bab i pendahuluan - Universitas Sumatera Utara

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
I. 1. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan bisnis global sekarang ini, organisasi seperti metamorfosis,
berusaha keras agar komunikasi di dalam dan di luar perusahaan terbuka, jujur, dan
jelas. Mereka memahami bahwa keberhasilan yang dicapai bergantung pada
kemampuan para karyawan dan manajer berkomunikasi secara efektif. Dan mereka
mengetahui bahwa komunikasi dan komunikasi yang efektif bukanlah hal yang sama.
Komunikasi adalah proses mengirimkan dan menerima pesan. Sedangkan
komunikasi yang efektif terjadi kalau individu mencapai pemahaman yang sama,
merangsang pihak yang lain melakukan tindakan, dan mendorong orang untuk berpikir
dengan cara yang baru. Kemampuan kita untuk berkomunikasi secara efektif akan
menambah produktifitas, baik untuk kita maupun organisasi; dapat mengantisipasi
masalah, membuat keputusan, mengkoordinasikan arus kerja, mengembangkan
hubungan, serta mempromosikan produk dan jasa. Kita dapat membentuk kesan pada
rekan, karyawan supervisor, investor, dan pelanggan. Dan dapat merasakan serta
memenuhi kebutuhan semua pihak yang berkepentingan, baik organisasi besar, kecil
atau perusahaan maya seperti metamorfosis, berbagai informasi di antara berbagai
bagian dalam suatu organisasi, dan antara organisasi bersangkutan dengan dunia luar,
merupakan perekat yang menyatukan organisasi.
Sebagai anggota dari suatu organisasi, kita merupakan satu mata rantai dalam
rantai informasi. Baik sebagai manajer puncak atau karyawan yang baru masuk,
mempunyai informasi yang diperlukan oleh anggota yang lain untuk melaksanakan
Universitas Sumatera Utara
pekerjaan mereka. Pada saat yang sama, orang lain juga mempunyai informasi yang
penting bagi kita. Dalam perusahaan yang hanya terdiri dari lima atau enam karyawan,
banyak informasi dipertukarkan sambil lalu dan langsung lewat telepon, e-mail, fax,
atau memo antar kantor. Dalam organisasi raksasa seperti Pepsi Co, dengan ratusan
ribu karyawan tersebar di seluruh dunia, mengirimkan informasi secara tepat kepada
orang yang tepat pada saat yang tepat merupakan tantangan besar. Untuk menghadapi
tantangan ini, organisasi mengandalkan saluran komunikasi internal dan eksternal.
1. Komunikasi Internal.
Komunikasi Internal merujuk pada pertukaran informasi dan gagasan di dalam
organisasi. Komunikasi di antara anggota suatu organisasi penting untuk melakukan
fungsi secara efektif. Sebagai seorang karyawan, kita bisa mengamati berbagai hal
secara langsung yang tidak dapat dilihat oleh supervisor atau rekan kita yang lain;
reaksi spontan dari pelanggan terhadap pameran produk, keengganan pemasok sebelum
menyetujui tanggal pengiriman, suara berdesis yang aneh dalam sepotong peralatan,
atau menurunnya arus pelanggan. Manajer dan rekan sekerja perlu informasi kecil yang
berharga ini untuk melaksanakan tugasnya. Bila informasi tersebut tidak disampaikan,
tidak akan ada orang lain yang melakukan reaksi atau respon karena tidak ada orang
lain yang mengetahuinya.
2.Komunikasi Eksternal.
Sama seperti komunikasi internal yang membawa informasi ke atas, ke bawah,
dan lintas organisasi, komunikasi eksternal membawa informasi ke dalam dan ke luar
organisasi. Perusahaan selalu bertukar pesan dengan pelanggan, penjual, distributor,
Universitas Sumatera Utara
pesaing, investor, wartawan, dan perwakilan masyarakat. Kadang-kadang komunikasi
eksternal ini secara hati-hati diatur terutama dalam masa krisis. Di kala lain komunikasi
eksternal terjadi secara informal sebagai bagian operasi bisnis rutin.
