BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisa laporan keuangan Analisis

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Analisa laporan keuangan
Analisis laporan keuangan adalah aplikasi dari alat dan teknik analitis
untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk
menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis.
Analisis laporan keuangan mengurangi ketergantungan pada firasat, tebakan, dan
intuisi dalam pengambilan keputusan. Analisis ini mengurangi ketidakpastian
analisis bisnis. Analisis ini tidak mengurangi perlunya penilaian ahli, namun
menyediakan dasar yang sistematis dan efektif untuk analisis bisnis (Wild et al.,
2008:3-4).
Beberapa alat yang dapat diterapkan dalam menganalisis laporan keuangan
(Wild et al., 2008), yaitu:
1. Analisis laporan keuangan komparatif: Analisis ini dilakukan dengan cara
menelaah neraca, laporan laba rugi, atau laporan arus kas yang berurutan
dari satu periode ke periode berikutnya.
2. Analisis laporan keuangan Common-size: Analisis ini dilakukan dengan
cara mengelompokkan total suatu akun kemudian membandingkan tiap
komponennya berdasarkan prosentase tiap komponen terhadap total akun
tersebut.
3. Analisis rasio (Ratio Analysis): Analisis rasio merupakan salah satu alat
analisis keuangan yang paling populer dan banyak digunakan. Dalam
11
Universitas Sumatera Utara
menggunakan rasio keuangan perlu diperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Kegunaan rasio tergantung pada keahlian penerapan
dan interpretasinya. Rasio bermanfaat bila diinterpretasikan dalam
perbandingan dengan (1) rasio tahun sebelumnya, (2) standar yang
ditentukan sebelumnya, (3) rasio pesaing.
4. Analisis arus kas: Digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi sumber dan
penggunaan dana. Analisis arus kas menyediakan pandangan tentang
bagaimana perusahaan memperoleh pendanaannya dan menggunakan
sumber dananya.
5. Penilaian: Penilaian merupakan hasil penting dari banyak jenis analisis
bisnis dan laporan keuangan. Penilaian (valuation) biasanya mengacu pada
estimasi nilai intrinsik sebuah perusahaan atau sahamnya. Dasar penilaian
adalah teori nilai sekarang (present value theory).
2.1.1. Analisis Rasio
Rasio keuangan dirancang untuk mengevaluasi laporan keuangan.
Analisis rasio dilakukan dengan melakukan perbandingan-perbandingan.
Dari sudut pandang investor, analisis rasio digunakan untuk memprediksi
masa depan, sedangkan dari sudut pandang manajemen, digunakan untuk
membantu mengantisipasi kondisi di masa depan dan untuk perencanaan
strategi selanjutnya.
12
Universitas Sumatera Utara
Menurut Munawir (2002 : 68) dalam Yulifati (2009) analisis rasio
juga terbagi ke dalam beberapa bagian berdasarkan sumber datanya yaitu :
a. Rasio-rasio neraca (balance sheet ratios)
Rasio-rasio neraca adalah semua rasio yang semua datanya
diambil dari atau bersumber dari neraca.
b. Rasio-rasio laporan rugi laba (income statement ratios)
Rasio-rasio laporan rugi laba adalah semua rasio yang semua
datanya diambil dari atau bersumber dari laporan rugi laba.
c. Rasio-rasio antar laporan (inter statement ratios)
Rasio-rasio antar laporan keuangan adalah semua rasio yang
beberapa bagian datanya diambil dari neraca dan bagian yang lain
bersumber dari laporan rugi laba.
