bab i pendahuluan - Universitas Dian Nuswantoro

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kota Demak merupakan salah satu wilayah yang berada di Jawa
Tengah yang berdekatan dengan kota provinsi jawa tengah yaitu Semarang
dari sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Jepara dan Laut Jawa,
sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Kudus dan Kebupaten Grobogan,
sebelah selatan berbatasan dengan dengan Kabupaten Grobogan dan
Kabupaten Semarang, dan sebelah barat berbatasan dengan Kota Semarang.
Demak juga merupakan ibukota sekaligus pusat pemerintahan dan penyebar
agama islam yang dipelopori oleh para Wali Songo dan Raden Patah sebagai
pendiri kesultanan atau Kerajaan Islam pertama kali di Pulau Jawa, Masjid
Agung sebagai lambang kekuasaan Islam dan disanalah para Wali Songo
berdiskusi bertukar pikiran membahas ajaran Islam yang akan disebar luaskan
di Pulau Jawa.
Secara historis Masjid Agung Demak merupakan simbol utama Kota
Demak yang memiliki informasi penting perjalanan Islam di Demak. Pada
awalnya, Masjid Agung Demak menjadi pusat kegiatan islam pertama di
Jawa. Bangunan masjid tersebut dijadikan tempat perkumpulan wali songo
sebagai tempat pengajian akbar, hingga masyarakat sukarela dituntun
mengucapkan kalimat syahadat. Disinilah para wali songo mengadakan
perluasan menyebaran ajaran islam di seluruh Pulau Jawa. Masjid Agung
Demak memiliki museum yang terletak di dalam kompleks Masjid Agung
Demak dalam lingkungan alun-alun kota Demak, Museum ini menyimpan
berbagai barang peninggalan Masjid Agung Demak, Menariknya bukan
barang biasa yang disimpan di museum tersebut tetapi ada puluhan koleksi
benda-benda bersejarah dari masa Kerajaan Majapahit hingga Kesultanan
Demak, mulai dari saka tatal yang sebelumnya digunakan untuk menyangga
2
atap bangunan Masjid Agung Demak Tahun 1980-an dan sekarang saka tatal
yang asli disimpan, dan benda bersejarah lain adalah pintu bledeg yang dibuat
Ki Ageng Selo, Gentong Putri Campa, Kayu Tiang Tatal yang dibuat oleh
Sunan Kalijaga, Ada pula Kap lampu peninggalan Paku Buwono ke-1 pada
1710 Masehi, kemudian kentongan wali abad XV, bedug wali abad XV, dan
daun pintu serambi Masjid Demak 1804 masehi yang merupakan peninggalan
zaman Majapahit, pada dasarnya sebagian besar koleksi yang ada didalam
museum adalah bangunan-bangunan Masjid Agung Demak tempo dulu yang
di buat oleh wali songo. Aterfak-aterfak yang ada dimuseum merupakan
bagian dari masjid agung demak yang memiliki ilmu sejarah yang menarik
untuk dipelajari.
Museum Masjid Agung Demak menyimpan berbagai koleksi barang
peninggalan yang memiliki nilai agung, tetapi masih banyak masyarakat yang
belum mengetahuinya. Kebanyakan pengunjung yang datang ke-Masjid
Agung Demak mayoritas orang tua. Terutama kepada orang tua yang hanya
mengunjungi Masjid Agung Demak dan ziarah ke-makam Raden Fatah
Demak, alangkah baiknya jika dari pihak orang tua mengajak anak-anaknya
untuk mengunjungi museum, karena di dalam museum mereka dapat
mengajarkan kepada anak-anaknya untuk mengenal perjalanan Masjid Agung
Demak melalui museum Masjid Agung Demak yang menyimpan barang
bersejarah tentang Masjid Agung Demak. Dari data pengunjung yang ada
mulai dari 2013-2014 terdapat 200-300 pengunjung per bulan yang datang ke
museum itu hanya beberapa persen dari pengunjung yang ber-ziarah ke
makam Raden Fatah Demak, total pengunjung yang setiap bulannya mencapai
900 orang hanya lima persen yang menyempatkan diri untuk mengunjungi
museum Masjid Agung Demak (Bpk Fatah Pengurus Museum masjid Agung
Demak). Untuk meningkatkan pengunjung atau mendekatkan masyarakat
Demak khususnya pelajar agar kembali mengenal Museum Masjid Agung
Demak, sangat membantu jika diciptakannya media sosialisasi yang mampu
membujuk masyarakat Demak khususnya pelajar agar minat dan keinginannya
untuk berkunjung ke-museum
bertambah. Pada
dasarnya
sosialisasi
3
merupakan salah satu proses bagaimana individu mempelajari cara-cara
hidup, norma, dan nilai sosial yang terdapat dalam kelompok agar dapat
berkembang menjadi pribadi yang dapat diterima oleh kelompoknya.
Berdasarkan pemikiran diatas, maka penulis bermaksud untuk
menciptakan sebuah karya berupa media sosialisasi dengan tema mengajak
masyarakat Demak khususnya pelajar untuk mengunjungi museum sekaligus
belajar tentang sejarah Masjid Agung Demak melalui museum Masjid Agung
Demak yang telah menyimpan berbagai barang peninggalan dan memiliki
nilai sejarah yang tinggi. Anak-anak pelajar dipilih sebagai target audience
primer dalam perancangan ini dikarenakan usia anak-anak yang sedang
mengalami masa pertumbuhan dan masih memiliki daya ingat yang kuat, akan
lebih mudah untuk menanamkan ilmu sejarah tentang peninggalanpeninggalan Masjid Agung Demak.
1.2 Rumusan Masalah
Perancangan Media Sosialisasi Museum Masjid Agung Demak ini akan
menggali persoalan perancangan sarana komunikasi visual agar Museum
Masjid Agung Demak dapat dikenal masyarakat Demak.
1.3 Tujuan
Menciptakan sarana komunikasi visual yang mampu menarik
perhatian masyarakat Demak khususnya pelajar untuk meningkatkan minat
mengunjungi museum sekaligus belajar ilmu sejarah yang ada di museum.
4
1.4
Batasan Masalah
Perancangan media sosialisasi museum Masjid Agung Demak ini hanya
berpusat pada ajakan atau mengajak masyarakat Demak untuk mengenal
Museum Masjid Agung Demak, khususnya pelajar.
1.5 Manfaat
Membantu memperkenalkan peninggalan bersejarah yang ada di
museum Masjid Agung Demak kepada masyarakat sebagai sarana
pembelajaran sejarah Masjid Agung Demak.
1.5.1
Manfaat bagi museum
a. Membantu memperkenalkan museum kepada masyarakat kususnya
pelajar.
b. Meningkatkan minat pelajar untuk belajar sejarah peninggalan yang
ada di Museum Masjid Agung Demak.
c. Meningkatkan jumlah pengunjung Museum Masjid Agung Demak.
1.5.2
Manfaat bagi penulis
a. Dapat membantu meningkatkan pembelajaran ilmu sejarah.
b. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis.
1.5.3
Manfaat bagi akademik
a. Sebagai refrensi untuk membantu pembelajaran, meningkatkan
pengetahuan ilmu sejarah kebudayaan islam di Demak.
5
1.6 Metode Penelitian
1.6.1 Metode Pengolahan Data
Dalam perancangan ini penulis menggunakan pendekatan
kualitatif, karena pendekatan kualitatif yang akan mengeksplorasi
permasalahan melalui pengambilan data dari beragam sumber yang
telah ditentukan. Pendekatan kualitatif dapat dihasilkan melalui
wawancara, observasi maupun survey lapangan secara langsung.
Karena pendekatan kualitatif merupakan penelitian berdasarkan pada
metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial. Dengan itu
pendekatan kualitatif akan menghasilkan suatu gambaran permasalahan
dari pandangan responden, dan penelitian ini akan menghasilkan data
deskriptif permasalahan yang diangkat.
1.6.2 Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam perancangan
ini cara pengumpulan data menggunakan metode kualitatif.
a.
Observasi
Pada penelitian ini penulis melakukan observasi secara
langsung di lokasi Museum Masjid Agung Demak. Dengan tujuan
menggali sumber data berupa peristiwa-peristiwa, tempat maupun
lokasi yang akan menghasilkan data, data tersebut berupa data
primer.
b.
Wawancara
Pengumpulan data secara langsung melalui tanya jawab
kepada pihak-pihak yang terkait. Pada penelitian ini penulis
melakukan wawancara kepadapelajar yang mengunjungi maupun
yang belum pernah mengunjungi Museum Masjid Agung Demak,
serta wawancara kepada pegawai atau pengurus museum guna
mendapatkan informasi mengenai permasalahan yang terkait.
6
c.
Studi Pustaka
Pengumpulan data melalui refrensi jurnal-jurnal, buku-buku
yang mampu membantu memecahkan masalah dalam perancangan
media sosialisasi museum masjid agung demak.
1.6.2.1 Bentuk Data
Dari metode pengumpulan data yang digunakan akan diperoleh
bentuk data sebagai berikut :
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh melalui
wawancara di lapangan terhadap pelajar yang mengunjungi
maupun yang belum pernah mengunjungi Museum Masjid
Agung Demak, serta wawancara kepada pegawai atau
pengurus museum guna mendapatkan informasi mengenai
permasalahan yang terkait.
b. Data Sekunder
Data-data yang diperoleh dari jurnal, daftar pustaka, bukubuku yan terkaid dengan penelitian tentang museum,
ajakan untuk berkunjung kemuseum dan teori-teori lain
yang berkaitan dengan permasalahan yang di kaji.
1.6.3 Metode Analisa Data
Dalam perancangan ini analisa data yang digunakan adalah
analisa Framing. Analisis framing merupakan salah satu alternatif
model analisis yang dapat mengungkap fakta yang ada dilapangan
seperti kondisi yang sekarang di alalami museum Masjid Agung Demak
contohnya kurangnya minat masyarakat untuk mengunjungi museum.
Model analisa ini juga dipakai untuk mengetahui bagaimana realitas
dikemas oleh media. Dengan demikian realitas dapat dipahami dan
dimaknai, elemen-elemen tersebut bukan hanya bagian dari teknis
7
jurnalistik, melainkan menandakan bagaimana peristiwa dimaknai dan
ditampilkan.
1.6.4 Sistematika Perancangan
Untuk
mengetahui
gambaran
umum
tentang
pengantar
penelitian ini, maka diperlukan sistematika yang akan dipaparkan
sebagai berikut :
BAB 1 : Pendahuluan menjelaskan tentang latar belakang masalah
yang menyangkut hal-hal atau dasar-dasar yang diterapkan
pada ide atau gagasan yang nantinya menjadi acuan dalam
pembuatan desain, pengertian judul, masalah yang ada,
serta rumusan masalah, batasan masalah atau metode
penelitian yang digunakan untuk mengolah data yang
menghasilkan analisis.
BAB 2 : Identifikasi dan Analisis Data menjelaskan tentang
tinjauan akan berbagai data yang akan diperoleh sebagai
bahan masukan bagi perancangan, analisis dari olahan data
yang diperoleh.
BAB 3 : Konsep Perancangan adalah dimana penulis menciptakan
ide dan konsep atau proses planning dari perancangan Iklan
Layanan Masyarakat yang akan dibuat.
BAB 4: Desain Dan Pengembangan didalam Bab 4 ini menjelaskan
model-model
visual
yang
akan
digunakan
dalam
perancangan media yang telah dirancang, beserta dengan
sketsa dan visualisasi media pendukung lainya.
BAB 5 : Penutup
Berisi kesimpulan dan saran dari proses perancangan yang
telah dibuat.
Daftar Pustaka
Lampiran.
8
1.7 Tinjaun Teori
Rencana acuan teori atau pengetahuan umum yang digunakan berkaitan
dengan permasalahan pokok yang diteliti. Dari semua teori yang digunakan
akan diaplikasikan dalam pembuatan karya dari perancangan ini.
