BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1. Kerangka

advertisement
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1.
Kerangka Konsep
Kerangka konseptual merupakan penjelasan sementara gejala-gejala yang
menjadi objek permasalahan tentang hubungan antar variabel yakni variabel bebas
(independen) dengan variabel terikat (dependen) yang disusun dari berbagai teori
yang telah diuraikan (Sugiono, 2007). Berdasarkan landasan teori dan rumusan
masalah penelitian, Kerangka Konseptual yang digunakan dalam penelitian ini
dapat digambarkan dalam kerangka konsep pada gambar 3.1 sebagai berikut :
Pengelolaan
Keuangan
Daerah
(X1)
Akuntabilitas
Kinerja
Pemerintah
Daerah
(X2)
(Y)
Transparansi
Pengawasan
(X3)
(Z)
Gambar 3.1. Kerangka Konsep
Universitas Sumatera Utara
Kerangka konseptual diatas menunjukkan pengujian variabel Pengelolaan
Keuangan Daerah (X1), Akuntabilitas (X2) dan Transparansi (X3) terhadap
Kinerja Pemerintah Daerah (Y) dan Pengawasan (Z) sebagai variabel moderating.
Pengaruh antara Pengelolaan Keuangan Daerah, Akuntabilitas dan Transparansi
terhadap Kinerja Pemerintah Daerah dan pengawasan sebagai variabel
pemoderasi, yaitu :
1.
Pengaruh Pengelolaan Keuangan Daerah (X1) terhadap Kinerja Pemerintah
Daerah (Y)
Pengelolaan keuangan daerah merupakan pengelolaan yang bertumpu /
berfokus pada kepentingan publik. Hal ini tercermin dari besarnya jumlah
alokasi anggaran untuk kepentingan publik serta jumlah partisipasi
masyarakat yang ikut dalam perencanaan, pelaksanaan serta pengawasan
keuangan daerah. Oleh karena itu, cukuplah beralasan bahwa untuk dapat
meningkatkan kinerja pemerintah daerah diperlukan pengelolaan keuangan
daerah yang baik dan berkualitas.
2.
Akuntabilitas (X2) terhadap Kinerja Pemerintah Daerah (Y)
Akuntabilitas merupakan kewajiban pihak pemegang amanah untuk
memberikan
pertanggungjawaban,
mengungkapkan
segala
aktivitas
menyajikan,
dan
melaporkan,
kegiatan
yang
dan
menjadi
tanggungjawabnya kepada pihak pemberi amanah yang memiliki hak dan
kewenangan
untuk
disimpulkan
bahwa
pertanggungjawaban
meminta
pertanggungjawaban
akuntabilitas
kepada
bertujuan
masyarakat
atas
tersebut.
untuk
dana
yang
Dapat
memberikan
digunakan
Universitas Sumatera Utara
pemerintah
untuk
meningkatkan
kinerja
pemerintah
daerah
dalam
bagi
masyarakat
dalam
atas
pertanggungjawaban
peningkatan pemberian pelayanan kepada masyarakat.
3.
Transparansi (X3) terhadap Kinerja Pemerintah Daerah (Y)
Transparansi
merupakan
memperoleh
informasi
terbukanya
yang
akses
menyeluruh
pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya
dan ketaatannya pada peraturan perundang – undangan. Transparansi
dilakukan dengan tujuan menghindari terjadinya korupsi dan menjaga
kepercayaan antara pihak-pihak yang berkepentngan di dalam sebuah institusi
/ lembaga. Oleh karena itu dengan adanya transparansi diharapkan
pemerintah daerah dapat meningkatkan kinerja pemerintah daerah tersebut.
4.
Pengawasan (Z) dapat memoderasi Pengelolaan Keuangan Daerah (X1),
Akuntabilitas (X2) dan Transparansi (X3) terhadap Kinerja Pemerintah
Daerah (Y). Pengawasan merupakan setiap usaha dan tindakan dalam rangka
untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan tugas yang dilaksanakan menurut
ketentuan dan sasaran yang hendak dicapai, sehingga dapat memoderasi
pengaruh pengelolaan keuangan daerah, akuntabilitas dan transparansi
terhadap kinerja pemerintah daerah.
3.2.
Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji
secara empiris yang berupa pernyataan penjelasan jawaban sementara yang dapat
dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya. Berdasarkan perumusan masalah,
Universitas Sumatera Utara
tujuan penelitian dan kerangka konsep yang telah diuraikan, maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah :
a.
Pengelolaan keuangan daerah, akuntabilitas dan transparansi berpengaruh
terhadap kinerja pemenerintah daerah secara parsial dan simultan.
b.
Pengawasan dapat memoderasi pengaruh pengelolaan keuangan daerah,
akuntabilitas dan transparansi terhadap kinerja pemerintah daerah.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kausal yaitu untuk melihat hubungan
beberapa variabel yang belum pasti, desain kausal berguna untuk menganalisis
bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain, dan juga berguna pada
penelitian yang bersifat eksperimen, dimana variabel independennya diperlakukan
secara terkendali oleh peneliti untuk melihat dampaknya pada variabel dependen
secara langsung.
4.2.
Lokasi Penelitian dan Jadwal Penelitian
Penelitian dilakukan di Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara, alasan
dipilihnya lokasi penelitian pada Provinsi Sumatera Utara. Di lingkungan
Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara dalam hal ini Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) masih terdapat beberapa yang belum dapat dan masih sulit
menyesuaikan perubahan peraturan dalam pengelolaan keuangan daerah termasuk
pengelolaan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku, hal ini
terbukti dengan masih terlambatnya pelaporan SPJ masing-masing SKPD yang
menjadi tanggungjawabnya kepada PPKD selaku BUD. Jadwal penelitian
dilaksanakan pada bulan Januari 2016 dan selesai pada bulan Juni 2016. Uraian
lengkap tentang jadwal penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1. Jadwal Penelitian
Januari Februari
2016
2016
Tahapan
Maret April Mei
2016 2016 2016
Juni
2016
Penyelesaian Awal Proposal Tesis
Bimbingan Proposal Tesis
Kolokium
Bimbingan Tesis
Seminar Hasil
Ujian Tesis
4.3.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna
Anggaran, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), di 34 SKPD dengan
populasi sebanyak 68 orang. Penelitian ini adalah penelitian secara sensus. Dalam
penelitian ini, seluruh populasi dijadikan sampel, dengan kata lain ini adalah
penelitian sensus. (Lampiran 2).
4.4.
Metode Pengumpulan Data
Sumber data penelitian merupakan faktor penting yang menjadi
pertimbangan dalam penentuan metode pengumpulan data. Penelitian ini
menggunakan data primer. Indriantoro et.al (2002): “ data primer merupakan
sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli”.jenis
penelitian
adalah
penelitian
survey.”
Peneitian
Survey
adalah
metode
pengumpulan data primer berdasarkan komunikasi antara peneliti dan responden
dimana data penelitian berupa subjek yang menyatakan opini, sikap, pengalaman,
karakteristik subjek penelitian secara individu atau secara kelompok (Indriantoro
et.al 2002)”. Untuk mendapatkan data dari responden maka penulis menggunakan
instrument penelitian berupa kuesioner yang akan diantar langsung oleh penulis
Universitas Sumatera Utara
dengan 1 tahap yaitu dengan cara menyebarkan kuesioner ke Pemerintah Daerah
Provinsi Sumatera Utara dalam hal ini SKPD Pemerintah Daerah dan ditunggu
selama 14 hari.
4.5.
