Memahami Masa Perkembangan Dewasa Akhir dalam Aspek Fisik

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Perkembangan
Sepanjang
Hayat
Tahapan Perkembangan Manusia dari
Masa Remaja sampai dalam Masa
Menghadapi Kematian
Fakultas
Program Studi
Psikologi
Psikologi
Tatap Muka
12
Kode MK
Disusun Oleh
MK61095
Hanifah, M.Psi, Psikolog
Abstract
Kompetensi
Bidang Psikologi yang perlu dikuasai
oleh mahasiswa Psikologi tingkat S1
sebagai bekal untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
dalam bidang Psikologi
Mahasiswa menguasai teori dari tokohtokoh Psikologi perkembangan dan
menguasai materi mengenai tahapan
perkembangan manusia
Memahami Masa Perkembangan Dewasa
Akhir dalam Aspek Fisik dan Kognitif
Perkembangan Fisik pada Masa Dewasa Akhir
Usia yang semakin menua mengarah pada beberapa perubahan fisiologis yang tak
dapat terhindarkan. Ada pun rentang usia bagi dewasa akhir adalah usia 65 tahun ke atas.
Seiring dengan bertambahnya usia, individu pada usia dewasa akhir akan mengalami
kemunduran fisik seperti berat dan volume otak yang mulai menyusut, kemunduran dari
fungsi sistem saraf, menurunnya fungsi sistem kekebalan tubuh, kulit yang mulai keriput dan
bercak di kulit, serta perubahan dalam perkembangan sensoris. Individu dewasa akhir
menyadari bahwa daya tahan tubuh mereka menurun, berbeda dengan kondisi pada usia 20
atau 30 tahun sebelumnya dan juga pendengaran yang mengalami penurunan. Berbagai
ketegangan dalam kehidupan juga akan mengalami penurunan dimulai dari masa dewasa
awal menuju dewasa madya. Hal ini mungkin disebabkan karena individu dewasa sudah
memiliki gaya hidup yang lebih stabil atau menetap. Meskipun stress yang meningkat
berhubungan dengan masalah kesehatan, individu dewasa akhir atau lanjut usia
melaporkan bahwa mereka tidak lagi merasa hidupnya terusik atau mengalami ketegangan
dibandingkan dengan apa yang dialami pada masa dewasa madya. Kondisi tersebut
disebabkan karena mereka memiliki peran dan tanggung jawab yang lebih sedikit atau
karena mereka sudah memahami bagaimana mengatasi permasalahan dalam jangka waktu
yang panjang.
Otak yang Menyusut dan Melambat Secara Perlahan
Pada usia dewasa akhir, kekuatan tubuh menurun secara perlahan seiring dengan
proses penuaan dan kadang kala kehilangan fungsi ini dapat diperbaiki. Bersamaan dengan
ditemukannya tubuh yang mengalami penuaan akan memiliki daya pulih yang lebih baik
dibandingkan yang diperkirakan sebelumnya, hal yang sama juga terjadi pada penuaan
otak. Rata-rata antara usia 20 hingga 90 tahun, otak kehilangan beratnya sebesar 5 hingga
10 persen, volume otak juga berkurang. Sebuah studi menemukan bahwa pada orang lanjut
usia, volume otak adalah 15 persen lebih sedikit dibandingkan dengan individu dewasa
awal. Para ilmuwan tidak yakin mengenai hal yang menyebabkan perubahan tersebut
namun hal ini mungkin disebabkan karena berkurangnya dendrit, kerusakan membrane
myelin yang menyelubungi akson atau kematian sel-sel otak. Pada kondisi normal, individu
dewasa jarang kehilangan sel-sel otak. Ada beberapa area yang menyusut lebih banyak
dibandingkan area lain. Korteks prefrontal adalah salah satu area yang menyusut seiring
2016
2
Perkembangan Sepanjang Hayat
Hanifah, M.Psi, Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dengan proses penuaan dan penyusutan ini berkaitan dengan menurunnya kerja memori
dan aktivitas kognitif lainnya pada lanjut usia. Melambatnya fungsi otak dan batang otak di
mulai pada masa dewasa madya dan berlangsung lebih cepat pada masa dewasa akhir
sehingga koordinasi fisik dan performa intelektual terpengaruh.