1.7.1 Teori Museum
Museum adalah bangunan yang menyimpan, mengumpulkan,
merawat,
dan
menyajikan
serta
melestarikan
warisan
budaya
masyarakat untuk belajar, penelitian dan kesenangan atau hiburan. (
Akbar, 2010 )
Para ahli permuseuman menjelaskan berbagai pengertian tentang
museum.(Sutaarga, 1989) :
1. Advanced Dictionary
“Museum
adalah
sebuah
gedung
dimana
didalamnya
dipamerkan benda-benda yang menggambarkan tentang seni,
sejarah, ilmu pengetahuan, dan sebagainya”.
Dari teori museum diatas memiliki fungsi :
1.
Pengumpulan dan pengamanan warisan alam budaya
2.
Dokumentasi dan penelitian ilmiah
3.
Pengenalan kebudayaan antar daerah dan bangsa
4.
Visualisai warisan alam budaya
5.
Pengenalan dan penghayatan kesenian
Salah satu tugas museum yang dipaparkan oleh Drs. Moch.
Amir Sutaarga sebagai berikut: (Sutaarga, 1989).
Sebagai sarana pendidikan dan rekreasi
a. Pendidikan
Kegiatan disini lebih ditekankan pada pengenalan bendabenda materi koleksi yang dipamerkan:
9
1. Pendidikan Formal
Berupa
seminar-seminar,
diskusi,
ceramah,
dan
sebagainya.
2. Pendidikan Non Formal
Berupa kegiatan pameran, pemutaran film, slide, dan
sebagainya.
b. Rekreasi
Sifat pameran mengandung arti untuk dinikmati dan
dihayati, yang mana merupakan kegiatan rekreasi yang segar,
tidak diperlukan konsentrasi yang akan menimbulkan
keletihan dan kebosanan.
Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Teori
Museum
dapat membantu dalam
perancangan media
sosialisasi museum mulai dari karakteristik museum hingga
fungsi dan tugas-tugas museum.
1.7.2 Teori Kebudayaan
Kebudayaan adalah segala daya dan aktifitas manusia yang
dilakukan masyarakat secara turun temurun.
Menurut Koentjaraningrat (2002:9) kebudayaan adalah keseluruhan
gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar,
beserta keseluruhan hasil budi dan karyanya. Hasil dari kebudayaan
adalah : nilai, norma, adat istiadat, sastra lisan dan tulisan.
Dalam setiap kebudayaan, simbol-simbol yang ada cenderung
dimengerti oleh para warganya berdasarkan atas konsep-konsep yang
mempunyai arti tetap dalam jangka waktu tertentu. Jika serangkaian
simbol-simbol itu sebagai bahasa, maka pengetahuan ini adalah tata
bahasanya. Dalam antropologi budaya, pengetahuan ini dinamakan
kode kebudayaan
10
Dalam teori ini dapat di simpulkan bahwa teori kebudayaan
dapat membantu dalam perancangan untuk menentukan kebenaran
budaya Demak, karena Kota Demak memiliki nilai kebudayaan
yang tinggi.
1.7.3 Teori Sosialisasi
Sosialisasi atau proses sosialisasi (Soedjono, 1985:113-117)
ialah individu atau pribadi perseorangan yang menyesuaikan diri
terhadap tuntutan kelompok pergaulannya atau sering disebut
dengan proses penyesuaian diri ke dalam kehidupan sosial. Proses
penyesuaian diri merupakan reaksi terhadap tuntutan-tuntutan
terhadap dirinya. Tuntutan tersebut dapat digolongkan menjadi
tuntutan internal dan tuntutan eksternal. Tuntutan internal adalah
tuntutan yang berupa dorongan atau kebutuhan yang timbul dari
dalam diri seseorang baik yang bersifat fisik maupun sosial
misalnya kebutuhan makan, minum, persahabatan, kecintaan, dan
sebagainya. Tuntutan eksternal adalah tuntutan yang berasal dari
luar diri individu, baik bersifat fisik maupun sosial misalnya :
keadaan iklim, lingkungan alam, individu lain, dan masyarakat.
Abdullah (2006:37) mendefinisikan sosialisasi secara
umum yaitu sebuah proses seumur hidup dimana seseorang
individu mempelajari individu-individu mempelajari kebiasaankebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan normanorma sosial yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima
oleh masyarakatnya.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses sosialisasi
ialah perbedaan perorangan (meliputi perbedaan dalam ciri fisik,
cirri fisiologik, ciri mental dan emosional, ciri-ciri personal dan
sosial),
lingkungan
mempengaruhi
(kondisi-kondisi
proses
sosialisasi).
sekitar
individu
yang
Dalam
upaya
untuk
11
mensosialisasikan suatu konsep pelayanan perusahaan, maka
komunikasi sangat mutlak diperlukan.
Teori Sosialisasi merupakan teori yang dapat menjadi patokan atau
pedoman dalam perancangnan media sosialisasi Museum Masjid
Agung Demak. Dengan teori ini sosialisasi dapat sesuai dengan
sasaran atau target audience.
1.7.4
Pengertian Iklan Layanan Masyarakat
Iklan Layanan Masyarakat adalah iklan yang digunakan
untuk menyampaikan informasi, yang mendidik kalayak dimana
tujuan akhir bukan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi,
melainkan keuntungan sosial. Keuntungan sosial yang dimaksud
adalah munculnya penambahan pengetahuan, kesadaran sikap dan
perubahan perilaku masyarakat terhadap masalah yang di iklankan,
serta mendapatkan cerita yang baik masyarakat. Secara normative,
bertambahnya pengetahuan, dimilikinya kesadaran sikap dan
perubahan perilaku masyarakat sangat penting bagi kualitas
kehidupan masyarakat itu sendiri. Sebab masyarakat akan
terbangun dan digiring ke-arah situasi keadaan yang baik.
Umumnya, materi pesan yang di sampaikan dalam iklan jenis ini
berupa informasi-informasi publik untuk mengubah khalayak
melakukan sesuatu kebaikan yang bersifat normatif (Widyatama
2007:104-105)
Syarat-syarat iklan layanan masyarakat menggunakan pilihan kata
yang tepat, menarik, sopan, dan logis. Menggunakan majas yang
digunakan untuk memikat dan disusun secara singkat, menonjolkan
bagian-bagian yang dipentingkan diantaranya: Objektif, jujur,
singkat, jelas dan menarik perhatian banyak orang.
Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Iklan Layanan
Masyarakat adalah jenis iklan yang bersifat non profit yang
bertujuan
memberikan
informasi
serta
pendidikan
kepada
12
masyarakat dengan pelayanan mengajak masyarakat untuk
berpartisipasi serta berfikir positif terhadap iklan yang disampaikan
1.7.4.1 Periklanan
Istilah periklanan di indonesia sering disebut dengan
advertensi dan reklame. Kedua istilah tersebut di ambil dari
bahasa aslinya yaitu bahasa belanda (Advertensi) dan
prancin (reclame). Namun secara resminya sebutan kata
iklan lebih sering digunakan dibanding dengan istilah
advertensi dan reklame (Widyatama,2007:14).
Menurut Alo Liliweri menuliskan iklan merupakan
bentuk
penyampaian
pesan
sebagaimana
kegiatan
komunikasi lainnya. Secara lengkap beliau menuliskan
bahwa
iklan
merupakan
peroses
komunikasi
yang
mempunyai kekuatan penting sebagai alat pemasaran yang
mampu menjual barang, memberikan layanan, serta
gagasan atau ide-ide melalui saluran tertentu dalam bentuk
informasi yang persuasif (widyatama, 2007:15).
Media periklanan dalam periklanan ada dua jenis
media iklan yaitu media lini atas (above the line) dan media
lini bawah (below the line). Media informasi ini
dikelompokkan menjadi dua jenis (Pujianto, 2010:122-132)
Iklan lini atas (above the line) adalah iklan yang
mengharuskan pembayaran komisi pada biro iklan,
misalnya tayangan iklan pada media cetak, televise, radio,
bioskop, billboard, dan sebagainya. Sedangkan Iklan Lini
Bawah (below the line) adalah jenis iklan yang tidak
mengharuskan pembayaran komisi seperti iklan pada
pameran, brosur, lembar informasi, pamflet dan sebagainya.
Dari pendapat diatas maka dapat disimpulkan
bahwa periklanan adalah salah satu proses komunikasi
13
massa yang melibatkan sponsor atau bisa dikatakan
pemasang iklan (pengiklan), yang membayar jasa sebuah
media massa atas penyiaran iklannya dengan tujuan
membantu menjual produk atau jasa yang ditawarkan.
Periklanan juga dapat dianggap sebagai instituti sosial,
karena banyak masyarakat yang terlibat didalam proses
pembuatan dan penyajian iklan.
1.7.4.2 Teori Promosi
Menurut (Kotler dan Armstrong, 2004), marketing
adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat
individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka
butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran
timbal balik produk dan nilai dengan orang lain.
Menurut (Kotler, 2000) marketing adalah proses
perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penentuan harga,
promosi, dan distribusi ide, barang, dan jasa untuk
menciptakan pertukaran yang memuaskan kebutuhan
individu dan organisasi.
Dari teori diatas dapat penulis simpulkan tentang
pengertian dari promosi adalah cara perusahaan untuk
memperkenalkan
produk
perusahaan
kepada
calon
konsumen, serta membujuk dan menarik minat konsumen
ataupun calon konsumen agar mau membeli produk yang
dikeluarkan oleh perusahaan dan serta memudahkan
konsumen untuk membeli produk-produknya. Promosi
juga
berfungsi
untuk
memberikan
informasi
atau
komunikasi yang memberi penjelasan dan mendorong
konsumen untuk memulai pembelian produk atau jasa.
14
1.7.5 Teori Desain Komunikasi Visual
Desain grafis adalah usaha membuat atau menggabungkan tanda
atau
simbol
dan
menyusunnya
dalam
suatu
media
untuk
mengapresiasikan ide atau gagasan. Desain grafis menggabungkan
unsur typografi, ilustrasi, fotografi dan percetakan, dengan tujuan
membujuk, memberi tahu, atau mengarahkan. Proses desain terdiri dari:
1.
Problem definition yaitu identifikasi masalah
2.
Informasi gethering, yaitu perumusan masalah, pengumpulan
fakta,dan informasi mengenai permasalahan.
3.
Idea finding, yaitu pengembangan ide
4.
Solition finding, yaitu mencari jalan keluar melalui percobaan,
analisa, mengupas permasalahan, dan mencari kemungkinankemungkinan
5.
Implemenation, mendeskripsikan desaindan fungsi desain dalam
bentuk usulan, laporan, presentasi, penerimaan dan menjalankan
proyek. Perancangan visual akan menggabungkan unsur tipografi,
ilustrasi, dan percetakan dengan tujuan memberi informasi tentang
produk-produk lokal. Prinsip dasar desain adalah aturan atau
standar yang paling mendasar untuk mengatur unsur-unsur desain
dalam kaitannya dengan kreatifitas.
Jeffkins (1997) mengemukakan prinsip desain menjadi 8 kategori,
yaitu:
1. Kesatuan (Unity)
Kesatuan adalah upaya untuk menggabungkan semua unsure
desain ke dalam bentuk yang proporsional dan menyatu satu sama
lain ke dalam sebuah media. Kesatuan merupakan poin penting
dalam desain, tanpa kesatuan setiap unsur dalam desain akan
berdiri sendiri-sendiri, tanpa keharmonisan dan keseimbangan yang
utuh.
15
2. Keberagaman (Variety)
Diperlukan suatu keberagaman dalam desain agar suatu desain
tidak terlihat monoton. Perbedaan huruf yang dipakai pada suatu
desain, tebal tipis garis, perbedaan warna yang serasi menciptakan
keberagaman yang indah, sehingga memecah kebosanan.
