DAMAI DI BUMI -Pdt. Dr. Stephen Tong

advertisement
Damai di Bumi – Pdt. Dr. Stephen Tong
DAMAI DI BUMI
Pdt. Dr. Stephen Tong
Artikel ini merupakan ringkasan khotbah Natal GRII di JHCC, 24
Desember 2001
Melalui Natal ini, kita sekali lagi diingatkan kalau Tuhan
menyatakan bahwa hanya cinta kasih yang kekallah yang
boleh mengalahkan segala kelalaian, kebencian,
kesalahan, perbuatan dosa, dan segala permusuhan di
dalam dunia ini.
Kita bersyukur, berterima kasih karena Tuhan senantiasa
membuka kedua tangan dengan lebar untuk menyambut
manusia kembali kepada Tuhan. Tuhan telah
mempersiapkan keselamatan, pengampunan dan segala
anugerah untuk membawa manusia kembali kepada
Tuhan.
Pada malam ini sekali lagi kita datang kepada Tuhan
dengan segala kerendahan hati dan kerinduan jiwa,
berkata kepada Tuhan, "Kiranya cinta kasih-Mu
menghantar kami kembali kepada Tuhan dan kebenaranNya."
Page 1 Damai di Bumi – Pdt. Dr. Stephen Tong
Dua ribu empat ratus (2400) lebih tahun yang lalu, seorang filsuf
yang bernama Empedokles (492-432 SM) mengatakan: "Di dalam seluruh
alam semesta, hanya ada dua kekuatan: kekuatan yang mempersatukan dan
kekuatan yang memisahkan." Apakah kekuatan yang mempersatukan itu?
Itu adalah kekuatan cinta kasih. Dan apakah kekuatan yang memisahkan,
yang menceraikan, yang memecahkan? Itu adalah kebencian. Melalui
pertemuan yang akhirnya mempersatukan, manusia menikmati cinta yang
sejati. Melalui perceraian yang memecahbelah manusia, manusia terkutuk
di dalam kebencian. Namun demikian, filsuf-filsuf yang tertinggi di dalam
dunia belum pernah memberikan jawaban atas pertanyaan: Dari manakah
cinta yang sesungguhnya itu dan bagaimana kita dapat mengalahkan
kebencian?
Malam natal ini kita boleh berkumpul bersama dan mendengarkan
suatu khotbah yang bertema: 'Damai di Bumi'. Namun khususnya pada
akhir tahun 2001 ini, beribu-ribu orang, berjuta-juta jiwa manusia tidak
bisa mengalami perdamaian. Betapa besar pengharapan kita agar damai
segera tiba. Pada waktu kita membicarakan kalimat ini: 'Damai di Bumi',
kita melihat di bumi Indonesia pun tetap ada daerah-daerah yang tidak ada
perdamaian: manusia dipaksa untuk disunat, orang Kristen dikepung,
jalan-jalan keluar kota ditutup, gereja dibakar, kebencian masih melanda di
sana-sini. Di Afganistan banyak orang tidak bersalah terkena bom, hanya
karena seorang yang berani membunuh orang lain tetapi tidak berani
menyatakan: saya harus mati, jangan orang lain yang mati. Pemerintah
Taliban bukan pemerintah yang mencintai rakyat. Dia lebih mencintai
seorang pemimpin pembunuh dan membiarkan rakyat dibunuh lebih
banyak.
Mungkinkah di dunia ini ada damai? Adakah damai sejahtera yang
sesungguhnya? Mungkinkah ada cinta kasih yang mempersatukan manusia
kembali dari cerai-berai, pecah-belah dan segala macam kebencian yang
sudah melanda seluruh kebudayaan dan seluruh tanah di dunia ini?
Dari dahulu terkenal ada empat (4) hal yang membuat kita berperang:
pertama kuasa, kedua harta, ketiga perempuan dan keempat agama. Empat
hal ini menjadi sumber, menjadi sesuatu penyebab dimana manusia
merebut, manusia tidak lagi mengindahkan sesama, tidak lagi
memperdulikan hidup dan bahagia orang lain. Asal saya bisa mendapat
Page 2 Damai di Bumi – Pdt. Dr. Stephen Tong
uang, saya akan membunuh habis, saya akan menghancurkan semua
kompetitor saya. Jikalau saya bisa mendapatkan kuasa, saya akan
menghancurkan, meremukkan semua orang yang bersaing dengan saya.
Jikalau saya bisa mendapatkan perempuan yang saya mau, saya akan
bunuh orang lain yang menginginkan dia juga. Dan jikalau saya
memutlakkan agama saya, biar saya membunuh semua orang beragama
yang lain, sehingga agama saya menjadi agama satu-satunya di dunia.
Apakah hal-hal ini kehendak Tuhan? Apakah benar kita harus berperang?
Apakah harta atau wanita (nafsu) atau kuasa atau agama itu memang patut
menjadi penyebab kita berperang satu dengan yang lain? Saya kira tidak
demikian.
Pada waktu Yesus lahir di dalam palungan, malam itu malaikat
menyatakan diri kepada penggembala-penggembala yang berada di
padang, di tengah-tengah malam yang sejuk, mungkin dingin. Malaikat itu
memberikan cahaya, memberikan kehangatan, dan berkata, "Jangan takut
karena hari ini diberitakan kepada engkau kabar kesukaan yang
bersangkut-paut dengan segala bangsa" (terjemahan sendiri, Lukas 2:11).
The good news for all nations. Not only good news for this city, this town,
this small place, this province of this country, but good news for all
nations! Ada kabar berita yang baik untuk segala bangsa, untuk seluruh
umat di dalam dunia!
Barangsiapa mementingkan diri sendiri, mementingkan sekelompok
minoritas, orang itu tidak mungkin menjadi berkat bagi umat manusia.
Barangsiapa mempunyai pikiran, sampai besarnya mencakup seluruh umat
seluruh dunia, orang itu mempunyai jiwa yang sangat dekat dengan Tuhan.
Karena dari Tuhan, dari tempat yang tertinggi, dikirim malaikat yang
mengatakan kalimat ini: 'Kabar kesukaan adalah kabar yang bersangkutpaut dengan segala bangsa'. Mari kita berdoa untuk Bangsa Indonesia.