Bukanlah menjadi hal yang menakutkan bagi seseorang terkait dengan penuaan
dibandingkan dengan munculnya pemikiran bahwa dirinya akan menjadi “pikun”. Demensia,
sebuah istilah untuk kepikunan, penurunan yang cukup pesat dari fungsi neural (urat syaraf)
yang berhubungan dengan penurunan fungsi kognitif – lemahnya memori, penurunan dalam
kemampuan intelektual, penilaian yang buruk, kesulitan untuk berfikir secara abstrak dan
sering kali mengalami perubahan dalam kepribadian. Menjadi “pikun” bukanlah bagian yang
normal dari proses penuaan. Laju peningkatan demensia akan semakin cepat seiring
dengan pertambahan usia. Secara keseluruhan, demensia memengaruhi 6% hingga 8% dari
individu dewasa akhir yang berusia 65 tahun atau lebih. Laju peningkatan terjadinya
demensia semakin tajam sesuai dengan usia, meskipun kurang dari 1% terjadi pada individu
di usia 60 hingga 64 tahun, sekitar 30% terjadi pada individu dengan usia 85 tahun atau
lebih.
Demensia bukanlah satu-satunya gangguan pada individu dewasa akhir. Banyak
kerugian yang dapat terjadi pada individu dewasa akhir yang ditandai dengan lemahnya
fungsi kognitif yang disebut dengan pikun atau disebut dengan penyakit Alzheimer yang
diduga sebagai penyebab hilangnya kemampuan kognitif. Terdapat beberapa kondisi
berbeda yang dapat menghasilkan gejala-gejala yang mengarah pada kepikunan dan juga
beberapa hal lainnya dapat disembuhkan atau diperbaiki. Proses penuaan juga berkaitan
dengan berkurangnya produksi beberapa neurotransmitter termasuk asetilkolin, dopamin
dan gamma-aminobutyric acid (GABA). Neurotransmitter ini memainkan peran yang penting
dalam ingatan. Beberapa peneliti berpendapat bahwa menurunnya asetilkolin berperan
terhadap menurunnya fungsi memori dalam taraf kecil dan bahkan kehilangan memori yang
parah seperti penyakit Alzheimer. Penyakit alzheimer ini dapat dialami oleh individu pada
usia dewasa madya namun semakin meningkat kemungkinannya seiring dengan
bertambahnya usia. Hal ini dikarenakan individu yang berada dalam usia yang lebih tua
(lanjut usia) pada akhirnya akan menderita penyakit alzheimer kecuali memiliki cara-cara
untuk mencegahnya atau memperlambat kemajuannya.
Penyakit alzheimer mulai memengaruhi otak pada usia dewasa awal dan dewasa
madya, bahkan pada usia yang lebih dini, jauh sebelum fungsi kognitif dapat dipengaruhi
dan kemungkinan besar sebelum penyakit ini dapat didiagnosa. Tanda-tanda yang dapat
terlihat adalah deteksi 2 – 3 tahun sebelum demensia dapat didiagnosa dan biasanya
dikenali pada individu yang kesulitan untuk mempelajari dan mengingat sesuatu berupa
materi verbal yang baru ditemui seperti nama atau nomor telepon. Penyakit alzheimer
2016
3
Perkembangan Sepanjang Hayat
Hanifah, M.Psi, Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
disebabkan adanya faktor genetik namun tidak berarti hanya disebabkan oleh faktor genetik
alzheimer saja. Penyakit alzheimer terjadi berulang kali dan bermula dalam beberapa
keluarga. Secara keseluruhan, terhitung sekitar 60% faktor genetik menjadi varians dalam
alzheimer dengan sisa persentase faktor-faktor lingkungan yang memengaruhi alzheimer.
Individu dengan latar belakang pendidikan dan kecerdasan yang tinggi, memiliki
kemampuan fisik, mental dan sosial yang aktif selama masa hidupnya memiliki persediaan
kognitif yang baik dibandingkan dengan individu yang tidak aktif dan mengakibatkan
kerusakan pada otak seperti penyakit alzheimer.
Berkurangnya dopamin yang terkait usia juga dapat mengakibatkan gangguan dalam
merencanakan dan melakukan aktivitas motorik. Berkurangnya produksi dopamin yang
parah dapat berkaitan dengan penyakit lanjut usia yang memiliki ciri kehilangan kontrol
motorik seperti pada penyakit Parkinson. Gamma-aminobutyric acid (GABA) dapat
membantu mengontrol ketepatan signal yang dikirm dari neuron yang satu ke neuron
lainnya, mengurangi ‘kegaduhan’ dan produksinya berkurang seiring dengan bertambahnya
usia. Pada masa dewasa akhir, otak hanya kehilangan sebagian dari kemampuannya untuk
berfungsi dan aktivitas yang dilakukan oleh individu pada lanjut usia dapat memengaruhi
perkembangan otak.
