BAB B2 TIN NJAUAN P PUSTAKA A 2.1. Komp posit Material T Teknik sebaggai bahan strruktur dikennal dalam em mpat klasifiikasi Struktur bbahan Logam Polimer Keramik Kompossit konvensioonal Rekayaasa Teknoloogi Gambar 2..1 Klasifikaasi Material Teknik Komposit adalah mateerial multiphhase. Namuun kebanyakkan komposiit tersusun dari d 2 phasa, dim mana salah saatu phasa peenyusunya ddisebut denggan nama m matrik yang ssecara kontinu meengisolasi fa fasa lainnya yang dikenaal dengan nnama penguaat. 2.1.1 Klasifikasi Kom mposit 1. Kompossit serat (fibrricus compoosite) yaitu komposit yaang terdiri ddari serat daan matriks (bahan dasaar) yang dipproduk secarra fabrikasi,, misalnya serat s + resinn sebagai bahan perekkat.sebagai contoh adallah FRP (fibber reinforcceplastik) plastik diperkuat dengan seerat dan bannyak digunaakan. Yang ssering disebbut fiber glaass. 2. Kompossit Lapis (laaminated com mposite) yaitu komposiit yang terdiiri dari lapissan dan matriks,, yaitu lapisan yang dipperkuat olehh resin sebaggai contoh pplywood, Universitas Sumatera Utara laminated glass yang sering digunakan sebagai bahan bangunan dan kelengkapannya. 3. Komposit partikel (particulate composite) yaitu komposit yang terdiri dari partikel dan matriks yaitu butiran (batu, pasir) yang diperkuat dengan semen yang kita jumpai sebagai beton. 2.1.2 Kelebihan Bahan Komposit Sifat-sifat mekanikal dan fisikal: 1. Pada umumnya pemilihan bahan matriks dan serat memainkan peranan penting dalam menentukan sifat-sifat mekanik dan sifat komposit. 2. Gabungan matriks dan serta dapat menghasilkan komposit yang mempunyai kekuatan dan kekakuan yang lebih tinggi dari bahan konvensional seperti keluli. 3. Bahan komposit mempunyai density yang jauh lebih rendah berbanding dengan bahan konvensional. Ini memberikan implikasi yang penting dalam konteks penggunaan karena komposit akan mempunyai kekuatan dan kekakuan spesifik yang lebih tinggi dari bahan konvensional. Implikasi kedua ialah produk komposit yang dihasilkan akan mempunyai kerut yang lebih rendah dari logam. Pengurangan berat adalah satu aspek yang penting dalam industri pembuatan seperti automobile dan angkasa lepas.Ini karena berhubungan dengan penghematan bahan bakar. 4. Dalam industri angkasa lepas terdapat kecendrungan untuk menggantikan komponen yang diperbuat dari logam dengan komposit karena telah terbukti komposit mempunyai rintangan terhadap fatigue yang baik terutamanya komposit yang menggunakan serat karbon. 5. Kelemahan logam yang agak terlihat jelas ialah rintangan terhadap kakisan yang lemah terutama produk yang kebutuhan sehari-hari. Kecendrungan komponen logam untuk mengalami kakisan menyebabkan biaya pembuatan yang tinggi. 6. Bahan komposit juga mempunyai kelebihan dari segi versatility (berdaya guna) yaitu produk yang mempunyai gabungan sifat-sifat yang menarik yang dapat dihasilkan dengan mengubah sesuai jenis matriks dan serat yang digunakan. Contoh dengan menggabungkan lebih dari satu serat dengan matriks untuk menghasilkan komposit hibrid. Universitas Sumatera Utara 2.2 Sayap Sayap (pesawat) adalah airfoil yang disambungkan di masing-masing sisi fuselage dan merupakan permukaan yang mengangkat pesawat di udara.Terdapat berbagai macam rancangan sayap, ukuran dan bentuk yang digunakan oleh pabrik pesawat.Setiap rancangan sayap memenuhi kebutuhan dari kinerja yang diharapkan untuk rancangan pesawat tertentu.Sayap dapat dipasang di posisi atas, tengah atau bawah dari fuselage.Rancangan ini disebut high-, mid- dan low-wing.Jumlah sayap juga berbeda-beda. Pesawat terbang dengan satu set sayap disebut monoplan sedangkan pesawat terbang dengan dua set sayap disebut biplane. Gambar 2.2 Sayap Pesawat Banyak pesawat dengan sayap di atas (high-wing) mempunyai tiang penahan di luar atau disebut dengan wing-strut yang menyerap beban penerbangan dan pendaratan dari strut ke struktur fuselage. Karena biasanya wing-strut ini tersambung di tengah sayap, tipe struktur sayap ini disebut semi-cantilever. Beberapa high-wing dan sebagian besar low-wing mempunyai rancangan full-cantilever yang dirancang untuk menahan beban tanpa tambahan strut di luarnya. Struktur utama dari bagian sayap Universitas Sumatera Utara adalah spar, rib dan stringer. Semua itu kemudian diperkuat oleh truss, I-beam, tabung atau perangkat lain termasuk kulit pesawat. Rib menentukan bentuk dan ketebalan dari sayap (airfoil).Pada sebagian besar pesawat modern, tanki bahan bakar biasanya adalah bagian dari struktur