Salah satu contoh nyata organisasi yang menggunakan komunikasi internal dan
eksternal adalah koperasi. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orangorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas
kekeluargaan. Koperasi bertujuan untuk menyejahterakan anggotanya. Berdasarkan
pengertian tersebut, yang dapat menjadi anggota koperasi yaitu:
a. Perorangan, yaitu orang yang secara sukarela menjadi anggota koperasi;
b. Badan hukum koperasi, yaitu suatu koperasi yang menjadi anggota koperasi
yang memiliki lingkup lebih luas.
Pada Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27 (Revisi 1998),
disebutkan bahwa karateristik utama koperasi yang membedakan dengan badan usaha
lain, yaitu anggota koperasi memiliki identitas ganda. Identitas ganda maksudnya
anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi.
Umumnya koperasi dikendalikan secara bersama oleh seluruh anggotanya, di
mana setiap anggota memiliki hak suara yang sama dalam setiap keputusan yang
diambil koperasi. Pembagian keuntungan koperasi (biasa disebut Sisa Hasil Usaha atau
SHU) biasanya dihitung berdasarkan andil anggota tersebut dalam koperasi, misalnya
dengan melakukan pembagian dividen berdasarkan besar pembelian atau penjualan
yang dilakukan oleh si anggota.
Koperasi syariah berdiri untuk meningkatkan kesejahteraan anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya serta turut membangun tatanan
Universitas Sumatera Utara
perekonomian yang berkeadilan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Membentuk
koperasi memang diperlukan keberanian dan kesamaan visi dan misi di dalam intern
pendiri. Mendirikan koperasi syariah akan memerlukan perencanaan yang cukup bagus
agar tidak berhenti di tengah jalan. Mendirikan koperasi syariah harus memiliki modal
awal, modal awal ini dikumpulkan dari anggota koperasi. Koperasi syariah agar diakui
keabsahannya hendaklah disahkan oleh notaris, biaya pengesahan relatif tidak begitu
mahal berkisar 300 ribu rupiah. Modal awal koperasi bersumber dari dana usaha, danadana ini dapat bersumber dari dan diusahakan oleh koperasi syariah, misalkan dari
Modal Sendiri, Modal Penyertaan dan Dana Amanah. Modal Sendiri didapat dari
simpanan pokok, simpanan wajib, cadangan, hibah, dan donasi, sedangkan Modal
Penyerta di dapat dari anggota, koperasi lain, bank, penerbitan obligasi dan surat utang
serta sumber lainnya yang sah. Adapun Dana Amanah dapat berupa simpanan sukarela
anggota, dana amanah perorangan atau lembaga.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti bagaimana pola
komunikasi organisasi dalam menghadapi berbagai permasalahan di Koperasi Syariah
Berkah Mandiri.
I.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka
dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
“Bagaimanakah pola komunikasi organisasi di dalam Koperasi Syariah Berkah
Mandiri, Jalan Setia Budi No.175-C Lantai 2, Tanjung Sari, Medan ?”
1.3. Pembatasan Masalah
Universitas Sumatera Utara
Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat
mengaburkan penelitian, maka peneliti melakukan pembatasan masalah. Adapun
pembatasan masalah yang diteliti adalah :
1. Penelitian ini bersifat deskriptif, yang hanya memaparkan suatu situasi atau
peristiwa secara sistematis, tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak
menguji hipotesis atau membuat prediksi.
2. Penelitian ini dilakukan terbatas pada pengurus, karyawan, dan anggota
koperasi di
lingkungan Koperasi Syariah Berkah Mandiri, Jalan Setia Budi
No.175-C Lantai 2, Tanjung Sari, Medan.
3. Penelitian dilakukan pada bulan September-Oktober 2009.
I.4. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui gambaran umum pola komunikasi dalam suatu Koperasi
Syariah.
2. Untuk mengetahui cara mengatasi permasalahan di dalam Kopersi Syariah
Berkah Mandiri.
3. Untuk mengetahui pola komunikasi dalam Koperasi Syariah Berkah Mandiri.
I.5. Manfaat Penelitian
1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya bahan referensi
penelitian di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU dan memberikan
sumbangan pemikiran bagi para pembacanya.
2. Secara teoritis, penelitian ini diharapakan dapat memperluas pengetahuan
peneliti mengenai ilmu komunikasi, khususnya komunikasi organisasi dan
komunikasi bisnis.
