BAB II LANDASAN TEORI

advertisement
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Jual Beli
Jual beli menurut bahasa artinya pertukaran atau saling menukar. Sedangkan
menurut pengertian fikih, jual beli adalah menukar suatu barang dengan barang
yang lain dengan rukun dan syarat tertentu. Jual beli juga dapat diartikan
menukar uang dengan barang yang diinginkan sesuai dengan rukun dan syarat
tertentu. Setelah jual beli dilakukan secara sah, barang yang dijual menjadi milik
pembeli sedangkan uang yang dibayarkan pembeli sebagai pengganti harga
barang, menjadi milik penjual (Sunarto Zulkifli, 2003:10)
Istilah perjanjian jual beli berasal dari terjemahan contract of sale. Perjanjian
jual beli diatur dalam Pasal 1457 KUHPerdata sampai dengan Pasal 1540
KUHPerdata. Menurut Pasal 1457 KUHPerdata yang mengatur bahwa perjanjian
jual beli adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu mengikatkan
dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan dan pihak yang lain untuk membayar
harga yang telah dijanjikan.
2.1.1 Kewajiban dan Hak Penjual dan Pembeli
Menurut pasal 1428 KUHPerdata setiap perjanjian jual beli akan
menimbulkan kewajiban–kewajiban dan hak–hak bagi kedua belah pihak atau
pihak–pihak yang mengadakan perjanjian itu.
Kewajiban pihak penjual, yaitu:
1. Menyerahkan benda yang diperjual belikan.
2. Menanggung atau menjamin barang tersebut.
Sedangkan kewajiban utama pembeli adalah membayar harga pembelian pada
waktu dan di tempat yang telah diperjanjikan. Akan tetapi, apabila waktu dan
6
7
tempat pembayaran tidak ditetapkan dalam perjanjian, pembayaran harus
dilakukan di tempat dan pada waktu penyerahan barang dilakukan.
Apabila pembeli tidak membayar harga barang tersebut, si penjual dapat
menuntut pembatalan perjanjian sebagaimana halnya pembeli dapat menuntut
pembatalan perjanjian jika penjual tidak menyerahkan barangnya. Kewajiban
pembeli di atas merupakan hak dari penjual begitu pun sebaliknya kewajiban
penjual merupakan hak dari pembeli sehingga tidak perlu lagi untuk penjelasan
tentang hak-hak pembeli dan hak-hak penjual.
2.2 Pengertian Inventory
Inventory didefinisikan sebagai barang jadi yang disimpan untuk dijual pada
periode mendatang, yang dapat dibentuk bahan baku yang disimpan untuk proses,
barang dalam proses manufaktur dan barang jadi yang disimpan untuk dijual
maupun diproses.
Inventory merupakan timbunan barang (bahan baku, komponen, produk
setengah jadi, atau prodik akhir, dll) yang secara sengaja disimpan sebagai
cadangan (safety atau buffer-stock) untuk menghadapi kelangkaan pada saat
proses produksi sedang berlangsung. (Ristono, 2009)
Pengertian inventory akan dijelaskan dari beberapa definisi berikut :
1. Inventory is theory hardly enquires education and inventory immediately
brings to minds a stock of some kind of physical commodity. (Miller, 1997)
2. Persediaan adalah bahan-bahan, bagian yang disediakan, dan bahan-bahan
dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta
barang-barang jadi atau produk yang disediakan untuk memenuhi permintaan
dari konsumen atau pelanggan setiap waktu. (Rangkuti, 2007)
3. Persediaan adalah bahan mentah, barang dalam proses (work in process),
barang jadi, bahan pembantu, bahan pelengkap, komponen yang disimpan
dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan. (Baroto, 1976)
8
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa persediaan adalah material yang
berupa bahan baku, barang setengah jadi, atau barang jadi yang disimpan dalam
suatu tempat atau gudang dimana barang tersebut menunggu untuk diproses atau
diproduksi lebih lanjut.
2.3 Database
Menurut Kristanto (2004:10) database atau basis data adalah kumpulan file –
file yang mempunyai kaitan antara satu file dengan file lain sehingga membentuk
satu bangunan data untuk menginformasikan suatu perusahaan instansi, dalam
batasan tertentu.
Basis data merupakan aspek yang sangat penting dalam sistem informasi
dimana basis data merupakan gudang penyimpanan data yang akan diolah lebih
lanjut. Basis data menjadi penting karena dapat menghidari duplikasi data,
hubungan antar data yang tidak jelas, organisasi data, dan juga update yang rumit.
