BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bauran Pemasaran Bauran pemasaran (marketing mix) adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkannya di pasar sasaran.4 Bauran pemasaran terdiri atas segala sesuatu yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya. Analisis terhadap bauran pemasaran sangat penting untuk dapat menyesuaikan keinginan pasar dengan produk yang akan dijual. Berbagai kemungkinan yang mungkin dilakukan perusahaan dalam mempengaruhi permintaan produk mereka dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok variabel yang dikenal dengan sebutan “4 P”: Product, Price, Place, dan Promotion (produk, harga, tempat/distribusi, dan promosi). Berdasarkan definisi di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri dari empat kelompok variabel tersebut merupakan kegiatan inti perusahaan dalam pemasaran dimana bidangbidang keputusan strategi dalam keempat variabel bauran pemasaran dapat dilihat dalam Gambar berikut: 4 Philips Kotler and Gary Armstrong. Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 1, Jakarta: Erlangga. 2008 hal 62. 10 11 Gambar 2.1 Empat P Bauran Pemasaran Produk Ragam Kualitas Desain Fitur Nama Merek Kemasan Layanan Tempat Saluran Cakupan Pemilahan Lokasi Persediaan Transportasi Logistik Sasaran Pelanggan Positioning Yang Diharapkan Harga Daftar Harga Diskon Potongan Harga Periode Pembayaran Persyaratan Kredit Promosi Iklan Penjualan Pribadi Promosi Penjualan Hubungan Masyarakat Sumber: Kotler, 2008 2.1.1. Product (Produk) Product (produk) artinya kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan kepada pasar sasaran.5 Karakteristik produk yang akan ditawarkan kepada pelanggan meliputi produk fisik dan semua perangkat berupa layanan tambahan. Terkadang “produk” adalah murni layanan.6 5 6 Philip Kotler and Gary Armstrong. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jilid ke-1, edisi kedelapan. Jakarta: Erlangga. 2001 hal 72. Robert J. Dolan. Strategic Marketing Management. USA: Harvard Bussiness School. 1991 hal 14. 12 Produk berkaitan erat dengan program pemasaran suatu perusahaan. Kebijakan mengenai produk tergantung pada banyak faktor seperti kondisi pasar, persaingan pasar, harga, saluran distribusi dan tentunya atribut produk itu sendiri. Umumnya perusahaan membuat produk yang bervariasi dan terus mengalami perubahan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Seperti yang dikatakan Dolan, perubahan lini produk bagi banyak perusahaan dipandang perlu sebagai proses yang berkelanjutan yang mencerminkan sifat dinamis dari pasar serta perubahan keadaan dan sumber daya dari perusahaan itu sendiri.7 Hal tersebut bertujuan agar produk dapat terus mengalami perbaikan dan mampu berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan pelanggan secara maksimal. 2.1.2. Price (Harga) Price atau harga adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk memperoleh suatu produk atau jasa tertentu.8 Menurut Robert J. Dolan9, harga adalah sebuah ekspresi dari nilai. Nilainya terletak pada kegunaan produk dan kualitas, penggambaran nilai tersebut disampaikan melalui iklan dan promosi, ketersediaan produk melalui sistem distribusi grosir dan eceran, dan layanan yang menyertainya. Ini berarti penentuan harga harus disesuaikan dengan nilai yang ada pada produk atau jasa tersebut. Seringkali harga dijadikan indikator bagi konsumen sebagai kualitas produk atau jasa tersebut. 7 8 9 Ibid. Philip Kotler and Gary Armstrong. op.cit., 73. Robert J. Dolan. op.cit., 253. 13 Penyampaian pesan mengenai nilai suatu produk atau jasa tentu akan berbeda-beda disesuaikan dengan nilai yang dimiliki produk atau jasa tersebut. Jika nilai yang diperoleh konsumen tidak sesuai dengan harga yang akan mereka bayarkan, justru kekecewaan yang akan muncul dan bukannya kepuasan seperti yang diharapkan oleh perusahaan. Berdasarkan hat tersebut, dalam membuat strategi penentuan harga, perusahaan perlu memperhatikan beberapa faktor seperti yang dikatakan E. Raymond Corey dalam Dolan (1991):10 1. Biaya produk Perusahaan akan menetapkan harga yang dapat menutupi semua biaya produksi, distribusi, dan penjualan produk dan memberikan laba yang wajar bagi usaha dan risikonya. (Kotler & Amstrong, 2001:444) 2. Nilai kepada pelanggan Penetapan harga ditentukan berdasarkan nilai kepada pelanggan menurut jauh lebih sulit dan bersifat dugaan. Perusahaan menilai produk dari pihak pelanggan dengan 3 (tiga) cara, yakni:11 a. Pertama, dengan membedakan antara nilai yang dirasakan dan nilai potensial. Nilai yang dirasakan adalah apa yang pembeli akui setelah ia merasakan produk atau jasa yang ditawarkan pemasar. Sedangkan nilai potensial adalah apa yang ia dapat pelajari dengan melihat ke dalam produk. Itu adalah tugas pemasaran dan dapat dicapai melalui iklan, 10 11 Ibid. Op.cit., 256. 