3. Keseimbangan (Balance)
Keseimbangan adalah cara untuk mengatur unsur-unsur yang
ada, sehingga menjadi komposisi yang tidak berat sebelah.
Keseimbangan dapat tercapai dalam dua cara yaitu secara simetris
dan asimetris.
4. Ritme / Irama (Rhythm)
Aliran dalam desain selalu berkesan nyaman. Suatu gerakan
yang dijadikan sebagai dasar suatu irama dan ciri khas adalah pada
pengulangan-pengulangan
secara
teratur.
Sehingga,
ritme
memberikan kesan gerak yang nyaman dan berirama pada mata.
5. Keserasian ( Harmony)
Keserasian adalah keteraturan bagian-bagian pada suatu karya
atau sama dengan suatu usaha untuk menyusun segala macam
unsur desain agar nikmat dipandang.
6. Proporsi (Proportion)
Proporsi merupakan kesesuaian ukuran dan bentuk sehingga
tercipta keselarasan dalam sebuah bidang. Ada 3 hal yang berkaitan
dengan proporsi, yaitu penempatan susunan yang menarik,
penentuan bentuk dan ukuran yang tepat dan penentuan ukuran
sehingga dapat diukur dan disusun sebaik mungkin.
7. Skala (Scale)
Skala adalah ukuran relatif suatu objek, jika dibandingkan
dengan objek lain yang telah diketahui ukuran sebenarnya.
8. Penekanan (Emphasis)
Adanya penekanan juga merupakan usaha untuk menghindari
desain yang monoton. Penekanan dapat dilakukan pada jenis huruf,
16
ruang kosong, warna, dan elemen lainnya, yang dapat dijadikan
sebuah desain yang menarik.
1.7.6 Tipografi
Menurut Rustan (2001:16) tipografi dimaknai sebagai “segala
disiplin yang berkenaan dengan huruf”. Berdasarkan kegunaan selain
berdasarkan sejarah dan bentuk huruf, Menurut Rama Kertamukti
(2011), berdasarkan kegunaannya/fungsinya selain display type dan
text type. Fungsi huruf lainnya adalah sebagai figur informatif, figur
identifikasi dan simbol.
Huruf sebagai Figur Informatif atau Segi
Ketampakan (legibility),
Legibility berhubungan dengan kemudahan
mengenali dan membedakan masing- masing huruf/karakter. Legibility
menyangkut desain/bentuk huruf yang digunakan. Suatu jenis huruf
dikatakan legible apabila masing-masing huruf karakter-karakternya
mudah dikenali dan dibedakan dengan jelas satu sama lain (Rustan,
2011:74).
Keterbacaan
(readibility),
Readibility
berkaitan
dengan
tingkat
keterbacaan suatu teks. Teks yang readible berarti keseluruhannya
mudah dibaca. Apabila legibility lebih membahas kejelasan karakter
satu-persatu, readibility tidak menyangkut huruf/karakter satu persatu,
melainkan keseluruhan teks yang disusun dalam suatu komposisi
(Rustan, 2011:74).
Huruf sebagai Simbol
Syarat utama agar huruf
dapat berfungsi sebagai simbol (pemberitanda) adalah memiliki bentuk
khas, sehingga mudah untuk dikenali (karena mengandung nilai
perbedaan dengan yang lain) dan dapat secara tepat diasosiasikan
dengan jati dirinya. Klasifikasi umum berdasarkan sejarah dan bentuk
huruf yang terdiri dari black letter, humanist, old style, transitional,
modern, slab serif, sans serif, script dan display/dekoratif tersebut
akan digunakan sebagai pisau bedah dan referensi untuk mengkaji
bentuk huruf pada tulisan.
17
Dari teori diatas menjelaskan bahwa tipografi dapat digunakan untuk
menciptakan bentuk dan karakter font yang akan digunakan dalam
perancangan media sosialisasi Museum Masjid Agung Demak. Dengan
teori ini dapat menentukan ide/gagasan bentuk font ataupun simbul
yang dapat membatu menginformasikan isi pesan sesuai dengan
karakter media yang akan di gunakan.
1.7.7 Teori Layout
Berbicara tentang desain tidak lepas dari membicarakan layout.
Layout adalah pengaturan tipografi dan unsur-unsur seni, yaitu foto,
ilustrasi dan elemen-elemen desain lainya. Sebuah layout yang baik
harus memenuhi 3 keteria, yaitu:
1. Works (berfungsi) yang artinya dapat menyampaikan pesan secara
deengan cara yang tepat.
2. Organizes (teratur) yang artinya tata letaknya harus teratur
sehingga tingkatkepentingan pesan dapat di ikuti dengan jelas.
3. Attracts (menarik perhatian) artinya harus tampil beda dan menarik
perhatian.
Layout dapat dijabarkan sebagai tata letak elemen-elemen desain
terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung
konsep/pesan
yang
dibawanya.
Me-layout
adalah
salah
satu
proses/tahapan kerja dalam desain.dapat dikatakan bahwa desain
merupakan arsiteknya, sedangkan layout adalah pekerjaannya. Banyak
orang mengatakan bahwa layout sama seperti mendesain (Rustan,
2009).
Bahan-bahan yang diperlukan untuk menghasilkan layout yang baik
adalah elemen- elemen desain yang terdiri dari:
a.
Line (garis)
b.
Shape (bentuk)
18
c.
Texture (tekstur)
d.
Space (ruang)
e.
Size (ukuran)
f.
Value (gelap terang)
g.
Color (warna)
Untuk menggabungkan elemen-elemen desain menjadi sebuah layout
yang baik dibutukan pemahaman mengenai prinsip-prinsip desain,
yaitu:
a.
Balance (keseimbangan)
b.
Rhytm (irama)
c.
Emphasis (penekanan)
d.
Unity (kesatuan)
Dari teori diatas dapat penulis simpulkan tentang pengertian dari
Desain Komunikasi Visual adalah cara merancang atau menciptakan
dasain dengan menonjolkan irama, keselarasan, keseimbangan dan
kesatuan menggunakan teori layout dan tipografi yang sesuai dengan
tema perancangannya.
1.7.8 Teori Film Iklan
Film iklan ini diproduksi untuk kepentingan penyebaran informasi,
baik tentang produk (iklan produk) maupun berupa layanan masyarakat
(iklan layanan masyarakat). Iklan produk biasanya menampilkan
produk yang diiklankan secara jelas, artinya ada audio visual yang jelas
tentang produk tersebut. Sedangkan iklan layanan masyarakat
menginformasikan tentang fenomena sosial yang diangkat sebagai iklan
sosial tersebut (Efendi, 2009:5).
19
BAB II
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA
2.1 Data Primer
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari
sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dapat berupa opini
subjek secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap kejadian
atau kegiatan.
2.1.1 Fakta Berdasarkan Wawancara
Berdasarkan wawancara dengan pengurus masjid Agung Demak
mengenai rendahnya pengunjung museum Masjid Agung Demak yang
dilakukan kepada Bapak Imaduddin menyatakan bahwa berkurangnya
pengunjung museum Masjid Agung Demak dapat disebabkan oleh dua
faktor yaitu : mulalai berkembangnya teknologi yang sekarang mudah
digunakan dan ditemui oleh kalangan masyarakat terutama pelajar,
sehingga mereka lebih memiih bermain atau mengunjungi tempattempat seperti itu (game online, playstation, maupun permainan
lainnya).
Dengan
berkembangnya
teknlogi,
masyarakat
mulai
melupakan bangunan-bangunan yang memiliki maupun menyimpan
nilai sejarah yang sangat bagus untuk dipelajari. Mereka lebih memilih
menggunakan media internet untuk mencari tahu tentang sejarah yang
mereka inginkan. Karena itu museum mulai dilupakan, padahal semua
itu akan lebih bagus jikalau mereka datang secara langsung ke-museum
Masjid Agung Demak untuk mempelajari sejarahnya. Jika kita
mengunjungi museum Masjid Agung Demak kita dapat dikatakan
sebagai rekreasi sekaligus belajar sejarah yang ada di museum Masjid
Agung Demak.
20
Faktor yang ke-dua dapat dilihat dari pola gaya hidup masyarakat
yang sekarang, mereka mulai sibuk dengan kegiatannya sehari-hari,
sehingga kepedulian untuk berkunjung ke-museum Masjid Agung
Demak sangatlah rendah, semua itu dipengaruhi oleh faktor lingkungan
yang sekarang tidak asing lagi untuk dijumpai seperti banyaknya berdiri
bangunan yang menyediakan tempat hiburan, contoh : berdirinya
bangunan seperti Mall, dan tempat wisata lainnya yang menjadikan
masyarakat beralih pandangan untuk berkunjung.
Berdasarkan hasil wawancara dari anak-anak pelajar SD dapat
disimpulkan menjadi seperti berikut : Kebanyakan anak-anak pelajar
SD mengunjungi museum setelah pulang sekolah sebelum mereka
pulang kerumah, karena jika sudah pulang kerumah mereka lebih
memilih untuk bermain dengan teman-temannya, sedangkan saat libur
sekolah mereka juga lebih memilih untuk jalan-jalan atau bermain ketempat hiburan seperti maal, rental game, dan tempet hiburan lainnya
dibanding mengunjungi museum Masjid Agung Demak. Maka dari
tinjauaan diatas dapat penulis simpulkan bahwa meningkatkan minat
untuk mengunjungi museum sangatlah bermanfaat dan memiliki nilai
pengetahuan yang tinggi, untuk meningkatkan minat tersebut dapat
dilakukan sedikit demi sedikit, karena setiap orang memiliki
karakteristik yang berbeda-beda, ada yang gemar atau suka dengan
sejarah dan ada pula yang tidak suka, kesukaan bisa juga dikatakan
sebagai hobi jika seseorang itu tidak suka atau tidak hobi maka orang
tersebut tidak akan mau untuk mengunjungi, bahkan sebaliknya jika
seseorang itu suka dan hobi dengan sejarah maka orang tersebut akan
mengunjungi museum. Maka dari itu perancangan media sosialisasi
Museum Masjid Agung untuk meningkatkan minat mengunjungi
museum khususnya pelajar SD untuk belajar sejak dini mengenal
peninggalan budaya yang ada dimuseum Masjid Agung Demak.
21
2.1.2 Tinjauan Permasalahan
Mengunjungi museum adalah salah satu bagian dari minat,
sehingga tidak bisa memaksanya, begitu juga untuk mengunjungi
museum. Karena semua itu membutuhkan proses dan pendekatan dari
awal. Realita yang terjadi dikalangan pelajar SD maupun SMP lebih
suka kegiatan-kegiatan yang menantang seperti bermain game, jalanjalan dan bermain permainan lainnya dibanding dengan mengunjungi
museum. Selain karena terbiasa dengan beberapa kegiatan diatas, faktor
budaya dan lingkungan sekitar yang belum menekankan untuk
mengunjungi museum padahal mengunjungi museum lebih berarti dan
memiliki manfaat yang besar. Minat pelajar untuk mengunjungi
museum masih rendah, berbagai alasan diantaranya yaitu sistem
pembelajaran belum memuat anak-anak untuk mengunjungi museum
menambah informasi atau pengetahuan tentang ilmu sejarah. Dengan
rendahnya minat pengunjung maka museum Masjid Agung Demak
hanya sebatas museum dan sebagai bangunan yang menyimpan barang
bersejarah Masjid Agung Demak, sehingga museum mulai terlupakan
dan kurang diminati masyarakat sekitar.
2.2 Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh secara tidak
langsung melalui media perantara. Data sekunder umumnya berupa bukti,
catatan atau laporan yang telah tersusun.