Pertumbuhan dendrit bisa terjadi pada manusia dewasa, bahkan kemungkinannya
untuk bisa terjadi pada individu yang sudah lanjut usia. Dendrit adalah bagian penerima dari
neuron. Dari usia 40-an hingga usia 70-an, pertumbuhan dendrit meningkat namun individu
yang sudah berusia 90-an, pertumbuhan dendrit tidak terjadi lagi. Pertumbuhan dendrit ini
ada kemungkinan kehilangan selama usia 70an tapi tidak pada usia 90an. Kekurangan
pertumbuhan dendrit pada individu dewasa akhir bisa jadi disebabkan oleh kurangnya
stimulasi dan aktivitas lingkungan. Pada usia dewasa akhir, otak dapat menghubungkan diri
kembali untuk mengimbangi kehilangan yang terjadi. Jika satu neuron tidak sanggup untuk
mengerjakan tugas tertentu, neuron-neuron terdekat membantu mengisi ketidakmampuan
tersebut. Seiring menuanya otak, individu dewasa akhir dapat memindahkan tanggung
jawab untuk tugas yang diberikan dari satu wilayah ke wilayah otak lainnya.
Perubahan lateralisasi kemungkinan memberikan satu jenis adaptasi pada orang
dewasa yang mengalami penuaan. Lateralisasi adalah spesialisasi fungsi pada satu belahan
otak atau lainnya. Para peneliti menemukan bahwa aktivitas otak di bagian korteks
prefrontal kurang di lateralisasi pada individu dewasa akhir dibandingkan pada individu yang
lebih muda ketika mereka menghadapi tugas-tugas kognitif. Menggunakan kedua belahan
otak dapat meningkatkan fungsi kognitif pada individu dewasa akhir. Namun, terdapat
perbedaan individual tentang bagaimana otak berubah pada individu yang sudah memasuki
usia dewasa akhir atau lanjut usia.
2016
4
Perkembangan Sepanjang Hayat
Hanifah, M.Psi, Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Sistem Kekebalan Tubuh
Menderita stress yang berkepanjangan dan berkurangnya proses penyembuhan
pada individu dewasa akhir dapat mempercepat efek penuaan terhadap kekebalan. Di
samping itu, kekurangan nutrisi yang berkaitan dengan rendahnya kadar protein berkaitan
dengan menurunnya sel T yang menghancurkan sel-sel yang terinfeksi, sehingga sistem
kekebalan semakin memburuk. Olahraga dapat meningkatkan fungsi sistem kekebalan
tubuh. Ketika usia bertambah, kemungkinan akan terkena penyakit cenderung meningkat.
Mayoritas individu dewasa yang masih hidup hingga usia 80 tahun atau lebih cenderung
menderita semacam gangguan. Penyakit kronis (yang lambat laun mulai dirasakan dan
berlangsung lama) jarang dialami pada masa dewasa awal, meningkat di masa dewasa
madya dan menjadi lebih umum di masa dewasa akhir.
Terdapat beberapa penyakit kronis yang paling banyak dijumpai di masa dewasa
akhir, diantaranya adalah arthritis dan osteoporosis. Arthritis adalah peradangan sendi yang
disertai dengan rasa sakit, kaku dan masalah dalam pergerakan. Gangguan ini dapat
memengaruhi pangkal paha, lutut, jari, pergelangan kaki dan tulang belakang. Selain itu,
proses penuaan yang normal menyebabkan kehilangan jaringan tulang, namun dalam
beberapa kasus kehilangan jaringan tulang ini cukup parah. Osteoporosis adalah kehilangan
jaringan tulang dalam jumlah besar dan hal utama yang menyebabkan banyak individu
dewasa akhir yang berjalan bungkuk. Oleh karena itu, olahraga adalah salah satu cara yang
baik untuk menjaga kesehatan dan membantu seseorang untuk menjalani hidup secara
mandiri pada usia dewasa akhir.
