BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Terjadinya komunikasi merupakan konsekuensi dari hubungan sosial. Komunikasi dilakukan dalam berbagai macam bentuk, ada yang dilakukan secara lisan, secara tatap muka, ataupun melalui media. Ruben & Stewart1 menjelaskan Komunikasi merupakan proses yang menjadi dasar pertama memahami hakikat manusia. Dikatakan sebagai proses karena ada aktifitas yang melibatkan peranan banyak elemen atau tahapan yang meskipun terpisah-pisah, tahapan ini saling berkaitan sepanjang waktu. Contoh, dalam suatu percakapan yang sederhana selalu ada langkah, seperti penciptaan pesan, pengiriman, penerimaan, dan interpretasi terhadap pesan. Menurut Rogers dan Schomaker2, komunikasi adalah proses yang didalamnya semua partisipasi atau pihak-pihak yang berkomunikasi saling menciptakan, membagi, menyampaikan, dan bertukar informasi antara satu dan lainnya dalam rangka mencapai pengertian bersama. 1 2 Suryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung : CV Pustaka Setia. 2015. Hal51 Ibid. 9 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 10 2.1.1 Komunikasi Publik Menurut Hennessy3, Komunikasi publik atau opini publik merupakan suatu kompleksitas pilihan-pilihan yang dinyatakan oleh banyak orang berkaitan dengan sesuatu isu yang dipandang penting oleh umum. Menurutnya, defenisi ini relatif lebih bersifat akademik dan berbeda dari definisi-definisi yang pada umumnya yang digunakan oleh para politisi. Ia juga menambahkan bahwa opini publik itu selalu melibatkan banyak orang yang tertarik untuk memikirkan sesuatu isu dalam waktu yang cukup panjang. Meskipun demikian, istilah “publik” sendiri tidak selalu ditentukan oleh banyak jumlah orang yang menganut opini tersebut. Istilah “Publik” justru diukur oleh apakah sesuatu opini itu menyangkut isu publik atau tidak. Hageman4 menambahkan, komunikasi publik adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar dan majalah) atau elektronik (radio, televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang melembagakan yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat. Sedangkan menurut De Vito5, komunikasi publik adalah komunikasi yang ditujukan kepada khalayak yang luar biasa banyaknya (termasuk kepada siswa) atau semua orang yang membaca dan menonton. Komunikasi publik adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio atau visual. Dari beberapa pendapat tentang komunikasi publik diatas, kita bisa simpulkan bahwa komunikasi Publik adalah salah satu tipe dari komunikasi yang 3 Asep Saeful Muhtadi. Komunikasi Politik Indonesia “Dinamika Islam Politik PascaOrde Baru”. Bandung : Remaja Rosdakarya. 2008. Hal 37. 4 Deddy Mulyana. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung : Remaja Rosda karya. 2000. Hal 75. 5 Onong Uchjana Effendy. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : Remaja Rosda Karya. 1994. Hal 21. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 11 menunjukan suatu proses komunikasi dimana pesan yang disampaikan oleh sumber/komunikator di depan khalayak yang lebih besar atau masyarakat dan dalam situasi tatap muka. Tujuan Komunikasi Publik : Menurut Onong Uchjana Effendi6, tujuan Komunikasi secara umum adalah sebagai berikut : 1. Perubahan Sosial Dan Partisipasi Sosial Memberikan berbagai informasi pada masyarakat tujuan akhirnya supaya masyarakat mau mendukung dan ikut serta terhadap tujuan informasi itu disampaikan. 2. Perubahan Sikap Kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan supaya masyarakat akan berubah sikapnya. 3. Perubahan Pendapat Memberikan berbagai informasi pada masyarakat tujuan akhirnya supaya masyarakat mau berubah pendapat dan persepsinya terhadap tujuan informasi itu disampaikan. 4. Perubahan Perilaku Kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan supaya masyarakat akan berubah perilakunya.\ 6 Onong Uchjana Effendy. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : Remaja Rosda Karya. 2009. Hal 8. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 2.2. Public Relations Menurut Ibnu Syamsi7, Public Relations merupakan singkatan dari kata – kata “ the relations with public “ atau dengan istilah Bahasa Indonesia : Hubungan Masyarakat adalah kependekan dari kata – kata “ hubungan dengan masyarakat “, yaitu antara instansi atau perusahaan dengan masyarakat – masyarakat tertentu yang ada kepentingannya Menurut Scoot M. Cutlip, Aleen H. Center dan Glen M. Broom (2000)8, dalam bukunya Effective Public Relations. Public Relations adalah fungsi manajemen yang menilai sikap-sikap public, mengidentifikasi kebijakankebijakan dan prosedur-prosedur dari individu atau organisasi atas dasar kepentingan public dan melaksanakan rencana kerja untuk memperoleh pengertian dan pengakuan public. Public relations adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut.9 Public Relations timbul karena adanya tuntutan kebutuhan. Di dalam suatu perusahaan Public Relations mempunyai tujuan untuk memberikan kepuasan terhadap semua pihak yang berkepentingan, baik pihak internal maupun eksternal. 7 Ibnu Syamsi. Pokok-Pokok Pengertian Ilmu Hubungan Masyarakat. Yogyakarta : Balai Pembinaan Administrasi Akademi Administrasi Negara. 1980. Hal 6. 8 Elvinaro Ardianto. Handbook of Public Relations. Bandung : Simbiosa Rekatama Media. 2011. Hal 8 9 Cutlip, dkk. Effective Public Relations. Edisi Kesembilan, Jakarta : Kencana Prenada Media Group. 2006. Hal 6 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 Seperti yang diungkapkan Rosady Ruslan10 bahwa ruang lingkup tugas Humas atau PR dalam suatu organisasi / lembaga antara lain meliputi aktivitas : 1. Membina hubungan ke dalam ( internal public ); yang dimaksud dengan publik internal adalah public yang menjadi bagian dari unit/badan/perusahaan atau organisasi itu sendiri. 2. Membina hubungan keluar ( eksternal public ); yang dimaksud publik eksternal adalah publik umum ( masyarakat ). Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran public yang positif terhadap lembaga yang diwakilinya. Pembinaan hubungan yang baik dengan internal public maupun eksternal public tersebut sangat penting untuk diciptakan, dipelihara dan dibina dalam upaya menumbuhkan goodwill dengan kepercayaan public terhadap perusahaan yang bersangkutan, sehingga akan tercipta pengertian dan hubungan yang baik diantara keduanya. Soemirat dan Ardianto11 menyatakan bahwa konsep Public Relations adalah untuk memahami dan mengevaluasi berbagai opini publik atau isu yang berkembang terhadap suatu organisasi atau perusahaan. Dalam kegiatannya Public Relations memberi masukan dan nasihat terhadap berbagai kebijakan manajemen yang berhubungan dengan opini atau isu public yang tengah berkembang. Dan dalam pelaksanaannya Public Relations menggunakan komunikasi untuk memberitahu, mempengaruhi dan mengubah pengetahuan, sikap dan perilaku 10 Rosady, Ruslan. Manajemen Humas dan komunikasi : ( Konsepsi dan Aplikasi ). Edisi Revisi. Jakarta : Raja Grafindo Persada. 2002. Hal 23 11 Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto. Dasar - dasar Public Relations. Bandung : Remaja Rosdakarya. 2002. Hal 14 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 publik sasarannya. Hasil yang ingin dicapai dalam kegiatan Public Relations pada intinya adalah citra yang baik ( good image ), itikad yang baik ( goodwill ), saling pengertian ( mutual understanding ), saling mempercayai ( mutual confidence ), saling menghargai ( mutual appreciation ) dan toleransi ( tolerance ). 2.2.1. Fungsi PR sebagai Method Of Communication Robert F. Harlow12 membagi fungsi Public Relations menjadi dua yaitu sebagai method of communication dan state of being. Sebagai method of communication, Public Relations merupakan rangkaian/ sistem kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh perusahaan baik pimpinan, karyawan dan staf. Sebagai state of being, Public Relations adalah perwujudan kegiatan komunikasi yang dilembagakan ke dalam bentuk biro, bagian divisi atau seksi dalam sistem manajemen Public Relations yang mempunyai pimpinan. Sebagai fungsi manajemen, Public Relations bertanggung jawab mengelola dan mengembangkan reputasi perusahaan. Sebagai