BAB II CONCEPTUAL FRAMEWORK Pada Bab 1, telah dijelaskan latar belakang, manfaat dan tujuan dari ide bisnis ini. Latar Belakang secara garis besar dari Ide Bisnis adalah PT. Fruiterience Indonesia mencoba mengembangkan produk buah merah menjadi sebuah olahan minuman ready to drink dengan konsep lifestyle beverages sekaligus memperkenalkan buah merah, karena menurut hasil kuesioner yang disebarkan nama buah merah kurang dikenal oleh masyarakat luas, sehingga dapat dikatakan brand awareness yang dimiliki oleh buah merah masih sangat kurang padahal jika dilihat secara penelitian ilmiah buah ini banyak sekali manfaatnya bagi tubuh manusia. Kemudian hal lain yang menjadi pertimbangan adalah peluang pasar pengembangan produk ini sangat besar, karena saat ini olahan buah merah yang ada hanya sampai dengan bahan setengah jadi. Oleh karena itu ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi PT. Fruiterience Indonesia untuk mendirikan sebuah perusahaan dengan tujuan tidak hanya mencari laba tetapi juga memperoleh sebuah nilai sosial yaitu memperkenalkan buah khas Papua dan secara tidak langsung dapat meningkatkan dan memajukan perekononiman daerah Papua. Oleh karena itu, PT. Fruiterience Indonesia akan menggunakan framework dibawah sebagai panduan untuk melakukan analisa pada ide bisnis Red Fruiterience. Dalam penggunaan teori dan framework, untuk itu perusahaan menggunakan pendekatan dari empat conceptual framework : 24 25 2.1 MARKETING THEORIES 2.1.1. FIVE PRODUCT LEVELS Gambar 2.1 Five Product Level Berdasarkan Keller (2012), produk merupakan sesuatu yang lebih dari barang yang dapat dilihat dan dirasakan (tangible). Sebuah produk harus memenuhi apa yang dibutuhkan konsumen dan walaupun produk adalah sesuatu barang yang dapat dirasakan tetapi nilai yang terkandung di dalam produk tersebut bersifat abstrak. Oleh karena itu Kotler mengungkapkan bahwa ada 5 level produk yang dapat diidentifikasi dan dikembangkan. Konsumen hanya dapat dipuaskan dengan nilai yang lebih tinggi daripada nilai yang diharapkannya dari sebuah produk. Adapun penjelasan tentang masing-masing level antara lain : 26 Core Product Ini merupakan inti dan dasar dari produk, dan fokus pada produk ini adalah sesuai dengan tujuan dasar dari produk ini diciptakan. Contohnya: baju hujan melindungi kita dari hujan. Generic Product Merepresentasikan keseluruhan kualitas daripada produk. Tentang jas hujan, Generic Product berbicara mengenai ukuran yang pas, anti basah, bahan berkualitas tinggi, dll. Expected Product Expected Product menjelaskan bagaimana produk ini bertemu dengan apa yang diharapkan konsumen. Jas Hujan yang diciptakan harus hangat, dan melindungi dari berbagai macam cuaca dan nyaman ketika dibawa dengan kendaraan. Augmented Product Augmented Product adalah semua fitur yang mampu digunakan oleh suatu perusahaan untuk mendapatkan konsumen dalam kompetisi di pasar. Dan hal ini menyangkut kesadaran terhadap merek dan image perusahaan. Contohnya apakah Jas Hujan tersebut dibuat dengan mode yang trendy dan apakah dibuat oleh pembuat merek terkenal? Garansi dan hemat juga merupakan faktor yang penting disini. 27 Potential Product Merupakan perubahan produk yang dilakukan oleh perusahaan untuk memajukan kinerja kedepannya. Contohnya apakah jas hujan bisa dibuat setipis kertas dan ringan seperti bulu, sehingga air hujan bisa otomatis turun kebawah. 2.1.2. PEMASARAN SOSIAL Pada dasarnya istilah pemasaran sosial pertama kali dikenalkan ke publik pada tahun 1971 oleh Basil, Kotler dan Lee, pada saat pertama kali istilah ini keluar, pengertian dari pemasaran sosial menurut Kotler dan Zaltman (1971) adalah perancangan, pengimplementasian, dan kontrol program, dikalkulasikan untuk mempengaruhi tingkat penerimaan ide sosial dan melibatkan pertimbangan dari perancangan produk, harga, komunikasi, distribusi dan riset pasar. Seiring perkembangan waktu definisi dari pemasaran sosial berubah, pada tahun 2008, Kotler, Lee dan Rothschild, mengembangkan definisi dari pemasaran sosial Menurut Kotler, Lee dan Rothschild (2008), Pemasaran sosial adalah proses yang diaplikasikan ke semua prinsip pemasaran dan teknik untuk menciptakan, menghubungkan, dan mengantarkan nilai untuk mempengaruhi sikap penonton yang berguna bagi lingkungan yang merupakan target juga. 28 2.1.3. CHANNEL MANAGEMENT Menurut Jim B (2014), Channel Management adalah istilah bisnis yang mengacu pada cara bisnis yang digunakan oleh pemasok produk untuk menggabungkan berbagai teknik dan strategi penjualan untuk menjangkau seluas-luasnya pasar. Menurut Sahadev, Sunil (2005), Channel Management adalah strategi yang digunakan supplier untuk mendapatkan kepercayaan dan menggabungkan strategi seperti loyalti, micro-segmentation untuk pemasaran, dan memperluas ERP hingga level distributor sehingga mampu mengelola channel bisnisnya dengan efektif. 