PENERAPAN TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL UNTUK

advertisement
PENERAPAN TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL UNTUK
MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS
Nia Rozalia Risnawati1), Jenny I.S. Poerwanti2), Hadiyah3)
Guru SD Negeri 02 Malangjiwan Colomadu
e-mail: [email protected]
Abstract : The purpose of the research is to improve activity of social science learning by applying
greeting and problem delivering technique of fourth grade students of SD Negeri 01 Malangjiwan of
2012, Karanganyar. Target variable of the classroom action research is improvement of social science
activity learning, whereas action variable is a learning technique of greeting and problem delivering. The
classroom action research was conducted in two cycles. Each cycle consisted of 2 encounters with 4
stages namely: planning, implementation, action, observation, and reflection. Subject of the research was
fourth grade students of SD Negeri 01 Malangjiwan of 2012 consisting of 38 individuals. Data was
collected by using observation, questionnaire, and documentation. The data was analyzed by using Miles
and Herman’s interactive data analysis. Results of the research indicated that implementation of greeting
and problem delivery technique was able to improve activity of social science learning among fourth
grade students of SD Negeri 01 Malangjiwan.
Abstrak : Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas belajar IPS melalui penerapan
teknik berkirim salam dan soal pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Malangjiwan Kabupaten Karanganyar
Tahun Ajaran 2012. Variabel yang menjadi sasaran dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
peningkatan aktivitas belajar IPS, sedangkan variabel tindakan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik berkirim salam dan soal.Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2
siklus. Setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan yang terdiri dari 4 tahapan yaitu: perencanaan , pelaksanaan
tindakan, observasi, dan refleksi. Sebagai subyek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri 01
Malangjiwan yang berjumlah 38 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,
angket, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis data interaktif Miles
an Huberman. Hasil penelitian menunjukkan melalui penerapan teknik berkirim salam dan soal dapat
meningkatkan aktivitas belajar IPS pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Malangjiwan.
Kata Kunci : aktivitas belajar IPS, teknik berkirim salam dan soal
Berdasarkan UU No 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam hal peningkatan kurikulum,
pemerintah telah melakukan pembaruan.
Kurikulum 2004 Berbasis Kompetensi
(KBK),
yang
diperbarui
dengan
Kurikulum 2006 (KTSP), telah berlaku
selama 4 tahun dan semestinya
dilaksanakan secara utuh pada setiap
sekolah. Namun pada kenyataannya,
pelaksanaan pembelajaran di sekolah,
masih
kurang
memperhatikan
1)
Guru SD Negeri 02 Malangjiwan Colomadu
2, 3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS
ketercapaian kompetensi siswa. Hal ini
tampak pada RPP khususnya pada mata
pelajaran materi perkembangan teknologi
yang dibuat oleh guru dan dari cara guru
mengajar
di
kelas
masih
tetap
menggunakan cara lama, yaitu dominan
menggunakan metode ceramah saja. Guru
masih dominan dan siswa resisten (guru
masih menjadi pemain dan siswa
penonton, guru aktif dan siswa pasif).
Menurut
Sumaatmadja
(1980:11)
mengemukakan, bahwa secara mendasar
pengajaran IPS berkenaan dengan
kerhidupan manusia yang melibatkan
segala tingkah laku dan kebutuhannya.
IPS berkenaan dengan cara manusia
menggunakan usaha memenuhi kebutuhan
materialnya,
memenuhi
kebutuhan
budayanya,
kebutuhan
kejiwaannya,
pemanfaaatan sumber daya yang ada di
permukaan bumi, mengatur kesejahteraan
dan
pemerintahannya,
dan
lain
sebagainya.
Pembelajaran IPS khususnya di
sekolah dasar merupakan salah satu
pelajaran yang tidak disukai oleh siswa.