sayap atau tangki yang fleksibel yang dipasang di dalam sayap.Pada pesawat-pesawat kecil wing umumnya hanya dilengkapi dengan aileron, spoiler dan flap. Hal itu dinilai cukup karena beban kerja pilot dan mekanismenya pun tidak terlalu berat. Namun lain halnya dengan pesawat besar, tanpa adanya bidang-bidang kendali tambahan akan menjadikan pesawat uncontrollable atau sulit sekali bahkan mungkin mustahil untuk dikendalikan. Bagian bagian yang terdapat pada sayap ada 10 bagian dengan fungsi seperti diprlihatkan pada gambar 2.3 sebagai berikut: 1. Winglet, merupakan bidang tambahan pada pesawat-pesawat tertentu untuk mengurangi terjadinya turbulensi pada wing tip. 2. Low-speed aileron, sebagai kemudi gerak bank dan roll dalam kondisi gerakan pesawat yang lambat atau dalam kondisi terbang dimana hanya dibutuhkan sedikit bank. 3. High-speed aileron, aileron ini digunakan dalam kondisi dimana memerlukan respon gerak yang cepat dari aileron terhadap pergerakan bank pesawat. 4. Flap track fairing, adalah batang/fairing yang dipasang untuk jalan atau track dari flap agar ketika flap itu dikeluarkan maka akan mengikuti tracknya. 5. Kruger flaps, yaitu flap yang tereletak pada leading edge, yang fungsinya sebagai penambah luas sayap dan memperbesar lift namun juga sekaligus memperbesar drag. 6. Slats, merupakan flap yang terletak di leading adge dengan fungsi yang sama. Universitas Sumatera Utara 7. Three T slotteed inner flapp, flap yang letaknya mendekati m wiing root. 8. Three T slotteed outer flapp, flap yang letaknya m mendekati wiing tip. 9. Spoilers, S fuungsinya iaalah untuk merusak llift, dalam artian diggunakan b biasanya paada saat seteelah landing untuk menggurangi lift.. 10. Spoilers-air S r brakes, yaitu y spoileer yang beerfungsi meengurangi llift dan m memperbes ar drag sehhingga pesaw wat seperti di rem karena gerak pesawat p t tertahan oleeh drag yangg dihasilkann. Gam mbar 2.3 Baagian Bagiann Sayap dann Fungsinyaa 2.2.1 Jen nis Sayap P Pesawat Berrdasarkan P Penempataan Fulselage Karenaa letak sayapp yang berbeda-beda terhadap keduudukan badaan pesawaat terbang (ffuselage) maaka pesawatt terbang daapat dibedakkan menjaddi: Universitas Sumatera Utara 1. Pesawat terbang parasol adalah pesawat terbang yang sayapnya di atas badan pesawat yang ditunjang dengan penyangga sayap (wing-strut). Gambar 2.4 Jenis Pesawat Bersayap Parasol 1. Pesawat terbang bersayap tinggi (high wing) adalah sayap yang di pasang langsung di bagian atas badan pesawat terbang. Gambar 2.5 Jenis Pesawat Bersayap Tinggi (High Wing) 2. Pesawat terbang bersayap tengah (mid wing) adalah sayap yang pemasangannya di tengah-tengah badan pesawat terbang. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.6 Jenis Pesawat Bersayap Tengah (Mid Wing) 3. Pesawat terbang bersayap bawah (low wing) adalah sayap yang letak pemasangannya di bagian bawah badan pesawat. Gambar 2.7 Jenis Pesawat Bersayap Bawah (Low Wing) 2.2.2 Jenis Sayap Pesawat berdasarkan Jumlah Sayap Jenis sayap pesawat terbang berdasarkan jumlah sayap dibedakan menjadi : 1. Pesawat terbang bersayap tunggal (monoplane) Gambar 2.8 Jenis Pesawat Bersayap Tunggal Universitas Sumatera Utara 2. Pesawat terbang bersayap ganda (biplane) Gambar 2.9 Jenis Pesawat Bersayap Dua 3. Pesawat terbang bersayap ganda tiga (triplane) Gambar 2.10 Jenis Pesawat Bersayap tiga (Tripline) 2.2.3 Jenis sayap pesawat terbang berdasarkan bentuk sayap Selain dari pada kedudukan sayap terhadap badan pesawat, maka pesawat terbang dapat juga ditinjau dari bentuk sayap.Bentuk sayap sangat erat hubungannya dengan sifat-sifat aerodinamis dari pesawat terbang yang bersangkutan, termasuk kemampuan (performance) pesawat terbang tersebut. Bentuk-bentuk sayap tersebut adalah sebagai berikut : 1. Sayap lurus (straight wing/rectangular wing) 2. Sayap sapu ke belakang (swept back wing) 3. Sayap segi tiga (delta wing) 4. Sayap tirus (tapered wing) Universitas Sumatera Utara 5. Sayap bentuk variable geometric 6. Sayap sapu ke depan (swept forward wing). Gambar 2.11 Bentuk Bentuk sayap 2.2.4 Struktur Sayap Struktur utama dari bagian sayap adalah spar, rib dan stringer. Semua itu kemudian diperkuat oleh truss, I-beam, tabung atau perangkat lain termasuk kulit pesawat. Rib menentukan bentuk dan ketebalan dari sayap. Gambar 2.12 Struktur Sayap Universitas Sumatera Utara Pada sebagian besar pesawat modern, tanki bahan bakar biasanya adalah bagian dari struktur sayap atau tangki yang fleksibel yang dipasang di dalam sayap. Di