PERAN DINAS KESEHATAN DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 2562 TAHUN2012 DI KOTA TANJUNGPINANG 2013 NASKAH PUBLIKASI OLEH ISNAINI FITRIA NINGTIAS NIM. 100565201106 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2014 ABSTRAK PERAN DINAS KESEHATAN DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 2562 TAHUN 2012 DI KOTA TANJUNGPINANG 2013 (Studi Kasus Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2012-2013) Tanggapan pemerintah terhadap Jaminan Persalinan sangat bervariasi. Dalam pelaksanaan Jampersal diharapkan sesuai petunjuk teknis dan mekanisme pemanfaatan dana sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan. Kebijakan Jaminan Persalinan (Jampersal) secara filosofi untuk menurunkan angka kematian ibu maternal dan bayi. Dalam kebijakan pemerintah melalui Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2562/ Menkes/ Per/ XII/ 2012 tentang Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan, pemerintah memberikan jaminan pada seluruh ibu hamil dengan pelayanan antenatal care (ANC) partus dan post partus dengan gratis termasuk pemakaian alat kontrasepsi (KB) pasca partus. Mengetahui Peran Dinas Kesehatan Dalam Implementasi Kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2562 Tahun 2012 tentang Jaminan Persalinan. Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan desain cross sectional pada Bulan April-Juli 2014 di Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang. Pengumpulan data dengan wawancara mendalam dengan Kepala Dinas Kesehatan, IBI, Bidan Praktek Mandiri, dan ibu hamil/bersalin. Dan penulusuran data sekunder. Analisis secara deskriptif dari Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang. Kebijakan Program Jaminan Persalinan di Kota Tanjungpinang sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan. Pelayanan jampersal di laksanakan oleh Bidan Praktek Mandiri (BPM) yang sudah melakukan perjanjian kerjasama (MoU) dengan dinas kesehatan. sosialisasi Jampersal dengan IBI (Ikatan Bidan Indonesia) dan Bidan Praktek Mandiri (BPM) melalui pertemuan di Dinas Kesehatan. Kurang aktifnya partisipasi Bidan Praktek Mandiri (BPM) dalam melaksanakan program pemerintah ini. dikarekan biaya klaim dirasakan kurang dan syarat administrasi pengajuan klaim yang di anggap berbelit-belit. Dan adanya simpang siuran informasi mengenai jampersal yang ada di masyarakat dan belum optimal karena ibu hamil/ibu bersalin yang mengetahui “pengobatan gratis” dan hasil akan rincu dengan Kebijakan Jamkesmas. Pelaksanaan Program Jaminan Persalinan di Tanjungpinang sudah berjalan baik sesuai dengan Peraturan Kebijakan Menteri Kesehatan. Tingkat kepercayaan ibu hamil dalam mencari pertolongan persalinan tenaga kesehatan Bidan Praktek Mandiri masih besar. Komitmen tenaga kesehatan dalam menjalankan Kebijakan Program Jampersal masih tinggi. Dinas kesehatan harus mengedukasi dan memberi arahan kepada Bidan Praktek Mandiri terkait pelaksanaan Jampersal, memberikan pembinaaan dan pengawasan kepada Bidan Praktek Mandiri yang melakukan pelayanan Jampersal sehingga pelaksanaan jampersal dapat terlaksana berdasarkan perjanjian kerjasama (MoU) dan Petunjuk Teknis Jampersal 2012. Kata kunci: Dinas Kesehatan, Implementasi, dan Jaminan Persalinan. 1 ABSTRACT The Role Of District Healths Office In The Implementation Of Indonesian Healthy Regulation Policy Nomor 2562 Tahun 2012 About programs maternity insurance at Tanjungpinang City (Case Study : About District Healths Office Tanjungpinang City 2012-2013 Year) The government responded to Jampersal programs having variation. The implementation of programs maternity insurance expected to follow the technical guidelines, it’s mechanisms for of Indonesian Healthy Regulation Policy regulation. The policy of maternity benefit for the uninsured (Jampersal) is based on the philosophy to reduce maternal mortality and infant. The minister of health regulation number 2562/ Menkes/ Per/ XII/2012 on a maternity benefit for the uninsured persons’s technical guidelines ensures that the government provides services to pregnant women with antenatalcare (ANC), parturition and post- parturition for free, including the use of contraceptives (KB) post parturition. To Know the role of district healths office in the Implementation Of Indonesian Healthy Regulation Policy Nomor 2562 Tahun 2012 about programs maternity insurance. Methods: This was an observational study with a cross- sectional design in april- july 2014 of district health office at Tanjungpinang. data were collected by indepth interview with district of health, Indonesian widwives group (IBI), independent practice widwives, and pregnant women/childbirth women. And secondry data search from district health office at Tanjungpinang. The policy of programs maternity insurance at Tanjungpinang city expected of Indonesian Healthy Regulation. Programs Jampersal service are provided by widwives or independent practice widwives (BPM) that signed memorandum of understanding (MoU) with the district health office. Jampersal Program should be socialized with independent practice widwive (BPM) trough meeting at the district of health. Independent practice