1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu negara

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Suatu negara tidak akan bisa berdiri sendiri dan terlepas dari negara lain.
Adanya faktor yang saling membutuhkan, dan saling ketergantungan akan
menciptakan hubungan baik bilateral maupun multilateral antar negara. Hubungan
yang tercipta tersebut akan menyebabkan negara selalu mengharapkan mendapat
keuntungan dalam segala bidang kehidupan di negaranya. Indonesia sebagai
negara berkembang mempunyai keunggulan dalam bidang faktor produksi alam.
Sumber daya alam Indonesia unggul dalam hal kualitas dan kuantitas.
Mempunyai sumber daya alam yang melimpah belum cukup untuk
menjalankan perekonomian. Indonesia juga membutuhkan modal dan teknologi
untuk mengolah sumber daya alam yang ada dalam rangka mempercepat proses
pembangunan. Modal dan teknologi tersebut dapat diperoleh melalui perdagangan
internasional. Dalam menjalin hubungan perdagangan internasional dengan
negara lain setiap negara selalu mempertimbangkan kinerja perekonomian negara
yang akan diajak berdagang. Negara yang mempunyai kinerja perekonomian yang
kuat dan tangguh akan menguasai perdagangan. Kinerja perekonomian suatu
negara dapat diukur dari PDB negara tersebut.
Produk Domestik Bruto (PDB), adalah pendapatan dan pengeluaran
nasional atas output barang dan jasa dalam periode tertentu. Semakin tinggi PDB
sebuah negara, dapat dikatakan semakin baik pula kinerja ekonomi di negara
tersebut. Begitu pentingnya peran PDB di dalam suatu perekonomian, maka perlu
1
kiranya untuk menganalisa faktor-faktor apa sajakah yang dapat mempengaruhi
PDB. Sebenarnya ada banyak sekali faktor, baik langsung maupun tidak langsung.
Menurut teori Keynes, PDB terbentuk dari empat faktor yang secara positif
mempengaruhinya, keempat faktor tersebut adalah konsumsi (C), investasi (I),
pengeluaran pemerintah (G), ekspor (X) dan impor (I). Keempatnya kembali
dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, antara lain dipengaruhi oleh faktorfaktor seperti tingkat pendapatan, harga, suku bunga, inflasi, money supply, nilai
tukar dan suku bunga negara asing. Dalam perekonomian empat sektor atau
perekonomian terbuka yang sudah mengenal perdagangan internasional akan ada
dua aliran baru dalam sirkulasi pendapatan negara. Adapun dua aliran baru
tersebut yaitu pendapatan yang diterima dari mengekspor merupakan tambahan
kepada aliran pendapatan; dan aliran pengeluaran untuk membeli barang yang di
impor menyebabkan aliran pendapatan berkurang. Kedua aliran ini akan
mempengaruhi keseimbangan perekonomian negara. Ekspor akan meningkatkan
pendapatan nasional dan menciptakan pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi
sebaliknya, impor menurunkan pendapatan nasional pada keseimbangan dan
merumitkan masalah-masalah ekonomi yang dihadapi negara (Sukirno, 2000 :
377).
Banyak buku yang menyebutkan bahwa impor merupakan hal buruk bagi
perekonomian. Akan menjadi suatu keberhasilan bagi tim ekonomi suatu negara
apabila negara tersebut dapat mengurangi impornya. Hal ini terjadi karena impor
dianggap mengurangi devisa, menyebabkan masyarakat menjadi konsumtif,
pendapatan negara menjadi berkurang. Disamping itu ada pula buku yang
2
mengatakan bahwa sebuah negara dapat menaikkan tingkat pendapatannya
dengan cara mengimpor teknologi modern. Mengimpor teknologi modern dapat
dilakukan dengan mengimpor barang modal dari luar negeri. Perdagangan luar
negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih
modern dan cara-cara memimpin perusahaan yang lebih baik. Lebih penting lagi
perdagangan luar negeri memungkinkan negara tersebut, mengimpor mesin-mesin
atau alat-alat modern untuk mewujudkan teknik produksi dan cara produksi yang
lebih baik tersebut (Sukirno, 2000 : 346).
