bab v kesimpulan dan saran - Perpustakaan Universitas Mercu Buana

advertisement
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Pada kenyataannya perempuan janda terutama janda cerai memiliki ciri
yang hampir sama walaupun ada sedikit perbedaan. Janda cerai yang memiliki
pengaruh kuat dari significant others maupun affective others dalam hal ini orang
tua ikut mempengaruhi keputusan perceraian. Mereka merasa bahwa nilai-nilai
kepribadian yang selama ini ditanamkan oleh orang tua tidak sesuai lagi dengan
kondisi mereka saat itu. Mereka tetap berusaha memperbaiki hubungan dengan
memberikan kesempatan dan dukungan kepada pasangan dengan harapan dapat
mempertahankan nilai-nilai luhur perkawinan. Berbeda dengan perempuan janda
yang tidak memiliki significant others dan affective other dalam diri mereka
cenderung memutuskan perceraian dengan tergesa-gesa.
Ketiga informan penelitian ini menunjukan perbedaan konsep diri masingmasing janda sebelum dan sesudah perceraian. Bagi informan pertama yang tidak
memiliki role model atau significant others dalam keluarga memiliki konsep diri
yang rendah, hal ini karena mereka tidak memiliki contoh yang dapat dijadikan
panutan dalam dirinya. Setiap persoalan dihadapi sendiri bahkan seringkali tidak
ada solusi atas permasalahan tersebut sehingga bertumpuk-tumpuk dan
berakumulasi sampai dapat
mempengaruhi kepercayaan diri serta harga diri
mereka. Berbeda dengan informan kedua yang memiliki role model dan
significant others dalam keluarga, mereka memiliki konsep diri relatif lebih baik
120
dan stabil. Mereka mencontoh kehidupan keluarga (ayah dan ibu) sebagai sebuah
keluarga utuh yang bahagia dan membanggakan. Tidak berbeda ketika informan
mengalami masalah dalam rumah tangganya sendiri dan berusaha keras untuk
mempertahankan perkawinannya dengan memberikan kesempatan kepada suami
untuk berubah sikap dan perilaku sebagai seorang kepala keluarga. Sementara,
informan ketiga telah memiliki konsep diri yang stabil baik sebelum dan sesudah
perceraian karena pengalaman pahit perkawinannya yang mengkristalkan konsep
diri dan harga dirinya ke level yang tinggi. Meskipun tidak memiliki role model
dan significant others dalam keluarga namum terbentuknya konsep diri dari
pencapaian pendidikan yang memadai serta pola pergaulan dalam lingkungan
kerja dan lingkungan pergaulan teman-teman sebaya. Begitu pun dengan konsep
diri setelah perceraian terbentuk karena titik balik ke kehidupan terendah sebagai
seorang perempuan dan seorang ibu karena ditinggalkan oleh suami namun karena
keimanan yang dimiliki akhirnya konsep dirinya kembali ke level sebelumnya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa perempuan janda cerai memiliki konsep diri
yang rendah terutama setelah mengalami trauma perceraian karena mereka merasa
telah gagal menerapkan dan mempertahankan nilai luhur sebuah perkawinan.
Ditambah lagi dalam masyarakat label janda cenderung dihindari dan diberikan
image negatif hal ini yang semakin membuat konsep diri janda semakin rendah.
Namun ternyata konsep diri yang rendah ini setelah perceraian dapat berubah
menuju kearah positif karena mereka dapat melampiaskan diri bercerita dan
berkonsultasi dalam satu wadah yang mendukung dan membantu sesame
perempuan janda. Komunitas tersebut selain tempat recovery setelah perceraian
121
juga tempat aktualisasi diri mereka untuk membantu sesamanya yang merupakan
pribadi produk perceraian. Selain menjadi tempat penyaluran perasaan terhadap
sesama anggota juga sebagai tempat mencari solusi atas permasalahan anak,
hukum dan pergaulan.