Bukan hanya untuk Bangsa Indonesia saja, tapi juga untuk Bangsa
Filipina, Bangsa Malaysia, Bangsa Thailand, Bangsa Birma, Bangsa
Tiongkok, Bangsa Amerika, Bangsa Afrika, Amerika Selatan, Argentina
dan semua bangsa! Karena seluruh umat manusia diciptakan oleh satu
Tuhan saja. Seluruh bangsa berasal dari satu Tuhan saja.
Di dalam Kisah Para Rasul 17:26, dikatakan: 'Dari satu sumber saja,
Dia menciptakan segala bangsa - From one origin, He created all races...'
Page 3 Damai di Bumi – Pdt. Dr. Stephen Tong
Allah adalah Allah dari orang Yahudi, Allah orang Yunani, Allah dari
orang kafir, Allah dari orang percaya, Allah dari orang atheis, Allah dari
orang komunis, Allah dari orang yang beragama, Allah dari orang yang
tidak beragama - sebab semua bangsa, seluruh umat manusia diciptakan
hanya dari satu sumber. Dan Tuhan dengan sabar menanti, menunggu
orang-orang atheis, orang yang melawan Dia, orang yang tidak beragama
dan orang beragama yang jatuh ke dalam dosa, kembali kepada Dia.
Malaikat berkata: 'Inilah suatu berita kabar baik untuk segala bangsa'.
Lalu diberikan dua kalimat yang indah mengenai suatu relasi vertikal
antara surga dan bumi: 'Di tempat yang mahatinggi, kemuliaan bagi Allah;
di bumi, damai bagi orang yang diperkenan oleh-Nya. (Lukas 2:14). Di
sini kita melihat kabar kesukaan ini mengarah kepada dua kutub. Yang
tertinggi, di surga, Tuhan mendapatkan kemuliaan. Dan yang paling
rendah, manusia yang begitu berdosa, yang begitu najis, diberi perdamaian
dan kita boleh hidup berkenan kepada Dia.
Apakah peperangan itu perlu? Apakah damai itu mutlak? Tiga minggu
yang lalu, saya beserta seorang pemimpin Budhisme yang tertinggi di
Malaysia berdiri, duduk dan berpidato bersama-sama di suatu aula hotel
berbintang 5 yang terkenal. Kapasitas 1.500 tempat duduk ternyata tidak
cukup, karena yang hadir 2.600 orang. Aula itu begitu penuh sesak, sampai
yang hadir duduk berjejal-jejal di atas karpet dan ada yang naik ke atas
mimbar. Saya berpidato mewakili Kristen, apakah tanggapan agama
Kristen tentang perang. Dia berpidato mewakili Budhisme, agama Budha,
apakah pandangan agama Budha tentang perang. Kalimat-kalimat yang
keluar darinya semua bagus. Dia mengatakan bahwa dengan kekerasan
melawan kekerasan, kekerasan itu tidak mungkin lenyap dari bumi. Itulah
kalimat dari Budha, kalimat dari Sakyamuni, kalimat dari pemimpin
agama yang besar itu. Setelah setengah jam dia berceramah, maka tibalah
giliran saya.
Saya berkata bahwa semua kebudayaan yang
tinggi pasti mencintai perdamaian. Demikian
mencintai perdamaian. Lalu saya mengkutip
mengatakan: Kalau orang itu baik kepadamu,
agung, kebudayaan yang
agama yang benar, pasti
dari Kong Fu Tse yang
jangan lupa baik kepada
Page 4 Damai di Bumi – Pdt. Dr. Stephen Tong
orang itu juga. Tetapi kalau ditanya: Bagaimana kalau orang tidak baik
kepada saya? Jawabnya: saya harus tegas, lurus, jujur; Bukan balk kepada
dia, tetapi tegas menyatakan pendirian saya. Kong Fu Tze tidak
mengajarkan balas dendam. Kong Fu Tse hanya mengajarkan: jujur, tegas,
tegakkan pendirianmu, tidak berubah, engkau tetap jalankan apa yang
harus dijalankan meskipun tidak disetujui oleh orang lain.
Saya mengutip orang kedua, yaitu Lao Tze. Lao Tze mempunyai pikiran
lebih tinggi daripada Konfusius di dalam hal ini, karena dia mengatakan:
Orang yang jahat kepada kamu, perbuatlah hal yang baik kepada dia.
Kalau dia tidak baik kepada engkau, engkau jangan tidak baik kepada dia.
Kalau dia tidak baik kepada engkau, biarlah engkau baik kepada dia.
Mungkin engkau akan merubah hidupnya. Tetapi ini masih kurang!
Saya mengutip lagi kalimat yang dikutip oleh biksu pemimpin itu:
Memang dengan kekerasan tidak bisa menghentikan kekerasan, karena
kekerasan tidak mungkin dimusnahkan melalui kekerasan. Tetapi tidak ada
yang lebih dalam dari ajaran Tuhan Yesus yang mengatakan: Cintailah
musuhmu dan berdoalah bagi orang yang menganiaya kamu (Matius 5:44).
Cintai musuh? Berdoa bagi orang yang menganiaya? Ini bukan teori! Ini
sesuatu pengorbanan yang sulit dilakukan oleh siapapun yang pernah
dilahirkan oleh wanita.
Di Jawa Timur, pada waktu ada suatu gereja dibakar, orang-orang jahat itu
sengaja menutup semua pintu karena mereka tahu pendeta masih berada di
dalam. Supaya pendeta itu tidak bisa keluar, pintu dikunci dengan kuat
dari luar, tidak mungkin dia bisa keluar. Setelah itu, mereka baru
membakar gereja itu. Seluruh gereja hangus. Hari kedua setelah
pembakaran itu, mereka mulai masuk, mencari apakah masih ada yang
belum terbakar. Mereka menemukan pendeta itu dalam sikap sedang
berlutut, sedang berdoa. Pendeta itu dibakar sampai mati hangus, sikapnya
masih berdoa. Mulai hari itu, banyak orang yang membakar gereja
menegur hati sendiri, sedih, mengapa ada orang seperti ini. Saya
membenci dia, namun dia mendoakan saga. Saya membakar dia, namun
dia masih mencintai saya. Mereka berubah agama menjadi orang Kristen.