Variabel Penelitian
4.5.1. Klasifikasi Variabel Penelitan
Berdasarkan perumusan masalah, uraian teoritis dan hipotesis, maka
variabel-variabel dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a.
Variabel bebas (Independent variable) terdiri dari 1) pengelolaan keuangan
daerah (X1), 2) akuntabilitas (X2), dan 3) transparansi (X3)
b.
Pengawasan (Z) sebagai variabel moderating adalah untuk mengetahui
apakah memperkuat atau memperlemah hubungan antara pengelolaan
keuangan daerah, akuntabilitas dan tranparansi dengan kinerja pemerintah
daerah Provinsi Sumatera Utara.
c.
Variabel terikat (Dependent Variable) yaitu kinerja pemerintah daerah
4.5.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Untuk memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan
penelitian ini, maka perlu diberikan definisi variabel operasional yang akan diteliti
sebagai dasar dalam menyusun kuesioner penelitian, definisi operasional dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah :
Kinerja pemerintah daerah (Y) adalah Prestasi kerja atau prestasi
sesungguhnya yang dicapai dalam pemerintah daerah (SKPD) dengan secara
kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai untuk melaksanakan fungsi dan
tanggung jawab yang diberikan kepada masing – masing Pemerintah Daerah
Universitas Sumatera Utara
dalam hal ini SKPD.. Pengukuran variabel ini menggunakan instrument kuesioner
dengan skala 5 point yang dimodifikasi dari Ratih (2012). Kuesioner ini diukur
menggunakan skala interval dengan skor sebagai berikut:
Angka 5
= Sangat Setuju (SS)
Angka 4
= Setuju (S)
Angka 3
= Kurang Setuju (KS)
Angka 2
= Tidak Setuju (TS)
Angka 1
= Sangat Tidak Setuju (STS)
Dengan indikator :
a. Input
b. Keluaran
c. Hasil
d. Manfaat
e. Dampak
2.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah :
Pengelolaan keuangan daerah (X1) adalah keseluruhan kegiatan yang
meliputi
perencanaan,
pelaksanaan,
penatausahaan,
pelaporan,
pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah. Pengelolaan keuangan
daerah yang diatur dalam peraturan menteri ini meliputi kekuasaan pengelolaan
keuangan daerah, azas umum dan struktur APBD, penyusunan rancangan APBD,
penetapan APBD, penyusunan dan penetapan APBD bagi daerah yang belum
memiliki DPRD, pelaksanaan APBD, perubahan APBD, pengelolaan kas,
penatausahaan keuangan daerah, akuntansi keuangan daerah, pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD, pembinaan dan pengawasan pengelolaan keuangan daerah,
Universitas Sumatera Utara
kerugian daerah, dan pengelolaan keuangan BLUD. Pengukuran variabel ini
menggunakan instrument kuesioner dengan skala 5 point. Kuesioner Pengelolaan
Keuangan Daerah di modifikasi dari penelitian terdahulu Askam Tuasikal (2007).
Kuesioner ini diukur menggunakan skala interval dengan skor sebagai berikut :
Angka 5
= Sangat Setuju (SS)
Angka 4
= Setuju (S)
Angka 3
= Kurang Setuju (KS)
Angka 2
= Tidak Setuju (TS)
Angka 1
= Sangat Tidak Setuju (STS)
Dengan Indikator :
a. Perencanaan keuangan daerah
b. Pelaksanaan keuangan daerah
c. Penatausahaan keuangan daerah
d. Pelaporan keuangan daerah
e. Pertanggungjawaban keuangan daerah
f. Pengawasan keuangan daerah
Akuntabilitas (X2) adalah akuntabilitas dalam penelitian ini meliputi
pertanggungjawaban dalam bentuk pembuatan laporan keuangan yang dibuat dan
dilaporkan di setiap SKPD yang ada dipemerintah Provinsi Sumatera Utara sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Pengukuran variabel ini menggunakan instrument
kuesioner dengan skala 5 point. Kuesioner Akuntabilitas dimoodifikasi dari
Rahmanurrasjid (2008). Kuesioner ini diukur menggunakan skala interval dengan
skor sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Angka 5
= Sangat Setuju (SS)
Angka 4
= Setuju (S)
Angka 3
= Kurang Setuju (KS)
Angka 2
= Tidak Setuju (TS)
Angka 1
= Sangat Tidak Setuju (STS)
Dengan indikator :
a. Membuat SPJ setiap minggu
b. Membuat laporan semester
c. Membuat laporan tahunan
Transparansi (X3) adalah Transparansi dalam penerlitian ini menyangkut
kemampuan pegawai yang terlibat dalam pengelolaan keuangan di setiap SKPD
yang ada di Pemerintah Provinsi Sumatera Utara untuk mempublikasi dan
mempertanggungjawabkan laporan keuangan yang dibuatnya kepada masyarakat
tentang pengelolaan keuangan daerah secara benar, jujur dan tidak diskriminatif.
Dimensi variabel ini adalah : Mekanisme yang menjamin sistem keterbukaan dan
standarisasi dari semua proses – proses pelayanan publik, mekanisme yang
memfasilitasi pertanyaan – pertanyaan publik tentang berbagai kebijakan dan
pelayanan publik, maupun proses – proses didalam sektor publik, dan mekanisme
yang
memfasilitasi
pelaporan
maupun
penyebaran
informasi
maupun
penyimpangan tindakan aparat publik didalam kegiatan melayani. Pengukuran
variabel ini menggunakan instrument Kuesioner Transparansi dimodifikasi dari
Rahmanurrasjid (2008). Kuesioner ini diukur menggunakan skala interval dengan
skor sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Angka 5
= Sangat Setuju (SS)
Angka 4
= Setuju (S)
Angka 3
= Kurang Setuju (KS)
Angka 2
= Tidak Setuju (TS)
Angka 1
= Sangat Tidak Setuju (STS)
Dengan indikator :
a. Sistem keterbukaan dan standarisasi dari semua proses pelayanan
publik
b. Memfasilitasi pertanyaan – pertanyaan publik tentang berbagai
kebijakan dan pelayanan publik
c. Memfasilitasi pelaporan maupun penyebaran informasi maupun
penyimpangan tindakan aparat publik di dalam kegiatan melayani.
3.
Variabel Moderating dalam penelitian ini adalah :
Pengawasan (Z)
dalam hal ini adalah pengawasan terhadap anggaran
keuangan daerah/APBD. Menurut Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah pasal 42 menjelaskan bahwa “ DPRD mempunyai tugas dan
wewenang melakanakan pengawasan terhadap pelaksanaan perda dan peraturan
perundang-undangan lainnya, peraturan kepala daerah, APBD, kebijakan
pemerintah dalam melaksanakan program pembangunan daerah dan kerjasama
internasional didaerah”. Berdasarkan dari Undang-undang tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa pengawasan keuangan daerah dilakukan oleh DPRD yang
berfokus kepada pengawasan terhadap pelaksanaan APBD. Pengukuran variabel
ini menggunakan instrument kuesioner dengan skala 5 point yang dimodifikasi
Universitas Sumatera Utara
dari Arifianti, Hermin dkk (2013). Kuesioner diukur menggunakan skala interval
dengan skor sebagai berikut :
Angka 5
= Sangat Setuju (SS)
Angka 4
= Setuju (S)
Angka 3
= Kurang Setuju (KS)
Angka 2
= Tidak Setuju (TS)
Angka 1
= Sangat Tidak Setuju (STS)
Dengan indikator :
a. Pengawasan terhadap penganggaran
b. Pengawasan terhadap penatausahaan
c. Pengawasan terhadap pertanggungjawaban
d. Pengawasan terhadap pelaporan
Defenisi Operasional Variabel penelitian dapat dijelaskan pada lampiran 3.