Penampilan Fisik
Ketika bertambah tua, individu akan bertambah pendek, kerutan dan bercak
penuaan adalah perubahan yang paling terlihat jelas. Pada masa dewasa akhir, pria dan
wanita menjadi lebih pendek karena tulang belakang mengalami penyusutan. Berat tubuh
biasanya menurun setelah mencapai usia 60 tahun. Hal ini disebabkan karena menyusutnya
otot, di mana kondisi tersebut juga membuat tubuh terlihat jadi ‘kendur’. Otot dan tulang dari
usia 25 hingga 75 tahun persentasenya berkurang dan bersamaan dengan itu juga terjadi
peningkatan persentase lemak. Gerakan individu dewasa akhir lebih lambat dibandingkan
individu dewasa awal disertai dengan kesulitan yang bervariasi. Ketika individu dewasa akhir
melakukan tugas sehari-hari seperti menggapai sesuatu dan menggenggam, bergerak dari
satu tempat ke tempat lain dan gerakan terus menerus, individu cenderung semakin lama
semakin lambat dibandingkan ketika mereka masih muda. Obesitas juga terkait dengan
keterbatasan mobilitas mereka. Oleh karena itu, mobilitas yang cukup adalah aspek penting
dalam mempertahankan gaya hidup yang aktif dan mandiri di masa dewasa akhir. Selain itu,
olahraga teratur dan latihan angkat beban dapat membantu mengurangi penurunan jumlah
2016
5
Perkembangan Sepanjang Hayat
Hanifah, M.Psi, Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
otot dan meningkatkan penampilan tubuh individu dewasa akhir atau lanjut usia. Tidak
hanya latihan fisik yang berkaitan dengan mempertahankan fungsi motorik namun terlibat
dalam aktivitas sosial juga bisa mencegah terjadinya kehilangan kemampuan motorik.
Perkembangan Sensori
Penglihatan. Melihat, mendengar dan aspek-aspek dari fungsi sensori lainnya
berkaitan dengan kemampuan individu untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Seiring
dengan bertambahnya usia, ketajaman visual, warna penglihatan dan persepsi kedalaman
akan menurun. Beberapa penyakit mata juga muncul pada individu dewasa yang mulai
mengalami penuaan. Pada masa dewasa akhir, kemunduran penglihatan yang sudah mulai
dialami individu pada masa dewasa awal dan dewasa madya kemudian menjadi semakin
nyata pada masa dewasa akhir. Pada usia dewasa akhir, mengemudi di malam hari menjadi
sulit disebabkan oleh berkurangnya toleransi terhadap cahaya. Adaptasi terhadap gelap
melambat, hal ini menandakan bahwa individu dewasa akhir membutuhkan waktu lama
untuk memulihkan penglihatannya ketika beranjak dari ruangan yang terang ke ruangan
yang agak gelap. Area dari medan penglihatan menjadi lebih sempit yang berarti intensitas
stimulus di area sekeliling medan penglihatan perlu ditingkatkan agar stimulus dapat terlihat.
Kemunduran visual sering kali dapat ditelusuri pada penurunan dalam kualitas atau
intensitas cahaya yang mencapai retina. Di usia 60 tahun, retina hanya menerima sepertiga
cahaya dari total cahaya yang diterima saat berusia 20 tahun. Di atas usia 75 tahun atau
bahkan setelah berusia 85 tahun, individu dewasa akhir memperlihatkan performa yang
kurang baik dalam sejumlah tugas-tugas visual apabila dibandingkan dengan individu
dewasa awal dan individu yang berusia 60an dan 70an awal. Penurunan terbesar dalam
persepsi visual di atas usia 75 tahun terutama individu yang berusia di atas 85 tahun adalah
ketika menghadapi sinar yang silau, kemampuannya melihat secara jelas apabila silau
menjadi lebih buruk. Mereka memerlukan waktu lebih lama untuk menyesuaikan diri setelah
mengalami silau dibandingkan individu dewasa yang lebih muda. Sebagai contoh, apabila
penglihatan individu yang lebih muda dapat pulih dalam waktu 10 detik setelah mengalami
silau, 50% dari individu berusia 90 tahun baru pulih setelah 1,5 menit. Penurunan sensor
pada individu dewasa akhir berkaitan dengan penurunan fungsi kognitif.
