UNIVERSITAS INDONESIA Analisis Terjemahan Teks Resep Berbahasa Jerman Pflaumenmus dan Apfelkuchen ke dalam Bahasa Indonesia MAKALAH NONSEMINAR DELLA NURANNISSAH 1206270836 FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI JERMAN DEPOK JULI 2016 Analisis terjemahan ..., Dela Nur Annissah, FIB UI, 2016 Analisis terjemahan ..., Dela Nur Annissah, FIB UI, 2016 Analisis terjemahan ..., Dela Nur Annissah, FIB UI, 2016 Analisis terjemahan ..., Dela Nur Annissah, FIB UI, 2016 Analisis Terjemahan Teks Resep Berbahasa Jerman Pflaumenmus dan Apfelkuchen ke dalam Bahasa Indonesia Della Nurannissah Program Studi Jerman, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia E-mail: [email protected] Abstrak Dalam praktik penerjemahan, banyak penerjemah yang melakukan penerjemahan dengan tidak optimal. Jika dilakukan analisis pada beberapa teks terjemahan, banyak ditemui kesalahan penerjemahan dan masalah yang terdapat dalam terjemahan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dua teks resep kue berbahasa Indonesia, Selai Plam Hitam (Bubur Plam) dan Kue Apel, yang merupakan terjemahan dari teks resep kue berbahasa Jerman, Pflaumenmus dan Apfelkuchen. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang berbentuk kajian pustaka. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa pada kedua hasil terjemahan tersebut banyak ditemukan kesalahan, misalnya kesalahan penulisan, ketidaksesuaian dengan kaidah tata bahasa sasaran, perbedaan budaya teks sumber dengan teks sasaran yang menyebabkan kesulitan dalam penerjemahan, dan Vorwissen yang berbeda-beda yang dimiliki oleh tiap-tiap orang. Kesalahan dalam penerjemahan ini seharusnya tidak terjadi karena teks resep merupakan teks yang berorientasi pada teks sasaran. Kesalahan penerjemahan yang terdapat pada teks sasaran akan menyebabkan kesalahan saat membuat masakan yang terdapat pada resep. Kata Kunci: Bahasa Jerman; Bahasa Indonesia; Penerjemahan; Teks Resep; Terjemahan. Translation Analysis on German Recipe Texts Pflaumenmus and Apfelkuchen to Indonesian Abstract In translation practices, there are a lot of translators who do not deliver optimal translations. Some translation errors and translation problems can still be found in the translations when they are analyzed. The objective of this research is to analyze two cake recipe texts in Bahasa Indonesia, Selai Plam Hitam (Bubur Plam) and Kue Apel, which are translated from German cake recipe texts, Pflaumenmus and Apfelkuchen. This research uses qualitative method in the form of literature review. According to the result of this research, it is known that there are some translation errors in both texts, such as writing errors, incompatibility with the target language, cultural difference with target language, and former knowledge difference. These errors should not have occurred since recipe texts are target language oriented. Translation errors could lead to mistakes in making the food. Keyword: Germany; Indonesian; Translation; Recipe Text. Analisis terjemahan ..., Dela Nur Annissah, FIB UI, 2016 Pendahuluan Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa adanya bantuan dari orang lain. Hal ini berarti bahwa setiap individu harus berkomunikasi dengan individu lainnya agar dapat bertahan hidup. Untuk dapat berkomunikasi dengan individu lain, manusia membutuhkan bahasa. Bahasa adalah alat untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran, hasrat dan keinginan kepada orang lain (Sutedi, 2003:2). Tanpa bahasa, komunikasi akan sangat terbatas dan akan terjadi kekacauan dalam sistem sosial masyarakat. Hingga tahun 2009 terdapat sekitar 7000 bahasa yang digunakan di seluruh dunia menurut Ethnologue edisi ke-16 (Lewis (ed.), 2009). Ethnologue adalah sebuah ensiklopedi bahasa yang terbit satu kali tiap 4 tahun. Lalu bagaimana seseorang dari suatu belahan dunia dapat berkomunikasi dengan seseorang yang berasal dari belahan dunia lainnya, sedangkan masingmasing dari mereka berkomunikasi dengan bahasa yang berbeda? Bagaimana orang-orang yang berbicara dengan menggunakan bahasa yang berbeda dapat mengerti satu sama lainnya? Untuk inilah diperlukan suatu ilmu yang bernama ilmu penerjemahan. Menurut Munday, terjemahan berarti pengalihan bahasa sumber ke bahasa sasaran dalam bentuk teks tulis (Munday, 2001:5) dan ilmu penerjemahan adalah ilmu yang mempelajari teori dan praktik terjemahan tersebut, sedangkan seseorang yang menerjemahkan suatu teks disebut penerjemah. Namun demikian, dalam praktiknya banyak penerjemah yang melakukan penerjemahan dengan tidak optimal. Jika dilakukan analisis pada beberapa teks terjemahan, banyak ditemui kesalahan penerjemahan dan masalah yang terdapat dalam terjemahan tersebut. Pada penulisan jurnal ini akan dilakukan analisis pada dua teks resep terjemahan dari bahasa Jerman ke bahasa