2.2.1 Tentang Museum
Museum Masjid Agung Demak adalah salah satu museum yang
ada di Demak yang terletak dikawasan Masjid Agung Demak. Museum
ini menyimpan berbagai macam barang peningggalan Masjid Agung
22
Demak yang memiliki nilai–nilai sejarah peninggalan para wali
sembilan mulai dari Soko guru Sunan Kalijaga, Sunan Bonang, Sunan
Gunung Jati dan Sunan Ampel, ada juga dua buah gentong hadiah dari
Putri Cempaka abad XIV Dinasti Ming, Pintu Bledek yang dibuat Ki
Ageng Selo, kayu tiang tatal yang dibuat sunan kalijaga, lampu robayan
Masjid Agung Demak tahun 123-136 M dan juga maket bangunan
Masjid Agung Demak. Mengunjungi Museum Masjid Agung Demak
dimungkinkan mendapatkan pengalaman dan pengetahuan selama
mengunjungi museum ini, kerena didalam tersedia informasi sejarah
Masjid Agung Demak maupun zaman kerajaan Majapahit. Museum ini
mengajak masyarakat utnuk menggali kembali nilai-nilai sejarah lewat
benda-benda bersejarah yang ada di Museum Masjid Agung Demak.
2.2.2 Kelembagaan
Nama Klien :
Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Demak yang
bergerak di bidang kepariwisataan Kota Demak, berada di jalan Raden
Patah No.53 Demak, Tlp/Fax. (0291) 685530 DEMAK 59511,
http://www.parbud.demakkab.go.id
VISI
1. Terwujudnya pengembangan budaya dan wisata religius,
wisata argo, serta wisata bahari, dalam lingkungan yang
kondusif untuk kesejahteraan masyarakat
MISI
1. Meningkatkan
kualitas
SDM
dibidang
pariwisata
dan
kebudayaan.
2. Meningkatkan kualitas aktraksi seni budaya, obyek dan daya
tarik wisata.
23
3. Meningkatkan kerja sama bidang pariwisata dan kebudayaan
antar pelaku, antar sektor dan antar wilayah.
4. Mengoptimalkan puncak kebudayaan dan kepariwisataan
dalam rangka pendapatan asli daerah (PAD)
5. Meningkatkan pemberdayaan dan pemanfaatan pariwisata dan
seni budaya untuk kesejahteraan masyarakat.
2.2.3 Deskripsi Target Audience
Berdasarkan definisi dan fakta lapangan di atas, target audien dari
iklan layanan masyarakat tentang museum Masjid Agung Demak ini
yaitu golongan pelajar di atas usia 8 sampai 12 Tahun yang sudah
merasa cukup memiliki kemampuan untuk menangkap ilmu tentang
sejarah.
2.3 Data Visual
Data visual adalah data yang di ambil secara langsung yang berupa foto
atau gambar-gambar pendukung lainnya.
2.3.1 Logo dan Corporate Image dari klien
Gambar 2.1 Dinas Pariwisata dan Kebudayaan di bawah Logo Pemerintahan
Kota Demak
Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Demak
24
2.3.2 Corporate Image
Gambar museum Maasjid Agung Demak yang diambil dari tampak
samping.
Gambar.2.2 Museum Masjid Agung Demak
Sumber.Dokumentasi Aliphoto
Gambar museum Masjid Agung Demak diambil dari sisi tampak samping
museum dilihat dari Masjid Agung Demak.
Gambar.2.3 Museum Masjid Agung Demak
Sumber.Dokumentasi Aliphoto
25
Gambar museum Masjid Agung Demak dari sisi depan (Tampak Depan)
Gambar.2.4 Koleksi Museum Masjid Agung Demak
Sumber.Dokumentasi Aliphoto
2.4 Segmentasi Target Audience
2.4.1 Segi geografis :
Target audience di tujukan kepada masyarakat kota Demak
khususnya para pelajar.
2.4.2 Segi demografis :
Ditunjukkan kepada pelajar usia 8 sampai 15 tahun karena di masa
ini adalah masa pertumbuhan dan berkembang menjadi pribadi yang
lebih baik, jika ilmu sejarah Demak ini dapat tersalurkan kepada
mereka maka ilmu sejarah tentang masjid Agung Demak dapat di
salurkan kembali kepada generasi selanjutnya.
26
2.4.3 Segi psikografi :
Masyarakat Demak baik di kota maupun di desa yang ingin
memiliki pengetahuan tentang peninggalan barang bersejarah yang ada
di museum Masjid Agung Demak.
2.5 Faktor Penghambat dan Pendukung
2.5.1 Faktor Penghambat
Faktor penghambat dari kurangnya masyarakat untuk mengunjungi
museum dapat disimpulkan melalui kurangnya kepedulian masyarakat
dan pengelolaan museum yang kurang maksimal. Jika pengelolaan
museum lebih bagus dan dapat menambah daya tarik masyarakat untuk
mengunjungi museum, itu akan menjadi sebuah keuntungan yang lebih
besar untuk pihak museum Masjid Agung Demak maupun Kota
Demak. Jika itu dapat terwujud maka museum lebih dikenal di
masyarakat Demak maupun luar Kota Demak, sekaligus mengangkat
nama Kota Demak dikenal oleh masyarakat lainnya.
2.5.2 Faktor Pendukung
Faktor pendukung yang dapat membantu untuk memperkenalkan
museum kepada masyarakat khususnya pelajar untuk kembali mengenal
museum dapat dilihat dari perkembangan media yang sekarang mudah
digunakan serta mudah dipahami oleh kalayak, dengan adanya media
tersebut proses sosialisasi atau memperkenalkan museum kepada
masyarakat khususnya pelajar akan lebih mudah dan ringan, karena
dengan media pembantu seperti : poster, leaflet, booklet dan media
cetak lainya merupakan contoh kecil yang bisa mengangkat atau
membantu untuk mengenalkan museum kepada masyarakat sekitar
khususnya pelajar.
27
2.6 Analisa Permasalahan
Dalam metode analisa perancangan ini, penulis menggunakan metode
analisa framing, berikut analisanya :
No
REALITA
IDEAL
SEBAB
STATEMENT
Pelajar lebih
Mengunjungi
Karena
Meningkatkan
suka
museum Masjid
mengunjungi
minat
mengunjungi
Agung Demak
museum Masid
mengunjungi
tempat
bisa dijadikan
Agung Demak
museum
bermain
sarana kegiatan
bukan kegiatan
Masjid Agung
seperti
bermain/rekreasi
yang menarik
Demak
Rental Game sekaligus belajar
minat pelajar.
dimulai dari
1
(Playstation)
sejarah Masjid
sekarang agar
dan tempat
Agung Demak
nilai sejarah
hiburan
Masjid Agung
lainnya
Demak akan
daripada
selalu melekat
mengunjungi
pada diri
museum
pelajar
Masjid
Agung
Demak
2
Pelajar lebih
Mengunjungi
Dipengaruhi
Museum
tertarik
museum Masjid
Pola gaya
Masjid Agung
dengan
Agung Demak
hidup dan
Demak dapat
kegiatan
akan lebih
faktor
dijadikan
main game,
bermanfaat,
lingkungan
sarana rekreasi
olahraga
karena dapat
seperti
sekaligus
dibanding
menambah
berkembangnya
belajar ilmu
INFO
28
dengan
wawasan dan
teknologi
sejarah Masjid
mengunjungi
pengetahuan
elektronik yang
Agung Demak
museum
sejarah tentang
mudah di dapat
Masjid
Masjid Agung
di kalangan
Agung
Demak
masyarakat
Demak
seperti rental
game
(playstation
maupun game
online)
3
Museum
Seharusnya
Kurangnya
Menjadikan
Masjid
museum Masjid
pengelolaan
Museum
Agung
Aging Demak di
dan
Masjid Agung
Demak
jadikan tempat
pendayagunaan
Demak
hanya
untuk belajar
museum
sebagai media
menyimpan
sejarah bukan
Masjid Agung
yang dapat
barang
hanya untuk
Demak
menyampaikan
bersejarah
menyimpan
ilmu sejarah
Masjid
barang
Masjid Agung
Agung
bersejarah
Demak
Demak
Masjid Agung
Demak
4
Museum
Museum Masjid
masyarakat
Melestarikan
Masjid
Agung Demak
Demak mulai
Museum
Agung
tidak boleh
sibuk dengan
Masjid Agung
29
Demak
dilupakan
kegiatan sehari
Demak
mulai
terutama untuk
– harinya
sebagai
dilupakan
masyarakat
bangunan yang
terutama
Demak
menyimpan
masyarakat
benda cagar
Demak
budaya Masjid
Agung Demak
yang harus
tetap di ingat
dan di
lestarikan
5
Museum
Seharusnya
Kurangnya
Museum
Masjid
museum Masjid
kepedulian
Masjid Agung
Agung
Agung Demak
masyarakat
Demak
Demak
diminati
terhadap
sebagai
kurang
masyarakat
museum
Museum yang
diminati
sebagai
Masjid Agung
dikenal
masyarakat
bangunan yang
Demak karena
masyarakat
sekitar
menyimpan
banyaknya
khususnya
barang
bangunan
pelajar
bersejarah
seperti Mall
Masjid Agung
dan tempat
Demak
wisata lainnya
yang
menjadikan
Museum
Masjid Agung
Demak kurang
diminati
30
Dari analisa diatas menjelaskan bahwa masyarakat kurang untuk
mengunjungi museum Masjid Agung Demak, karena dipengaruhi oleh pola
gaya hidup dan faktor lingkungan yang sekarang mulai berkembang seperti
teknologi elektronik dan tempat wisata lainya yang mudah di dapat oleh
kalangan masyarakat khususnya pelajar, contohnya yaitu : rental game, jalanjalan, ke-mal, nonton bioskop, dan tempat hiburan lainnya, sehingga pelajar
lebih tertarik dengan kegiatan seperti itu dibanding dengan mengunjungi
museum Masjid Agung Demak, pada dasarnya mengunjungi museum akan
lebih bermanfaat karena dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang
sejarah Masjid Agung Demak.
Dari penjelasan analisa diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
museum Masjid Agung Demak akan lebih bermanfaat jika digunakan sebagai
sarana rekreasi sekaligus belajar sejarah Masjid Agung Demak, khususnya
untuk masyarakat demak itu sendiri (pelajar). Karena didalam museum
Masjid Agung Demak menyimpan banyak barang peninggalan yang memiliki
nilai sejarah tinggi dan sangat menarik untuk dipelajari nilai sejarahnya
maupun digunakan sebagai sarana rekreasi. Maka dari itu mereka yang
berkunjung ke-museum Masjid Agung Demak, pengunjung dapat rekreasi
sekaligus mendapat ilmu tentang sejarah Masjid Agung Demak.
2.7 Usulan Pemecahan Masalah
Dari kesimpulan diatas maka ide pemecahan masalah dari rendahnya
minat masyarakat khususnya pelajar untuk berkunjung ke-museum Masjid
Agung Demak dapat dilakukan dengan menciptakan strategi untuk
menekankan pada kegiatan yang mengarah ke-museum Masjid Agung Demak
sebagai sarana rekreasi sekaligus belajar sejarah Masjid Agung Demak.
Dengan itu media yang dapat digunakan sebagai media penyampaian pesan
tentang museum Masjid Agung Demak dapat berupa media yang mudah di
jangkau, dipahami, dan dimengerti oleh kalangan masyarakat khususnya
pelajar.
31
2.8 Statement Pokok Periklanan
Statement pokok yang di gunakan sebagai acuan dalam pembuatan iklan
sosial adalah menjadikan museum Masjid Agung Demak sebagai sarana
rekreasi sekaligus belajar sejarah Masjid Agung Demak, agar nilai sejarah
Masjid Agung Demak tetap melekat pada diri pelajar, sehingga Museum
Masjid Agung Demak dapat dikatakan sebagai bangunan yang benar-benar
menyimpan barang bersejarah yang dapat dipelajari sejarahnya dan
bermanfaat untuk masyarakat Demak khususnya. Maka dari itu untuk
memvisualisasikan statement diatas dapat menggunakan media yang telah
diusulkan pada usulan pemecahan masalah yaitu menggunakan media yang
mudah di jangkau, dipahami, dan dimengerti oleh kalangan masyarakat
khususnya pelajar. Sehingga acuan media yang digemari atau disukai oleh
masyarakat (pelajar) baik media cetak maupun non cetak dapat berupa media
yang memiliki kesan ceria. Karena dengan kesan ceria dapat mengikat minat
masyarakat khususnya anak-anak pelajar untuk mengunjungi museum Masjid
Agung Demak.