sisi belakang atau trailing edge dari sayap, ada 2 tipe permukaan pengendali (control surface) yang disebut aileron dan flap.Aileron (bidang kemudi) biasanya dimulaidari tengah-tengah sayap ke ujung sayap (wingtip) dan bekerja dengan gerakan yang berlawanan untuk menghasilkan pengaruh gaya aerodinamika pada sayap. Sedangkan flap dipasang pada bagian trailing edge dengan posisi yang simetris terhadap fuselage. Flap sama rata dengan permukaan sayap pada waktu pesawat terbang menjelajah. Pada waktu diturunkan flap bergerak dengan arah yang sama ke bawah untuk menambah gaya angkat sayap di saat kinerja pesawat pada kecepatan rendah khususnya saat lepas landas atau mendarat. 2.3 Metode Elemen Hingga Metode elemen hingga merupakan prosedur numerik yang digunakan untuk mencari solusi dalam berbagai permasalahan keteknikan.Dalam masalah ini, metode elemen membagi permasalahan (suatu sistem yang kompleks) tersebut menjadi bagian-bagian kecil yang disebut elemen.Permasalahan keteknikan yang dapat disimulasi antara lain adalah permasalahan tegangan, ragangan, perpindahan panas, elektromagnetik, dan aliran fluida. Secara umum permasalahan keteknikan menyangkut permasalahan matematika dan fisika. Permasalahan matematis itu sendiri menyangkut persamaan diferensial (differential equation) yang berhubungan dengan inisiasi dan kondisi batas. Persamaan diferensial diperoleh dengan cara mengaplikasikan implementasi hokumhukum dasar alamiah dari system. Universitas Sumatera Utara Sifat-sifat alamiah dapat berupa sifat-sifat mekanis dan fisika seperti modulus elastisitas, konduktifitas panas, dan viskositas yang tergantung pada variasi dan karakteristik alamiahnya.Namun begitu, tidak semua permasalahan keteknikan dapat diselesaikan secara ilmiah dengan tepat yang mungkin disebabkan oleh persamaan diferensial dari kondisi alamiah yang bagitu kompleks maupun kesulitan dalam penentuan inisiasi dan kondisi batas yang harus dipenuhi.Metode elemen hingga menggunakan formulasi integral untuk membuat suatu system aljabar.Sebuah pendekan dilakukan dengan fungsi-fungsi berkesinambungan (continue) yang diasumsikan untuk mempresentasikan solusi pada tiap elemen.Solusi yang lebih lengkap dapat diperoleh dengan menggabungkan atau membangun solusi-solusi yang sederhana. 2.4 Metode Hand Lay Up Hand lay up atau contact molding adalah proses yang paling tua dan paling mudah untuk membentuk plastik yang diperkuat serat. Serat dan resin ditempatkan pada cetakan dan udara yang terperangkap dihilangkan dengan alat penyapu atau roller. Lapisan-lapisan serat dan resin ditambahkan sebagai penambah untuk ketebalan. Jika lapisan dengan kualitas tinggi yang diinginkan, gelcoat (resin dengan permukaan yang diberi pewarna) ditambahkan pada cetakan sebelum lay-up.Lay-up biasanya dilakukan pada temperature kamar, tetapi panas bisa digunakan untuk mempercepat curing. Resin yang biasanya digunakan dalam handlay-up adalah polyesters dan epoxies. Polyester disukai karena biaya yang rendah, luas penggunaannya, dan Universitas Sumatera Utara kemudahan dalam penanganannya. Sedangkan epoxies lebih mahal dan lebih sukar dalam perumusannya. Seperti yang diperlihatkan pada gambar 2.13 sebagai berikut: Gambar 2.13. Metode Hand Lay Up Kelebihan penggunaan metoda ini adalah sebagai berikut: 1. Mudah dilakukan 2. Cocok di gunakan untuk komponen yang besar 3. Volumenya rendah Proses hand lay-up biasanya dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut: 1. Persiapan cetakan Bagian-bagian cetakan dibuat dari cairan pelepas (releasefilm) dipoles dipermukaan cetakan. 2. Gel coating Tahap ini meliputi pelapisan resin yang nantinya akan menjadi lapisan luar laminate ketika telah terbentuk. Lapisan ini hanya dibutuhkan ketika diinginkan hasil akhir permukaan yang baik. Universitas Sumatera Utara 3. Hand lay-up Serat dimasukkan. Resin dan hardener (sebagai pengeras) kemudian akan bercampur dan untuk memastiakan bahwa udara telah dihilangkan, digunakan roller untuk menekan material agar rata dengan cetakan. 4. Finishing Pada tahap ini komposit dapat sepenuhnya dikeraskan dan dapat dilakukan proses machining. 2.5 Bilangan Reynolds (Reynolds Number) Bilangan Reynold adalah bilangan yang tidak berdimensi yang merupakan hubungan antara massa jenis ( ρ ), viskositas dinamik ( µ ) dan kecepatan rata-rata (v) dari suatu fluida dalam sebuah pipa dengan diameter dalam (di). dengan rumus sebagai berikut: . . Bilangan Reynolds digunakan untuk menentukan tipe aliran, apakah aliran tersebut laminar atau turbulen, serta relatif diantaranya (transisi). Jika nilai dari bilangan Reynold, dibawah 2300, maka aliran tersebut adalah laminar dan jika nilai dari bilangan Reynold di atas 4000, maka aliran terResebut adalah turbulen. Sedangkan nilai diantara 2300 – 4000 menunjukkan aliran transisi. 