Universitas Sumatera Utara
3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Koperasi
Syariah Berkah Mandiri.
I.6. Kerangka Teori
Sebelum terjun ke lapangan atau melakukan penelitian atau pengumpulan data,
peneliti diharapkan mampu menjawab permasalahan melalui suatu kerangka pemikiran
atau literature review. Kerangka pemikiran merupakan kajian tentang bagaimana
hubungan teori dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi dalam perumusan
masalah.
Wilbur Schramm menyatakan bahwa teori merupakan suatu perangkat
pernyataan yang saling berkaitan, pada abstraksi dengan kadar tinggi, dan daripadanya
proporsi bisa dihaslkan dan diiuji secara alamiah dan pada landasannya dapat dilakukan
prediksi mengenai perilaku (Effendy, 2003: 241).
Kerlinger juga menyebutkan bahwa teori merupakan himpunan konstruk
(konsep), definisi dan preposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang
gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel untuk menjelaskan dan meramalkan
gejala tersebut (Rakhmat, 2004: 6).
Dalam penelitian ini, teori-teori yang dianggap relevan adalah Komunikasi,
Komunikasi Organisasi, Komunikasi Bisnis, dan Koperasi.
I.6.1. Komunikasi.
Secara epistemologis, kata komunikasi berasal dari bahasa latin communication,
dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama dalam arti kata ini bisa
diartikan sebagai sama makna. Jadi secara sederhana dalam proses komunikasi yang
Universitas Sumatera Utara
terjadi adalah bermuara pada usaha untuk mendapatkan kesamaan makna atau
pemahaman pada subjek yang melakukan proses komunikasi tersebut.
Pengertian komunikasi menurut H. Lasswell adalah siapa mengatakan apa,
melalui saluran apa, kepada siapa, dengan efek apa ( who says what in which channel to
whom with what effect ). Sedangkan menurut Anderson, komunikasi adalah suatu
proses dimana kita bisa memahami dan dipahami orang lain. Komunikasi merupakan
proses yang dinamis dan secara konstan bisa berubah sesuai dengan situasi yang
berlaku. Dan menurut Edward Depari, komunikasi adalah proses penyampaian gagasan,
harapan, pesan yang disampaiakan melalui lambang tertentu yang mengandung arti
yang dilakukan oleh penyampai pesan dan ditujukan kepada penerima pesan ( Purba
dkk., 2006: 32 ).
I.6.1.1. Komunikasi Organisasi.
Salah satu bentuk komunikasi adalah Komunikasi Organisasi. Komunikasi
merupakan bidang yang sangat penting dalam manajemen organisasi. Dalam
kenyataannya masalah komunikasi selalu muncul dalam proses organisasi. Komunikasi
merupakan system aliran yang mengfhubungkan dan membangkitkan kinerja
antarbagian dalam organisasi sehingga menghasilkan sinergi (Panuju, 2001: 1-2).
Menurur Goldhaber (Muhammad, 2001: 67), komunikasi organisasi adalah
proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam jaringan hubungan yang saling
bergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti dan selalu
berubah, sehingga arus pesan dalam jaringan komunikasi yang bersifat formal atau
nonformal sangat mempengaruhi proses komunikasi yang terjadi dalam sebuah
organisasi.
Universitas Sumatera Utara
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi adalah
pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal dan
informal dari suatu organisasi. Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui
oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi pada kepentingan organisasi,
misalnya memo, kebijakan, pernyataan, dan surat-surat resmi. Sedangkan komunikasi
informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Komunikasi yang dilakukan
lebih kepada komunikasi kepada antaranggotanya secara individual.
Untuk menciptakan iklim komunikasi organisasi yang baik tergantung pada
seberapa kondusif dan efektif kondisi yang menunjang kebebasan dan kemudahan
perilaku komunikasi sumber daya manusianya. Raspberry dan Linsay menegaskan
bahwa inti aktifitas manusia dalam organisasi adalah seberapa jauh efektifitas dari: 1.
kualitas isi pesan, 2. kuantitas isi pesan, 3. media atau saluran komunikasi yang tersedia
dan biasa digunakan dalam proses komunikasi yang berlangsung di dalam organisasi
tersebut, 4. etos dan kredibilitas komunikator (Pohan, 2005: 12).