14 personal selling dan mendapatkan pembeli untuk mencoba produk/jasa tersebut. b. Kedua, kelompok pelanggan atau segmentasi pasar yang berbeda tentu merasakan nilai yang berbeda. Segmentasi yang berbeda akan mendapat nilai yang berbeda dalam beberapa elemen yang membentuk serangkaian atribut produk tersebut. Dalam hal ini produk digunakan dalam arti yang luas untuk menyertakan produk atau layanan itu sendiri, citra merek, ketersediaan, dan layanan yang penjual sediakan. c. Pertimbangan ketika membangun nilai pelanggan adalah pilihan bagi pembeli potensial. Jelasnya, jika salah satu sumber menawarkan produk dengan harga lebih rendah daripada yang lain, maka harga yang lebih rendah menetapkan batas atas di pasar. 3. Kompetisi/persaingan Perusahaan perlu mengetahui harga dan mutu dari setiap produk yang ditawarkan pesaing. Ketika telah memahami harga dan tawaran pesaing, perusahaan dapat menjadikan informasi tersebut sebagai titik awal penetapan harganya.12 4. Pengaruh pemerintah Menurut E. Raymond Corey dalam Dolan (1991) 13 pengaruh pemerintah menjadi salah satu faktor penting dalam penentuan harga karena pemerintah berhak menolak atau menyetujui perubahan harga. Motif kebijakan tersebut dilatar belakangi untuk melindungi kepentingan 12 13 Philip Kotler and Gary Armstrong. op.cit., 454. Robert J. Dolan. op.cit., 261. 15 konsumen dan memungkinan keuntungan perusahaan diatur cukup untuk meningkatkan kapasitas karena tumbuh permintaan dan pengembalian yang memadai atas investasi. 5. Rasa keadilan manajemen Dengan tidak adanya pengaturan pemerintah dalam periode kelangkaan, kecenderungan alami bagi pemasar yang mengontrol pasokan produk adalah dengan menaikkan harga untuk mencerminkan ketimpangan antara pasokan dengan permintaan. Namun tekanan publik sering menjadi hambatan kuat. Keadilan memiliki nilai tinggi dalam hubungan antara pembeli dengan penjual. Jika pembeli merasa bahwa mereka tertusuk ketika kondisi pasar memberikan posisi pemasar di atas angin, hubungan jangka panjang pelanggan pemasardan basis pasar mungkin rusak.14 6. Tujuan penetapan harga Harga adalah elemen kunci dalam strategi dan untuk membuat keputusan harga strategis itu penting untuk mengetahui apa tujuan yang akan dijalani. Pemasar mungkin berusaha untuk mendapatkan pangsa pasar atau untuk menghasilkan peluang itu dengan sedikit perhatian untuk konsekuensi masa depan. Pemasar mungkin memberikan harga rendah untuk memenuhi serangan kompetitif, untuk mendapatkan pelanggan baru atau untuk memperoleh pengalaman dalam merancang dan membuat produk tertentu.15 14 15 Ibid., 262. Robert J. Dolan. op.cit., 263. 16 Dengan penjelasan di atas mengenai penentuan harga suatu produk atau jasa yang ditawarkan kepada konsumen, penulis menyimpulkan bahwa pemasar perlu memperhatikan faktor-faktor yang berfokus pada konsumen. Namun pemasar juga tidak boleh melupakan nilai-nilai yang akan ditawarkan kepada konsumen melalui produk/jasa agar konsumen dapat mempersepsikan sesuai dengan apa yang diinginkan pemasar. 2.1.3. Place (Tempat) Menurut McCarthy dan Perreault dalam bukunya Basic Marketing, menawarkan produk dengan harga yang pantas sangat berperan penting dalam keberhasilan strategi pemasaran. Place atau saluran distribusi merupakan salah satu faktor yang terlibat dalam menjadikan produk tersedia dalam jumlah dan lokasi yang tepat ketika pelanggan menginginkannya.16 Place atau distribusi meliputi aktivitas perusahaan agar produk mudah didapatkan oleh konsumen sasarannya.17 Tidak semua produk dijual dengan sistem massal dan tidak semua produk dijual kepada konsumen akhir secara langsung. Beragam cara dipilih oleh pemasar dalam menjual produk dan jasa mereka kepada konsumen tergantung pada tujuan perusahaan dan sasaran perusahaan itu sendiri. Dengan begitu banyaknya variasi tempat, pendistribusian produk tidak dapat ditentukan semaunya hanya berdasarkan keinginan pemasar. Namun dalam 16 17 Jr. William Perreault and E. Jerome McCarthy. Basic Marketing. 