Bolehkah ada perang? Perlukah ada perang? Apakah permusuhan tidak
bisa dihindarkan? Jawabnya adalah permusuhan memang tidak bisa
Page 5 Damai di Bumi – Pdt. Dr. Stephen Tong
dihindarkan. Engkau bilang baru saya khotbah begitu indah, saya bilang
cinta kasih mengalahkan kebencian. Mengapa mendadak mengeluarkan
kalimat ini? Kalimat ini bukan keluar dari mulut saya. Kalimat ini keluar
dari mulut Tuhan Allah sendiri! Permusuhan tidak bisa dihindarkan.
Kebencian dan peperangan harus ada. Tetapi peperangan dan kebencian
dengan maksud yang bagaimana? Mari kita mengerti.
Tuhan berkata: 'Ular, karena engkau telah menggoda manusia,
sehingga mereka melawan kehendak-Ku, mereka melanggar perintah-Ku,
maka engkau harus dikutuk. Dan sekarang saya menetapkan suatu
permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan
keturunan perempuan ini. Keturunan perempuan ini akan meremukkan
kepalamu, tapi engkau hanya bisa meremukkan kaki-Nya (Kejadian 3:15).
Maka pasal ketiga dari kitab Kejadian atau pertama kali manusia berbuat
dosa, di situ Tuhan langsung mengatakan: harus ada permusuhan, harus
ada peperangan. Ini tidak bisa dihindarkan.
Di dalam ceramah/pidato saya kepada 2.600 orang di Malaysia itu,
banyak pemimpin agama yang berada di situ. Saya menantang mereka
semua dengan satu kalimat: Pernahkah suatu negara, karena menerima
suatu agama lalu membubarkan tentaranya? Tidak ada! Sejak dulu sampai
sekarang, sejak jaman dulu sampai hari ini, sejak beribu-ribu tahun yang
lalu sampai hari ini, abad ke-21, tidak pernah ada satu negara yang karena
menerima semacam agama lalu membubarkan tentaranya, lalu
menghentikan peperangan. Tidak ada. Bahkan Swiss yang terkenal paling
damai, tidak pernah mau ikut kelompok apapun, betul-betul dari dulu
nonblok (sebelum ada kelompok nonblok, Swiss sudah nonblok.) Tapi
Swiss tetap memiliki tentara, karena itu engkau tidak heran melihat Swiss
Army Watch. Negara yang paling damai tetap ada tentara, berarti
peperangan tidak mungkin berhenti, permusuhan harus ada dan yang
mengatakan kalimat ini adalah Tuhan Allah sendiri. Tuhan mengatakan
tidak boleh tidak ada, ada permusuhan antara engkau dengan perempuan
ini. Manusia harus berperang. Berperang terus tak habis-habis. Dan
peperangan ini dinubuatkan oleh Tuhan Allah.
Tuhan Allah bernubuat berkali-kali melalui nabi, tetapi kali itu tidak
melalui siapa-siapa, tapi dari mulut Tuhan Allah sendiri. Maka Kejadian
3:15 itu adalah nubuat yang menjadi dasar semua nubuat. Itu adalah
Page 6 Damai di Bumi – Pdt. Dr. Stephen Tong
nubuat yang paling hakiki. Nubuat yang paling penting. Nubuat ini adalah
nubuat yang menjadi dasar bagi semua nubuat yang lain. Dengan kata lain,
semua nubuat dalam Perjanjian Lama hanya menjadi footnote, hanya
menjadi catatan kaki di bawah, yang mendukung nubuat dari Tuhan Allah
itu sendiri. Itu sebab saya katakan: `Mari kita jangan melarikan diri dari
fakta. Mari kita jangan mengatakan: damai, damai, lebih baik tidak ada
perang. Itu mimpi! Mari kita perang! Tetapi perang apa? Perang untuk
apa? Perang macam apa? Perang sifat apa? Permusuhan kepada siapa?'
Istilah jihad di dalam Islam tidak seharusnya diterjemahkan atau
ditafsirkan sebagai melawan orang yang berbeda agama, lalu dibunuh
habis. Itu ajaran sesat, bukan Islam yang asli. Jihad boleh diartikan
berperang dulu dengan nafsu dan berahimu yang tidak patut, yang tidak
patuh kepada perintah Allah.
Tuhan berkata: 'Ada permusuhan antara ular dan perempuan, antara
keturunan ular dan keturunan perempuan; Namun bukan keturunan ular
dan keturunan perempuan yang berperang, tetapi ular yang berperang
dengan keturunan perempuan dan keturunan perempuan yang
mengalahkan, meremukkan kepala ular.' Dalam kalimat ketiga itu
mendadak tidak lagi terjadi suatu perbandingan yang setaraf, karena ular
sendiri yang akan memerangi keturunan perempuan, bukan keturunan ular.
Dan keturunan perempuan yang satu-satunya itu yang akan meremukkan
kepala ular. Di sini Tuhan memberikan suatu pengharapan kepada
manusia. Tuhan memberikan suatu nubuat yang mengandung hari depan
yang cerah bagi manusia. Manusia sudah berdosa, sudah jauh dari Tuhan.
Kau sudah terjerumus di dalam kejahatan. Kau sudah digoda oleh iblis.
Namun demikian Tuhan memberikan janji. Tuhan memberikan suatu janji
menuju suatu prospek yang cerah. Pada hari depan, ada seorang Anak
yang disebut benih perempuan, yang disebut keturunan tunggal dari
perempuan akan meremukkan kepala ular yang adalah setan itu. Mulai hari
itu, peperangan itu menjadi peperangan yang menjadi dasar damai.
Waktu itu saga berkata tidak ada agama yang akhimya bisa
menghentikan perang. Itu sebabnya, jangan kita bicara teori yang tinggitinggi: damai, damai, jangan perang. Saya mengatakan, mewakili orang
Kristen saya berkata: Alkitab tidak pernah mendorong perang. Alkitab
Page 7 Damai di Bumi – Pdt. Dr. Stephen Tong
juga tidak pernah melawan perang. Alkitab bahkan pernah memerintahkan
Israel pergi membunuh 7 suku orang Kanaan. Dengan peperangan,
hancurkan mereka, satupun tidak boleh tinggal!