2.1.4. BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) Strategi pemasaran merupakan suatu alat fundamental yang dirancangkan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkelanjutan melalui pasar yang dimasuki dan program-program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran. Menurut Hammel dan Prahalad dalam M.Suyanto (2007:17) menyatakan bahwa tujuan dari strategi tidak hanya meniru produk, proses dan metode pesaing, melainkan mengembangkan untuk menciptakan peluang masa yang akan datang dan mengeksploitasinya. Strategi pemasaran dapat terpenuhi dengan penyediaan suatu sarana yang disebut dengan Bauran Pemasaran (Marketing Mix), ini 29 merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan. Menurut Ratih Hurriyati (2008) menyatakan bahwa bauran pemasaran merupakan unsur-unsur pemasaran yang saling terkait, dibaurkan, diorganisir, dan digunakan dengan tepat, sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan pemasaran dengan efektif, sekaligus memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Menurut Philip Kotler (2009 :101) menyatakan bahwa Bauran Pemasaran merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasaranya di pasar sasaran. Mc Carthy dalam Kotler dan Keller (2009:63) mengklasifikasikan Bauran Pemasaran menjadi empat besar kelompok yang disebut dengan 4P tentang pemasaran yaitu Product (produk), Price (harga), Place (tempat) dan Promotion (promosi). Variabel pemasaran dalam setiap 4P ditunjukan dalam gambar di bawah ini: Komponen 4P Bauran Pemasaran adalah : Product (produk). Menurut Kotler dan Keller (2009) menyatakan bahwa produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Keputusan tentang produk ini mencakup penentuan bentuk penawaran secara fisik, mereknya, pembungkus, garansi dan servis sesudah penjualan. Pengembangan produk dapat dilakukan 30 setelah menganalisa kebutuhan dan keinginan pasarnya. Jika msalah ini telah diselesaikannya, maka keputusankeputusan tentang harga, distribusi dan promosi dapat diambil. Price (Harga) Menurut Kotler dan Keller (2009) menyatakan bahwa harga adalah elemen dalam bauran pemasaran yang tidak saja menentukan profitabilitas tetapi juga sebagai sinyal untuk mengkomunikasikan proporsi nilai suatu produk. Pemasaran produk perlu memahami aspek psikologis dari informasi harga yang meliputi harga referensi (reference price), inferensi kualitas berdasarkan harga (price-quality inferences) dan petunjuk harga (price clues). Pada setiap produk atau jasa yang ditawarkan, bagian pemasaran berhak menentukan harga pokoknya. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga tersebut antara lain biaya, keuntungan, praktik saingan dan perubahan keinginan pasar. Kebijaksanaan harga ini menyangkut pula penetapan jumlah potongan, mark-up, mark-down, dan sebagainya. 31 Place (Distribusi) Ada tiga aspek pokok yang berkaitan dengan keputusan-keputusan tentang distribusi (place). Aspek tersebut adalah : o Sistem transportasi perusahaan, termasuk dalam sistem ini antara lain keputusan tentang pemilihan alat transportasi (pesawat udara, kereta api, kapal, truk, pipa), penetuan jadwal pengiriman, penentuan rute yang harus ditempuh dan seterusnya. o Sistem penyimpanan, dalam sistem ini bagian pemasaran harus menentukan letak gudang, jenis peralatan yang dipakai untuk menangani material maupun peralatan lainnya. o Pemilihan saluran distribusi, menyangkut tentang penggunaan keputusan-keputusan penyalur (pedagang besar, pengecer, agen, makelar), dan bagaimana menjalin kerjasama yang baik dengan para penyalur tersebut. Promotion (Promosi) Menurut Kotler dan Keller (2009:510) menyatakan bahwa promosi adalah berbagai cara untuk 32 menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang suatu produk atau merek yang dijual. 2.1.5. TEORI AIDA (ATTENTION, INTEREST, DESIRE AND ACTION) Teori AIDA (Tjetjep Djatnika,2007) yang menyatakan proses konsumen memutuskan untuk membeli sebuah produk adalah proses physcology yang selalu terjadi pada setiap konsumen dan pembeli, awal dari proses tersebut adalah konsumen memberikan perhatian (Attention) terhadap sebuah produk, langkah kedua setelah memberi perhatian maka konsumen akan memperlihatkan ketertarikan (Interest) terhadap produk yang diperhatikan, hal ini dilakukan agar konsumen dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan produk tersebut, apabila konsumen memperlihatkan rasa ketertarikan yang lebih besar maka proses ini akan berlanjut kepada proses berhasrat/berminat (Desire), dimana konsumen telah yakin bahwa produk tersebut cocok dan mampu memenuhi kepentingan tertentunya. Apabila hasrat dan minatnya telah mencapai titik tertentu dimana rasa tersebut sudah kuat, maka konsumen akan mengambil keputusan untuk membeli produk tersebut (Action to buy) Model AIDA (Attention, Interest, Desire, Action) adalah salah satu hierarchy model yang telah cukup lama popular di kalangan 33 marketer sebagai dasar pedoman dalam proses pemasaran produk ke konsumen. Berdasarkan teori dari