8th edition. Homewood, Illinois: IRWIN. 1984 hal 361. Philip Kotler and Gary Armstrong. op.cit., 73. 17 menentukan saluran pendistribusian produk perlu memperhatikan beberapa faktor penting. Seperti yang dikatakan McCarthy dan Perreault, “‘Ideal’ place objectives suggested by Good Classes”, yang dapat diartikan bahwa penempatan atau saluran distribusi yang ‘ideal’ disesuaikan dengan kelas produk.18 McCarthy dan Perreault juga mengatakan jika hanya karena tidak ada klasifikasi produk secara otomatis, pemasar tidak dapat secara otomatis menentukan satu saluran distribusi atau Place ‘terbaik’.19 Jika dua atau tiga segmen pasar memiliki pandangan yang berbeda mengenai produk, maka mungkin diperlukan penentuan saluran distribusi yang berbeda pula. 2.1.4. Promotion (Promosi) Promosi artinya aktivitas mengkomunikasikan keunggulan produk serta membujuk pelanggan mengkomunikasikan sasaran informasi untuk antara membelinya.20 penjual dengan Promosi pembeli adalah untuk mempengaruhi sikap dan tingkah laku.21 George E. Belch dan Michael A. Belch mengutip Michael L. Ray mendefinisikan promosi sebagai koordinasi semua upaya pemasar dimulai untuk mengatur saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan jasa atau mempromosikan ide.22 Berdasarkan beberapa definisi yang telah dijelaskan 18 19 20 21 22 Jr. William Perreault and E. Jerome McCarthy. loc.cit. Jr. William Perreault and E. Jerome McCarthy. op.cit., 363. Philip Kotler and Gary Armstrong. op.cit., 74. Jr. William Perreault and E. Jerome McCarthy. op.cit., 467. George E. Belch and Michael A.Belch. Advertising and Promotion: an Integrated Marketing Communications Perspective. 5th edition. New York: McGraw Hill. 2001 hal 14. 18 mengenai promosi, maka penulis menyimpulkan bahwa promosi adalah bentuk komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan informasi dengan tujuan untuk mempengaruhi kepada pelanggan. 2.2. Analisis SWOT Menurut Kurtz, Analisis SWOT merupakan analisa yang membantu perencana membandingkan kekuatan dan kelemahan internal organisasi dengan peluang dan ancaman dari luar. Analisis SWOT merupakan gabungan analisis terhadap Strength, Weaknesses, Opportunities, dan Threat.23 Berikut penjelasannya: 1. Strength (Kekuatan) Hal yang sangat baik dan sangat dikuasai oleh perusahaan atau juga sebuah atribut yang dapat meningkatkan daya saing perusahaan. Kekuatan dapat terdiri dari beberapa bentuk, baik secara nyata maupun abstrak, seperti:24 a. Keahlian atau pengalaman penting b. Asset fisik perusahaan yang berharga c. Asset manusia atau sumber daya manusia yang berharga d. Asset organisasional yang berharga e. Asset yang tak terukur dan bersifat abstrak 23 24 David Kurtz Louis E. Boone. Principles of Contemporary Marketing. South– wester: Thomson. 2008 hal 45. Arthur A. Jr. Thompson, et.al. Crafting and Executing Strategy: The Quest for Competitive Advantage, 14th. New York: McGraw–Hill Irwin. 2005 hal 8990. 19 f. Kemampuan yang kompetitif g. Prestasi atau atribut yang dapat menguntungkan posisi perusahaan di pasar h. Aliansi yang kompetitif atau kerjasama yang menguntungkan 2. Weaknesses (kelemahan) Weakness atau kelemahan adalah suatu hal yang menjadi kekurangan dan kurang baik ketika dikerjakan oleh perusahaan atau sebuat kondisi yang tidak menguntungkan posisi perusahaan di dalam pasar. Kelemahan perusahaan tersebut dapat berupa: a. Keahlian, pengalaman, atau modal intelektual yang rendah dan tidak terbukti b. Defisiensi dalam aspek fisik, organisasional, atau asset yang bersifat abstrak. c. Hilangnya atau rendahnya kemampuan kompetitif dalam kondisi utama. 