Engkau berkata: Bukankah ini mengajak, mengajar perang supaya
orang Israel membunuh bangsa lain? Tidak! Ini adalah semacam perintah,
sehingga orang Israel pada waktu itu harus menghabiskan orang-orang
yang terlalu berbuat dosa itu. Orang Israel dipakai oleh Tuhan sebagai
algojo. Ketika algojo membunuh orang, algojo itu tidak perlu dimasukkan
ke penjara, karena algojo itu melakukan perintah untuk melaksanakan
keadilan. Pembunuhan yang dilakukan algojo tidak termasuk melanggar
10 hukum: 'Jangan engkau membunuh', karena itu merupakan suatu hal
yang harus dilakukan. Dengan demikian, bukan berarti Allahnya orang
Kristen, Allahnya Alkitab adalah Allah yang kejam karena memerintahkan
suatu bangsa pergi membunuh suku-suku yang lain. Saya mengatakan, itu
justru menyatakan bahwa Allah di dalam Alkitab adalah Allah yang penuh
cinta kasih kepada manusia.
Pada waktu saya berbicara sampai poin ini, banyak orang yang
menengadahkan kepalanya ke atas, matanya melotot melihat, bagaimana
jawabnya, bagaimana penjelasannya? Saya memberikan penjelasan:
karena ke tujuh suku yang harus dibasmi itu adalah suku-suku yang
melangsungkan perzinahan dalam kuil-kuil mereka. Mereka masuk ke
dalam kuil, menyembah dewa-dewa, dansa-dansa di dalam. Di tengahtengah acara penyembahan, mereka membuka seluruh pakaian mereka,
lalu laki-laki dan perempuan bergaul, bergiliran berzinah di dalam kuil itu.
Tuhan mengatakan: Jikalau memakai agama, tetapi caranya begitu najis,
begitu berzinah, Saya harus hancurkan mereka, tidak tinggal satupun,
kalau tidak seluruh umat manusia dari 3.000 tahun yang lalu semua sudah
terkena AIDS.
Mengapa Tuhan menyuruh Israel membunuh ke tujuh suku itu?
Apakah karena Tuhan itu kejam? Apakah Tuhan itu kurang cinta kasih?
Justru tidak! Karena Tuhan mengasihi isi dunia, sehingga Tuhan
membasmi orang yang terlalu jahat!
Saya percaya Osama bin Laden harus mati. Kalau tidak, keberanian
orang membunuh sesama akan bertambah. Konferensi sedunia Islam yang
Page 8 Damai di Bumi – Pdt. Dr. Stephen Tong
baru selesai menyatakan bahwa terorisme bukan rumusan dari agama
Islam. Jikalau konferensi itu diadakan di Indonesia dan seluruh dunia
setuju bahwa terorisme itu bukan rumusan Islam, maka kita percaya masih
ada kemungkinan untuk saling menghormati, saling berdamai antaragama.
`Damai di Bumi; ini bukan omong kosong, ini mungkin. Dan `Damai
di Bumi' mungkin memerlukan peperangan dulu. Peperangan untuk
menghancurkan mereka yang tidak mau damai. Peperangan
menghancurkan terorisme yang menjadi ancaman lestari dari seluruh umat
dunia.
Kita berada di bumi Indonesia, bumi yang begitu subur, yang begitu
dicintai oleh Tuhan, bumi yang penuh dengan segala anugerah, segala
hasil bumi yang kaya lebih daripada di tempat-tempat lain. Tetapi jikalau
bumi ini dilanda dengan kebencian dan bukan dilanda oleh cinta kasih dari
Tuhan, maka hari depannya akan menjadi lenyap, akan menjadi sangat
suram. Meskipun kaya di dalam harta benda, harta benda yang Tuhan
simpan di bawah tanah untuk keturunan kita terus-menerus, kita mungkin
akan menjadi negara yang paling miskin secara faktual.
Lalu bagaimanakah kita bisa mencapai damai yang sesungguhnya?
Tuhan berkata: 'Ada benih perempuan yang akan menghancurkan kepala
ular itu: Benih perempuan itu bukan siapa, bukan banyak orang, bukan
setiap orang yang dilahirkan oleh wanita, tetapi hanya satu, satu-satunya
yang dilahirkan oleh seorang perawan, seorang anak dara, seorang yang
belum pernah disentuh laki-laki, belum pernah berhubungan seks dengan
pria. Perawan itu adalah perawan satu-satunya yang dipakai Tuhan.
Dengan tubuh wanita yang lembut, dia akan menaungi seorang pria yang
gagah perkasa. Tuhan berkata melalui Yesaya: `Lihatlah bahwa Tuhan
Allah sendiri akan memberi pertanda kepadamu, yaitu seorang perempuan
muda akan melahirkan seorang anak dan namanya adalah Immanuel
(Yesaya 7:14).
Dalam bahasa Ibrani, manu artinya manusia. Istilah manusia dalam
bahasa Indonesia adalah istilah yang dipengaruhi oleh bahasa Arab dan
dipengaruhi oleh bahasa Ibrani, bahasa dalam Alkitab. Manu itu manusia.
Sedangkan El itu adalah Allah, Elohim. Immanuel berarti Allah beserta
dengan kita yang sebagai manusia, Allah beserta dengan kita.
Page 9 Damai di Bumi – Pdt. Dr. Stephen Tong
Jikalau hari ini presiden datang, kita tepuk tangan, kita beri tempat duduk
yang paling tinggi. Apa mulianya? Dia cuma seorang manusia! Banyak
presiden yang pada waktu berada di tahta diberi tepuk-tangan, lalu
sebelum turun dicaci-maki. Dengan mata di atas kepala kita sendiri kita
melihat, dalam beberapa tahun ini Indonesia sudah mengganti berapa
presiden? Dari Soeharto menjadi Habibie, dari Habibie menjadi Gus Dur,
dari Gus Dur menjadi Megawati. Apalagi? Tidak tahu. Mereka sebelum
naik diharapkan, sesudah naik ternyata begitu saja. Jikalau presiden hadir
di sini, kita bermegah, kita foto. Jikalau presiden ada di sini, engkau
bangga? Bangga! Tetapi saya lebih bangga kalau Tuhan beserta kita!