Mereka menganggap bahwa pembelajaran
IPS itu membosankan, karena di dalam
menyampaikan pembelajaran IPS guru
menggunakan satu metode saja yaitu
metode ceramah. Apabila di dalam
pembelajaran IPS khususnya materi
perkembangan
teknologi
dilakukan
dengan cara konvensioal atau guru hanya
menggunakan metode ceramah saja, hal
ini membuat aktivitas belajar siswa akan
rendah.
Pembelajaran
tidak
hanya
bertujuan untuk mencapai hasil belajar
sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Di
samping itu masih terdapat salah satu
aspek yang harus ditingkatkan oleh guru
yaitu aktivitas siswa dalam belajar IPS.
Yang sering terjadi dalam pembelajaran
adalah guru mengajar secara konvensional
dan aktivitas siswa hanya mendengarkan
sehingga siswa pasif. Siswa dalam
pembelajaran juga harus dilibatkan secara
aktif agar ranah afektif dan psikomotornya
juga meningkat seiring meningkatnya
ranah kognitif.
Pembelajaran IPS sangat penting
untuk diajarkan karena siswa yang belajar
di dalam sekolah tersebut berasal dari
lingkungan yang berbeda-beda. Tujuan
IPS menurut Nursid Sumaatmadja (2005 :
10), pembelajaran IPS bertujuan membina
anak didik menjadi warga Negara yang
baik, yang memiliki pengetahuan,
keterampilan dan kepedulian sosial yang
berguna bagi dirinya sendiri serta bagi
masyarakat dan Negara.
Salah satu aspek yang perlu
ditingkatkan dalam pembelajaran IPS
adalah aktivitas belajar siswa. Aktivitas
belajar banyak sekali macamnya, oleh
Paul B. Diedrich dalam Sardiman (2009)
aktivitas belajar diklasifikasikan ke dalam
delapan kelompok yaitu visual activities,
oral activities, listening aktivities, writing
activities, drawing activities, motor
activities, mental activities, dan emotional
activities.
Pada awal pembelajaran guru
masih menggunakan pembelajaran dalam
model
konvensional
dengan
mengandalkan metode ceramah dan alat
bantu utamanya adalah papan tulis.
Metode ceramah ini menitik beratkan
pada keaktifan guru dan siswa cenderung
pasif. Pembelajaran kurang interaktif,
sehingga aktivitas siswa pada saat
berlangsungnya
pembelajaran
masih
kurang. Hal ini dapat dilihat ketika siswa
diberi pertanyaan oleh guru tentang materi
perkembangan teknologi tidak bisa
menjawab karena pada waktu guru
menjelaskan
materi
perkembangan
teknologi siswa ramai sendiri, namun
ketika diberi kesempatan bertanya siswa
hanya diam saja dan tidak bertanya.
Untuk mengatasi permasalahan
tersebut, guru menggunakan teknik
berkirim salam dan soal. Teknik belajar
mengajar berkirim salam dan soal
memberi kesempatan kepada siswa untuk
melatih pengetahuan dan keterampilan
mereka dalam keterampilan bertanya,
berdiskusi, dan berbicara. Siswa membuat
pertanyaan sendiri sehingga akan merasa
lebih terdorong untuk belajar membuat
pertanyaan dan menjawab pertanyaan
yang dibuat oleh teman-teman sekelasnya.
Kegiatan berkirim salam dan soal cocok
untuk persiapan menjelang tes ujian.
Teknik ini bisa digunakan dalam semua
mata pelajaran dan untuk semua tingkatan
usia didik.
Dalam mata pelajaran IPS,
aktivitas belajar siswa yang sangat
diperlukan. Dengan adanya aktivitas
belajar yang tinggi siswa akan aktif
mengikuti pelajaran, mereka akan aktif
dalam membuat pertanyaan, berdiskusi,
dan akan aktif dalam berbicara.