3. Opprtunities (Kesempatan) Opportunities atau kesempatan adalah faktor yang besar dan utama dipertimbangkan dalam membentuk strategi perusahaan. Dalam mengevaluasi kesempatan atau peluang yang ada di dalam pasar dan meranking daya pikat masing–masing kesempatan, perusahan harus bertindak hati–hati dari pandangan yang melihat setiap kesempatan industry sebagai kesempatan perushaan. Tidak semua perusahaan memiliki sumber daya 20 yang cukup agar bias akses dalam setiap kesempatan yang ada dalam industry.25 4. Threat (Ancaman) Threat atau ancaman adalah faktor dari lingkungan eksternal perusahan yang dapat mengganggu profitabilitas dan kesejahteraan perusahaan. Tugas perusahaan adalah untuk mengidentifikasi ancaman – ancaman yang ada dan kemudian mengevaluasi strategi tindakan apa yang bias diambil untuk menetralkan ataupun mengurangi dampak dari ancaman tersebut.26 2.3. STP (Segmentating, Targeting, Positioning) Dalam menawarkan produk dan jasanya, suatu perusahaan tidak dapat melayani semua kebutuhan konsumennya yang terdiri dari berbagai segmen pasar yang beragam. Oleh karena itu, suatu perusahaan perlu mengidentifikasikan segmen pasarnya sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan konsumennya dengan lebih efektif.27 2.3.1. Segmenting Segmen pasar terdiri dari sekelompok konsumen yang memiliki kebutuhan yang sama. Para pemasar tidak menciptakan segmen, tetapi tugas seorang pemasar adalah mengidentifikasikan segmen yang ada dan menetapkan target mana yang akan dituju. Perusahaan akan lebih mudah memilih jalur distribusi dan 25 26 27 Arthur A. Jr. Thompson, et.al. op. cit., 94. Ibid. Philips Kotler and Gary Armstrong. Principle of Marketing, 12th edition. New Jersey: Prentice Hall. 2008 hal 172. 21 komunikasi yang terbaik, dan dari identifikasi tersebut akan diketahui siapa saja para kompetitornya secara jelas yang memiliki target segmen yang sama.28 2.3.2. Targeting Setelah perusahaan melakukan segmentasi pasar, tahap selanjutnya yang harus dilakukan perusahaan adalah menentukan target pasar yang dituju dalam menawarkan produk dan jasa mereka. Dalam mengevaluasi segmen yang berbeda, perusahaan dapat mempertimbangkan lima pola dalam pemilihan target pasar, yaitu:29 1. Memusatkan perhatian pada satu segmen tunggal 2. Mengkhususkan pada beberapa segmen pilihan yang tidak berhubungan 3. Memusatkan pada sebuah produk 4. Memusatkan pada sebuah segmen pasar 5. Menjangkau keseluruhan pasar 2.3.3. Positioning Tahap yang akan dilakukan setelah perusahaan menetapkan target pasar yang dituju dan mengetahui apa yang dibutuhkan oleh para konsumennya, maka perusahaan dapat menyesuaikan serta menetapkan posisi produknya di pasar (market positioning). Positioning adalah suatu kegiatan perancangan penawaran dan image perusahaan agar mendapatkan tempat khusus di benak target pasar yang dituju. Tujuan akhir dari positioning ini adalah suksesnya pembentukan 28 29 Ibid. Philips Kotler and Gary Armstrong. Op.cit., 183. 22 value proposition yang berfokus pada konsumen. Value proposition adalah suatu alasan yang dapat meyakini target konsumen mengapa harus membeli produk tersebut.30 2.4. Strategi Komunikasi Pemasaran Kehadiran media cetak dan elektronik telah menimbulkan sikap keseriusan bagi para pengusaha, dimana mereka dipaksa untuk selalu memperbaiki kualitas produk, barang dan jasa yan mereka tawarkan. Para pengusaha tidak hanya melakukan strategi positioning sebuah produk di pasar melalui penetapan standarisasi mutu dan kualitas pelayanan, namun juga mereka berusaha mempertahankan brand position di benak konsumen melalui pemantapan strategi komunikasi. Persaingan produk dan jasa juga telah mendorong peningkatan biaya belanja iklan dan sejumlah kegiatan promosi lainya sebagai upaya merebut perhatian konsumen. Strategi komunikasi pemasaran yang tepat dapat menghindarkan perusahan dari kerugian yang disebabkan oleh kegiatan promosi yang tidak efektif dan efisien. Maka dari itu suatu kegiatan promosi yang efektif dan efisien dapat dimasukkan dalam bagian dari komunikasi pemasaran. Strategi komunikasi pemasaran akan berdampak pada aspek kognitif, perilaku dan sikap konsumen. Sikap dan kepuasan merupakan sasaran efektif. Perilaku jelas merupakan sasaran perilaku atau konotatif. Maka, komunikasi pemasaran didesain guna meningkatkan delapan (8) aspek yang merupakan sasaran-sasaran kognitif berikut ini: 30 Philips Kotler and Gary Armstrong. Op.cit., 191. 23 1. Kebutuhan Kategori (Categori Needs) Kategori kebutuhan mengacu pada persepsi konsumen tentang kebutuhan yang bisa di penuhi produk tertentu. Pada tahap awal daur hidup produk, kategori kebutuhan kerap menjadi tujuan. Pada tahap ini, konsumen lebih di edukasi tentang manfaat produk. 2. Kesadaran Merek (Brand Awareness) Kesadaran merek adalah upaya konsumen mengasosiasikan merek dengan kategori produk. 