4.6.
Uji Kualitas Data
Uji kualitas data dilakukan bertujuan agar keabsahan data yang digunakan
dalam penelitian dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan terbebas dari
bias secara statistik. Pengujian kualitas data yang digunakan pada penelitian ini
adaah uji validitas dan uji reliabilitas.
4.6.1. Uji Validitas
Ghozali (2005) menyatakan: “Uji validitas dipergunakan untuk mengukur
sah atau valid tidaknya suatu kuesioner”. Validitas juga berhubungan dengan
tujuan pengukuran. “Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan
nyata dan benar (Erlina, 2008)”. Teknik yang digunakan untuk mengukur validitas
pertanyaan/pernyataan kuesioner adalah Korelasi Product Moment dari Karl
Universitas Sumatera Utara
Pearson dengan ketentuan : jika r hitung lebih besar dari r tabel, maka skor butir
pertanyaan/pernyataan kuesioner valid tetapi sebaliknya jika r hitung lebih kecil
dari r tabel, maka skor butir pertanyaan/pernyataan kuesioner dikatakan tidak
valid (Ghozali, 2005).
4.6.2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkat seberapa besarnya suatu pengukur mengukur
dengan stabil dan konsisten terhadap situasi apapun (Erlina, 2008). Suatu
kuesioner dikatakan realible atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu instrument
dapat dikatakan reliable jika nilai alpha cronbach > 0,6 dan sebaliknya tidak
reliable jika alpha cronbach < 0,6 (Ghozali, 2005).
4.7.
Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi
linear berganda dan uji residual sebagai pemoderasi dengan bantuan Software
SPSS for Windows.
4.7.1. Pengujian Asumsi Klasik
Analisa multivariate telah banyak digunakan untuk memecahkan masalah
penelitian. Hal ini disebabkan permasalahan bisnis dan lainnya mempunyai aspek
multidimensional. Dalam melaksanakan pengujian dengan analisis multivariate,
peneliti perlu melakukan pengujian atas data yang akan digunakan. Pengujian
tersebut dilakukan untuk menghindari atau mengurangi bias hasil penelitian yang
diperoleh. Ghozali (2006), asumsi klasik yang dianggap paling penting adalah :
1. Memiliki distribusi normal;
2. Tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen;
Universitas Sumatera Utara
3. Tidak terjadi heteroskedastisitas atau varian penganggu yang konstan
(homokedastisitas);
4. Tidak terjadi autokorelasi antar residual setiap variabel independen.
Pengujian asumsi klasik pada penelitian ini meliputi uji normalitas, uji
multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas, yang penjelasannya sebagai berikut :
4.7.1.1. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model
regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada dua
cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak adalah
dengan analisis grafik dan uji statistik. Pengujian normalitas dengan analisis
grafik dapat dengan melihat grafik histogram yang tidak menceng kekiri ataupun
kekanan. Dan normal probability plot tidak terlihat titik – titik menyebar disekitar
garis diagonal, dan penyebarannya tidak jauh dari garis diagonal.
Uji normalitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji
kolmogorov-Smirnov. Kriteria pengujian satu sampel menggunakan pengujian
satu sisi yaitu dengan membandingkan probabilitas dengan tingkat signifikasi
tertentu yaitu :
1.
Nilai signifikan atau probabilitas < 0,05, maka distribusi data adalah tidak
normal.
2.
Nilai signifikan probabilitas > 0,05, maka distribusi data adalah normal.
Selain melihat uji kolmogorov-smirnov, untuk melihat apakah suatu data
mempunyai distribusi normal dapat dilihat dari nilai Zskewness, yaitu suatu data
dikatakan memiiliki distribusi normal jika Z hitung lebih kecil dari Z tabel.
Universitas Sumatera Utara
4.7.1.2.Uji Multikolinearitas
Multikolinieritas adalah situasi dimana terjadi korelasi diantara variabelvariabel independen antara yang satu dengan yang lainnya (Erlina, 2008). Uji ini
bertujuan untuk menguji, apakah model regresi ditemukan atau tidak korelasi
diantara variabel independen. Jika terjadi korelasi antara variabel independen
maka akan ditemukan adanya masalah multikolinieritas. Suatu model regresi yang
baik harus tidak menimbulkan masalah multikolinieritas. Untuk itu diperlukan uji
multikolinieritas terhadap setiap data variabel bebas yaitu dengan :
1.
Melihat angka collinearity statistics yang ditunjukkan oleh nilai variance
inflation Factor (VIF). jika angka VIF > 5, maka variabel bebas yang ada
memiliki masalah multikolinieritas (Santoso, 2002).
2.
Melihat nilai tolerance pada output penilaian multikolineiritas yang tidak
menunjukkan nilai yang lebih besar dari 0,1 akan memberikan kenyataan
bahwa jika terjadi masalah multikolineiritas.
4.7.1.3.Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,
maka disebut homokedastisitas, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Penelitian ini
menggunakan
metode
grafik
plot,
untuk
menilai
ada
atau
tidaknya
heteroskedastisitas. Metode grafik plot dilakukan dengan cara mendiagnosa
diagram residual plot (Studenzized) dibandingkan dengan hasil produksi. Jika
titik-titik sebar membentuk pola tertentu dan teratur bergelombang, melebar
kemudian menyempit maka telah terjadi heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
4.7.2. Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukannya uji asumsi klasik, maka dilakukan pengujian
hipotesis pertama sebagai beikut :
4.7.2.1.
Analisis Regresi Berganda
Menurut Erlina (2011), untuk menjawab hipotesis pertama dengan
menggunakan analisis regresi linier berganda yang bertujuan untuk melihat secara
langsung pengaruh beberapa variabel terikat.
Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, maka
dilakukan pengujian terhadap variabel-variabel penelitian dengan cara menguji
secara simultan melalui signifikan simultan (uji statistik F), yang bertujuan
menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk
menguji masing-masing variabel secara parsial, dilakukan dengan uji signifikansi
parameter individual (uji t statistik) bertujuan untuk mengetahui apakah variabel
independen berpengaruh atau tidak terhadap variabel dependen, serta variabel
mana yang dominan mempengaruhi variabel dependen. Model regresi yang
digunakan adalah :
Y = α + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e
Keterangan :
Y = Kinerja Pemeintah Daerah
α
= Konstanta
b1 = Koefisien dari Pengelolaan Keuangan Daerah
b2 = Koefisien dari Akuntabilitas
b3 = Koefisien dari Transparansi
X1 = Pengelolaan Keuangan Daerah
Universitas Sumatera Utara
X2 = Akuntabilitas
X3 = Transparansi
e
= error
Pengujian hipotesis ini bertujuan untuk menguji apakah variabel
independen yaitu pengelolaan keuangan daerah, akuntabilitas dan tranparansi
secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu Kinerja
Pemerintah Daerah.
a.
Uji Signifikan Parsial (Uji-t)
Uji Signifikan Parsial (Uji-t) disebut juga sebagai uji signifikan individual.
Uji ini menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen yaitu
Pengelolaan Keuangan Daerah, Akuntabilitas dan Tranparansi secara parsial
terhadap variabel dependen yaitu Kinnerja Pemerintah Daerah.
1.
Bentuk pengujiannya :
H0 : b1, b2, b3 = 0, artinya Pengelolaan Keuangan Daerah, Akuntabilitas, dan
Transparansi secara parsial tidak berpengaruh terhadap
Kinerja Pemerintah Daerah.