Indonesia yang berjudul Pflaumenmus dan Apfelkuchen yang diterjemahkan menjadi Selai Plam Hitam (Bubur Plam) dan Kue Apel. Analisis yang akan dilakukan adalah analisis mengenai unsur mikro teks dan unsur makro teks dari kedua teks, misalnya tujuan penulisan teks, tempat teks dimuat, fungsi teks, dampak yang dihasilkan oleh teks, gaya bahasa, dan lain sebagainya sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Christiane Nord dalam bukunya yang berjudul Fertigkeit Übersetzen (Nord, 2010) . Selain itu juga akan dilihat masalah-masalah penerjemahan yang terdapat pada teks, misalnya kesalahan penerjemahan, ketidaksesuaian penulisan hasil terjemahan dengan kaidah tata bahasa sasaran, dan pergeseran fungsi teks setelah diterjemahkan. Analisis terjemahan ..., Dela Nur Annissah, FIB UI, 2016 Tinjauan Teoretis Agar mendapatkan sebuah hasil terjemahan yang baik dan relevan, seorang penerjemah haruslah melakukan 3 tahap dalam penerjemahan, yaitu Analisis, Pengalihan, dan Penyerasian. Analisis merupakan hal pertama yang harus dilakukan sebelum mulai menerjemahkan. Sebelum menerjemahkan, seorang penerjemah harus membaca dan mempunyai gambaran yang jelas mengenai teks yang akan ia terjemahkan, misalnya apa maksud pengarang menulis teks tersebut, apa tujuan teks tersebut, siapa pembaca sasaran dari teks tersebut, bagaimana pengarang menyampaikan maksud teks tersebut, bagaimana pengarang mewujudkan gaya tersebut dalam pemilihan kata, frase, dan kalimat, dan lain sebagainya. Dalam bukunya yang berjudul Pedoman Bagi Penerjemah (Machali, 2009), Rochayah Machali menyebut hal ini sebagai field (bidang, pokok masalah), tenor (situasi umum), dan mode (cara). Analisis bertujuan agar seorang penerjemah memiliki gambaran yang jelas mengenai teks yang akan diterjemahkan, agar hasil terjemahan teks tersebut relevan dengan teks sumber dan tidak mengubah fungsi teks sumber. Setelah tahap analisis, seorang penerjemah lalu melakukan tahap kedua yaitu pengalihan. Pengalihan merupakan tahap untuk mendapatkan kata yang sepadan pada terjemahan teks sumber. Pada tahap ini seorang penerjemah harus menggantikan unsur bahasa dan penggunaan kata yang sepadan dari teks sumber ke teks sasaran. Sepadan yang dimaksudkan adalah sepadan dalam segala hal, baik bentuk maupun isi. Tahap selanjutnya adalah tahap penyerasian. Penyerasian merupakan pengecekan kembali bahasa yang masih terasa kaku, lalu diubah dan disesuaikan pada kaidah teks sasaran. Jika tahap ini tidak dilakukan secara maksimal, maka hasil penerjemahan akan terasa sangat kaku, tidak pas, dan sulit dimengerti karena tidak berterima saat dibaca. Analisis unsur mikro teks dan unsur makro tekspada teks sumber meliputi unsur-unsur atau faktor-faktor yang ada dalam teks, baik internal (Textinterne Faktoren) maupun eksternal (Textexterne Faktoren). Terdapat 17 unsur teks yang diperlukan dalam analisis teks sumber menurut Christiane Nord dalam bukunya yang berjudul Fertigkeit Übersetzen (Nord, 2010:74), namun tidak semua unsur dapat dimiliki oleh sebuah teks. 17 unsur tersebut yakni: a. Textexterne Faktoren Analisis terjemahan ..., Dela Nur Annissah, FIB UI, 2016 WER: Wer mengacu pada informasi mengenai der Sender atau der Verfasser atau penulis dari teks sumber. Pada banyak teks, pengarang dari teks tersebut biasanya diketahui dan nama penulis teks tertulis dengan dengan pada teks, namun pada beberapa teks, penulis teks tersebut tidak jelas dan tidak diketahui siapa atau biasa disebut anonim, contohnya pada petunjuk pemakaian obat yang terdapat pada kotak obat, perusahaan pembuat obat tersebutlah yang dikatakan sebagai penulis teks pada kotak obat tersebut, bukan nama perseorangan. WOZU: Wozu mengacu pada informasi mengenai tujuan penulis menulis teks sumber dan apa yang ingin dicapai oleh penulis dengan menulis teks tersebut. Misalnya seorang penulis yang menulis sebuah teks tentang mobilnya dengan tujuan untuk mempromosikan mobilnya agar dibeli oleh seseorang. WEM: Wem mengacu pada siapa pembaca sasaran dari penulisan teks sumber. Seperti telah disebutkan di atas, seseorang menulis sebuah teks pasti memiliki sebuah tujuan yang ingin dicapai. Dari tujuan ini dapat dilihat siapa pembaca sasaran yang dimaksudkan oleh si penulis teks. Misalnya penulisan teks tentang mobil yang dimaksudkan untuk promosi dan penjualan mobil, dapat dilihat bahwa sasaran penulisan adalah semua orang, terutama orang-orang menengah ke atas. Pembaca sasaran dari suatu teks dapat memengaruhi pemilihan kata dan bahasa yang terdapat dalam suatu teks. ÜBER WELCHES MEDIUM: Über welches Medium mengacu pada media apa yang digunakan saat teks tersebut diproduksi atau dipublikasikan, misalnya pada majalah atau kemasan. WO: Wo menitiberatkan pada unsur deiksis tempat, misalnya hier, dort, ataupun penyebutan nama sebuah tempat, dan sebagainya. Hal ini