32
BAB III
KONSEP PERANCANGAN
3.1 Konsep Kreatif
3.1.1 Konsep Pokok ILM
Dalam perancangan Iklan Layanan Masyarakat ini, pesan yang
akan disampaikan berisi informasi tentang museum Masjid Agung
Demak bahwa museum Masjid Agung Demak dapat dijadikan sarana
rekreasi sekaligus belajar tentang sejarah Masjid Agung Demak.
3.1.2 Analisa Audience dan Logika-Logika Strategi Kreatif
A. Keadaan sosial dan ekonomi Kota Demak
Mayoritas masyarakat Kota Demak memiliki perekonomian
menengah, terutama yang berada di wilayah Kota. Mulai dari daerah
jogoloyo,
cabean,
sampai
ke-meranak
rata-rata
memiliki
perekonomian menengah. Daerah-daerah tersebut merupakan daerah
yang jaraknya tidak jauh dari museum Masjid Agung Demak.
B. Prilaku Masyarakat
Ada beberapa masyarakat di kawasan Kota Demak yang
mengetahui museum Masjid Agung Demak, salah satunya di daerah
petengan, betengan dan pecinan maupun kauman. Walaupun
beberapa masyarakat sudah mengetahui bahwa Masjid Agung
Demak memiliki museum yang dapat digali ilmu sejarahnya, mereka
tetap
sibuk
dengan
kegiatannya
sehari-hari
sehingga
tidak
menghiraukan museum yang menyimpan ilmu sejarah masjid Agung
Demak tersebut.
33
3.1.3 Strategi Media
A. Penentuan Jenis Media
Dari hasil analisa audience di atas, dapat ditentukan media
yang tepat untuk menyampaikan pesan tentang museum Masjid
Agung Demak.
Target utama dalam iklan ini adalah masyarakat Kota Demak
khususnya pelajar yang tinggal di daerah paling dekat dengan
museum Masjid Agung Demak. Masyarakat tersebut merupakan
masyarakat yang mempunyai kelas sosial dan ekonomi menengah.
Pola konsumsi media pada kelas menengah dapat menggunakan
jenis media lini bawah maupun lini atas, seperti video iklan dan
penggunaan internet (sosial media). Karena dengan menggunakan
video iklan, masyarakat khususnya pelajar akan lebih mudah di
dapat dan dimengerti oleh kalangan pelajar itu sendiri, dengan
adanya video iklan tersebut media yang dapat digunakan untuk
menanyangkan video itu salah satunya melalui televisi iklan yang
biasa di temui di tengah kota maupun melalui handphone, bisa juga
melalui internet ( youtube, uplod facebook) dengan demikian video
iklan dan sosial media inilah yang akan menjadi media utama dalam
menyampaikan pesan.
Media Utama :
1. Video iklan
Pada media video iklan ini akan menggunakan
konsep pembuatan dengan cara Audio Visual yang
berisikan ajakan untuk masyarakat Demak (pelajar) agar
mengunjungi museum Masjid Agung Demak karena
museum Masjid Agung Demak dapat dijadikan sarana
rekreasi sekaligus belajar tentang sejarah yang ada di
museum Masjid Agung Demak.
34
2. Sosial Media
Pada media ini akan dibuat sebuah akun facebook
yang berisi tentang informasi yang menekankan pada
kegiatan yang mengarah ke-museum Masjid Agung
Demak. Untuk membantu pengaksesan ke situs tersebut,
dibantu dengan dibuatnya iklan yang akan dipasang pada
situs sosial yang sering digunakan (facebook).
Media Pendukung
1. Poster
Pemilihan poster sebagai media pendukung, karena
bentuknya yang mudah dijangkau dan tercetak, sehingga
pesan yang di sampaikan akan lebih mudah untuk di
pahami dan orang akan senang hati memasangnya di
lembaga pendidikan, toko-toko atau tempat-tempat umum.
Dengan menggunakan media poster dapat menarik
perhatian untuk menggugah target audience agar tertarik
melakukan sesuatu sesuai pesan-pesan yang disampaikan
dalam
poster
tersebut.
Pemasangan
poster
dapat
ditempatkan di tempat-tempat umum dekat dengan
aktivitas masyarakat (pelajar) seperti warung makan, tokotoko, lembaga pendidikan dan tempat-tempat atau kioskios umum lainnya.
2. Sepanduk
Dengan media ini karena dapat dibaca secara terusmenerus, memiliki kreatifitas sesuai dengan kemampuan,
mengajak secara langsung dimana aktivitas dan rutinitas
kehidupan masyarakat Kota Demak yang cukup tinggi.
Media ini akan dipasang di titik-titik strategis seperti pasar
35
tradisional, perempatan lalu lintas dan tempat lainnya
sebagai media pengingat.
3. X-Baneer
Dengan media ini audience dapat membaca
berulang kali karena media ini merupakan media yang
menarik dalam bentuk dan tampilannya serta mudah untuk
dipindah-pindahkan. Media ini yang digunakan untuk
menyampaikan
informasi,
berbentuk banner
dengan
konstruksi penyangga berbentuk "X" sehingga banner bisa
berdiri sendiri dan mudah dipindah-pindahkan.
4. Brosur
Dengan media ini audience dapat membaca
berulangkali karena media ini di desain semenarik
mungkin agar mengikat minat audience. Media ini yang
digunakan untuk menyampaikan informasi, berbentuk
cetak yang mudah di pahami pesan-pesannya.
5. Merchandise :
Produk yang dibuat sebagai souvenir dan diberikan
kepada pengunjung museum Masjid Agung Demak.
Produk ini digunakan untuk merchandise atau barang
yang menarik dan mudah disimpan. Biasa berupa produk
yang lebih di sukai dan di gemari masyarakat (pelajar)
diantaranya Stiker, pin, bulpen, kaos dan topi.
Stiker : setiker dapat di tempel dimana saja sesuai
kebutuhan,
sehingga
setiker
dapat
menjadi
pendukung dalam perancangan iklan sosial ini.
media
36
Pin : dengan menggunakan pin karena pin sering
digunakan pelajar sebagai peniti yang di pasang di tas
maupun di baju sebagai aksesoris agar terlihat menarik.
Bulpen : dengan menggunakan bulpen karena
bulpen adalah alat yang digunakan pelajar untuk menulis
dalam belajar, jika bulpen didesain yang menarik tentang
museum Masjid Agung Demak maka efek yang di
harapkan adalah pelajar selalu mengingat museum Masjid
Agung Demak.
Kaos : kaos merupakan media pendukung yang
efektif dan banyak diminati, dengan memakai kaos yang
didesain tentang museum Masjid Agung Demak, samasaja
memamerkan apa yang telah tertulis dalam desain kaos
tersebut.
Topi : topi juga salah satu media pendukung yang
banyak diminati, karena topi dapat di pakai sekaligus
memamerkan desain yang telah tertera dalam topi tersebut.
B. Sasaran Media
1. Sasaran utama : masyarakat Kota Demak khususnya pelajar usia
8-15 tahun yang tinggal di daerah paling dekat dengan museum
Masjid Agung Demak seperti pecinan, betengan maupun
kauman.
2. Lembaga pendidikan, tempat hiburan Kota Demak, dan tempat
makan maupun pusat perbelanjaan yang berada di daerah
terdekat dengan museum Masjid Agung Demak.
37
3.1.4 Strategi Kreatif
A. Pendekatan Isi Pesan
Pendekatan isi pesan ini di sampaikan secara emosional
dengan menekankan isi pesan membangkitkan emosi audience untuk
melakukan sesuatu yang benar. Yaitu memperkenalkan museum
Masjid Agung Demak melalui
pesan yang disampaikan bersifat
membuat penasaran sehingga akan menarik untuk dikunjungi,
penyampaian pesan ini akan menggunakan pendekatan berdasarkan
sifat persuasif (iklan menyuruh) yaitu iklan yang bersifat himbauan,
saran, anjuran maupun ajakan untuk kebaikan.
B. Penentuan 'what to say ?' dan 'how to say ?'
What to say ?
Yang akan di sampaikan dalam iklan ini adalah mengajak
masyarakat Kota Demak khususnya pelajar untuk mengenal museum
Masjid Agung Demak, karena museum Masjid Agung Demak
menyimpan banyak sejarah yang dapat digali ilmunya untuk
menambah wawasan dan pengetahuan sejarah Masjid Agung
Demak.
How to say ?
How to say merupakan sebuah pesan periklanan yang
digunakan untuk mengkomunikasikan pesan iklan (What to say)
kepada audience. Apa yang dirancang harus berpengaruh secara
positif pada “perasaan dan emosi” audience. Dengan menggunakan
unsur-unsur kreatif seperti tema visual, font, warna, ilustrasi dan
teknik visualisasi yang menarik.
C. Desire Response / Efek yang Diharapkan pada Audience
Setelah pesan disampaikan diharapkan efek yang terjadi pada
audience setelah menerima pesan ini akan memiliki keyakinan dan
38
kesadaran untuk melakukan atau mematuhi isi pesan yang
disampaikan, Dengan harapan iklan ini dapat memeperkenalkan
museum Masjid Agung Demak kepada masyarakat Kota Demak
khususnya pelajar, serta menarik perhatian untuk mengunjungi
museum Masjid Agung Demak. Sehingga dapat menambah wawasan
ilmu pengetahuan tentang sejarah benda peninggalan yang ada di
museum Masjid Agung Demak. Selain itu efek yang diharapkan
pada audience dapat menangkap pesan yang ingin disampaikan
dengan akurat tanpa adanya kesalah pahaman atau kesalahan dalam
menangkap pesan.
3.2 Program Kreatif
3.2.1 Copywriting
Tujuan utama dari iklan ini adalah untuk mengajak masyarakat
Kota Demak khususnya pelajar untuk mengunjungi museum, karena
museum dapat digunakan sebagai sarana rekreasi sekaligus belajar
sejarah Masjid Agung Demak, dengan mengunjungi museum Masjid
Agung Demak, masyarakat (pelajar) dapat menambah wawasan
tentang sejarah yang ada di Kota Demak yaitu sejarah Masjid Agung
Demak melalui museum Masjid Agung Demak.
A. Alternatif Headline
Headline
yang
digunakan
adalah
headline
yang
menginformasikan kepada khalayak sasaran tentang apa yang di
visualisasikan pada media Iklan tersebut.
1. “Tambah ilmu-mu, Kunjungi Museum-mu !!!”
2. “sisakan sedikit waktu-mu untuk mengunjungi museum-mu”
3. “Sadarkah anda ! Museum Masjid Agung Demak memiliki nilai
sejarah yang tinggi “
4. “Museum Masjid Agung Demak museum kita”
39
B. Tagline
Yang dari luar saja ke-museum, masak orang demak sendiri nggak ?
C. Bodycopy
Beljar sejarah Masjid Agung Demak akan jauh lebih baik jika
dengan mengunjungi Museum Masjid Agung Demak.
Headline, dan Body copy secara garis besar juga akan
digunakan untuk media seperti poster, sepanduk maupun x-baner.
Sebagai media yang membantu untuk mengiklankan museum
Masjid Agung Demak kepada masyarakat Demak khususnya
pelajar. Dengan media-media pendukung seperti itu dapat
mempermudah untuk penyampaian pesan.
3.2.2 Model Pendekatan Persuasi Visual
Perancangan iklan ini menggunakan pendekatan persuasi hiperbola,
visual iklan ini menggambarkan suatu bentuk pesan yang dilebihlebihkan, yaitu akibat yang didapat setelah mengunjungi museum
Masjid Agung Demak.