fungsi komunikasi, Public Relations mengembangkan komunikasi antara perusahaan dan publik yang dianggap penting untuk menciptakan dan mempertahankan goodwill dan mutual understanding publik terhadap tujuan, kebijakan, dan kegiatan perusahaan. Fungsi utama Public Relations adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antar lembaga (organisasi) dengan publiknya, internal maupun eksternal dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan Robert Harlow. “Building A Public Relations Definition”. Public Relations review No.4 12 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 motivasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan iklim pendapat (opini publik) yang menguntungkan lembaga organisasi. Sedangkan Cutlip-Center Broom13 mengatakan bahwa fungsi Public Relations adalah menjalankan publisitas, iklan, press agentry dan berperan sebagai public affairs, manajemen isu, lobi serta berhubungan dengan investor. Jadi, fungsi Public Relations adalah melakukan segala kegiatan positif yang dapat membangun dan mempertahankan hubungan baik secara internal maupun eksternal. Pihak internal yaitu kepada seluruh pemangku kepentingan yang terlibat dalam keberlangsungan suatu perusahaan sedangkan pihak eksternal adalah pihak-pihak diluar perusahaan yang secara tidak langsung mempengaruhi jalannya perusahaan seperti media hingga pemerintah. 2.3. Marketing Public Relations 2.3.1. Definisi Marketing Pubic Relations Rene Henry14 menyajikan definisi mengenai marketing public relations. “Marketing public relations is a comprehensive, all-encompassing public awareness and information program or campaign directed to mass or specialized audiences to influence sales or use of a company’s products orservices.” (Marketing public relations atau MPR dapat disebut juga sebagai proses pemasaran yang dilakukan oleh public relations dan terdiri dari proses yang komprehensif serta mencakup segala kesadaran publik , berisi program informasi A.M. Morrisan. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu. 2010. Jakarta : Kencana. Hal 13 14 Harris & Whalen . Marketing Public Relations: The Hows That Make It Work. 2006. Hal.7 13 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 atau kampanye dan diarahkan kepada masyarakat umum ataupun khusus untuk mempengaruhi penjualan atau penggunaan produk perusahaan.) Menurut Philip Kotler dan William Mindak15 menandakan persamaan mengenai marketing dengan public relations, yakni : “Marketing and public relations are the major external functions of the firm. Both functions start their analysis and planning from the point of view of satisfying outside groups” (pemasaran dan humas adalah fungsi utama eskternal dari sebuah perusahaan. Kedua fungsi memulai analisis mereka dan perencanaan dimulai daris udut pandang untuk memuaskan grup luar atau publik.) Dapat dikatakan bahwa perbedaan antara Corporate Public Relations (CPR) dengan Marketing Public Relations (MPR) terletak pada fungsinya. Dimana CPR berfungsi untuk mendukung tujuan perusahaan dan fungsi manajemen perusahaan, sementara MPR berfungsi untuk mendukung tujuan pemasaran dan memiliki fungsi manajemen pemasaran. Merujuk pada gagasan Megamarketing yang dikemukakan oleh Kotler, Thomas L. Harris16 mengembangkan konsep tersebut dan didapati adanya peranan bauran public relations (PR mix) yang menunjukan adanya korelasi antara bidang pemasaran dengan bidang public relations, yaitu: Strategi Public Relations adalah sebagai berikut : • Publications (publikasi dan publisitas) – peran public relations diwujudkan dengan menciptakan berita untuk mencari publisitas melalui Philip Kotler dan William Mindak. Marketing dan Public Relations. 2005. New Jersey Rosady Ruslan, S.H., M.M., Manajemen Public Relations dan Manajemen Komunikasi. 