perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, teknologi berkembang sangat pesat seiring dengan semakin banyaknya kegiatan-kegiatan manusia yang semakin kompleks. Kebutuhan akan informasi yang cepat dan akurat sangat diperlukan dalam berbagai kegiatan, sehingga menuntut manusia untuk terus melakukan pengembangan dalam bidang teknologi informasi (TI). Dengan berkembangnya TI di era modern ini, segala sesuatu dapat dikelola dengan lebih cepat dan akurat, hal itu mengakibatkan sistem kerja secara manual perlahan-lahan mulai tergeser dengan adanya sistem yang terkomputerisasi. Oleh sebab itu, TI memiliki peranan yang sangat penting dalam segala sektor kehidupan, salah satunya adalah akuntansi. (Alves, 2010). Bidang akuntansi yang banyak dipengaruhi oleh perkembangan TI adalah sistem informasi akuntansi. Sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada para pemakai (Hall, 2001). Sistem informasi akuntansi memproses transaksi keuangan dan non-keuangan yang secara langsung mempengaruhi pemrosesan transaksi keuangan (Hall, 2001). Dari uraian diatas penulis mengartikan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) sebagai rangkaian prosedur formal dimana data keuangan dan non-keuangan yang secara langsung mempengaruhi pemrosesan transaksi keuangan dikumpulkan, diproses menjadi informasi keuangan untuk disampaikan kepada pengguna. commit to user 1 2 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Di Indonesia, sebelum adanya suatu ketetapan atau standar yang mengatur mengenai akuntansi pemerintahan, sistem pencatatan yang dilakukan oleh pemerintah belum dapat dikatakan sebagai sistem informasi akuntansi keuangan, sebab informasi keuangan yang dihasilkan juga belum dapat dikatakan sebagai laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum sehingga sistemsistem pencatatan tidak bisa disebut SIA (Sinaga, 2001). Reformasi akuntansi pemerintahan mendapat momentumnya setelah terbit UU nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan negara yang mewajibkan adanya suatu Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) sebagai basis penyusunan laporan keuangan instansi pemerintah. Kemudian diperkuat dengan UU nomor 15 tahun 2004 mengenai pemeriksaan pengelolaan dan tanggungjawab keuangan Negara. UU tersebut menyebabkan kebutuhan mendesak akan standar akuntansi sebagai basis penyusunan dan audit laporan keuangan instansi pemerintah oleh Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI). Tanpa standar, BPK RI tidak dapat menerbitkan opini audit. Sampai pada akhirnya SAP diterbitkan pada tahun berikutnya. Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tanggal 13 Juni 2005. SAP merupakan acuan wajib dalam penyajian laporan keuangan entitas pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Dapat dikatakan, SAP adalah pedoman untuk menyatukan persepsi antara penyusun, pengguna, dan auditor (BPK RI). Dengan terbitnya SAP ini, maka visi dan misi BPK sebagai lembaga independen dalam memeriksa keuangan negara dapat terlaksana dengan tertib. commit to user perpustakaan.uns.ac.id 3 digilib.uns.ac.id BPK RI mulai merekonstruksi program dan kegiatan BPK RI sebagai bentuk reformasi birokrasi perbaikan internal. Program reformasi birokrasi ditandai dengan diberlakukannya rencana strategis BPK RI 2006-2010 dan Rencana Implementasi Rencana Strategis (RIR). Tujuan utama reformasi birokrasi BPK RI adalah untuk membangun, menata ulang, menyempurnakan, membina, dan menjalankan peranan dan fungsinya. Salah satu pengembangan yaitu dilakukannya pembangunan egovernment, didasarkan pada rencana strategis teknologi informasi 2006-2010 yang memuat grand design sistem internal E-BPK, dan sistem eksternal E-audit. E-BPK merupakan vitalisasi sistem informasi internal BPK RI. sedangkan E-Audit adalah sistem informasi dalam mendukung pemeriksaan BPK RI atau sistem eksternal BPK RI. Penerapan e-government yang termasuk di dalamnya adalah sistem informasi akuntansi BPK RI, semakin menunjukkan bahwa peranan SIA sangat penting dalam lingkungan pemerintah, sebab SIA bersama-sama dengan sistem informasi lainnya menyediakan informasi yang dibutuhkan sebagai dasar pengambilan keputusan. SIA sendiri di BPK masih belum optimal, terbukti masih terdapat permasalahan dalam hasil implementasinya seperti, masih carut-marutnya pengelolaan aset yang disebutkan dalam indeks hasil pemeriksaan semester