widwives (BPM) less active participation in implementing the government’s programs. because of a perceived lack of cost claims and claims filing administrative reguirements that are considered complicated. And the disinformation about Jampersal in society and has’t been optimal. Programs Jampersal is still not known by all pregnant/childbirth women yet. The them “free treatment” is confused with the health card policy. There is a high trust level in pregnant women who ask for partus help to provides independent practice widwives (BPM). Commitment of provider in running the programs maternity insurance policy is still high. District health to educate and provide guidance related to the implementation of independent practice wedwives (BPM) Programs Jampersal, improve supervision and coaching to BPM that perform service Jampersal, it’s so the implementation can be accomplished by the cooperation agreement and technical guidance Jampersal 2012. Keywords: District Health, Implementation, and Programs Maternity Insurance. 2 Pembangunan kesehatan diselenggarakan 1. Latar Belakang Undang-Undang Dasar 1945 pasal dengan berazaskan prikemanusiaan, 28 H ayat 1 menyatakan bahwa “setiap keseimbangan, orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, penghormatan terhadap hak dan kewajiban, bertempat keadilan, tinggal, dan mendapatkan manfaat gender, perlindungan, nondiskriminasi dan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta norma-norma berhak memperoleh pelayanan kesehatan“. kesehatan Sebagai objek dan subyek dari pelayanan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup kesehatan, masyarakat dari waktu kewaktu sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat semakin dan kesehatan masyarakat kewajibannya dalam memperoleh pelayanan tingginya sebagai kesehatan yang bermutu dan terjangkau. pembangunan sumber daya manusia yang kritis menempatkan hak Undang-Undang Nomor 36 Tahun agama. Pembangunan bertujuan meningkatkan yang setinggi- investasi bagi produktif secara sosial dan ekonomis. 2009 tentang Kesehatan disebutkan bahwa Di Kota Tanjungpinang kesehatan merupakan hak asasi manusia dan pemanfaatan dana untuk Jaminan Persalinan salah satu unsur kesejahteraan yang harus dari Menteri Kesehatan pada Tahun 2012 diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa disebesar Rp 349.715.000 untuk Bidan Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Praktek Mandiri yang praktek bersalin Pancasila dan UUD 1945, kemudian pada 173.465.000,-. Total dan Jampersal dan pasal 5 ayat 1 menegaskan bahwa setiap Jamkesmas orang mempunyai hak yang sama dala 1.819.240.000,- dengan total dana yang telah memperoleh akses atas sumber daya di dimanfaatkan sebesar Rp 455.995.000,-, jasa bidang kesehatan, ayat 2 ditegaskan bahwa giro sebesar Rp 14.027.499, sehingga total setiap dana orang memperoleh mempunyai yang dikembalikan adalah sebesar Rp Rp 1.377.272.499. Dana BOK adalah dana terjangkau, bantuan sosial yang bersumber APBN yang selanjutnya pada pasal 6 di tegaskan bahwa digunakan untuk kegiatan yang bersifat setiap mendapatkan preventif dan promotif. Dana BOK Tahun lingkungan yang sehat bagi pencapaian 2012 sebesar Rp 568.450.000. Pemanfaatan derajat kesehatan. dana sebesar Rp 566.290.050 dana yang bermutu orang kesehatan dalam 2012 yang aman, pelayanan hak Tahun dan dan berhak Pembangunan berlangsung kesehatan komperhesif berkesinambungan telah yang dikembalikan dan tercapainya Development secara berdampak menyeluruh sasaran Goals Rp 2.229.540, sehingga direalisasikan keuangan mencapai 99.75 %. terhadap meningkatnya derajat kesehatan masyarakat sebesar Berdasarkan Peraturan Daerah Kota dan Tanjungpinang Nomor 13 Tahun 2012 Millennium tentang perubahan atas Peraturan Daerah (MDG’s). Nomor 02 Tahun 2009, tentang Organinsasi 3 dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Dinas Kesehatannya yang sedikit berbelit- Tanjungpinang, WaliKota Tanjungpinang menerbitkan Peraturan belit di Bidan Praktek Mandiri. WaliKota Dari permasalahan yang ada telah Tanjungpinang Nomor 51 Tahun 2012, diuraikan, selanjutnya rumusan masalah tentang perubahan atas Peraturan Walikota yang akan diteliti adalah “Bagaimana peran Nomor 5 Tahun 2009 tentang Uraian Pokok Dinas dan Fungsi Organisasi Tata Kerja Dinas Kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan Kesehatan Kota Tanjungpinang, dimana Nomor Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok Tanjungpinang 2013“? Kesehatan 2562 dalam Tahun Implementasi 2012 di Kota membantu Walikota Kota Tanjungpinang dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah urusan berdasarkan C. TUJUAN PENELITIAN azas Tujuan penelitian yang dimaksud adalah: otonomi dan tugas pembantuan dibidang Untuk mengetahui peran Dinas kesehatan. Kesehatan Kota Tanjungpinang dalam Implementasi Kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2562 Tahun 2012 tentang B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan dari latar belakang Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan di Kota diatas, maka di ketahui bahwa didalam Tanjungpinang 2013. Pelaksanaan Kebijakan Peratuan Menteri D. KEGUNAAN PENELITIAN Kesehatan Nomor 