III. KEADAAN UMUM LOKASI Penelitian dilakukan di wilayah Jawa Timur dan berdasarkan jenis datanya terbagi menjadi 2 yaitu: data habitat dan morfometri. Data karakteristik habitat diambil di Kabupaten Nganjuk, Bojonegoro, Probolingo dan Malang. Pengukuran morfometri dilakukan pada penangkap, agen/sub agen dan pengumpul daerah di Kabupaten Nganjuk, Bojonegoro, Probolinggo, Malang, Tuban, Sidoarjo, Gresik, Bondowoso dan Banyuwangi. 3.1. Provinsi Jawa Timur Provinsi Jawa Timur mempunyai luas daratan sebesar 47.130,15 km2 yang terbagi menjadi 38 kabupaten dan kota. Wilayah membentang antara 11100’11404’ Bujur Timur dan 7012’-8048’ Lintang Selatan. Provinsi Jawa Timur berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah di sebelah barat, Laut Jawa di sebelah utara, Provinsi Bali/Selat Bali di sebelah timur dan Samudra Indonesia di sebelah selatan. Ibukota Provinsi Jawa Timur adalah Surabaya (BPS Jatim 2009). Gambar 1 Peta Wilayah Provinsi Jawa Timur 16 Suhu udara pada tahun 2008 berkisar antara 20,0-36,6°C dengan suhu terendah terjadi pada bulan Juli dan Agustus, sedangkan suhu tertinggi terjadi pada bulan Oktober. Kelembaban udara antara 31-100% dengan tekanan udara tertinggi sebesar 1.011,9 milibar terjadi pada bulan September. Rata-rata penyinaran sinar matahari terlama terjadi pada bulan Juli dan September, sedangkan terendah terjadi pada bulan Desember. Bulan Nopember sampai Mei merupakan musim penghujan dan musim kemarau terjadi pada bulan Juni sampai Oktober (BPS Jatim 2009). Penggunaan lahan di Jawa Timur terbagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu sawah dan non sawah, non sawah meliputi pekarangan/bangunan dan halaman, tegal, kebun, ladang dan huma, pengembalaan/padang rumput, tambak, kolam/ tebat/empang. Lahan sawah di Jawa Timur seluas 1.153.209 ha pada tahun 2007 dan tahun 2008 mengalami penyusutan, sehingga menjadi seluas 1.172.494 ha. Luas sawah berpengairan pada tahun 2007 seluas 680.743 ha dan pada tahun 2008 seluas 686.265 ha. Penggunaan lahan untuk tegal/kebun pada tahun 2007 sebesar 1.167.998 ha dan 1.118.717 ha pada tahun 2008, sedangkan pengembalaan/ padang rumput sebesar 2.390 ha pada tahun 2007 dan seluas 2.273 pada tahun 2008. Luas kawasan hutan yang dikelola oleh Perum Perhutani Unit II Jawa Timur seluas 1.130.571,11 ha yang terbagi atas hutan produksi seluas 815.851,21 ha dan hutan lindung seluas 314.719,90 ha (BPS Jatim 2009). Jumlah penduduk Provinsi Jawa Timur tahun 2010 mencapai 40.054.049 jiwa yang terdiri dari 19.761.566 jiwa laki-laki (49,34%) dan 20.292.483 jiwa perempuan (50,66%). Mata pencaharian tertinggi berada pada sektor pertanian sebanyak 8.412.762 jiwa dan kedua berada pada sektor perdagangan yaitu sebanyak 3.103.659 jiwa (http/jatimprov.go.id). 