METODE
Subjek penetian ini adalah siswa
kelas IV SD Negeri 01 Malangjiwan,
Kecamatan
Colomadu,
Kabupaten
Karanganyar tahun 2012. Kelas IV
berjumlah 38 siswa terdiri dari 20 siswa
perempuan dan 18 siswa laki-laki. Dari
subyek penelitian penelitian tersebut dapat
diketahui variabel penelitian.Variabel
penelitian adalah suatu atribut, nilai, atau
sifat dari orang, obyek atau kegiatan yang
mempunyai
variasi
tertentu
yang
diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2010: 38).Dalam penelitian ini terdapat
variabel x (peningkatan aktivitas belajar
IPS) dan variabel y (teknik berkirim salam
dan soal).Menurut Sugiyono variabel
bebas (x) adalah merupakan yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel
dependen (terikat). Sedangkan variabel
terikat (y) merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas (2010).
Bentuk penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) karena
data
yang
akan
diperoleh
atau
dikumpulkan berupa data yang langsung
tercatat dari kegiatan pembelajaran. Tiap
siklusnya terdiri dari empat tahap, yaitu
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan
refleksi. Informasi data ini digali dari
berbagai macam sumber data, yaitu
sumber data primer dan sumber data
sekunder. Teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan data pada penelitian ini
yaitu observasi, angket dan dokumentasi.
Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Pada
tahap
perencanaan,
peneliti
menyusun
rencana
pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dengan penerapan
teknik berkirim salam dan soal,
mempersiapkan
peralatan
yang
dibutuhkan untuk mengajar seperti buku
pelajaran, lembar kerja siswa(LKS),
menyiapkan
peralatan
dokumentasi,
lembar angket, dan lembar observasi.
HASIL
Berdasarkan hasil pengamatan
peneliti di kelas IV SDN 01 Malangjiwan
keterlibatan
siswa
dalam
proses
pembelajaran IPS masih dikatakan rendah,
terutama dalam hal membuktikan suatu
konsep yang dipelajari. Belajar pada
prinsipnya
adalah
berbuat.Belajar
memerlukan aktivitas baik aktivitas fisik
maupun aktivitas non fisik. Sehingga hal
ini menunjukkan bahwa aktivitas belajar
siswa kelas IV SDN 1 Malangjiwan masih
rendah.Distribusi frekuensi data nilai
aktivitas belajar IPS siswa pra tindakan
dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Data Nilai
Aktivitas Belajar IPS Siswa
Pra Tindakan
Persentase
No Interval Frekuensi
(%)
1,71 –
1.
10
26,31%
1,83
1,84 –
2.
13
34,21%
1,96
1,97 –
3.
12
31,57%
2,09
2,10 –
4.
1
2,63%
2,22
2,23 –
5.
2
5,26%
2,35
Jumlah
38
100%
Nilai rata-rata = 1,93
Siswa aktif = 0%
Siswa tidak aktif = 100%
Nilai tertinggi = 2,29
Nilai terendah = 1,71
Berdasarkan tabel 1, dapat
diketahui bahwa siswa yang mempunyai
nilai aktivitas diatas maupun sama dengan
3,0 dari jumlah siswa kelas IV berjumlah
0 atau dengan kata lain belum ada
aktivitas siswa yang mencapai 3,0. Dalam
penelitian ini, indikator ketercapaian yang
telah ditentukan peneliti adalah 75% dari
jumlah siswa atau 29 siswa mencapai nilai
3,0.
Hasil analisis data nilai aktivitas
belajar IPS pada pra tindakan diperoleh
nilai rata-rata secara klasikal mencapai
1,93. Sedangkan persentase siswa aktif
sebesar 0%. Adapun nilai tertinggi
mencapai 2,29 dan nilai terendah 1,71.
Dengan melihat nilai tertinggi hasil
analisis data para tindakan yang belum
mencapai
kriteria
keaktifan
yang
ditentukan peneliti, maka dapat dikatakan
bahwa aktivitas IPS pada pra tindakan
masih rendah. Setelah dilaksanakan
tindakan
pada
siklus
I
dengan
menggunakan teknik berkirim salam dan
soal
siswa
menunjukkan
adanya
peningkatan dibandingkan pra- tindakan.