2562 Tahun 2012 tentang 1. Kegunaan Akademis Petunjuk Juknis Jaminan Persalinan 2012 yang dalam pelaksanaan Kota dapat menjadi media untuk mengaplikasikan Tanjungpinang Tahun 2013 sudah berjalan dan mengembangkan serta sebagai rujukan baik namun masih belum berjalan secara bagi peneliti terhadap teori yang berkaitan efektif dan efesien, dilihat pada masalah dengan partisipasi tenaga kesehatan Bidan Praktek pemahaman Mandiri di fasilitas kesehatannya, untuk peran Dinas Kesehatan dalam Implementasi perjanjian kerjasama (PKS) antara Bidan Kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan Praktek Mandiri bersalin dengan Dinas Nomor Kesehatan Jaminan untuk pelaksanaan di Hasil penelitian ini diharapkan Program objek dan yang 2562 juga memberikan mendalam tentang Persalinan mengenai Petunjuk 2012 Juknis Kota Jaminan Persalinan, permasalahan itu mulai Tanjungpinang 2013 pada bidang jaminan dari anggaran biaya persalinan yang telah di kesehatan terhadap proses persalinan untuk tetapkan dari pusat dan alokasi dana klaim ibu hamil dan ibu bersalin yang ditanggung pembiayaan untuk Jaminan Persalinan serta oleh pemerintah. pengurusan kelengkapan administrasi dari Hasil penelitian ini juga diharapkan Bidan Praktek Mandiri yang MoU dengan dapat menjadi acuan panduan dan masukan bagi peneliti berikutnya, untuk penelitian 4 gejala masalah yang lain berbeda namun memahami gejala-gejala sosial yang terjadi dengan topik permasalahan yang sama. dan dideskripsikan dalam bentuk kata-kata 2. Kegunaan Praktis dan bahasa. Jadi penelitian ini dilakukan Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pihak–pihak dengan maksud untuk mengetahui yang bagaimana peran Dinas Kesehatan dalam peran Implementasi Kebijakan Peraturan Menteri pelaksanaan Kesehatan Nomor 2562 tentang Petunjuk Kebijakan Peraturan Jaminan Persalinan di Juknis Jaminan Persalinan 2012 Di Kota Kota Tanjungpinang. Hasil penelitian ini Tanjungpinang 2013. dapat dijadikan sebagai barometer untuk 2. berkepentingan dalam pengawasan/mengontrol melihat upaya pelaksanaan Peraturan Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian ini adalah Menteri Kesehatan Nomor 2562 Tahun Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang 2012. sebagai lembaga/ badan pemerintahan kota E. METODE PENELITIAN yang bertugas menangani pada bidang 1. Jenis Penelitian kesehatan masalah kesehatan masyarakat Penelitian deskriptif ini adalah kualitatif, menggambarkan yaitu suatu bersifat Kabupaten/kota. Khususnya Kepala Dinas berupaya fenomena Kesehatan yang bertanggung diteliti secara apa adanya di lapangan. Sebagaimana Nazir Kota Tanjungpinang jawab atas yang pelaksanaan Jaminan Persalinan di daerahnya. Dinas (1983:63) Kesehatan Kota Tanjungpinang yang paling mengemukakan bahwa penelitian deskriptif mengetahui pelaksanaan dan pemanfaatan adalah suatu metode dalam meneliti status alokasi dana untuk pembiayaan Program kelompok manusia, suatu objek, suatu Jaminan Persalinan, keikutsertaan tenaga kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun kesehatan yang menandatangai perjanjian suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. kerjasama (PKS)/ MoU untuk Program Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat Jampersal. deskripsi, gambaran atau lukisan secara 3. sistematis, faktual dan akurat mengenai Informan Penelitian fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar informan. Menurut fenomena yang diselediki. “informan adalah ini menggunakan Maleong (2002:90) seseorang yang Menurut Arikunto (2006:16) bahwa dimanfaatkan untuk memberikan informasi penelitian kualitatif mengutamakan proses tentang situasi dan kondisi latar penelitian dari pada hasil. Penelitian kualitatif lebih secara ditekankan informan, yang pertama dilakukan adalah pada bagaimana gejala itu faktual”. Dalam muncul. Dari gambaran permaslahan di atas menjabarkan dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian populasi objek, yang dipilih adalah informan kualitatif adalah penelitian yang bertujuan 5 ciri-ciri/ menentukan karakteristik dari yang mengetahui dengan jelas dan sesuai antara investigator dan informan, yang dapat dengan tujuan dari permasalahan. diluruskan kembali oleh pewawancara jika Adapun yang menjadi informan percakapan menjadi menyimpang dari tema sebanyak 6 orang. Dengan sebagai Key studi riset tujuannya adalah mendapatkan Informan adalah Kepala Dinas Kesehatan data kualitatif yang mendetail. Kota Tanjungpinang. Peneliti menentukan jumlah informan Jampersal/BOK yaitu Dinas Tanjungpinang, Struktur Tim Pengelola Kesehatan Kota Ikatan Bidan Ketua wawancara memungkinkan pengungkapan mengajukan ini fleksibilitas makna, dan yakni kita pertannyaan apabila dirasa Indonesia (IBI) Kota Tanjungpinang, Bidan tepat, Praktek yang dipengaruhi oleh bentuk susunan kata menandatangani MoU/ perjanjian kerjasama pertanyaan sehingga kita membutuhkan dengan Kota sedikit pertanyaan formal dalam membahas Tanjungpinang, serta peneliti menggunakan Peran Dinas Kesehatan dalam Implementasi 2 orang ibu hamil/bersalin yang mendukung Kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan pelaksanaan Nomor Mandiri Dinas (BPM) Kesehatan kebijakan pemerintah dan sebab respons orang sangat 2562 tentang Petunjuk memanfaatkan Program Jaminan Persalinan Jaminan sebagai bahan cross cek. Tanjungpinang 4. pedoman wawancara yang ditujukan kepada Teknik dan alat pengumpulan Wawancara 2. Dalam pelaksanaan pengumpulan data, 2013. 