2.6 Gaya Angkat dan Gaya Hambat Gaya angkat (lift) dihasilkan oleh permukaan sayap yang dirancang agar tekanan udara di atas permukaan lebih kecil dari pada di bagian bawah.Suatu pernyataan Vinci yang begitu visioner adalah metode separasi. Sekitar 1500 tahun yang lalu da Vinci telah mengemukakan bahwa untuk bisa terbang cukuplah dilakukan dengan Universitas Sumatera Utara sayap tetap dan memberinya gaya dorong (drag). Hal ini didasari dari hasil pengamatannya dari teknik burung untuk terbang. Menurutnya, sayap burung terdiri dari dua bagian yang memiliki fungsi masingmasing. Bagian pangkal sayap burung yang relatif tetap (fixed) berfungsi membangkitkan gaya angkat. Sedangkan bagian ujung sayap burung berfungsi untuk mengepak dan membangkitkan gaya dorong. Separasi gaya menjadi gaya angkat dan gaya dorong inilah yang sampai sekarang dipakai untuk menciptakan mesin terbang. Seperti yang diperlihatkan gambar 2.13 yang menggambarkan 4 gaya yang bekerja pada pesawat sebagai berikut: Gambar 2.14. Gaya yang bekerja pada pesawat Sumber : Federasi Aerosport Indonesia Aeromodelling Rumus untuk menghitung lift dan drag sebagai berikut: ……………………………………………… (2.1) Universitas Sumatera Utara ………………………………………………(2.2) Dimana: L = Gaya Angkat (N/s) D = Gaya Hambat (N/s) C = Coefficient of lift C = Coefficient of drag = Densitas udara (kg/m³) V = Kecepatan udara (m/s) A = Luas penampang sayap (m²) 2.7 Azas Bernauli Kecepatan udara besar menimbulkan tekananudara yang kecil, sehingga tekanan udara dibawah sayap (v2) menjadi lebih besar dari sayappesawat bagian atas (v1). Sehingga akan timbul gaya angkat (lift) yang menjadikan pesawat itu bias terbang. Hal ini menyebabkan tekanan udara dari atas sayap (P1) lebih kecil dari ada tekanan di bawah sayap (P2) sehingga gaya dari bawah (F2) lebih besar dari pada gaya dari atas (F1) maka timbullah gaya angkat pesawat. Universitas Sumatera Utara Penerapan Hukum Bernoulli untuk mendesain pesawat terbang.Pesawat terbang dirancang sedemikian rupa sehingga hambatan udaranya sekecilmungkin. Pesawat pada saat terbang akan menghadapi beberapa hambatan, diantaranyahambatan udara, hambatan karena massa badan pesawat itu sendiri, dan hambatan padasaat menabrak awan. Setelah dilakukan perhitungan dan rancangan yang akurat danteliti, langkah selanjutnya adalah pemilihan mesin penggerak pesawat yang mampumengangkat dan mendorong badan pesawat. Karena tekanan diatas lebih kecil daripada tekanan dibawah sayap, maka akan timbul gaya dorong yang lebih besar dibawah sayap. Gaya angkat memenuhi persamaan sebagai berikut: F P. A ₂ ₁ maka akan diperoleh: F ²₁ ²₂ 1 . ₁² 2 sehingga ₁ ₂ ₂ ₂, maka tekanan pada pesawat menjadi: 1 . 2 ₁ 1 . ₂² 2 ₂² 1 . ₂² 2 konstan ₁² ………………………………………(2.3) Dimana: F = Gaya angkat pesawat (N) Universitas Sumatera Utara P₁ = Tekanan dari bawah pesawat (Pa) P₂ = Tekanan dari atas Pesawat (Pa) v₁ = Kecepatan udara di bawah pesawat (m/s) v₂ = Kecepatan udara diatas pesawat (m/s) = Massa jenis udara (kg/m³) A 2.8 = Luas penampang (m²) Tegangan Apabila sebuah batang atau plat dibebani sebuah gaya maka akan terjadi gaya reaksi yang sama dengan yang arah berlawanan. Gaya tersebut akan diterima sama rata oleh setiap molekul pada bidang penampang batang tersebut. Jadi tegangan adalah suatu ukuran intensitas pembebanan yang dinyatakan oleh gaya dan dibagi oleh luas di tempat gaya tersebut bekerja. Tegangan ada bermacam-macam sesuai dengan pembebanan yang diberikan. Komponen tegangan pada sudut yang tegak lurus pada bidang ditempat bekerjanya gaya disebut tegangan langsung. Pada pembebanan tarik akan terjadi tegangan tarik maka pada beban tekan akan terjadi tegangan tekan. Biasanya dinyatakan dalam bentuk persentasi atau tidak dengan persentasi.Besarnya tegangan menunjukkan apakah bahan tersebut mampu menahan perubahan bentuk sebelum patah. Makin besar tegangan suatu bahan maka bahan itu mudah dibentuk (Srinivasan,2006). Maka, rumus tegangan adalah: σ = ............................................................................