Distribusi fkrekuensi data nilai aktivitas
belajar siswa siklus I dapat dilihat pada
tabel 2.
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Data Nilai
Aktivitas Belajar Siswa pada
Siklus I
Persentase
No Interval Frekuensi
(%)
2,20 –
1.
3
7,89 %
2,41
2,42 –
2.
14
36,84 %
2,63
2,64 –
3.
11
28,94 %
2,85
2,86 –
4.
3
7,89 %
3,07
3,08 –
5.
7
18,42 %
3,29
Jumlah
100%
Nilai rata-rata = 2,73
Siswa aktif = 26,31 %
Siswa tidak aktif = 73,68 %
Nilai tertinggi = 3,26
Nilai terendah = 2,20
Berdasarkan data pada tabel 2
pada siklus I menunjukkan 26,31% atau
10 siswa sudah mencapai kriteria
ketuntasan aktivitas belajar IPS yaitu
mencapai 3,0. Namun 28 siswa atau 73,68
% dari jumlah siswa belum mencapai
kriteria aktif
sehingga peneliti
melanjutkan pada siklus II.
Hasil analisis peneliti selama
melaksanakan siklus I, diketahui bahwa
masih banyak siswa yang belum
memahami apa yang harus dilakukan
ketika membuat pertanyaan dan menjawab
pertanyaan.. Berdasarkan data tersebut,
peneliti memberikan solusi permasalahan
yang dihadapi dengan cara guru
memberikan penjelasan yang lebih detail
agar siswa memahami apakah tujuan dari
kegiatan pembelajaran tersebut dan siswa
mampu
membuat
pertanyaan
dan
menjawan soal dengan benar. Penyebab
lain yang ditemukan peneliti adalah
kurangnya antusias siswa terhadap materi
yang digunakan sehingga menyebabkan
aktivitas
siswa
dalam
kegiatan
pembelajaran kurang.
Pada siklus II ada peningkatan
aktivitas belajar siswa daripada siklus I.
Distribusi frekuensi data nilai aktivitas
belajar siklus II dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Data Nilai
Aktivitas Belajar Siklus II
Persentase
No Interval Frekuensi
(%)
2,67 –
1.
4
7,89 %
2,83
2,84 –
2.
5
36,84 %
3,00
3,01 –
3.
16
28,94 %
3,17
3,18 –
4.
5
7,89 %
3,34
3,35 –
5.
8
18,42 %
3,51
Jumlah
100%
Nilai rata-rata = 3,11
Siswa aktif = 78,94 %
Siswa tidak aktif = 21,05 %
Nilai tertinggi = 3,43
Nilai terendah = 2,67
Berdasarkan tabel 3 dapat
dijelaskan bahwa ada 4 siswa pada
rentang 2,67-2,85 selanjutnya 16 siswa
pada 3,01-3,17 dan 8 siswa pada 3,353,51. Kemudian masing-masing terdapat 5
siswa pada rentang 2,84-3,00 dan 3,183,34. Nilai tertinggi mencapai 3,43 dan
nilai terendah adalah 2,67.
Hasil
analisis
data
yang
dilakukan oleh peneliti terhadap hasil
pelaksanaan
pembelajaran
dengan
penerapan teknik berkirim salam dan soal
pada siklus II, secara umum telah
menunjukkan
perubahan
terhadap
aktivitas belajar siswa, dimana penerapan
teknik berkirim salam dan soal dapat
meningkatkan aktivitas belajar dalam
pembelajaran IPS.
Berdasarkan hasil analisis data
hasil observasi dan angket aktivitas
belajar IPS pada siklus II diketahui bahwa
siswa yang aktif mencapai 78,94 % atau
30 siswa sedangkan siswa yang belum
aktif mencapai 21,05 % atau 8 siswa
dengan nilai rata-rata klasikal mencapai
3,11.
