BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Globalisasi telah menyebabkan begitu banyak perubahan dalam berbagai
aspek kehidupan manusia, termasuk dalam bidang teknologi. Perkembangan
teknologi mengalami percepatan terus-menerus pada dekade 1980 dalam tiga arah,
yaitu: (1) perbaikan aplikasi yang ada, misalnya lebih cepat, lebih murah, dsb; (2)
ekspansi ke dalam aplikasi baru, misalnya dari pabrik ke desain, logistik, distribusi,
perencanaan, dan rantai suplai; dan (3) customising, yaitu versi tepat guna dari
teknologi manufaktur maju menjadi tersedia untuk sektor-sektor tertentu, sesuai
ukuran perusahaan dan rentang harga (J. Bessant, 1991 dalam Bessant & Rush, 1995).
Acemoglu (1998) mengatakan bahwa arah perubahan teknologi ditentukan
oleh ukuran pasar. Jika pekerja yang memiliki pengetahuan yang maju dan
keterampilan membuat inovasi baru lebih banyak tersedia, maka pasar dalam bidang
teknologi akan mengalami kemajuan yang sangat pesat. Implikasinya, lebih banyak
penemuan-penemuan di bidang teknologi yang dapat melengkapi teknologi-teknologi
sebelumnya, ataupun menciptakan teknologi yang baru. Saat ini banyak sekali
perangkat teknologi yang diinovasi sedemikian rupa dengan berbagai fungsi yang
diminati oleh masyarakat dari berbagai kalangan.
Bagi manusia modern saat ini, teknologi merupakan salah satu bagian
terpenting dalam kehidupannya. Fenomena yang dapat dilihat sekarang ini dimana
orang-orang lebih sering berinteraksi dengan perangkat teknologi yang mereka
Universitas Sumatera Utara
gunakan dibandingkan dengan orang-orang yang ada disekitarnya. Kemanapun
bepergian, selalu ada perangkat teknologi tersimpan di dalam tas, kantong, atau
bahkan saku kemeja dan celana mereka (MS, 2013).
Perangkat teknologi dapat diartikan sebagai alat atau instrumen yang
digunakan untuk memuaskan kebutuhan akan teknologi. Laptop, telepon selular
(mobile phones) dan smartphones, pc tablet, ipod dan mp3 player, smart televisions,
3d tvs, game consoles dan motion sensing peripherals, kamera digital, merupakan
jenis-jenis perangkat teknologi (Samrat, 2012). Alat-alat inilah yang sering dibeli dan
paling diminati orang sekarang ini.
Penelitian yang dilakukan oleh Hundley & Shyles (2010) menyatakan bahwa
di kalangan anak-anak muda di zaman sekarang ini terdapat sebuah hierarki perangkat
teknologi yang paling diminati. Sebagai contoh, handphone yang tidak memiliki fitur
apapun di dalamnya merupakan yang paling sedikit diminati, diikuti berikutnya oleh
handphone yang memiliki fitur kamera dan kemudian yang dapat merekam video,
hingga pada akhirnya handphone yang dapat mengakses internet merupakan yang
paling banyak diminati.
La Ferle dkk (2000) dalam Hundley & Shyles (2010) menyatakan bahwa
anak-anak muda juga menggunakan media teknologi untuk meningkatkan
kemampuan sosial dan memuaskan kebutuhan sosial mereka. Kebanyakan anak-anak
muda sangat bergantung kepada handphone dan laptop yang mereka miliki untuk
tetap terhubung satu sama lain.
Demikian juga yang terjadi di kalangan mahasiswa. Banyak kampus saat ini
yang menyediakan fasilitas wireless gratis untuk mereka yang memiliki laptop
sendiri. Mahasiswa juga diharuskan untuk beraktivitas secara online, seperti
Universitas Sumatera Utara
mengunduh bahan-bahan kuliah, menyusun KRS, mencari berbagai jurnal, buku, dsb.