Tuhan beserta kita, meskipun presiden tidak ada, jenderal tidak ada,
gubernur tidak ada, tidak apa! Tuhan beserta dengan kita! Tuhan beserta
dengan kita itu namanya Immanuel!
Lalu saya mau tanya: Bayi yang dilahirkan oleh anak perempuan muda,
siapakah yang berhak memberikan kepada kita jaminan bahwa dia itulah
Immanuel? Siapakah bayi yang dilahirkan oleh perempuan muda yang
berhak disebut dengan nama Immanuel? Itulah sebabnya di dalam Alkitab,
Perjanjian Lama memakai istilah yang tidak boleh luput, tidak boleh tidak
hanya satu arti: perawan, perawan, perawan, anak dara. Memang di dalam
Yesaya 7:14, Yesaya memakai istilah yang tidak harus diartikan sebagai
perawan, boleh diterjemahkan sebagai perempuan muda. Tetapi
perempuan muda melahirkan anak itu tidak heran. Setiap hari di rumah
bersalin, banyak perempuan muda yang melahirkan. Perempuan muda
melahirkan itu bukan mujizat, itu umum. Perempuan tua yang melahirkan
itu baru sedikit mujizat. Tuhan akan memberikan pertanda kepadamu.
Tuhan akan memberikan suatu mujizat kepadamu.
Dalam Perjanjian Baru, Roh Kudus menggerakan Matius untuk
memakai istilah Yunani parthenos. Pada waktu istilah parthenos dipakai,
ini mengunci semua kemungkinan yang lain, hanya satu-satunya
kemungkinan arti adalah anak dara (Maria) melahirkan Yesus Kristus. Itu
disebut keturunan perempuan.
Kita semua dilahirkan oleh perempuan bukan? Kita semua adalah
anak-anak kelahiran dari perempuan. Tetapi kita tidak boleh disebut benih
perempuan. Kita tidak boleh disebut sebagai keturunan perempuan. Kita
Page 10 Damai di Bumi – Pdt. Dr. Stephen Tong
keturunan perempuan plus laki-laki. Jikalau ibu kita tidak menikah dengan
bapak kita, tidak mungkin kita ada di dunia. Jikalau bapak kita tidak tidur,
bersetubuh dengan ibu kita, tak mungkin kita bereksistensi. Maka kita
adalah keturunan laki-laki dan perempuan. Kita adalah keturunan suamiisteri yang bergabung melahirkan kita. Kita keturunan dari papa-mama kita
yang menikah.
Tetapi satu-satunya keturunan perempuan, yaitu Yesus Kristus.
Karena malaikat berkata kepada Yusuf: 'Jangan takut, karena kandungan
yang dimiliki oleh Maria itu adalah dari Roh Kudus. Sebab itu engkau
jangan menolak. Engkau jangan membuang Dia. Terima Dia dan sampai
hari Dia lahir, beri nama Yesus. Yesus berasal dari bahasa Grika. Dalam
bahasa Ibrani, Yosua. Apa artinya? Juruselamat. Dia akan diberi nama
Yesus, akan diberi nama Yosua, diberi nama Juruselamat karena Dia yang
akan menyelamatkan umat-Nya keluar dari dosa (Matius 1:21).
Di dalam Alkitab ada seorang yang melambangkan Yesus, yaitu
Musa. Musa mengeluarkan umat Tuhan dari Mesir. Yesus Kristus
mengeluarkan umat Tuhan, bukan dari Mesir tetapi dari dosa. Juruselamat
Yesus Kristus. Bagaimana mengeluarkan kita dari dosa? Bagaimana
mengeluarkan kita dari tangan setan? Kepala setan diremukkan dulu,
baru kita dilepaskan! Pada waktu setan dikalahkan hanya oleh kuasa Yesus
Kristus, maka dia tidak berdaya lagi mencengkeram kita, menahan kita.
Dia harus melepaskan semua yang berada di dalam belenggunya untuk
dibebaskan. Dan di situ kita mengalami kemerdekaan yang sejati.
Perdamaian itu menjadi mungkin, karena permusuhan ini diteruskan.
Perdamaian itu menjadi mungkin, karena setan harus dihancurkan. Itulah
sebabnya perdamaian yang palsu dan perdamaian yang sejati harus
dibedakan oleh kita.
Ada seorang filsuf Amerika yang paling melawan Kekristenan, sebenarnya
dia dan adiknya dilahirkan di dalam keluarga pendeta. Mengapa keluarga
pendeta yang menghasilkan orang yang paling cinta Tuhan, juga
menghasilkan orang yang paling antikristen, paling antikristus? Kedua
orang ini adalah orang-orang yang paling melawan kekristenan sepanjang
sejarah Amerika. Dua-duanya anak pendeta, sama-sama dilahirkan di
Page 11 Damai di Bumi – Pdt. Dr. Stephen Tong
dalam keluarga pendeta. Saya heran. Saya mencari, menyelidiki. Saya mau
mengetahui sebabnya.
Akhirnya jawabannya adalah memang pendeta itu pendusta. Papa dari
kedua orang ini adalah seorang pendeta yang tidak memiliki panggilan dari
Tuhan. Seorang pendeta yang menjadikan kependetaan menjadi semacam
profesi untuk mencari nafkah. Dia selalu main kotor, mengeluarkan
perkataan-perkataan najis, suka mabuk, dan kalau sudah mabuk memukul
orang. Namanya jelek luar biasa. Pendeta yang sekaligus menjadi
pendusta. Pendeta yang kejam, bengis. Pendeta yang tidak mempunyai
perikemanusiaan, membuat anak-anaknya benci kepada Tuhan, benci
kepada gereja, benci kepada Yesus Kristus, benci kepada agama Kristen.
