BAB 5 Penutup A. Kesimpulan Setelah membahas terkait penguatan kapasitas kita telah sampai pada pada bab akhir ini yang berisi tentang relevansi yang ada pada bab satu dengan data yang ada dilapangan. Teori yang digunakan adalah terkait penguatan kapasitas dan data dilapangan menujukan bahwa berbagai level dalam penguatan kapasitas dijalankan oleh BPBD dalam upayanya untuk meningkatkan kapasitas baik pada level individu, organisasi dan sistem. Untuk mendapatan kualitas kinerja pegawai yang maksimal dilakukan dengan upaya penguatan kapasitas seperti yang dilakukan oleh organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Yogyakarta. Penguatan kapasitas dilakukan untuk pencapaian tujuan organisasi yaitu meningkatkan pelayanan penanganan bencana secara tanggap, cepat dan tepat sehingga dapat meminimalkan potensi korban jiwa dan harta benda. Kita telah melihat apa yang menjadi permasalahan lalu menimbang sumberdaya dan menentukan prioritas skala penyusunan penguatan kapaistas. Ternyata yang perlu dilakukan dengan skala zoom out berarti bahwa penguatan kapasitas dilevel individu dilakukan terlebih dahulu lalu di level oganisasi dan penguatan sistem dengan sendirinya mengikuti. Setelah itu kita melihat bagaimana upaya atau strategi yang dilakukan oleh BPBD Kota Yogyakarta dalam penguatan kapasitas. 97 Upaya yang dilakukan dalam penguatan kapasitas individu secara keseluruhan sudah cukup baik dimulai dari rekruitmen, program diklat serta pemberian motivasi namun ada satu hal yang dinilai kurang baik. Terlihat pada pola rekruitmen yang terjadi belum adanya kualifikasi yang dibutuhkan oleh organisasi dan kesesuaian pekerjaan. Upaya lainnya untu meningkatkan kapasitas individu dilakukan dengan diklat, berbagai macam diklat telah dilakukan baik diklat yang berhubungan dengan peningkatan kemampuan pengetahuan maupun peningkatan skill anggota untuk diklat teknis harusnya lebih sering dilakukan karena ini berkaitan dengan upaya penyelamatan dan masih sangat mendesak untuk segera dilakukan. Terakhir upaya yang dilakukan oleh organisasi dalam penguatan kapasitas individu dilakukan dengan pemberian motivasi. Pemberian motivasi sudah cukup baik karena dilakukan baik dari pemimpin maupun mengundang motivator dari luar. Upaya penguatan kapasitas organisasi dilakukan dengan sangat baik dimulai dari kepemimpinan, pembuatan Standart Operational procedur (SOP), kemitraan dan manajemen bencana. Kepemimpinan dilakukan dengan proses pengambilan keputusan, lalu adanya pembuatan sop ini mempertegas siapa yang melakukan, bagaimana melakukan, dan kapan melakukan. Lalu pembuatan manajemen bencana dari mulai pra bencana, tanggap darurat samapai pasca bencana. Selanjutnya membangun kemitraan dengan stakeholder lain dengan mengadakan pertemuan satu kali setiap bulan maupun pada saat tanggap darurat mendirikan posko bencana untuk mempermudah koordinasi. 98 Upaya penguatan kapasitas sistem dilakukan dengan pendampingan dalam pembuatan peraturan mengenai peraturan kebencanaan dan kepegawaian. Selain melakukan pendampingan upaya yang dilakukan dalam penguatan kapasitas sistem adalah mencoba menyelaraskan regulasi dalam program BPBD serta menetapkan tata tertib secara tegas. Adanya keselarasan pada permasalahan yang ada dilevel individu dengan upaya penguatan kapasitas yang dilakukan sudah cukup baik dalam menjawab permasalahan, dilevel organisasi upaya yang dilakukan sudah cukup baik untuk menjawab permasalahan yang ada, di level sistem ternyata upaya yang dilakukan tidak menjawab permasalahan yang ada di level ini. B. Implikasi Teoritis Implikasi teoritis berhubungan dengan perkembangan teori-teori penguatan kapasitas. Teori penguatan kapasitas terbagi menjadi tiga level yaitu penguatan kapasitas secara individu, penguatan kapasitas organisasi, dan penguatan kapasitas sistem. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa penguatan kapasitas terbagi menjadi 3 level yaitu level individu yang berhubungan dengan diklat, pemberian motivasi, dan rekruitmen yang dilakukan. Pada level organisasi berkaitan dengan kepemimpinan, manajerial, standart operasional prosedur, kemitraan. Pada level sistem berkaitan dengan tata tertib dan regulasi. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Morison bahwa penguatan kapasitas merupakan suatu proses untuk melakukan sesuatu atau serangkaian 99 gerakan, perubahan multi level di dalam individu, kelompok-kelompok, organisasi-organisasi dan sistem-sistem dalam rangka untuk memperkuat kemampuan penyesuaian individu dan organisasi sehingga dapat tanggap terhadap lingkungan yang ada. 113 Hasil tersebut juga diperkuat dengan pendapat Grindle bahwa kegiatan yang dilakukan pada level individu bisa dengan training, diklat, dan rekruitmen. Pada level organisasi dilakukan dengan leadership, budaya organisasi, manajerial. Pada level sistem dilakukan terkait aturan main dan regulasi. 114 Diperkuat juga oleh Soeprapto bahwa penguatan kapasitas dilevel sistem berkaitan dengan aturan kerja dan regulasi, pada level organisasi berkaitan dengan proses pengambilan keputusan, prosedur dan mekanisme pekerjaan, pengaturan sarana dan prasarana, jaringan-jaringan oganisasi. Pada level individu mencakup pengetahuan, keterampilan, tingkah laku dan motivasi. 1. Implikasi Berkenaan dengan Penguatan Kapasitas Individu Penelitian ini juga telah membuktikan bahwa pola rekruitmen pegawai mempengaruhi kapasitas pada level individu pegawai karena berkaitan dengan kualifikasi jabatan. Ini sejalan dengan pendapatnya Achmad bahwa rekruitmen pegawai menjadi awalan dalam efektivitas karena adanya kesesuaian antara potensi pegawai yang dilambangkan dapat memenuhi tuntunan jabatan struktural maupun fungsional. 115 113 114 115 Morison, Opcit, h.4 Grindle, Opcit, h.5 Achmad, Opcit, h.33-42 100 Penelitian ini telah membuktikan bahwa diklat berpengaruh dalam upaya penguatan kapasitas dan juga mampu meningatkan kompetensi para pegawai. Ini sejalan dengan pendapat Ida Bahwa para pegawai dapat memperoleh atau mempelajari sikap, kemampuan, keahlian, pengetahuan dan perilaku yang spesifik yang berkaitan dengan pekerjaan. 116 Penelitian ini juga membuktikan bahwa pemberian motivasi baik dari eksternal maupun internal dan pemberian insentif baik berupa uang maupun pujian mampu meningkatkan kapasitas pegawai. Pendapat ini juga sejalan dengan apa yang disampaikan Firmansyah bahwa bentuk motivasi pada umumnya berupa materiil (uang dan barang) dan non materil (pujian, sanjungan dan penghargaan). 117 2. Implikasi Berkenaan dengan Penguatan Kapasitas Organisasi Penelitian ini telah membuktikan bahwa kepemimpinan yang baik bisa manjadi penguatan kapasitas organisasi. Sejalan dengan pendapatnya Soeprapto bahwa kepemimpinan yang dinamis membuka kesempatan yang luas bagi setiap elemen organisasi untuk menyelenggarakan pengembangan kapasitas. 118 Penelitian ini telah membuktikan bahwa manajemen penanggulangan bencana telah mampu untuk maningkatkan penguatan kapasitas. Ini sejalan dengan yang diungkapkan Salim manajemen merupakan suatu usaha sekelompok orang yang bekerjasama dalam rangka mencapai tujuan tertentu yang mereka taati sehingga diharapakan hasil yang sempurna. 119 116 117 118 119 Ida, Opcit, h.264 Firmansyah, Opcit, h.45-56 Jenevia, Opcit, h.106 Salam, Opcit, h.12 101 Dari penelitian yang dilakukan juga membuktikan bahwa standart operasional prosedur mampu menjadi upaya penguatan kapasitas seperti yang diungkapkan oleh Tjipto bahwa Standarat operasional prosedur merupakan langkah-langkah atau sejumlah interuksi logis yang harus dilakukan. 120 Penelitian ini juga telah membuktikan bahwa penguatan kapasitas bisa dilakukan dengan membangun mitra karena keterbatasan sumberdaya yang dimiliki. Ini sejalan dengan pendapatnya Soeprapto bahwa peningkatan kapasitas organisasi berkaitan dengan jaringan-jarinagn organisasi. 121 3. Implikasi Berkenaan dengan Penguatan Kapasitas Sistem Penelitian ini juga telah membuktikan bahwa penguatan kapasitas bisa dilakukan dengan regulasi yang termasuk mencakup semua aspek dari mulai level individu, organisasi. Hal ini sejalan dengan Muchdarsyah tata tertib dan regulasi merupakan sekumpulan aturan yang ditujukan oleh semua komponen didalam suatu lembaga /organisasi agar selalu tunduk dan melaksanakan apa yang telah ditetapkan.122 Hasil yang disimpulkan dalam penelitian ini ternyata data dilapangan menunjukan keselerasan dengan teori yang berarti bahwa data ini mendukung atau memperkuat teori yang sudah ada sebelumnya. Diharapkan penelitian ini mampu memperkuat terkait teori dalam bidang keilmuan sosial terkait penguatan kapasitas. 120 121 122 Tjipto, tanpa tahun, http://e-dokumen.kemenag.go.id/files/BX32jRZz1284857253.pdf, 14 November 2014 Soeprapto dalam Bagus Andra, http://www.academia.edu/9558808/pengembangan_kapasitas_kelembagaan_sektor_publik, dilihat pada 07 Mei 2014 Muchdarsyah, Opcit, h.145 102