penting untuk dianalisis karena penyebutan keterangan tempat ini dapat berubah. Misalnya jika dalam teks terdapat kata “hier”. “Hier” yang berarti “di sini” yang dimaksudkan penulis teks pasti berbeda dengan “hier” saat kita membaca teks tersebut. “Hier” pada teks merujuk pada tempat penulis menulis teks tersebut, bukan tempat kita membaca teks pada saat itu. WANN: Wann sama seperti WO, WANN juga menitikberatkan pada deiksis, yaitu deiksis waktu, misalnya heute, gestern, dan sebagainya. Penggunaan keterangan Analisis terjemahan ..., Dela Nur Annissah, FIB UI, 2016 waktu pada sebuah teks juga sangat penting untuk dianalisis karena sama halnya dengan deiksis tempat, pengertian seseorangan mengenai sebuah keterangan waktu juga dapat berbeda dari yang dimaksudkan oleh penulis. Jika dalam teks terdapat kata “heute” yang berarti “hari ini”, maka “heute” yang dimaksud merujuk pada saat di penulis menulis teks tersebut, bukan pada saat teks tersebut dibaca oleh seseorang. WARUM: Warum mengacu pada mengapa atau atas dasar apa teks tersebut dibuat, misalnya sebuah teks tentang kemerdekaan dibuat saat memperingati hari kemerdekaan. MIT WELCHER FUNKTION: Mit welcher Fuktion mengacu pada fungsi teks sebenarnya tergantung pada kebutuhan komunikasi pribadi. Meskipun seorang penulis memiliki tujuan yang pasti dalam menulis sebuah teks, namun hal ini tidak menjamin tujuan tersebut akan tercapai. Fungsi pada teks bukanlah suatu hal yang mutlak, fungsi pada teks tergantung pada bagaimana reaksi pembaca teks saat membaca teks tersebut. Contoh: Jika seorang penulis menulis mengenai mobilnya dengan tujuan mengajak pembaca (persuasif) untuk membeli mobilnya, namun pembaca tersebut tidak membeli mobil yang ia promosikan, maka teks tersebut berubah fungsi yaitu memberikan informasi mengenai sebuah mobil. b. Textinterne Faktoren WORÜBER: Worüber mengacu pada tema apa yang dibahas pada teks sumber secara keseluruhan. WAS: Wasmengacu pada informasi-informasi apa saja yang terdapat dalam teks. Wasjuga tergantung pada tujuan dan fungsi teks. WAS NICHT: Was nicht merupakan apa-apa saja yang sebenarnya perlu dan tidak perlu atau bisa dan tidak bisa diterjemahkan, misalnya adanya kata yang berlebihan yang seharusnya tidak perlu dituliskan dan bisa membuat teks menjadi lebih efisien atau suatu kata yang pada penerjemahannya harus diberikan penjelasan tambahan agar dapat dimengerti oleh pembaca teks terjemahan. IN WELCHER REIHENFOLGE: In welcher Reihenfolge mengacu pada Makrostruktur dari teks sumber. Makrosktuktur merupakan bentuk dan struktur suatu teks, misalnya pada bagian atas teks terdapat judul teks, dan penjelasan mengenai teks tersebut ditulis dalam berapa bagian atau berapa paragraf. Analisis terjemahan ..., Dela Nur Annissah, FIB UI, 2016 UNTER EINSATZ WELCHER NONVERBALEN ELEMENTE: Unter Einsatz welcher nonverbalen Elemente mengacu pada hal-hal non-verbal yang digunakan pada teks sumber, misalnya grafik atau gambar. MIT WELCHEN WORTEN: Mit welchen Worten mengacu pada gaya bahasa yang digunakan, misalnya gaya bahasa sehari-hari atau gaya bahasa seorang ahli dalam suatu bidang. Hal ini berhubungan dengan pembaca sasaran suatu teks. IN WAS FÜR SÄTZEN: In was für Satzen mengacu pada sintaksis suatu teks, misalnya bentuk kalimat atau Satzformen (Hauptsatz, Nebensatz), kompleksitas atau komplexität (Parataxe, Hypotaxe), dan lain sebagainya. IN WELCHEM TON: In welchem Ton merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam bahasa lisan, yang ternyata juga penting untuk teks tertulis. In welchem Ton mengacu pada emosi yang disampaikan di dalam teks, misalnya ironis, marah, merendah, menyampaikan lelucon, dan lain sebagainya. c. Unsur yang termasuk dalam Textexterne Faktoren dan Textinterne Faktoren: MIT WELCHER WIRKUNG: Mit Welcher Wirkung merupakan dampak terhadap pembaca yang tidak tergantung dari maksud penulis menulis teks tersebut. Contoh: Seorang pembaca teks yang tidak melakukan apapun ketika membaca sebuah teks yang dimaksudkan mengajak pembaca melakukan sesuatu. Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kontrastif. Korpus data yang digunakan adalah teks resep berbahasa Jerman yang berjudul Pflaumenmus dan Apfelkuchen serta teks berbahasa Indonesia yang berjudul Selai Plam Hitam (Bubur Plam) dan Kue Apel yang terdapat dalam sebuah kumpulan buku resep terjemahan yang ditulis dalam dua bahasa, yaitu bahasa Jerman yang merupakan bahasa sumber dan bahasa Indonesia yang merupakan bahasa sasaran. Buku tersebut khusus menerjemahan resep-resep berbahasa Jerman ke dalam bahasa Indonesia dengan tujuan untuk membantu semua orang yang ingin membuat makanan-makanan khas Jerman. Buku tersebut berjudul Lieblingsgerichte der Deutschen dengan terjemahan bahasa Indonesia Makanan Kesukaan Orang Jerman yang dibuat oleh yayasan wanita Jerman atau wanita