Ha : b1, b2, b3 ≠ 0, artinya Pengelolaan Keuangan Daerah, Akuntabilitas, dan
Transparansi secara parsial berpengaruh terhadap Kinerja
Pemerintah Daerah.
2.
Kriteria Pengambilan Keputusan :
Jika probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Universitas Sumatera Utara
b. Uji Signifikan Simultan (Uji-F)
Uji Signifikan Simultan (Uji-F) pada dasarnya menunjukkan apakah
semua variabel independen yang dimasukkan dalam model ini mempunyai
pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen.
1.
Bentuk pengujiannya :
H0 : b1 = b2 = b3 = 0, artinya Pengelolaan Keuangan Daerah, Akuntabilitas, dan
Transparansi secara simultan tidak berpengaruh
terhadap Kinerja Pemerintah Daerah.
Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0, artinya Pengelolaan Keuangan Daerah, Akuntabilitas, dan
Transparansi secara simultan berpengaruh terhadap
Kinerja Pemerintah Daerah.
2.
Kriteria Pengambilan Keputusan :
Jika probabilitas < 0,05, maka Ha diterima dan H0 ditolak.
Jika probabilitas > 0,05, maka Ha ditolak dan H0 diterima.
c.
Koefisien Determinasi (R2)
Pengujian koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur proporsi
atau persentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik
turunnya variabel dependen atau dengan kata lain untuk menguji goodness-fit dari
model regresi. Nilai R2 koefisien determinasi berkisar antara 0 sampai 1 (0≤R2≤1).
Nilai R2 dikatakan baik jika diatas 0,5 karena nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1.
Nilai R2 sama dengan nol (R2=0) menunjukkan tidak adanya pengaruh antara
variabel independen terhadap variabel dependen. Bila R2 semakin besar
mendekati 1 menunjukkan semakin kuat pengaruh variabel independen terhadap
Universitas Sumatera Utara
variabel dependen dan bila R2 semakin kecil mendekati nol menunjukkan semakin
kecil pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
4.7.2.2.
Model Pengujian Moderating
Untuk menjawab hipotesis kedua, menggunakan pengujian regresi variabel
moderating yaitu variabel independen yang akan memperkuat atau memperlemah
hubungan antara variabel independen lainnya terhadap variabel dependen
(Ghozali, 2006). Ada tiga metode yang digunakan untuk melakukan uji regresi
dengan variabel moderasi yaitu uji interaksi, uji selisih nilai absolut dan uji
residual. Pengujian variabel moderating dengan uji interaksi maupun uji selisih
nilai absolut mempunyai kecenderungan akan terjadi multikolinearitas yang tinggi
antar variabel independen dan hal ini akan menyalahi asumsi klasik dalam
ordinary least square (OLS). Untuk mengatasi multikolinearitas ini, maka
dikembangkan metode lain yang disebut uji residual (Ghozali, 2006). Penelitian
ini memakai metode variabel moderating dengan metode uji residual. maka
rumusnya sebagai berikut :
Z = α + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e ............................................ (1)
│e│= α + b4 Y .......................................................................... (2)
Keterangan :
Z
= Pengawasan
α
= Konstanta
b1 = Koefisien regresi untuk Pengelolaan Keuangan Daerah
b2 = Koefisien regresi untuk Akuntabilitas
b3 = Koefisien regresi untuk Transparansi
b4 = Koefisien regresi untuk Kinerja Pemerintah Daerah
Universitas Sumatera Utara
X1 = Pengelolaan Keuangan Daerah
X2 = Akuntabilitas
X3 = Transparansi
Y
= Kinerja Pemerintah Daerah
e
= error
1.
Bentuk pengujiannya :
H0 : b4 = 0, artinya pengawasan tidak dapat memoderasi hubungan
Pengelolaan Keuangan Daerah, Akuntabilitas, dan Transparansi
terhadap Kinerja Pemerintah Daerah.
Ha : b4 ≠ 0, artinya pengawasan dapat memoderasi hubungan Pengelolaan
Keuangan Daerah, Akuntabilitas, dan Transparansi terhadap
Kinerja Pemerintah Daerah.
2.
Kriteria Pengambilan Keputusan :
Jika probabilitas < 0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak.
Jika probabilitas > 0,05, maka Ha ditolak dan Ho diterima.
Universitas Sumatera Utara
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1.
Deskriptif Data
Jumlah kuesioner yang disebarkan peneliti kepada responden adalah
sebanyak 68 kuesioner yang ditujukan kepada Pengguna Anggaran (Kuasa
Pengguna Anggaran) dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) pada 34
SKPD di lingkungan pemprovsu. Setelah ditunggu selama 14 hari, kuesioner yang
dikembalikan responden, hanya 64 kuesioner (94%) yang dikembalikan. Seluruh
kuesioner yang dikembalikan dapat diolah karena kuesioner diisi dengan lengkap
oleh responden. Distribusi kuesioner dapat dilihat pada lampiran : 4. Adapun hasil
penelitian ini akan dijabarkan berupa statistik deskriptif, uji kualitas data, uji
asumsi klasik, serta uji hipotesis penelitian.
5.1.1. Karaketristik Responden
Karakteristik responden pada penelitian ini antara lain : (1) organisasi,
yang terdiri dari 32 bidang organisasi. (2) jabatan yang terdiri dari 2 tingkatan
yaitu Pengguna Anggaran (Kuasa Pengguna Anggaran) dan Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan. (3) jenis kelamin yang terdiri dari laki – laki dan wanita. (4) usia
terdiri dari usia 21tahun-30tahun, usia 31tahun-40tahun, usia 41tahun-50tahun
dan usia lebih dari 50 tahun (5) pendidikan yang terdiri dari SMA, D3, S1 dan S2.
Analisis hanya dilakukan pada jawaban yang memenuhi karakteristik responden
diatas untuk diolah lebih lanjut. Masing – masing frequensi deskripsi statistik data
responden disajikan pada tabel dibawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.1 Demograsi Responden
Nomor
I
II
III
Demografi Responden
Jenis Kelamin
1. Pria
2. Wanita
Tingkat Pendidikan
1. SMA
2. Diploma
3. Sarjana
4. Pascasarjana
Umur
1. 21-30 tahun
2. 31-40 tahun
3. 41-50 tahun
4. > 50 tahun
Jumlah/Orang Persentase
45
19
70%
30%
6
30
28
9%
47%
44%
2
34
28
3%
53%
44%
Berdasarkan tabel 5.1 diatas Bahwa jenis kelamin yang terbanyak adalah
pria sebanyak 70% sedangkan untuk wanita sebanyak 30%, untuk tingkat
pendidikan terbanyak pada pendidikan sarjana sebesar 47% dan untuk
pascasarjana sebanyak 44% dan pendidikan diploma sebanyak 9%, dan pada umur
yang terbanyak pada umur 41-50 tahun 53 %, dan pada umur > 50 tahun sebanyak
44% dan pada umur 31-40 tahun sebanyak 3%.
5.1.2. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif berhubungan dengan metode pengelompokkan,
peringkasan, dan penyajian data dalam cara yang lebih informatif (Santoso, 2005).
Data-data tersebut harus diringkas dengan baik dan teratur sebagai dasar
pengambilan keputusan. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi
Universitas Sumatera Utara
suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata, standar deviasi, maksimum, dan
minimum. Statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 5.2 Statitsik Deskriptif
Descriptive Statistics
N
Minimum Maximum
Mean
Std.