Seiring dengan bertambahnya usia, penglihatan warna juga menurun pada individu
dewasa akhir karena lensa mata menguning. Penurunan ini paling sering terjadi di bagian
hijau-biru-ungu dari spectrum warna. Seperti halnya pada banyak area persepsi, persepsi
kedalaman mengalami perubahan kecil setelah masa kanak-kanak dan perubahan
berlangsung terus hingga individu dewasa mengalami penuaan. Menurunnya persepsi
kedalaman secara tipikal berlangsung di masa dewasa akhir, yang dapat menyulitkan orang
tua untuk menentukan seberapa dekat atau jauhkah atau pun seberapa tinggi atau
2016
6
Perkembangan Sepanjang Hayat
Hanifah, M.Psi, Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
rendahnya sesuatu itu. Penurunan persepsi kedalaman dapat mengakibatkan seseorang
mengalami kesulitan ketika naik tangga maupun ketika melewati jalan yang sulit. Ada pun
penyakit mata dapat menganggu penglihatan individu dewasa akhir yaitu :

Katarak : penebalan lensa mata yang menyebabkan penglihatan menjadi berkabut,
buram dan mengalami distorsi

Glaukoma : kerusakan saraf optik yang disebabkan oleh tekanan yang ditibulkan akibat
penambahan cairan mata. Jika tidak ditangani, glaukoma dapat menghancurkan
penglihatan seseorang

Degenarasi makular : penyakit di mana terjadi kemunduran makula retina, yang
berhubungan dengan pusat fokus dari bidang penglihatan. Individu yang mengalami
degenerasi macular dapat memiliki penglihatan di bagian pinggir yang relatif normal
namun tidak dapat melihat secara jelas apa yang benar-benar ada di depan mata
mereka
Pendengaran. Pada taraf lanjut usia, dalam hal pendengaran seperti halnya dengan
penglihatan penting untuk menentukan tingkat penurunannya. Kerusakan pendengaran
biasanya tidak banyak menimbulkan kesukaran hingga masa dewasa akhir. Diperkirakan
terdapat 15% dari populasi yang berusia 65 tahun ke atas menjadi tuli, di mana biasanya hal
ini berkaitan dengan degenerasi dan cochlea. Cochlea adalah saraf reseptor utama untuk
mendengar yang terletak di telinga bagian dalam. Individu dewasa akhir sering kali tidak
menyadari apabila mereka mengalami masalah dalam pendengaran, menyangkalnya atau
menerimanya sebagai bagian dari menjadi tua. Perempuan dewasa akhir lebih sering
mencari perawatan untuk masalah pendengaran mereka dibandingkan dengan laki-laki
dewasa akhir. Ada dua alat yang dapat digunakan untuk meminimalisasi masalah-masalah
yang berhubungan dengan hilangnya pendengaran pada individu dewasa akhir. Pertama,
alat bantu dengar yang memperkeras suara untuk mengurangi kehilangan pendengaran
konduktif telinga bagian tengah. Kedua, implant koklea yang mengembalikan pendengaran
yang berlanjut kepada kehilangan pendengaran neurosensor.
Penciuman dan perasa. Sebagian besar individu dewasa kehilangan sebagian dari
kemampuan mencium, merasakan atau keduanya. Kehilangan ini sering kali dimulai pada
sekitar usia 60 tahun. Mayoritas individu berusia 80 tahun ke atas mengalami penurunan
yang signifikan pada aroma. Para peneliti menemukan bahwa individu dewasa akhir
menunjukkan penurunan indera penciuman yang lebih pesat daripada indera perasa
mereka. Kehilangan ini juga sering kali terjadi dimulai pada usia 60 tahun. Penurunan
penciuman dan cita rasa pada individu dewasa akhir yang sehat lebih rendah dibandingkan
dengan individu dewasa akhir yang tidak sehat. Menurunnya kemampuan untuk mencium
dan merasakan dapat mengurangi nikmatnya makanan dan kepuasan hidup. Berdasarkan
2016
7
Perkembangan Sepanjang Hayat
Hanifah, M.Psi, Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
hasil studi terhadap individu yang berusia 19 hingga 39 tahun, 40 hingga 59 tahun, dan 60
tahun ke atas mengungkapkan bahwa meskipun kemampuan individu dewasa untuk
mendeteksi aroma menurun seiring dengan bertambahnya usia mereka, kesenangan yang
dirasakan terhadap aroma meningkat pada kelompok usia yang lebih tua.
Sentuhan. Perubahan yang terjadi berpengaruh juga terhadap sentuhan terkait
dengan usia. Seiring dengan bertambahnya usia, individu dapat mendeteksi berkurangnya
kepekaan terhadap sentuhan terhadap tubuh bagian bawah (siku, lutut dan sebagainya)
dibandingkan dengan tubuh bagian atas (pergelangan tangan, pundak dan sebagainya).
