BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dalam penelitian ini, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Klasifikasi massa batuan untuk lokasi 1 litologi batupasir diperoleh nilai RMR89 sebesar 36 dan nilai GSI sebesar 31. Lokasi 1 litologi batulanau diperoleh nilai RMR89 sebesar 38 dan nilai GSI sebesar 33. Lokasi 2 litologi batupasir diperoleh nilai RMR89 sebesar 30 dan nilai GSI sebesar 25. Secara statistika diperoleh nilai RMR89 lebih besar dari nilai GSI dimana secara ratarata dari semua lokasi dipoleh nilai RMR89 sebesar 34,67 dan nilai GSI sebesar 29,67. Dari perolehan nilai RMR dan GSI yang didapatkan, batuan tersebut dapat diklasifikasikan kedalam Kualitas Massa Batuan Buruk (Poor Rock) dengan Nomor Kelas IV. 2. Hasil analisa kinematik dilakukan dalam dua tahap. Tahapan pertama ditemukan dua jenis keruntuhan terjadi yaitu ditemukannya sliding planar failure pada sudut 36° dan wedge pada sudut 34°. Tahapan kedua ditemukan keruntuhan berjenis wedge failure terhadap 6 line intersection dengan sudut terkecil 34° dan sudut terbesar 36°. 3. Secara statistika bahwa nilai RMR lebih besar dari nilai SMR dan didapatkan nilai SMR sebesar 25, 27, 28 dan terbesar senilai 29. Rentangan nilai tersebut masuk kedalam kualitas massa batuan kelas IV, deskripsi massa batuan tergolong buruk, kestabilan lereng berkeadaan tidak stabil dan keruntuhan berjenis planar atau big wedge failure. 4. Safety factor dari hasil model melihatkan lereng awal mengalami kondisi kritis atau tidak layak diterapkan dilapangan apabila dilihat dari sisi kriteria Hoek (1991). Hasil yang diperoleh dari analisis model didapatkan kondisi tidak 140 141 mengalami keruntuhan pada sudut 29°. Melalui semua kriteria dalam analisa maka diambil keputusan untuk merekomendasikan sudut 29° sebagai perbaikan lereng yang runtuh dan rancangan sudut lereng keseluruhan highwall pada lokasi penambangan. 5. Jenis keruntuhan yang terjadi pada mekanisme keruntuhan lereng dalam semua analisis yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa mekanisme yang terjadi adalah jenis kompleks (gabungan wedge failur, planar failure, dan step_path failure) atau tergolong kedalam large scale rock slope failure surface (kegagalan lereng permukaan berskala besar). 6. Upaya untuk mendapatkan hasil yang lebih konfrehensif dalam analisis stabilitas dan mekanisme keruntuhan lereng batuan sedimen dapat menggunakan kombinasi Analisis Kinematik dan Analisis Numerik. 6.2 Saran Saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Sebagai justification engineering untuk peneliti berikutnya disarankan untuk menggunakan input data hasil analisis balik. 2. Perlu dilakukan analisa lebih lanjut untuk mengenai pengaruh penurunan muka air tanah (rapid draw-down) terhadap keruntuhan lereng. 3. Perlu dilakukannya analisa aliran air dalam tanah atau batuan jenuh sebagian dan membentuk model muka air tanah. 4. Perlu dilakukannya pengujian index weathering untuk mengetahui apakah terjadi berubahan sifat asal mula sehingga menyebabkan hilang kekuatan batuan dan menyebabkan terjadinya keruntuhan lereng. 5. Perlu dilakukannya permodelan dengan memasukkan efek getaran baik dari gempa maupun dari proses blasting.