I tahun 2014 (IHPS I 2014), keterlambatan proses rekonsiliasi data maupun ketidaksesuaian hasil rekonsiliasi dengan KPKNL. Hal ini perlu diketahui penyebabnya, sebab dengan mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhinya, dapat diketahui juga langkah yang tepat guna memperbaikinya. Hal ini memicu peneliti untuk melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi di commitfaktor-faktor to user BPK RI. Diharapkan dengan memahami yang mempengaruhi kinerja 4 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id sistem informasi akuntansinya, akan mendapat pemahaman juga mengenai langkah yang tepat untuk meningkatkan efektifitas kinerja BPK RI pada sektor pelaporan keuangan dan tata kelola asetnya. Penelitian terkait faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi sudah banyak dilakukan sebelumnya. Soegiharto (2001) dalam Almilia dan Briliantien (2007) mengemukakan bahwa ada 8 (delapan) variabel yang berpengaruh pada kinerja sistem informasi akuntansi, antara lain: keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi akuntansi, kapabilitas personal, ukuran organisasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan SIA, program pelatihan dan pendidikan, keberadaan dewan pengarah SIA dan lokasi departemen SIA. Namun dalam penelitian ini, lokasi departemen SIA akan dihilangkan karena disesuaikan dengan kondisi objek penelitian, dalam hal ini BPK RI, dimana departemen SIA BPK RI berada dibawah naungan biro keuangan. Kinerja SIA penting dan perlu diteliti faktor-faktor yang mempengaruhinya, sebab Delone (2003) menyatakan bahwa kinerja SIA yang diukur melalui dimensi kepuasan dan pemakaian berpengaruh signifikan terhadap kinerja individu maupun organisasi. Banyak peneliti telah menyelidiki keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan SIA. Hal ini memungkinkan karena dengan melibatkan pemakai sistem turut serta dalam proses pengembangan SIA, maka diyakini bahwa pemakai sistem tersebut akan lebih yakin dengan desain sistem yang telah dikembangkannya, sehingga akan dapat mempengaruhi kriteria kunci seperti kualitas sistem, kepuasan pemakai dan pemakaian sistem (Komara, 2005). commit to user perpustakaan.uns.ac.id 5 digilib.uns.ac.id Para peneliti mengasumsikan bahwa tingkat pengetahuan komputer pemakai sistem secara langsung mempengaruhi kepuasan dengan suatu computer based information system (CBIS), hal ini disebabkan karena kapabilitas personal pemakai sistem menjadi poin penting yang dapat menentukan efektifitas desain sistem, sehingga sistem menjadi lebih mudah dipahami dan digunakan (Komara, 2005). Para peneliti seperti Ein-Dor dan Segev (1978), juga Raymond (1990) dalam Choe (1996) berpendapat bahwa ukuran organisasi secara positif berhubungan dengan keberhasilan SI, karena dana atau dukungan sumber daya lebih memadai dalam organisasi yang lebih besar. Jika sumber daya tidak memadai, akan memungkinkan perancang sistem tidak dapat mengikuti prosedur pengembangan dengan memadai, dengan demikian meningkatkan resiko kegagalan sistem. Choe (1996) telah mengajukan dan secara empiris menguji bahwa dukungan manajemen puncak mempunyai pengaruh positif terhadap kenerja SIA melalui berbagai macam kegiatan. Manajemen puncak bertanggung jawab atas penyediaan pedoman umum bagi kegiatan sistem informasi. Tingkat dukungan yang diberikan oleh manajemen puncak bagi sistem informasi organisasi dapat menjadi suatu faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan semua kegiatan yang berkaitan dengan sistem informasi (Raghunathan, 1988) dalam Komara (2005). Penelitian yang dilakukan oleh Soegiharto (2001) dalam Komara (2005) secara empiris menunjukkan hubungan positif antara riset operasional atau keberhasilan kelompok manajemen sains dan formalisasi dengan proseduralisasi riset operasi atau manajemen sains. Dalam masalah sistem informasi, hubungan antara formalisasi pengembangan sistem dan keberhasilan SI diusulkan dan diuji to userdalam Choe (1996). Keduanya secara empiris oleh Lee dan commit Kim (1992) 6 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id mengusulkan bahwa formalisasi pengembangan sistem mempengaruhi keberhasilan implementasi SI. Dengan pelatihan dan pendidikan, pengguna bisa mendapatkan kemampuan untuk mengidentifikasi persyaratan informasi mereka dan kesungguhan serta keterbatasan SI dan kemampuan ini dapat mengarah pada peningkatan kinerja (Montazemi, 1988) dalam Komara (2005). Riset Holmes dan Nicholls (1988) dalam Komara (2005) menunjukkan bahwa pelatihan formal berpengaruh terhadap penyiapan informasi akuntansi. Para peneliti lainnya telah mengajukan hubungan positif diantara pelatihan pengguna, sikap pengguna dan keberhasilan SI (Choe, 1996). Dewan pengarah SIA mempunyai pengaruh pada kinerja SIA melalui fungsi penting seperti menetapkan arah bagi kegiatan-kegiatan SIA, menstrukturisasi departemen SIA dan menetapkan staf personil SIA (Choe, 1996). Begitu pula EinDor dan Segev (1978) dalam Choe (1996) juga berpendapat bahwa fungsi kunci dari dewan pengarah SIA berpengaruh terhadap kinerja SIA. Penelitian terdahulu melaporkan hasil yang berbeda-beda atas faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja SIA diantaranya: 1. Komara (2005) dengan judul analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi menemukan bahwa, hanya variabel kapabilitas personal yang tidak memiliki pengaruh secara positif signifikan terhadap kinerja SIA pada dimensi kepuasan pemakai, sedangkan pada dimensi pemakaian sistem Komara (2005) menemukan bahwa variabel keterlibatan dalam proses pengembangan SIA, kapabilitas personal, dan dukungan to positif user signifikan. manajemen puncak memiliki commit pengaruh perpustakaan.uns.ac.id 7 digilib.uns.ac.id 2. Almilia dan Briliantien (2007) dengan judul penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi pada bank umum pemerintah di wilayah Surabaya dan sidoarjo menemukan bahwa, hanya variabel dukungan manajemen puncak pada dimensi kepuasan yang berpengaruh positif signifikan. 3. Soegiharto (2001) dalam Komara (2005) menemukan bahwa hanya variabel keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan SIA berpengaruh positif terhadap pemakaian sistem. Dalam penelitiannya juga dikemukakan bahwa pemakaian sistem lebih tinggi pada organisasi yang tidak memiliki dewan pengarah SIA, hal ini dianggap karena kemungkinan adanya dominasi chairman dari manajemen puncak terhadap dewan pengarah, hal ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Choe (1996). 4. Choe (1996) menemukan bahwa terdapat pengaruh positif signifikan pada variabel keterlibatan pemakai dan ukuran organisasi terhadap kinerja SIA untuk dimensi kepuasan pemakai. Sedangkan untuk dimensi pemakaian sistem, Choe (1996) menemukan bahwa terdapat pengaruh positif signifikan pada variabel keterlibatan dalam proses pengembangan SIA dan kapabilitas personal. Dalam uji beda yang dilakukan terhadap ada atau tidaknya program pendidikan dan pelatihan, keberadaan dewan pengarah, dan lokasi departemen, Choe (1996) menemukan bahwa kinerja SIA akan cenderung lebih tinggi pada organisasi yang tidak memiliki dewan pengarah SIA. Komara (2005) menyatakan bahwa para peneliti seperti Baroudi, Olson, Ives, Lucas, Robey, Cerullo, dan Montazemi sepakat mengarahkan pemakaian sistem commit to user (system use) sebagai tolok ukur keberhasilan sistem. Komara (2005) melanjutkan perpustakaan.uns.ac.id 8 digilib.uns.ac.id bahwa para peneliti yang lain seperti Bailey, Pearson dan Treacy menyatakan kepuasan pemakai informasi (User Satisfaction) dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan sistem. Sehingga dalam penelitian ini ditetapkan terdapat 2 (dua) dimensi dalam mengukur kinerja SIA yaitu dimensi kepuasan pemakai dan dimensi pemakaian sistem. Penelitian ini merujuk kepada penelitian yang dilakukan oleh Komara (2005) dan Choe (1996), namun terdapat perbedaan dengan penelitian sebelumnya, yaitu: 1. Penelitian dilakukan terhadap seluruh pegawai BPK RI yang terdapat dalam surat keputusan penunjukkan tim sistem akuntansi instansi (SAI). Hal ini dilakukan agar poin pertanyaan yang bersifat spesifik mengenai pemahaman terhadap SIA yang ada dapat dimengerti oleh responden sehingga hasil kuesioner menjadi lebih tepat sasaran. 2. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi linier berganda yang dilakukan terhadap seluruh variabel independen, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Komara (2005) dan Choe (1996) menggunakan 2 (dua) model yaitu model regresi linier berganda dan uji beda Mann Whitney U-test. Hal ini dilakukan karena dalam penelitian ini, tujuan peneliti adalah menemukan bukti empiris apakah faktor-faktor yang diuji memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kinerja SIA, sehingga dirasa model regresi linier berganda lebih tepat dan cukup untuk menyatakan hipotesis. 