yang menguasai bahasa Jerman dan menetap di Indonesia, Die Brücke. Analisis terjemahan ..., Dela Nur Annissah, FIB UI, 2016 Pembahasan Dari analisis unsur mikro teks dan unsur makro teks yang telah dilakukan, dapat diketahui informasi-informasi penting mengenai teks sumber. Analisis unsur mikro teks dan unsur makro teks ini sangat penting dilakukan agar hasil terjemahan sesuai dengan teks sumber, baik dari isi, arti, dan bentuk. Selain itu dapat ditemukan juga ketidaktepatan penerjemahan, bahkan sangat parah, dan juga terdapat beberapa masalah lainnya dalam penerjemahan kedua teks tersebut, misalnya ketidaksesuaian penulisan hasil terjemahan dengan kaidah tata bahasa sasaran dan pergeseran fungsi teks.Kesalahan-kesalahan dalam penerjemahan ini seharusnya tidak terjadi, terutama pada penerjemahan jenis teks resep, karena teks resep berorientasi pada teks sasaran. Kesalahan dalam penerjemahan teks resep akan mengakibatkan kesalahan yang dilakukan oleh pembaca yang mencoba untuk memasak resep tersebut. A. Pflaumenmus – Selai Plam Hitam (Bubur Hitam) WER Seperti yang telah dijelaskan pada metode penelitian, teks Pflaumenmus yang merupakan sebuah teks resep yang terdapat dalam sebuah kumpulan buku resep masakan khas Jerman, ditulis oleh yayasan wanita Jerman atau wanita yang menguasai bahasa Jerman dan menetap di Indonesia, Die Brücke. Buku ini kemungkinan besar ditulis oleh banyak orang karena yang mempublikasikan adalah sebuah yayasan, namun pada bagian depan buku ini tertulis nama editor buku, yaitu R. Zier. WOZU Pada kedua teks tujuan yang ingin dicapai adalah menginformasikan bagaimana cara membuat Pflaumenmus dan mengajak para pembaca untuk membuat resep yang dituliskan, namun pada teks sasaran terdapat tujuan tambahan yaitu memperkenalkan makanan khas Jerman pada orang-orang Indonesia dan mengajak orang Indonesia membuat masakan tersebut. Dalam metode komunikatif, yang utama adalah penyampaian pesan, sehingga fungsi dan tujuan teks dapat disesuaikan dengan bahasa sasaran, namun pesan yang disampaikan harus tetap sama. WEM Analisis terjemahan ..., Dela Nur Annissah, FIB UI, 2016 Pada teks sumber pembaca sasaran merupakan masyarakat umum atau lebih spesifik lagi masyarakat umum yang menyukai atau memiliki hubungan dengan dunia masakmemasak, misalnya ibu rumah tangga. Hal ini dapat dilihat dari pemilihan kata yang umum dan dapat dimengerti semua orang, bukan menggunakan istilah khusus yang akan digunakan jika pembaca sararan merupakan Fachleute atau para profesional seperti juru masak atau pakar kuliner, sedangkan pada teks sasaran pembaca sasaran adalah seluruh masyarakat Indonesia. Hal ini dimaksudkan untuk memperkenalkan makanan khas Jerman pada masyarakat Indonesia. ÜBER WELCHES MEDIUM Baik teks sumber Pflaumenmus maupun teks hasil terjemahan Selai Plam Hitam (Bubur Plam) dimuat dalam sebuah kumpulan buku resep masakan khas Jerman yang dibuat oleh yayasan wanita Jerman atau wanita yang menguasai bahasa Jerman dan menetap di Indonesia. Buku tersebut khusus dibuat untuk membantu ibu rumah tangga secara umum maupun pramu wisma yang ingin memasak masakan-masakan khas Jerman, maka dari itu dalam buku tersebut terdapat teks dalam dua bahasa, bahasa Jerman sebagai bahasa sumber dan bahasa Indonesia sebagai bahasa sasaran. WO Pada teks sumber Pflaumenmus ini, pengarang tidak menyebutkan tempat apapun di dalam teks. WANN Pada teks sumber Pflaumenmus ini, pengarang juga tidak menyebutkan suatu deiksis waktu apapun. WARUM Pada teks Pflaumenmus ini tidak terdapat alasan khusus mengapa teks tersebut dibuat atau diproduksi. Teks resep tersebut ditulis hanya untuk membantu orang-orang yang ingin belajar memasak Pflaumenmus, tanpa adanya alasan khusus apapun. WORÜBER Pada teks ini membahas mengenai cara pembuatan Pflaumenmus atau yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi Selai Plam Hitam. WAS Analisis terjemahan ..., Dela Nur Annissah, FIB UI, 2016 Pada teks ini dapat kita temukan informasi mengenai bahas-bahan yang dibutuhkan untuk membuat Pflaumenmus dan juga terdapat informasi mengenai bagaimana cara membuatnya. WAS NICHT Pada teks Pflaumenmus yaitu pada kalimat Pflaumen entsteinen yang hanya berarti Keluarkan biji buah plum, diterjemahkan pada teks sasarandengan tambahan penjelasan oleh penerjemah. Penerjemah menambahkan Cuci buah dan buang bijinya. Hal ini juga merupakan contoh dari adanya penyesuaian antara budaya pada teks sumber dan teks sasaran. Selain itu, pada penerjemahan Bergartig in eine groe.... diterjemahkan dengan suatu kalimat yang redundant atau berlebihan yaitu Ditumpuk seperti gunung di pyrex yang besar. Penjelasan seperti gunung seharusnya tidak diperlukan. IN WELCHER REIHENFOLGE Pada teks sumber Pflaumenmus terdapat beberapa bagian Makrostruktur yaitu Judul, Zutaten (bahan), Zubereitung (cara memasak), dan