(2.4) dimana: F = gaya (Newton) A = luas penampang awal (mm2) Universitas Sumatera Utara 22.9 Regaangan Regangan adalah suatuu bentuk tannpa dimensii untuk mennyatakan perrubahan bentuk.Biaasanya dinyaatakan dalam m bentuk peersentasi ataau tidak denngan persentasi.Besarnya reegangan meenunjukkan apakah bahaan tersebut mampu mennahan perubahan bentuk sebelum patah.. Makin besar regangann suatu bahaan maka bahhan itu mudah dibbentuk (Srinivasan,20066). Maka, ruumus reganggan adalah: ∈ .........................................................................................................(2.55) dimana: Lo = panjaang mula-muula (mm) Δ L = perppanjangan (m mm) 2.10 Hu ukum Newton 2.10.1 Hukum m Newton 1 Huukum ini menyatakan baahwa jika reesultan gayaa (jumlah veektor dari seemua gayya yang bekkerja pada beenda) bernillai nol, makka kecepatann benda terseebut konnstan. Dirum muskan secaara matemattis menjadi: 1. Sebuahh benda yang sedang diam akan tettap diam keccuali ada ressultan gaya yaang tidak nool bekerja paadanya. 2. Sebuahh benda yang sedang beergerak, tidaak akan beruubah kecepaatannya kecualii ada resultaan gaya yangg tidak nol bekerja b padanya. Universitas Sumatera Utara Huukum pertam ma newton aadalah penjeelasan kembbali dari hukkum inersia yyang suddah pernah ddideskripsikkan oleh Gaalileo.Dalam m bukunya Newton N memberikan penghargaann pada Galileo untuk huukum ini.Arristoteles berrpendapat baahwa setiap benda mem milik tempatt asal di alam m semesta bbenda berrat seperti baatu akan berrada di atas tanah dan benda b ringann seperti asaap berrada di langiit. Bintang-bbintang akan tetap beraada di surga. Ia mengiraa bahhwa sebuah benda sedaang berada ppada kondisii alamiahnyya jika tidak berrgerak, dan uuntuk satu bbenda bergeerak pada gaaris lurus deengan kecepatan konnstan diperluukan sesuattu dari luar bbenda tersebbut yang terrus mendoroongnya, kallau tidak bennda tersebutt akan berheenti bergerakk. Tetapi Galileo menyyadari bahhwa gaya diiperlukan unntuk mengubbah kecepattan benda teersebut (peercepatan), tapi t untuk m mempertahannkan kecepaatan tidak diiperlukan gaaya. Sam ma dengan hhukum pertaama Newtonn Tanpa gaaya berarti tiidak ada perrcepatan, maaka benda bberada pada kecepatan kkonstan. m Newton 2 2.10.2 Hukum Huukum kedua menyatakann bahwa tottal gaya padda sebuah paartikel samaa denngan banyakknya perubaahan momenntum linierp p terhadap w waktu : Karrena hukum mnya hanya bberlaku untuuk sistem deengan massa konstan, varriabel massaa (sebuah koonstan) dapaat dikeluarkkan dari operrator diferennsial denngan mengggunakan aturran diferenssiasi. Maka: Denngan F adallah total gayya yang bekkerja, m adallah massa beenda, dan a adalah perrcepatan bennda. Maka total gaya yaang bekerja pada suatu benda menghasilkan percepatan yang berbannding lurus.. Massa yanng bertambaah atau berrkurang darii suatu sistem m akan menngakibatkann perubahan dalam moomentum. Peerubahan m momentum inni bukanlah akibat dari gaya. Untukk Universitas Sumatera Utara menghitung sisstem dengann massa yanng bisa beruubah-ubah, ddiperlukan perrsamaan yanng berbeda. Sesuai denggan hukum pertama, turrunan momentum terhhadap waktuu tidak nol kketika terjaddi perubahann arah, walaaupun tidak terjadi perrubahan besaran.Contohhnya adalahh gerak meliingkar beratturan. Hubunngan ini juga secaraa tidak langssung menyattakan kekekkalan momeentum ketikaa resuultan gaya yyang bekerjaa pada bendda nol, mom mentum bendda tersebut konnstan. Setiapp perubahann gaya berbaanding luruss dengan peerubahan moomentum tiaap satuan waaktu. Huukum kedua ini perlu peerubahan jikka relativitass khusus dipperhitungkann, karrena dalam kkecepatan saangat tinggii hasil kali massa m dengaan kecepatann tidak mendekati mom mentum sebbenarnya.Im mpulsJ munccul ketika seebuah gayaF F bekkerja pada suuatu intervaal waktu Δt, dan dirumuuskan sebaggai berikut: Imppuls adalah suatu konseep yang diguunakan untuuk menganaalisis tumbukkan. Sistem dengann massa beruubah, sepertti roket yangg bahan bakkarnya digunnakan dann mengeluarrkan gas sisaa, tidak term masduk dalaam sistem teertutup dan tidak t dappat dihitung dengan hannya mengubbah massa m menjadi sebuuah fungsi ddari wakktu di hukum m kedua.