2012 di Alatnya Kota adalah informasi kunci. data 1. Persalinan Teknis peneliti Dokumentasi adalah setiap bahan teknik tertulis baik berupa pengumuman, memo, penulis instruksi, majalah, buletin, pernyataan, dan menyusun daftar pertanyaan khusus yang berita yang disiarkan media massa. Maka ditujukan kepada informan kunci (Key metode dokumentasi adalah pengumpulan Informan) dan wawancara yang dilakukan data dengan meneliti catatan-catatan penting dengan melakukan tanya jawab dengan yang sangat erat hubungannya dengan obyek informan yang dianggap mampu menjawab penelitian. Tujuan digunakan metode ini dan dapat memberikan gambaran tentang untuk memperoleh data secara jelas dan peran dalam konkrit tentang peran Dinas Kesehatan implementasi kebijakan peraturan jaminan dalam Implementasi Kebijakan Peraturan persalinan di Kota Tanjungpinang. Menteri Kesehatan Nomor 2562 Tahun 2012 wawancara Dinas menggunakan Dokumentasi mendalam Kesehatan yaitu kota Menurut Lisa Harrison (2007:106) di Kota Tanjungpinang 2013. yaitu wawancara yang dilakukan dalam 5. bentuk percakapan yang mengalir bebas, Teknik Analisis Data Analisa data dalam penelitian ini bergantung pada kualitas interaksi sosial adalah 6 menggunakan teknik deskriptif kualitatif, yaitu menganalisa data yang posisi atau kedudukan yang dimiliki oleh diperoleh dilapangan dalam bentuk kualitatif seseorang atau sekelompok orang dalam dan diberikan penjelasan- hubungannya dengan kelompok lain atau penjelasan/kesimpulan dengan kelompok yang lebih besar dalam suatu menggunakan pernyataan-pernyataan atau peristiwa. kalimat yang dapat memberikan gambaran Menurut Biddle dan Thomas, Peran di lapangan tentang peran Dinas Kesehatan adalah serangkaian dalam Implementasi Kebijakan Peraturan membatasi Menteri Kesehatan Nomor 2562 Tahun 2012 diharapkan di Kota Tanjungpinang 2013. struktur organisasi tertentu. Moleong (2001:168) menguraikan rumusan yang perilaku-perilaku dari pemegang yang kedudukan Berikut ini pengertian peran yang bahwa: “Sesuai dengan jenis penelitian yang dikemukakan oleh pakar antara lain: digunakan yaitu 1. W.J.S Purwodarminto (1984: 735) kualitatif dengan penelitian deskriptif maksud menggambarkan untuk Peran adalah sesuatu yang menjadi keadaan/fenomena bagian atau yang memegang pimpinan yang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau terutama sebagaimana peristiwa). menganalisa nyatanya, data maka yang dalam berhasil digunakan analisa nonstatistik, untuk sesuatu hal atau 2. Astrid S. Susanto (1983: 95) dikumpulkan tidak digunakan uji statistik melainkan (terjadinya Peran akan itu mengandung 3 hal penting yaitu: memudahkan 1. penginterprestasian”. Peran adalah kedudukan seseorang dalam masyarakat. peran dalam arti disini merupakan rangakaian peraturan B. KERANGKA TEORI yang 1. Peran kehidupan bermasyarakat. Peran atau peranan adalah perilaku yang diharapkan akan dilakukan membimbing seseorang dalam 2. Peran adalah suatu konsep oleh perihal apa yang dilakukan oleh individu seseorang yang menduduki posisi tertentu. dalam bermasyarakat sebagai orangnya. Seseorang yang menduduki posisi tertentu 3. Peran dapat juga diartikan diharapkan atau diduga memiliki perilaku sebagai perilaku individu yang penting bagi tertentu pula. Harapan atau dugaan itulah struktur sosial. yang kemudian membentuk suatu peran 3. Soerjono Soekamto (1987: 220) sehingga peran actor sangat tergantung dari Peran merupakan aspek dinamika harapan atau dugaan yang muncul. dari status (kedudukan) apabila seseorang Peran dapat diartikan pula sesuatu atau beberapa orang atau organisasi yang yang menjadi bagian atau yang memegang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai pimpinan serta didominasi dari keseluruhan dengan kedudukannya, maka ia atau mereka 7 atau organisasi tersebut telah melakukan peran. 2. Implementasi Kebijakan Soerjono soekamto (1987: 147) Menurut Van Meter dan Van Horn, juga mengutip pendapat levinso bahwa 1975 (dalam Wahab, 2004:65) merumuskan peran paling sedikit mencakup 3 hal yaitu: “Proses implementasi sebagai tindakan- 1. Peran meliputi sarana yang tindakan yang dilakukan baik oleh individu- dihubungkan dengan posisi atau tempat individu/ pejabat-pejabat atau kelompok- seseorang dalam masyarakat. Peran dalam kelompok pemerintah atau swasta yang arti ini menempatkan rangkaian peraturan diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang yang telah digariskan dalam keputusan membimbing seseorang dalam kehidupan masyarakat. kebijaksanaan”. 2. Peran adalah suatu konsep Menurut Daniel A. Mazmanian dan perihal apa yang dilakukan individu atau Paul A. Sabatier, 1976 (dalam Wahab, masyarakat dalam organisasi. 2004:65) 3. Peran dapat dikatakan juga bahwa “Proses implementasi kebijakan itu sesungguhnya tidak hanya sebagai perilaku individu yang penting menyangkut dalam struktur sosial. administratif yang bertanggung jawab untuk 4. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer melaksanakan program dan menimbulkan (1991: 1132) dijelaskan tentang peran ketaatan sebagai berikut: melainkan Peran diharapkan adalah dimiliki oleh sesuatu orang perilaku pada diri pula badan-badan kelompok menyangkut sasaran, jaringan yang kekuatan-kekuatan politik, ekonomi, dan yang sosial yang langsung atau tidak langsung memiliki kedudukan dalam masyarakat. dapat mempengaruhi perilaku dari semua 5. Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988: pihak yang terlibat, dan pada akhirnya 67) menyatakan bahwa : berpengaruh tehadap dampak, baik yang Peran adalah seperangkat tingkat diharapkan maupun yang tidak diharapkan yang diharapkan dimiliki oleh orang yang (spillover/negative effects)”. berkedudukan dalam masyarakat. Pada penyelenggaraan pemerintah Penulis dapat menyimpulkan bahwa peran modern saat ini, umumnya kebijakan Negara adalah suatu pelaksanaan kewajiban serta dibuat oleh institusi pemerintah atau Negara tugas dan fungsi sesuai dengan tingkat yang juga berperan sebagai pelaksana dari jabatan, kedudukan atau posisi seseorang, kebijakan yang dibuatnya. Dalam kaitan kelompok ataupun organisasi dalam suatu inilah maka mudah dipahami jika kebijakan wilayah itu setiap kali diberikan makna sebagai tertentu yang dapat berupa masyarakat ataupun instansi tertentu. tindakan politik yang dilakukan oleh suatu pemerintah dalam pemerintahannya, 8 menjalankan karena kebijakan misi itu sesungguhnya merupakan salah satu cara Implementasi kebijakan menurut yang dilakukan oleh seseorang, sekelompok Dwiyanto (2009:143) adalah “Tahap yang atau suatu yang ditetapkan. penting Adapun yang dapat saling dalam menentukan kebijakan”. apakah kebijakan yang ditempuh keberhasilan pelaksanaan aplikabel di lapangan dan berhasil untuk suatu kebijakan/program menurut Teori menghasilkan output dan outcomes seperti David L. Weimer Dan Aidan R. Vining, yang telah direncanakan. 1999: 396 (dalam Subarsono, 2005:103) ada pemerintah ini mempengaruhi antara hubungan kinerja dan implementasi oleh Tahap benar-benar Mengimplementasikan 3 variabel, antara lain yaitu: kebijakan 1. Logika Kebijakan Jaminan Persalinan sebenarnya mengandung Logika dari suatu kebijakan. Ini dimaksud agar suatu kebijakan untuk suatu pelaksanaan Program resiko untuk gagal, oleh karena itu peranan yang birokrasi pemerintah derah sebagai pembuat ditetapkan masuk akal (reasonable) dan dan pelaksana kebijakan sangat menentukan mendapat dukungan teoritis. Kita dapat keberhasilan dan kegagalan suatu kebijakan, berpikir bahwa logika dari suatu jawaban menurut Hogwood dan Gunn, 1986 (dalam sementara terhadap rumusan masalah pada Wahab, 2004:61) telah membagi kegagalan suatu penelitian. kebijakan dalam dua kategori, yaitu: 2. Lingkungan Tempat Kebijakan 1. Dioperasikan Nonimplementation (tidak terimplementasikan), yaitu suatu Lingkungan tempat kebijakan kebijakan yang tidak dilaksanakan tersebut dioperasikan akan mempengaruhi sesuai dengan rencana. keberhasilan implementasi suatu kebijakan. 2. Unsuccessful implementation Yang dimaksud lingkungan ini mencakup (implementasi yang tidak berhasil), lingkungan biasanya terjadi manakala suatu sosial, politik, ekonomi, hankam, dan fisik atau geografis. Suatu kebijakan kebijakan dapat berhasil diimplementasikan dilaksanakan di suatu daerah tertentu, tetapi ternyata gagal rencana, namun mengingat kondisi diimplementasikan di daerah lain, karena eksternal kondisi lingkungan yang berbeda. menguntungkan. 3. Kemampuan Implementator Kebijakan Untuk itu proses implementasi Kemampuan Keberhasilan suatu implementor. telah sesuai dengan ternyata tidak suatu kebijakan umumnya tidak terlepas dan dapat sangat dipengaruhi oleh peranan birokrasi dipengaruhi oleh tingkat kempetensi dan pemerintah daerah, karena implementasi keterampilan suatu dari kebijakan tertentu para implementator kebijakan. kebijakan daerah sebenarnya merupakan suatu bentuk pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, sesuai dengan 9 fungsi birokrasi pemerintah untuk melayani Kesehatan masyarakat. Untuk itu semua kebijakan yang menurut Teori David L. Weimer Dan Aidan dibuat oleh R. Vining, 1999:396 (dalam Subarsono, untuk 2005:103) di antaranya sebagai berikut: dan diimplementasikan pemerintah daerah bertujuan Kota Tanjungpinang mengatur, mengurus dan melayani semua Logika kepentingan barsama serta menjaga suatu kebijakan dioperasikan dan Kemampuan kondisi menjadi kondusif. implementator kebijakan. 