Tipp (tip). Bagian Makrostruktur yang sama persis juga terdapat pada teks sasaran, yaitu Judul, Bahan, Cara Memasak, dan Tip. UNTER EINSATZ WELCHER NONVERBALEN ELEMENTE Pada teks Pflaumenmus tidak terdapat unsur-unsur non-verbal. MIT WELCHEN WORTEN Pada kedua teks, baik teks sumber maupun teks sasaran, gaya bahasa yang digunakan merupakan bahasa sehari-hari atau bahasa umum yang sering digunakan dalam dunia masak-memasak, sehingga dapat dimengerti semua orang. Hal ini disebabkan karena pembaca sasaran adalah masyarakat luas, bukan Fachleute atau profesional. Namun demikian pada teks berbahasa Jerman menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh orang-orang berbahasa Jerman, sedangkan pada teks berbahasa Indonesia teks masih terasa sulit dipahami oleh orang-orang berbahasa Indonesia. Teks terasa janggal sehingga pada beberapa bagian harus dibaca lebih dari sekali untuk dipahami. Pada teks sumber penulis menggunakan kalimat-kalimat yang menggunakan verkürzte (elliptische) Form pada bagian Zubereitung. Elliptische Form merupakan bentuk pemendekan sebuah kalimat. Biasanya kalimat-kalimat Elliptische Form merupakan kalimat yang hanya berisi Objekt dan Verben, misalnya Pflaumen entsteinen atau mit Zucker vermengen, sedangkan pada teks sasaran menggunakan kalimat perintah, sehingga pada kedua teks tidak terlihat Analisis terjemahan ..., Dela Nur Annissah, FIB UI, 2016 gaya bahasa yang persuasif. Penulis maupun penerjemah sebaiknya menuliskan Subjekt agar lebih terdengar bersahabat dan mengajak. IN WELCHEM TON Pada teks sumber kalimat yang digunakan bukanlah kalimat perintah, melainkan elliptische Form, sedangkan dalam teks sasaran merupakan struktur kalimat perintah meski tidak menggunakan tanda seru (!). Namun demikian keduanya dibaca menggunakan nada saat membaca kalimat perintah karena dalam teks resep kalimat perintah sangatlah penting. MIT WELCHER WIRKUNG Pada teks ini tujuan penulis adalah untuk memberikan informasi mengenai cara membuat Pflaumenmus dan mengajak pembaca untuk ikut membuat resep tersebut. Dampak lain yang terjadi dan tidak dimaksudkan penulislah yang dimaksud dengan MIT WELCHER WIRKUNG, misalnya para pembaca resep yang tidak membuat resep tersebut padahal tujuan penulis menulis resep tersebut adalah untuk mengajak pembaca membuat masakan yang terdapat dalam resep. Terdapat beberapa kesulitan atau masalah yang dihadapi dalam penerjemahan teks resep Pflaumenmus. Terdapat juga banyak kesalahan-kesalahan atau ketidaksesuaian dalam penerjemahan yang dilakukan oleh penerjemah teks Pflaumenmus. Masalah penerjemahan dan kesalahan-kesalahan atau ketidaksesuaian penerjemahan tersebut antara lain Vorwissen atau pengetahuan yang ada dalam diri tiap individu, gaya bahasa yang tidak persuasive, kesalahan penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan EYD, dan kesalahan penerjemahan yang parah. Präsuppositionen atau Vorwissen, atau pengetahuan yang ada di dalam diri seorang individu sebelum ia membaca teks tersebut dari budayanya atau kehidupannya sehari-hari. Vorwissen yang dimiliki oleh pembaca teks sumber dan teks sasaran berbeda karena perbedaan budaya antara kedua bahasa tersebut. Pada penerjemahan teks Pflaumenmus ini, penerjemah tidak memperhatikan Vorwissen yang dimiliki oleh pembaca budaya sasaran yaitu orang Indonesia berbeda dengan Vorwissen yang dimiliki oleh orang Jerman. Misalnya pada kata “Plam” yang merupakan terjemahan dari Pflaume. Di Indonesia, Buah Plam sangat jarang diketahui oleh masyarakat luas, bahkan di dalam Analisis terjemahan ..., Dela Nur Annissah, FIB UI, 2016 Kamus Besar Bahasa Indonesia tidak terdapat kata “Plam”. Penerjemah seharusnya memberikan keterangan singkat mengenai Buah Plam atau lebih baik menggunakan kata yang lebih bisa dipahami oleh masyarakat Indonesia. Terdapat pula penggunaan kata “Pyrex” oleh penerjemah yang juga merupakan kata yang jarang digunakan dalam Bahasa Indonesia sehingga Vorwissen yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia tidak dapat digunakan untuk mengerti kata-kata tersebut. Menurut kebiasaan makan di Jerman, Pflaumenmus disajikan sebagai hidangan penutup. Hal ini menjadi Vorwissen yang dimiliki orang Jerman yang tidak dimiliki oleh orang Indonesia. Intension dan Funktion dari teks sumber adalah untuk menginformasikan cara membuat Pflaumenmus dan mengajak para pembaca untuk ikut membuat resep tersebut, namun pada teks sasaran yaitu teks berbahasa Indonesia tidak terlihat adanya gaya bahasa yang persuasif untuk mengajak pembaca membuat resep tersebut. Teks sasaran hanya terlihat seperti sebuah informasi bagaimana resep tersebut dibuat, padahal seharusnya perbedaanperbedaan pada teks sumber dan teks sasaran harus diatasi agar fungsi teks sasaran tidak berubah dan teks dapat menjadi sebuah teks yang relevan. Terdapat banyak