Deviation
PKD
64
28.00
35.00
31.4531
1.48996
AK
64
20.00
25.00
22.7656
1.37716
TR
64
20.00
25.00
22.2813
1.03078
KPD
64
28.00
35.00
31.1719
1.54873
Valid
N
64
(listwise)
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS
Pada tabel diatas diketahui bahwa skor terendah dari jawaban responden
untuk variabel pengelolaan keuangan daerah adalah 28 dan skor tertinggi dari
jawaban responden adalah 35, sehingga rata-rata (mean) total jumlah skor
jawaban pengelolaan keuangan daerah adalah 31,453, hal ini menunjukkan bahwa
rata-rata responden cukup mengerti dan memahami tentang pengelolaan keuangan
daerah
Pada tabel diatas diketahui bahwa skor terendah dari jawaban responden
untuk variabel akuntabilitas adalah 20 dan skor tertinggi dari jawaban responden
adalah 25, sehingga rata-rata (mean) total jumlah skor jawaban akuntabilitas
adalah 22,76, hal ini menunjukkan bahwa realisasi untuk akuntabilitas sudah
maksimal.
Pada tabel diatas diketahui bahwa skor terendah dari jawaban responden
untuk variabel transparansi adalah 20 dan skor tertinggi dari jawaban responden
Universitas Sumatera Utara
adalah 25, sehingga rata-rata (mean)
total jumlah skor jawaban transparansi
adalah 22,28, hal ini menunjukkan bahwa transparansi sudah cukup baik..
Pada tabel diketahui bahwa skor terendah dari jawaban responden untuk
variabel kinerja pemerintah daerah adalah 28 dan skor tertinggi dari jawaban
responden adalah 35, sehingga rata-rata (mean) total jumlah skor jawaban kinerja
adalah 31,17, hal ini menunjukkan bahwa kinerja responden cukup baik.
5.1.3. Uji Response Bias
Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang diantar langsung oleh
peneliti (personally administered). Peneliti menemui setiap responden dan
memberikan kuesioner kepada mereka. Hampir seluruh kuesioner kembali pada
hari yang sama yaitu 14 hari setelah kuesioner diberikan. Masa penerimaan
kembali keusioner yang satu dan lain relatif sama. Maka dalam penelitian ini tidak
dilakukan pengujian response bias.
5.2.
Uji Kualitas Data
Uji kualitas data dimaksudkan agar keabsahan data yang digunakan dalam
penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan terbebas dari bias
secara statistik. Pengujian kualitas data pada penelitian ini mengambil populasi
sebanyak 34 SKPD pada pemerintah provinsi sumatera utara dengan 68 sampel
yang terdiri dari Pengguna Anggaran (Kuasa Pengguna Anggaran), Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dengan menggunakan uji validitas dan uji
reliabilitas. Apabila hasil pengujian menjumpai data penelitian valid dan reliabel
secara statistik, maka dapat disimpulkan kualitas data yang digunakan cukup baik.
Universitas Sumatera Utara
5.2.1.
Uji Validitas
5.2.1.1. Validitas Instrument Kinerja Pemerintah Daerah (Y)
Pengujian validitas instrument penelitian dilakukan dengan program SPSS,
nilai validitas dapat dilihat pada kolom Pearson Correlation. Jika pada taraf
signifikansi 5% atau 0,05 r hitung > r tabel maka instrumen pertanyaan kuesioner
berkorelasi terhadap skor total (dinyatakan valid), jika r hitung < r tabel maka
instrumen pertanyaan-pertanyaan kuesioner tidak berkorelasi signifikan terhadap
skor total (dinyatakan tidak valid). Angka derajat kebebasan (df) pada penelitian
ini adalah N-2 = 64-2 = 62 dengan taraf signifikansi 5%, maka r tabel untuk uji
validitas dalam penelitian ini adalah sebesar 0,135.
Tabel 5.3. Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Pemerintah Daerah (Y)
Pertanyaan
Pearson Correlation (r hitung)
1
0,619
2
0,395
3
0,406
4
0,497
5
0,230
6
0,464
7
0,431
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS, Lampiran
r tabel
Validitas
0,135
0,135
0,135
0,135
0,135
0,135
0,135
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Berdasarkan pada tabel 5.3. terlihat bahwa hasil uji validitas menunjukkan
semua pertanyaan valid karena r hitung > r tabel pada taraf signifikansi 5%.
Berdasarkan hasil ini maka variabel Kinerja Pemerintah Daerah dengan butir
pertanyaan nomor 1,2,3,4, dan 5 dapat disimpulkan dinyatakan lolos uji validitas.
Universitas Sumatera Utara
5.2.1.2. Validitas Instrument Pengelolaan Keuangan Daerah (X1)
Tabel 5.4. Hasil Uji Validitas Variabel Pengelolaan Keuangan Daerah (X1)
Pertanyaan
Pearson Correlation (r hitung)
1
0,275
2
0,523
3
0,567
4
0,321
5
0,390
6
0,460
7
0,347
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS
r tabel
Validitas
0,135
0,135
0,135
0,135
0,135
0,135
0,135
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Berdasarkan pada tabel 5.4. tersebut, setiap item pertanyaan menghasilkan
Pearson correlation yang lebih besar dari r tabel. Berdasarkan hasil ini, maka
item variabel Pengelolaan Keuangan Daerah dapat disimpulkan lolos uji validitas.
5.2.1.3. Validitas Instrument Akuntabilitas (X2)
Tabel 5.5. Hasil Uji Validitas Variabel Akuntabilitas (X2)
Pertanyaan
Pearson Correlation (r hitung)
1
0,550
2
0,566
3
0,740
4
0,447
5
0,446
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS
r tabel
Validitas
0,135
0,135
0,135
0,135
0,135
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Berdasarkan pada tabel 5.5. tersebut, setiap item pertanyaan menghasilkan
Pearson correlation yang lebih besar dari r tabel. Berdasarkan hasil ini, maka
item variabel Akuntabilitas dapat disimpulkan lolos uji validitas.
Universitas Sumatera Utara
5.2.1.4. Validitas Instrument Transparansi (X3)
Tabel 5.6. Hasil Uji Validitas Variabel Transparansi (X3)
Pertanyaan
Pearson Correlation (r hitung)
1
0,441
2
0,567
3
0,475
4
0,358
5
0,462
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS
r tabel
Validitas
0,135
0,135
0,135
0,135
0,135
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Berdasarkan pada tabel 5.6. tersebut, setiap item pertanyaan menghasilkan
Pearson correlation yang lebih besar dari r tabel. Berdasarkan hasil ini, maka
item variabel Transparansi dapat disimpulkan lolos uji validitas.
5.2.1.5. Validitas Instrument Pengawasan (Z)
Tabel 5.7. Hasil Uji Validitas Variabel Pengawasan (Z)
Pertanyaan
Pearson Correlation (r hitung)
1
0,573
2
0,611
3
0,455
4
0,321
5
0,429
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS
r tabel
Validitas
0,135
0,135
0,135
0,135
0,135
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Berdasarkan pada tabel 5.7. tersebut, setiap item pertanyaan menghasilkan
Pearson correlation yang lebih besar dari r tabel. Berdasarkan hasil ini, maka
item variabel Pengawasan dapat disimpulkan lolos uji validitas.
5.2.2.
