BAB I

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pasar modal adalah tempat bagi perusahaan untuk mengumpulkan modal
dengan cara menawarkan sahamnya kepada masyarakat maupun publik.
Keterlibatan masyarakat maupun publik dalam pasar modal adalah dengan cara
membeli saham yang ditawarkan dalam pasar modal. Pada dasarnya, pasar modal
memiliki dua fungsi yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi ekonomi
pasar modal adalah menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak
yang memiliki kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Fungsi
keuangan pasar modal adalah menyediakan dana yang dibutuhkan oleh pihakpihak lainnya tanpa harus terlibat secara langsung dalam kegiatan operasi
perusahaan (Husnan, 2012: 26).
Aktivitas pasar modal kedua belah pihak yang memiliki dana (investor)
dan yang membutuhkan dana (emiten) akan memiliki perbedaan kepentingan yang
berbeda. Investor tidak dapat secara pasti mengetahui resiko apa yang akan
diterimanya dalam melakukan suatu investasi. Seorang investor memerlukan
analisis dalam menginvestasikan dananya dan meminimalkan resiko (Restiyani,
2010: 44). Bagi seorang investor, investasi dalam sekuritas yang dipilih tentu
diharapkan memberikan tingkat pengembalian yang sesuai dengan resiko yang
harus ditanggung oleh para investor. Bagi para investor, tingkat pengembalian ini
menjadi faktor utama karena pengembalian adalah hasil yang diperoleh dari suatu
investasi (Jogiyanto, 2010: 32). Salah satu jenis sekuritas yang paling populer di
pasar modal adalah sekuritas saham. Saham adalah surat berharga sebagai bukti
penyertaan atau pemilikan individu atau institusi dalam perusahaan. Saham yang
dinilai baik adalah saham yang mampu memberikan pengembalian realisasi yang
tidak terlalu jauh dari pengembalian ekspektasi.
Investor yang ingin mempertahankan investasinya harus memiliki
perencanaan investasi yang efektif, yang dimulai dari perhatian terhadap tingkat
risiko dan return yang seimbang setiap transaksi. Investor membeli saham dengan
harapan memperoleh return tinggi selama berinvestasi. Jogiyanto (2010: 107)
menyatakan bahwa dalam kenyataannya investor dihadapkan pada realized return
yang berbeda dengan expected return yaitu perbedaan antara hasil yang
diharapkan dengan kenyataan merupakan sumber dari risiko yang bersumber pada
adanya suatu ketidakpastian.
Perusahaan yang sudah go public harus menyerahkan laporan keuangan
tahunannya disertai dengan opini akuntan kepada Bapepam. Peraturan Bapepam
tersebut diatur dalam Undang-Undang No.8 tahun 1995 tentang publikasi laporan
keuangan tahunan auditan yang bersifat wajib dengan batas waktu 120 hari dari
akhir tahun fiskal sampai tanggal diserahkannya laporan keuangan yang telah
diaudit ke BAPEPAM. Namun, Sejak 30 September 2003, peraturan ini diganti
dengan peraturan baru dengan Nomor X.K.2 tentang kewajiban penyampaian
laporan keuangan ke Bapepam menjadi 90 hari.
Return saham secara umum dipengaruhi oleh faktor-faktor fundamental
dan teknikal. Pendekatan analisis fundamental terbagi dua macam yaitu top down
dan bottom up. Pendekatan top down, obyek yang dianalisa adalah kondisi makro
ekonomi, sektor industrinya dan terakhir perusahaan, sedangkan bottom up adalah
kebalikannya mulai dari perusahaan, sektornya dan kondisi makro ekonomi.