kesalahan pada penulisan yang tidak sesuai dengan penggunakan EYD Bahasa Indonesia seperti kesalahan dalam penulisan huruf depan di-, contohnya “ditengah” dan “di panaskan”. Kata “Cengkeh, bubuk” dan “Kayu manis, bubuk” juga merupakan kata yang tidak sesuai. Penerjemah sebaiknya menuliskan “Cengkeh yang telah dihaluskan” atau “Kayu manis yang telah dihaluskan”. Terdapat juga satu kesalahan fatal yaitu adanya penerjemahan “Ditaroh ditengah panggangan yang belum di panaskan”, yang pada teks sasaran dituliskan “Vorgeheizten” yang sebetulnya berarti sudah dipanaskan sebelumnya. Hal ini dapat berakibat kesalahan yang dilakukan oleh pembaca saat membuat resep tersebut. Kata “ditaroh” dan “taroh” juga tidak terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kata “disterilisir” merupakan sebuah kata yang tidak terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kata yang tepat untuk digunakan adalah “disterilisasi”. B. Apfelkuchen – Kue Apel Analisis terjemahan ..., Dela Nur Annissah, FIB UI, 2016 Teks kedua yang berjudul Apfelkuchen dan diterjemahkan menjadi Kue Apel, analisis textinterne Faktoren dan textexterne Faktorenatau analisis unsur mikro teks dan unsur makro teks sebetulnya tidak jauh berbeda dengan teks Pflaumenmus karena kedua teks dimuat pada satu buku yang sama, oleh yayasan yang sama, dan merupakan teks dengan jenis yang sama. Namun demikian, unsur mikro teks dan unsur makro teks dari teks Apfelkuchen akan tetap dibahas, yaitu sebagai berikut: WER Teks Apfelkuchen yang merupakan sebuah teks resep yang juga terdapat dalam sebuah kumpulan buku resep masakan khas jerman, ditulis oleh yayasan wanita Jerman atau wanita yang berbicara bahasa Jerman dan menetap di Indonesia, bernama Die Brückedengan editor buku yang bernama R. Zier. WOZU Pada kedua teks tujuan yang ingin dicapai adalah menginformasikan bagaimana cara membuat Apfelkuchen dan mengajak para pembaca untuk membuat resep yang dituliskan, namun pada teks sasaran terdapat tujuan tambahan yaitu memperkenalkan makanan khas Jerman pada orang-orang Indonesia dan mengajak orang Indonesia membuat masakan tersebut. Dalam metode komunikatif, yang utama adalah penyampaian pesan, sehingga fungsi dan tujuan teks dapat disesuaikan dengan bahasa sasaran, namun pesan yang disampaikan harus tetap sama. WEM Pada teks sumber pembaca sasaran merupakan masyarakat umum atau lebih spesifik lagi masyarakat umum yang menyukai atau memiliki hubungan dengan dunia masakmemasak, misalnya ibu rumah tangga. Hal ini dapat dilihat dari pemilihan kata yang umum dan dapat dimengerti semua orang, bukan menggunakan istilah khusus yang akan digunakan jika pembaca sararan merupakan Fachleute atau para profesional seperti juru masak atau pakar kuliner, sedangkan pada teks sasaran pembaca sasaran adalah seluruh masyarakat Indonesia. Hal ini dimaksudkan untuk memperkenalkan makanan khas Jerman pada masyarakat Indonesia. ÜBER WELCHES MEDIUM Baik teks sumber Apfelkuchen maupun teks hasil terjemahan Kue Apel dimuat dalam sebuah kumpulan buku resep masakan khas Jerman yang dibuat oleh yayasan wanita Analisis terjemahan ..., Dela Nur Annissah, FIB UI, 2016 Jerman atau wanita yang menguasai bahasa Jerman dan menetap di Indonesia. Buku tersebut khusus dibuat untuk membantu ibu rumah tangga secara umum maupun pramu wisma yang ingin memasak masakan-masakan khas Jerman, maka dari itu dalam buku tersebut terdapat teks dalam dua bahasa, bahasa Jerman sebagai bahasa sumber dan bahasa Indonesia sebagai bahasa sasaran. WO Pada teks sumber Apfelkuchen ini, pengarang tidak menyebutkan tempat apapun di dalam teks. WANN Pada teks sumber Apfelkuchen ini, pengarang juga tidak menyebutkan suatu deiksis waktu apapun. WARUM Pada teks Apfelkuchen ini tidak terdapat alasan khusus mengapa teks tersebut dibuat atau diproduksi. Teks resep tersebut ditulis hanya untuk membantu orang-orang yang ingin belajar memasak Apfelkuchen, tanpa adanya alasan khusus apapun. WORÜBER Pada teks ini membahas mengenai cara pembuatan Apfelkuchen atau yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi Kue Apel. WAS Pada teks ini dapat kita temukan informasi mengenai bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat Apfelkuchen dan juga terdapat informasi mengenai bagaimana cara membuatnya. WAS NICHT Pada teks Apfelkuchen terdapat penjelasan tambahan yang dilakukan oleh penerjemah, yaitu pada teks sumber yang hanya menuliskan 7 Zutaten, sedangkan pada teks terjemahan dijelaskan apa saja ketujuh bahan yang dimaksudkan, yaitu dituliskan pada teks terjemahan dengan terigu, mentega, garam, gula, telur, dan susu. Hal ini adalah hal yang baik karena membantu pembaca teks agar tidak bingung dan melakukan kesalahan dalam pembuatan Apfelkuchen. Terdapat keterangan tambahan lainnya, yaitu pada Kocok putih telur sampai kaku dan aduk dengan apel