model ini, marketing tools harus menarik perhatian (Attention), mendapatkan dan memunculkan ketertarikan konsumen (Interest), memunculkan minat (Desire), dan melakukan tindakan pembelian (Action to buy). Untuk membangun proses penyampaian nilai yang efektif, proses terpenting adalah memahami posisi konsumen dan keinginan konsumen dalam pembelian suatu produk. (Belch 1995:163 dalam Nurbenny 2005:38). Teori keputusan pembelian dalam model AIDA dijelaskan dalam empat tahap sebagai berikut : Tahap Menaruh Perhatian (Attention) Tahap Ketertarikan (Interest) Tahap Berhasrat/Berniat (Desire) Tahap Memutuskan untuk aksi beli (Action) 2.1.6. CUSTOMER VALUE 3 Dimensi dari nilai konsumen berdasarkan Bill Doods (2003) adalah komposisi yang akan menentukan nilai dari produk yang akan membedakan produk kita dengan produk pesaing. Bagi konsumen, tidak ada produk yang memberikan nilai yang sama, satu produk pasti memberikan nilai bagi konsumen akan berbeda dibandingkan produk yang lain. 34 Dalam teorinya, ada 3 pembagian dari nilai konsumen, tidak semuanya digunakan masing-masing, tetapi beberapa nilai dapat digabungkan dengan nilai lain guna mendapatkan strategi terbaik seperti kualitas – harga atau kualitas produk-kualitas pelayanan : Kualitas Produk (Product Quality) Strategi dimana memberikan nilai bagi konsumen melalui kualitas produk. Semakin tinggi kualitas produk yang dihasilkan semakin tinggi kepuasan konsumen akan produk yang digunakan. Pelayanan konsumen (Customer Service) Selain produk memiliki kualitas yang tinggi, konsumen juga memperhatikan pelayanan yang diberikan setelah penjualan produk, apabila pelayanan yang diberikan jelek maka akan terjadinya penurunan kepuasan walaupun produk yang didapatkan merupakan produk yang berkualitas tinggi. Harga (Price) Harga juga menjadi faktor yang menentukan konsumen ingin membeli produk tertentu. Disamping memiliki kualitas tertentu, konsumen juga akan memperhatikan harga daripada produk, apabila bagi konsumen, memiliki produk dengan kualitas yang tidak terlalu baik tetapi memiliki harga yang sangat baik bagi mereka sudah cukup, maka bagi mereka nilai dari produk tersebut sudah cukup memenuhi keinginan mereka atau telah menemui ekspektasi mereka. 35 2.1.7. VALUE BASED MARKETING STRATEGY Berdasarkan Peter Doyle (2004), Value Based Marketing Strategy didefinisikan sebagai keputusan yang saling berhubungan tentang pendekatan perusahaan kepada pasar untuk memaksimalkan shareholder value. Keputusan tersebut memperhatikan apa keputusan dari konsumen yang mampu dilayani oleh perusahaan dan bagaimana hal tersebut dapat menemui ekspektasi keperluan mereka (konsumen) dan bagaimana itu bisa menciptakan keunggulan jangka panjang (competitive advantage). Elemen dari Value Based Marketing Strategy Perencanaan strategis pemasaraan terdapat di level unit bisnis. Strategi pemasaran harus memiliki sifat dari bawah ke atas dikarenakan pada bagian tengah kurang mengetahui pengetahuan detil mengenai konsumen dan pesaing dalam praktiknya. Bagian tengah hanya digunakan sebagai katalis dan fasilitator saja. Perencanaan pemasaran yang strategis terdiri dari 9 komponen. 36 Gambar 2.2 Value Based Marketing Strategy The Strategic Focus Gambar 2.3 Focus Strategy Berdasarkan gambar diatas, untuk menciptakan nilai bagi shareholder dapat digunakan 2 pendekatan yaitu meningkatkan jumlah penjualan atau meningkatkan produktivitas. Semakin 37 banyak volume yang dijual berarti semakin tinggi nilai yang dapat dihasilkan, semakin dikit volume yang dijual menandakan semakin rendah nilai yang bisa dihasilkan. Dua pendekatan yang ada – jumlah (volume) atau produktivitas – tergantung pada tujuan strategis. Apabila tujuan perusahaan adalah untuk masuk ke pasar atau mengembangkan bisnis maka fokus yang paling tepat adalah meningkatkan jumlah (volume). Jika tujuannya adalah untuk mempertahankan pangsa pasar maka fokus yang tepat digunakan adalah meningkatkan produktivitas perusahaan melalui pengembangan teknologi untuk otomatisasi operasi. Sejalan dengan perkembangan perusahaan, maka strategi fokus perusahaaan dapat berubah dari fokus pada peningkatan jumlah menjadi peningkatan produktivitas. Fokus pada Jumlah (volume) Pendekatan ini dipilih ketika dihadapkan pada bisnis yang mengembangkan produk dengan pendekatan yang unik, fokus yang paling tepat adalah dengan meningkatkan volume penjualan. Adapun beberapa strategi yang dapat digunakan antara lain : o Merubah dari yang bukan pengguna menjadi pengguna o Memasuki pasar baru o Meningkatkan penggunaan konsumen yang ada o Memenangkan konsumen dari pesaing 38 Fokus pada Produktivitas Pada saatnya setelah pasar menjadi dewasa ada beberapa perubahan yang terjadi. Pertama, persaingan hanya akan melibatkan pemain-pemain besar dalam jumlah yang kecil. Kedua kosmen akan lebih sensitf terhadap harga dikarenakan mereka bisa memilih kompetitor lain yang menawarkan dengan harga yang sama. Beberapa