Sebagai satu kesatuan istilah, basis data (database) sendiri dapat di
definisikan dalam sejumlah sudut pandang seperti :
1. Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang di
organisasikan sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan
cepat dan mudah.
2. Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama
sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redudansi) yang tidak perlu, untuk
memenuhi berbagai kebutuhan.
3. Kumpulan file/table/arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam
media penyimpanan elektronik.
Tujuan utama dalam pengelolaan data dalam sebuah basis data adalah agar
kita dapat memperoleh dan menemukan kembali data (yang kita cari) dengan
mudah dan cepat. Disamping itu, pemanfaatan basis data untuk pengelolaan datam
juga memiliki tujuan – tujuan lain seperti berikut :
1. Kecepatan dan Kemudahan (Speed)
8
9
Pemanfaatan basis data memungkinkan kita untuk dapat menyimpan data atau
melakukan perubahan / manipulasi terhadap data atau menampilkan kembali
data tersebut dengan lebih cepat dan mudah.
2. Efisiensi Ruang Penyimpanan (Space)
Dengan basis data, efisiensi / optimalisasi penggunaan ruang penyimpanan
dapat dilakukan, karena kita dapat melakukan penekanan jumlah redudansi
data, baik dengan menerapkan sejumlah pengkodean atau dengan membuat
relasi – relasi (dalam bentuk tabel) antar kelompok data yang saling
berhubungan.
3. Keakuratan (Accuracy)
Pemanfaatan pengkodean atau pembentukan relasi antardata bersama dengan
penerapan aturan / batasan (constraint) tipe data, domain data, keunikan data,
dan sebagainya, yang secara ketat dapat diterapkan dalam sebuah basis data,
sangat berguna untuk menekan ketidakakuratan penyimpanan data.
4. Ketersediaan (Avaibility)
Dengan pemanfataan teknologi jaringan komputer, data yang berada di suatu
cabang, dapat juga diakses (menjadi tersedia/available) bagi cabang lain.
5. Kelengkapan (Completeness)
Untuk
mengakomodasi
kebutuhan
kelengkapan
data
yang
semakin
berkembang, maka kita tidak hanya dapat menambah record – record data,
tetapi juga dapat melakukan perubahan struktur dalam basis data, baik dalam
bentuk penambahan objek baru (tabel) atau dengan penambahan field – field
baru pada sebuah tabel.
6. Keamaan (Security)
Kita dapat menentukan siapa – siapa (pemakai) yang boleh menggunakan
basis data beserta objek – objek di dalamnya dan menentukan jenis – jenis
operasi apa saja yang boleh dilakukannya.
7. Pemakaian Bersama (Share)
10
Pemakai basis data sering kali tidak terbatas pada satu pemakai saja, atau
di satu lokasi saja oleh satu sistem/aplikasi saja. Basis data yang dikelola oleh
sistem (aplikasi) yang mendukung lingkungan multi-user, akan dapat
memenuhi
kebutuhan
ini,
tetapi
tetap
dengan
menjaga/menghindari
munculnya persoalan baru seperti inkonsistensi data (karena data yang sama
diubah oleh banyak pemakai pada saat yang bersamaan) atau kondisi deadlock
(karena ada banyak pemakai yang saling menunggu untuk menggunakan
data).
2.4 UML (Unified Modeling Language)
UML (Unified Modeling Language) adalah sebuah bahasa yang berdasarkan
grafik atau gambar untuk memvisualisasi, menspesifikasi, membangun, dan
pendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan software berbasis OO
(Object – Oriented). UML tidak hanya merupakan sebuah bahasa pemprograman
visual saja, namun juga dapat secara langsung dihubungkan ke berbagai bahasa
pemprograman, seperti JAVA, C++, Visual Basic, atau bahkan dihubungkan
secara langsung ke dalam sebuah object-oriented database. (Pressman, 2005:841)
UML merupakan suatu kumpulan teknik terbaik yang sudah terbukti sukses
dalam memodelkan sistem yang besar dan kompleks yang dikembangkan oleh
Booch, Object Modelling Technique (OMT) dan Object Oriented Software
Engineering (OOSE). Metode Booch atau yang kita kenal dengan metode Design
Object Oriented yang dibuat oleh Gardy Booch. Metode ini menjadikan proses
analisis dan design ke dalam empat tahapan interaktif, yaitu :
1. Identifikasi kelas – kelas dan objek – objek
2. Identifikasi semantik dari hubungan objek dan kelas
3. Perincian interface
4. Implementasi
Dengan menggabungkan UML, metode Booch, OMT dan OOSE lalu
ditambahkan dengan elemen – elemen baru yang lebih efektif dan lebih ekspresif
dari metode lainnya. UML terdiri atas 13 jenis diagram resmi seperti tertulis
dalam tabel berikut.