3.2.3 Penciptaan Image
Visualisasi desain gambar yang nantinya digunakan dalam iklan ini
menggunakan
visualisasi
gambar
2D
(dua
dimensi).
Dengan
menggunakan visualisasi ini semoga dapat menciptakan bentuk gambar
desain yang menarik minat masyarakat Demak (pelajar), sehingga
nantinya akan menggugah emosi audience untuk mengunjungi museum
Masjid Agung Demak.
Visualisasi yang dihasilkan nantinya akan menampilkan bentuk
gambaran museum Masjid Agung Demak yang dapat digunakan
sebagai sarana rekreasi dan belajar sejarah Masjid Agung Demak.
40
3.3 Media Planning
3.3.1 Penentuan Jangkauan Media
Masyarakat daerah sekitar Kota Demak yang terdekat dari museum
Masjid Agung Demak terutama para pelajar di usia 8 sampai 15 tahun
yang memiliki sikap atau tindakan minat untuk mempelajari sejarah.
3.3.2 Penentuan Program Media
Program media merupakan salah satu media yang di rancang dan akan
dimunculkan atau ditayangkan kepada target audience.
Tabel 3.1
Penentuan Program Media
No.
Media
Bulan 1
Bulan 2
Bulan 3
1
Video Iklan
4 kali dalam 1
4 kali dalam
4 kali dalam 1
bulan
1 bulan
bulan
1 bulan aktif
1 bulan aktif
1 bulan aktif
dan update
dan update
dan update
2
Sosial Media
3
Poster
1 bulan aktif
1 bulan aktif
4
x-baner
1 bulan aktif
1 bulan aktif
5
Sepanduk
6
Brosur
1 kali diawal
Dan kaos
bulan
7
8
1 bulan aktif
1 bulan aktif
Stiker
1 kali diawal
dan pin
bulan
payung
1 kali diawal
dan pulpen
bulan
41
3.3.3 Penentuan Kesinambungan Media
Adanya program media, yang diharapkan adalah terjadi respon dari
audience secara bertahap. Respon yang diharapkan dalam waktu 3
bulan setelah pesan disampaikan adalah terjadi suatu tindakan yang
berusaha membujuk khalayak agar sesegera mungkin melakukan suatu
tindakan yang telah di sampaikan dalam pesan iklan tersebut, dalam hal
ini adalah mengajak masyarakat Demak untuk mengunjungi museum
Masjid Agung Demak, karena mengunjungi museum Masjid Agung
Demak selain dapat menambah wawasan juga dapat digunakan sebagai
sarana rekreasi sekaligus belajar sejarah Masjid Agung Demak.
Setelah hal ini tercapai, maka dalam jangka waktu ke depan, efek
yang ingin dicapai melalui program media selanjutnya adalah terjadi
suatu keinginan (desire) dari audience, dimana pesan berusaha
meningkatkan minat atau keinginan untuk merubah sikap masyarakat
Demak (pelajar), untuk mengunjungi museum Masjid Agung Demak.
3.4 Media Budgeting
Berikut rencana biaya yang akan di gunakan untuk iklan sosialisasi museum
Masjid Agung Demak :
1. Video Iklan
Teknik
: Audio Visual
Jumlah
: 1 Iklan Video
Total Biaya
: Rp, 7.000.000
2. Sosial Media
Bentuk
: Baner facebook
Jumlah
: 90 kali Tayang
Total Biaya
: 90 x Rp 10.000
42
: Rp 900.000
3. Poster
Ukuran
: 29,7cm x 42cm
Bahan
: ArtPaper 120 gram
Teknik
: Digital Printing
Jumlah
: 500 pcs
Total Biaya
: 6000 X 500
: Rp 3.000.000
4. Sepanduk
Ukuran
: 4m x 1,15m
Bahan
: MMT
Teknik
: Digital Printing
Jumlah
: 6 pcs
Total Biaya
: Rp 80.000 X 6
: Rp 480.000
5. Brosur
Ukuran
: 15 cm x 21 cm (ukuran A5)
Bahan
: ArtPaper 120 gram
Teknik
: DIgital Printing
Jumlah
: 1.000 pcs
Total Biaya
: Rp. 650.000
6. X-Baner
Ukuran
: 60x160
Bahan
: MMT
Teknik
: DIgital Printing
Jumlah
: 4 pcs
Total Biaya
: Rp. 80.000 X 4
: Rp. 320.000
43
7. Stiker
Ukuran
: 15 cm x 5 cm
Bahan
: Vinyl
Teknik
: Digital Printing
Jumlah
: 1.000 pcs
Total Biaya
: Stiker Vinyl ukuran A3 x 100 x Rp.10.000
: Rp. 1.000.000
8. Pin
Ukuran
: 7cm x 7 cm
Bahan
: Pelastik
Teknik
: Digital Printing
Jumlah
: 1000 pcs
Total Biaya
: Rp3000 x 1000pcs
: Rp 3 000.000
9. Pulpen
Ukuran
: 7 cm x 3 cm
Jumlah
: 1.000 pcs
Total Biaya
: 1.000 x Rp 2.000
: Rp. 2.000.000
10. Kaos
Ukuran
:M
Bahan
:
Teknik
: Digital Printing
Jumlah
: 100 pcs
Total Biaya
: Rp60.000 x 100pcs
: Rp 6.000.000
44
11. Topi
Ukuran
:M
Bahan
:-
Teknik
:-
Jumlah
: 100 pcs
Total Biaya
: 25.000 x 100pcs
: Rp 2.500.000
Dari penjabaran di atas, maka total seluruh biaya media di atas
adalah Rp.26.850.000,00
Untuk total biaya kreatif, diambil 20% dari total biaya media yang
ada, yaitu Rp.26.850.000 x 20% = Rp.5.370.000,00
Jadi total media budgeting untuk Iklan Layanan Masyarakat
sosialisasi Museum Masjid Agung Demak adalah Rp.32.220.000,00
45
BAB IV
PRA PRODUKSI DAN VISUALISASI
4.1 Storyline
On The Way Museum Masjid Agung Demak
Cerita wisatawan dari luar kota yang berkunjung di Kota Demak
dengan tujuan mengunjungi museum Masjid Agung Demak yang konon
katanya banyak menyimpan sejarah tentang Masjid Agung Demak
peninggalan wali sembilan. Sesampainya di Kota Demak wisatawan itu
mengalami masalah tentang jalan yang akan di tuju menuju museum Masjid
Agung Demak, setelah bingung dengan arah tujuannya agar tidak ke-sasar
kemana-mana wisatawan itu menghampiri sekolompok pelajar yang sedang
pulang sekolah dan bertanya kepada salah satu pelajar tersebut, dimana lokasi
museum Masjid Agung Demak itu ??? sambil menunjukkan gambar yang
telah dimilikinya (wisatawan). pelajar itupun tidak tahu, lalu wisatawan
tambah bingung dengan jawaban pelajar tersebut, kenapa pelajar Kota Demak
sendiri tidak tahu museum Masjid Agung Demak, sedangkan saya yang dari
luar kota saja tahu kalau Kota Demak memiliki museum yang diberi nama
Museum Masjid Agung Demak. Dari cerita ini wisatawan itu menunjukan
bahwa museum Masjid Agung Demak itu memiliki nilai sejarah yang tinggi
sehingga wisatawan tersebut memiliki rasa ingin tahu tentang apa yanag ada
di museum tersebut. kepeduliannya kepada museum tersebut semoga dapat
menginspirasi masyarakat Demak khususnya pelajar untuk selalu mengenal
museum Masjid Agung Demak, sebagai pelajar Demak setidaknya
mengetahui sejarah apa yang dimiliki Kota Demak itu sendiri karena nilai
sejarah yang terkandung dalam museum Masjid Agung Demak itu sangat
tinggi dan bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengalaman tentang
sejarah bagi mayarakat Demak khususnya pelajar.
46
Isi Pesan yang disampaikan :
Menunjukkan kepada masyarakat Demak bahwa orang yang dari luar Kota
saja ke-museum Masjid Agung Demak, masak kamu (masyarakat Demak
khususnya pelajar) enggak ?
4.2 Sekenario
Siang harin dijam pulang sekolah (dijalan) wisatawan yang akan
menuju museum Masjid Agung Demak, yang berkunjung ke-Kota Demak
dengan tujuan mengunjungi Museum Masjid Agung Demak.
Jam pulang sekolah sesampainya di Kota Demak wisatawan itu mengalami
kendala bingung dengan arah tujuan untuk menuju museum Masjid Agung
Demak sehingga pelajar yang sedang pulang sekolah berjalan menuju rumah
masing-masing itu dihampiri wisatawan untuk bertanya keberadaan museum
Masjid Agung Demak.
Wisatawan bertanya dengan pelajar yang dihampirinya, setelah itu pelajar
menjawab tidak tahu tentang museum Masjid Agung Demak. Wisatawan
tambah bingung dengan jawaban pelajar tersebut, dan wisatawan perfikiran
bahwa saya saja yang dari luar kota tahu kalau Kota Demak memiliki
museum yang diberi nama Museum Masjid Agung Demak, masak mereka
tidak tahu.
Karakter
Barok : wisatawan luar kota dengan usia 22 tahun, yang ingin berkunjung kemuseum Masjid Agung Demak.
Supri : masyarakat Demak dengan usia 27 tahun, dengan postur tubuh gagah,
tinggi yang sedang berjalan di trotoar pinggir jalan.
Herbud : masyarakat Demak dengan usia 24 tahun, memiliki postur kecil
yang sedang duduk di atas motor.
Maulida : pelajar usia 18 tahun yang bersifat cerewet dan berperan sebagai
pelajar SMP maupun MTS
47
Ani : Pelajar usia 18 tahun yang berperan sebagai pelajar SMP maupun MTS
Tun : Pelajar dengan usia 17 tahun, berperan sebagai pelajar SMP maupun
MTS.
SKENARIO IKLAN SOSIAL
“ON THE WAY MUSEUM MASJID AGUNG DEMAK”
EXT. JALAN. SIANG
PEMAIN: WISATAWAN
DI PINGGIR JALAN WISATAWAN SAMPAI DI KOTA DEMAK YANG
BERKUNJUNG KE-KOTA DEMAK DENGAN TUJUAN MENGUNJUNGI
MUSEUM MASJID AGUNG DEMAK.
WISATAWAN
SELAMAT DATANG DI KOTA DEMAK SAMBIL MEMBAWA BARANG
BAWAANNYA RANSEL, KAMERA DAN GAMBAR FOTO MUSEUM
MASJID AGUNG DEMAK
CUT TO
EXT. JALAN. SIANG
PEMAIN: WISATAWAN
WISATAWAN DI PINGGIR JALAN SAMBIL MEMBAWA BARANG
BAWAANNYA RANSEL, KAMERA DAN GAMBAR FOTO MUSEUM
MASJID AGUNG DEMAK
48
WISATAWAN
SAMBIL MENENTENG KAMERA DAN BARANG BAWAANNYA
CUT TO
EXT. PINGGIR JALAN. SIANG
PEMAIN: WISATAWAN, SEORANG MASYARAKAT DEMAK
DI PINGGIR JALAN WISATAWAN BINGUNG ARAH TUJUAN UNTUK
MENUJU MUSEUM MASJID AGUNG DEMAK.