Uji Reliabilitas
Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika croconbach’s alpha lebih besar
dari 0,60. Hasil pengujian reliabilitas kuesioner dengan program SPSS diperoleh
hasil seperti pada tabel 5.8.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.8. Uji Reliabilitas
Variabel
Cronbach’s
Alpha
Batas
Reliabilitas
Keterangan
0,640
0,60
Reliabel
0,619
0,60
Reliabel
0,700
0,616
0,638
0,60
0,60
0,60
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Kinerja Pemerintah
Daerah (Y)
Pengelolaan Keuangan
Daerah (X1)
Akuntabilitas (X2)
Transparansi (X3)
Pengawasan (Z)
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS
Dari data tabel 5.8. diatas dapat dilihat bahwa hasil perhitungan uji
reliabilitas menunjukkan nilai cronbach’s alpha masing-masing variabel adalah
Kinerja Pemerintah Daerah (Y) dengan nilai 0,640, Pengelolaan Keuangan Daerah
(X1) dengan nilai 0,619, Akuntabilitas (X2) dengan nilai 0,700, Transparansi (X3)
dengan nilai 0,616 dan Pengawasan (Z) dengan nilai 0,638. Nilai yang dihasilkan
masing-masing variabel tersebut lebih besar dari 0,60 maka dapat dinyatakan
instrumen tersebut reliabel.
5.3.
Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian statistik dengan analisis regresi dapat dilakukan dengan
pertimbangan tidak adanya pelanggaran terhadap asumsi-asumsi klasik. Setelah
data penelitian telah melewati pengujian asumsi klasik dan tidak terindikasi
terkena uji asumsi klasik, maka data penelitian selanjutnya dapat digunakan untuk
menguji hipotesis. Asumsi-sumsi klasik tersebut antara lain sebagai berikut :
5.3.1. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data
mengikuti atau mendekati distribusi normal, yaitu distribusi data dengan bentuk
Universitas Sumatera Utara
lonceng (bell shaped) (Ghozali, 2005). Dilakukan uji normalitas dikarenakan
dalam melakukan uji t dan uji F mengasumsikan bahwa residual mengikuti
distribusi normal. Untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak,
dapat diketahui melalui analisis grafik dan uji statistik. Hasil uji normalitas dalam
bentuk grafik histogram dan grafik PP-Plot dapat dilihat pada gambar 5.1.
Gambar 5.1 Histogram Uji Normalitas
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS
Variabel berdistribusi normal ditunjukkan oleh distribusi data tersebut
tidak menceng kekiri atau menceng kekanan. Situmorang dkk (2010). Dari hasil
histogram diatas diketahui bahwa distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri
atau menceng ke kanan maka data tersebut adalah berdistribusi normal.
Uji normalitas juga dapat diketahui dengan menggunakan uji statsitik
dengan uji One-Sample Kolmogrov-Smirnov.
Universitas Sumatera Utara
Tabel
5.9
Hasil Uji
Normalitas
dengan
One Sample
Kolmogrov-Smirnov Test.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Normal Parametersa
64
Mean
Std. Deviation
.0000000
1.47565076
Most Extreme
Absolute
.113
Differences
Positive
.113
Negative
-.073
Kolmogorov-Smirnov Z
.903
Asymp. Sig. (2-tailed)
.388
a. Test distribution is Normal.
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS
Dari hasil uji normalitas dengan uji One-Sample Kolmogrov-Smirnov
menjunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,388 lebih besar dari alpha 0,05 dengan
demikian dapat disimpulkan tidak ada perbedaan distribusi residual dengan
distribusi normal atau dapat dikatakan residual berdistribusi normal.
5.3.2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik
jika terbebas dari masalah multikolinearitas. Pengujian yang dapat dilakukan
untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinearitas dilakukan dengan
memperhatikan nilai VIF (Value Inflation Factor) dan tolerance. Nilai yang
dipakai untuk menunjukkan adanya gejala multikolinearitas jika VIF > 10 atau
Universitas Sumatera Utara
nilai tolerance < 0,1 (Ghozali, 2005). Hasil uji asumsi multikolinearitas dapat
diketahui dari tabel sebagai berikut :
Tabel 5.10. Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Standardize
Unstandardized
d
Coefficients Coefficients
Model
B
1
(Constant) 20.558
Std.
Error
Collinearity
Statistics
Beta
T
Sig.
6.044
3.401
.001
Tolerance
VIF
PKD
.215
.142
.207 1.521
.134
.815 1.226
AK
.182
.153
.162 1.185
.241
.814 1.228
TR
-.013
.195
-.009 -.068
.946
.894 1.118
a. Dependent Variable: KPD
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS
Berdasarkan hasil pengolahan data di atas diketahui bahwa nilai VIF > 10
dan nilai tolerance < 0,1 sehingga disimpulkan bahwa model tidak terjadi
multikolinearitas.
5.3.3. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas muncul apabila residual dari model regresi yang
diamati tidak mempunyai varians yang konstan dari suatu observasi ke observasi
lainnya. Cara mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan
melihat grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu
ZPRED
dengan
residualnya
SRESID.
Deteksi
ada
atau
tidaknya
heteroskedastisitas menurut Ghozali (2005) dapat dilakukan sebagai berikut :
a.
Jika ada pola tertentu, seperti titik-titikyang ada membentuk pola tertentu
yang
teratur
(bergelombang,
melebar,
kemudia
menyempit)
maka
mengindikasikan terlah terjadi heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
b.
Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka
0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterosketastisitas.
Gambar 5.2 Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS
Gambar 5.2. diatas menunjukkan penyebaran titik-titik data menyebar
secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y,
titik-titik tidak mengumpul di atas atau di bawah, dan tidak membentuk pola
tertentu
sehingga
dapat
menunjukkan
di
dalam
model
tidak
terjadi
heteroskedastisitas.
Pengujian heteroskedastisitas juga dapat diketahui dari uji Glejser. Uji
Glejser dilakukan dengan meregresikan variabel-variabel bebas terhadap nilai
absolut residualnya. Residual adalah selisih antara nilai observasi dengan nilai
prediksi dan absolut adalah nilai mutlaknya.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.11. Uji Glejser
Coefisiensa
Unstandardized Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
1
B
Std.
Error
Beta
t
Sig.
(Constant)
2.166
3.077
.704
.484
Pengelolaan Keuangan Daerah
-.002
.072
-.004 -.031
.976
Akuntabilitas
.057
.078
.102 .724
.472
Transparansi
a. Dependent Variable: Res2
-.096
.099
-.129 -.961
.340
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS
5.4.
Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik dan diperoleh kesimpulan
bahwa model telah lolos dalam uji asumsi klasik dan dapat digunakan untuk
pengujian analisis regresi linear berganda, maka langkah selanjutnya adalah
melakukan pengujian hipotesis. Dalam penelitian ini terdapat pengujian hipotesis,
antara lain :
5.4.1. Pengujian Hipotesis I
Pengujian hipotesis I dilakukan untuk menguji hipotesis mengenai
Pengelolaan Keuangan Daerah, Akuntabilitas dan Transparansi secara parsial dan
simultan berpengaruh terhadap Kinerja Pemerintah Daerah pada Provinsi
Sumatera Utara. Untuk pengujian secara parsial dilakukan dengan uji t dan untuk
pengujian secara simultan dilakukan dengan uji F.
Universitas Sumatera Utara
5.4.1.1 . Uji t (Parsial)
Hasil uji t dengan bantuan program SPSS dapat dilihat pada tabel 5.12.
sebagai berikut :
Tabel 5.12 Uji T (parsial)
Coefficients
a
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
(Constant)
Std. Error
20.558
6.044
PKD
.215
.142
AK
.182
TR
-.013
Coefficients
Beta
T
Sig.