merupakan faktor yang memberikan informasi tentang kinerja perusahaan,
informasi ini mempengaruhi kemampuan manajemen perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan, hak-hak investor, prospek perusahaan, pemasaran dan
tekhnologi. Faktor teknikal memberikan informasi kepada investor dan calon
investor untuk menentukan kapan pembelian saham dilakukan dan pada saat
kapan saham akan dijual atau ditukar dengan saham yang lain agar dapat
memperoleh keuntungan yang maksimal, faktor ini menggunakan data pasar yang
dipublikasikan seperti harga saham, volume perdagangan, indeks harga saham
baik individu maupun gabungan (Samsul, 2010:25). Ditinjau dari kedua faktor
tersebut dapat dikatakan faktor fundamental merupakan faktor yang penting dan
berpengaruh terhadap harga pasar saham. Bagi pemegang saham faktor tersebut
memberikan gambaran yang jelas dan bersifat analisis terhadap prestasi
manajemen perusahaan dalam mengelola perusahaan.
Tingkat suku bunga merupakan salah satu variabel dalam perekonomian
yang senantiasa diamati secara cermat karena dampaknya yang luas. Tingkat
suku bunga akan mempengaruhi keputusan seseorang atau organisasi dalam hal
berinvestasi dengan segala risiko yang menyertainya untuk mendapatkan return
yang diharapkan (Puspopranoto, 2010:69-70). Apabila tingkat bunga bergerak
naik maka harga saham dan surat berharga lainnya akan turun, begitu pula
sebaliknya. Hal ini disebabkan harga saham merupakan cerminan present value
dari return saham, dengan tingkat bunga pasar sebagai faktor diskonnya
(Manurung dan Rizky, 2010:114). Menurut Rahardjo (2010:27), apabila tingkat
suku bunga di pasar menurun, investor cenderung membeli saham yang dapat
memberikan tingkat return (capital gain) cukup tinggi, begitu juga sebaliknya.
Pernyataan ini sesuai dengan hasil penelitian Purwaningsih (2012:8) yang
menemukan bahwa tingkat suku bunga memiliki pengaruh negatif dan signifikan
terhadap return saham pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Hal ini berarti apabila tingkat suku bunga naik maka return
saham akan menurun dan sebaliknya apabila tingkat suku bunga turun maka
return saham pun akan meningkat. Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan
Riantani dan Tambunan (2013:532) yaitu tingkat suku bunga SBI memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap return saham dan menunjukkan arah hubungan
negatif.
Selain tingkat suku bunga, penentuan nilai tukar rupiah terhadap valuta
asing merupakan hal yang penting bagi pelaku pasar modal di Indonesia. Nilai
tukar valuta asing mempengaruhi jumlah biaya yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan, dan besarnya biaya yang akan diperoleh dalam transaksi saham dan
surat berharga di bursa pasar modal. Fluktuasi kurs yang tidak stabil akan
mengurangi tingkat kepercayaan investor asing terhadap perekonomian Indonesia.
Hal ini akan menimbulkan dampak negatif terhadap perdagangan saham di pasar
modal, bagi investor asing akan cenderung melakukan penarikan modal sehingga
hal ini akan berimbas pada menurunnya harga saham dan mengakibatkan tingkat
return yang akan dibagikan kepada investor juga akan menurun.
Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan properti yang go public di
PT Bursa Efek Indonesia. Obyek ini diambil karena sektor properti sebagai salah
satu sektor yang penting di Indonesia. Sektor properti merupakan indikator
penting untuk menganalisis kesehatan ekonomi suatu negara. Industri properti
juga merupakan sektor yang pertama memberi sinyal jatuh atau sedang bangunnya
perekonomian sebuah negara (Santoso, 2011:25). Selain alasan tersebut,
diambilnya sektor ini sebagai objek penelitian karena sektor ini merupakan salah
satu sektor yang volatilitasnya cukup tinggi. Selain volatilitas harga saham yang
tinggi, sektor properti juga sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian secara
makro.