3. Analisis Kebijakan Kesehatan 1. Logika Kebijakan Menurut Dunn kebijakan, Lingkungan 2013 tempat (1999) Kebijakan/program dari pemerintah mendefinisikan analisis kebijakan adalah pusat untuk meningkatkan derajat kesehatan suatu bentuk analisis yang menghasilkan dan masyarakat Indonesia setiap di daerah menyajikan rupa kabupaten/ kota dalam hal menurunkan sehingga dapat memberikan landasan dari angka kematian ibu dan angka kematian para pembuat kebijakan dalam membuat bayi pada saat proses persalinan dengan keputusan. melalui memberikan jaminan kesehatan 4. Konsep Operasional masyarakat informasi Peran Dinas sedemikian Kesehatan dalam seperti Jaminan Persalinan (Jampersal). Kebijakan ini akan berhasil penelitian ini adalah tindakan-tindakan yang apabila dilakukan baik individu-individu/pejabat- terhadap rumusan masalah pada suatu pejabat kelompok-kelompok penelitian, antara lain sebagai berikut: pemerintah atau swasta yang diarahkan pada pertama. Dinas Kesehatan Kota sebagai tercapainya tujuan-tujuan yang ingin dicapai pelaksana dan bertanggung jawab untuk dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Program Jaminan Persalinan. Kedua, ada Kesehatan Nomor 2562 Tahun 2012 tentang proses perjanjian kerjasama dengan dinas Petunjuk Juknis Jaminan Persalinan di Kota kesehatan kota dalam Program Jaminan Tanjungpinang 2013. Persalinan. atau Kebijakan pemerintah dalam mandiri didukung jawaban Ketiga, yang ada sementara bidan memanfaatkan praktek program penelitian ini adalah tanggung jawab dari jampersal dan sudah melakukan perjanjian pemerintah kerja peraturan pusat dalam Juknis sama dengan dinas kesehatan, Jaminan keempat. Hasil yang dicapai dibuktikan Persalinan 2012 yang telah dilaksanakan secara terbukti ada manfaatnya, dan kelima oleh Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang Dinas Tahun 2013. Ada 3 variabel yang dapat mampu mempengaruhi dalam hubungan kinerja dan Persalinan ini kepada Bidan Praktik Mandiri pencapaian keberhasilan pelaksanaan suatu (BPM) umum yang belum ikut perjanjian program Jaminan program jampersal lainnya. Ini berarti Dinas bahwa isi dari suatu kebijakan/program Persalinan Petunjuk pelaksanaan Petunjuk Tahun Juknis 2012 oleh 10 Kesehatan mengenali Kota Tanjungpinang Program Jaminan harus mencakup berbagai aspek yang dapat penelitian ini, ketika Peran Pemerintah pusat memungkinkan kebijakan/program tersebut dan dapat Indonesia sejalan dengan diluncurkannya diimplementasikan pada tataran praktis. 2. Kementerian Kesehatan Republik Kebijakan Peraturan Nomor 2562 Tentang Lingkungan Tempat Petunjuk Juknis Jaminan Pesalinan 2012 Kebijakan melalui Dioperasikan Untuk saat ini belum semua Bidan Praktek Mandiri (BPM) di Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang tahun 2013. kota tanjungpinang yang ikut perjanjian kerja 1. Peran Dinas Kesehatan dalam sama Implementasi Kebijakan Peratura dengan dinas kesehatan dapat mengimplementasikan “Program Jaminan Menteri Kesehatan Nomor 2562 Tahun Persalinan” sebagaimana yang dicanangkan 2012 di Kota Tanjungpinang 2013 oleh Kementerian Kesehatan Republik Dinas Indonesia. Ini disebabkan kondisi bidan Tanjungpinang praktek mandiri yang sangat bervariasi. Di perangkat daerah yang dibentuk untuk karenakan setiap daerah itu ada pengaruh menyelenggarakan tugas-tugas wajib dan dalam jaminan pilihan pemerintahan daerah yang nyata, persalinan sehingga ada yang berjalan profesional dan bertanggung jawab sesuai optimal baik dan lancar bahkan ada gagal dengan kondisi di kota. Dinas Kesehatan terimplementasi. Kota 3. Kemampuan implementator kebijakan pelaksana pelaksanaan program Kesehatan merupakan Tanjungpinang otonomi Kota salah sebagai daerah satu unsur dibidang Pada kasus peran Dinas Kesehatan kesehatan yang dipimpin oleh seorang Implementasi Jaminan Kepala Dinas yang dimana berkedudukan Persalinan di Bidan Praktek Mandiri (BPM), dibawah dan bertanggung jawab kepada maka kualitas dan jumlah bidan praktek Bupati/Walikota Kabupaten/Kota melalui mandiri yang memadai dapat memberikan sekretaris daerah. Dinas Kesehatan Kota pertolongan tanjungpinang dalam tenaga Program kesehatan kepada merupakan aparat masyarakat yang optimal dan signifikan bagi pemerintahan kota yang mempunyai tugas keberhasilan melaksanakan merekalah program tersebut, implementator dari karena program berdasarkan tersebut. pemerintahan azas otonomi daerah dan tugas pembantuan dibidang kesehatan dilingkup Hubungan dari 3 variabel diatas ini kabupaten/kota. terjadi di ranah kebijakan untuk didalam pelaksanaannya, sehingga Misi dari Dinas Kesehatan Kota penelitian Tanjungpinang adalah ingin meningkatkan kebijakan seharusnya tidak dilihat sebagai upaya peneliti yang sederhana saja tapi bisa terjangkau, ingin meningkatkan sumber daya menjadi kesehatan secara merata baik kuantitas menarik dan dinamis. seperti 11 kesehatan yang bermutu dan maupun kualitas, ingin menggerakkan dan jaminan persalinan di Kota Tanjungpinang, meningkatkan pendayaan masyarakat, dan sebagai berikut: ingin selalu mengoptimalkan kebijakan dan manajemen pembangunan Pembangunan kesehatan Kebijakan kesehatan. yang Jampersal pada pelayanan persalinan baik, hanya dalam bersifat penyaringan disalah gunakan, kurang tepat nasional, sehingga MDG’ 2015 dalam sasaran, pembangunan keperuntukan baik orang miskin dan kaya kesehatan di Indonesia karena tidak ada pembatasan memiliki visi untuk “masyarakat sehat yang dapat memakai mandiri dan berkeadilan nantinya”. pencapaian MDG’s baru menggaung satu tahun Berdasarkan UU Nomor 32 Tahun Jampersal. sekarang, Sehingga mulai Kebijakan disebabkan Tahun 2011. Jampersal dalam 2004 pasal 22 huruf “h” tentang pemerintah pelaksanaan di lapangan dan administrasi daerah mengikuti sistem yang sesuai petunjuk wajib mengembangkan jaminan sosial. Menurut PP Nomor 38 Tahun 2007 teknis. tentang pembagian urusan