Menurut
Syahyunan
(2004:83)
rasio-rasio
keuangan
dapat
dikelompokkan menjadi lima yaitu sebagai berikut :
a. Rasio-rasio likuiditas (liquidity ratios), rasio likuiditas merupakan
rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat
waktu. Rasio yang biasa digunakan untuk mengukur likuiditas,
yaitu:
•
Current Ratio
•
Quick Ratio
13
Universitas Sumatera Utara
•
Cash Ratio
•
Net Working Capital
b. Rasio-rasio
leverage
(leverage
ratios),
digunakan
untuk
mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh
hutang-hutangnya atau dengan kata lain rasio ini dapat pula
digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan mendanai
kegiatan usahanya apakah lebih banyak menggunakan hutang atau
ekuitas. Rasio leverage atau sering juga disebut rasio struktur
modal yang umumnya dipakai, yaitu:
•
Debt Ratio
•
Debt to Equity Ratio
•
Time Interest Earned Ratio
•
Fixed Charge Coverage Ratio
•
Debt Service Coverage
c. Rasio Aktivitas (activity ratio),
digunakan untuk mengetahui
seberapa efektif manajemen perusahaan menggunakan aktiva
yang dimilikinya dalam melaksanakan kegiatan perusahaan. Rasio
aktivitas yang umum digunakan, yaitu:
•
Inventory Turnover
•
Average Collection Period
•
Fixed Assets Turnover
14
Universitas Sumatera Utara
•
Total Assets Turn Over
d. Rasio Profitabilitas (profitability ratios), rasio ini digunakan
untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba
atau
seberapa
efektif
pengelolaan
perusahaan
oleh
manajemen. Rasio profitabilitas yang sering digunakan, yaitu:
•
Net Profit Margin
•
Operating Profit Margin
•
Gross Profit Margin
•
Return On Investment
•
Return On Equity
e. Rasio Saham Biasa (common stock ratio), rasio ini menunjukkan
bagian dari laba perusahaan, deviden, dan modal yang dibagikan
pada setiap saham. Rasio saham biasa yang sering digunakan,
yaitu:
•
Price To Earnings Ratio
•
Earning Per Share
•
Dividen Per Share
•
Dividen Yield
•
Pay-out Ratio
•
Book Value Per Share
•
Price to Book Value
15
Universitas Sumatera Utara
2.1.2. Current Ratio
Current ratio (rasio lancar) adalah salah satu rasio likuiditas yang
dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Rasio ini
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendek dengan menggunakan aset lancar yang dimiliki perusahaan.
Semakin besar nilai current ratio maka akan semakin baik, dikarenakan
jumlah aset lancar yang dimiliki lebih besar dibandingkan hutang lancar
sehingga pada saat kewajiban jangka pendek telah jatuh tempo perusahaan
dapat segera memenuhi kewajiban tersebut.
Jika suatu perusahaan mengalami kesulitan keuangan, maka
perusahaan tersebut mulai membayar kewajibannya dengan lebih lambat,
meminjam dari bank dan lain sebagainya. Jika kewajiban lancar meningkat
lebih cepat dibandingkan aktiva lancar, maka rasio lancar akan turun dan hal
ini bisa menimbulkan permasalahan, karena rasio lancar memberikan
indicator terbaik atas besarnya klaim kreditor jangka pendek yang dapat
ditutup oleh aktiva yang diharapkan akan dikonversi menjadi kas relative
lebih cepat, maka hal ini paling banyak digunakan dalam mengukur solvensi
jangka pendek (Brigham : 2001). Rumus untuk menghitung current ratio
adalah:
CR =
Total Aset Lancar
Total Hutang Lancar
x 100%
16
Universitas Sumatera Utara
2.1.3. Debt to Equity Ratio
Menurut Ferdianto (2014:36) Debt to Equity Ratio mencerminkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang
ditunjukkan oleh seberapa besar dari modal sendiri yang digunakan untuk
membayar utang. Debt to equity ratio mengukur persentase dana yang
disediakan oleh kreditur. Kreditur lebih menyukai rasio hutang yang rendah
karena semakin rendah rasio ini semakin besar perlindungan terhadap
kerugian kreditur dalam peristiwa likuidasi. Di sisi lain pemegang saham
akan menginginkan leverage yang lebih besar karena akan dapat
meningkatkan laba yang diharapkan (Brigham : 2001).
Debt to equity ratio (DER) dipergunakan untuk mengukur tingvkat
penggunaan hutang terhadap total shareholders equity yang dimiliki
perusahaan. Demakin tinggi DER menunjukkan tingginya ketergantungan
permodalan perusahaan terhadap pihak luar sehingga beban perusahaan juga
semakin berat (Ferdianto:2014).
Debt to equity ratio merupakan perbandingan hutang dan ekuitas
dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri
perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Rumus menghitung
debt to equity ratio adalah sebagai berikut:
DER =
Total Hutang
Modal Sendiri
x100%
17
Universitas Sumatera Utara
2.1.4. Return on Investment
Laba akuntansi selalu menjadi pusat perhatian utama ketika
melakukan penilaian perusahaan. Return on investment (ROI) merupakan
alat ukur finansial yang sering digunakan untuk mengukur tingkat laba suatu
perusahaan. Bagi pemegang saham semakin besar ROI menunjukkan kinerja
perusahaan yang semakin baik, sehingga wajar jika pemegang saham
mengharapkan pembagian dividen kas jika ROI meningkat (Laoli : 2009).