Kedua saudara ini suatu hari dipukul setengah mati oleh papanya
yang kejam itu. Mereka akhirnya berjanji: 'Mulai hari ini engkau dan saya,
kakak-beradik memberikan sumpah bersama-sama melawan Tuhan sampai
mati'. Adiknya, menjawab: 'Saya setuju.' Kakak-beradik, dua orang itu
mengambil sumpah melawan Tuhan. Kedua saudara ini pada hari itu
bersumpah: mulai hari ini kita keliling Amerika berpidato. Papanya pintar
berkhotbah, tetapi hidupnya tak karu-karuan. Anaknya pintar berkhotbah
melawan khotbah. Mereka berdua berpidato, melawan, ke mana saja di
Amerika, berdiri di panggung, di tempat terbuka mencacimaki kekristenan,
melawan Alkitab, melawan agama Kristen, melawan Tuhan Allah. Atheis
bertepuk-tangan.
Pada abad ke-19, di seluruh Amerika banyak orang pernah
mendengarkan 'kebangunan rohani' melawan Tuhan dari dua anak pendeta
ini. Jaman itu Moody berkhotbah, Billy Sunday berkhotbah, Ira Sankey
bernyanyi, banyak orang melayani Tuhan dengan membuat tenda
kebangunan rohani besar. Kedua saudara ini melawan Yesus, melawan
Tuhan.
Dan di dalam tulisan dia, saya masih simpan, dari Ingersoll Brother's,
yang hidup di abad ke-19 mengatakan: all the prophecy in the new
tastement are all never never, all never fulfill, except one - nubuat di
dalam Kitab Perjanjian Baru tidddak ada yang digenapi, hanya SATU.
Wuah, saya tertarik sekali. Sejak umur 17 tahun, saya betul-betul mau
membela kebenaran karena dulu saya sangat tertarik oleh komunisme,
Page 12 Damai di Bumi – Pdt. Dr. Stephen Tong
dialektika materialisme revolusionisme, atheisme, maka saya mau
mengetahui orang melawan Tuhan itu karena apa. Mereka melawan Tuhan
teorinya apa. Dari apa mereka berani begitu melawan Tuhan?
Saya membaca makalah itu. Dia mengatakan dengan kalimat begini:
Yesus berkata: Aku datang, jangan kira memberi damai kepada dunia. Aku
datang memberi peperangan kepada dunia. Karena Aku, maka mertua
menjadi musuh, menantu dan anak menjadi musuh ibu bapak, saudara
menjadi musuh saudara, keluarga menjadi musuh antara keluarga,
musuhmu ada di dalam keluargamu. Itulah nubuat satu-satunya yang
terjadi tergenapi dari seluruh Kitab Suci. Saya membacanya dan
menggelengkan kepala. Saya sangat jengkel membaca itu.
Sekarang saya, sebagai hamba Tuhan, mau mencari jalan keluar
bagaimana membuktikan kalau yang dia tulis itu salah, yang Tuhan
katakan itu benar. Tuhan Yesus berkata, 'Jangan kira Aku datang
memberikan perdamaian, Aku datang justru memberikan permusuhan.'
Lalu saya berdoa di hadapan Tuhan: 'Berilah kesadaran, berilah bijaksana,
berilah keinsafan pengertian kepada saya apa artinya ini. Lambat-laun
Tuhan mencerahkan hati saya. Saya mengerti; Satu keluarga sebelum
menjadi Kristen, mereka damai. Sebelum mereka bertobat, mereka damai.
Sebelum mereka menerima Tuhan mereka bersama-sama ke tempat
berjudi, bersama-sama ke tempat yang jahat. Mereka damai karena mereka
mempunyai corak hidup yang sama. Lalu Tuhan mengatakan: 'Aku datang
bukan memberikan perdamaian itu, Aku memberikan peperangan.
Sehingga ketika ada orang yang menerima Tuhan, ia mengerti kebenaran.
Setelah mengerti kebenaran, percaya Tuhan, ia mulai dicaci-maki oleh
orangtuanya, dibenci saudaranya, dikeluarkan dari keluarganya. Itu artinya
Tuhan datang memberikan permusuhan!
Tapi Tuhan tidak pernah mengajar orang Kristen untuk memusuhi
papa mama, Tidak! Meskipun engkau dianiaya, meskipun engkau
dimusuhi, meskipun engkau diusir, meskipun engkau ditekan, tetapi
berbahagialah engkau kalau dianiaya, karena nabi-nabi sebelum kamu juga
dianiaya seperti itu! Permusuhan itu bukan berasal dari orang Kristen yang
bertobat. Tapi karena engkau bertobat, engkau mengerti Tuhan, engkau
cinta Alkitab, maka engkau dimusuhi oleh mereka yang tadinya
Page 13 Damai di Bumi – Pdt. Dr. Stephen Tong
mempunyai jiwa yang sama dengan engkau, hidup di dalam dosa. Lalu
bagaimana? Ajaran Yesus Kristus: kasihilah musuhmu, doakan mereka
yang menganiaya engkau, sampai mereka bertobat. Peperangan itu harus
terjadi. Tetapi lambat-laun, orang-orang yang tidak setuju engkau beriman
kepada Tuhan Yesus, bertobat. Mereka kembali kepada Tuhan. Setelah
mereka kembali, sama-sama menerima Tuhan, sama-sama bertobat, samasama mendapat hidup yang baru, sekarang mendapat perdamaian yang
berbeda. Perdamaian sebelum menerima Tuhan, peperangan setelah
menerima Tuhan dan perdamaian setelah semua menerima Tuhan; Ini tiga
tahap yang berbeda.
Mereka yang dilahirkan di dalam keluarga Kristen, mungkin tidak
kenal apa artinya permusuhan semacam itu. Siapa yang tadinya bukan
Kristen lalu bertobat menjadi orang Kristen? Di tengah-tengah perjalanan
hidupmu engkau bertobat, engkau menerima Tuhan dan engkau
diperanakkan pula? Engkau dulu bukan Kristen akhirnya menjadi orang
Kristen? Siapakah yang sudah menerima Tuhan, lalu engkau dimusuhi
oleh keluargamu? Bersyukurlah Saudara jika tidak dimusuhi, karena itu
berarti Tuhan telah memberikan keluargamu pengertian yang cukup
terhadap engkau. Namun pada waktu peperangan terjadi, itu sulit luar
biasa.