3.2. Kabupaten Nganjuk Kabupaten Nganjuk mempunyai luas 122.433,1 ha yang membentang pada koordinat 111⁰5’-111⁰13’ Bujur Timur dan 7⁰20’-7⁰50’ Lintang Selatan yang terbagi dalam 20 kecamatan dan 284 desa. Wilayah Kabupaten Nganjuk sebagian besar (16 kecamatan) berada pada ketinggian antara 46-95 m dpl dan sebanyak 4 kecamatan berada pada ketinggian antara 150-750 m dpl. Berdasarkan jenis tanah, 17 wilayah Kabupaten Nganjuk terbagi menjadi 3 bagian, yaitu tanah sawah (35%), tanah kering (27%) dan tanah hutan (38%). Struktur dan jenis tanah termasuk produktif untuk berbagai jenis tanaman yang ditunjang dengan penyediaan air dari Kali Widas yang mengairi daerah seluas 430,150 km2 (BPS Nganjuk 2010). Curah hujan tertinggi pada tahun 2009 terjadi pada bulan Pebruari (641 mm) dan terendah pada bulan Juli (3 mm), sedangkan pada bulan Agustus dan September tidak terjadi hujan sama sekali. Berdasarkan sensus penduduk nasional tahun 2009 jumlah penduduk di Kabupaten Nganjuk sebanyak 1.002.530 jiwa yang terdiri dari 496.351 jiwa laki-laki dan 506.179 jiwa perempuan (BPS Nganjuk 2010). 3.3. Kabupaten Bojonegoro Kabupaten Bojonegoro berada pada 111⁰25’-112⁰09’ Lintang Selatan dan 6⁰59’-7⁰37’ mencapai luas 2.307,06 km2 yang terdiri dari 27 kecamatan. Topografi pada daerah aliran Sungai Bengawan Solo merupakan dataran rendah dan cukup subur untuk lahan pertanian dengan tanaman padi pada musim penghujan dan tembakau pada musim kemarau. Bagian selatan merupakan dataran tinggi pegunungan kapur yang berada pada Gunung Pandan, Kramat dan Gajah yang merupakan kawasan hutan (BPS Bojonegoro 2011). Kawasan hutan merupakan penggunaan lahan paling luas yaitu seluas 926,28 km2 (40,15%) dan merupakan hutan produksi yang dikelola oleh Perum Perhutani dengan tanaman utama jati (Tectona grandis). Sawah yang berada di sepanjang daerah Sungai Bengawan Solo seluas 751,64 km2 (32,58%) dan seluas 517,24 km2 (22,42%) diantaranya merupakan tanah kering. Penggunaan lahan untuk perkebunan hanya seluas 6 km2 (0,26%) dan sisanya merupakan pemukiman, tambak dan sebagainya. Penduduk Kabupaten Bojonegoro berjumlah 1.209.073 jiwa yang terbagi atas 598.365 jiwa laki-laki dan 611.608 jiwa perempuan. (BPS Bojonegoro 2011). Rata-rata curah hujan pada tahun 2010 sebesar 221 mm dengan curah hujan tertinggi terjadi di Kecamatan Sumberrejo dan terendah terjadi di Kecamatan Kalitidu. Rata-rata hari hujan sebanyak 134 hari dengan hari hujan tertinggi 18 terjadi di Kecamatan Kapas (173 hari) dan terendah di Kecamatan Dander (100 hari). 3.4. Kabupaten Probolinggo Kabupaten Probolinggo mempunyai luas 169.616,65 ha (1.696,17 km2) yang berada pada koordinat 112⁰50’-113⁰30’ Bujur Timur dan 7⁰40’-8⁰10’ Lintang Selatan yang terbagi menjadi 24 kecamatan dan mencakup 325 desa dan 5 kelurahan. Ketinggian wilayah antara 0-2.500 m dpl dengan bagian utara mempunyai topografi yang relatif datar karena berada di pesisir utara sampai ke bagian tengah kaki Gunung Semeru yang mempunyai ketinggian 0-100 m dpl. Lereng Gunung Semeru dan Pegunungan Tengger yang membentang sebelah barat dan bagian utara Gunung Lamongan mempunyai ketinggian antara 1001.000 m dpl, sedangkan Pegunungan Tengger dan Argopuro mempunyai ketinggian antara 1.000-2.500 m dpl (www.probolinggo.go.id). Lahan budidaya pertanian terbagi menjadi 2 yaitu