Naiknya impor barang modal, bahan baku dan barang penolong
memberikan dampak positif bagi industri manufaktur. Dampak positif tersebut
berupa naiknya jumlah produksi industri manufaktur. Jumlah produksi yang
meningkat dapat menaikkan keuntungan yang didapat. Apabila kebutuhan dalam
negeri sudah dapat dipenuhi maka sebagian produksi tersebut dapat pula diekspor
ke luar negeri, sehingga pendapatan pun ikut meningkat. Sedangkan impor barang
modal, bahan baku dan barang penolong yang meningkat pada suatu negara
menggambarkan bahwa negara tersebut memasuki fase industrialisasi. Dalam fase
ini kinerja industri mengalami peningkatan. Meningkatnya kinerja industri juga
dapat memberikan dampak pada peningkatan lapangan kerja bagi masyarakat.
Gambar 1.1 yang menggambarkan grafik perkembangan impor total dan
PDB Indonesia periode 2001-2007. Secara teori impor memberikan dampak
negatif terhadap PDB suatu negara. Namun data pada Gambar 1.1 tidak
menunjukan hal itu.
3
Gambar 1.1
Grafik Perkembangan Impor total dan PDB Indonesia
Periode 2001-2007 (%)
Sumber : BPS, 2007
Apabila diperhatikan perkembangan impor dan PDB mempunyai pola
yang sama dari periode ke periode berikutnya. Apabila impor naik maka pada
triwulan berikutnya PDB juga akan ikut naik, namun apabila impor turun maka
pada triwulan berikutnya PDB juga ikut turun. Seperti misalnya pada triwulan
pertama tahun 2001 pertumbuhan impor total mengalami penurunan, pada
triwulan berikutnya pertumbuhan PDB juga ikut mengalami penurunan. Disini
impor berlaku seperti leading indicator. Artinya kalau impor naik, maka satu atau
dua triwulan setelah itu investasi akan naik demikian juga terhadap PDB (Basri,
2007: 2).
4
Hal ini terjadi diakibatkan karena impor Indonesia 90 persen terdiri dari
impor bahan baku, barang penolong dan barang modal. Sedangkan sisanya barang
konsumsi. Impor barang konsumsi adalah impor barang-barang yang belum dapat
dihasilkan di dalam negeri atau untuk memenuhi tambahan permintaan yang
belum mencukupi dari produksi dalam negeri, yang meliputi makanan dan
minuman untuk rumah tangga, bahan bakar dan pelumas olahan, alat angkut
bukan industri, barang tahan lama, barang setengah tahan lama serta barang tidak
tahan lama. Impor barang konsumsi menyebabkan PDB turun. Kondisi ini
disebabkan karena barang konsumsi hanya dipergunakan untuk konsumsi saja
atau disimpan untuk mengantisipasi harga-harga yang meningkat dikemudian
hari.
Impor bahan baku dan barang penolong adalah impor makanan dan
minuman untuk industri, bahan baku untuk industri, bahan bakar dan pelumas,
serta suku cadang dan perlengkapan. Impor barang modal adalah impor barang
modal selain alat angkut, mobil penumpang dan alat angkut untuk industri. Impor
bahan baku, barang penolong dan barang modal menyebabkan perusahaanperusahaan dalam negeri mampu meningkatkan produksi. Perusahaan harus
mengolah bahan baku yang dimpornya dan barang tersebut akan mempunyai nilai
tambah yang lebih besar sebelum barang tersebut diolah. Artinya bahan baku dan
barang penolong yang diimpor mempunyai nilai yang lebih besar setelah barang
5
tersebut diolah. Nilai tambah tersebutlah yang dapat meningkatkan PDB suatu
negara yang bersangkutan.