[14]] Alasannyaa, seperti yanng tertulis ddalam An Intrroduction too Mechanicss karya Klep ppner dan Kolenkow, K adalah bahw wa hukkum kedua Newton N berrlaku terhadap partikel-partikel seccara mendasar. Padda mekanikaa klasik, parrtikel memilliki massa yyang konstannt. Dalam kasus k parrtikel-partikel dalam suatu sistem yyang terdefinnisikan dengan jelas, huukum New wton dapat digunakan ddengan mennjumlahkan semua partikel dalam ssistem: Universitas Sumatera Utara dennganFtotal addalah total ggaya yang beekerja pada sistem, M aadalah total massa darri sistem, daan apm adalahh percepatann dari pusatt massa sisteem. Sistem dengann massa yangg berubah-uubah seperti roket atau ember e yangg berrlubang biassanya tidak ddapat dihituung seperti ssistem partikkel, maka huukum keddua Newtonn tidak dapatt digunakann langsung. P Persamaan bbaru digunaakan unttuk menyeleesaikan soall seperti itu ddengan caraa menata ulaang hukum kkedua dann menghitunng momentuum yang dibbawa oleh m massa yang m masuk atau kkeluar darri sistem: Denngan u adallah kecepataan dari masssa yang massuk atau keluar relatif terhhadap pusatt massa dari obyek utam ma. Dalam bbeberapa konvensi, besaar (u ddm/dt) di seebelah kiri ppersamaan, yyang juga diisebut doronngan, diddefinisikan sebagai s gayaa (gaya yangg dikeluarkaan oleh suattu benda sessuai denngan berubaahnya massaa, seperti doorongan rokeet) dan dimaasukan dalaam bessarnya F. M Maka dengann mengubah definisi perrcepatan, peersamaan taddi menjadi: 2.10.3 Hukum m Newton 3 Huukum Newtoon Ketigaadalah gaya akksi dan reakksi dari dua benda mem miliki bessar yang sam ma, dengan aarah terbalikk, dan segarris. Artinya jika ada bennda A yanng memberi gaya sebesar F pada beenda B, makka benda B akan membberi gayya sebesar –F – kepada beenda A. F ddan –F memiliki besar yyang sama nnamun Universitas Sumatera Utara araahnya berbedda. Hukum ini juga terkkenal sebagaai hukum akksi-reaksi, ddengan F ddisebut sebagai aksi dann –F adalah reaksinya. Seccara sederhaananya, sebuuah gaya selalu bekerjaa pada sepassang benda, dan tidaak pernah hanya pada ssebuah bendda. Jadi untuuk setiap gayya selalu meemiliki duaa ujung. Settiap ujung gaaya ini samaa kecuali arrahnya yangg berlawanann. Atau sebbuah ujung ggaya adalah cerminan ddari ujung laainnya. Seccara matemaatis, hukum m ketiga ini bberupa persaamaan vektoor satu dimeensi, yanng bisa ditulliskan sebaggai berikut. A Asumsikan benda A daan benda B memberikan gaya terhadaap satu samaa lain. Denngan Fa,bb adalah gayya-gaya yanng bekerja paada A oleh B B, dan Fb,aa adalah gayya-gaya yanng bekerja paada B oleh A A. New wton mengggunakan hukkum ketiga untuk menuurunkan hukkum kekekaalan moomentum, naamun dengaan pengamattan yang lebbih dalam, kkekekalan moomentum addalah ide yanng lebih menndasar diturrunkan melaalui teoremaa Noether dari reelativitas Gaalileo dibanndingkan hukkum ketiga,, dan tetap berlaku b padda kasus yanng membuatt hukum kettiga newtonn seakan-akaan tidak berllaku. Misalnya ketikka medan gaaya memilikki momentum m, dan dalaam mekanikaa kuaantum. 2.11 Ap plikasi Padaa Sayap Pessawat Universitas Sumatera Utara Gambar 2.15. Penam mpang Pesaw wat 1 Udara akann mengalir melewati m baagian atas saayap dan baagian bawahh sayap. Sebenarnyya bukan udaara yang meengalir melewati sayapp pesawat, taapi sayap pesawatlahh yang majuu menembuss udara. Tappi kita akan mengasumssikan aliran ini dengan gam mbar sayap yang diam. Dengan beentuk yang melengkung m g di atas, maaka aliran udarra di atas sayyap membuutuhkan jarakk yang lebihh panjang dan membuaatnya mengalir leebih cepat ddibandingkaan dengan alliran udara ddi bawah saayap pesawaat. Karena keccepatan udaara yang lebih cepat di aatas sayap, m maka tekanaannya akan lebih rendah dibbandingkan dengan d tekaanan udara yyang mengaalir di bawahh sayap. Tekkanan di bawah ssayap yang llebih besar akan a mengaangkat sayapp pesawat dan d disebut ggaya angkat/lift. Gambar 2.16 Penam mpang Pesaw wat 2 Karena itu, kecepatan pesawat haarus dijaga ssesuai dengaan rancangannya. Jika kecepatannnya turun m maka lift nya akan berkuurang dan peesawat akann jatuh, dalam m ilmu penerbangan disebut stall. s Kecepatan minimuum ini disebbut Stall Speeed. Jika Universitas Sumatera Utara kecepatan pesawat meelebihi rancaangannya m maka juga akkan terjadi sstall yang dinamakann high speedd stall. Terbaang straightt dan level (lurus ( dan daatar) dapat dipertahannkan mulai ddari terbang dengan keccepatan renddah sampai dengan keceepatan tinggi. Pennerbang haruus mengaturr angle of atttack dan thrrust dalam ssemua jangkkauan kecepatan (speed regim m) jika pesaawat harus dditahan di ketinggian teertentu (leveel flight). Gambar 2..17Kemiringgan sayap ppesawat d kan dalam 3 daerah (reegim), Secara kassar jangkauaan kecepatann ini dapat dikelompokk kecepatan rendah (low w-speed), meenjelajah (cruising flighht), dan kecepatan