Banyak orang menganggap bahwa return on assets sama dengan return on
investment, namun sebenarnya kedua rasio tersebut berbeda, karena dalam
Investment hanya ada unsur modal pinjaman jangka panjang dan ekuitas,
sedangkan Assets dibiayai dari sumber pinjaman jangka panjang, ekuitas,
dan utang jangka pendek (Samsul, 2006) dalam Susilawati (2012).
ROI dapat menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba
dari aktiva yang dipergunakan. ROI didapat dengan membandingkan laba
bersih dengan rata-rata aktiva dikalikan dengan 100% yang terlihat sebagai
berikut:
ROI =
Laba Bersih
Rata −Rata Aset
x 100%
2.1.5. Net Profit Margin
Menurut Purba (2002:114) Net Profit Margin adalah.
Net profit margin menunjukkan hasil penjualan setiap rupiah yang
tertinggal pada perusahaan setelah dikeluarkan semua biaya-biaya
dan pajak pendapatan (Parentahen : 2002). NPM dapat mengukur
keberhasilan dari kegiatan yang telah dilakukan oleh manajemen
dalam mengendalikan biaya (cost control), penerimaan pasar
18
Universitas Sumatera Utara
terhadap produk yang dihasilkan perusahaan (market share),
terhadap efektivitas dari sistem pemasaran (marketing system).
Semakin tinggi net profit margin akan semakin baik bagi perusahaan
karena artinya perusahaan mampu memaksimalkan laba dari penjualannya.
Standar nilai NPM yang baik sangat tergantung pada aktivitas operasional
perusahaan. Pada perusahaan dagang, nilai NPM sekitar 10% sudah
dianggap cukup baik, namun untuk perusahaan batu mulia nilai NPM
sebesar 20% masih dianggap terlalu kecil (Purba:2002).
Rasio ini menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh oleh
perusahaan
pada
setiap
penjualan
dilakukan.
Rasio
ini
tidak
menggambarkan besarnya persentase keuntungan bersih yang diperoleh
perusahaan untuk setiap penjualan karena adanya unsur pendapatan dan
biaya operasional (Ferdianto:2014). NPM mengukur laba bersih sesudah
pajak dibandingkan dengan volume penjualan. Rumus untuk menghitung
net profit margin adalah sebagai berikut:
NPM =
Laba Bersih
Penjualan Bersih
x 100%
2.1.6. Saham
Saham menurut Alam (2009 : 19) ialah “didefinisikan sebagai tanda
penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan
atau perusahaan terbatas”. Saham biasanya berbentuk selembar kertas yang
berisikan nama pemilik saham tersebut, namun pada jaman sekarang telah
19
Universitas Sumatera Utara
banyak beredar saham dalam bentuk elektronik. Pemilik saham memiliki
hak dan tanggung jawab sebatas jumlah saham yang dimilikinya.
Jenis saham antara lain saham biasa (common stock), dan saham
preferen (preferen stock). Saham biasa adalah saham yang mana pemiliknya
akan mendapatkan hak pembagian dividen dan paling akhir dan bilamana
perusahaan dilikuidasi, maka pemilik saham biasa akan mendapat hak
paling akhir pula untuk pembagian kekayaan perusahaan. Pemilik saham
biasa memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham dan
berkewajiban menanggung kerugian perusahaan.
Saham preferen adalah saham yang memiliki keistimewaan. Para
pemiliknya memiliki hak lebih dalam pemungutan suara pada rapat umum
pemegang saham dan akan mendapatkan dividen lebih dulu meskipun
perusahaan mengalami kerugian. Begitu pula bila perusahaan dilikuidasi,
pemegang saham preferen akan mendapat hak kekayaan perusahaan lebih
dulu.
Saham preferen adalah gabungan antara saham biasa dan utang. Jika
perusahaan mengalami kebangkrutan, maka peringkat saham preferen ada di
bawah utang tetapi di atas saham biasa. Dividen yang diterima pemegang
saham ini tetap sehingga pemegang saham preferen tidak akan memperoleh
keuntungan jika laba perusahaan meningkat. Akhirnya banyak perusahaan
yang tidak menggunakan saham ini (Brigham dan Houston : 2001)
Ada banyak faktor yang menentukan harga saham suatu perusahaan.
Salah satu faktor yang menentukan harga saham adalah kemampuan dari
20
Universitas Sumatera Utara
perusahaan dalam menghasilkan aliran kas pada saat ini dan di masa yang
akan datang. Ada 3 faktor utama yang menentukan aliran kas yaitu (1)
jumlah penjualan, (2) laba operasi setelah pajak, dan (3) kebutuhan modal
Alam (2009 : 21).