11
Tabel 2.1 Fungsi Diagram UML
No.
Diagram
Kegunaan
1.
Activity
Behaviourprosedural dan parallel
2.
Class
Class, fitur dan hubungan – hubungan
3.
Communication
Interaksi antar objek
4.
Component
Struktur dan koneksi komponen
5.
Composite Structure
Dekomposisi runtime sebuah class
6.
Deployment
Pemindahan artifak ke node
7.
Interaction Overview
Campuran sequence dan activity diagram
8.
Object
Contoh konfigurasi dari contoh – contoh
9.
Package
Struktur hirarki compile-time
10.
Sequence
Interaksi antar objek, penekanan pada sequence
11.
State Machine
Bagaimana even mengubah objek selama aktif
12.
Timing
Interaksi antar objek, penekanan pada timing
13.
Use Case
Bagaimana pengguna berinteraksi dengan sebuah
sistem
2.4.1 Use Case Diagram
Use Case diagram adalah layanan (services) atau fungsi – fungsi yang
disediakan oleh sistem untuk pengguna – penggunanya. Use Case diagram
menggambarkan fungsionalitas dari sebuah sistem. Yang ditekankan adalah “apa”
yang diperbuat sistem, dan bukan “bagaimana”. Sebuah Use case diagram
merepresentasikan sebuah interaksi antara pengguna sistem dengan sistem. Use
12
case diagram menggambarkan sebuah pekerjaan tertentu, misalnya login ke
sistem, membuat sebuah daftar belanja, dan sebagainya. Aktor adalah sebuah
entitas manusia atau sistem yang berinteraksi dengan sistem untuk melakukan
pekerjaan – pekerjaan tertentu. (Henderi et al, 2008)
Notasi – notasi yang digunakan dalam pemodelan diagram use case dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2.2 Simbol-simbol Diagram Use Case
No.
Notasi
1.
Deskripsi
Aktor,
segala
sesuatu
digunakan
untuk
menggambarkan pelaku atau pengguna yang sedang
berinteraksi langsung.
2.
Use
case,
berfungsi
untuk
menggambarkan
spesifikasi pekerjaan dan deskripsi pekerjaan (job
deskripsion), serta keterkaitan antar pekerjaan (job).
3.
Aliran
proses
(relationship),
berguna
untuk
menggambarkan hubungan antara use case dengan
use case lainnya.
4.
Aliran perpanjang (extension points), berguna
untuk menggambarkan hubungan antara use case
dengan use case yang diperpanjang (extended use
case) maupun dengan use case yang dumasukkan
(included use case).
Tabel 2.2 (Lanjutan)
13
5.
Aliran yang digunakan untuk menggambarkan
hubungan antara actor dengan use case.
6.
<<extended>>
Kondisi yang mendeskripsikan apa yang terjadi
antara use case dengan use yang diperpanjang.
7.
<<include>>
Kondisi
aliran
proses
langsung
(directed
relationship) antara dua use case yang secara
langsung menyatakan kelakukan dari use case yang
dimasukkan.
8.
<<has>>
Kondisi yang mendeskripsikan apa yang terjadi
antara actor dengan use case.
(Donald, 2003)
2.4.2 Activity Diagram
Menurut Whitten dan Bentley (2007, p382), Activity diagram merupakan
bagian dari model dinamis yang digunakan untuk menggambarkan work flow /
proses sistem kita. Diagram ini menunjukkan bagaimana suatu proses dimulai,
kemudian alur proses dari tiap keputusan yang ada hingga berakhirnya proses.
Serta diagram ini juga memungkinkan untuk menampilkan proses yang terjadi
secara paralel.
Activity diagram memungkinkan siapapun yang melakukan proses untuk
memilih urutan dalam melakukannya. Dengan kata lain, diagram hanya
menyebutkan aturan – aturan rangkaian dasar yang harus kita ikuti. Hal ini
penting untuk pemodelan bisnis karena proses – proses sering muncul secara
paralel.
Notasi – notasi yang digunakan dalam pemodelan activity diagram dapat
dilihat pada Tabel
Tabel 2.3 Pemodelan Activity Diagram
14
No.
Notasi
1.
Keterangan
Titik awal, digunakan untuk menggambarkan awal dari
digram aktifitas
2.