Salah satu keuntungan perdagangan luar negeri menurut Sukirno adalah
apabila yang didatangkan tersebut berupa teknologi modern. Artinya negara
mengimpor mesin-mesin industri yang lebih modern baik pengetahuan teknik
maupun manajemen. Mengimpor teknologi yang lebih modern negara tersebut
dapat menaikkan tingkat produktivitasnya dan ini akan mempercepat pertambahan
produksi nasional (Sukirno, 2000 : 345). Kalau impor barang modal dan bahan
baku naik, itu artinya perusahaan sudah mulai melakukan produksi atau
melakukan ekspansi usaha. Artinya perusahaan dapat memperluas pangsa
pasarnya apabila melakukan impor bahan baku (Basri, 2007 : 2).
Tabel 1.1 menunjukan bahwa dari tahun 1993-2005 Indonesia lebih
banyak mengimpor bahan baku dan barang penolong dari pada barang konsumsi.
Jika dilihat dari volume total, impor Indonesia dari tahun 1993 s.d 2005 telah
mengalami peningkatan sebesar 45.703,30 ribu ton, barang konsumsi mengalami
peningkatan volume sebesar 4.762,60 ribu ton, bahan baku dan bahan penolong
mengalami peningkatan volume sebesar 40.144,50 ribu ton, pada impor barang
modal terjadi peningkatan sebesar 796,20 ribu ton dari tahun 1993 s.d 2005.
Dilihat dari rata-rata perkembangan volume impor barang konsumsi mempunyai
rata-rata perkembangan yang terbesar yaitu sebesar 23,20 persen. Pada volume
impor barang baku dan barang penolong rata-rata perkembangannya hanya
sebesar 6,93persen. Pada volume impor barang modal perkembangannya hanya
sebesar 9,18 persen. Meskipun volume impor total bahan baku dan barang
6
penolong mempunyai jumlah yang paling besar yaitu sebesar 863.309,80 ribu ton
namun perkembangannya lebih kecil dari pada volume impor barang konsumsi
yang sebesar 23,20 persen. Artinya perkembangan konsumsi masyarakat yang
membutuhkan barang konsumsi lebih cepat daripada kegiatan produksi yang
membutuhkan barang-barang modal.
Pada saat krisis moneter yaitu pada tahun 1998 impor Indonesia
mengalami perkembangan impor total Indonesia turun menjadi 13,33 persen. Hal
menarik untuk dikaji terjadi pada saat krisis moneter adalah meningkatnya
kebutuhan barang konsumsi yaitu sebesar 74,12 persen merupakan kenaikan yang
terbesar selama periode 1993-2005. Hal sebaliknya terjadi pada tahun yang sama
impor barang modal, bahan baku dan barang pelengkap mengalami penurunan
yang terbesar selama periode 1993-2005 yaitu sebesar minus 53,78 persen pada
impor barang modal dan minus 16,16 persen pada impor bahan baku dan barang
pelengkap. Naiknya impor barang konsumsi dan turunnya impor bahan baku,
barang penolong dan barang modal pada saat krisis moneter disebabkan karena
tidak terkendalinya perekonomian pada saat itu. Harga-harga yang terus
meningkat khususnya harga barang-barang kebutuhan pokok menyebabkan
masyarakat menimbun barang-barang tersebut untuk mengantisipasi harga yang
terus menigkat. Selain hal itu pada tahun 1998 banyak perusahaan-perusahaan
yang bangkrut, karena tidak mampu lagi berproduksi dengan harga bahan baku
yang mahal. Untuk mengantisipasi hal itu pemerintah Indonesia terpaksa
meningkatkan impor barang konsumsi khususnya makanan dan minuman agar
kebutuhan pangan penduduk Indonesia tetap terpenuhi.