WISATAWAN
BINGUNG ARAH TUJUAN YANG AKAN DI LEWATI DAN BERTANYA
DENGAN PEMUDA YANG SEDANG BERJALAN KAKI DI HADAPANNYA
CUT TO
EXT. DI JALAN
PEMAIN: WISATAWAN
MELIHAT GAMBAR MUSEUM MASJID AGUNG DEMAK YANG DI
BAWANYA
WISATAWAN
BINGUNG DENGAN JALAN YANG AKAN DI TEMBUH MENUJU
MUSEUM MASJID AGUNG DEMAK SEHINGGA MELIHAT GAMBARAN
MUSEUM YANG DI BAWA SAMBIL BERTANYA
49
TRACK
EXT. DI JALAN. SIANG
PEMAIN: WISATAWAN, SEORANG MASYARAKAT DEMAK
SAMBIL MELIHAT GAMBAR YANG DI BAWA, WISATAWAN ITU
BERTANYA KEMBALI DENGAN ORANG YANG SEDANG DUDUK DI
ATAS MOTOR
WISATAWAN
BERTANYA DENGAN ORANG YANG NAIK MOTOR DAN DITUNJUKAN
KEPADA PELAJAR, MELIRIK PELAJAR YANG PULANG SEKOLAH DAN
BERFIKIRAN UNTUK BERTANYA DENGAN PELAJAR TERSEBU
TRACK
EXT. DI JALAN. SIANG
PEMAIN: WISATAWAN, PELAJAR
WISATAWAN ITU MENGHAMPIRI PELAJAR UNTUK BERTANYA ARAH
UNTUK MENUJU MUSEUM MASJID AGUNG DEMAK
WISATAWAN
MENGHAMPIRI PELAJAR UNTUK BERTANYA
CUT TO
EXT. DI JALAN
PEMAIN: WISATAWAN, PELAJAR
WISATAWAN BERTANYA KEPADA PELAJAR
50
WISATAWAN
WISATAWAN BERTANYA : DEK MA’AF GANGGU WAKTUNYA
SEBENTAR
PELAJAR
IYA MAS, ADA YANG BISA SAYA BANTU ?
WISATAWAN
MUSEUM MASJID AGUNG DEMAK ITU DIMANA YA DEK ?
SAMBIL MENUNJUKKAN GAMBAR YANG DI BAWANYA
CUT TO
EXT. DI JALAN
PEMAIN: WISATAWAN, PELAJAR
PELAJAR MENJAWAB TIDAK TAHU APA YANG DI TANYAKAN
WISATAWAN TERSEBUT
PELAJAR
WADUH DIMANA YA MAS ? SAYA GAK TAHU MAS
WISATAWAN
BINGUNG DENGAN JAWABAN PELAJAR TERSEBUT, SAMBIL
BENGONG (SAYA YANG DARI LUAR KOTA SAJA TAHU KALO DEMAK
MEMILIKI MUSEUM YANG DI BERI NAMA MUSEUM MASJID AGUNG
DEMAK, MASAK ORANG DEMAK SENDIRI GAK TAHU APALAGI
SEORANG PELAJA)
51
CUT TO
EXT. DI JALAN
PEMAIN: WISATAWAN
BINGUNG DENGAN JAWABAN PELAJAR TERSEBUT, SAMBIL
BENGONG
WISATAWAN
BENGONG ATAU BINGUNG
TAG LINE
NARATOR
YANG DARI LUAR SAJA TAHU, MASAK PELAJAR DEMAK SENDIRI
TIDAK TAHU NGGAK ?
52
4.3 Breakdown Audio
Tabel 4.1
Breakdown Audio
No Scene
Instrumen Musik
Transisi
Sound Efek
1
1
Musik Background
Efek To
-
2
2
Musik Background
Efek To
-
3
3
Musik Background
Efek To
-
4
4
Musik Background
Efek To
Efek
5
5
Musik Background
Efek To
Efek
6
6
Musik Background
Efek To
Efek
7
7
Musik Background
Efek To
Efek
8
8
Musik Background
Efek To
Efek
9
9
Musik Background
Efek To
Efek
10
10
Musik Background
Efek To
Efek
53
54
55
4.5 Storyboard
Judul
Benda/Produk
Durasi
: On The Way Museum Masjid Agung Demak
: Iklan Sosial
: 45”
Tabel 4.3
Storyboard
No
1
Visual
Adegan
Jalan Kota
Dialog
-
Durasi
3”
Dialog
-
Durasi
3”
Demak (jam
pulang
sekolah)
MLS
No
2
Visual
Adegan
Wisatawan
sampai di
Kota Demak
CU
56
No
3
Visual
Adegan
wisatawan
Dialog
-
Durasi
2”
Adegan
Wisatawan
melihat
gambar
museum yang
di bawanya
Dialog
-
Durasi
2”
Adegan
Wisatawan
melihat
gambar
museum yang
di bawanya,
sambil melirik
ke arah pelajar
yang sedang
pulang
sekolah
Dialog
-
Durasi
3”
bingung jalan
yang akan di
tempuh
menuju
museum
MCU
No
4
Visual
MCU
No
5
Visual
MCU
57
No
6
Visual
Adegan
Wisatawan
menghampiri
pelajar untuk
bertanya
Dialog
-
Durasi
3”
Adegan
Wisatawan
Dialog
Wisatawam :
Durasi
7”
bertanya
Dek ma’af
kepada
ganggu
pelajar
waktunya
MLS
No
7
Visual
sebentar.
MCU
Pelajar :
iyaa mas.
Wisatawan :
museum
masjid agung
demak itu
dimana yaa
dek (sambil
menunjukkan
gambar
museum
masjid agung
demak)?
58
No
8
Visual
MCU
No
9
Visual
MCU
Adegan
Dialog
Durasi
Pelajar
4”
Pelajar :
menjawab
waduh
tidak tahu apa
yang di
dimana ya
tanyakan
mas ? sayaa
wisatawan
sambil
gak tahu mas
menggelengkan
(Wisatawan
kepala.
bingung)
Adegan
Wisatawan
Dialog
saya saja
bingung,
yang dari luar
masak pelajar
kota tahu,
demak sendiri
masak pelajar
tidak tahu
Demak
museum
sendiri gak
masjid agung
tahu ?
Durasi
3”
demak
No
10
Visual
Adegan
Tagline
Dialog
Narasi :
Yang dari
luar kota aja
ke museum,
masak kamu
nggak ??
Durasi
5”
59
4.6 Program Visual
Tabel 4.4
Program Visual
No
Karakter
Adegan
Tokoh
1
Seting
Properti
Background
Visualisasi
Barok
Bingung arah ke
Tepi jalan
Tas
sebagai
museum Masjid
arah ke
ransel,
wisatawan
Agung Demak
museum
kamera.
luar kota
Gaya
Wisatawan
masjid agung
demak
Bertanya kepada
Jalan kota
Tas
pelajar
demak
ransel,
Wisatawan
kamera
Narasi, orang luar
Jalan kota
Tas
saja tahu masak
demak
ransel,
pelajar demak
wisatawan
kamera
sendiri nggak
tahu
2
Maulida
Berjalan pulang
Pinggir jalan
Perleng
pelajar
sekolah
didepan
kapan
sekolah
sekolah
Dialog wisatawan
Pinggir jalan
Perleng
dan maulida
Kota Demak
kapan
SMP yang
cerewet
pelajar
pelajar
sekolah
3
Ani
Berjalan pulang
Pinggir jalan
Perleng
pelajar
sekolah
didepan
kapan
sekolah
sekolah
Pinggir jalan
Perleng
SMP yang
pelajar
baik hati
4
Tun
Berjalan pulang
pelajar
60
pelajar
sekolah
didepan
kapan
sekolah
sekolah
Di tanya
Pinggir jalan
Kostum
Orang
wisatawan
Kota Demak
Sederha
Demak
SMP yang
galak
5
Her Bud
na
6
Pakde
Di tanya
Pinggir jalan
Kostum
Orang
Supri
wisatawan
Kota Demak
Sederha
Demak
na
4.7 Penjadwalan
Tabel 4.5
Jadwal Shooting
No
Hari
Jam
Lokasi
Shooting
1
Rabu
08.00
Kota Demak
Kumpul dilokasi
pengambilan gambar
(shooting)
08.30
Kota Demak
Penataan kamera dll
09.00
Kota Demak
Mulai pengambilan gambar
dari scene 1 hinga selesai
2
Kamis
09.00
10.00
Studio
Penaataan hasil
Editing
pengambilan gambar
Studio
Mengkonvert gambar untuk
Editing
dimasukan ke-aplikasi atau
software editing
13.00
Studio
Mulai editing, maenata dari
Editing
scene ke scene slanutnya
61
3
Jum’at
09.00
Studio
Editing Suara
Editing
11.00
Studio
Penataan Suara
Editing
14.00
Studio
Rendering
Editing
4.8 Produksi
4.7.1 Shooting
Tabel 4.3
Shooting
No Gambar
1
Keterangan
Diskusi
sebelum
pengambilan gambar
di mulai
2
Diskusi
sebelum
pengambilan gambar
di mulai
62
3
Proses pengambilan
gambar
4
Proses pengambilan
gambar
Proses pengambilan
gambar
adegan
bertanya
dengan
orang yang sedang
berjalan di samping
wisatawan
6
Proses pengambilan
gambar
adegan
bertanya
dengan
orang yang sedang
duduk di atas motor di
samping wisatawan
7
Proses pengambilan
gambar
adegan
bingung
dengan
tujuan yang akan di
tembuh
untuk
mengunjungi
Museum
masjid
Agung Demak
63
8
Bertanya
dengan
pelajar Demak
9
Menghampiri pelajar
yang sedang pulang
sekolah
10
Bingung Arah untuk
menuju
Museum
masjid Agung Demak
11
Pelajar tidak tahu arah
untuk
menuju
museum
Masjid
Agung Demak
64
12
Bingung bagaimana
untuk
menuju
Museum
masjid
Agung Demak
4.7.2 Editing
Editing setelah penyusunan semua adegan terpilih dan di konvert
menggunakan Procoder untuk dimasukan kedalam program Editing
Video Adobe PremierPro.
65
4.9 Media Pendukung
4.9.1 Proses pengembangan Ide Visual
A. Pengembangan Sketsa Kasar
Gambar 4.7
Visualisasi Sketsa Kasar
B. Konsep Gambar
Obyek yang akan digunakan untuk visualisasi dalam konsep
ini meliputi gambar laki-laki dan gambar Masjid Agung Demak
yang sedang berjalan untuk mengunjungi museum Masjid Agung
Demak. Konsep dari visualisasi diatas adalah ingin menunjukkan
kepada masyarakat Demak bahwa orang luar saja mengunjungi
museum masak orang Demak sendiri tidak mengunjungi museum,
dari pencitraan gambar tersebut menunjukkan bahwa museum
masjid agung demak merupakan museum yang dapat di gali ilmu
sejarahnya.
66
4.9.1.1 Pemiihan Font
A. Jenis Font yang digunakan adalah Arial Blak dan Arial :
“Arial Black”
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUFW
XYZ
Abcdefghijklmnopqrstu
1234567890./?!
headline: yang digunakan :
Tambah Ilmu-mu
Kunjungi Museum-mu
Jenis font ini digunakan pada headline karena font ini memiliki
bentuk yang tegas dan kuat sehingga sangat cocok untuk
headline yang berisi himbauan yang sifatnya tegas. Selain itu
bentuk font ini tidak kaku sehingga mudah dibaca.
B. Jenis Font yang digunakan :
“Arial Black”
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUFW XYZ
Abcdefghijklmnopqrstu
1234567890./?!
Bodycopy: yang digunakan :
Sadarkah Anda Bahwa Museum masjid Agung Demak
Memiliki Nilai Sejarah Yang Tinggi
Jenis font ini digunakan pada Bodycopy karena font ini memiliki
bentuk yang tegas dan kuat sehingga dapat mudah dibaca untuk
penyampaian pesannya.
67
C. Jenis Font yang digunakan :
“Arial Black”
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U
F WX YZ
A b c d ef g hi j kl mn opq r s t u
1 2 3 45 6 7 8 9 0. / ?!
Tag Line: yang digunakan :
Yang Dari Luar Aja kemuseum
Masak
Yang
Orang
Demak
Sendiri
Nggak ?