Bagi individu dewasa akhir, mereka juga menjadi kurang sensitif terhadap rasa sakit dan
tidak merasakan sakit seperti individu yang lebih muda. Meski menurunnya sensitivitas
terhadap rasa sakit dapat membantu individu lanjut usia untuk mengatasi penyakit dan luka
yang dideritanya, hal ini juga dapat membuat individu tidak menyadari adanya luka atau
penyakit yang membuat mereka harus dirawat.
Seksualitas
Terdapat berbagai perubahan yang mewarnai seksualitas laki-laki dan perempuan
ketika memasuki usia dewasa akhir. Proses penuaan dapat mengakibatkan beberapa
perubahan di dalam performa seksual khususnya pada pria. Seiring dengan bertambahnya
usia, orgasme pada pria menjadi menurun, hanya terjadi setelah mencoba dua atau tiga kali.
Sama halnya dengan individu pada dewasa madya dan dewasa awal, individu dewasa akhir
yang tidak memiliki pasangan jauh lebih kecil kemungkinannya untuk aktif secara seksual
dibandingkan mereka yang memiliki pasangan. Bagi individu dewasa akhir yang memiliki
pasangan dan tidak berhubungan seksual, alasan utamanya adalah kesehatan yang buruk.
Aktivitas seksual, kualitas kehidupan seksual yang baik dan minat terhadap seks secara
positif berkaitan dengan kesehatan di masa dewasa madya dan dewasa akhir. Aktivitas
seksual dengan pasangan menurun dari tahap akhir masa dewasa madya hingga masa
dewasa akhir, dengan tingkat aktivitas seksual bersama pasangan yang lebih rendah pada
perempuan dibandingkan laki-laki.
Pasangan dewasa akhir sering kali merasakan adanya kasih sayang yang lebih
dibandingkan dengan pasangan pada usia dewasa madya, berkurangnya konflik dan
mereka mampu menghadapi berbagai konflik tanpa meluapkan emosi-emosi negatif.
Meskipun memiliki perbedaan pendapat, pasangan dengan usia dewasa akhir tidak
menunjukkan kebingungan yang berlebihan dibandingkan dengan pasangan pada usia
dewasa madya dengan perilaku negatif yang dimiliki pasangannya. Selain itu, ketika muncul
perbedaan pendapat, pasangan dewasa akhir terlihat lebih santai dibandingkan dengan
pasangan dewasa madya meskipun ada perilaku negatif yang diperlihatkan oleh
pasangannya.
2016
8
Perkembangan Sepanjang Hayat
Hanifah, M.Psi, Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Perkembangan Kognitif Pada Masa Dewasa Akhir
Pada usia dewasa akhir, lambannya dalam memberikan respon tidak dapat dihindari,
namun jumlah penurunan fungsi kognitif dapat dikurangi apabila individu dewasa pada masa
dewasa akhir dibiarkan berlatih untuk membuat respon yang cepat atau mereka memang
sudah berpengalaman / terbiasa dengan mengerjakan berbagai tugas. Memori, penalaran,
pemrosesan informasi, kemampuan dalam memecahkan masalah dan kekakuan secara
mental atau mencairnya seluruh kapasitas individu dewasa untuk melakukan introspeksi
terhadap dirinya sendiri, menentukan tujuan-tujuan hidup yang bermakna, mengelola
sumber daya yang mengalami perubahan dan merencanakan masa depan. Kapasitas
intelektual tersebut memengaruhi kemampuan individu untuk terlibat dalam pekerjaan yang
bersifat produktif, mengarahkan dan memberi saran kepada orang lain serta menciptakan
solusi-solusi yang baru untuk menghadapi persoalan dalam kehidupan sehari-hari. Terdapat
beberapa perbedaaan antara orang dewasa yang berusia enam puluh atau tujuh puluh
tahun dengan yang berusia 85 tahun atau lebih. Individu pada usia 85 tahun atau lebih
menghadapi sejumlah masalah, termasuk kehilangan potensi kognitif dan kemampuan
belajar yang cukup besar ; meningkatnya stress kronis, terjadinya disabilitas fisik dan mental
yang cukup besar dan meningkatnya rasa kesepian.