Industri property ini merupakan sektor yang sangat potensial dan menarik
untuk menjadi perhatian dikarenakan berinvestasi didalamnya cukup menjanjikan
di masa depan. Akan tetapi property memiliki karakteristik yang sulit untuk
diprediksi dimana industri ini cukup dipengaruhi oleh kondisi perekonomian
negara. Pada saat terjadi pertumbuhan ekonomi yang tinggi, industri property
mengalami booming dan cenderung over supplied. Sebaliknya pada saat
pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan, secara cepat sektor ini akan
mengalami penurunan yang cukup drastis pula. Hal tersebut tentunya berdampak
terhadap kinerja perusahaan khususnya tingkat return saham yang dihasilkan
setiap tahunnya. Berdasarkan data bursa efek Indonesia tahun 2005-2014,
perkembangan rata-rata return saham perusahaan pada industri property dapat
dilihat pada gambar berikut ini.
Sumber: ICMD 2015, data diolah
Gambar 1.1
Presentase Rata-rata Return Saham Industri Property Tahun 2005-2014
Dari gambar 1.1 di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata return saham
perusahaan pada industri property selama periode 2005-2014, pada tahun 2005
rata-rata return saham sebesar 26,46%. Pada tahun 2006 mengalami penurunan
yakni tingkat rata-rata return saham dihasilkan hanya sebesar 21%, dan di tahun
2007 rata-rata perusahaan pada industri property mengalami kerugian yakni
sebesar -2,74%. Pada tahun 2008 saat terjadi krisis keuangan, industri property
ikut anjlok dan menghasilkan rata-rata return saham yang negatif atau mengalami
kerugian sebesar -8,11%. Seiring dengan perbaikan kondisi perekonomian
nasional, pada tahun 2009, dan 2010, industri property menghasilkan tingkat ratarata return saham yang positif yakni masing-masing sebesar 6,04% dan 14,07%
Pada tahun 2011 rata-rata return saham terjadi penurunan sampai pada tingkat
9,49%. Pada tahun 2012 return saham mengalami peningkatan 16,38% dan terus
meningkat di tahun 2013 hingga 17,41%. Namun pada tahun 2014 terjadi
penurunan 8,84%.
Pembangunan ruko, apartemen, mal dan pusat perbelanjaan mengalami
perkembangan yang signifikan, tak hanya di Jakarta namun juga di beberapa kota
besar lainnya. Meningkatnya pertumbuhan properti di Indonesia diindikasikan
dengan banyaknya masyarakat yang menginvestasikan modalnya di industri
properti. Penyebabnya adalah supply tanah bersifat tetap sedangkan demand akan
selalu besar seiring pertambahan penduduk. Harga tanah bersifat rigid, artinya
penentu harga bukanlah pasar tetapi orang yang menguasai tanah. lnvestasi di
bidang properti pada umumnya bersifat jangka panjang dan akan bertumbuh
sejalan dengan pertumbuhan ekonomi (Itabillah, 2012:45).
Berdasarkan berbagai uraian yang telah dipaparkan di atas, dapat
disimpulkan bahwa tingkat suku bunga merupakan nilai yang sangat berpengaruh
terhadap besarnya nilai sekarang dari pendapatan dividen di masa yang akan
datang. Meningkatnya tingkat bunga akan menurunkan nilai sekarang dari
pendapatan dividen di masa datang, sehingga kondisi ini akan menurunkan harga
saham di pasar modal. Investor lebih suka menanamkan uangnya dalam bentuk
investasi yang lain, misalnya dengan menyimpan uangnya di bank daripada
menginvestasikannya dalam bentuk saham. Hal ini akan mendorong mereka untuk
melepas saham yang mereka miliki, sehingga saham yang dilepas akan
meningkatkan jumlah yang ditawarkan di pasar saham, dan selanjutnya akan
menekan harga. Sebaliknya, menurunnya tingkat bunga akan menurunkan
opportunity cost peminjaman.