2005. Jakarta. PT. RajaGrafindo Persada.Hal 13-15 15 16 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 kerja sama dengan pihak pers yang bertujuan untuk menguntungkan citra perusahaan yang diwakilinya. • Event (penyusunan program acara) – peran public relations terdapat pada proses penyusunan berbagai event perusahaan, antara lain callender event, special event dan moment event. • News (menciptakan berita) – public relations berperan dalam pembuatan press release, news letter atau bulletin perusahaan. • Community involvement (kepedulian pada komunitas) – public relations terlibat dalam kontak sosial dengan kelompok masyarakat tertentu untuk menjaga hubungan baik (community relations dan humanity relations) dengan pihak perusahaan yang diwakilinya. • Inform or image (memberitahukan atau meraih citra) – fungsi public relations yang utama antara lain, memberitahukan sesuatu kepada masyarakat, sehingga diharapkan akan memperoleh tanggapan berupa citra positif dari suatu proses “nothing” diupayakan menjadi “something”. • Lobbying and negotiation (pendekatan dan bernegosiasi) – public relations wajib memiliki keterampilan untuk melobi secara pendekatan pribadi dan memiliki kemampuan untuk bernegosiasi agar mendapat dukungan dari individu atau lembaga yang berpengaruh sehingga timbul situasi saling menguntungkan. • Social responsibility (tanggung jawab sosial) – public relations berfungsi untuk menjaga aspek kepedulian perusahaan demi memperoleh simpati dan empati dari masyarakat sekitar. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 Sedangkan kegiatan dan strategi Marketing Public Relation sendiri : Pemberian penghargaan (Award) Penerbitan buku/ majalah. Penyiapan kontes, dan event-event menarik Demonstrasi, biasanya dilakukan di took-toko, shopping mall Pameran (Exhibition) Junkets Sponsor Newsletter Product Placement Program untuk anak muda Konsep MPR secara garis besar terdapat tiga taktik (Three Way Strategis) untuk melaksanakan program dalam mencapai tujuan (goals), yaitu Public relations merupakan potensi untuk menyandang suatu taktik pull strategy (menarik). Target dari strategi ini ialah pelanggan secara langsung atau end user, sehingga bentuk-bentuk promosinya dapat berupa special event atau media placement. 1. Power (kekuatan) sebagai penyandang atau push strategy (mendorong) dalam hal pemasaran. Alat-alat yang biasa digunakan dalam push strategy ini antara lain melalui publikasi cetak ataupun elektronik. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 2. Pass strategy sebagai upaya mempengaruhi atau menciptakan opini public yang menguntungkan, yang biasanya dilakukan melalui sponsorship oleh perusahaan. 2.3.2. Peranan Marketing Public Relations Rosady Ruslan17 menjelaskan Marketing Public Relations merupakan perpaduan antara pelaksanaan program dan strategi pemasaran (marketing strategy implementasion) dengan aktivitas Program Humas (work program of PR) dalam upaya meluaskan sarana untuk mencapai tujuan pemasaran (marketing objectives), yaitu : a. Mengadakan riset pasar, untuk mendapatkan informasi bisnis yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumennya b. Menciotakan produk yang sesuai dengan hasil riset pasar tersebut c. Menentukan dan memilih target konsumen (target audience) d. Menentukan Harga produk yang rasional dan kompetitif e. Merencanakan dan melaksanakan kampanye promosi produk (project selling) yang akan diluncurkan, serta mampu bersaing di market place dan cukup menarik (eyes catching) baik segi kemasan, maupun kualitas produk yang ditawarkan terhadap konsumennya f. Komitmen terhadap pelayanan purna jual 2.3.3. Ruang Lingkup Marketing Public Relations Dibawah ini adalah beberapa hal yang menjadi ruang lingkup marketing Rosady Ruslan, S.H., M.M., Manajemen Public Relations dan Manajemen Komunikasi. 2004. Jakarta. PT. RajaGrafindo Persada.Hal 249. 