Gizi dan Pembangunan Ekonomi Akhir-akhir ini konsep

advertisement
Gizi dan Pembangunan Ekonomi
Akhir-akhir ini konsep pengembangan investasi dikembangkan sampai kepada
investasi sumber daya manusia. Perkembangan teori baru didasarkan pada konsep
penambahan keluaran (output) nasional yang sangat tinggi dibandingkan dengan penambahan
masukan (input) seperti lahan, jumlah orang, dan modal fisiko Investasi pada sumber daya
manusia tampaknya merupakan penjelasan adanya perbedaan yang mencolok tersebut.
Sebagai contoh perkembangan ekonomi yang sangat nyata di Amerika dan Eropa Barat
akibat dari faktor peningkatan pendidikan dan pengetahuan.
Usaha yang serupa adalah mengetahui manfaat ekonomi dari investasi bidang gizi.
Perbaikan bidang gizi yang membuat pekerja absen menjadi tidak absen, atau membantu
memperpanjang masa kerja, atau menaikkan kemampuan produktivitas kerja. Selanjutnya
perbaikan gizi dapat menciptakan keadaan yang memungkinkan anak bisa masuk sekolah
kembali, atau meningkatkan daya tangkap dalam menerima pelajaran atau kemampuan
orang dewasa menyerap materi suatu training, dan masih banyak hal lagi, memberi
pertanda bahwa perbaikan gizi mempunyai manfaat yang nyata pada perkembangan
ekonomi, kesehatan dan kualitas hidup manusia. Sekali keadaan gizi baik dicapai, maka
biaya pangan akan merupakan pengeluaran untuk pemeliharaan.
Suatu pengukuran manfaat daripada program gizi adalah penghematan biaya kesehatan
dan pengobatan. Hampir setengah juta pasien rumah sakit dari 37 negara sedang
berkembang tercatat secara resmi karena penyakit gizi kurang. Pada kenyataannya
penderita gizi kurang pasti jauh lebih tinggi. Kalau biaya rata-rata untuk merawat pasien
tersebut $ 7.50 sehari selama sembilan puluh hari, maka total biaya perawatan akan
mencapai $ 340 juta setahun untuk 37 negara. Seandainya perawatan diberikan kepada kirakira 10 juta anak prasekolah (tiga persen dari 325 juta anak prasekolah di negara sedang
berkembang) yang mengalami gizi buruk, maka biaya per tahun akan mencapai $ 6.8
trilyun (Berg, 1986). Dengan demikian jelas sekali biaya untuk pencegahan timbulnya gizi
buruk jauh lebih murah daripada mengobatinya.
Manfaat lain daripada perbaikan gizi di negara sedang berkembang adalah
berkurangnya kehilangan produktivitas karena kelemahan buruh (pekerja) yang mengalami
gizi kurang. Sayang, data medis untuk perhitungan ini jarang tersedia di negara-negara
sedang berkembang.
Alternatif pendekatan untuk pengukuran kehilangan produktivitas ialah melalui
penggunaan data agregat pada konsumsi pangan dan distribusi pekerjaan dari tenaga kerja.
Dari estimasi kebutuhan energi per hari menurut golongan pekerjaan dibandingkan dengan
konsumsi riilnya dapat diperkirakan besarnya penurunanan kemampuan kerja. Untuk
negara-negara miskin penurunan kemampuan kerja cukup berarti, bahkan dapat mencapai
50%. Kalau data ini benar sementara produktivitas individual mempunyai hubungan dengan
produktivitas nasional, maka adanya masalah gizi kurang/buruk sangat berpengaruh
terhadap produk nasional.
Pengaruh gizi kurang lainnya adalah penurunan lama periode kerja akibat kematian
yang lebih dini. Untuk sebagian besar negara sedang berkembang, kenaikan umur harapan
hidup orang dewasa akan menambah lama kemampuan kerjanya. Bertambah panjangnya
kemampuan kerja akan mengurangi rasio ketergantungan penduduk yaitu populasi
penduduk (sebagian besar usia muda) yang tidak bekerja terhadap yang bekerja. Dalam
tahun 1960 setiap seratus orang penduduk muda usia kerja di negara sedang berkembang,
terdapat kira-kira 76 orang yang tidak bekerja, sedangkan di negara berkembang hanya 59
orang. Lebih rendahnya rasio ketergantungan tersebut tentu saja secara secara potensial
menambah pendapatan per kapita.
Struktur usia dan tingkat usia harapan hidup dari negara-negara sedang berkembang
menunjukkan bahwa penurunan angka kematian orang dewasa tidak saja menambah lama
hidup untuk memperoleh penghasilan dan mengurangi ketergantungan, tetapi juga
menambah produk bidang pendidikan dan investasi bidang sosial lainnya. Keuntungankeuntungan tersebut adalah berbentuk potensi, karena tergantung pada tersedianya tenaga
kerja yang produktif.
Program-program gizi di samping memberikan manfaat produktivitas secara
langsung, memberikan pula keuntungan-keuntungan sebagai berikut:
a. Menurunkan angka kesakitan penduduk.
b. Meningkatkan pendapatan penduduk.
c. Meningkatkan kesehatan dan kemampuan ibu-ibu dalam memelihara anakanak.
d. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia pada umumnya.
Download