3.401
.001
.207
1.521
.134
.153
.162
1.185
.241
.195
-.009
-.068
.946
a. Dependent Variable: KPD
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS
Berdasarkan hasil analisis pengujian hipotesis dari tabel 5.12, maka secara
parsial pengaruh masing – masing variabel independen terhadap variabel
dependen dapat diuraikan sebagai berikut :
1.
Hasil uji terhadap pengaruh variabel Pengelolaan Keuangan Daerah
terhadap Kinerja Pemerintah Daerah menunjukkan adanya pengaruh
signifikan dan positif. Hal ini dapat diketahui dari t hitung lebih besar dari t
tabel (1.52 > 0.25). berdasarkan hal tersebut maka uji hipotesis menolak Ho
dan menerima Ha.
2.
Hasil uji terhadap pengaruh variabel Akuntabilitas terhadap Kinerja
Pemerintah Daerah menunjukkan adanya pengaruh signifikan dan positif.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini dapat diketahui dari t hitung lebih besar dari t tabel (1,18 > 0,25).
Berdasarkan hal tersebut maka uji hipotesis menolak Ho dan menerima Ha.
3.
Hasil uji terhadap pengaruh variabel Transparansi terhadap Kinerja
Pemerintah Daerah menunjukkan adanya pengaruh signifikan dan negatif.
Hal ini dapat diketahui dari t hitung menunjukkan nilai negatif lebih besar
dari t tabel (-0,68 > - 0,25). Berdasarkan hal tersebut maka uji hipotesis
menolak Ho dan menerima Ha.
Untuk mempermudah pembacaan hasil dan interprestasi analisis regresi
maka digunakan bentuk persamaan yaitu :
Y = α + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e
Maka,
Y = 20,558 + 0,215 X1 + 0,182 X2 – 0,13 X3
Pada model regresi ini, nilai konstanta yang tercantum sebesar 20,558
dapat diartikan jika variabel dependen dalam model diasumsikan sama dengan
nol, secara rata – rata diluar model akan meningkatkan Kinerja Pemerintah
Daerah sebesar 20,558 satuan.
5.4.1.2 Uji F (Simultan)
Hasil uji F menunjukkan variabel independen secara bersama-sama
berpengaruh terhadap variabel dependen, jika p-value (pada kolom sig.) lebih
kecil dari level of significant yang ditentukan (sebesar 5%), atau F hitung (pada
kolom F) lebih besar dari F tabel. F tabel dihitung dengan cara df1=k-1, dan
df2=n-k, yaitu df1=4-1=3 dan df2=64-4=60, sehingga diperoleh nilai F tabel
Universitas Sumatera Utara
sebesar 2,00. Sedangkan hasil uji F dengan bantuan program SPSS dapat dilihat
pada tabel 5.13. di bawah ini :
Tabel 5.13. Uji F (Simultan)
b
ANOVA
Sum of
Squares
Model
1
Regression
df
Mean Square
F
13.924
3
4.641
Residual
137.185
60
2.286
Total
151.109
63
2.030
Sig.
.019a
a. Predictors: (Constant), Transparansi, Pengelolaan Keuangan Daerah, Akuntabilitas
b. Dependent Variable: Kinerja Pemerintah Daerah
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS
Pada tabel 5.13. diatas terlihat bahwa besaran nilai F hitung (2,030) lebih
besar dari F tabel (2,00) dengan tingkat signifikan sebesar 0,019 lebih kecil dari
0,05. Hasil ini menunjukkan uji hipotesis menerima Ha dan menolak H0, sehingga
dapat diketahui bahwa Pengelolaan Keuangan Daerah, Akuntabilitas dan
Transparansi secara simultan berpengaruh terhadap Kinerja Pemerintah pada
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
5.4.1.3 Koefisien Determinasi (R2)
Untuk mengetahui seberapa besar variabel kinerja pemerintah daerah
mempengaruhi pengelolaan keuangan daerah, akuntabilitas dan transparansi dan
pengawasan dapat dilihat dari nilai tabel test of goodness of fit (R Square) di
bawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.14. Test Of Goodness Of Fit (R Square)
Model Summaryb
Model
R
R Square
.879a
1
Adjusted R
Square
.772
Std. Error of the
Estimate
.742
870.80
a. Predictors: (Constant), Transparansi, Pengelolaan Keuangan Daerah,
Akuntabilitas
b. Dependent Variable: Kinerja Pemerintah Daerah
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS
Untuk mengetahui tipe hubungan antar variabel dapat dilihat pada variabel
berikut ini :
Tabel 5.15. Tipe Hubungan Antar Variabel
Nilai
0.0 – 0.19
0.2 – 0.39
0.4 – 0.59
0.6 – 0.79
0.8 – 0.99
Interprestasi
Sangat Tidak Erat
Tidak Erat
Cukup Erat
Erat
Sangat Erat
Pada tabel 5.14, koefisien determinasi (R2) menunjukkan bahwa nilai R
sebesar 0,879 yang berarti korelasi hubungan antara variabel dependen dengan
variabel independen sangat erat karena R > 87% (0,87). Variabel yang lebih dari
dua maka yang digunakan adalah Adjust R Square (Situmorang et al, 2010).
Penelitian ini menggunakan lebih dari dua variabel, maka yang digunakan adalah
Adjusted R Square sebesar 0,742 yang mengindikasikan bahwa 74,2 % variabel
dependen (kinerja pemerintah daerah) dipengaruhi oleh variabel independen
(pengelolaan keuangan daerah, akuntabilitas dan transparansi), sedangkan sisanya
Universitas Sumatera Utara
sebesar 25,8 % dijelaskan oleh variabel lain diluar model estimasi yang tidak
diteliti dalam penelitian ini.
5.4.2. Pengujian Hipotesis II
Pengujian hipotesis II dilakukan untuk menguji hipotesis mengenai
Pengawasan dapat memoderasi pengaruh Pengelolaan Keuangan Daerah,
Akuntabilitas dan Transparansi terhadap Kinerja Pemerintah Daerah Pada
Provinsi Sumatera Utara. Untuk pengujian hipotesis II digunakan metode
pengujian moderating dengan uji residual.
5.4.2.1. Pengujian Moderating - Uji Residual
Pengujian dengan uji residual pada regresi variabel moderating jika
variabel dependen nilai signifikansi < 0,05 dan koefisien parameternya positif,
maka merupakan variabel moderating yang memperkuat, sebaliknya apabila nilai
signifikansi < 0,05 dan koefisien parameternya negatif, maka merupakan variabel
moderating yang memperlemah. Pengujian dengan uji residual pada regresi
variabel moderating jika variabel dependen nilai signifikansi > 0,05 dan koefisien
parameternya positif atau negatif, maka bukan merupakan variabel moderating.
Berikut merupakan tabel hasil uji residual :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.16 Uji Residual
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
(Constant)
Std. Error
11.481
4.735
PKD
.148
.111
AK
.053
TR
.225
Coefficients
Beta
T
Sig.
2.425
.018
.182
1.331
.188
.120
.060
.441
.661
.153
.192
1.470
.147
a. Dependent Variable: PNG
(Pengawasan)
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS
Tabel 5.17. Uji Residual
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
(Constant)
Abs_res
Std. Error
31.182
.302
-.011
.264
Coefficients
Beta
T
-.005
Sig.