17 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 public relations (MPR), antara lain : • Pomosi produk – merujuk pada perkenalan produk baru, revitalize mature product, relaunch mature product, rebranding mature product dan reposition mature product. • Pembangunan target pasar – merujuk pada pencapaian target pasar secara demografis, pencapaian target pasar sekunder, mengolah target pasar baru, memperkuat target pasar yang lemah dan identifikasi perusahaan serta produknya melalui ketertarikan khusus dari target pasar. • Periklanan – merujuk pada memperluas jangkauan iklan, mengatasi resistensi konsumen terhadap iklan, terobosan baru dalam bidang komersial, • pemberitaan awal sebelum muncul iklan dan membuat iklan yang newsworthy. • Pemasaran – merujuk pada pengujian konsep pemasaran, memperkuat kampanye promosi penjualan, menyesuaikan program pemasaran pada masyarakat lokal, meningkatkan kesadaran terhadap brand melalui judul sponsor dan menciptakan media baru untuk meraih konsumen. • Reputasi perusahaan – merujuk pada pembangunan kepercayaan konsumen terhadap perusahaan, menggali dukungan dari konsumen dengan memuat program atau produk yang sesuai dengan keinginan konsumen, memposisikan perusahaan sebagai perusahaan yang kredibel dibidangnya, mempengaruhi para opinion leders dan mempertahankan produk dari bahaya resiko dan memperoleh dukungan dari para penyalur. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 • Penjualan – merujuk pada peningkatkan distribusi, memotiviasi penjualan dan berusaha menjadi yang paling unggul dalam retailer support. 2.3.4. Saluran Komunikasi Marketing Public Relations Dalam rangka pengimplementasian strategi MPR, pada umumnya menggunakan beberapa cara atau media yang mampu mendukung berhasilnya suatu perencanaan. Cara atau media tersebut, yaitu : • Special event – acara atau peristiwa khusus yang merupakan pengembangan lebih canggih dari kegiatan public relations yang bekerja sama dengan pihak pers secara spektakuler untuk merekayasa opini public dan pada akhirnya memperoleh publisitas tinggi. • Publicity – informasi mengenai individu, perusahaan atau produk perusahaan yang disiarkan melalui media karena memiliki nilai berita atau erat dengan kepentingan publik. • Press Conference – event yang diorganisir oleh perusahaan untuk memberikan informasi langsung dan rinci kepada media. • Press release – dokumen yang berisi informasi perusahaan atau produk perusahaan dan disebarluaskan kepada media massa. • Advertorial – dokumen yang berisi iklan dan opini di media massa dan bertujuan untuk meningkatkan persepsi masyarakat terhadap perusahaan. • Brochure – dokumen yang berisi informasi dan edukasi seputar perusahaan, produk atau pelayanan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 • Media Tours – berkaitan dengan upaya pengembangan liputan media (exposure) untuk produk-produk yang sudah mapan. • Fans club – pertemuan periodik dari fans club memungkinkan untuk ajang publisitas dan penerapan MPR. • Public Service Announcements (PSA) – iklan TV atau radio non yang pada umumnya digunakan oleh perusahaan non profit. Akan tetapi, perusahaan profit terkadang juga melakukan ini untuk mempromosikan aktivitas non profit-nya. 2.3.5. Analisis SWOT Analisis SWOT adalah sebuah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi Strengths, Weakness, Opportunities, dan Threats terlibat dalam suatu proyek atau dalam bisnis usaha. Hal ini melibatkan penentuan tujuan usaha bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang baik dan menguntungkan untuk mencapai tujuan itu. Teknik ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang memimpin proyek riset pada Universitas Stanford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dengan menggunakan data dari perusahaan-perusahaan Fortune 500. Teori Analisis SWOT adalah sebuah teori yang digunakan untuk merencanakan sesuatu hal yang dilakukan dengan SWOT. SWOT adalah sebuah singkatan dari, S adalah Strenght atau Kekuatan, W adalah Weakness atau Kelemahan, O adalah Oppurtunity atau Kesempatan, dan T adalah Threat atau Ancaman. SWOT ini biasa digunakan untuk menganalisis suatu kondisi dimana http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 akan dibuat sebuah rencana untuk melakukan sesuatu, sebagai contoh, program kerja. Menurut Freddy Rangkuti18, SWOT adalah identitas berbagai factor secara sistematis untuk merumusakan strategi pelayanan. Analisis ini berdasarkan logika yang dapat memaksimalkan peluang namun secara bersamaan dapat meminimalkan kekurangan dan ancaman. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal dan faktor internal. 2.4. Keluhan (Complaint) dan Keluhan Pelanggan Sebagaimana yang telah dikemukakan diatas, bahwa salah satu hasil yang ingin dicapai dari segala kegiatan Public Relations adalah terciptanya saling pengertian ( mutual understanding ) antara pihak perusahaan dengan publiknya. Hal ini berarti Public Relations harus dapat meminimalisasikan terjadinya kesalahpahaman ( misunderstanding ). Namun ada kalanya kesalahpahaman tersebut tetap terjadi, karena adanya ketidakpuasan ( dissatisfaction ) dari pihak pelanggan mengenai jasa atau pelayanan yang diberikan dari perusahaaan. Rasa ketidakpuasan ini kemungkinan besar akan berujung pada pengajuan keluhan ( complaints ). Pengertian keluhan itu sendiri menurut Tjiptono19 adalah ungkapan kekecewaan atau ketidakpuasan 18 Freddy rangkuti. Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis. Jakarta : Gramedia. 2005. Hal 53 19 Tjiptono. Pemasaran Jasa. Malang : Bayu Media. 2004. Hal 101 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 Engel Et Al20, menyatakan bahwa kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purnabeli dimana alternatif yang dipilih sekurang – kurangnya sama atau melampaui harapan pelanggan. Sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil ( outcome ) tidak memenuhi harapan. Apabila kualitas jasa yang diberikan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan pelanggan, maka akan timbul rasa tidak puas atau keluhan. Apabila rasa ketidakpuasan atau keluhan dari pelanggan terhadap suatu jasa pelayanan terus berlanjut tentu akan berdampak negatif terhadap keberhasilan jasa pelayanan tersebut. Menurut Fandy Tjiptono21 dalam bukunya Manajemen Jasa, ada beberapa penyebab utama tidak terpenuhinya harapan pelanggan : Gambar 1.1 Penyebab Utama Tidak Terpenuhinya Harapan Pelanggan Pelanggan keliru mengkomunikasikan jasa yang diinginkan Pelanggan keliru Harapan Kinerja karyawan menafsirkan signal tidak perusahaan jasa terpenuhi yang buruk ( harga, positioning ,dll ) Miskomunikasi Miskomunikasi rekomendasi penyediaan jasa mulut ke mulut oleh pesaing 20 Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana. Prinsip dan Dinamika Pemasaran. Cetakan pertama. Yogyakarta : J & J Learning. 2000. Hal 102 21 Ibid. 151 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 Sumber : Mudie, Peter and Angela Cottam ( 1993 ), The Management and Marketing of Services.Oxford : Butterworth – Heinemann Ltd., p.223 Diantara beberapa faktor penyebab tersebut ada yang bisa dikendalikan oleh penyedia jasa. Dengan demikian penyedia jasa bertanggung jawab untuk meminimumkan miskomunikasi dan misinterpretasi yang mungkin terjadi dan menghindarinya dengan cara yang mudah dipahami dengan jelas. Dalam hal ini penyedia jasa harus mengambil inisiatif agar ia dapat memahami dengan jelas instruksi dari klien dan klien mengerti benar apa yang akan diberikan. Tjiptono22 menerangkan Sebelum menggunakan suatu jasa, pelanggan sering memiliki empat skenario jasa yang berbeda ( dalam benaknya ) mengenai apa yang bakal dialaminya, yaitu : 1. Jasa yang ideal; 2. Jasa yang diantisipasi atau diharapkan; 3. Jasa yang selayaknya diterima ( diserved ); 4. Jasa minimum yang dapat ditoleransi ( minimum tolerable ). Apabila “ jasa minimum yang dapat ditoleransi “ yang diharapkan, lalu terjadi sama dengan atau bahkan melampaui harapan tersebut, maka akan timbul kepuasan. Sebaliknya bila yang diharapkan “ jasa ideal “, maka bila yang terjadi kurang dari harapan tersebut, maka akan terjadi ketidakpuasan. 22 Ibid. 151 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 Gambar 1. 