Menurut Darmadji (2001), macam-macam kategori saham adalah:
• Blue Chip Stock, adalah saham perusahaan-perusahaan besar yang telah
terbukti memiliki reputasi baik secara historis memiliki catatan
pertumbuhan
keuntungan
daritahun
ke
tahun,
serta
konsisten
memberikan deviden kepada pemegang ssham.
• Growth
Stock,
adalah
saham
perusahaan-perusahaan
yang
menunjukkan pertumbuhan pendapatan dan laba yang lebih tinggi dari
rata-rata industrinya.
• Defensive Stock, saham dengan jenis defensive stock merupakan saham
yang tidak terpengaruh oleh fluktuasi iklim perekonomian.
• Cyclical Stock, merupakan saham perusahaan yang menikmati
kemakmuran pada musim-musim tertentu, misalnya produsen pakaian
yang menikmati penjualan pesat jelang hari raya.
• Income Stock, merupakan jenis saham yang memberikan pendapatan
(income) berupa deviden yang cukup tinggi dan rutin bagi pemegang
sahamnya.
21
Universitas Sumatera Utara
2.1.7. Return Saham
Return merupakan kelebihan harga jual saham di atas harga belinya,
yang umumnya di nyatakan dalam presentase terhadap harga beli. Semakin
tinggi harga jual saham di atas harga belinya, maka semakin tinggi pula
return yang diperoleh investor (Wingsih : 2013). Investor bisa memilih
menginginkan return yang tinggi atau rendah. Bila investor menginginkan
return yang rendah maka risiko yang diterimanya juga rendah.
Menurut (Halim, 2005), pengembalian (return) saham merupakan
imbalan yang diperoleh dari investasi. Pengembalian ini dibedakan menjadi
dua, yaitu pengembalian yang telah terjadi (actual return) yang dihitung
berdasarkan data historis, dan pengembalian yang diharapkan (expected return)
yang diharapkan akan diperoleh investor di masa depan. Actual return penting
karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan dan
berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) dan risiko
di masa mendatang. Return ekspektasi menurut Sidabutar (2012:18) adalah.
Return yang diharapkan akan diperoleh investor dimasa yang akan
datang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi.
Return merupakan salah satu dasar yang digunakan oleh investor
dalam mengambil keputusan investasi karena return merupakan
tujuan utama seseorang berinvestasi. Dengan adanya return,
diharapkan seseorang akan termotivasi untuk berinvestasi.
Return lokal sering disebut return saham, yaitu perubahan kemakmuran
dari perubahan harga saham dan perubahan pendapatan dari dividen yang
diterima. Perubahan kemakmuran ini menunjukkan tambahan kekayaan
sebelumnya. Hartono (2000 : 107) dalam Sidabutar (2012) menyatakan bahwa
22
Universitas Sumatera Utara
“return abnormal (abnormal return) merupakan selisih antara return ekspektasi
dan return realisasi”.
Pada pasar yang efisien di mana seluruh informasi keuangan telah
tercermin dalam harga instrument investasi, nilai return ekspektasi biasanya
tidak akan jauh berbeda dengan return realisasi. Return saham merupakan
Pengukuran harga saham pada tahun t dengan harga saham tahun sebelumnya
kemudian dibagi dengan harga saham sebelumnya (Jogiyanto,2000) dalam
Wingsih (2013). Rumus untuk menghitung return saham adalah sebagai berikut
:
Pt – (Pt – 1)
(Pt – 1)
2.1.8. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial adalah jumlah kepemilikan saham oleh
pihak manajemen dari seluruh model saham perusahaan yang dikelola.
Kepemilikan manajerial merupakan salah satu komponen dari good
corporate governance selain kepemilikan institusional, dan komite audit..
Struktur kepemilikan manajerial dapat mengurangi konflik keagenan yang
terjadi dalam sebuah perusahaan.
Pada perusahaan terbuka dengan sistem operasi yang semakin
kompleks, kegiatan operasional tidak dapat dikontrol sepenuhnya oleh para
pemegang saham. Oleh karena itu para pemegang saham akan menunjuk pihak
lain yang lebih berkompeten dan professional untuk menjalankan perusahaan
yang sesuai dengan agency theory. Sebagai pihak yang menjalankan
23
Universitas Sumatera Utara
perusahaan, pihak manajemen cenderung untuk mengambil keputusan yang
menguntungkan dirinya.