7
Tabel 1.1
Tahun
Perkembangan Volume Impor Total Indonesia Periode 1993-2005
Volume Impor
Barang Konsumsi
Perkemb
angan
Volume Impor Bahan Baku
dan Barang Penolong
Perkem
bangan
Volume Impor
Barang Modal
Perkemb
angan
Volume Impor
Total
Perkembang
an
(ribu ton)
(%)
(ribu ton)
(%)
(ribu ton)
(%)
(ribu ton)
(%)
723,30
899,70
930,90
1.153,10
1.399,50
646,90
740,90
1.070,90
1.250,50
1.108,50
849,00
1.213,20
1.519,50
16.899,70
24,39
3,47
23,87
21,37
(53,78)
14,53
44,54
16,77
(11,36)
(23,41)
42,90
25,25
x  9,2
37.961,20
46.128,50
55.360,20
58.819,40
59.148,40
51.261,20
62.240,80
67.388,90
65.566,80
72.741,20
69.705,10
81.320,60
83.664,50
937.899,90
21,51
20,01
6,25
0,56
(13,33)
21,42
8,27
(2,70)
10,94
(4,17)
16,66
2,88
x  7,2
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
Jumlah
Keterangan
Sumber
799,50
36.438,40
1.899,80
137,62
43.329,00
18,91
3.396,30
78,77
51.033,00
17,78
4.322,00
27,26
53.344,30
4,53
2.338,30
(44,74)
55.410,60
3,87
4.158,60
74,12
46.455,70
(16,16)
7.324,50
76,13
54.175,40
16,62
5.241,20
(28,44)
61.076,80
12,74
4.071,20
(22,32)
60.245,10
(1,36)
5.643,40
38,62
65.989,30
9,53
4.903,40
(13,11)
63.952,70
(3,09)
4.749,90
(3,13)
75.357,50
17,83
5.562,10
17,10
76.582,90
1,63
57.740,30
863.309,80
x  23,2
x  6,9
: ( ) = negatif
: Biro Pusat Statistik Jakarta, 2007 (data diolah)
8
Tabel 1.2
Tahun
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
Keterangan
Sumber
Perkembangan Produk Domestik Bruto Indonesia Atas
Dasar Harga Konstan Tahun 1993 Periode 1993-2005
PDB (Miliar Rp)
Perkembangan (%)
329,776.00
354,641.00
7.54
383,768.00
8.21
413,797.00
7.82
434,095.00
4.91
376,052.00
(13.37)
379,557.00
0.93
397,934.00
4.84
411,132.00
3.32
429,121.00
4.38
449,364.00
4.72
472,059.00
5.05
501,148.00
6.16
Rata-rata
3.71
: ( ) = negatif
: Bank Indonesia, 2007 (data diolah)
Perkembangan Produk Domesitk Bruto Indonesia periode 1993-2005
dapat dilihat di Tabel 1.3. Perkembangan Produk Domestik Bruto Indonesia
dengan harga konstan 1993 dari tahun 1993-2005 mengalami fluktuasi dengan
rata-rata perkembangan 3,71 persen per tahun. Perkembangan Produk Domestik
Bruto (PDB) yang tertinggi terjadi pada tahun 2005 dan yang terendah terjadi
pada tahun 1993. Pada tahun 1998 terjadi penurunan nilai PDB dari 434.095
miliar rupiah tahun 1997 menjadi 376.052 miliar rupiah. Pertumbuhan pendapatan
nasional Indonesia pada tahun tersebut adalah perkembangan pendapatan yang
paling rendah dari tahun sebelumnya hingga mencapai angka minus 13,37 persen,
hal ini disebabkan menurunnya nilai mata uang rupiah terhadap mata uang asing
akibat terjadinya krisis moneter di kawasan Asia sehingga memberi dampak lebih
lanjut lagi kepada penurunan Produk Domestik Bruto Indonesia. Penurunan
9
pendapatan nasional menyebabkan kemampuan untuk mengkonsumsi barang
impor menurun dengan ditandai oleh penurunan daya beli konsumen untuk
mengkonsumsi barang impor.