Perubahan nilai tukar rupiah terhadap dolar akan ikut merubah besarnya
laba rugi perusahaan. Nilai tukar suatu mata uang merupakan hasil interaksi antara
kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar valuta asing. Penentuan
nilai tukar rupiah terhadap valuta asing merupakan hal yang penting bagi pelaku
pasar modal di Indonesia. Nilai tukar valuta asing mempengaruhi jumlah biaya
yang harus dikeluarkan oleh perusahaan, dan besarnya biaya yang akan diperoleh
dalam transaksi saham dan surat berharga di bursa pasar modal.
Leverage menunjukkan proporsi atas pemakaian utang dalam membiayai
investasinya. Leverage memberikan informasi kepada investor yang dapat
digunakan sebagai pertimbangan dalam berinvestasi. Informasi mengenai adanya
penggunaan utang oleh perusahaan dapat memberikan keuntungan bagi investor
karena dengan adanya penggunaan utang tersebut artinya perusahaan tersebut
memiliki kondisi yang baik dalam memperoleh laba.
Profitabilitas sering diyakini sebagai salah satu acuan dalam menilai
kinerja perusahaan. Melalui profitabilitas investor akan menetapkan pilihannya
untuk berinvestasi di suatu perusahaan. Profitabilitas digunakan sebagai salah satu
acuan dalam berinvestasi karena tingkat profitabilitas menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba. Perusahaan yang tingkat menghasilkan
labanya tinggi akan menjadi incaran para investor. Investor akan lebih berminat
berinvestasi pada perusahaan yang angka profitabilitasnya tinggi karena semakin
tinggi profitabilitas akan mencerminkan semakin baik kinerja perusahaannya.
Profitabilitas yang menurun akan mempengaruhi pendapatan deviden yang akan
diterima oleh investor sehingga investor akan berpindah ke jenis investasi yang
lain yang akan memberikan hasil yang diharapkan (return) yang lebih baik.
Profitabilitas menjadi ukuran sehat atau tidaknya perusahaan. Tingkat
profitabilitas yang tinggi membuat saham akan diminati dan tingginya permintaan
atas saham tersebut akan membuat harga saham bertambah mahal. Dengan
mahalnya harga saham akan berpengaruh langsung pada return saham yang akan
diterima oleh perusahaan. Jadi harga saham yang tinggi akan membuat return
saham juga meningkat, hubungan antara dua hal ini mencerminkan hubungan
positif profitabilitas dalam mempengaruhi return saham. Profitabilitas salah satu
alat yang pas untuk mengukur efektivitas perusahaan dan menilai bagaimana
kinerja manajemen perusahan menjalankan kegiatan di perusahaannya dalam hal
mengelola asset yang dimiliki sehingga mampu menghasilkan pengembalian yang
lebih besar.
Penelitian yang terkait dengan penelitian yang akan dilakukan diantaranya
dilakukan oleh Yarnest (2012) yang menunjukkan bahwa secara simultan rasio
likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, rasio profitabilitas dan rasio saham (price
erning ratio dan book value per share) berpengaruh signifikan terhadap return
saham, namun secara parsial hanya rasio aktivitas saja yang berpengaruh
signifikan terhadap return saham.
Leverage
digunakan
untuk
mengukur
tingkat
solvabilitas
suatu
perusahaan. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
segala kewajiban finansialnya seandainya perusahaan pada saat itu dilikuidasi
(Sawir, 2013:13). Houston dan Brigham (2010:85), menyatakan penggunaan
utang (leverage) akan menaikan tingkat pengembalian yang diharapkan bagi
pemegang saham karena dua sebab: 1) karena bunga dapat dikurangkan dalam
menghitung laba karena pajak maka penggunaan utang mengakibatkan tagihan
pajak lebih rendah dan menyisakan lebih banyak laba operasi yang tersedia bagi
investor, 2) Jika tingkat pengembalian yang diharapkan atas aktiva melebihi suku
bunga utang, maka perusahaan pada umumnya dapat menggunakan utang untuk
membeli aktiva, membayar bunga atas utang.