Titik akhir, digunakan untuk menggambarkan akhir
dari diagram aktifitas
3.
Aktivitas, digunakan untuk menggambarkan aktifitas
dalam diagram aktifitas
4.
Pilihan untuk pengambilan keputusan, digunakan
untuk menggambarkan kelakuan pada kondisi tertentu
5.
Akhir
alur
(flow
final),
digunakan
untuk
menghancurkan semua tanda yang datang dan tak
memiliki efek alur dalam aktifitas
6.
Fork, digunakan untuk menunjukkan kegiatan –
kegiatan yang dilakukan secara paralel atau untuk
menggabungkan dua kegiatan paralel menjadi satu
7.
Rake, menunjukkan adanya dekomposisi
8.
Tanda waktu
9.
Node Fork, digunakan untuk menggambarkan satu aksi
yang masuk dan beberapa aksi yang keluar
10.
Join Fork, digunakan untuk menggambarkan beberapa
aksi yang masuk dan satu aksi yang keluar
Tabel 2.3 (Lanjutan)
15
11.
Tanda Pengiriman
12.
Tanda Penerimaan
2.4.3 Sequence Diagram
Sebuah sequence diagram secara khusus menjabarkan aktifitas sebuah
skenario tunggal. Diagram tersebut menunjukkan sebuah objek contoh dan pesan–
pesan yang melewati objek – objek di dalam use case diagram. Sequence diagram
menggambarkan interaksi dengan menampilkan setiap partisipan dengan garis alir
secara vertikal dan pengurutan pesan dari atas ke bawah. (Fowler, 2005)
Sequence diagram biasa digunakan untuk menggambarkan skenario atau
rangkaian langkah – langkah yang dilakukan sebagai respons dari sebuah event
untuk menghasikan output tertentu. Diagram ini juga menunjukkan serangkaian
pesan yang dipertukarkan oleh objek – objek yang melakukan suatu tugas atau
aksi tertentu. Diawali dari apa yang men-trigger aktivitas tersebut, proses dan
perubahan apa saja yang terjadi secara internal dan output apa yang dihasilkan.
Masing – masing objek, termasuk aktor memiliki lifeline vertikal. Pesan
digambarkan sebagai garis berpanah dari satu objek ke objek lainnya.
Tabel 2.4 Pemodelan Sequence Diagram
No.
Notasi
1.
Keterangan
Aktor,
segala
sesuatu
digunakan
untuk
menggambarkan pelaku atau pengguna yang
sedang berinteraksi langsung.
2.
LifeLine, Objek entity, antarmuka yang saling
berinteraksi.
Tabel 2.4 (Lanjutan)
16
3.
Message, spesifikasi dari komunikasi antar objek
yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas
yang terjadi
4.
Message, spesifikasi dari komunikasi antar objek
yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas
yang terjadi
2.5 ERD (Entity Relationship Diagram)
Menurut Jogoyanto (2001:700) ERD adalah suatu komponen – komponen
himpunan entitas dan himpunan relasi yang masing – masing dilengkapi dengan
atribut yang mempresentasikan seluruh fakta dari dunia nyata yang ditinjau. ERD
menggambarkan data dan hubungan antar data secara global menggunakan Entity
Relationship Diagram.
Menurut salah satu para ahli, Brady dan Loonam (2010), Entity Relationship
diagram (ERD) merupakan teknik yang digunakan untuk memodelkan kebutuhan
data dari suatu organisasi, biasanya oleh System Analys dalam tahap analisis
persyaratan proyek pengembangan system. Sementara seolah-olah teknik diagram
atau alat peraga memberikan dasar untuk desain database relasional yang
mendasari sistem informasi yang dikembangkan. ERD bersama-sama dengan
detail pendukung merupakan model data yang pada gilirannya digunakan sebagai
spesifikasi untuk database.
2.6 MySQL
Menurut Kadir (2003) SQL (dibaca “ess-quel-el’) merupakan kependekan dari
Structured Query Language. SQL digunakan untuk berkomunikasi dengan sebuah
database. Sesuai dengan ANSI,SQL merupakan bahasa setandar untuk system
manajemen database rasional. Statemnat SQL digunakan untuk melakukan update
terhadap database atau mengambil data dari sebuah database.
17
Suatu database memungkinkan kita untuk melakukan penyimpanan,
pencarian, pengurutan dan pengambilan data secara efisin. Server MySQL
mengendalikan akses ke data untuk menjamin bahwa beberapa user dapat bekerja
bersama – sama, menyediakan akses yang dapat menjamin hanya user yang
memiliki hak yang dapat mengakses.