Dari ketentuan yang telah
ditetapkan oleh peneliti yang menetapkan
indikator ketercapaian mencapai 75% dari
jumlah siswa, serta melihat hasil yang
diperoleh pada data hasil observasi dan
angket aktivitas belajar IPS dan
dokumentasi siswa, maka pembelajaran
yang menerapkan teknik berkirim salam
dan soal yang dilaksanakan pada siklus II
sudah dikatakan berhasil, sehingga tidak
dilanjutkan ke siklus berikutnya.
Dari data yang diperoleh, terlihat
perkembangan nilai aktivitas belajar IPS
dari nilai tertinggi, nilai terendah, rata-rata
klasikal, dan presentase ketuntasan. Hal
ini dapat dilihat pada tabel 4 :
Tabel 4. Perbandingan Nilai Tertinggi,
Nilai Terendah, Rata-Rata
Klasikal, dan Presentase
Ketuntasan
N
Kriteria Pra
Siklus Siklus
o
Tindakan
I I II
1 Nilai
2,29
3,26 3,43
Tertinggi
2 Nilai
1,71
2,20 2,67
Terendah
3 Rata – rata
1,93
2,73 3,11
klasikal
4 Presentase
0%
26,3 78,9
Ketuntasan
1%
4%
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis nilai
rata-rata aktivitas belajar IPS pada siswa
kelas IV sebelum tindakan ada hal yang
perlu diketahui. Nilai rata-rata siswa
secara keseluruhan pada kondisi awal
adalah 1,93.
Pada pra tindakan berdasarkan
hasil analisis observasi dan angket pada
siswa, siswa yang aktif mencapai 0% atau
belum ada siswa yang keaktifannya
mencapai batas keaktifan yang ditentukan
oleh peneliti.Nilai tertinggi hanya
mencapai 2,29 dan nilai terendah selisih
0,58 dari nilai tertinggi yaitu 1,71. Pada
pertemuan I siklus I siswa yang aktif
mencapai 21,05 % sedangkan 78,94 %
siswa masih belum aktif. Selanjutnya pada
pertemuan II siklus I siswa yang aktif
mencapai 47,36 % dan 52,63 % siswa
belum aktif. Berdasarkan hasil analisis
data observasi pertemuan I dan II serta
hasil angket pada siswa diperoleh 10
siswa atau 26,31 % siswa sudah mencapai
indikator aktif. Sedangkan siswa yang
belum aktif masih ada 28 siswa atau 73,68
% siswa dengan nilai rata-rata klasikal
mencapai 2,73. Nilai tertinggi pada siklus
I yaitu 3,26 dan nilai terendahnya adalah
2,20.
Dari hasil observasi dan angket
dari setiap pertemuan dapat ditemukan
bahwa kegiatan siswa pada siklus I ini
antara lain: 1) Siswa mau bertanya tentang
materi yang belum jelas, 2) Siswa mampu
menjawab pertanyaan dari guru, 3) Siswa
mampu menerapkan konsep yang
dipelajari melalui penjelasan dari guru
yang selanjutnya digunakan untuk
membuat
soal,
4)
Siswa
dapat
menunjukkan kemampuan mereka dalam
mengumpulkan
fakta-fakta
melalui
jawaban yang mereka berikan serta
memperhatikan penjelasan dari guru. 5)
Siswa dapat mengamati dan mencatat halhal penting selama proses pembelajaran,
6) Siswa memahami materi maupun
konsep yang dipelajari melalui penjelasan
dari guru.
Pada pertemuan I siklus II siswa
yang aktif mencapai 76,31 % sedangkan
23,68 % siswa masih belum aktif.
Selanjutnya pada pertemuan II siklus II
siswa yang aktif mencapai 81,57 % dan
18,42 % siswa belum aktif. Berdasarkan
hasil analisis data observasi pertemuan I
dan II serta hasil angket pada siswa
diperoleh 30 siswa atau 78,94% siswa
sudah
mencapai
indikator
aktif.