Hal ini menjadi penyebab mahasiswa membutuhkan perangkat teknologi yang dapat
memenuhi kebutuhannya dalam perkuliahan (Goode, 2010).
Selain mahasiswa, kalangan karyawan, pengusaha, dan pelaku bisnis adalah
orang-orang yang hampir pasti tidak asing dengan internet. Bagi mereka internet
sudah menjadi bagian dari pekerjaan mereka sehari-hari, baik itu untuk urusan
komunikasi, pengembangan bisnis, maupun sekedar browsing untuk kesenangan saja.
Berdasarkan laporan survey dari firma iPass Global Mobile Workforce terhadap 2.300
pegawai aktif di 1.100 sektor bisnis di seluruh dunia di tahun 2011, 95% pekerja aktif
kini memiliki smartphone, jumlah ini naik 85%. Kemudian 91% di antaranya
diketahui menggunakan ponsel untuk bekerja. Hasil studi ini juga mengungkapkan
kepemilikan tablet PC oleh para pegawai aktif juga mengalami kenaikan 44% dari
jumlah awal 33% pada kuartal kedua di tahun 2010 (Taufiqurrahman, 2011).
Sebuah penelitian dari Barna Group pada tahun 2011 mengenai pengaruh
teknologi dalam keluarga menunjukkan bahwa ternyata penggunaan teknologi dan
media para orangtua hampir sama dengan anak-anak mereka yang berusia remaja .
Telepon genggam, komputer, laptop, dan tablet merupakan perangkat teknologi yang
pada umumnya digunakan oleh para orangtua. Seringnya mereka menggunakan
perangkat tersebut untuk browsing internet dan menggunakan fitur email, sedangkan
anak remaja mereka lebih banyak menggunakan perangkat teknologi untuk
mendengarkan musik, chatting, dan bermain game. Untuk itu penggunaan produk
teknologi juga dibutuhkan oleh orang-orang yang sudah berkeluarga dan sudah
memiliki anak sekalipun (Barna, 2011).
Universitas Sumatera Utara
Persaingan bisnis di bidang teknologi yang semakin berat menyebabkan
perangkat teknologi juga harus bersaing di pasar Indonesia. Banyaknya pilihan
perangkat teknologi dengan berbagai fitur lengkap yang dimiliki membuat masyarakat
harus memilih terlebih dahulu sebelum membeli perangkat teknologi yang diinginkan.
Konsumen akan melalui berbagai tahapan sampai pada akhirnya memilih satu
alternatif yang dianggap dapat memenuhi kebutuhannya terhadap perangkat teknologi
dan juga sesuai dengan sumber yang dimilikinya (misalnya uang). Schiffman &
Kanuk (2004) menyatakan bahwa tahap- tahap yang dilalui konsumen sehingga
memperoleh satu alternatif inilah yang kemudian akan membawa mereka ke dalam
sebuah pengambilan keputusan.
Keputusan diartikan sebagai pemilihan dari dua atau lebih alternatif tindakan
yang ada (Schiffman & Kanuk, 2004). Oleh karena itu, pengambilan keputusan dalam
membeli merupakan pemilihan dari dua atau lebih alternatif dalam proses pembelian
yang dilakukan oleh seorang konsumen. Berkowitz (2002) mengatakan proses
keputusan pembelian merupakan tahap-tahap yang dilalui konsumen dalam
menentukan pilihan tentang produk dan jasa yang hendak dibeli.