I.6.1.2. Komunikasi Bisnis.
Komunikasi bisnis dalam prakteknya memiliki ruang lingkup yang lebih
kompleks dibandingkan komunikasi individu. Di dalam suatu perusahaan, orang-orang
yang terlibat di dalamnya akan melakukan komunikasi yang dinamakan komunikasi
internal. Sedangkan bila perusahaan ingin melakukan komunikasi dengan pihak luar
perusahaan, maka dinamakan komunikasi eksternal.
Komunikasi bisnis umumnya bersifat resmi, karena dalam prakteknya
berkomunikasi dalam bisnis membutuhkan alat-alat dalam berkomunikasi, seperti
pesan bisnis, komputer, internet, memo, laporan dan sebagainya. Namun selain
komunikasi secara verbal dibutuhkan juga komunikasi secara nonverbal seperti
Universitas Sumatera Utara
berbicara dengan klien, mendengarkan presentasi dalam ruang rapat, memperhatikan
penampilan dalam berpidato, intonasi suara dan gerakan tubuh lawan bicara, yang
digunakan untuk melakukan komunikasi secara efektif dalam bisnis (Purwanto: 2003).
I.6.1.3. Koperasi.
Koperasi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari perekonomian Indonesia.
Karena tujuannya yang mengutamakan kesejahteraan anggotanya di atas pencarian
keuntungan,
koperasi terus dikembangkan hingga sekarang. Kebijakan ini sesuai
dengan UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yang menyatakan bahwa “Perekonomian disusun
sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan”. Satu-satunya bentuk usaha
yang sesuai dengan pasal ini adalah koperasi.
Gerakan koperasi di Indonesia dimulai dengan lahirnya “Bank Pertolongan &
Tabungan” yang didirikan pada tahun 1896 oleh Raden Aria Wira Atmaya di
Kabupaten Banyumas, Purwokerto, yang tujuannya untuk membebaskan masyarakat
dari lintah darat.
Kemudian, melalui perjuangan yang cukup panjang pada tahun 1927 keluar
peraturan tentang “Perkumpulan Koperasi Bumi Putera” No. 91 tahun 1927. Melalui
peraturan tersebut maka izin mendirikan koperasi diperlonggar. Kongres koperasi I
diselenggarakan atas dorongan Bung Hatta pada tanggal 12 Juli 1947 di Tasikmalaya.
Keputusan penting dalam kongres I antara lain:
a. Mendirikan Sentral Organisasi Koperasi Rakyat (SOKRI) yang berkedudukan di
Tasikmalaya.
b. Mengajukan berdirinya “Koperasi Desa” dalam rangka mengatur perekonomian
pedesaan.
Universitas Sumatera Utara
c. Menetapkan tanggal 12 Juli sebagai hari koperasi.
Pada bulan Juli 1953 diadakan kongres koperasi ke II di Bandung. Keputusan
penting dalam kongres tersebut adalah:
a. Mengangkat Bung Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia.
b. SOKRI di ubah menjadi Dewan Koperasi Indonesia.
Pada bulan September 1956 diadakan Kongres Koperasi ke III di Jakarta.
Keputusan penting yang dihasilkan dalam kongres tersebut antara lain:
a. Penyempurnaan Organisasi Gerakan Koperasi.
b. Menghimpun bahan untuk undang-undang perkoperasian.
Undang-undang perkoperasian yang dipakai hingga saat ini adalah UU
Perkoperasian No. 25 tahun 1992.
Seperti badan usaha lain, koperasi mempunyai kelebihan dan kelemahan,
kelebihan dari koperasi yaitu:
1. Usaha koperasi tidak hanya diperuntukkan kepada anggotanya saja, tetapi juga
untuk masyarakat pada umumnya.
2. Koperasi dapat melakukan berbagai usaha di berbagai bidang kehidupan
ekonomi rakyat.
3. Sisa Hasil Usaha (SHU) yang dihasilkan koperasi dibagikan kepada anggota
sebanding dengan jasa usaha masing-masing anggota.