Saya pernah membaca suatu makalah kesaksian seorang Jepang: 'Aku
bertobat. Setelah aku bertobat, aku dipukul dan dikeluarkan oleh ayahku.
Dengan kepala pecah berdarah, kaki hampir patah dan tangisan, saya,
hanya dengan memakai sehelai pakaian di atas tubuh ini, keluar dari
rumah: Ayahnya berteriak: `Sampai mati engkau tidak boleh pulang lagi!
Karena engkau sudah mengkhianati Shintoisme, engkau bukan berjiwa
Jepang, engkau sudah berjiwa barat, keluar!'
Lalu dia hanya berdoa siang-malam: 'Tuhan, selamatkan ayahku.
Tuhan, beri pertobatan kepada dia: Dia terus berdoa. Sepuluh tahun
kemudian, dia dipanggil Tuhan, bukan saja menjadi orang Kristen, tetapi
kemudian menjadi pendeta. Dia masuk sekolah theologi. Dia belajar
firman Tuhan. Di dalam sekolah theologi, pagi-malam ia mendoakan
ayahnya, supaya ayahnya menjadi orang Kristen. Ia meminta Tuhan
mengampuni ayahnya. Tapi tak pernah ada perubahan apapun.
Page 14 Damai di Bumi – Pdt. Dr. Stephen Tong
Hingga 26 tahun kemudian, terjadi mujizat. Dia menerima sepucuk
surat dari ayahnya. Sewaktu membaca surat itu, dia langsung mencucurkan
air mata, karena ia tahu itu tanda tangan dari papanya yang sungguhsungguh. Kalimat-kalimat dalam surat itu berbunyi: 'Sudah 26 tahun aku
tidak melihat mukamu. Akhirnya aku sendiri tidak tahan karena aku tahu
engkau bukan sembarangan percaya kepada Tuhan Yesus. Memang ada
permusuhan antara aku dengan kamu. Memang ada perbedaan antara
agamaku dengan agamamu. Sangat tidak rela aku melihat anak yang
dilahirkan olehku menjadi orang yang mengkhianati agamaku. Namun aku
tahu, kecuali itu kebenaran, tak mungkin setelah engkau dianiaya
sedemikian rupa tetap mempertahankan iman. Aku berpikir tidak habishabisnya. Aku tahan-tahan, sampai tidak tahan. Tahun lalu aku mulai
membaca Kitab Sucimu. Aku mulai mau mengerti iman Kristen itu apa.
Dan sekarang aku minta tolong, pulanglah, jemput ayahmu yang tua
ini.'
Air mata anak itu mengalir tak habis-habisnya. Dia kembali ke
rumahnya, yang tak pernah dimimpikan mungkin diterima kembali. Waktu
dia masuk ke rumah, dia lihat sendiri; Waktu pergi masih muda, sekarang
pulang uinurnya sudah hampir 50. Dan waktu dia masuk kamar ayahnya,
ayahnya sekarang sudah berumur 70 lebih. Waktu dia pergi dan sekarang
pulang, sudah berbeda sekali. Waktu dia pulang, dia berkata: 'Ayah, aku
sudah pulang. Apakah saya boleh pulang?' Ayahnya menjawab: 'Boleh.
Aku mau engkau sendiri yang percaya, memberitahuku: mengapa Kristen?
Mengapa harus Kristen? Bukankah kita mempunyai agama tradisi?
Bukankah kita mempunyai kebudayaan sendiri? Sekarang pulang beritahu
aku, mengapa harus Kristen!'
Anak ini berdoa kepada Tuhan, 'Beri bijaksana kepadaku, ya Tuhan.
Dalam kesempatan yang begitu indah, jangan ada satu kalimat yang luput,
jangan ada satu kalimat yang salah. Aku mau memberitahu ayah yang
kucintai, yang siang malam pagi sore aku doakan selama 26 tahun supaya
bertobat. Lalu selama 7 hari 7 malam, anak ini membuka Kitab Suci
dengan ayat berkata kepada ayahnya. Dan di dalam 7 hari 7 malam itu
banyak kali ayahnya menangis, dia menangis, ayahnya menangis, dia
menangis. Dan akhirnya ayahnya mengatakan: 'Kalaubegitu, sudah cukup,
tidak usah bicara apapun lagi. Aku sudah tahu. Sebelum aku mati aku
minta satu hal, aku tidak mau dibaptiskan oleh siapapun, kecuali anakku
Page 15 Damai di Bumi – Pdt. Dr. Stephen Tong
sendiri. Aku tidak tahu iman pendeta yang lain itu benar atau tidak. Aku
tidak tahu apa motivasinya orang Amerika ke sini. Tetapi aku tahu anakku
ini imannya betul. Aku tidak mau siapapun. Aku mau engkau
membaptiskanku. Anaknya berkata,'Gerejaku tidak di sini, aku melayani di
tempat yang jauh, di kota yang kecil: Jawab ayahnya: 'Aku akan pergi ke
situ, dibaptiskan di gerejamu; Ke mana engkau berada, di situ aku pergi.'
Akhirnya orangtua yang sakit-sakitan ini dengan susah-payah dibawa
ke kota kecil, di mana anaknya menjadi pendeta di situ. Waktu hari
dibaptiskan, dia memakai pakaian putih. Matanya terus lihat surga, seperti
seorang malaikat yang hanya kekurangan dua sayap saja. Dan anak itu,
sewaktu membaptiskan berkata: 'Dengan tanganku sendiri, aku
membaptiskan
ayahku.'
Saya kira-kira berumur 27 tahun ketika membaca makalah itu. Selesai
membaca saya menangis. Saya tahu, kecuali iman yang sejati, kecuali
kebenaran yang sejati mempersatukan kita, di antara kita juga tidak ada
perdamaian. Damai di bumi bukan tanpa syarat, hanya kepada mereka
yang berkenan di mata Tuhan. Glory to God in the highest, good will for
man on the earth. Perdamaian sejahtera bisa datang kepada kita, tetapi
prinsip Alkitab: berperang dengan setan, berperang dengan dosa,
berperang dengan segala hal yang jahat, baru damai itu diberikan kepada
mereka yang berkenan di hadapan Tuhan.