3. Penelitian ini tidak menggunakan variabel lokasi departemen SIA sebagai salah satu variabel bebas, hal ini disesuaikan dengan kondisi di lingkup penelitian ini commit userRI pada prinsipnya dikelola dari bahwa manajemen departemen SIA toBPK 9 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id pusat dan berada dibawah biro keuangan, sehingga lokasi departemen SIA untuk seluruh kantor BPK RI di Indonesia tidak ada yang berdiri sendiri, seluruhnya berada pada naungan biro keuangan, hal ini akan mengakibatkan tidak adanya perbedaan dalam jawaban kuesioner dan menjadikan variabel ini tidak dapat diukur pengaruhnya. Penelitian ini mengangkat judul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DI BPK RI”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I 2014, masih ada 19 kementrian/ lembaga yang memiliki kelemahan dalam pengelolaan dan pencatatan kas, persediaan, aset tetap, belanja barang dan modal. Selain itu, Upaya pengembangan yang terus dilakukan oleh BPK RI terutama pada sektor egovernment, tentunya menarik perhatian pimpinan instansi BPK RI untuk dapat mengambil langkah-langkah strategis yang efektif dan efisien dalam peningkatan kinerja organisasi. Permasalahan lain yang muncul yaitu keterlambatan serta ketidaksesuaian hasil rekonsiliasi dengan KPKNL seperti yang pernah terjadi di Kantor BPK RI Perwakilan Provinsi Maluku Utara, sehingga memerlukan waktu hingga berhari-hari demi mencari letak kesalahan. Sehingga peneliti meyakini bahwa poin vital yang wajib menjadi perhatian adalah peningkatan kinerja SIA. Sehingga perlu adanya pemahaman mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerjanya. Berdasarkan penjelasan diatas maka permasalahan dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut ini. commit to user 10 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 1. Apakah keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan SIA berpengaruh positif terhadap kinerja SIA? 2. Apakah kapabilitas personal berpengaruh positif terhadap kinerja SIA? 3. Apakah ukuran organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja SIA? 4. Apakah dukungan manajemen puncak berpengaruh positif terhadap kinerja SIA? 5. Apakah formalisasi pengembangan SIA berpengaruh positif terhadap kinerja SIA? 6. Apakah pelatihan dan pendidikan berpengaruh positif terhadap kinerja SIA? 7. Apakah dewan pengarah SIA berpengaruh positif terhadap kinerja SIA? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris terkait faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi di BPK RI bahwa: 1. Terdapat pengaruh positif keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan SIA terhadap kinerja SIA. 2. Terdapat pengaruh positif kapabilitas personal terhadap kinerja SIA. 3. Terdapat pengaruh positif ukuran organisasi terhadap kinerja SIA. 4. Terdapat pengaruh positif dukungan manajemen puncak terhadap kinerja SIA. 5. Terdapat pengaruh positif formalisasi pengembangan SIA terhadap kinerja SIA. 6. Terdapat pengaruh positif pelatihan dan pendidikan terhadap kinerja SIA. 7. Terdapat pengaruh positif dewan pengarah SIA terhadap kinerja SIA. commit to user 11 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan ataupun bermanfaat sebagai referensi baik untuk Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia maupun untuk akademisi dalam penelitian serupa selanjutnya. 1. Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Mampu memberikan pemahaman mengenai pentingnya memperhatikan kinerja sistem informasi akuntansi di lingkungan BPK RI agar penggunaan sistem informasi akuntansi menjadi lebih efektif sehingga tercapai misi dan visi perusahaan sebagai lembaga pemeriksa keuangan negara yang kredibel dengan menjunjung tinggi nilai-nilai dasar untuk berperan aktif dalam mendorong terwujudnya tata kelola keuangan negara yang akuntabel dan transparan. Selain itu, sebagai petunjuk bagi manajemen di lingkungan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia untuk dapat mengambil langkah strategis guna meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansinya. 2. Akademisi Mampu memberikan pemahaman mengenai pentingnya peranan sebuah sistem informasi akuntansi bagi perusahaan dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya, sehingga dapat dijadikan sebagai acuan penelitian serupa pada objek yang berbeda. commit to user