pendekatan yang bisa digunakan antara lain : 2.2 o Mengurangi biaya o Meningkatkan harga o Meningkatkan paduan penjualan 10 TYPES OF INNOVATION THEORY 2.2.1 CONFIGURATION Inovasi pada configuration lebih difokuskan kepada bagaimana merombak dan meningkatkan kinerja dari sebuah perusahaan terutama sistem bisnis perusahaan tersebut. o Profit Model Inovasi pada profit model memberikan perusahaan cara untuk merubah apa yang ditawarkan perusahaan menjadi uang atau laba. Inovasi pada profit model yang baik memerlukan pengertian terhadap konsumen dan apakah yang paling diinginkan konsumen tersebut. Adapun beberapa pertanyaan untuk menentukan apakah perusahaan memiliki inovasi pada profit model yaitu: 39 Apakah perusahaan membuat uang dengan cara yang berbeda dibandingkan pesaing atau perusahaan kompetitor di industrinya? Apakah terdapat lebih dari satu pemasukan perusahaan (multiple revenue streams)? Apakah bisnis mampu menghasilkan kas dengan secepat mungkin? o Jaringan (Network) Inovasi pada jaringan perusahaan memberikan kesempatan untuk perusahaan agar dapat bersaing unggul dengan perusahaan pesaing lainnya diluar aspek proses, teknologi, produk yang ditawarkan, saluran penjualan dan merek. Menggunakan inovasi pada jaringan perusahaan, perusahaan dapat menyebarkan resiko yang ada dengan jaringan-jaringan perusahaan tersebut. Beberapa pertanyaan seputar inovasi pada jaringan perusahaan antara lain : Apakah perusahaan tersebut mampu bekerja dengan perusahaan atau jaringan lainnya untuk mengembangkan produk yang baru yang berbeda dari bisnis secara umum? Apakah perusahaan telah membentuk partnership yang tidak biasa – contohnya perusahaan yang tidak berhubungan dengan bisnis sekarang? 40 Apakah perusahaan berkolaborasi dengan pemasok atau konsumen untuk mengembangkan, menguji dan memasarkan produk baru? o Struktur (Structure) Inovasi pada struktur lebih difokuskan kepada mengubah asset perusahaan baik itu yang tangible dan intangible. Inovasi pada struktur juga pada biasanya berfokus pada departemen Human Resource and Development, dan juga menarik berbagai pakar di bidangnya untuk mengembangkan perusahaan. Pertanyaan untuk menggali inovasi struktur pada perusahaan : Apakah perusahaan memiliki struktur organisasi yang tidak biasa (unik)? Apakah perusahaan dikenal merekrut orang-orang bertalenta di berbagai bidang? o Proses (Process) Inovasi pada pada proses binis perusahaan meliputi aktivitas dan operasi yang dilakukan guna menghasilkan produk yang terbaik yang dapat ditawarkan kepada konsumen. Inovasi pada proses seringnya menjadi inti dari keunggulan perusahaan dan termasuk paten yang dimiliki perusahaan biasanya juga terlahir dari proses ini. Adapun beberapa pertanyaan untuk menentukan apakah perusahaan merupakan perusahaan yang menggunakan proses sebagai inovasi: 41 Apakah perusahaan memiliki kemampuan yang unik untuk memberikan produk dan jasa kepada konsumen? Apakah biaya variabel atau biaya kerja dilihat lebih rendah (efisien) dibandingkan dengan perusahaan di industri yang sama? Apakah perusahaan memiliki paten untuk sebuah teknologi, metodologi atau proses? 2.2.2 PENAWARAN (OFFERING) o Kinerja Produk Inovasi pada perfoma produk berarti meningkatkan dan menyempurnakan nilai, fitur dan kualitas yang ditawarkan perusahaan. Inovasi pada produk ini antara lain menambah fitur yang telah ada ataupun secara keseluruhan merubah semua fiturnya. Berikut dibawah pertanyaan untuk menentukan perusahaan tersebut menerapkan inovasi pada peningkatan perfoma produk: Apakah perusahaan memiliki perfoma superior dalam produknya dibanding dengan kompetitor-kompetitornya? Apakah perusahaan memiliki produk yang lebih mudah digunakan dibanding perusahaan lainnya? Apakah produk tersebut memiliki target konsumen yang sempit (niche) dan spesifik? 42 o Sistem Produk Inovasi pada sistem produk berakar pada masalah bagaiimana produk tersebut mampu dikombinasikan guna menciptakan nilai (value) yang lebih baik kepada konsumen. Inovasi ini berakar dari perubahan sistem produk, modularity, dan integrasi. Adapun pertanyaan seputar bagaimana mengukur inovasi padaa sistem produk antara lain : Apakah perusahaan memiliki berbagai macam produk yang terhubung satu dengan yang lainnya? Apakah perusahaan memiliki produk yang dapat diintegrasikan dengan produk yang lain? 2.2.3 PENGALAMAN (EXPERIENCE) o Pelayanan Inovasi pada pelayanan akan memberikan perusahaan keyakinan dan peningkatan terhadap produk perusahaan tersebut, meningkatkan perfoma dan nilai dari produk yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut. Adapun beberapa pertanyaan mengenai inovasi pada layanan yang diberikan perusahaan antara lain : Apakah konsumen memiliki interaksi dengan perusahaan baik ketika perusahaan tidak berbuat kesalahan dan ketika semua kondisi perusahaan berjalan baik? 43 Apakah perusahaan menawarkan layanan yang unik, jaminan atau garansi? Sudah perusahaan menerapkan