Jenis font ini digunakan pada Tagline karena font ini memiliki
bentuk yang menarik dan kuat sehingga dapat mudah dibaca
untuk penyampaian pesannya.
68
4.9.1.2 Final Desain
Gambar 4.8
Final Desain 2
4.9.2 Penjaringan Ide Visual / Sketsa Kasar
A. Konsep 1
Gambar 4.9
Alternatif Konsep
69
Ilustrasi diatas menggambarkan seorang wisatawan yang menuju
ke-museum Masjid Agung Demak untuk berkunjung ke-museum
tersebut. Dari ilustrasi diatas menunjukkan bahwa orang dari luar
kota saja ke-museum Masjid Agung Demak, masak yang orang
Demak sendiri nggak.
B. Konsep 2
Gambar 4.10
Alternatif Konsep
Dari ilustrasi diatas menggambarkan bahwa seorang pelajar
yang sedang membaca buku sejarah yang ada di museum Masjid
Agung Demak, ketika di pelajari atau membacanya pelajar itu
bingung dan akhirnya menempelkan buku tersebut ke-mukanya dan
berfikiran untuk langsung mengunjungi museum masjid agung
demak untuk lebih jelasnya tentang apa yang di tuliskan di buku
70
yang dibacanya. Dari konsep visual diatas adalah untuk
menghimbau atau mengajak kepada masyarakat Demak khususnya
pelajar bukan hanya membaca sejarahnya saja melainkan
mengunjungi museum-nya juga, karena museum yang menyimpan
barang peninggalan-peninggalan tersebut.
C. Konsep 3
Gambar 4.11
Alternatif Konsep
Menggambarkan sebuah buku yang tertuliskan museum Masjid
Agung Demak, maksut dan tujuan gambaran visualisasi tersebut
adalah di himbau kepada masyarakat Demak khususnya pelajar
untuk membuka kembali ilmu sejarah yang ada di Kota Demak
tersebut melalui museum Masjid Agung Demak dengan gambar
visual yang digunakan adalah buku.
71
D. Konsep 4
Gambar 4.12
Alternatif Konsep
Ilustrasi dari gambar karung yang di dalam-nya di isi beberapa
buku sejarah Masjid Agung Demak, dari gambaran diatas
menunjukkan bahwa museum Masjid Agung Demak menyimpan
banyak sejarah yang dapat di pelajari ilmunya untuk menambah
wawasan serta pengetahuan sejarah yang ada di Kota Demak
khususnya sejarah Masjid Agung Demak.
72
E.
Konsep 5
Gambar 4.13
Alternatif Konsep
Ilustrasi diatas menggambarkan jam dinding yang memiliki
maksut untuk menggunakan waktu luang kita untuk mengunjungi
museum untuk mempelajari sejarah yang terkandung atau
tersimpan
dalam
museum
tersebut
sebelum
peninggalan bersejarah itu hilang di telan waktu.
peninggalan
73
F. Konsep 6
Gambar 4.14
Alternatif Konsep
Ilustrasi dari seorang wisatawan yang berkunjung ke Kota
Demak untuk mengunjungi Museum Masjid Agung Demak,
sesampainya di Kota demak wisatwan itu bertanya dengan pelajar
yang sedang pulang sekolah, wisatawan itu bertanya dimana
Museum Masjid Agung Demak, dan ternyata pelajar Demak itu
tidak tahu. Maksut dari visualisasi tersebut adalah menunjukkan
kepada masyarakat demak khususnya pelajar bahwa orang luar
(wisatawan) aja tau kalau Demak memiliki museum yang diberi
nama Museum Masjid Agung Demak, masak pelajar Demak
sendiri tidak tahu.
74
4.9.3 Proses Pengembangan Ide Visual
A.
Pengembangan Sketsa Kasar
Dari penjaringan ide visual yang ada, maka konsep yang akan
dipilih adalah konsep 2 untuk media
pendukung dalam
perancangan iklan sosial ini. Pada konsep 2, gambar
ilustrasi
masih dalam bentuk visualisasi sketsa kasar. Ilustrasi tersebut akan
dikembangkan dalam bentuk gambar ilustrasi 2 dimensi untuk
memudahkan dalam tahap akhir pencitraan secara 2 dimensi,
dimana hal ini akan mempermudah / memberi gambaran dalam
meletakkan objek-objek 2D yang ada dan mengambil gambar dari
sudut pandang yang telah kita tentukan.
Gambar 4.15
Pengembangan Sketsa
75
B. Konsep Gambar
Obyek yang akan digunakan untuk visualisasi dalam
perancangan ini meliputi gambar buku, gambar Masjid Agung
Demak dan gambar seorang cewek yang sedang membaca buku
dan bingung lalu meletakkan bukunya ke-wajah cewek tersebut.
Konsep dari visualisasi diatas adalah ingin menunjukan
ilmu sejarah yang dimiliki museum Masjid Agung Demak dengan
menggunakan gambar seorang cewek yang sedang membaca buku
sejarah museum tetapi masih bingung atau kurang lengkap jika
tidak mengunjungi museumnya secara langsung, dari konsep ini
menghimbau kepada khalayak bahwa membaca sejarah yang ada
dimuseum
akan
lebih
lengkap
jika
dengan
mengunjungi
museumnya.
C. Pencitraan Gambar

Refrensi Gambar orang membaca
Gambar 4.16
Sumber : fotografi dokumentasi sendiri
76

Refrensi Gambar Membaca
Gambar 4.17
Sumber : odazzander.blogspot.com

Pencitraan Gambar Visual
Gambar 4.18
Visualisasi Konsep
77

Refrensi Gambar Buku
Gambar 4.19
Sumber : web.iaincirebon.ac.id

Pencitraan Buku
Gambar 4.20
Visualisasi Konsep
78
4.9.4 Pengarahan Visual
4.9.4.1. Pemilihan Font
A. Jenis Font yang digunakan adalah Arial Blak dan Arial :
“Arial Black”
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUF
WXYZ
Abcdefghijklmnopqrstu
1234567890./?!
headline: yang digunakan :
Tambah Ilmu-mu
Kunjungi Museum-mu
Jenis font ini digunakan pada headline karena font ini
memiliki bentuk yang tegas dan kuat sehingga sangat cocok
untuk headline yang berisi himbauan yang sifatnya tegas.
Selain itu bentuk font ini tidak kaku sehingga mudah dibaca.
B. Jenis Font yang digunakan :
“Arial Black”
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUFW XYZ
Abcdefghijklmnopqrstu
1234567890./?!
Bodycopy: yang digunakan :
Dengan Mengunjungi Museum Masjid Agung Demak,
Belajar Sejarah Masjid Agung Demak Akan Jauh
Menyenangkan
79
4.9.4.2 Pemilihan warna
A. Pemilihan Warna Pada Obyek Orang Membaca
Gambar 4.21
Visualisasi Konsep Pewarnaan
Dalam visualisai orang membaca terdapat 5 (lima) warna
yang akan digunakan dalam obyek gambar orang membaca
tersebut.
80
B. Pemilihan Warna Pada Obyek Buku :
Gambar 4.22
Visualisasi Konsep Pewarnaan
Dalam visualisai Buku terdapat 10 (Sepuluh) warna yang
akan digunakan dalam obyek gambar Buku tersebut.
81
4.9.5 Final Desain 2
Gambar 4.23
Final Desain Konsep 2
82
4.9.6
Aplikasi Media
4.9.6.1 Baner Facebook
Gambar 4.24
Baner Facebook
Gambar 4.25
Baner Media Facebook
83
4.9.6.2 Poster
Gambar 4.26
Gambar Desain Poster
Gambar 4.27
Gambar Media Poster
84
4.9.6.3 Spanduk
Gambar 4.28
Gambar Desain Spanduk
Gambar 4.29
Gambar Media Spanduk
85
4.9.6.4 X Baner
Gambar 4.30
Gambar Desain X Baner
Gambar 4.31
Gambar Media X Baner
86
4.9.6.5 Brosur
Gambar 4.32
Gambar Desain Poster
87
4.9.6.6 Marcendece
A. Stiker
Gambar 4.33
Gambar Desain Setiker
B. Pin
Gambar 4.34
Gambar Poster
88
C. Bulpen
Gambar 4.35
Gambar Desain Bulpen
Gambar 4.36
Gambar Aplikasi Bulpen
D. Baju Kaos
Gambar 4.38
Gambar Desain Kaos
89
E. Topi
Gambar 4.38
Gambar Aplikasi Topi
90
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dalam perancangan Iklan layanan masyarakat sosialisasi museum Masjid
Agung demak ini merupakan suatu pemikiran yang dituangkan dalam bentuk
verbal dan visual yang menjadi sebuah karya desain yang sesuai dengan
pemecahan permasalahan yang ada.
Perancangan ini menciptakan sebuah kaya dalam bentuk Iklan Sosial yang
dapat diharapkan untuk meningkatkan minat pengunjung untuk berkunjung kemuseum Masjid Agung Demak. Menginformasikan dan mengajak kepada
khalayak sasaran yaitu masyarakat Demak khususnya pelajar untuk selalu
melestarikan warisan sejarah Masjid Agung Demak yang tersimpan di dalam
museum Masjid Agung Demak. Dari perancangan ini merupakan salah satu
bentuk upaya untuk membujuk atau menghimbau kepada masyarakat Demak agar
memiliki rasa untuk mengunjungi bahkan mempelajari sejarah yang ada di
Museum Masjid Agung Demak.
Dengan adanya perancangan ini diharapkan dapat membantu masyarakat
Demak supaya lebih mengenal Museum Masjid Agung Demak, karena Museum
Masjid Agung Demak sebagai satu-satunya bangunan yang menyimpan sejarah
Masjid Agung Demak yang patut untuk dipelajari ilmu dan sejarahnya.
5.2 Saran
Dari hasil akhir penelitian perancangan Iklan Layanan Masyarakat
sosialisasi museum Masjid Agung Demak terdapat saran yang dapat penulis
sampaikan, yaitu untuk perancangan selanjutnya dapat dilakukan dengan
menggunakan media yang lebih efektif dan lebih disesuaikan dengan kondisi
masyarakat Kota Demak di masa yang akan datang.
91
DAFTAR PUSATAKA
Abdullah, M.W. (2006). Sosiologi. Jakarta: Grasindo.
Ali Akbar, Museum di Indonesia Kendala dan Harapan, Jakarta, 2010.
Amar, Imron Abu. Sunan KalijagaKadilangu Demak. Kudus : Penerbit
Menara Kudus.
Efendi heru. 2009. Mari membuat film. Jakarta : erlangga
Jefkins, Frank. (1997). Periklanan. Terjemahan: Haris Muhandar, Editor:
Singgih Agung, Yati Sumiharti, Cet.2. Jakarta: Erlangga.
koentjaraningrat.2002. Kebudayaan, Mentalis dan Pembangunan. Jakarta :
Gramedia
Kotler, Philip, 2000. Marketing Management, The Millenium Edition, New
Jersey: Prentice Hall International, Inc.
Kotler dan Amstrong (2004), Prinsip-Prinsip Marketing, Edisi Ketujuh,
Penerbit Salemba Empat, Jakarta
Pujianto. 2010. Perspektif Iklan Layanan Masyarakat. Semarang : Universitas
Dian Nuswantoro.
92
Rustan, Surianto, S.Sn. (2009). Lay Out Dasar dan Penerapannya. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
Sutaarga, M. Amir. Pedoman Penyelenggaraan dan Pengelolaan Museum.
Jakarta,1989.
Sulistiono. 2012. Mengenal Masjid Agung Demak dan Penyebaran Islam Di
Jawa. Pelangi Publising
widyatama, Rendra. 2007. Pengantar Periklanan. Yogyakarta: Pustaka Book
Publisher.
Sumber Lain
http://etd.eprints.ums.ac.id/6643/1/D300040009.pdf
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00956DI%20Bab2001.pdf
Download