masak sampai rata.... Pada teks sumber, tidak ada penjelasan mengenai putih telur yang harus dikocok terlebih dahulu sampai Analisis terjemahan ..., Dela Nur Annissah, FIB UI, 2016 kaku, pada teks sumber hanya tertulis Mit steifem Eiwei mischen. Selanjutnya terdapat penjelasan tambahan pada api sedang (175 derajat C), sedangkan dalam teks sumber tidak ada penjelasan mengenaiapi sedang. IN WELCHER REIHENFOLGE Layaknya teks Pflaumenmus, pada teks Apfelkuchen juga terdapat beberapa bagian Makrostruktur yaitu Judul, Zutaten (bahan), Zubereitung (cara memasak), dan Tipp (tip). Bagian Makrostruktur yang sama persis juga terdapat pada teks sasaran Kue Apel, yaitu Judul, Bahan, Cara Memasak, dan Tip. UNTER EINSATZ WELCHER NONVERBALEN ELEMENTE Pada teks Apfelkuchen tidak terdapat unsur-unsur non-verbal. MIT WELCHEN WORTEN Pada kedua teks, baik teks sumber maupun teks sasaran, gaya bahasa yang digunakan merupakan bahasa sehari-hari atau bahasa umum yang sering digunakan dalam dunia masak-memasak, sehingga dapat dimengerti semua orang. Hal ini disebabkan karena pembaca sasaran adalah masyarakat luas, bukan Fachleute atau profesional. Kedua teks juga dapat dimengerti oleh penutur bahasa masing-masing karena pada penerjemahannya teks Kue Apel terasa lebih mudah dipahami dibandingkan dengan teks Selai Plam Hitam. Pada teks sumber penulis menggunakan kalimat-kalimat yang menggunakan verkürzte (elliptische) Form pada bagian Zubereitung. Elliptische Form merupakan bentuk pemendekan sebuah kalimat. Biasanya kalimat-kalimat Elliptische Form merupakan kalimat yang hanya berisi Objekt dan Verben, misalnya Pflaumen entsteinen atau mit Zucker vermengen, sedangkan pada teks sasaran menggunakan kalimat perintah, sehingga pada kedua teks tidak terlihat gaya bahasa yang persuasif. Penulis maupun penerjemah sebaiknya menuliskan Subjekt “Wir” atau “Kita” agar lebih terdengar bersahabat dan mengajak. IN WELCHEM TON Pada teks sumber kalimat yang digunakan bukanlah kalimat perintah, melainkan elliptische Form, sedangkan dalam teks sasaran merupakan struktur kalimat perintah meski tidak menggunakan tanda seru (!). Namun demikian keduanya dibaca menggunakan nada saat membaca kalimat perintah karena dalam teks resep kalimat perintah sangatlah penting. Analisis terjemahan ..., Dela Nur Annissah, FIB UI, 2016 MIT WELCHER WIRKUNG Pada teks ini tujuan penulis adalah untuk memberikan informasi mengenai cara membuat Apfelkuchen dan mengajak pembaca untuk ikut membuat resep tersebut. Dampak lain yang terjadi dan tidak dimaksudkan penulislah yang dimaksud dengan MIT WELCHER WIRKUNG, misalnya para pembaca resep yang tidak membuat resep tersebut padahal tujuan penulis menulis resep tersebut adalah untuk mengajak pembaca membuat masakan yang terdapat dalam resep. Seperti halnya pada penerjemahan teks resep Pflaumenmus, terdapat beberapa kesulitan atau masalah yang dihadapi dalam penerjemahan teks resep Apfelkuchen. Terdapat juga banyak kesalahan-kesalahan atau ketidaksesuaian dalam penerjemahan yang dilakukan oleh penerjemah teks Apfelkuchen. Masalah penerjemahan dan kesalahan-kesalahan atau ketidaksesuaian penerjemahan tersebut antara lain: Dikarenakan penulis dan penerjemah berasal dari yayasan yang sama, dan teks disunting oleh orang yang sama, maka masalah yang dihadapi dalam penerjemahan teks Apfelkuchen juga tidak jauh berbeda dengan teks Pflaumenmus. Intension dan Funktion dari teks sumber adalah untuk menginformasikan cara membuat Apfelkuchen dan mengajak para pembaca untuk ikut membuat resep tersebut, namun pada teks sasaran yaitu Bahasa Indonesia tidak terlihat adanya gaya bahasa yang mempersuasi pembaca untuk ikut membuat resep tersebut. Teks sasaran hanya terlihat seperti sebuah informasi bagaimana resep tersebut dibuat, padahal seharusnya perbedaan-perbedaan pada teks sumber dan teks sasaran harus diatasi agar fungsi teks sasaran tidak berubah dan teks dapat menjadi sebuah teks yang relevan. Pada kesalahan penerjemahan, dapat dilihat pada keterangan besaran pada bahan. Pada Zucker disebutkan bahwa yang dibutuhkan adalah 1 EL. EL merupakan singkatan dari Elӧffel yang berarti sendok makan. Pada teks berbahasa Indonesia EL tidak diterjemahkan, namun tetap ditulis 1 EL gula. Dapat dipastikan bahwa tidak semua masyarakat Indonesia mengerti bahasa Jerman, sehingga akan ada banyak orang yang kebingungan ketika melihat keterangan 1 EL gula pada bahan masakan. Masih pada keterangan besaran, 1Ei diterjemahkan menjadi 1 telur. Seperti yang telah diketahui, dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar, satuan besaran untuk telur adalah Analisis terjemahan ..., Dela Nur Annissah, FIB UI, 2016 butir. Penggunaan kata 1 telur terdengar sangat kaku dan aneh, penerjemah seharusnya menuliskannya dengan 1 butir telur agar terdengar lebih baik. Terdapat juga kesalahan