Kecepatan dalam pemrosesan informasi akan mengalami kemunduran di masa
dewasa akhir. Meskipun kecepatan pemrosesan informasi cenderung melambat di masa
dewasa akhir, masih terdapat variasi individual dalam kemampuan ini. Sampai taraf tertentu,
akumulasi pengetahuan dapat menggantikan melambatnya kecepatan pemrosesan
informasi pada individu lanjut usia. Menurunnya kecepatan pemrosesan informasi yang
dialami individu dewasa akhir cenderung berkaitan dengan penurunan fungsi otak dan
sistem saraf pusat. Kesehatan dan olahraga dapat memengaruhi seberapa besar penurunan
dalam kecepatan pemrosesan itu terjadi. Perubahan atensi juga merupakan aspek penting
dalam proses penuaan kognitif.
Memori mengalami perubahan seiring dengan bertambahnya usia namun tidak
semua perubahan memori berlangsung dengan cara yang sama. Fungsi-fungsi pada
memori memiliki relevansi untuk memahami kemampuan kognitif pada individu dewasa yang
sudah mengalami penuaan untuk melakukan sesuatu yang berkaitan dengan memindahkan
informasi dari short-term memory menuju long-term memory kemudian mencoba
mengingatnya kembali. Penelitian yang membandingkan kemampuan short-term memory
pada individu dewasa awal dan dewasa akhir menemukan bahwa usia tidak berkaitan
langsung dengan kapasitas short-term memory akan tetapi pada kemampuan untuk
memindahkan berbagai informasi yang baru saja dipelajari ke dalam long-term memory
kemudian memanggil kembali informasi tersebut sesuai dengan permintaan. Individu
2016
9
Perkembangan Sepanjang Hayat
Hanifah, M.Psi, Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dewasa akhir memiliki efektivitas yang sama dengan individu dewasa awal dalam mengenali
informasi yang sudah dipelajari di masa lalu, namun mereka memiliki kesulitan dalam
menyimpulkannya ke dalam sebuah nama yang lebih spesifik atau nomor ketika berusaha
untuk menemukannya. Individu dewasa menemukan bahwa fungsi memori mereka
terganggu apabila berada dalam kondisi di mana setiap informasi ditampilkan dengan cepat
dan isyarat berupa kontekstual tidak ada.
Penelitian mengenai memori fokus pada setiap tugas yang berbeda untuk melihat
adanya perkembangan atau penurunan. Hal tersebut dapat terlihat dari pembagian memori
menjadi tiga yaitu semantic memory, episodic memory dan prospective memory. Semantic
memory fokus pada pengetahuan dasar seperti mengingat kembali makna dari setiap katakata. Individu dewasa akhir sering kali membutuhkan waktu lebih lama agar dapat
mengingat kembali informasi semantic, namun biasanya mereka dapat mengingat kembali
sepenuhnya. Meskipun demikian, kemampuan untuk mengingat informasi yang sangat
spesifik (seperti nama) biasanya menurun pada individu lanjut usia. Episodic memory fokus
pada suatu situasi yang spesifik dan data. Untuk mengukur episodic memory adalah dengan
meminta individu untuk mengingat kembali kata-kata dari sebuah daftar atau mengingat apa
sarapan pagi mereka pada tiga hari yang lalu. Sesuai dengan usia individu, akan banyak
kejadian dan sedikit informasi yang dapat ditemukan kecuali pada suatu kejadian penting,
mereka tidak perlu diberikan kode atau menjadi sulit diingat kembali apabila jaringan sudah
tertumpuk dalam memori. Episodic memory lebih banyak mengalami penurunan pada
individu dewasa akhir dibandingkan dengan semantic memory. Oleh karena itu, individu
dewasa muda memiliki episodic memory yang lebih baik dibandingkan dengan individu
dewasa akhir. Selain itu, terdapat prospective memory yang terkait dengan kejadian atau
berbagai tindakan yang akan dilakukan di masa depan, sebagai contoh adalah dengan
mengingat kewajiban untuk minum obat pada waktu tertentu.
Memori dapat digunakan dengan cara baru ketika memasuki usia dewasa akhir,
yaitu dengan mengatasi berbagai konflik yang terjadi pada aspek psikososial yaitu integrity
versus despair ketika berada dalam tahap perkembangan psikososial. Memori digunakan
untuk mengingat kembali dan mengevaluasi kejadian-kejadian tertentu dalam kehidupan
yang mungkin telah menyita perhatian individu hingga peran dari setiap kejadian ini dapat
diintegrasikan ke dalam tujuan hidup individu tersebut dengan memiliki arti yang bermakna.