website untuk membantu konsumen dalam berkomunikasi dengan perusahaan? o Saluran (Channel) Inovasi pada saluran penjualan perusahaan menunjukan kepada perusahaan semua jalan untuk terhubung dengan perusahaan melalui berbagai jalur baik untuk konsumen maupun pengguna. E-Commerce menurut buku Ten Types of Innovation telah menjadi tren yang sangat berkembang sebagai tipe saluran yang baru bagi perusahaan. Beberapa pertanyaan seputar inovasi pada saluran perusahaan antara lain : Apakah perusahaan menyampaikan produk ke konsumen dan users dengan cara yang berbeda dari biasanya? Apakah perusahaan menggunakan saluran yang berbeda tetapi saling melengkapi? o Merek (Brand) Inovasi pada merek perusahaan meyakinkan perusahaan agar konsumen perusahaan saling mengenali, mengingat dan memilih produk perusahaan dibanding pesaing. Adapun beberapa pertanyaan seputar inovasi pada merek (brand) antara lain : Apakah perusahaan memiliki tanda pengenal yang unik dibanding perusahaan pesaing lainnya? 44 Apakah merek perusahaan digunakan oleh rekan bisnis – supplier, konsumen dan pesaing? o Customer Engagement Inovasi pada pendekatan ke konsumen semuanya akan seputar bagaimana mengenal konsumen dan penguna lebih dalam serta mengerti apakah hubungan yang ada antara perusahaan dan konsumen serta mengembangkan lagi hubungan tersebut. 2.3 BUSINESS MODEL CREATION (BMC) FRAMEWORK a. Pembagian Konsumen Pembagian konsumen adalah kelompok target konsumen yang akan atau sedang di bidik untuk menjadi pelanggan. Hal yang harus diperhatikan dalam segmentasi pelanggan adalah, perusahaan harus benar-benar bisa mendefinisikan secara spesifik siapa segment target pelanggan perusahaan. Segmen target bisa dibedakan berdasarkan halhal seperti: Tingkat ekonomi (menengah, atas atau yang lebih spesifik lagi di segmentasi berdasrkan pendapatan atau uang jajan bulanan target konsumen perusahaan) Umur Komunitas tertentu (misalnya komunitas sepeda, komunitas pecinta hewan tertentu atau komunitas ibu-ibu pengajian dll.) 45 Perilaku khusus dari target konsumen perusahaan (misalnya reaksinya terhadap harga barang, kadang ada perilaku tertentu yang malah suka dengan barang-barang mahal, ada juga yang benar-benar sensitif terhadap harga yang murah dll.) Yang penting adalah perusahaan benar-benar bisa membagi (segmentasi) target customer perusahaan itu sendiri, karena dengan membagi hal tersebut, lebih bisa mengerti dan menangkap kebutuhan khusus dan sifat-sifat target konsumen perusahaan. Inilah yang harus dilihat oleh perusahaan dari calon kebutuhan konsumennya. b. Proposisi nilai Proposisi nilai adalah hal yang ditawarkan oleh perusahaan ke target konsumen perusahaan. Misalnya perusahaan jualan bahan makanan organik ke komunitas vegetarian, jualan kreasi dari batik untuk anak muda, jualan aplikasi untuk android misalnya, atau kita menawarkan jasa pelatihan bisnis ke mahasiswa dan UKM, atau arsitek yang jualan jasa desain ke pelanggan yang mau renovasi rumahnya dll. Kenapa lebih cocok disebut value proposition adalah biar perusahaan tidak terjebak dengan istilah produk yang selalu identik dengan barang, sementara value proposition tidak selalu tentang barang, dimana sifatnya lebih luas seperti jasa arsitek atau jasa konsultasi dan 46 pelatihan bisnis, atau jasa fotografi, bahkan gabungan produk dan jasa seperti kalo masang kawat gigi dll. c. Saluran (Channel) Saluran adalah cara yang digunakan untuk memberikan value proposition perusahaan ke konsumen. Cara ini bisa sangat bermacammacam tergantung dari segmen konsumen yang perusahaan bidik. Saluran ini adalah salah satu hal yang sangat perlu diperhatikan, karena jika kurang tepat, maka perusahaan bisa tidak meraih target segmen perusahaan tersebut. Saluran bisa juga disebut bagaimana cara perusahaan menyampaikan produk kepada konsumen. Saluran tersebut berupa penjualan langsung, juga melalui distributor, melalui tenaga marketing, melalui website, melalui forum jual beli, atau melalui thread kaskus. d. Hubungan dengan konsumen Salah satu misi marketing adalah untuk terus menambah lagi konsumen yang bisa dilayani. Hal ini tentunya berarti semakin banyak penjualan. Cara untuk mendapatkan, menambah jumlah konsumen dan untuk mempertahankan konsumen agar terus setia dengan perusahaan adalah dengan membuat hubungan baik dengan pelanggan. Ini yang dimaksud dengan hubungan konsumen, yaitu wadah untuk terus berhubungan dan semakin mempererat hubungan dengan pelanggan kita. 47 Di eranya teknologi informasi dan komunikasi sangat banyak cara untuk membuat hubungan dengan konsumen. Sebut aja website, facebook, twitter, kaskus, thread dan forum, bbm, ym, whatsapp dll. Semua itu bisa dijadikan cara untuk menjalin hubungan dengan konsumen. Dengan hubungan yang lancar tersebut, perusahaan bisa dengan mudah menyampaikan sesuatu kepada konsumen misalnya produk baru, diskon, penawaran khusus dll. Dan yang tidak kalah penting adalah perusahaan bisa dapat info tentang apa yang jadi keinginan dari konsumennya. e. Arus Pendapatan (Revenue Stream) Pada bagian ini, menggambarkan uang yang dihasilkan perusahaan dari masing-masing segmentasi pelanggan dimana biaya harus lebih kecil dari pendapatan untuk menghasilkan pemasukan. f. Key Resource Merupakan bagian yang menjelaskan aset-aset terpenting yang diperlukan perusahaan agar sebuah model bisnis berfungsi dengan baik. Key resource memungkinkan perusahaan menciptakan dan menawarkan value proportion, customer relationship, dan mendapatkan revenue. g. Key Activity Bagian ini menjelaskan hal-hal serta tindakan-tindakan yang penting dan harus dikerjakan oleh perusahaan agar model bisnisnya dapat berjalan dengan sukses. 