Hawkins, Mothersbaugh dan Best (2007) membagi proses pengambilan
keputusan membeli atas lima tahapan, yaitu tahap pengenalan masalah, tahap
pencarian informasi, tahap evaluasi alternatif sebelum pembelian, tahap pembelian,
dan tahap evaluasi alternatif setelah pembelian. Tahap pertama terjadi ketika tercipta
persepsi akan adanya permasalahan antara kondisi yang diinginkan dengan keadaan
yang sebenarnya. Timbulnya persepsi ini akan mendorong orang tersebut untuk
mencari informasi tentang bagaimana cara untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Tahap ketiga adalah evaluasi alternatif, di mana konsumen mengevaluasi pilihanpilihan yang ada beserta keuntungannya masing-masing dan menyempitkan pilihan
Universitas Sumatera Utara
pada alternatif yang disukai. Proses selanjutnya adalah pembelian, yaitu tahap di
mana konsumen menentukan bagaimana pembelian akan dilakukan. Tahap kelima
adalah evaluasi alternatif setelah pembelian, di mana dalam tahap ini konsumen
melakukan evaluasi tentang sejauh mana konsumsi memberikan kepuasan.
Hawkins, Mothersbaugh dan Best (2007) kemudian membagi proses
pengambilan keputusan membeli ke dalam tiga tipe. Ketika konsumen melalui setiap
proses yang rumit di mana ia melakukan banyak evaluasi, maka ia dikatakan terlibat
dalam tipe pengambilan keputusan membeli diperluas. Ketika konsumen melalui
setiap tahap pengambilan keputusan namun hanya dengan sedikit alternatif dan
evaluasi yang terbatas, maka ia dikatakan terlibat dalam tipe pengambilan keputusan
terbatas. Sedangkan ketika ia terlibat dalam proses pengambilan keputusan yang
sederhana di mana ia hanya melakukan pencarian informasi internal secara terbatas
dan evaluasi yang sangat terbatas, maka ia dikatakan terlibat dalam tipe pengambilan
keputusan nominal.
Pengambilan keputusan membeli ini dapat dipengaruhi oleh banyak faktor.
Engel, Blackwell dan Miniard (1995) mengemukakan bahwa faktor tersebut dapat
berupa faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal meliputi kebudayaan, kelas
sosial, kelompok sosial, kelompok referensi, keluarga, serta demografi. Sedangkan
faktor internal yang mempengaruhi adalah motivasi, harga diri, pengamatan dan
proses belajar, kepribadian dan konsep diri, serta gaya hidup (Engel, Blackwell &
Miniard, 1995; Hawkins, Mothersbaugh & Best, 2007; Kotler dkk, 2006)
Hawkins, Mothersbaugh dan Best (2007) mengatakan bahwa gaya hidup
seseorang mempengaruhi kebutuhan, keinginan serta perilakunya termasuk perilaku
membeli. Gaya hidup juga seringkali dijadikan motivasi dasar dan pedoman dalam
Universitas Sumatera Utara
membeli sesuatu. Engel, Blackwell dan Miniard (1995) mendefinisikan gaya hidup
sebagai pola dimana orang hidup dan menghabiskan waktu serta uang mereka. Gaya
hidup adalah konsepsi sederhana yang mencerminkan nilai konsumen.
Adapun pengelompokan gaya hidup dalam penggunaan teknologi menurut
Hawkins, Mothersbaugh dan Best (2007) terbagi atas 10 tipe yang disebut dengan
Technographics, dimana skema pengelompokan ini yang mengukur tipe gaya hidup
berdasarkan teknologi dan aktivitas seperti akses online, kepemilikan PC, instant
messaging, dan belanja secara online. Tipe ini didefinisikan berdasarkan tiga aksis:
sikap terhadap teknologi yaitu berupa sikap optimis dan pesimis; kekuatan ekonomi;
dan motivasi primer yaitu motivasi karir, keluarga, dan hiburan (Rubin & Bluestein,
1999).
Pengelompokan Technographics dengan cara melewati aspek konsumen, yaitu
motivasi psikologis mereka yang fundamental dan sikap konsumen terhadap teknologi
yang sedang berkembang, dapat berguna untuk melihat level keterbukaan konsumen
terhadap teknologi, sehingga tidak hanya dapat melihat siapa-siapa saja konsumen ini,
melainkan juga apa yang mungkin mereka lakukan dan mengapa mereka
melakukannya, termasuk dalam perilaku pembelian perangkat teknologi tersebut
(McQuivey dkk, 2012).