tingggi (highspeedd).Lift dan drag d yang teersedia padaa bermacam--macam keccepatan padaa saat pesawat terbang datar dan tidak bberakselerasi, proporsi C CL (Coefficient of Lift) dan CD (Coeffi ficient of Drrag) dapat diihitung padaa setiap anggle of attack tertentu. Haasil plotting unntuk rasio lifft/drag (L/D D) pada anglle of attack ttertentu mennunjukkan bbahwa L/D bertam mbah ke maksimum kem mudian berkkurang padaa koefisien llift dan anglle of attack yangg lebih besaar seperti terrlihat pada gambar. g Perrhatikan bahhwa maksim mum rasio lift/drrag (L/D maax) terjadi pada p angle oof attack dann koefisien yang tertenttu. Jika pesawat beeroperasi paada penerbanngan yang stabil s pada L/D L max, m maka total drag adalah minnimum. Anggle of attackk apapun yanng lebih keccil atau lebihh besar dari yang ada di L/D D max akan mengurangi m i rasio lift/drrag dan konnsekwensinyya menambaah total drag dari gaya g angkatt yang diberiikan pada pesawat. Sepperti diperlihhatkan padaa gambar 2.118 berikut inni: Universitas Sumatera Utara Gam mbar 2.18 Suudut Serangg 2.12 Airf rfoil NACA A (National A Advisory Co Committee foor Aeronautics) NACA airffoil adalah ssalah satu bentuk bodi aaerodinamikka sederhanna yang bergguna untuk dapaat memberikkan gaya angkat tertentuu terhadap ssuatu bodi laainnya dan dengan bantuan peenyelesaian matematis sangat s mem mungkinkan untuk mem mprediksi berrapa besarnya ggaya angkat yang dihasiilkan oleh suuatu bodyaiirfoil. Geom metri airfoil memiliki ppengaruh beesar terhadapp karakteristtik aerodinaamika dengaan parameteer penting berupa CL, daan kemudiann akan terkaait dengan lif ift (gaya anggkat yang dihasilkan)). Sampai seekitar Peranng Dunia II, airfoil yangg banyak diggunakan adaalah hasil riset Gottingen.S G Selama perioode ini banyyak pengajuuan arifoil diilakukan diberbagaii negara, nam mun hasil riiset NACA llah yang paaling terkem muka. Pengujjian yang dilaku kukan NACA A lebih sisteematik denggan membaggi pengaruh efek kelengkunggan dan disttribusi ketebbalan atau thhickness serrta pengujiaannya dilakuukan pada bilanggan Reynold yang lebihh tinggi dibaanding yangg lain. Hal inni sering dirangkum m oleh beberrapa parameeter seperti: ketebalan maksimum, m m maksimum bentuk melengkunng, posisi m maksimum keetebalan, poosisi maksim mum bentukk melengkunng, dan hidung jarii-jari. Suatuu airfoil terddiri dari sepeerti yang dipperlihatkan ppada gam 2.19 2 sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Perrmukaan ataas (Upper Suurface) 2. Perrmukaan baw wah (Lowerrer Surface)) 3. Meean camber line adalahh tempat keddudukan titiik-titik antaara permukaaan atas dann bawah airrfoil yang diukur tegaak lurus terrhadap meaan camber lline itu senndiri. 4. Leaading edge adalah titiik paling depan pada mean cambber line, biiasanya berrbentuk linggkaran dengaan jari-jari m mendekati 00.02c 5. Traailing edge adalah a titik paling belakkang pada mean m cambeer line 6. Cam mber adalahh jarak maaksimum anntara mean camber linne dan gariss chord yanng diukur teegak lurus teerhadap gariis chord. 7. Kettebalan (thiickness) addalah jarak antara perm mukaan ataas dan perm mukaan baw wah yang diiukur tegak lurus terhaddap garis chord. G Gambar 2.199 NACA 24412 airfoil ggeometry 2.13 Kaarakteristik k Airfoil Gaya angkkat pada airffoilbergantuung pada koeefisien gayaa angkat yanng dihasilkaan oleh airfoil terseebut. Koefissien gaya anngkat (Cl) diipengaruhi ooleh disain bbentuk cam mber dari airfoill. Cl yang diihasilkan oleeh suatu airffoil bervariaasi secara linnear dengann sudut Universitas Sumatera Utara serang (α) tertentu. Kemiringan garis ditandai dengan 0a yang disebut lift slope. Pada daerah ini aliran udara bergerak dengan mulus dan masih menempel pada hampir seluruh permukaan airfoil. Dengan bertambah besarnya α, aliran udara cenderung untuk separasi dari permukaan atas airfoil, membentuk ulakan besar dead airdi belakang airfoil. Pada aliran separasi ini, aliran urdara berputar dan sebagian aliran bergerak ke arah yang berlawanan dengan aliran freestream disebut juga reversed flow. Aliran yang berpisah merupakan efek dari viskositas. Konsekuensi dari perpisahan aliran pada α tinggi adalah pengurangan gaya angkat atau Cl dan bertambah besarnya gaya hambat akibat pressure drag, kondisi ini disebut kondisi stall. Harga maksimum dari cl berada pada tepat sebelum kondisi stall yang dilambangkan dengan Clmax. Clmax merupakan aspek paling penting dari performa airfoil, karena menentukan kecepatan stall pesawat udara khususnya saat fasa terbang kritis yaitu terbang tinggal landas dan mendarat. Seperti diperlihatkan pada gambar 2.20 berikut ini: Berikut ini adalah proses terbentuknya gaya angkat: 1. Aliran udara mengalir melalui airfoil terpecah dua menjadi aliran di atas dan bawah permukaan airfoil. 