penulisan pada kata cangkir. Pada teks berbahasa Indonesia tertulis cankir. Seperti yang telah dijelaskan di atas, pada kata 7 Zutaten dituliskan penjelasan pada teks terjemahannya, namun tetap terdapat kesalahan. Pada 7 Zutaten yang dimaksudkan pada teks sumber adalah Weizenmehl, Backpulver, Butter, Salz, Zucker, Ei, dan Milch, yang dalam bahasa Indonesia berarti Tepung terigu, baking soda, mentega, garam, gula, telur, dan susu. Namun demikian, pada penjelasan yang diberikan di teks berbahasa Indonesia hanyalah terigu, mentega, garam, gula, telur, dan susu, tanpa ada baking soda. Hal ini dapat berakibat mempersulit, bukan malah meringankan. Hal ini dapat menyebabkan kesalahan saat pembaca mencoba membuat resep tersebut. Terdapat kata yang tidak diterjemahkan. Pada teks sumber, tertulis klein schneiden yang berarti dipotong kecil. Pada teks terjemahan tidak ada penjelasan seperti apa buah apel harus dipotong. Hanya disebutkan potong-potong. Kesalahan fatal juga terdapat pada penerjemahan teks ini. Pada teks sumber dituliskan ...mit etwas Wasser, Zucker und Zimt kurz kochen yang berarti gula dan kayu manis harus dimasak sebentar dengan air. Pada teks terjemahan bahasa Indonesia, malah tertulis ...masak sebentar dengan gula dan kayu manis, lalu saring. Tidak ada penjelasan gula dan kayu manis harus dimasak dengan air dan pada teks sumber tidak ada keterangan bahwa harus disaring setelahnya. Hal ini juga dapat menyebabkan kesalahan saat pembuatan Apfelkuchen. Pada kalimat Masukkan ke dalam oven 40 menit terdengar aneh dan tidak sesuai dengan tata bahasa Indonesia. Seharusnya sebelum keterangan waktu, ditambahkan kata selama, sehingga menjadi Masukkan ke dalam oven selama 40 menit. Kalimat tersebut juga dapat diefisienkan menjadi Panggang selama 40 menit. Pada kalimat Tippyaitu Das Rezept ist nicht sehr sü. Für süeren Geschmack mehr Zucker in den Teig geben dituliskan dalam teks terjemahan menjadi Kue kurang manis, bisa ditambahkan gula ke dalam adonan juga terdengar aneh dan kaku. Penerjemah sebaiknya menuliskan Ukuran bahan pada resep di atas dibuat agar kue tidak terlalu Analisis terjemahan ..., Dela Nur Annissah, FIB UI, 2016 manis. Untuk rasa yang lebih manis dapat ditambahkan gula ke dalam adonan agar teks menjadi lebih enak dibaca dan lebih mudah dipahami. Kesimpulan Sebuah teks resep merupakan jenis teks yang berorientasi pada teks sasaran sehingga seharusnya penerjemahan suatu teks resep dilakukan secara optimal agar tidak menyebabkan kesalahan dalam pembuatan masakan yang terdapat pada resep. Analisis unsur mikro teks dan unsur makro teks pada teks merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan agar terjemahan dapat menjadi lebih baik dan sesuai dengan teks sumber, baik dalam hal isi, arti, dan bentuk. Masih ada beberapa penerjemah yang kurang berkompeten dalam melakukan penerjemahan, hal ini dapat dilihat pada kedua hasil terjemahan teks yang dapat ditemukan kekurangtepatan dalam penerjemahan dan juga terdapat masalah dan kesulitan dalam penerjemahannya, misalnya kesalahan penulisan, ketidaksesuaian dengan kaidah tata bahasa sasaran, perbedaan budaya teks sumber dengan teks sasaran yang menyebabkan kesulitan dalam penerjemahan, dan Vorwissen yang dimiliki tiap orang berbeda-beda. Hal ini terjadi karena penerjemah kurang memahami teori penerjemahan, sehingga tidak melakukan hal yang maksimal dalam 3 tahap penerjemahan.Sebuah teks dapat memiliki banyak kesalahan karena penerjemah teks tersebut tidak melakukan analisis, pengalihan, dan penyerasian dengan baik dan benar sehingga sebuah hasil terjemahan dapat terdengar sangat kaku dan sulit dimengerti. Saran Seorang penerjemah seharusnya memiliki pengetahuan yang banyak mengenai teori-teori penerjemahan agar hasil penerjemahan menjadi sebuah terjemahan yang baik, dapat dimengerti, dan bermanfaat. 3 tahap penerjemahan yaitu analisis, pengalihan, dan penyerasian haruslah dilakukan dengan maksimal agar hasil terjemahan juga menjadi maksimal. Seorang penerjemah seharusnya tidak hanya menguasai dua bahasa dengan baik, tetapi juga memahami dua budaya dengan baik. Daftar Referensi Lewis, M. Paul (ed.). 2009. Ethnologue: Languages of the World, Sixteenth Edition. Dallas: SIL International. Analisis terjemahan ..., Dela Nur Annissah, FIB UI, 2016 Machali, Rochayah. 2009. Pedoman Bagi Penerjemah. Jakarta: Kaifa Mizan Group. Munday, Jeremy. 2001. Introducing Translation Studies: Theories and Applications. London and New York: Routledge. Nord, Christiane. 2010. Fertigkeit Übersetzen. Berlin: BDÜ Weiterbildungs- Fachverlagsgesellschaft mbH. Sutedi, Dedi. 2003. Dasar-dasar Linguistik Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora. Zier, Ruth (ed.). 2005. Lieblingsgerichte der Deutschen. Jakarta: die Brücke. Analisis terjemahan ..., Dela Nur Annissah, FIB UI, 2016 und