Merupakan
sistem
management
database
relasi
(relational
database
management system). Bersifat opern source dapat di download secara bebas,
MySQL memiliki kinerja, kecepatan, proses dan ketangguhan yang tidak kalah
dengan database lainnya contohnya, oracle, sybase, unity dan lain lain. Pada
awalnya MySQL hanya berjalan di platform sistem operasi LINUX. Hampir
semua distri LINUX telah memasukkan MySQL sebagai database standarnya,
namun saat ini MySQL dapat pula berjalan diatas sistem operasi lainnya.
2.6.1 Keistimewaan MySQL
Menurut Kadir (2003) MySQL memiliki keistimewaan atara lain:
1. Portabilitas. MySQL dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi seperti
Windows, Linux, FreeBSD, Mac OS X Server, Solaris, Amiga dan masih
banyak lagi.
2. Open Source. MySQL didistribusikan secara open source, dibawah lisensi
GPL sehingga dapat digunakan oleh secara gratis.
3. Multiuser. MySQL dapat digunakan oleh beberapa user dalam waktu yang
bersamaan tanpa mengalami masalah atau konflik.
4. Performa Tuning. MySQL memiliki kecepatan yang menakjubkan dalam
menangani query sederhana, dengan kata lain dapat memproses lebih banyak
SQL persatuan waktu.
5. Jenis Kolom. MySQL memiliki tipe kolom yang sangat kompleks, seperti
signed / unsigned integer, float, double, char, text, date, timestamp, dan lain
lain.
6. Perintah dan Fungsi. MySQL memiliki operator dan fungsi secara penuh yang
mendukung perintah select dan where.
18
7. Keamanan. MySQL memiliki beberapa lapisan sekuritas seperti level
subnetmask pada nama host dan izin akses user dengan sistem perizinan yang
mendetail serta sandi terenkripsi.
8. Skabilitas dan Pembatasan. MySQL mampu menanganai basis data sekala
besar, dengan jumlah rekaman lebih dari 50 juta dan 60 ribu table serta 5
milyar baris. Selain itu batas indeks yang dapat ditampung mencapai 32
indeks pada setiap tablenya.
9. Konektivitas. MySQL dapat melakukan koneksi dengan klien menggunakan
protocol TCP/IP, Unix soket (UNIX), atau Named Pipe (NT).
10. Lokalisasi. MySQL daoat mendeteksi pesan kesalahan pada klien dengan
menggunakan lebih dari dua puluh bahasa.
11. Atar Muka. MySQL memiliki tatap muka terhadap berbagai aplikasi dan
bahasa pemprograman dengan menggunakan fungsi API (Application
Programing Interface).
12. Klien dan Peralatannya. MySQL dilengkapi dengan berbagai peralatan (tools)
yang dapat digunakan untuk administrasi basis data, dan pada setiap
peralatannya yang ada disertakan petunjuk online.
13. Struktur Table. MySQL memiliki struktur table yang lebih fleksibel dalam
menangani ALTER TABLE, dibandingkan basis data lainnya.
2.7 PHP Hypertext Preprocessor (PHP)
PHP digunakan sebagai bahasa script server-side dalam pengembangan web
yang disiapkan pada dokumen HTML. Penggunaan PHP memungkinkan web
dapat dibuat dinamis sehingga maintenance situs web tersebut menjadi mudah dan
efisien. PHP merupakan software open-source yang disebarkan dan dilisensikan
secara gratis serta di-download secara bebas dari situs resinya. (Cullen, 2002)
Beberapa pesaing dari PHP ialah perl, Microsoft active server pages (ASP),
Java server page (JSP), dan ALL Cold Fusion. Dalam perbandingannya dengan
produk – produk tersebut, beberapa kelebihan yang dimiliki oleh PHP ialah :
19
1. Performa yang tinggi
PHP sangat efisien. Menggunakan server yang tidak mahal, dapat
melayani berjuta – juta permintaan setiap harinya.
2. Integritas database
PHP memiliki koneksi yang mengijinkan penggunaan berbagai sistem
database. Selain dari koneksi MySQL, PHP juga dapat melaukan koneksi
langsung ke database postfre SQL, MSQL, Oracle , dbm, filePro, Hyperwave,
Informix, Interbase dan Sybase. Menggunakan Open Database Connectivity
Standart (ODBC), PHP melakukan koneksi ke banyak database yang
disediakan oleh driver ODBC, termasuk produk Microsoft.