Proses ini mungkin dapat mengganggu kemampuan individu untuk menghadirkan kejadiankejadian saat ini atau dalam mengingat kembali informasi-informasi baru. Sebagian besar
individu menaruh perhatian pada hal-hal yang detail dan lebih mudah untuk mengingatnya
kembali. Namun, sebagian individu lainnya menolak untuk fokus pada hal-hal detail dan
tidak mampu untuk mendapatkannya kembali. Sebagai tambahan, selain adanya penurunan
dalam beberapa tampilan dari memori, individu dewasa akhir mengeluhkan permasalahan2016
10
Perkembangan Sepanjang Hayat
Hanifah, M.Psi, Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
permasalahan mengenai memori mereka. Bagaimana pun, keluhan mengenai memori dapat
merefleksikan adanya keterlambatan dalam proses mendapatkan kembali ketepatan
penilaian yang bersifat subjektif pada setiap individu.
Keseriusan dari keluhan pada memori dan penilaian individu mengenai bagaimana
mereka dapat melakukan sesuatu untuk mengembangkan gabungan memori mereka dapat
memengaruhi kekhawatiran individu dewasa akhir mengenai hilangnya memori dan secara
umum kesejahteraan hidup mereka. Adanya batasan atau kritik dari pemikiran operasional
formal, pada akhirnya membuat peneliti memformulasikan beberapa hal dari pemikiran post
formal, dengan beberapa karakteristik sebagai berikut :

Kepercayaan dalam merefleksikan dirinya sendiri, emosi, nilai-nilai yang dimiliki dan
situasi yang spesifik dalam mengatasi permasalahan

Kemauan untuk mengubah atau menggunakan pendekatan yang berbeda tergantung
pada permasalahan spesifik yang sedang dihadapi

Kemampuan untuk mengerahkan pengetahuan pribadi untuk menemukan solusi yang
pragmatis

Kesadaran akan adanya kontradiksi dalam kehidupan dan kemauan untuk mencoba
melibatkan suatu konflik atau pemikiran yang kontradiktif, emosi dan pengalaman dalam
menemukan sebuah solusi

Gabungan pemikiran dan emosi yang bersifat fleksibel sehingga mendapatkan solusi
yang adaptif, berorientasi pada realita serta mendapatkan kepuasan emosional

Antusias untuk mencari pertanyaan-pertanyaan baru, menemukan permasalahanpermasalahan baru dan memiliki kerangka baru dalam memahami suatu pengalaman
Individu yang mengoperasikan pemikiran post formal tidak selalu mampu
menggunakannya dalam setiap situasi. Ketika suatu persoalan sudah memiliki parameter
yang jelas dan hanya membutuhkan satu situasi maka pemikiran operasional formal atau
konkrit akan bekerja. Namun, ketika muncul suatu persoalan dengan nilai-nilai tertentu,
bermakna ganda atau berdampak pada hubungan interpersonal maka pemikiran post formal
yang akan bermain peran untuk menyelesaikannya. Kompleksitas dalam kehidupan individu
dewasa seperti adaptasi untuk mengatasi permasalahan yang membutuhkan fleksibilitas,
perbedaan aspek positif dan negatif dari alternatif tunggal dan kemampuan untuk
mempertimbangkan dampak dari setiap tindakan yang dilakukan. Komponen dari pemikiran
post
formal
adalah
kemampuan
untuk
mengkolaborasikannya
menyeimbangkan interpersonal dengan aspek analitis dari pekerjaan.
2016
11
Perkembangan Sepanjang Hayat
Hanifah, M.Psi, Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dengan
hal
lain,
Daftar Pustaka
Gunstad, John., et al. 2008. Patterns of Cognitive Performance in Middle-Aged and Older
Adults: A Cluster Analytic Examination. Sage Publications
Kail, Robert V., Cavanaugh, Jhon C, 2010. Human Development – a Life Span View 5th Ed.
Wadsworth : Cengage Learning
King A, Laura. 2012. Psikologi Umum ; Sebuah Pandangan Apresiatif. Jakarta : Salemba
Humanika
Newman, Barbara and Newman, Phillip R. 2012. Development Through Life a Psychosocial
Approach. Wadsworth : Cengage Learning
Santrock, J. W. 2012. Life-Span Development ; Perkembangan Masa Hidup Edisi
Ketigabelas Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Sigelman, Carol K.., Rider A., Elizabet. 2012. Life-Span Development 7th Ed. Wadsworth :
Cengage Learning
2016
12
Perkembangan Sepanjang Hayat
Hanifah, M.Psi, Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download