2. Di trailing edge kedua aliran bersatu lagi. Namun karena perbedaan sudut arah datangnya kedua aliran tersebut, maka akan terbentuk suatu pusaran yang disebut starting vortex, dengan arah putaran berlawanan arah putar jarum jam. 3. Karena momentum putar awal aliran adalah nol, maka menurut hokum kekekalan momentum, harus timbul pusaran yang melawan arah putar starting vortex ini. Pusaran ini berputar searah putaran jarum jam mengelilingi airfoil dan dinamakan bound vortex. 4. Starting vortexakan bergeser ke belakang karena gerak maju pesawat. 5. Akibat adanya bound vortex ini, aliran di atas permukaan akan mendapat tambahan kecepatan, dan aliran di bawah permukaan akan mendapat pengurangan kecepatan. Universitas Sumatera Utara 6. Karrena terjadii perbedaann kecepatan itulah, sesuuai dengan hokum Beernoulli, tim mbul gaya yaang arahnyaa ke atas dann disebut lift ft (gaya angkkat). Gam mbar 2.20 P Proses Terbeentuknya Gaaya Angkat 2.13.1 Bentuk k-Bentuk A Airfoil Sebbuah airfoil (dalam bahhasa Inggris Amerika) aatau aerofoill (di British bahasa Ingggris) adalahh bentuk sayyap atau pisau (dari baling-baling, rotor atau tuurbin) atauu berlayar sseperti yang terlihat dalam penamppang. Sebuahh badan airffoil berrbentuk dipiindahkan meelalui cairann menghasillkan gaya aeerodinamikaa. Komponen gayya ini tegakk lurus terhaddap arah gerak disebut angkat. Komponen sejajar dengann arah gerakk disebut tariik. Airfoil penerbangann subbsonik mem miliki bentukk karakteristtik dengan teerdepan bullat, diikuti ddengan trailing edge taajam, seringg dengan keelengkungann asimetris permukaan p aatas dann bawah. Sppesial fungsii serupa yanng dirancangg dengan airr sebagai fluuida kerrja disebut hhydrofoils. Berrikut ini adaalah bentuk--bentuk airffoil seperti yyang ditunjuukkan pada gambar g 2.221. Universitas Sumatera Utara Gambar. 2.21 Bentuuk-Bentuk A Airfoil 2.14 Staabilitas Terrbang Kecenderuungan (tendeency) dari pesawat p untuuk kembali ke k keadaan seimbang (equilibriuum) setelah m mengalami gangguan. G Gangguan inni dapat berrwujud geraakan Universitas Sumatera Utara pesawat dari kontrol pilot dan yang berasal dari sifat alam seperti turbulen,efek gust, dll. Lintas terbang (flight path) dan attitudes (sikap ) ketika terbang dibatasi oleh karakter dari aerodinamis pesawat,sistem propulsi,dan kekuatan struktur. Batasan ini akan menunjukan maksimum perfom pesawat pada saat melakukan manuverbility. Untuk itu pesawat memiliki load factor tertentu untuk melakukan kontrolabel (pengendalian). Jika pesawat terbang level atau stabil sepanjang dari lintas terbang (flight path) maka pesawat tersebut dapat dikatakan terbang dengan keseimbangan statis ( static equilibrium). Namun ketika pesawat tersebut mendapatkan gangguan maka pesawat akan kembali pada keadaan seimbang yang disebut dengan stabilitas. Stabilas dibagi menjadi 2 dimana ketiganya memilik kondisi yang berbeda yaitu, stabilitas statis dan dinamis. Stabilitas statik ini mengacu pada kecenderungan awal atau arah gerakan pesawat terhadap respon awal ketika terganggu dari perubahan sudut serang (angle of attack), slip dan ketika pesawat melakukan gerakan bank. Seperti ditunjukkan pada gambar 2.22. Gambar 2.22 Stabilitas Statik Universitas Sumatera Utara Stabilitas dinamikdidefinisikan sebagai kecenderungan awal untuk kembali ke kondisi seimbang setelah pesawat mengalami gangguan.Gangguan ini dapat diamati ketika pesawat melakukan perpindahan posisi terhadap waktu gerakan pesawat.Seperti ditunjukkan pada gambar 2.22. Gambar 2.23 Stabilitas Dinamik Stabilitas pesawat terbang mempengaruhi dua kineja pesawat secara signifikan yaitu: a. Manuverbility pesawat yang memungkinkan untuk bermanuver dengan mudah dan untuk menahan tekanan yang dikenakan oleh manuver. Hal ini di pengaruhi oleh berat, inersia, ukuran pesawat dan lokasi kontrol penerbangan, kekuatan struktural, dan propulsi. b. Kontrolbility pesawat untuk merespon kontrol pilot, khususnya yang berkaitan dengan jalur penerbangan dan sikap. Ini adalah kualitas respon pesawat untuk aplikasi kontrol pilot saat bermanuver pesawat, terlepas dari karakteristik stabilitas. Universitas Sumatera Utara