3. Library yang built-in
Karena PHP dirancang untuk digunakan pada web, PHP memiliki banyak
fungsi yang telah dibangun untuk mendukung berbagai tugas yang berguna
pada web. Dengan PHP kita dapat menampilkan gambar GIF, terkoneksi
dengan jaringan lain, mengirim email dan membuat file PDF.
4. Probabilitas
PHP dapat digunakan pada banyak sistem informasi. Kode PHP dapat
ditulis pada sistem operasi LINUX dan free BSD, sistem operasi UNIX yang
komersial seperti Solaris dan IRIX atau sebagai versi di Microsoft windows.
5. Ketersediaan source code
Source code PHP dapat diakses tidak seperti prodk komersial yang source
codenya tertutup, jika ada seruatu yang ingin di modifikasi atau ditambahkan
pada PHP dapat dilakukan secara langsng dan gratis.
2.7.1 Sejarah Singkat PHP
Menurut Cullen dalam jurnal Information Technology and Libraries, yang
dipublikasikan secara online oleh Proquest (2002). Pada awalnya PHP merupakan
kependekan dari personal home page (situs personal). PHP pertama kali dibuat
oleh Rasmus Lerdorf pada tahun 1994. Pada waktu itu PHP masih bernama
FI(Form Interpreted), yang wujudnya berupa sekumpulan scriptyang digunakan
untuk mengelolah data form dari web.Selanjutnya rasmus meliris kode sumber
20
tersebut untuk umum dan menamakanya PHP/FI. Dengan perilisan kode sumber
ini menjadi open source. Maka banyak progremer yang tertarik untuk ikut
penegembangan PHP.
Pada November 1997, diliris PHP/FI 2.0. pada liris ini terinterpreter PHP
sudah di implementasikan pada program C. dalam rilis ini disertakan juga modulmodulekstensi yang meningkatkan kemampuan PHP/FI secara sognifikan. Pada
tahun 1997, sebuah perusahaan bernama zend menulis ulang interpreter PHP
menjadi lebih bersih, lebih baik dan lebih cepat. Kemudian pada juni 1998
perusahaan itu merilis interprenter baru untuk PHP dan meresmikan rilis tersebut
sebagai PHP3.0 dan singkatan dirubah menjadi akronim berulang PHP: Hypertext
Processing.
Pada pertengahan tahun 1999, zend meliris interpreter PHP baru dengan rilis
tersebut dikenal dengan PHP 4.0. PHP 4.0. adalah versi PHP yang paling banyak
dipakai pada awal abad ke-21. Versi ini banyak dipakai disebabkan kemampuan
untuk membangun aplikasi web kompleks tetapi tetap memiliki kecepatan dan
stabilitas yang tinggi. Pada juni 2004. Zend meliris PHP 5.0. dalam versi ini, inti
dari interpreter PHP mengalami perubahan besar. Versi ini juga emasukan model
pemprograman berorientasi objek ke dalam PHP untuk menjawab perkembangan
bahasa pemprograman kea rah paradigm berorientasi objek.
2.8 HTML (Hyper Text Markup Language)
HTML (Hyper Text Markup Language) adalah sebuah bahasa markup yang
digunakan untuk membuat sebuah halaman web dan menampilkan berbagai
informasi di dalam sebuah browser Internet. Bermula dari sebuah bahasa yang
sebelumnya banyak digunakan di dunia penerbitan dan percetakan yang disebut
dengan SGML (Standard Generalized Markup Language), HTML adalah sebuah
standar yang digunakan secara luas untuk menampilkan halaman web. HTML saat
ini
merupakan
standar
Internet
yang
didefinisikan
dan
dikendalikan
penggunaannya oleh World Wide Web Consortium (W3C). (Nugroho, 2004:2)
HTML berupa kode-kode tag yang menginstruksikan browser untuk
menghasilkan tampilan sesuai dengan yang diinginkan. Sebuah file yang
21
merupakan file HTML dapat dibuka dengan menggunakan browser web seperti
Mozilla Firefox atau Microsoft Internet Explorer. HTML juga dapat dikenali oleh
aplikasi pembuka email ataupun dari PDA dan program lain yang memiliki
kemampuan browser.