Hasil penelitian Contesa (2012:1) juga menemukan bahwa ratio leverage
berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat imbal hasil (return saham) di
Bursa Efek Indonesia pada perusahaan yang terdaftar dalam LQ 45. Hasil
penelitian ini sejalan dengan temuan penelitian Al-Qudah (2013) yang
menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan secara statistik antara
leverage keuangan terhadap return saham. Ketidak konsistenan ditemukan pada
hasil penelitian Acheampong (2014:125) yang menemukan adanya pengaruh
negatif dan signifikan antara leverage terhadap return saham, dan ada pengaruh
positif dan signifikan antara antara ukuran pasar terhadap return saham.
Penelitian yang dilakukan oleh Husnan (2012:330) menyatakan bahwa
profitabilitas menunjukkan kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba. Jika
kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan laba meningkat maka hal ini
akan menunjukkan daya tarik bagi investor dan calon investor dalam
menanamkan modalnya ke perusahaan. Jika permintaan saham meningkat maka
harga saham akan cenderung meningkat. Hal ini akan berakibat pada naiknya
return saham. Pernyataan ini sesuai dengan hasil penelitian Susilowati (2011:1)
menunjukkan rasio profitabilitas berpengaruh positif terhadap return saham.
Penelitian lain yang sejalan adalah oleh Hermuningsih (2013:145) yang
mendapatkan temuan empiris variabel profitabilitas berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dilakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar Rupiah,
Leverage Dan Profitabilitas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan
Properti Yang Go Public Di PT Bursa Efek Indonesia”.
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah
penelitian adalah:
1. Apakah tingkat suku bunga berpengaruh terhadap return saham pada
perusahaan properti yang go public di PT Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah nilai tukar rupiah berpengaruh terhadap return saham pada
perusahaan properti yang go public di PT Bursa Efek Indonesia?
3. Apakah leverage berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan
properti yang go public di PT Bursa Efek Indonesia?
4. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan
properti yang go public di PT Bursa Efek Indonesia?
5. Apakah tingkat suku bunga, nilai tukar rupiah, leverage dan profitabilitas
secara simultan berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan properti
yang go public di PT Bursa Efek Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian
Setiap penelitian yang dilakukan memiliki tujuan yang jelas dan terarah.
Maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah tingkat suku bunga berpengaruh terhadap return
saham pada perusahaan properti yang go public di PT Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk mengetahui apakah nilai tukar rupiah berpengaruh terhadap return
saham pada perusahaan properti yang go public di PT Bursa Efek Indonesia.
3. Untuk mengetahui apakah leverage berpengaruh terhadap return saham pada
perusahaan properti yang go public di PT Bursa Efek Indonesia.
4. Untuk mengetahui apakah profitabilitas berpengaruh terhadap return saham
pada perusahaan properti yang go public di PT Bursa Efek Indonesia.
5. Untuk mengetahui, mengkaji dan menganalisis apakah tingkat suku bunga,
nilai tukar rupiah, leverage dan profitabilitas secara simultan berpengaruh
terhadap return saham pada perusahaan properti yang go public di PT Bursa
Efek Indonesia.
1.4 Kegunaan penelitian
Kegunaan dari penelitian ini adalah:
1. Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat digunakan bagi akademisi
dan peneliti di bidang keuangan yang dijadikan sebagai referensi tambahan
untuk memperkuat teori khususnya tentang pengaruh tingkat suku bunga, nilai
tukar rupiah, leverage dan profitabilitas terhadap return saham.
2. Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat dipergunakan oleh pihakpihak yang berkepentingan. Bagi investor, penelitian ini dapat digunakan
sebagai masukan dalam mempertimbangkan keputusan investasi di pasar
modal. Bagi manajemen perusahaan, penelitian ini dapat dipergunakan
sebagai dasar mengambil keputusan keuangan pendanaan dalam perusahaan.
Download