4. Membantu membuka lapangan pekerjaan
5. Mendapat kesempatan usaha yang seluas-luasnya dari pemerintah.
6. Mendapat bimbingan dari pemerintah dalam rangka mengembangkan koperasi.
Sedangkan kelemahan koperasi yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Umumnya terdapat keterbatasan Sumber Daya Manusia, baik pengurus maupun
anggota terhadap pengetahuan tentang perkoperasian.
2. Tidak semua anggota koperasi berperan aktif dalam pengembangan koperasi.
3. Koperasi identik dengan usaha kecil sehingga sulit untuk bersaing dengan badan
usaha lain.
4. Modal koperasi relatif terbatas atau kecil bila dibandingkan dengan badan usaha
lain.
5. Pengurus dan anggota kurang memiliki jiwa wirausaha sehingga mengalami
kesulitan untuk berkembang.
I.6.1.4. Teori Motivasi.
Abraham Maslow mengatakan bahwa orang melakukan suatu tindakan karena
dorongan-dorongan kebutuhan tertentu. Kebutuhan manusia dapat digolongkan dalam
lima kategori sebagai berikut :
Hierarki Kebutuhan Maslow.
Aktualisasi diri
Penghargaan
Sosial ( rasa memiliki )
Keselamatan/keamanan
Fisiologis
I.7. Kerangka Konsep.
Universitas Sumatera Utara
Kerangka konsep sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang
bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat
mengantarkan penelitian pada rumusan hipotesa (Nawawi, 1995: 40).
Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti yakni
istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian,
keadaan. kelompok atau individu, yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial
(Singarimbun, 1995: 33).
Jadi, kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan
rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang diuji
kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus
dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel.
Adapun varibel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel Komunikasi Organisasi ( subjek penelitian ).
Yang dimaksud dengan variabel komunikasi organisasi adalah fungsifungsi komunikasi dalam suatu organisasi ( Sendjaja, 1994 ) :
a. Fungsi informatif : Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem
pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu
organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak,
lebih baik dan tepat waktu.
b. Fungsi regulatif : Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan
yang berlaku dalam suatu organisasi.
c. Fungsi persuasif : Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan
kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang
diharapkan.
Universitas Sumatera Utara
d. Fungsi integratif : Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan
saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas
dan pekerjaan dengan baik.
2. Variabel motivasi berorganisasi ( objek penelitian ).
Motivasi berorganisasi menyangkut alasan-alasan mengapa orang
mencurahkan
tenaga,
pikiran
serta
waktu
untuk
melakukan
suatu
kegiatan/pekerjaan dalam suatu institusi/organisasi. Motivasi sangat berkaitan
dengan komunikasi. Komunikasi bisa menjadi faktor pembangkit motivasi
bisa pula motivasi yang baik memudahkan upaya komunikasi dalam fungsi
koordinasi dan kerja sama (Kriyantono, 2006: 96). Adapun variabelnya adalah
:
a. Kebutuhan Fisiologis : Adalah kebutuhan fisik biologis manusia,
seperti gaji dan fasilitas-fasilitas lain.
b. Kebutuhan keamanan/keselamatan :
contohnya
pekerjaan
tetap,
berbagai asuransi diri dan berbagai jaminan lainnya
c. Kebutuhan sosial : Kebutuhan bergabung dengan orang lain, diterima
dan dicintai orang lain.
d. Kebutuhan penghargaan : Bonus, promosi, pujian, hadiah dan lain-lain.
e. Kebutuhan aktualisasi diri : Keberhasilan melaksanakan tugas yang
menantang, melaksanakan kerja kreatif, dan lain-lain.
3.Variabel karakteristik responden.
