nilai positif dalam aspek sosial dan aspek ekonomi. Jika dilihat dari aspek sosial, maka sistem mangolo dapat meringankan beban kerja yang berat menjadi lebih ringan. Selain itu sistem mangolo dapat mempererat hubungan antara petani sehingga dapat menimbulkan jaringan yang dapat mempermudah para petani untuk mendapatkan bantuan baik dalam kegiatan bertani maupun di luar aktifitas bertani seperti mempermudah mendapat tawaran pekerjaan, kemudahan dalam mendapat pinjaman uang untuk modal, hal ini juga dapat menjadi modal pendorong yang dimiliki oleh para petani tersebut untuk terbukanya peluang dan potensi modal lain misalnya, saling membantu dalam kegiatan lain seperti acara pesta perkawinan ataupun tertimpa kemalangan. Sedangkan dari aspek ekonomi dapat mengurangi besarnya modal yang dikeluarkan petani dalam mengolah lahan. 2 Universitas Sumatera Utara