Mowen dan Minor (2002) menyatakan bahwa penting bagi pemasar untuk
melakukan segmentasi pasar dengan mengidentifikasi gaya hidup melalui pola
perilaku pembelian produk yang konsisten, penggunaan waktu konsumen, dan
keterlibatannya dalam berbagai aktivitas.
Berdasarkan hal yang dipaparkan di atas, diketahui bahwa gaya hidup
seseorang, dalam hal ini yaitu penggunaan teknologi yang disebut dengan
Universitas Sumatera Utara
Technographics, dapat mempengaruhi pengambilan keputusan membeli perangkat
teknologi pada konsumen. Orang-orang yang datang dari kebudayaan, kelas sosial,
dan pekerjaan yang sama mungkin saja mempunyai gaya hidup yang berbeda (Kotler
dkk, 2006). Atas alasan tersebut, penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk
mengetahui deskripsi tipe pengambilan keputusan membeli dan tipe Technographics
pada konsumen perangkat teknologi yang berdomisili di Medan.
B.
RUMUSAN MASALAH
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah
1. Bagaimana tipe pengambilan keputusan membeli pada konsumen secara
umum?
2. Bagaimana tipe Technographics pada konsumen secara umum?
3. Bagaimana
tipe
pengambilan
keputusan
konsumen
berdasarkan
Technographics?
C.
TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bermaksud untuk mendapatkan data secara langsung mengenai :
1. Gambaran tipe pengambilan keputusan pada konsumen
2. Gambaran tipe Technographics pada konsumen
3. Gambaran tipe pengambilan keputusan membeli berdasarkan tipe
Technographics yang dianut konsumen
Universitas Sumatera Utara
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
perkembangan ilmu psikologi khususnya psikologi industri dan organisasi khususnya
perilaku konsumen mengenai Technographics dan tipe pengambilan keputusan
membeli
2 . Manfaat Praktis
1. Bagi masyarakat.
Hasil penelitian ini akan memberikan informasi berupa data konkret mengenai
gambaran Technographic konsumen dan kecenderungan tipe pengambilan keputusan
membeli pada konsumen
2. Bagi produsen.
Hasil Penelitian ini membantu para produsen penyedia perangkat teknologi
dalam memahami Technographic dan pengambilan keputusan membeli di dalam
masyarakat sehingga dapat memberikan gambaran kepada para produsen produk yang
bersangkutan mengenai segmentasi pasar tentang pengguna. Hal tersebut dapat
digunakan dalam menentukan target penjualan dan strategi pemasaran sehingga
diharapkan akan menaikkan penjualan produk.
Universitas Sumatera Utara
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Bab I Pendahuluan
Bab ini menjelaskan latar belakang masalah penelitian, perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. Disini digambarkan
tentang berbagai tinjauan literatur, fenomena dan hasil penelitian sebelumnya
mengenai tipe keputusan membeli dan penelitian-penelitian lain yang
berhubungan dengan Technographics.
Bab II Landasan Teori
Bab ini berisikan landasan teori mengenai keputusan membeli dan
technographic
Bab III Metode Penelitian
Bab ini berisi identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, populasi
dan metode pengambilan sampel, alat ukur yang digunakan, validitas dan
reliabilitas alat ukur, hasil uji coba alat ukur, dan metode analisa data.
Bab IV Analisa Data dan Pembahasan
Bab ini membahas mengenai analisa data hasil penelitian, interpretasi data dan
pembahasan mengenai hasil berkenaan dengan Technographic dan Tipe
Keputusan Membeli
Bab V Kesimpulan dan Saran
Bab ini membahas mengenai kesimpulan peneliti mengenai hasil penelitian
serta saran penelitian berupa saran metodologis dan saran praktis bagi
penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
Download