Abad ke-21 dimulai dengan meriah, dengan komersil yang luar biasa. Hari
itu, malam itu saya berada di New York. Dua setengah juta orang kumpul
di Madison Square Garden. Mereka berada di situ untuk melihat suatu bola
yang turun yang membuktikan bumi sudah masuk 2000 tahun. Di London,
di Moskow, di negara apa saja, meriah menyambut abad yang hebat.
Tahun 2001, bulan September, tanggal 11, dua tugu yang terbesar, WTC,
twin tower rubuh, karena kebencian.
Apakah ini abad teknologi yang tinggi? Apakah ini abad yang sangat
memberikan pengharapan? Apakah ini abad yang memberikan optimisme
kepada kita? Saya menjawab, Tidak! Manusia semakin jauh dari Tuhan.
Meskipun beragama, manusia akan menjadi binatang yang makin kejam.
Kita melihat di dalam perdagangan, binatang-binatang ekonomi sedang
Page 16 Damai di Bumi – Pdt. Dr. Stephen Tong
dengah rakus tidak habis-habisnya melanggar segala macam etika dan
segala moral untuk memperkaya sendiri. Kita melihat, di dalam politik
begitu banyak orang berambisi, kekuatan dan kuasa yang paling tinggi,
melanggar segala cara. Mereka berani merobek-robek hukum untuk
mencapai suatu ambisi liar mereka. Kita melihat tempat pengadilan
menjadi tempat yang menjalankan ketidakadilan yang paling berani. Asal
ada uang, hitam menjadi putih, putih menjadi hitam. Di dalam militer,
siapa mempunyai senapan, dia bersuara keras. Dia membela orang jahat.
Di Jakarta ada lebih dari 10 tempat perjudian yang tidak pernah bisa
ditangkap karena memberi uang kepada militer untuk menjaga mereka.
Mereka
sekarang
aman
berjudi
di
dalam.
Demi nama Tuhan Yesus, Indonesia harus bertobat! Demi nama Tuhan
Yesus, orang politikus, orang hukum, orang militer, orang konglomerat
harus bertobat! Jikalau tidak bertobat, kecelakaan akan tiba kepada negara
ini. Perdamaian tidak akan kunjung tiba, karena ada peperangan yang
belum selesai.
Tuhan berkata: 'Mau damai harus ada peperangan! Peperangan antara
baik dengan jahat; Peperangan antara kuasa terang dengan kuasa gelap;
Peperangan antara cinta dan benci; Peperangan antara kebenaran dan
ketidakbenaran; Peperangan antara semua yang mencintai Tuhan dengan
segala kejahatan yang melawan Tuhan.'
Saya berdoa supaya satu hari di Indonesia ada militer yang bersih,
yang sungguh-sungguh mencintai Tuhan, menahan nafsu, mempunyai
senapan bukan untuk bergaya superior, tetapi membela rakyat. Saya
mendoakan ada presiden yang cinta Tuhan, yang takut kepada Tuhan, yang
mencintai rakyat. Saya mendoakan ada konglomerat yang mengetahui
bagaimana dengan jalan yang benar mencari uang, lalu membagikan
berkat kepada orang-orang yang perlu di dalam kebajikan mereka. Saya
mendoakan ada hakim-hakim, jaksa-jaksa yang membela kebenaran,
bukan membela orang yang memberikan uang kepada mereka, klien-klien
yang kaya.
Peperangan masih terus berjalan, perdamaian sungguh masih jauh. Kita
berkata: 'Damai di Bumi hanya bagi orang yang berkenan kepada Tuhan,
bukan Damai di Bumi tanpa syarat.' Mari kita yang tidak mempunyai
Page 17 Damai di Bumi – Pdt. Dr. Stephen Tong
senapan, tidak mempunyai kuasa, tidak mempunyai kelebihan, tidak
mempunyai hal yang istimewa; kita yang hanya rakyat jelata, hanya orang
biasa, tetapi kita orang yang beriman, berkata kepada Tuhan: `Dari
rumahku, dari sekolahku, dari tokoku, dari usahaku, dari familiku, dari
gerejaku, saya mau menjadi orang yang melakukan keadilan, cinta kasih,
kebenaran, kebaikan, kesucian, sesuai kehendak-Mu, ya Tuhan.'
Berapa banyak pendeta yang dirinya sendiri menjadi ketua, isterinya
menjadi bendahara, anaknya menjadi sekretaris? Mau apa? Berapa banyak
pendeta, merampas perpuluhan jemaat untuk pribadi sendiri? Itu adalah
perampok-perampok yang memakai agama. Berapa banyak alim ulama
Islam yang mengajar kebencian kepada umatnya untuk membunuh,
membakar? Itu memperalat agama! Kalau demikian, dunia ini tidak ada
damai!
Hari ini kita merayakan hari Natal. Mari kita belajar dari Yesus Kristus
yang rela turun dari surga, rela masuk ke dalam palungan, rela
meninggalkan kemuliaan-Nya, rela memakai segala hal yang memalukan,
rela membuang segala kekayaan, rela hidup bersama orang miskin, rela
menjadi contoh korban. Ini semangat Immanuel, ini semangat inkamasi.
Dan barangsiapa yang mengikut jejak kaki Kristus, di situ dia
mempelopori perdamaian di bumi. Damai di Bumi, Damai di Bumi, Damai
di Bumi, mulai dari engkau dan saya yang memperkenan Tuhan Allah.
Tuhan, saya mau Damai di Bumi bukan melalui suatu ideologi, citacita atau impian yang kosong, slogan-slogan atau teori yang tinggi. Saya
mau Damai di Bumi mulai dari pelaksanaan saya dan keluarga saya, betulbetul mencintai Tuhan, betul-betul menjalankan sukacita di dalam
kesucian, kebenaran, keadilan. Tuhan saya mau datang kepada-Mu. Amin.
Sumber: Majalah MOMENTUM No. 49 - Maret 2002
Pengutipan dari artikel ini harus mencantumkan:
Dikutip dari
http://www.geocities.com/thisisreformed/artikel/dmbumi.html
Page 18 
Download