Penerapan corporate governance dalam hal ini adalah kepemilikan
manajerial diyakini akan membawa banyak manfaat bagi stakeholders,
diantaranya meningkatkan kinerja perusahaan yang tergambar dari dari
kenaikan harga saham yang turut meningkatkan return saham yang diterima
investor. Begitu pula dengan premium yang bersedia dibayar oleh investor atas
ekuitas perusahaan (harga pasar) akan menjadi lebih mahal.
Melalui mekanisme kepemilikan manajerial, efektivitas pengelolaan
sumber daya perusahaan oleh manajemen dapat diketahui dari informasi
yang dihasilkan melalui reaksi pasar atas pengumuman laba yang
diwujudkan dengan perubahan harga saham. Kepemilikan manajerial diukur
dengan melihat persentase kepemilikan saham manajemen dalam total
saham perusahaan yang beredar. Cara menghitungnya adalah sebagai
berikut:
Kep. Manajerial (SM) =
Jumlah Kepemilikan Saham Manajerial
Total Saham yang Beredar
x 100%
2.1.9. Agency Theory
Dalam perekonomian modern, manajemen, dan pengelolaan
perusahaan semakin banyak dipisahkan dari kepemilikan perusahaan. Para
pemegang saham (principal) akan menyerahkan tanggung jawab dalam
mengelola perusahaan kepada pihak lain yang lebih professional (agent)
yang lebih mengerti dalam menjalankan bisnis. Tujuan dari dipisahkannya
pengelolaan dari kepemilikan perusahaan,yaitu agar pemilik perusahaan
24
Universitas Sumatera Utara
memperoleh keuntungan yang semaksimal mungkin dengan biaya yang
seefisien mungkin. (Sutedi:2012)
Pihak agent memiliki keleluasaan dalam menjalankan manajemen
perusahaan demi mendapatkan laba yang semakin besar. Semakin besar laba
yang berhasil diperoleh akan semakin besar keuntungan yang didapatkan
oleh agent. Sementara pemilik perusahaan (principal) hanya bertugas
mengawasi kinerja agent.
Pada perusahaan perseroan terbatas, pemegang saham meletakan
tanggung jawab kepada manajemen untuk melaksanakan kegiatan
operasional
mendapatkan
perusahaan
laba.
demi
Menurut
mencapai
Harahap
tujuan
perusahaan
yaitu
(2005:486)
agency
theory
menyebutkan bahwa perusahaan adalah tempat atau intersection point bagi
hubungan kontrak yang terjadi antara manajemen, pemilik, kreditur, dan
pemerintah. Teori ini bercerita tentang monitoring berbagai macam biaya
dan memaksakan hubungan di antara kelompok ini. Harahap (2005) juga
menyebutkan bahwa salah satu hipotesis dalam teori ini adalah bahwa
manajemen akan mencoba memaksimalkan kesejahteraannya sendiri dengan
cara meminimalisir biaya agency.
2.2.
Penelitian Terdahulu
Wingsih (2013) melakukan penelitian mengenai pengaruh likuiditas,
profitabilitas, dan solvabilitas terhadap return saham pada perusahaan pertambangan
yang terdaftar di BEI tahun 2008 sampai 2012 dan menunjukkan hasil bahwa current
ratio tidak berpengaruh terhadap return saham, dan debt to equity ratio berpengaruh
25
Universitas Sumatera Utara
terhadap return saham. Namun secara bersama-sama CR dan DER berpengaruh
terhadap return saham. Hal ini kemungkinan disebabkan data yang digunakan sangat
stabil (tidak variatif) yang artinya tidak memiliki perbedaan yang besar antara data
satu dengan yang lainnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Sari (2012) dengan variabel independen
DER, CR, ROE, TAT dan variabel dependen return saham menunjukkan hasil
bahwa secara parsial DER berpengaruh positif signifikan terhadap return saham,
CR berpengaruh positif tidak signifikan terhadap return saham, dan ROE
berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham. Secara simultan seluruh
variabel berpengaruh terhadap return saham.
Darmawan (2014) melakukan penelitian mengenai pengaruh ROI, EVA,
dan likuiditas saham terhadap return saham pada sektor keuangan. Penelitian
tersebut mendapatkan hasil bahwa secara simultan ROI, EVA dan likuiditas
saham berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Secara parsial
tidak ada pengaruh yang signifikan ROI terhadap return saham, dan tidak ada
pengaruh yang signifikan EVA terhadap return saham, sedangkan ada pengaruh
positif dan signifikan likuiditas saham terhadap return saham.