103.162
.000
-.042
.967
a. Dependent Variable: KPD
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS
Berdasarkan tabel 5.16. dan tabel 5.17. dapat ditunjukkan persamaan hasil
uji residual sebagai berikut :
Z = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3
│e│= a + b4 Y
Maka,
Z = 11.481 – 0.148 X1 + 0,053 X2 + 0,225 X3
│e│= 31.182 – 0,011 Y
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.16. menujukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,967 lebih besar
dari 0,05 dengan nilai koefisien -0,11, maka variabel Pengawasan tidak terbukti
sebagai variabel moderating yang dapat memperkuat ataupun memperlemah
pengaruh Pengelolaan Keuangan Daerah, Akuntabilitas, dan Transparansi
terhadap Kinerja Pemerintah Daerah. Maka dengan demikian Ha ditolak dan Ho
diterima.
5.5.
Pembahasan
Berdasarkan hasil dari uji F yang menyatakan bahwa pengelolaan
keuangan daerah, akuntabilitas dan transpransi berpengaruh secara simultan
terhadap kinerja pemerintah daerah. Dan berdasarkan hasil uji residual bahwa
pengelolaan keuangan daerah, akuntabilitas dan transparansi, pengawasan dapat
memoderasi terhadap kinerja pemerintah daerah. Hal ini konsiten dengan
penelitian ratih (2012) yang menyatakan bahwa pemahaman sistem akuntansi
keuangan daerah, penatausahaan keuangan daerah dan pengelolaan barang milik
daerah berpengaruh secara simultan terhadap kinerja SKPD, Menurut penelitian
yang dilakukan oleh ratih (2012) secara simultan variabel tersebut berpengaruh
sebesar 33% pada taraf signifikansi 5%, hal ini menunjukkan bahwa 67% Kinerja
SKPD dipengaruhi faktor yang tidak diteliti oleh penelitian tersebut dan secara
statistik pengaruh tersebut sangat kuat. Sedangkan Pada penelitian yang peneliti
lakukan diketahui bahwa secara simultan variabel yang mempengaruh kinerja
pemerintah daerah berdasarkan hasil uji koefisien determinasi pada tabel 5.11
Secara statistik hal ini menunjukkan bahwa pengaruh kinerja pemerintah daerah
tidak lemah, artinya bila pengelolaan keuangan daerah dikelola sesuai mekanisme
Universitas Sumatera Utara
yang berlaku dan didukung oleh peningkatan akuntabilitas dan transparansi maka
dapat mendorong kinerja masing – masing pemerintah daerah.
Hasil hipotesis untuk variabel pengelolaan keuangan daerah adalah
pengelolaan keuangan daerah berpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja
pemerintah daerah. Berdasarkan nilai koefisien determinasi tersebut maka hal ini
menandakan bahwa pengaruh kinerja pemerintah daerah terhadap pengelolaan
keuangan daerah sangat erat. Dalam hal ini pejabat pada instansi pemerintah
provinsi Sumatera Utara sudah cukup dalam pengelolaan keuangan daerah. Hal ini
menandakan bahwa jika pengelolaan eksekutif tentang pengelolaan keuangan
daerah ditingkatkan maka dapat mendorong kinerja pemerintah daerah. Pengaruh
yang sangat erat ini disebabkan oleh masih belum maksimalnya pengetahun
tentang pengelolaan keuangan daerah dibidang keuangan, hal ini sejalan dengan
pandangan Zimmerman (2000) yang menyatakan bahwa pembuatan keputusan
yang berhubungan dengan pelayanan publik, pemerintah daerah harus memiliki
pengetahuan pengelolaan keuangan daerah dibidang keuangan.
Hasil
hipotesis
untuk
variabel
akuntabilitas
yaitu
akuntabilitas
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel kinerja pemerintah daerah. Halim
(2001) menyatakan bahwa dalam konteks pemerintahan sudah seyogyanya
pemerintah daerah segera memperbaiki sistem pengelolaan keuangan daerah
termasuk akuntabilitas dan transparansi.
Hasil hipotesis untuk variabel transparansi yaitu transparansi berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel kinerja pemerintah daerah artinya apabila
pengelolaan keuangan daerah sudah diterapkan sesuai dengan Peraturan
Universitas Sumatera Utara
Pemerintah Nomor 6 tahun 2006 tentang pengelolaan keuangan daerah, yang
kemudian ditindak lanjuti dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17
Tahun 2007 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah maka akan
menaikkan kinerja pemerintah daerah. Baik atau buruknya pengelolaan keuangan
daerah tergantung kepada sumber daya manusianya. Ishak (2002), mengatakan
bahwa sumber daya manusia adalah pemegang kunci dari semua aktivitas.
Banyaknya modal yang berhasil dikumpulkan, akan hilang tanpa makna jika
sumber daya manusia sebagai pengelola tidak memiliki kapasitas yang tepat untuk
mengurus modal tersebut.
Hasil hipotesis untuk variabel pengawasan yaitu pengawasan dapat
memoderasi
terhadap
pengelolaan
keuangan
daerah,
akuntabilitas
dan
transparansi, terhadap kinerja pemerintah daerah, dengan adanya pengawasan
pemerintah Daerah dalam hal ini SKPD Provinsi Sumatera Utara dapat
meningkatkan kinerja pemerintah daerah tersebut.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisi data dan pengujian hipotesis yang telah diuraikan
pada bab sebelumnya. Maka penulis mengambil kesimpulan mengenai pengaruh
pengelolaan keuangan daerah, akuntabilitas dan transparansi dengan pengawasan
sebagai variabel moderating sebagai berikut :
1.
Berdasarkan hasil analisis secara simultan maka pengelolaan keuangan
daerah, akuntabilitas dan transparansi secara simultan berpengaruh
siginifikan terhadap kinerja pemerintah daerah di Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara.
2.
Secara parsial pengelolaan keuangan daerah, akuntabilitas mempunyai
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel kinerja pemerintah
daerah, sedangkan variabel transparansi berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap kinerja pemerintah daerah.
3.
Berdasarkan hasil pengujian moderating dengan uji residual Pengawasan
tidak terbukti sebagai variabel moderating yang dapat memperkuat
ataupun
memperlemah
pengaruh
Pengelolaan
Keuangan
Daerah,
Akuntabilitas dan Transparansi Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah.
6.2.
KETERBATASAN PENELITIAN
Terdapat beberapa keterbatasan yang memungkinkan dapat bepengaruh
pada hasil penelitian. Keterbatasan tersebut antara lain adalah :
Universitas Sumatera Utara
1.
Instument yang digunakan untuk mengukur semua variabel dalam
penelitian ini mengacu pada pengukuran diri sendiri (Self Rating).
Sehingga mengharapkan kejujuran responden untuk menilai diri sendiri.
2.
Kinerja diukur secara kualitatif yaitu hanya berdasarkan persepsi pegawai
yang berkedudukan sebagai Pengguna Anggaran (Kuasa Pengguna
Anggaran), Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, tidak ditunjang dengan
data kuantitatif seperti laporan akuntabilitas kinerja Instansi Pemerintah
Daerah (LAKIP) maupun kinerja lainnya.
6.3.
SARAN
Dari keterbatasan penelitian yang telah diungkapkan maka dapat diberikan
saran – saran sebagai berikut :
1. Penilaian kinerja sebaiknya ditunjang dengan data kuantitatif antara
lain menghitung pencapaian kinerja yang terdapat di LAKIP
Pemerintah Daerah dalam hal ini Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD)
2. Kepada Pemerintah daerah yaitu SKPD dalam rangka pengelolaan
keuangan daerah, akuntabilitas dan transparansi yang baik, harus
kiranya mendapat pengawasan dari pihak terkait, sehingga pelaksanaan
kegiatan dalam hal pengelolaan keuangan daerah, akuntabilitas dan
transparansi dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan aturan yang
berlaku.
Universitas Sumatera Utara
Download