Dari hasil penelitian tentang konsep diri dalam komunikasi antarpribadi
terlihat bahwa peran orang tua atau keluarga dalam perkembangan konsep diri
penting artinya bagi pertumbuhan kepribadian manusia. Penelitian ini menunjukan
hal yang orang tua sampaikan kepada anaknya lebih tertanam membentuk konsep
dirinya daripada informasi yang lain, dan pada gilirannya hal tersebut berkaitan
dengan bagaimana manusia menjalin hubungan komunikasi dengan orang lain.
Kesesuaian perceived self dengan presenting self dalam perkembangan konsep
diri menunjukkan bahwa memiliki kemampuan untuk mengembangkan jalinan
komunikasi
antarpribadi
mereka
dengan
orang
lain.
Sementara
itu,
ketidaksesuaian antara perceived self dengan presenting self menunjukkan bahwa
keinginan untuk mengembangkan hubungan komunikasi antarpribadi dengan
orang lain belum didukung adanya keinginan meningkatkan elemen diri yang
positif. Konsep diri yang terjadi kepada seluruh informan lebih kepada orang lain
dari dalam rumah yang memiliki ikatan emosional (affective others) dan juga
orang yang dekat didalam rumah (significant others) yang menyebabkan konsep
diri terbentuk.
122
5.2.
Saran
Saran-saran yang dapat diberikan penulis berkaitan dengan hasil penelitian adalah
sebagai berikut :
A. Akademis
1. Konsep diri harus selalu dipupuk dan dikembangkan karena konsep diri
senantiasa berubah dan berkembang seiring dengan waktu dan pengalaman
seseorang.
2. Konsep diri sangat penting sebagai usaha untuk memahami diri sendiri
sehingga mendapatkan gambaran diri yang mendekati dengan kenyataan yang
sebenarnya.
3. Mengetahui dan memahami konsep diri juga penting dalam mengefektifkan
komunikasi terutama komunikasi antarpribadi.
4. Significant others memiliki peran besar membentuk konsep diri seseorang
dalam membangun kepercayaan dan harga diri.
5. Konsep diri erat kaitannya secara fisisk, psikologis dan sosial sehingga
tercermin dalam penampilan fisik, sifat, karakter, watak seseorang serta peran
dan status sosialnya di masyarakat.
6. Dalam komunikasi antarpribadi, keterlibatan meliputi berbagai macam
perasaan dan emosi manusia sehingga membuat komunikasi antarpribadi
menjadi tidak mudah. Oleh karena itu, memahami diri pribadi merupakan
suatu hal yang mendasar dan menjadi pusat dari proses komunikasi.
123
B. Praktis
1. Konsep diri sangat penting untuk mengembangkan nilai-nilai positif diri dan
meminimalisasi nilai-nilai negatif dalam diri sehingga seseorang dapat
mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya.
2. Peranan keluarga terutama orang tua sangat mempengaruhi rasa kepercayaan
diri terutama dalam menjalin komunikasi dengan orang lain.
3. Lingkungan masyarakat sangat besar pengaruhnya dalam memberikan
dukungan untuk membangun kepercayaan diri sehingga perempuan janda
lebih percaya diri berada ditengah-tengah masyarakat.
4. Masyarakat harus dapat lebih peka terhadap permasalah yang dihadapi
perempuan janda karena merek merupakan golongan yang memiliki ciri khas,
yaitu sebagai tulang punggung keluarga dalam memenuhi kebutuhan ekonomi
keluarga juga sebagai agen pembentuk kepribadian anak-anak sehingga
mereka lebih merasa sensitif.
5. Semakin banyak penulis yang membahas permasalahan perempuan sehingga
dapat meningkatkan kesetaraan gender sehingga perempuan janda diakui
kedudukannya secara personal dan sosial.
6. Semakin banyak buku-buku yang membahas permasalahan perempuan
terutama
berkaitan
dengan
komunikasi
antarpribadi
sehingga
dapat
memperkaya koleksi buku-buku yang ada di perpustakaan Universitas Mercu
Buana Jakarta.
124
Download