Penelitian yang dilakukan oleh Gharaibeh (2014) menunjukkan hasil
bahwa terdapat hubungan yang lemah dan tidak signifikan antara struktur modal
dan return saham. Namun terdapat hubungan yang lemah tapi signifikan antara
likuiditas dan return saham. Hal ini menunjukkan bahwa likuiditas mempengaruhi
return saham sedangkan struktur modal tidak mempengaruhi return saham.
26
Universitas Sumatera Utara
Alam (2009) melakukan penelitian mengenai pengaruh Likuiditas
(Current Ratio), Solvabilitas (Total Debt To Total Assets), Aktivitas (Total Asset
Turnover), Profitabilitas (Net Profit Margin, Return On Equity), Pasar (Price
Earning Ratio) terhadap Harga Saham, dan hasilnya menunjukkan bahwa current
ratio, dan net profit margin berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Laoli
(2009) melakukan penelitian yang sejenis dan hasilnya menunjukkan bahwa
current ratio berpengaruh terhadap harga saham perusahaan property.
Penelitian yang dilakukan Susilawati (2012) pada perusahaan LQ 45
menunjukkan hasil bahwa ada pengaruh yang signifikan antara debt equity ratio
terhadap harga saham, sementara itu tidak ada pengaruh yang signifikan antara
current ratio terhadap harga saham.
Penelitian yang dilakukan oleh Ferdianto (2014) dengan variabel
independen ROA, DER, NPM, dan CR, dan variabel dependen harga saham
menunjukkan hasil bahwa secara parsial hanya ROA yang berpengaruh signifikan
terhadap harga saham. DER, NPM, dan CR tidak berpengaruh terhadap harga
saham. Secara Simultan berpengaruh terhadap harga saham.
27
Universitas Sumatera Utara
Tahun
Wingsih
(2013)
Sari
(2012)
Gharaibeh
(2014)
Tabel 2.1
Daftar Penelitian Terdahulu
Judul Penelitian
Variabel
Analisis Pengaruh
Variabel Independen:
Likuiditas,
Likuiditas (Current
Profitabilitas, Dan
Ratio), Profitabilitas
Solvabilitas
(Return On Assets),
Terhadap Return
Solvabilitas (Debt To
Saham Pada
Equity Ratio)
Perusahaan
Variabel Dependen:
Pertambangan Yang Return Saham
Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Pada
Tahun 2008 Sampai
2012
Analisis Pengaruh
DER, CR, ROE, dan
TAT Terhadap
Return Saham
(Studi Pada Saham
Indeks LQ45 Periode
2009 – 2011 dan
Investor yang
Terdaftar Pada
Perusahaan Sekuritas
di Wilayah
Semarang Periode
2012)
Variabel Independen:
DER, CR, ROE,
TAT.
Capital Structure,
Liquidity, And
Stock Returns
Variabel Independen:
Struktur Modal,
Likuiditas.
Variabel Dependen:
Return Saham.
Variabel Dependen:
Return Saham.
Hasil Penelitian
Variabel CR, ROA
dan DER secara
simultan
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap return
saham. Secara
Parsial, CR
berpengaruh
negatif dan tidak
signifikan terhadap
return saham. DER
berpengaruh positif
terhadap return
saham, dan ROA
berpengaruh
negatif dan tidak
signifikan terhadap
return saham
Secara Parsial
DER berpengaruh
positif signifikan
terhadap Return
Saham, CR
berpengaruh
positif tidak
signifikan
terhadap Return
Saham, dan ROE
berpengaruh
negatif signifikan
terhadap Return
Saham. Secara
simultan seluruh
Variabel
berpengaruh
terhadap Return
Saham.
Struktur modal
berpengaruh
lemah dan tidak
signikan terhadap
return saham.
Likuiditas
28
Universitas Sumatera Utara
Darmawan
(2014)
Pengaruh ROI, EVA
dan Likuiditas
Saham terhadap
Return Saham pada
Sektor Keuangan
yang Go Public
Alam
(2009)
Pengaruh Rasio
Keuangan
(Likuiditas,
Solvabilitas,
Aktivitas,
Profitabilitas, Dan
Pasar) Terhadap
Harga Saham
Industry Manufaktur
Di Bursa Efek
Jakarta
berpengaruh
lemah tapi
signifikan
terhadap return
saham.