48 h. Key Partners Bagian ini memaparkan jaringan pemasok dan mitra bisnis. Perusahaaan menciptakan aliansi untuk memaksimalkan keuntungan serta mengurangi resiko juga memperoleh sumber daya. i. Cost Structure Bagian ini menggambarkan biaya penting yang muncul pada saat pengoperasian bisnis tertentu. Struktur biaya yang efesien dapat dijadikan kunci sukses keuntungan yang didapat oleh perusahaan tersebut. 2.4 CONSUMER BEHAVIOUR THEORY Berdasarkan Kotler (2012), Perilaku Konsumen adalah studi bagaimana individu, kelompok dan organisasi bisa memilih, membeli, menggunakan dan membuang produk, jasa, ide dan pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Orang pemasaran harus mengerti baik secara teori dan praktek mengenai kenyataan yang ada pada perliaku konsumen. Perilaku konsumen dipengaruhi oleh budaya, sosial dan faktor pribadi. o Faktor Budaya Budaya, Sub budaya dan kelas sosial merupakan pengaruh yang sangat penting bagi cara membeli konsumen. Budaya adalah dasar yang menentukan keinginan seseorang dan perilaku. Sub budaya memberikan identifikasi yang lebih spesifik dan sosialisasi tentang anggota mereka. Sedangkan kelas sosial lebih bersifat sejenis dan 49 memperlihatkan divisi dalam masyarakat, tersusun secara hierarki dan dengan anggota-anggota yang memiliki keinginan yang sama, nilai yang sama dan perilaku yang sama. o Faktor Sosial Hal-hal dari faktor sosial yang akan mempengaruhi perilaku pembeli biasanya datang dari grup referen, keluarga dan peran serta status. Grup referen sendiri adalah group yang memiliki peran secara langsung atau tidak langsung pada sikap dan perilaku seseorang. Grup yang memiliki peran secara langsung disebut dengan grup keanggotaan.. Keluarga juga menjadi faktor terpenting dalam sikap pembeli. Dimana keluarga menjadi primary group utama dari setiap orang. Biasanya perilaku dan sikap akan dipengaruhi oleh orang tua, melalui pandangan agama, politik dan ekonomi serta ambisi dan cinta yang datang dari orang tua, hal ini akan berdampak hingga pada saat orang tersebut tidak lagi dekat/menjadi bagian dari keluarga tersebut. o Faktor Pribadi Karakter pribadi akan mempengaruhi keputusan pembeli, faktor-faktor karakter yang akan mempengaruhi keputusan pembeli antara lain umur dan tahapan dalam kehidupan serta tahapan ekonomi, kepribadian dan konsep pribadi serta cara hidup dan nilai. Karena banyak dari hal itu akan mempengaruhi perilaku pembeli. 50 2.5 BUAH MERAH DAN PARADIGMA KESEHATAN 2.5.1 SEJARAH BUAH MERAH Menurut mitologi suku Dhani, buah merah telah digunakan sebagai anti malaria lebih dari ratusan tahun lalu dimana seperti diketahui bahwa suku tersebut memiliki peradaban berimigrasi dari suatu tempat ke tempat lain. Setiap perpindahan tempat ini, suku tersebut selalu menjumpai aneka tanaman buah merah. Kemajuan peradaban dan instrumentasi canggih telah membuktikan bahwa buah tersebut kaya akan antioksida. Tanaman buah merah memiliki nama latin pandanus conoideus merupakan anggota family dari pandan dan memiliki tinggi hingga 15m, serta hidup berumpun hingga belasan batang. Batang pohon tanaman ini berwarna cokelat dengan bercak putih berbentuk bulat dengan 3 hingga 5 cabang utama dan membentuk 3 hingga 5 cabang sekunder. Dengan memiliki banyak percabangan membuat buah merah mampu berbuah hingga puluhan buah. Tanaman ini memiliki daun tunggal dengan ujung daun meruncing serta adanya duri di tepian. Tulang daun terletak di permukaan bawah daun dengan daun berwarna hijau serta adanya bunga mejemuk yan muncul dari ujung batang. Buahnya berwarna merah cokelat, merah bata pada saat muda da nada beberapa yang berwarna kuning ketika tua. Ukurang buahnya memiliki panjang 30-120cm dengan diameter 10-25cm. Tanaman ini memiliki 51 37 jenis dan hingga saat ini baru 4 yang dikembangkan dikarenakan alasan ekonomis. Beberapa nama lain yang dikenal dari tanaman ini adalah tawi, sait, kuansu, mongka memyeri, atau barkum. 