3. Pengetahuan Merek (Brand Knowledge) Pengetahuan dan keyakinan merek lebih bersifat ekstensif ketimbang kesadaran merek karena sudah lebih lanjut dan merupakan pengetahuan tentang ciri khas, benefit, dan makna merek tertentu. 4. Sikap Merek (Brand Atitude) Merupakan evaluasi merek dalam kaitannya dengan preferensi. Sikap merek bisa menjadi suatu efek global (“saya suka merek ini”) atau suatu evaluasi keyakinan konsumen yang di artikulasikan. 5. Fasilitasi Perilaku atau Pembelian Fasilitasi pembelian berupa informasi tentang bagaimana dan dimana konsumen bisa membeli, pembayarannya. 6. Niatan Perilaku atau Pembelian termasuk lokasi toko dan metode 24 Niatan yaitu rencana konsumen untuk mengunjingi toko tertentu atau membeli produk atau merek tertentu dimasa datang atau rencana melakukan perilaku tertentu. 7. Perilaku, Pembelian Store traffic, patronase toko, pembelian merek tertentu atau perilaku spesifik lainnya, seperti mengembalikan kartu respon atau panggilan telepon ke nomor bebas pulsa meminta informasi lebih lanjut. Sasaran komunikasi bisa diarahkan untuk mengubah atau menguatkan perilaku ini. 8. Kepuasan Pasca Beli Meningkatkan kepuasan pemakai produk pada merek kerap menjadi tujuan. Khususnya barang consumer (Fast Moving Consumer Goods FCMG), hal ini bisa ditetapkan sebagai sasaran komunikasi terpenting dalam merawat konsumen.31 Sebelum mendesain strategi komunikasi, pemasar menetukan sasaran spesifik dan anggaran. Sasaran jangka panjang strategi komunikasi biasanya adalah untuk memepnagruhi perilaku konsumen, terutama patronase toko dan pembelian merek. Bahkan tak jarang komunikasi didesain guna mempengaruhi pembelian merek tertentu secara langsung dan segera.32 Adapun bentuk-bentuk utama dari strategi komunikasi pemasaran adalah:33 a. Periklanan (Advertising) 31 32 33 Uyung Sulaksana. Op.cit. Ibid. Terence Shimp. 2003. Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Terpadu. Jakarta: Erlangga. 2003 hal 5. 25 Iklan merupakan salah satu teknik untuk menarik perhatian konsumen agar menaruh perhatian terhadap produk yang ditawarkan. Advertising didefinisikan sebagai “Pembelian ruang untuk mempresentasikan dan mempromosikan ide-ide, produk, atau pelayanan jasa kepada khalayak ramai oleh orang atau kelompok tertentu”.34 Media yang membawa pesan dari pemasar kepada konsumen merupakan bagian vital dalam periklanan. Meskipun media yang digunakan dalam periklanan umumnya sama dengan channel yang digunakan dalam proses komunikasi seperti televisi, radio, surat kabar, dan majalah, periklanan dapat dilakukan dengan alat komunikasi yang lain seperti direct mail, out of home media (billboard, dan iklan di tempat transit), media khusus (balon udara), item khusus sebagai media iklan (mug, topi, balon), dan dengan menggunakan teknologi baru seperti TV berlangganan, dan saluran TV satelit.35 b. Penjualan Personal (Personal Selling) Personal selling didefinisikan sebagai “Komunikasi orang perorangan dalam penjualan dengan mencoba membantu dan melayani konsumen dalam proses pembelian” (Belch & Belch, 2001).36 Personal selling dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti mengunjungi langsung pelanggan (field sales people), penjualan di toko, penjualan melalui telephone, mengundang secara khusus pelanggan dan lain-lain. Personal selling merupakan cara promosi yang paling efektif untuk menciptakan proses 34 35 36 George E. Belch and Michael A.Belch. op.cit., 15. William F. Arens. Contemporary Advertising. New York: Mc-Graw-Hill. 2002 hal 121. George E. Belch and Michael A.Belch. op.cit., 24. 26 pembelian, karena akan membentuk pola pikir khalayak, menanamkan keyakinan dan bertindak. Metode ini mempunyai karakteristik yang membedakannya dengan metode lainnya, yaitu personal confrontation cultivation, dan respons.37 c. Promosi Penjualan (Sales Promotion) Sales Promotion di definisikan sebagai “Aktivitas pemasaran yang menyediakan nilai lebih intensif untuk meningkatkan penjualan, dan dapat digunakan untuk menstimulasi pembelian dalam jangka pendek”.38 d. Pemasaran Sponsorship (Sponsorship Marketing) Dalam penelitian ini, unsur sponsorship dipilih menjadi bahan kajian utama dalam variabel public relations. Public relations didefinisikan sebagai “Non personal regarding an organization, product, sevice, or idea not directly paid for or run under identified sponsorship”.39 Public reltions merupakan teknik promosi yang bersifat tidak langsung, artinya secara langsung menimbulkan proses jual beli. Kegiatan PR dan publisitas terutama bertujuan menciptakan perubahan pada publik. Perubahan tersebut antara lain terciptanya hubungan saling pengertian dan menguntungkan, meningkatnya hubungan komunikasi dengan pelanggan, terpeliharanya citra positif perusahaan atau produk, dan lain-lain. e. Publitas (Publicity) 37 Philip Kotler. Manajemen Pemasaran Edisi Kesebelas Jilid 1. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia. 2005 hal 644. 38 George E. Belch and Michael A.Belch. op.cit., 21. 39 George E. Belch and Michael A.Belch. op.cit., 22. 27 Publisitas merpakan salah satu teknik yang sering digunakan dalam program publiciy relation, karena mampu menjangkau opini publik yang dapat mendukung produk/jasa serta membentuk suatu perceived quality dalam benak konsumen. f. Komunikasi Di Tempat Pembelian (Point of Purchase Communication, P– O–P) Display di counter, lantai, atau di jendela display yang memungkinkan para peritel mengingatkan para pelanggan dan menstimulasi belanja impulsif. Menurut POPAI (Point Of Purchase Advertising Institute) dalam First Annual P-O-P Buyers Survey, material P-O-P dikategorikan dalam: 1) P-O-P Permanen: mencakup display dan tanda-tanda yang sengaja di gunakan untuk jangka waktu enam bulan atau lebih. 2) P-O-P Temporer: mencakup display dan tanda-tanda yang sengaja di gunakan kurang dari enam bulan. 3) Media in store: mencakup material iklan dan promosi seperti radio, iklan yang tertera pada kereta belanja, tulisan di rak pajangan, serta mesin penjual kupon, juga perusahaan pihak ketiga (misalnya perusahaan lain selain produsen merek dan pengcer) menyelenggarakan media in store tersebut.40 Fungsi dari P-O-P secara umum dapat di bagi dalam empat kategori, yaitu: a. Memberi informasi (Informing) b. Mengingatkan (Reminding) 40 A. Shimp Terence. Periklanan Promosi. Jakarta : Erlangga. 2003 hal 321. 28 c. Mendorong atau menyemangati (Encouraging) d. Merchandising 2.4.1. Komunikasi Pemasaran Busisness to Business Pemasaran business-to-business adalah proses menemukan dan mengkombinasikan kemampuan dari penjual dengan hasil dari solusi yang diinginkan oleh pembeli untuk menciptakan manfaat bagi kostumer dari pembeli tersebut, maupun kedua belah pihak.41 Biasanya pasar B2B lebih sedikit namun dapat membeli dengan modal dan jumlah yang besar serta tahapan yang lebih rumit dalam proses jual beli produk. Mengelola business-to-business sangat berbeda dengan business-toconsumer karena tingkat kompleksitas yang jauh lebih rumit dibanding langsung berhadapan dengan kostumer karena dari sisi pengambilan keputusan, banyak pihak yang ikut andil harus diyakinkan mulai dari wakil dari pembeli hingga pemegang keputusan terakhir. Loleh karena itu, penjual harus mampu mencari tahu apa yang paling dibutuhkan oleh pembeli, salah satunya dengan cara memperluas dan menjaga relasi yang baik dengan pembeli. Terdapat beberapa karakteristik dalam komunikasi pemasaran business-tobusiness (B2B) yang tentunya membedakan antara perusahaan B2B dengan business-to-consumer (B2C) yaitu antara lain: a. Repeated, Ongoing Relationship 41 Robert P. Vitale and Joseph J. Giglierano. Business to Business Marketing. Ohio: South-Western. 2002 hal 5. 29 Interaksi antara penjual (seller) yang mewakili perusahaan penjual dan pembeli (buying center) disebut juga dyadic interaction. Penjual harus memanfaatkan relasinya dengan baik dan menghindari konflik dengan klien. Sebagai penjual, harus dapat meyakinkan calon pembeli dengan pandai berkomunikasi dan menjaga relasi baik secar professional maupun personal. b. Solution Oriented, Total System Effort Dalam industri B2B, customer membeli solusi. Oleh karena itu, perusahan berusaha mempelajari lebih dalam mengenai apa yang diinginkan oleh customer sehingga perusahaan dapat memberikan solusi yang tepat dan usaha yang maksimal. c. Long Term Period Before Selling Effort Pays Off Dalam B2C, untuk jangka waktu yang pendek penjual akan mengetahui apakah calon pembeli akan membeli produknya. Sedangkan dalam industri B2B, terkadang butuh waktu berbulan-bulan bahkan sampai bertahuntahun untuk sampai dalam tahap