dan kewenangan Tanjungpinang dibidang kesehatan. Dimana urusan dibidang dilakukan oleh pelayanan kesehatan di kesehatan fasilitas adalah pemerintah Kebijakan Jampersal untuk kesehatan di Kota persalinan juga dan tidak terdapat Kabupaten/kota dapat menyelengggarakan Peraturan Walikota untuk Jampersal yang jaminan kesehatan sesuai kondisi setempat diterbit sejak Tahun 2011 maupun 2012. dan kewenangan Kabupaten/kota adalah Dinas Kesehatan begitu sangat pengelolaan/penyelenggaraan jaminan sibuk pemeliharaan kondisi layanan/operator kesehatan sesuai setempat. perannya, sebagai dalam penyedia mempersiapkan PPK primer sebagai provider, koordinasi Kebijakan Jampersal di Kota dengan organisasi profesi dan juga Tanjungpinang adalah Kebijakan Jampersal banyaknya persiapan internal yang sangat yang diimplementasikan ke daerah yang dibutuhkan diberbagai program kesehatan disesuaikan dengan kondisi dan kebijakan lainnya. lokal yang ada di daerah tersebut. Namun merepotkan berdasarkan hasil penelitian tidak terdapat waktu. Sehingga fungsi sebagai regulator kebijakan dalam sedikit lamban bahkan terlupakan untuk mengimplementasikan Jampersal di Kota Program Jaminan Persalinan itu yang sangat Tanjungpinang. Hal ini sangat tergantung diharapkan agar fungsi regulator Dinas pada penentu kebijakan di daerah seperti Kesehatan Bupati/Walikota terlupakan lokal dan Kepala Dinas Kesehatan. Berikut ini pelakasaan kebijakan Hal tersebut dan jangan yang sangat menghabiskan banyak sampai harus tetap dapat mengoptimalkan kembali pelayanannya bagi kebutuhan masyarakat. 1. lamban dan Kesimpulan 12 Dinas Kesehatan Tanjungpinang dengan Kota visi Kebijakan untuk biaya mandiri kendala/ pembangunan sebagai penggerak kesehatan di Jaminan Persalinan ini dilakukan untuk menghambat terwujudnya masyarakat yang sehat dan adalah Program Kota persalinan yang masalah sering pada menjadi kelompok masyarakat dengan tingkat ekonomi yang Tanjungpinang yang diharapkan mampu menengah membina, dan persalinan ini sesungguhnya merupakan kesehatan perluasan kepesertaan/ sasaran dan manfaat dalam pelayanan sesuai dengan tugas pokok jamkesmas kepada ibu hamil, bersalin, ibu dan fungsinya. dalam masa nifas dan pemasangan KB yang mengembangkan, melaksanakan pembangunan Secara umum, pencapaian program pembangunan kesehatan di kebawah/ Kota Oleh karena itu, perlunya peran dari seluruh dengan Kesehatan peningkatan, 2013 bahkan telah mengalami ada yang Jaminan belum mempunyai jaminan persalinan. Tanjungpinang pada Tahun 2012 sampai Tahun miskin. telah jajaran di Kota lingkungan Dinas Tanjungpinang, Bidan Praktek Mandiri (BPM), Ketua Ikatan Bidan mencapai target MDG’s, walaupun beberapa Indonesia program/ penurunan masyarakat yang ikut mendukung dan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. memanfaatkan jaminan dari pemerintah Seperti hal Pencapaian Program/ Kegiatan bahkan peran lintas sektor swasta dan Jaminan Persalinan di Kota Tanjungpinang, stakeholder guna terkait menyatukan gerak ini merupakan kontribusi positif dan kerja dan keras MDG’s, apalagi masih belum maksimal dan kegiatan dari Tanjungpinang Dinas ada Kesehatan bersama Kota Bidan Praktek Kota langkah masih Tanjungpinang dalam rendahnya kesehatan di Indonesia. Ikatan B. Bidan Indonesia (IBI) Kota pencapaian dalam Mandiri Kota Tanjungpinang serta Ketua serta target pembangunan Saran Tanjungpinang untuk melaksanakan dan Berdasarkan kesimpulan diatas, melayani dalam kebijakan Program Jaminan maka penulis dapat memberikan saran Persalinan di Kota Tanjungpinang. sebagai berikut: Kebijakan Program Jaminan a. Memberikan penekanan di Persalinan ini oleh pemerintah pusat yang Pemerintah Pusat dan Pemerintah diselengagarakan dengan maksud untuk Daerah untuk menepati ketentuan mempermudah akses ibu hamil dalam sesuai mendapatkan Jampersal pelayanan ANC dan juknis bahwa adalah ibu sasaran hamil, pertolongan persalinan yang higenis oleh bersalin, dan nifas bagi yang belum tenaga pertolongan kesehatan Bidan Praktek mempunyai jaminan. Pelayanan KB Mandiri yang sudah terlatih baik dalam pasca persalinan sebagai paket dan persalinan normal maupun dengan kesulitan. bagian 13 tak terpisahkan dari pelayanan Jampersal dengan manusia 1. dioptimalisasi kinerja kemampuan panjang dengan menerapkan inform petugas pelayanan kesehatan. 3. Pengetatan mekanisme pengawasan mendukung pelaksanaan Program dan sanksi yang diberikan agar Jampersal seluruh seperti BOK, penyedia pelayanan Jamkesmas, jamkesda, jamsostek, kesehatan (PPK) Jampersal tidak dll. menarik Penguatan peran dinas kesehatan penerima manfaat Jampersal serta seperti Tim Pengelola Jamkesmas/ Bidan Praktek Mandiri yang belum Jampersal di Dinas Kesehatan Kota mengikuti dalam Program peningkatan kemampuan biaya tambahan kerjasama dari untuk Jampersal untuk verifikasi dan pembayaran klaim mendukung lancarnya tujuan dan Jampersal sebagai berikut: pencapaian dari setiap program Sosialisasi yang merupakan kunci sehingga saat pembinaan dapat penting mencakup seluruh kegiatan. dalam keberhasilan, perlibatan lintas program, lintas sector dan masyarakat 4. dalam Perlu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam sosialisasi yang