persawahan seluas 373,13 km (21,99%) dan tegalan seluas 513,80 km2 (30,28%). Lahan budidaya non 2 pertanian meliputi perkebunan seluas 32,81 km2 (1,93%), hutan termasuk kawasan konservasi seluas 426,46 km2 (25%) dan tambak/kolam seluas 13,99 km2 (0,82%). Lahan untuk pemukiman mencapai 147,74 km2 (8,71%) dan lainnya termasuk Pulau Gili Ketapang seluas 188,30 km2 (11,13%). Lahan pertanian pada pesisir utara ditanami padi dan palawija, sedangkan pada dataran tinggi bagian tengah ditanami dengan sayuran (kentang, kol, wortel dan sebagainya) (www.probolinggo.go.id) Jumlah penduduk tahun 2008 di Kabupaten Probolinggo sebesar 1.082.036 jiwa yang terdiri dari 523.652 jiwa laki-laki dan 568.384 jiwa perempuan. Mata pencaharian utama penduduk adalah sebagai petani (46,2%) dan buruh tani 37,0%) baik pada sektor pertanian sawah dan tegalan (www.probolinggo.go.id). 3.5. Kabupaten Malang Wilayah Kabupaten Malang berada pada 112⁰17’10,90”-122⁰57’00,00 Bujur Timur dan 7⁰44’55,11’-8⁰26’35,45’’ Lintang Selatan yang mencapai luas 19 353.486 ha yang terbagi menjadi 33 kecamatan dan mencakup 12 kelurahan dan 378 desa. Ketinggian wilayah Kabupaten antara 0-3.600 m dpl dengan topografi berbukit (pegunungan) yang terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu: bagian selatan merupakan perbukitan kapur (kendeng) yang mempunyai ketinggian antara 0-650 m dpl, pada lereng Tengger-Semeru bagian timur yang membujur utara ke selatan mempunyai ketinggian antara 500-3.600 m dpl dan bagian barat lereng Arjuno-Kawi mempunyai ketinggian 500-3.300 m dpl. Wilayah mempunyai topografi ringan hingga sedang seluas 186.593 ha (52,79%) dan berat sampai berat sekali sebesar 166.893 ha (47,21%) (Bappeda Kab. Malang 2009). Penggunaan lahan di Kabupaten Malang meliputi pemukiman seluas 6.726 ha (1,90%), sawah seluas 49.522 ha (14,01%.), kebun seluas 99.764 (28,22%) dan perkebunan 19.578 ha (5,54%). Hutan terbagi atas hutan negara dan hutan rakyat yang masing-masing seluas 61.945 ha (17,52%) dan 8.196 ha (2,32%). Lahan pertanian (sawah) menggunakan saluran irigasi teknis, semi teknis dan sederhana dengan tanaman padi, palawija dan sayur-sayuran. Hutan rakyat dan hutan negara mempunyai komoditi kayu yang hampir sama, yaitu jati, pinus, sengon, sono keeling dan lain-lain, kecuali pada kawasan hutan konservasi yang didominasi kayu rimba (Bappeda Kab. Malang 2009). Berdasarkan sensus penduduk nasional tahun 2009 jumlah penduduk Kabupaten Malang sebanyak 2.425.248 jiwa yang terbagi atas 1.217.314 jiwa (50,19%) laki-laki dan 1.207.934 jiwa (49,81%) perempuan. Kepadatan penduduk tertinggi berada di Kecamatan Singosari yang mencapai 154.354 jiwa dan kepadatan terendah pada Kecamatan Kasembon dengan jumlah penduduk sebesar 31.3678 jiwa. Suhu udara di Kabupaten Malang pada tahun 2009 rata-rata rendah yaitu antara 22,1-26,8⁰C dengan kelembaban antara 69-87%. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Oktober mencapai 727 mm, sedangkan terendah pada bulan September yang hanya mencapai 4 mm (Bappeda Kab. Malang 2009).