calon pembeli membeli produk dan jasa mereka. Hal ini dikarenakan tahap pengambilan keputusan yang dilalui dalam situasi B2B lebih kompleks disbanding B2C. Biasanya umur proses jasa yang diberikan untuk B2B juga tidak dalam waktu yang singkat. d. Continous Adjustment of Needs Penjual harus mampu berkolaborasi dan menerima perubahan dalam proses memberikan solusi kepada pembeli. Seiring berjalannya waktu, 30 biasanya penjual semakin mengerti apa yang diinginkan oelh pembeli dan dapt memberikan solusi yang berbeda dari yang ditawarkan pada awalnya. e. Creativity Demanded of Seller by Buyer Dalam industri B2B, pembeli menginginkan solusi yang inovatif dan kreatif dari penjual. Pembeli cenderung tidak ingin dierikan sesuatu yang sama dengan pembeli lainnya. 2.4.2. IMC (Integrated Marketing Communication) Tools Komunikasi Pemasaran Terpadu (Integrated Marketing Communication) atau yang lebih dikenal dengan IMC adalah proses pengembangan dan pelaksanaan berbagai bentuk program komunikasi persuasive dengan pelanggan dan pelanggan potensial dari waktu ke waktu. Komunikasi Pemasaran Terpadu adalah sebuah konsep dimana perusahaan mengintergrasikan dan mengkoordinasikan beberapa saluran komunikasi agar menyampaikan pesan yang jelas, konsisten, dan menarik tentang organisasi atau perusahaan dan produknya.42 Tujuan dari IMC adalah untuk mempengaruhi secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi perilaku konsumen khalayak yang dipilih. Komunikasi pemasaran terpadu (IMC) didefinisikan sebagai "proses lintas fungsional untuk menciptakan dan hubungan yang menguntungkan dengan pelanggan dan stakeholder lainnya dengan strategis mengendalikan atau mempengaruhi semua pesan yang dikirim ke kelompok-kelompok dan mendorong 42 Phillip Kottler and Garry Amstrong. Principle of Marketing.Tenth Edition. Pearson, Prentice Hall. 2004 hal 469. 31 pengaturan data, dialog tujuan dengan mereka" (Duncan 2002 dalam Timothy dan Brad (2005).43 Jadi berdasarkan kesimpulan diatas, peneliti menyimpulkan Komunikas Pemasaran Terpadu adalah kegiatan pemasaran dimana perusahaan mulai memfokuskan saluran yang akan perusahaan gunakan agar pesan dapat tersampaikan dengan jelas, konsisten dan menarik. Dalam pelaksanaan IMC ini terdapat beberapa tools (alat) untuk melakukan kegiatan ini. alat tersebut antara lain iklan, sales promotion, personal selling, direct marketing, hubungan masyarakat, promosi penjualan, dan internet marketing. Ketujuh tools tersebut akan dijabarkan secara pada sub bab di bawah ini. 2.4.2.1. Iklan Iklan atau advertising dapat didefinisikan sebagai setiap bentuk komunikasi nonpersonal mengenai suatu organisasi, produk, servis, atau ide yang di bayar oleh sponsor yang diketahui (Alexander dalam Morissan).44 Adapun maksud ‘dibayar’ pada definisi tersebut, menunjukkan fakta bahwa ruang atau waktu bagi suatu pesan iklan pada umumnya harus dibeli. Maksud kata ‘nonpersonal’ berarti suatu iklan melibatkan media massa (TV, radio, majalah, koran) yang dapat mengirimkan pesan kepada sejumla besar kelompok individu. 43 44 Timothy Dewhirst and Brad Davis. Brand Strategy and Integrated Marketing Communication (IMC): A Case Study of Player's Cigarette Brand Marketing: Journal of Advertising, vol. (34) 4 : 81-92). 2005. M.A Morissan. Periklanan Komunikasi Terpadu. Jakarta: Kencana. 2010 hal 17. 32 Dengan demikian, sifat nonpersonal iklan berarti pada umumnya tidak tersedia kesempatan untuk mendapatkan umpan balik yang segera dari penerima pesan (kecuali dalam hal direct response advertising). Karena itu, sebelum pesan iklan dikirimkan, pemasang iklan harus betulbetul mempertimbangkan bagaimanan audiensis akan menginterpretasikan dan memberikan respons terhadap pesan iklan di maksud.45 Iklan adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan pembuat barang, atau pemasok jasa dengan masyarakat banyak atau sekelompok orang tertentu yang bertujuan untuk menunjang upaya pemasaran.46 2.4.2.2. Personal Selling Personal selling adalah improvisasi dari penjualan dengan menggunakan komunikasi person to person.47 Personal selling atau penjualan personal yaitu suatu bentuk komunikasi langsung antara seorang penjual dengan calon pembelinya. Dalam hal ini, penjual berupaya untuk membantu atau membujuk calon pembeli untuk membeli produk yang ditawarkan. Tidak seperti iklan, penjualan personal melibatkan kontak langsung antara penjual dan pembeli , baik secara tatap muka ataupun melalui alat telekomunikasi seperti telepon.48 2.4.2.3. Direct Marketing 45 M.A Morissan. Op.cit., hal 18. Deliyanti Oentoro, SE, MM. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: LaksBang PRESSindo. 2012 hal 178. 47 John E. Kennedy dan R. Dermawan Soemanagara. Op.cit., hal 33. 48 M.A Morissan. Op.cit., 34. 46 33 Pemasaran langsung atau direct marketing adalah upaya perusahaan atau organisasi untuk berkomunikasi secara langsung dengan calon pelanggan sasaran dengan maksud untuk menimbulkan tanggapan dan/atau transakasi penjualan.49 Definisi direct marketing adalah sistem pemasaran dengan bagaimana organisasi mengkomunikasikan secara langsung kepada target konsumen untuk mendapatkan respon atau transaksi. Belch dan Belch menggambarkan adanya suatu hubungan yang sangat dekat dengan pasar sasaran dan memungkinkan terjadinya proses komunikasi dua arah (Belch dan Belch dalam Kennedy dan Soemanagara, 2009).50 Perlu ditegaskan di sini bahwa pemasaran langsung bukanlah sekedar kegiatan mengirim surat (direct mail) dan mengirim catalog perusahaan (mailorder catalogs) kepada pelanggan. Pemasaran langsung mencakup berbagai aktivitas termasuk pengelolaan database (database management), penjualan langsung (direct selling), telemarketing dan iklan tanggapan langsung dengan menggunakan berbagai saluran komunikasi seperti mengirim surat langsung kepada pelanggan dan calon pelanggan atau melalui internet, media cetak dan media penyiaran.51 2.4.2.4. Hubungan masyarakat Pengertian hubungan masyarakat adalah merupakan kiat pemasaran penting lainnya dimana perusahaan tidak hanya harus berhubungan dengan 49 50 51 M.A Morissan. Op.cit., 23. John E. Kennedy dan R. Dermawan Soemanagara. Op.cit., 26. M.A Morissan. Op.cit., 22. 34 pelanggan, pemasok dan penyalur, tetapi juga berhubungan dengan kumpulan kepentingan publik yang lebih besar.52 Hubungan masyarakat (Humas) adalah seni dan ilmu sosial dalam menganalisis kecendrungan, memperkirakan akibat-akibat, memberikan saran kepada pimpinan perusahaan serta melaksanakan program tindakan terencana yang melayani baik kepentingan organisasi dan khalayak.53 Scott Cutlip dan rekan dalam buku Morissan, mendefinisikan humas sebagai usaha terencana untuk mempengaruhi pandangan melalui karakter yang baik serta tindakan yang bertanggung jawab, didasarkan atas komunikasi dia arah yang saling memuaskan. 2.4.2.5. Promosi Penjualan Promosi penjualan didefinisikan sebagai arahan langsung di mana terjadinya peralihan nilai terhadap produk pada kekuatan penjualan, distribusikan dengan tujuan utama terjadinya penjualan secara langsung.54 Promosi penjualan secara umum dapat dibedaan menjadi dua bagian, yaitu promosi penjualan yang berorientasi kepada konsumen (consumer-oriented sales promotion) dan promosi penjualan yang berorientasi kepada pedagang (trade-oriented sales promotion).55 Promosi penjualan yang berorientasi kepada konsumen ditujukan kepada pengguna atau pemakai akhir suatu barang atau jasa yang mencakup pemberian kupon, pemberian sampel produk, potongan harga, undian berhadiah, kontes dan 52 53 54 55 Drs. Danang Sunyoto. 2013. Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran Konsep, Strategi, dan Kasus, Yogyakarta: Caps. Hal 159. M.A Morissan. Op.cit., 27. John E. Kennedy dan R. Dermawan Soemanagara. Op.cit., 31. M.A Morissan. Op.cit., 25. 35 sebagainya.56 Promosi penjualan yang berorientasi kepada perdagangan ditujukan kepada pihak-pihak yang menjadikan pemasaran (marketing intermediaries), yaitu: para pedagang pengecer (retailer), pedagang besar dan distributor.57 2.4.2.6. Internet Marketting Media interaktif memungkinkan terjadinya arus informasi timbal balik yang memungkinkan pengguna dapat berpartisipasi dan memodifikasi bentuk dan isi informasi pada saat itu juga (real time). Tidak seperti bentuk tradisional komunikasi pemasaran seperti iklan yang komunikasinya bersifat satu arah, media interaksi memungkinkan pengguna melakukan berbagai fungsi seperti menerima dan mengubah informasi dan gambar, mangajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan dan tentu saja melakukan pembelian.58 56 57 58 Ibid. M.A Morissan. Op.cit., 26. M.A Morissan. Op.cit., 24.