2.5.2 KHASIAT & KANDUNGAN GIZI BUAH MERAH Dengan meneliti kandungan komposisi gizinya, ternyata dalam wujud sari Buah Merah itu banyak mengandung antioksidan (kandungan rata-rata): Karoten (12.000 ppm) Betakaroten (700 ppm) Tokoferol (11.000 ppm) Seperti yang diketahui, antioksidan berfungsi sebagai pencegah penyakit dan meningkatkan stamina serta juga kekebalan tubuh sehingga dapat menjadikannya suplemen untuk peningkat stamina. Di samping beberapa zat lain yang meningkatkan daya tahan tubuh, antara lain: asam oleat, asam linoleat, asam linolenat, dekanoat, Omega 3 dan Omega 9 yang semuanya merupakan senyawa aktif penangkal terbentuknya radikal bebas dalam tubuh. Betakaroten berfungsi memperlambat berlangsungnya penumpukan flek pada arteri. Jadi aliran darah ke jantung dan otak berlangsung tanpa sumbatan. Interaksinya dengan protein meningkatkan produksi antibodi. Ini meningkatkan jumlah sel 52 pembunuh alami dan memperbanyak aktivitas sel T Helpers dan limposit. Suatu kutipan studi membuktikan konsumsi betakaroten 3060 mg/hari selama 2 bulan membuat tubuh dapat memperbanyak selsel alami pembasmi penyakit. Bertambahnya sel-sel alami itu menekan kehadiran sel-sel kanker karena ampuh menetralisasikan radikal bebas senyawa karsinogen penyebab kanker. 2.5.3 POTENSI PRODUK BUAH MERAH Produksi buah merah dapat dibilang hanya berada di Papua dan ini telah dikonsumsi secara turun temurun oleh masyarakat di daerah pegunungan papua, seperti Jayawijaya, Nabire, Timika, Jayapura, maupun Manokwari. Namun hampir diseluruh tanah Papua bisa tumbuh dan berkembang tanaman ini dikarenakan lebih cocok hidup di daerah rawa ditepian aliran air. Daerah yang banyak tumbuh dan cocok untuk tanaman ini adalah daerah pegunungan tengah karena daerahnya berawa dan lembab serta juga banyaknya pohon yang besar dan semak-semak yang membantu percepatan pengembangbiakan tanaman tersebut. Tanaman ini tumbuh dan berkembang biak dengan cepat asalkan adanya semak-semak disekitarnya agar tanaman lebih subur. Produksi yang dapat dijangkau dan diolah saat ini kurang lebih baru sebagian kecil saja dari populasi yang ada di tanah Papua. Belum semua hasil produksi dapat diolah karena selain rendahnya penyerapan pasar, juga tingginya harga jual di tingkat pedagang akhir. 53 Pengembangbiakan terhadap tanaman ini juga telah dilakukan melalui anakan maupun akar dsn dikembangkan di daerah Kabupaten Jayapura 500Ha, kabupaten manokwari 500Ha, dan kabupaten Jayawijaya 500Ha. Tanaman buah merah dapat berbuah setelah berumur 3 tahun, masa berbunga hingga menjadi buah masak penuh memakan waktu 3 bulan. Musim panen buah merah jatuh pada bulan Maret dan Desember. Produksi dari lahan yang dikembangbiakan saat ini untuk ukuran 500Ha dapat menghasilkan minyak hingga rata-rata 25.000 liter per sekali panen sehingga bisa mencapai rata-rata 50.000 liter per tahun, dimana dalam setahun dapat dipanen 2x. Dengan ini dapat ditarik kesimpulan dengan pengembangan yang mencapai 1.500Ha dari 3 tempat maka rata-rata per tahun bisa menghasilkan 150.000 liter per tahun 2.5.4 CARA PENGOLAHAN BUAH MERAH Secara singkat dalam mengolah buah merah yang harus diperhatikan sebagai berikut : Buah dipilih yang benar-benar matang dengan tanda kulit buah berwarna. Buah dibelah, dikeluarkan empulurnya, lalu dipotong-potong dan dicuci. 54 Daging buah dikukus menggunakan api sedang sekitar 1-2 jam. Setelah matang (lunak), diangkat dan didinginkan. Daging buah merah ditambah sedikit air, lalu diremas dan diperas hingga daging buah terpisah dari biji. Kemudian, ditambah air lagi hingga ketinggian 5 cm di atas permukaan bahan. Remas kembali hingga biji benar-benar putih dan bersih dari daging sehingga diperoleh sari buah merah yang menyerupai santan. Sari buah merah disaring dengan untuk memisahkan bijinya. Saringan ini dibiarkan selama 1 hari agar lebih efisien. Hasil saringan buah merah dimasak kembali dalam dengan api sedang selama 5-6 jam sambil diaduk-aduk. Bila sudah muncul minyak berwarna merah kehitaman di permukaan, api dimatikan sambil terus diaduk selama 10 menit agar cepat dingin. Angkat dan diamkan selama satu hari hingga terbentuk tiga lapisan, yaitu air di lapisan bawah, ampas di lapisan tengah, dan minyak di lapisan atas, lapisan minyak diambil. Minyak dipindahkan ke wadah lain, lalu diamkan selama ± 3 jam hingga minyak, ampas, dan air benar-benar terpisah. Bila sudah tidak ada lagi air dan ampas maka proses pengolahan berakhir. 55 . Dari penelitian yang telah diadakan, 300 buah merah (berat kisaran 1.800 kg - 2.100 kg) dapat menghasilkan ekstrak minyak buah merah mencapai 100 liter. Selain itu juga, dapat digunakan untuk beberapa produk seperti pembuatan masakan di sayuran maupun ubi-ubian, pembuatan menjadi selai, bahan kosmetik serta juga bahan tambahan pakan ternak. Hal ini dapat dilakukan dengan mengambil daging dan biji dengan cara buah dibelah dua memanjang kemudian bagian kayu dilepas dan hanya tinggal bagian lempengan kumpulan biji. 2.5.5 PARADIGMA KESEHATAN Paradigma kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya). Secara garis besar, promosi kesehatan digolongkan menjadi 4 (empat), yaitu: Promotif Promotif adalah usaha mempromosikan kesehatan kepada masyarakat. Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan 56 kesehatan individu,keluarga, kelompok dan masyarakat. Setiap individu berhak untuk menentukan nasib sendiri, mendapat informasi yang cukup dan untuk berperan di segala aspek pemeliharaan kesehatannya. Dalam hal ini, setiap individu diharapkan untuk meningkatkan stamina maupun kinerja dari kesehatan masing-masing agar bisa menjalankan aktivitas dengan tetap fit dan baik. Preventif Upaya preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan oleh seorang individu dalam mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi secara etimologi berasal dari bahasa latin, pravenire yang artinya datang sebelum atau antisipasi atau mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas, prevensi diartikan sebagai upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat Kuratif Upaya kuratif bertujuan untuk merawat dan mengobati anggota keluarga, kelompok yang menderita penyakit atau masalah kesehatan. Dimana, dalam hal ini, seorang individu yang mengalami gangguan kesehatan menjalani berbagai proses penyembuhan. 57 Rehabilitatif Merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita yang dirawat dirumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama. Hal ini dilakukan untuk mengembalikan kondisi dari penderita kembali ke kondisi semula sebelum menderita sakit. 2.6 FINANCE THEORIES 2.6.1 CASH FLOW Arus kas (cash flow) adalah suatu laporan keuangan yang berisikan pengaruh kas dari kegiatan operasi, kegiatan transaksi investasi dan kegiatan transaksi pembiayaan/pendanaan serta kenaikan atau penurunan bersih dalam kas suatu perusahaan selama satu periode. 2.6.2 NPV ANALYSIS NPV merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah didiskon dengan menggunakan sosial opportunity cost of capital sebagai faktor diskon, atau dengan kata lain merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa yang akan datang yang didiskonkan pada saat ini. Untuk menghitung NPV diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan manfaat/benefit dari proyek yang direncanakan. 58 Arus kas masuk dan keluar yang didiskonkan pada saat ini (present value (PV)). yang dijumlahkan selama masa hidup dari proyek tersebut dihitung dengan rumus: dimana: t - waktu arus kas i - adalah suku bunga diskon yang digunakan - arus kas bersih (net cash flow) dalam waktu t Suku bunga yang dipakai harus sejalan (satuan yang sama) dengan waktu arus kas. Bila waktu arus kas dalam satuan tahun, maka suku bunga juga dalam periode satu tahun, demikian pula bila waktunya dalam satuan bulan. Pada tabel berikut ditunjukkan arti dari perhitungan NPV terhadap keputusan investasi yang akan dilakukan : Tabel 2.1 Rumus Perhitungan NPV Bila... NPV > 0 Berarti... Maka... investasi yang dilakukan memberikan proyek bisa dijalankan manfaat bagi perusahaan investasi yang dilakukan akan NPV < 0 mengakibatkan kerugian bagi perusahaan proyek ditolak NPV = 0 investasi yang dilakukan tidak Kalau proyek dilaksanakan 59 mengakibatkan perusahaan untung ataupun merugi atau tidak dilaksanakan tidak berpengaruh pada keuangan perusahaan. Keputusan harus ditetapkan dengan menggunakan kriteria lain misalnya dampak investasi terhadap positioning perusahaan. 2.6.3 PROFITABILITY INDEX PROFITABILITY INDEX, metode ini menghitung perbandingan antara nilai arus kas bersih yang akan datang dengan nilai investasi yang sekarang. Profitability Index harus lebih besar dari 1 baru dikatakan layak. Semakin besar PI, investasi semakin layak. Rumus PROFITABILITY INDEX (PI): PROFITABILITY INDEX ( PI ) = Nilai Aliran Kas Masuk : Nilai Investasi Kelayakan investasi menurut standar analisa ini adalah : o Jika PI > 1 ; maka investasi tsb dpt dijalankan (layak/ feasible) o Jika PI < 1 ; investasi tsb tidak layak dijalankan (tidak layak/ not feasible) Kelebihan Profitability Index antara lain: o Memberikan persentasi future cash flows dengan initial cash 60 o Sudah mempertimbangkan cost of capital o Sudah mempertimbangkan time value of money o Mempertimbangkan semua cash flow Kekurangan Profitability Index antara lain: o Tidak memberikan informasi mengenai return suatu proyek. o Dibutuhkan cost of capital untuk menghitung Profitability Index. o Tidak memberikan informasi mengenai project risk. o Susah dimengerti untuk dijadikan indikasi apakah suatu proyek memberikan nilai. 2.6.4 PAY BACK PERIOD Payback Period (PBP) adalah jangka waktu tertentu yang menunjukan terjadinya arus penerimaan (cash in flows) secara kumulatif sama dengan jumlah investasi dalam bentuk present value. Analisis Payback Period dalam studi kelayakan perlu juga ditampilkan untuk mengetahui seberapa lama usaha/proyek yang dikerjakan baru dapat mengembalikan investasi. Formula: di mana: 61 PBP = Payback period = Tahun sebelum terdapat PBP = Jumlah investasi yang telah di-discount = Jumlah benefit yang telah didiskon sebelum Payback Period = Jumlah benefit pada Payback Period berada