HTML dokumen tersebut mirip dengan dokumen teks biasa, hanya dalam
dokumen ini sebuah teks bisa memuat instruksi yang ditandai dengan kode atau
lebih dikenal dengan TAG tertentu. Sebagai contoh jika ingin membuat teks
ditampilkan menjadi tebal seperti: TAMPIL TEBAL, maka penulisannya
dilakukan dengan cara: <b>TAMPIL TEBAL</b>. Tanda <b> digunakan untuk
mengaktifkan instruksi cetak tebal, diikuti oleh teks yang ingin ditebalkan, dan
diakhiri dengan tanda </b> untuk menonaktifkan cetak tebal tersebut.
Secara garis besar, terdapat 4 jenis elemen dari HTML:
1. structural. tanda yang menentukan level atau tingkatan dari sebuah teks
(contoh, <h1>Golf</h1> akan memerintahkan browser untuk menampilkan
“Golf” sebagai teks tebal besar yang menunjukkan sebagai Heading 1.
2. presentational. tanda yang menentukan tampilan dari sebuah teks tidak peduli
dengan level dari teks tersebut (contoh, <b>boldface</b> akan menampilkan
bold. Tanda presentational saat ini sudah mulai digantikan oleh CSS dan tidak
direkomendasikan untuk mengatur tampilan teks.
3. hypertext. tanda yang menunjukkan pranala ke bagian dari dokumen tersebut
atau
pranala
ke
dokumen
lain
(contoh,
<a
href="http://www.ilmukita.com/">IlmuKita</a> akan menampilkan IlmuKita
sebagai sebuah hyperlink ke URL tertentu).
4. Elemen widget yang membuat objek-objek lain seperti tombol (<button>), list
(<li>), dan garis horizontal (<hr>).
2.9 CSS
Cascading Style Sheets (CSS) adalah suatu bahasa stylesheet yang digunakan
untuk mengatur tampilan suatu dokumen yang ditulis dalam bahasa markup.
Penggunaan yang paling umum dari CSS adalah untuk memformat halaman web
yang ditulis dengan HTML dan XHTML. Walaupun demikian, bahasanya sendiri
22
dapat dipergunakan untuk semua jenis dokumen XML termasuk SVG dan XUL.
Spesifikasi CSS diatur oleh World Wide Web Consortium (W3C).
CSS digunakan oleh penulis maupun pembaca halaman web untuk
menentukan warna, jenis huruf, tata letak, dan berbagai aspek tampilan dokumen.
CSS digunakan terutama untuk memisahkan antara isi dokumen (yang ditulis
dengan HTML atau bahasa markup lainnya) dengan presentasi dokumen (yang
ditulis dengan CSS). Pemisahan ini dapat meningkatkan aksesibilitas isi,
memberikan lebih banyak keleluasaan dan kontrol terhadap tampilan, dan
mengurangi kompleksitas serta pengulangan pada stuktur isi. (Abdullah, 2003)
2.10 WWW (World Wide Web)
WWW World Wide Web, lebih dikenal dengan web yang merupakan salah
satu layanan yang didapat oleh pemakai komputer yang terhubung ke internet
dengan fasilitas hypertext untuk menampilkan data berupa text, gambar, suara,
animasi dan data multimedia lainnya. Sehingga web pada awalannya adalah ruang
informasi dalam internet, dengan menggunakan teknologi hypertext oemakai
dituntun menemukan informasi dengan mengikuti link yang disediakan dalam
dokumen web yang ditampilkan dalam web browser.
Situs / web dapat dikategorikan menjadi dua yaitu “web statis” dan “web
dinamis”. Web statis adalah web yang menampilkan informasi – informasi yang
sifatnya statis (tetap), sedangkan web dinamis adalah web yang menampilkan
informasi serta dapat berinteraksi dengan pengguna. . (Kustiyahningsih dan Rosa
Anamisa, 2011)
2.10.1 Web Browser
Web browser adalah perangkat lunak yang digunakan untuk menampilkan
informasi dari server web. Perangkat lunak ini kini telah dikembangkan dengan
menggunakan user interface grafis, sehingga pemakai dapat dengan melakukan
‘point and click’ untuk pindah antar dokumen. (Shelly dan Velmaart, 2011:81)
2.11 Metodologi Rekayasa Perangkat Lunak
23
Jenis metode yang digunakan dalam penyelesaian tugas akhir ini
menggunakan pemodelan yang secara umum digunakan dalam rekayasa perangkat
lunak yaitu metode waterfall.