Variabel Independen: Secara simultan
ROI,
EVA, ROI, EVA dan
likuiditas saham
Likuiditas.
berpengaruh
Variabel Dependen:
positif dan
Return Saham.
signifikan
terhadap return
saham. Secara
parsial tidak ada
pengaruh yang
signifikan ROI
terhadap return
saham, dan tidak
ada pengaruh yang
signifikan EVA
terhadap return
saham, dan ada
pengaruh positif
dan signifikan
likuiditas saham
terhadap return
saham.
Variabel independen: CR, DTA, TATO,
Likuiditas (Current
ITO, NPM, ROE,
Ratio), Solvabilitas
PER secara
(Total Debt To Total bersama-sama
Assets), Aktivitas
mempengaruhi
(Total Asset
harga saham. CR,
Turnover),
NPM, ROE
Profitabilitas (Net
berpengaruh
signifikan
Profit Margin,
Return On Equity),
terhadap harga
Pasar (Price Earning saham. DTA,
Ratio)
TATO, ITO, dan
Variabel Dependen:
PER tidak
Harga Saham
mempengaruhi
harga saham.
29
Universitas Sumatera Utara
Laoli
(2009)
Pengaruh Likuiditas,
Solvabilitas,
Rentabilitas,
Pertumbuhan EPS
Dan Pertumbuhan
Perusahaan
Terhadap Harga
Saham Emiten
Property And Real
Estate Di Bursa Efek
Indonesia (BEI)
Variabel independen:
likuiditas (Current
ratio), solvabilitas
(total debt to total
assets), rentabilitas
(net income to net
worth), pertumbuhan
EPS, pertumbuhan
perusahaan (total
assets turnover)
Susilawati
(2012)
Analisis
Perbandingan
Pengaruh Likuiditas,
Solvabilitas, Dan
Profitabilitas
Terhadap Harga
Saham Pada
Perusahaan LQ 45
Variabel Independen:
Likuiditas (Current
Ratio), Solvabilitas
(Debt Equity Ratio.
Profitabilitas (Return
On Assets)
Variabel Dependen:
Harga Saham.
Ferdianto
(2014)
Analisis Pengaruh
Return on Asset
(ROA), Debt to
Equity Ratio (DER),
Net Profit Margin
(NPM) dan Current
Ratio (CR) Terhadap
Harga Saham (Studi
Empiris Pada
Perusahaan
Tambang yang
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
Tahun 2011-2013)
Variabel Independen:
ROA, DER, NPM,
CR.
Variabel Dependen :
Harga Saham.
CR berpengaruh
signifikan
terhadap harga
saham. TDTA
tidak berpengaruh
signifikan
terhadap harga
saham. NINW
tidak berpengaruh
signifikan
terhadap harga
saham.
Pertumbuhan EPS
tidak berpengaruh
signifikan
terhadap harga
saham. TATO
berpengaruh
signifikan
terhadap harga
saham.
CR tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap harga
saham. DER
berpengaruh
negatif terhadap
harga saham.
ROA berpengaruh
positif terhadap
harga saham
Secara Parsial
hanya ROA yang
berpengaruh
signifikan
terhadap harga
saham, sementara
DER, NPM, dan
CR tidak
berpengaruh.
Secara Simultan
berpengaruh
terhadap harga
saham.
30
Universitas Sumatera Utara
2.3.
Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual menjelaskan bagaimana hubungan teori dengan
faktor faktor penting yang telah diketahui dalam masalah tersebut. Kerangka
konseptual penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut ini.
H5
Current Ratio
(X1)
H1
Debt to Equity
Ratio
(X2)
H2
Return on
Investment
(X3)
Net Profit Margin
(X4)
H3
Return
Saham
(Y)
H6
H4
Kepemilikan
Manajerial
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Garis H1 pada gambar di atas menunjukkan hubungan antara current ratio
terhadap return saham secara parsial. Current ratio (CR) merupakan rasio yang
digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendek dengan menggunakan aset lancar yang dimiliki perusahaan. Semakin besar
nilai CR menunjukkan bahwa perusahaan memiliki aset lancar yang cukup banyak
untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Hal ini akan meningkatkan
31
Universitas Sumatera Utara
kepercayaan investor terhadap perusahaan tersebut dan resiko investasi ikut
berkurang. Kepercayaan investor yang meningkat menyebabkan meningkatnya harga
saham dan meningkatkan return saham yang diterima oleh investor. Maka dapat
disimpulkan bahwa current ratio berpengaruh positif terhadap return saham.
Garis H2 menunjukkan hubungan antara debt to equity ratio terhadap
return saham secara parsial. Debt to equity ratio (DER) merupakan rasio yang
digunakan untuk melihat seberapa besar dari modal perusahaan dibiayai oleh hutang.