Sedangkan siswa yang belum aktif masih
ada 8 siswa atau 21,05 % siswa dengan
nilai rata-rata klasikal mencapai 3,11.
Nilai tertinggi pada siklus II yaitu 3,43
dan nilai terendahnya adalah 2,67.
Hasil
analisis
data
yang
dilakukan oleh peneliti terhadap hasil
pelaksanaan
pembelajaran
dengan
penerapan metode eksperimen pada siklus
II, secara umum telah menunjukkan
perubahan terhadap aktivitas belajar
siswa, dimana penerapan teknik berkirim
salam dan soal dapatmeningkatkan
aktivitas belajar dalam pembelajaran IPS.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian
tindakan kelas yang dilaksanakan dalam
dua siklus, membuktikan bahwa hipotesis
yang
telah
dirumuskan
terbukti
kebenarannya. Dengan menerapkan teknik
berkirim salam dan soal dalam proses
pembelajaran
dapat
meningkatkan
aktivitas belajar IPS siswa kelas IV SD
Negeri 01 Malangjiwan tahun ajaran
2012. Sebelum menerapkan teknik
berkirim
salam
dan
soal
pada
pembelajaran IPS aktivitas belajar IPS
siswa masih rendah terutama dalam
membuktikan suatu konsep. Pada saat
kegiatan pembelajaran berlangsung, siswa
hanya menerima konsep sebanyakbanyaknya tanpa bisa membuktikan
sendiri konsep yang sedang mereka
pelajari
sehingga
mengakibatkan
pemahaman siswa mengenai konsep
tersebut hanya tersimpan beberapa saat
saja. Siswa dapat menghafal suatu konsep
tanpa mengetahui bagaimana proses
terjadinya konsep tersebut. Dengan
adanya permasalahan yang terjadi
tersebut, setelah penerapan teknik
berkirim salam dan soal dalam
pembelajaran IPS, aktivitas belajar IPS
siswa meningkat. Hal ini dibuktikan
dengan nilai rata-rata aktivitas belajar IPS
secara klasikal pada kondisi awal adalah
1,93 kemudian pada siklus I naik menjadi
2,73 selanjutnya pada siklus II nilai
aktivitas belajar IPS meningkat menjadi
3,11. Sedangkan jumlah siswa yang aktif
pada siklus I pertemuan I mencapai 21,05
%, siklus I pertemuan II mencapai 47,36
%. Pada siklus II pertemuan I mencapai
76,31 % dan 81,57 % pada pertemuan II
siklus II. Sehingga diperoleh rata-rata
siswa yang aktif pada siklus I mencapai
26,31 % atau 10 siswa dan pada siklus II
mencapai 78,94 % atau 30 siswa.
Dengan demikian penerapan
teknik berkirim salam dan soal dalam
proses pembelajaran dapat dilaksanakan
untuk meningkatkan aktivitas belajar IPS
siswa pada mata pelajaran IPS di kelas IV.
Sehingga hipotesis penelitian yang
berbunyi penerapan teknik bekirim salam
dan soal dapat meningkatkan aktivitas
belajar IPS pada siswa kelas IV SDN 01
Malangjiwan Kabupaten Karanganyar
tahun ajaran 2012 terbukti.
DAFTAR PUSTAKA
A. Dakir, dkk. 2002. Pendidikan IPS Di Sekolah Dasar. Surakarta: UNS
Afifudin dan Beni Ahmad Saebani. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung :
Pustaka Setia
Benny A.Pribadi. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : Dian Rakyat
European Communities. 2006. Classification of learning activities - Manual.
Luxembourg: Office for Official Publications of the European Communities
Nursid, Sumaatmadja, dkk. 2005. Konsep Dasar IPS. Jakarta: Universitas Terbuka
Sugiyanto. 2009. Model – Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia Sertifikasi
Guru Rayon 13 FKIP UNS
Download