Waterfall mengusulkan sebuah pendekatan kepada perkembangan perangkat
lunak yang sistematik dan sekuensial yang mulai pada tingkat dan kemajuan
sistem pada seluruh analisis, desain, kode, pengujian, dan pemeliharaan. Berikut
di bawah ini rangkaian aktifitas proses dalam metode Waterfall (Pressman, 2007):
1. Tahapan Rekayasa Sistem
Tahapan ini sangat menekan pada masalah pengumpulan kebutuhan
pengguna pada tingkatan sistem dengan menentukan konsep sistem beserta
antarmuka yang menghubungkannya dengan lingkungan sekitar. Hasilnya
berupa spesifikasi sistem.
2. Tahapan Analisis
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan kebutuhan elemen – elemen di
tingkat perangkat lunak. Dengan analisis harus dapat ditentukan domain –
domain data atau informasi, fungsi, proses, atau prosedur yang diperlukan
beserta unjuk kerjanya, dan antarmuka. Hasilnya berupa spesifikasi kebutuhan
perangkat lunak.
3. Tahapan Perancangan
Pada tahap perancangan, kebutuhan - kebutuhan perangkat lunak yang
dihasilkan pada tahap analisis, ditransformasikan ke dalam bentuk arsitektur
perangkat lunak yang memiliki karakteristik mudah dimengerti dan tidak sulit
untuk diterapkan.
4. Tahapan Pemprograman
Tahap ini melakukan penerapan hasil rancangan ke dalam baris – baris
kode program yang dapat dimengerti oleh komputer.
5. Tahapan Pengujian
24
Setelah perangkat lunak selesai diterapkan, pengujian dapat segera
dimulai. Pengujian terlebih dahulu dilakukan pada setiap modul. Jika tidak ada
masalah, modul tersebut akan diintegrasikan hingga membentuk perangkat
lunak secara utuh. Kemudian dilakukan pengujian di tingkat perangkat lunak
yang memfokuskan pada masalah – masalah logika internal, fungsi internal,
potensi masalah yang mungkin terjadi dan pemeriksaan hasil apakah sudah
sesuai dengan permintaan.
6. Tahapan Pengoprasian dan Pemeliharaan
Dalam operasional sehari – hari, suatu perangkat lunak mungkin saja
mengalami kesalahan atau kegagalan dalam menjalankan fungsi – fungsinya.
Atau, pemilik bisa saja meminta peningkatan kemampuan perangkat lunak
pada pengembangnya. Dengan demikian, kedua faktor ini menyebabkan
perlunya perangkat lunak dipelihara dari waktu ke waktu. Biasanya ini
merupakan tahapan yang panjang dari perangkat lunak.
Gambar 2.1 Permodelan Waterfall
2.12 Pendekatan Text/Pengujian
25
Pengujian perangkat lunak adalah elemen kritis dari jaminan kualitas
perangkat lunak dan mempersentasikan kajian pokok dari spesifikasi, desain dan
pengkodean. pendekatan test/ pengujian :
2.12.1 Pendekatan Black Box
Pengujian Black Box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak.
(Pressman, 2010) Pengujian ini memungkinkan analis sistem memperoleh
kumpulan kondisi masukan yang akan mengerjakan seluruh keperluan fungsional
program. Tujuan metode ini mencari kesalahan pada :
1. Fungsi yang salah atau hilang.
2. Kesalahan pada interface.
3. Kesalahan pada instruktur data atau akses basis data.
4. Kesalahan performansi.
5. Kesalahan insialisasi dan tujuan akhir
Pengujian Black Box dirancang untuk menjawab petanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimana validitas fungsional diuji?
2. Apa kelas input yang terbaik untuk uji coba yang baik?
3. Apakah sistem sangat peka terhadap nilai input tertentu?
4. Bagaimana jika kelas data yang terbatas dipisahkan?
5. Bagaimana volume data yang dapat ditoleransi oleh sistem?
6. Bagaimana pengaruh kombinasi data terhadap pengoperasian sistem?
Untuk menganalisa pengujian metode Black Box dilakukan dengan tiga cara :
1. Pemisah padanan (equivalence partitoning)
a. Menggunakan data terpisah yang diturunkan dari test case.
b. Satu test case menemukan sekumpulan kesalahan yang spesifik yang
biasanya membutuhkan beberapa test case.
c. Mengurangi jumlah test case yang dibuat.
2. Analisa batas nilai (boundary value analysis)
a. Merupakan pelengkap dari equivalence partitioning
26
b. Sebagian besar masalah terjadi pada batas input, bukan pada inti dari input
domain.
c. Contohnya, pengujian batas atas dan batas bawah dari sebuah array.
3. Pengujian grafik (graph-based testing)
a. Menggunakan graph untuk merepresentasikan objek dan relasinya
terhadap objek lain
.
Download