BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Lebih dari satu abad

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Lebih dari satu abad psikolog telah memanfaatkan eye-tracking sebagai salah
satu media untuk mendeteksi emosi dan cara berpikir, serta untuk menguji teori
pikiran dan proses mental. Berbagai topik forensik telah diteliti dengan eyetracking, seperti efek paparan senjata (Hayoe dan Ballard, 2005), perhatian visual
dalam gangguan kepribadian anti-sosial (Ceballos dan Bauer, 2004), dan peran ahli
dalam mendeteksi penipuan (Bond, 2008). Dewasa ini, peneliti telah mulai
menggunakan eye-tracking untuk mempelajari proses pengambilan keputusan
dalam identifikasi saksi mata dari terpidana (Hope dan Wright, 2008).
Eye-tracking mengacu hanya pada rekaman gerakan mata sementara penguji
perlu mengkaji stimulus visual (Collewijn, 1999). Eye-tracking yang akurat harus
memperhitungkan kedua posisi kepala dan posisi mata relatif terhadap kepala. Eyetracking yang paling awal dicipatakan adalah alat mekanis yang menyebabkan
peserta merasakan ketidaknyamanan karena ukuran alat tersebut (Collewijn, 1999).
Namun teknologi ini telah berkembang secara signifikan sejak saat itu, dimana
sistem yang tersedia saat ini tidak memerlukan tutup kepala atau alat tambahan fisik
untuk dikenakan oleh peserta.
Konsep desain eye-tracking dibuat sesederhana mungkin dengan tujuan
menghemat biaya, yaitu dengan menggabungkan kacamata video dan sebuah
webcam yang dipasang tepat di depan posisi mata kanan sehingga dapat merekam
gerakan pupil mata kanan secara tepat. Manusia selalu menatap mata untuk
mendapatkan informasi lebih lanjut seperti yang dibuktikan oleh interaksi penulis
sehari-hari. Eye-tracking telah digunakan dalam studi sejak 1935 (Amir dkk, 2002)
dan 1967 (Daunys dan Ramanauskas, 2004). Selama penelitian awal eye-tracking,
sistem yang digunakan sangat rumit, invasif dan tidak terlalu akurat.
Namun, dengan kemajuan terbaru dalam teknologi eye-tracking, dapat
diciptakan sistem yang lebih sederhana dan berfungsi dengan baik. Pelacakan
informasi menggunakan eye-tracking memudahkan para peneliti untuk melakukan
penelitiannya. Pasar saat ini untuk teknologi eye-tracking meliputi: penyandang
disabilitas, laboratorium analis website/usabilitas di perusahaan besar dan
universitas, dan penelitian lain dalam bidang psikologi, pemasaran, pertahanan dan
obat-obatan. Sayangnya, sementara setelah ada kemajuan yang signifikan dalam
teknologi eye-tracking ini, biaya komersial justru masih mahal sehingga
mengakibatkan terbatasnya penggunaan teknologi eye-tracking.
Penyedia layanan Eye-tracking mengakui keterbatasan aplikasi tersebut
menyebabkan permintaan yang rendah dan menyebabkan harga yang tinggi untuk
pengembangan produk tersebut. Di sisi lain, pengguna eye-tracking juga mengakui
bahwa biaya yang tinggi dari sistem eye-tracking membatasi penelitian tentang
penggunaannya dalam aplikasi serta interface-nya. Dalam tulisan ini penulis akan
mengkaji faktor-faktor yang berkontribusi terhadap tingginya biaya sistem eyetracking. Pada simposium Eye-Tracking Research and Applications yang diadakan
di San Diego, Maret 2006, oleh beberapa komunitas di acara IPRIZE disediakan
tantangan 1 juta dolar untuk HCI (Human-Computer Interaction) yang bertujuan
untuk mencapai sepuluh pengembangan dalam bidang teknologi eye-tracking
dimana alat/sistem tersebut bisa digunakan oleh semua orang.
Dalam tulisan ini penulis akan mengkaji proses pembuatan eye-tracking
secara sederhana dan ide-ide serta pendekatan yang dapat diambil untuk pembuatan
eye-tracking sehingga dapat lebih bermanfaat untuk penggunaan sehari-hari.
1.2
Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan menjadi topik pembahasan adalah mahalnya produk
eye tracking yang sudah ada di pasar sehingga peneliti ingin membuat rancangan
alternatif desain eye-tracking yang sederhana dan masih sesuai fungsinya.
1.3
Batasan Masalah
Batasan masalah dari penelitian ini adalah:
1.
Pengambilan responden tidak dibedakan adanya kelainan mata
seperti myopia tau hyperopia.
2.
Pengambilan responden tidak dibedakan jenis kelamin dan umur.
3.
Desain eye tracking dengan pengoptimasian titik akurasi.
4.
Perancangan dibuat untuk membantu peneliti dilaboratorium.
5.
Penetapan harga sewaktu-waktu dapat berubah mengikuti harga
komponen yang diperlukan.
1.4
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk membuat prototype desain eye tracking dengan
menggunakan kamera web namun masih sesuai dengan fungsi tujuan utamanya
serta menguji tingkat performa alat sesuai dengan batasan-batasan tertentu.
1.5
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1.
Memberikan solusi desain eye-tracking bagi peneliti dengan
menggunakan komponen alternatif.
2.
Memberikan penjelasan mengenai tahapan proses pembuatan
hingga penggunaan eye-tracking.
3.
1.6
Sebagai bahan informasi untuk perancangan selanjutnya.
Ruang Lingkup Perancangan
Ruang lingkup perancangan ini adalah membuat desain sebuah alat eye-
tracking dengan desain produknya yang belum futuristik dikarenakan penulis
berasumsi produk yang akan dibuat tidak untuk dikomersialkan melainkan untuk
membantu melakukan riset-riset yang dilakukan di laboratorium.
Download