lebih di tingkatkan, melaksanakan peran bidan sebagai dan masalah penganggaran pun anggota perlu untuk di sosialisasikan agar meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang dalam melayani. bermutu agar derajat kesehatan 2. dapat didorong untuk penggunaan jangka consent. Sumber pembiayaan dalam b. sehingga 5. masyarakat untuk motivasi bidan Pemberdayaan masyarakat sangat semakin meningkat. penting Perlunya peningkatan kerjasama pelaksanaan kebijakan Jampersal. lintas Peningkatan program kesehatan dan untuk mendukung pemberdayaan bidang pelayanan serta kerjasama masyarakat dengan konseling, informasi pendidikan betujuan lintas instansi/dinas peningkatan sektoral dengan terkait serta kualitas/ melalui pemberian dan untuk kuantitas mengatasi hambatan pada non- sarana dan prasarana kesehatan, medis dan non-finansial seperti serta peningkatan sumber daya hambatan kultural dan infomasi. 14 DAFTAR PUSTAKA Analisys. A. Buku: Yogyakarta: Gava Media. Arifin, Anwar. 2006. Pencitraan Dalam Politik. Jakarta: Kansil, C.S.T dan Kansil, Christine, S.T. Pustaka 2008. Indonesia. Pemerintahan Indonesia (Edisi Revisi), Jakarta: Bumi Aksara. Agustino, Leo. 2006. Politik dan Kebijakan Publik. Bandung : Aldi Bandung– Kencana, Inu Syafiie. 2007. Pengantar Ilmu Pusat Pemerintahan Burhan. 2011. Penelitian (Edisi Revisi). Jakarta: Mandar Maju. KPEW Lemit UNPAD. Bungin, Sistem Kencana, Inu Syafiie dan Azheri. 2009. Metodologi Kualitatif. Sistem Jakarta: Politik Indonesia. Bandung: PT. Refika Aditama. Rajawali Pers. Kencana, Inu Syafiie. 2010. Ilmu Politik. Baron, Robert A Dan Donn Byrne. 2005. Jakarta: Rineka Cipta. Psikologi Sosial Jilid 2. Jakarta: Kencana, Erlangga. Inu Syafiie. Pemerintahan. 2011. Etika Jakarta : PT. Rineka Cipta. Budiharjo, Mariam. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Maleong, Lexy. 2001. Metodelogi Penelitian Pustaka Utama. Dunn, William N. 1999. Pengantar Analisis Kebijkan Publik. Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Nugroho. Riant D. 2003. Kebijakan Publik, Hasan, Erliana. 2005. Pemerintahan, Formulasi, Komunikasi Bandung: Evaluasi. PT. 1983. Ilmu Jakarta: Elek Media Pamudji, Supami. 1992. Kepemimpinan Pemerintahan. Pemerintahan Jakarta: Erlangga. Di Indonesia, Jakarta: PT. Bumi Aksara. Indiahono, Dwiyanto. Dan Komputindo. Rafika Aditama. Hoogerwert. Implementasi 2009. Kebijakan Publik Berbasis Dynamic Policy 15 Peter Salim dan Yeni Salim. 1991. Kamus Besar Bahasa Surya, Ningrat. Indonesia 1980. Mengenal Pmerintahan. Komtemporer. Jakarta. Modern Jakarta: Ilmu Aksara Baru. English Press. Subarsono. 2005. Analisis Kebijakan Publik Purwanto, Agus E dan Sulistyastuti, Ratih Konsep, D. 2012. Implementasi Kebijakan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Public (Konsep Dan Aplikasinya Di Indonesia). Jakarta: Subiyanto, Gava Ibnu. 2005. (Transparan, Media. Pemerintahan Demokrasi Akuntabel). Poerwadarminto, WJS. 1997. Kamus Besar dan Yogyakarta: Laksbang. Bahasa Indonesia, Jakarta: PN Sugiyono. Balai Pustaka. 2006. Metode Kuantitatif Pusat Pembinaan dan Bahasa. 1988. Pengembangan Kamus Penelitian dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Besar Soekamto, Soerjono. 1987. Sosiologi Suatu Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pengantar. Jakarta. Rajawali Pers. Pustaka. Susanto, Rasyid, Ryaas. 2001. Penjaga Hati Nurani Pemerintahan. Astrid S. 1983. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Jakarta: Jakarta. Bina Cipta. Watampoe. Taliziduhu Draha. 2003. Kybernologi (Ilmu Saeful, Asep. 2008. Komunikasi Politik Pemerintahan Indonesia. Bandung: PT. Remaja Baru). Jakarta: Bina Aksara. Ros Dakara. Taliziduhu Draha. 2011. Kybernologi (Ilmu Silalahi, Ulber. 2008. Metodologi Penelitian Pemerintahan Baru Edisi 1 dan Sosial. Refika Aditama. 2). Jakarta: Rineka Cipta. Soewargono, 1996. Jati Diri Ilmu Taliziduhu Draha. 2010. Metodologi Ilmu Pemerintahan. IIP Pres. Pemerintahan, Jakarta: Rineka Soekarno, SD. 1998. Pengertian Pokok Cipta. Untuk Memahami dan Analisa Tachjan, H. 2008. Implementasi Kebijakan Kebijakan Pemerintah. Surabaya: Publik. Bandung: Aipi. Airlangga. 16 Wahab, Solichin Abdul. 2004. Analisis Indiahono, 2009. Kebijakan Kebijaksanaan Dari Formulasi Publik Berbasis Dynamic Policy Ke Analisys. Implementasi Kebijakan Negara. Jakarta: Bumi Aksara. Pokok-Pokok Kesehatan. Media Press. B. Dokumen: Petunjuk Juknis Jaminan Persalinan Tahun 2012. Profil Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2012. Profil Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2012. Fitriani, 2013. Pengkuran Variabel Dalam Penelitian, Peran DPRD Provinsi dalam Konteks Good Governance Periode 2009-2014. Skripsi sarjana pada Fisip Umrah. Kent Buse, Nicholas Mays and Gill Walt, 2009. Making Healthy Policy Understanding Jurnal Public Kebijakan Health. Kesehatan. Diakses 10 Februari 2014 Pukul 11.00 Wib. C. Peraturan Perundang-Undangan Menteri Kesehatan Gava Undang-Undang No.23 Tahun 1992 tentang Teori Dan Proses. Yogyakarta: Kepri Yogyakarta: Media. Winarno, Budi. 2008. Kebijakan Publik Peraturan Dwiyanto. RI No.2562/Menkes/Per/XII/2012 Tentang Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan Tahun 2012. 17