Ciri-ciri / karakteristik / identitas yang melekat pada responden
penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
I. 8. Variabel Operasional
Variabel teoritis
Variabel Subjek penelitian
Komunikasi Organisasi
Variabel operasional
1. Fungsi informatif.
a. Pengelolaan keuangan
b. Penngelolaan bisnis koperasi
c. Pendidikan/pelatihan
d. Brosur koperasi
e. Iklan
2. Fungsi regulatif.
a. Pemahaman
dan
ketaatan
terhadap AD/ART
b. Pemahaman
dan
ketaatan
terhadap prinsip
c. Sistem pembagian kerja
3. Fungsi persuasif.
a. Kedekatan
pengurus
dengan
dewan pengawas
b. Kedekatan
antar
sesama
pengurus
dengan
pengurus
dengan
pengurus
c. Kedekatan
karyawan
d. Kedekatan
anggota
Universitas Sumatera Utara
e. Kedekatan
pengurus
dengan
mitra koperasi
4. Fungsi integratif.
a. Komunikasi formal
b. Komunikasi informal
Variabel Objek Penelitian
Motivasi berorganisasi
1. Kebutuhan Fisiologis.
a. Gaji
b. Sisa hasil usaha
2. Kebutuhan keamanan dan keselamatan.
a. Jaminan koperasi
b. Jaminan nasabah
c. Jaminan karyawan dan mitra
pendukung
3. Kebutuhan sosial
a. Situasi
b. Dukungan
c. Kepercayaan
4. Kebutuhan penghargaan.
a. Bonus
b. Promosi
c. Pujian
d. Hadiah
5. Kebutuhan aktualisasi diri.
Universitas Sumatera Utara
a. Keberhasilan kerja
b. Kerja kreatif
Karakteristik responden.
1. Status
2. Usia
3. Jenis kelamin
4. Pendidikan
5. Pekerjaan
6. Lama bergabung
7. Tingkat keaktifan.
1. 9.
Definisi Variabel Operasional
Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana
caranya untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, defenisi operasional adalah
suatu informasi ilmiah yang amat membantu peneliti yang ingin menggunakan variabel
yang sama ( Singarimbun, 1995: 46 ).
Definisi operasional dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel Komunikasi Organisasi ( subjek penelitian ).
a. Fungsi
informatif
:
Transparansi
pengelolaan
keuangan,
transparansi
pengelolaan bisnis koperasi, pendidikan/pelatihan perkoperasian dan wira
usaha, kelengkapan penjelasan dan brosur
produk koperasi, iklan produk-
produk koperasi.
b. Fungsi regulatif : Pemahaman dan ketaatan terhadap AD/ART koperasi,
pemahaman dan ketaatan terhadap prinsip-prinsip operasional koperasi syariah,
sistem pembagian kerja dalam koperasi.
Universitas Sumatera Utara
c. Fungsi persuasif : Kedekatan pengurus dengan dewan pengawas, kedekatan
antarsesama pengurus, kedekatan antara pengurus dan karyawan koperasi,
kedekatan pengurus dengan anggota koperasi, kedekatan pengurus dengan
mitra-mitra koperasi
d. Fungsi integratif : Saluran komunikasi formal meliputi rapat-rapat dan
pertemuan resmi, baik rutin maupun kasuistik. Saluran komunikasi informal
meliputi diskusi-diskusi tidak resmi yang membicarakan kepentingan dan
masalah perkoperasian.
2. Variabel motivasi berorganisasi ( objek penelitian ).
a. Kebutuhan Fisiologis : honor/gaji pengurus dan karyawan, sisa hasil usaha
koperasi.
b. Kebutuhan keamanan dan keselamatan : jaminan keberlangsungan masa depan
koperasi, jaminan keamanan dana dan aset koperasi, jaminan kontrak-kontrak
kerja koperasi dengan karyawan dan pihak mitra pendukung.
c. Kebutuhan sosial : situasi kerja yang baik, dukungan dan kepercayaan.
d. Kebutuhan penghargaan : bonus, promosi, pujian, hadiah.
e. Kebutuhan aktualisasi diri : keberhasilan melaksanakan kerja yang menantang,
kerja kreatif, dan lain-lain.
3.Variabel karakteristik responden.
a. Status : Posisi/ jabatan responden di Koperasi Syariah Berkah Mandiri.
b. Usia : Umur responden. Antara 17 sampai 55 tahun.
c. Pendidikan : Jenjang pendidikan yang telah diisi oleh responden.
d. Lama bergabung : Rentang waktu sejak responden dinyatakan secara resmi
terdaftar sebagai Anggota Koperasi Syariah Berkah Mandiri.
Universitas Sumatera Utara
e. Tingkat keaktifan : Kepatuhan responden mengikuti segala peraturan dan
kegiatan di Koperasi Syariah Berkah Mandiri.
BAB II
URAIAN TEORITIS
II.l.
Komunikasi
Universitas Sumatera Utara
Download