Semakin besar nilai DER menunjukkan bahwa semakin besar modal perusahaan yang
dibiayai oleh hutang yang mengakibatkan resiko perusahaan tinggi di mata investor.
Dengan kondisi seperti itu, para kreditur dan investor akan berusaha menghindar
untuk meminjamkan atau berinvestasi di dalam perusahaan tersebut yang akan
mengakibatkan ekuitas perusahaan tersebut menurun drastis. Harga saham akan
berkurang begitu pula dengan return saham perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa
debt to equity ratio berpengaruh negatif terhadap return saham.
Garis H3 menunjukkan hubungan antara return on investment terhadap
return saham secara parsial. Return on investment (ROI) merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dengan
menggunakan rata-rata aktiva perusahaan. Semakin besar nilai ROI menunjukkan
bahwa perusahaan tersebut memiliki profitabilitas yang tinggi, yang berarti bahwa
kinerja perusahaan baik. Kinerja perusahaan yang baik akan meningkatkan
kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut dengan
harapan akan meningkatkan return saham yang akan mereka terima di masa depan.
Maka dapat disimpulkan bahwa return on investment berpengaruh positif terhadap
return saham.
32
Universitas Sumatera Utara
Garis H4 menunjukkan hubungan antara net profit margin terhadap return
saham secara parsial. Net profit margin (NPM) merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperolehlaba bersih dengan
total penjualan perusahaan. Semakin besar nilai NPM menunjukkan bahwa
semakin besar laba yang akan diterima dengan penambahan 1 penjualan. Margin
laba yang semakin besar akan dipandang baik di mata investor karena perusahaan
mampu meminimalisir beban-beban produksi sehingga laba yang diterima
semakin besar. Investor akan mengambil langkah investasi dengan harapan akan
menerima return saham yang semakin besar. Maka dapat disimpulkan bahwa net
profit margin berpengaruh positif terhadap return saham.
Garis H5 menunjukkan hubungan antara current ratio, debt to equity ratio,
return on investment, dan net profit margin secara simultan (bersama-sama). Garis
H6 menunjukkan hubungan current ratio, debt to equity ratio, return on
investment, dan net profit margin terhadap return saham setelah dimoderasi oleh
variabel kepemilikan manajerial.
Kepemilikan manajerial merupakan salah satu unsur good corporate
governance. Semakin besar saham yang dimiliki oleh pihak manajemen
diharapkan akan meningkatkan kinerja dan pengendalian terhadap perusahaan.
Saham yang besar akan mengurangi tindakan manajemen untuk melakukan upaya
memperkaya diri pribadi karena adanya rasa kepemilikan terhadap perusahaan
tersebut. Peningkatan kinerja perusahaan akan meningkatkan current ratio, return
on investment, net profit margin, dan mengurangi ketergantungan perusahaan
terhadap hutang yang akan menurunkan nilai debt to equity ratio. Dapat
33
Universitas Sumatera Utara
disimpulkan bahwa kepemilikan manajerial mampu memoderasi hubungan
current ratio, debt to equity ratio, return on investment, dan net profit margin
terhadap return saham.
2.3.
Hipotesis
Menurut Erlina (2008 : 41), “Hipotesis menyatakan yang diduga secara
logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan preposisi yang dapat diuji
secara empiris”. Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap
masalah yang akan diuji kebenarannya melalui analisis data yang relevan dan
kebenarannya akan diketahui setelah dilakukan penelitian. Berdasarkan kerangka
konseptual yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian
sebagai berikut:
H1 :
Current ratio (CR) secara parsial berpengaruh terhadap return saham.
H2 :
Debt to equity ratio (DER) secara parsial berpengaruh terhadap return
saham.
H3 :
Return on investment (ROI) secara parsial berpengaruh terhadap return
saham.
H4 :
Net profit margin (NPM) secara parsial berpengaruh terhadap return
saham.
H5 :
Current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), return on investment
(ROI), dan net profit margin (NPM) secara simultan berpengaruh terhadap
return saham.
34
Universitas Sumatera Utara
H6a : Interaksi current ratio dengan kepemilikan manajerial berpengaruh
terhadap return saham.
H6b : Interaksi debt to equity ratio dengan kepemilikan manajerial berpengaruh
terhadap return saham.
H6c : Interaksi return on investment dengan kepemilikan manajerial berpengaruh
terhadap return saham.
H6d : Interaksi net profit margin dengan kepemilikan manajerial berpengaruh
terhadap return saham.
35
Universitas Sumatera Utara
Download