Gejolak nilai tukar rupiah sejak bulan Juli 1997 membuka berbagai macam
persoalan yang telah mendasar dari tahun-tahun sebelumnya. Nilai tukar rupiah
yang turun di bulan Juli tahun 1997 disebabkan karena nilai mata uang bhat
Thailand, lalu peso Filipina, ringgit Malaysia dan juga dollar Singapura. Nilai
tukar rupiah yang terpaut jauh terhadap dollar menyebabkan hutang-hutang
perusahaan-perusahaan dalam negeri menjadi lebih besar. Perusahaan-perusahaan
yang tidak mampu membayar hutangnya tidak mampu berproduksi dan terpaksa
menutup
usahanya.
Banyaknya
perusahaan
yang
tutup
menyebabkan
pengangguran di Indonesia meningkat (Basri, 2002 : 16).
Berdasarkan latar belakang masalah yang menjadi pokok permasalahan
dalam penelitian ini adalah :
1)
Apakah volume impor barang konsumsi, barang modal, bahan baku dan
barang penolong sebelum dan sesudah krisis moneter berpengaruh
signifikan secara serempak terhadap PDB Indonesia periode 1993-2005?
2)
Bagaimanakah pengaruh volume impor barang konsumsi, barang modal,
bahan baku dan barang penolong sebelum dan sesudah krisis moneter
secara parsial terhadap PDB Indonesia periode 1993-2005?
3)
Variabel manakah yang paling berpengaruh dominan terhadap PDB
Indonesia periode 1993-2005?
10
1.2
Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan, maka yang menjadi tujuan penelitian
adalah sebagai berikut :
1)
Untuk mengetahui pengaruh volume impor barang konsumsi, barang
modal, bahan baku dan barang penolong sebelum dan sesudah krisis
moneter secara serempak terhadap PDB Indonesia periode 1993-2005.
2)
Untuk mengetahui pengaruh volume impor barang konsumsi, barang
modal, bahan baku dan barang penolong sebelum dan sesudah krisis
moneter secara parsial terhadap PDB Indonesia periode 1993-2005.
3)
Untuk mengetahui variabel manakah yang paling berpengaruh dominan
terhadap PDB Indonesia periode 1993-2005
.
1.2.2
Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah :
1)
Manfaat Teoritis
Penelitian ini merupakan kesempatan untuk meningkatkan pemahaman
serta untuk mengaplikasikan teori-teori yang diperoleh pada perkuliahan
pada kondisi yang sebenarnya, khususnya mengenai keterkaitan antara
pengaruh impor barang konsumsi, barang modal, bahan baku dan barang
penolong secara parsial terhadap PDB Indonesia periode 1993-2005.
2)
Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan
pertimbangan bagi pemerintah dalam mengambil langkah-langkah
11
kebijakan dalam bidang perdagangan khususnya di bidang impor dan
Produk Domestik Bruto.
1.3
Sistematika Penulisan
Bab I
Pendahuluan
Bab I menguraikan tentang latar belakang masalah dari penelitian
ini yang kemudian dirumuskan ke dalam pokok permasalahan, juga dibahas
mengenai tujuan dan kegunaan penelitian serta pada akhir bab ini
dikemukakan mengenai sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Pustaka dan Hipotesis
Bab II menguraikan mengenai teori-teori yang relevan yang
mendukung
pokok
permasalahan
terutama
mengenai
perdagangan
internasional khususnya mengenai impor dan teori lainnya yang mendasari
masalah dalam penelitian ini serta diperkuat dengan hasil penelitian
sebelumnya, dan disajikan juga mengenai dugaan sementara dari pokok
permasalahan.
Bab III Metode Penelitian
Bab III disajikan mengenai metode penelitian yang mencakup
berbagai hal seperti lokasi dan obyek penelitian, identifikasi variabel,
definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan
data dan teknik analisis data yang akan dipergunakan dalam membahas
permasalahan yang diteliti.
12
Bab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV disajikan data beserta pembahasan berupa gambaran umum
wilayah penelitian dan pembahasan hasil dari model yang digunakan, yang
merupakan jawaban dari permasalahan yang ada.
Bab V
Simpulan dan Saran
Bab V menyajikan simpulan yang dapat ditarik dari hasil
pembahasan, permasalahan serta saran yang dapat diberikan berdasarkan
atas hasil penelitian.
13
Download