1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan tegangan tinggi merupakan komponen yang penting dalam penyaluran energi listrik. Setiap negara mempunyai standar masing-masing dalam penentuan besar tegangan yang dipakai dalam sistemnya. Akan tetapi pada umumnya suatu jaringan dikelompokkan menjadi beberapa golongan dengan batas sesuai negaranya masing-masing. Untuk sistem interkoneksi yang terpasang di Indonesia sendiri diterapkan sistem tegangan tinggi atau High Voltage (HV) yang berkisar antara 75 kV sampai 150 kV dan tegangan ekstra tinggi atau Extra High Voltage (EHV) yang bertegangan 500 kV. Sistem EHV biasa digunakan untuk menyalurkan daya yang besar pada jarak yang jauh. Karena tingginya tengangan yang disalurkan pada sistem ini secara otomatis lebih kompleks pula peralatan dan sistem isolasi yang digunakan. Isolasi yang digunakan tentunya lebih besar dari sistem HV. Karena besarnya tegangan yang disalurkan, maka muncul gangguan-gangguan yang pada tegangan lebih rendah hanya gangguan minor dan dapat diabaikan menjadi gangguan yang cukup menjadi perhatian. 1 2 Persoalan yang timbul akibat dari penerapan sistem EHV antara lain adalah [1]: 1. Persoalan isolasi kawat Persoalan ini menjadi penting karena pada tingkat HV perhatian dari isolasi hanya ditujukan untuk gangguan petir dan karakteristiknya terhadap peralatan. Akan tetapi pada tingkat EHV, surja hubung memberikan tekanan yang lebih memberatkan terhadap isolasi kawat. 2. Timbul korona Adanya gejala korona yang semakin menonjol di sistem EHV mengakibatkan gangguan radio atau Radio Interference (RI), sehingga penduduk di daerah sekitar jalur EHV akan sulit untuk menerima sinyal radio karena gangguan tersebut. Salah satu gejala yang timbul dari sistem EHV yang akan dibahas lebih lanjut adalah gejala korona. Ciri-ciri munculnya korona adalah suara desis, terlihat cahaya, dan bau ozone (O3). Ciri-ciri ini sering muncul pada bagian sistem isolasi yang kasar, runcing, ataupun kotor. Apabila hal ini dibiarkan tidak terdeteksi, maka akan merusak sistem isolasi. Deteksi korona pada sistem tenaga listrik merupakan salah satu kegiatan penting pada sistem transmisi tenaga listrik yang diharapkan sedapat mungkin terjadi suatu keakuratan dan kemudahan untuk mendeteksinya. Salah satu bagian penting peralatan tegangan tinggi adalah bagian keamanan dari isolasi yang harus 3 memiliki sifat kelistrikan yang baik diantaranya yaitu breakdown strength tinggi, resistivitas tinggi, losses rendah. Dalam jaringan transmisi tenaga listrik, cacat isolator dini ditandai dengan terjadinya korona. Korona bisa menghasilkan derau atau bising. Lucutan korona ini menyebabkan partikel udara disekitar isolator bertabrakan sehingga menghasilkan desis. Energi yang terpakai dalam proses tersebut merepresentasikan rugi daya, sehingga lucutan korona pada umumnya tidak diinginkan dalam suatu jaringan sistem tenaga listrik. Oleh karena itu pengamatan terjadinya korona penting karena dapat mengindikasikan kerusakan awal pada bahan isolator, sehingga dapat dilakukan perawatan terhadap alat. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan latar belakang, terdapat beberapa pokok permasalahan yang akan dibahas dalam tugas akhir ini, antara lain : 1. Dalam mendeteksi korona dengan acuan audible noise yang dihasilkan masih menggunakan telinga manusia sehingga permasalahannya adalah dalam menentukan titik kritis korona terkesan terlalu subjektif. 2. Permasalahan lain adalah pencarian batasan tegangan kritis pada suatu isolator tidak bisa dilihat hanya dengan melihat spektrum suara yang dihasilkan. 4 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian dalam tugas akhir ini antara lain : 1. Mengetahui karakteristik tegangan korona di tiap rangkaian isolator. 2. Mengetahui rentang nilai frekuensi terjadinya korona. 3. Mengetahui apakah terjadi perubahan frekuensi terhadap perubahan tegangan. 4. Mengetahui karakteristik perubahan frekuensi apabila terjadi perubahan tegangan. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian dalam tugas akhir ini antara lain : 1. Memberikan kontribusi sebagai tulisan ilmiah yang dapat digunakan sebagai acuan dalam memahami hal-hal yang berkaitan dengan gangguan sistem tenaga listrik terutama mengenai korona. 2. Memberikan informasi kepada penulis dan pembaca tentang serbaserbi korona serta mengenai deteksi korona dengan acuan sinyal audio yang dihasilkan dari suara bising yang dihasilkan. 3. Sebagai referensi untuk studi tentang korona lebih lanjut. 4. Sebagai acuan baru dalam mendeteksi korona dengan acuan suara. 5 1.5 Batasan Masalah Untuk menghindari pembahasan yang meluas, maka pembahasan tugas akhir ini dibatasi dengan hal-hal sebagai berikut : 1. Hanya membahas mengenai korona yang dihasilkan serta nilai frekuensinya dari berbagai variabel yang berubah. 2. Metode transformasi fourier hanyalah sebagai dasar perhitungan dan tidak dibahas lebih lanjut di tugas akhir ini. 1.6 Metodologi Penulisan Dalam pelaksanaan penulisan tugas akhir ini, diperlukan berbagai data yang berguna untuk mendukung analisis pada tugas akhir ini. Data-data tersebut dapat diperoleh dengan berbagai macam metode. Adapun sumber data yang diperlukan pada tugas akhir ini dapat diperoleh dengan beberapa metode yang dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Studi Literatur Studi literatur dilakukan dengan membaca buku dan melakukan pencarian literatur melalui internet mengenai deteksi tegangan kritis korona menggunakan analisis frekuensi gelombang suara. 6 2. Metode Konsultasi Penulis melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing dan beberapa narasumber lain untuk membantu menyelesaikan masalah dalam pelaksanaan tugas akhir ini. 3. Studi Laboratorium Studi laboratorium dilakukan melalui pengujian di Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, yang kemudian didapatkan berbagai data yang mendukung analisis untuk penyusunan tugas akhir ini. 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan pada tugas akhir ini disusun sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini memuat penjelasan mengenai latar belakang masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, batasan masalah, metode penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II : DASAR TEORI Bab ini memuat landasan teori mengenai deteksi tegangan kritis korona menggunakan analisis frekuensi gelombang suara dan tinjauan pustaka mengenai penelitian-penelitian korona yang telah dilakukan. 7 BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini memuat penjelasan mengenai cara pengujian dan pengambilan data untuk menggambarkan deteksi tegangan kritis korona menggunakan analisis frekuensi gelombang suara. BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini memuat penjelasan mengenai data hasil pengujian deteksi tegangan kritis korona menggunakan analisis frekuensi gelombang suara, serta analisis data yang diperoleh dengan menampilkannya dalam bentuk tabel dan grafik.