2 Pengaruh harapan terhadap kepuasan ideal Yang diharapkan Yang selayaknya (1) Minimal yang dpat diterima Semakin dekat harapan “ jasa yang diharapkan “ dengan “ jasa minimum yang dapat diterima “, semakin besar pula kemungkinan tercapainya kepuasan. (2) Pelanggan yang puas bisa berada dimana saja dalam spectrum ini. Yang menentukan posisinya adalah posisi hasil ( outcome ) “yang diharapkan“. Sumber : Mudie, Peter and Angela Cottam ( 1993 ), The Management and Marketing of Services.Oxford : Butterworth – Heinemann Ltd., p. 224 Wasesa23 berpendapat Adanya pengajuan komplain pada suatu perusahaan dapat disebut sebagai “ krisis “. Adanya krisis dalam kaca mata Public Relations tidak selalu diidentikkan dengan ancaman. Krisis, apakah itu disebabkan oleh faktor internal ( konflik karyawan, konflik manajemen, kegagalan produk ) ataupun faktor eksternal ( tuntutan konsumen, perubahan kebijakan pemerintah, ataupun konflik elite politis ) sering kali malah dianggap sebagai sebuah 23 Silih Agung Wasesa. Strategi Public Relations. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. 2005. Hal 52 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 kesempatan untuk membangun citra secara lebih cepat. Tentu saja, itu sepenuhnya tergantung pada bagaimana krisis tersebut dikelola. Dan juga, pada bagaimana krisis tersebut bisa diprediksi sejak awal. Setiap complaints atau keluhan dari pelanggan harus ditindaklanjuti oleh Humas dengan cepat dan harus sesegera mungkin mencari jalan keluar yang efektif. Hal ini berguna untuk mencegah timbulnya masalah yang jauh lebih besar dan pada akhirnya akan menyebabkan jatuhnya reputasi atau citra perusahaan di mata pelanggan. Rosady Ruslan24 menjelaskan, peran komunikasi dalam suatu aktivitas manajemen perusahaan besar biasanya diserahkan atau dilaksanakan pleh pihak Public Relations / Humas. Dengan peranan yang dilaksanakan tersebut, Pejabat Humas ( PRO Manager ) akan melakukan fungsi – fungsi manajemen perusahaan, yang secara garis besar aktivitas utamanya berperan sebagai berikut : 1. Communicator, Artinya kemampuan sebagai komunikator baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui media cetak / elektronik dan lisan ( Spoke Person ) atau tatap muka dan sebagainya. Disamping itu juga bertrindak sebagai mediator dan sekaligus persuador. 2. Relationship; Kemampuan Humas untuk membangun hubungan yang positif antara lembaga yang diwakilinya dengan public internal dan eksternal. Juga, 24 Rosady Ruslan. Manajemen Humas dan komunikasi : ( Konsepsi dan Aplikasi ) – Edisi Revisi. Jakarta : Raja Grafindo Persada. 2002. Hal 27 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 berupaya menciptakan hubungan saling pengertian, kepercayaan, dukungan , kerja sama dan toleransi antar kedua belah pihak tersebut. 3. Back up Management; Melaksanakan dukungan manajemen atau menunjang kegiatan lain seperti manajemen promosi, pemasaran, operasional, personalia dan sebagainya untuk mencapai tujuan pokok perusahaan. 4. Good Image Maker; Menciptakan citra atau publikasi yang positif merupakan prestasi, reputasi dan sekaligus menjadi tujuan utama bagi aktivitas Public Relations dalam melaksanakan manajemen kehumasan yaitu membangun citra atau nama baik lembaga/ organisasi dan produk yang diwakilinya. Dengan kemampuan – kemampuan yang dimilikinya diharapkan Humas tidak hanya mampu membangun citra atau identitas perusahaan, tetapi juga mampu menghadapi keluhan – keluhan dari pelanggan. Salah satu aktivitas yang dilakukan humas suatu perusahaan adalah menyelenggarakan komunikasi timbal balik ( two way communication ). Menurut Cutlip & Center25, komunikasi yang efektif harus dilaksanakan dengan melalui empat tahap, yaitu : 1. Fact-Finding; Yang dimaksud dengan Fact-Finding adalah mencari atau mengumpulkan fakta – fakta atau data sebelum seseorang melakukan suatu kegiatan atau tindakan. Misalnya seorang PRO dari sebuah perusahaan, sebelum ia 25 Cutlip dkk. Effective Public Relations Edisi ke Sembilan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. 2011 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 melaksanakan tugas – tugasnya harus mengetahui terlebih dahulu tentang apa yang diperlukan public, siapakah yang termasuk ke dalam public ini, bagaimana keadaan public dipandang dari berbagai segi, mengapa public bersikap masa bodo dan menentang, dsb; 2. Planning; Berdasarkan fakta – fakta atau data tadi PRO membuat rencana tentang apa yang harus dilakukan dalam menghadapi problema – problema itu. Untuk menghindarkan kegagalan – kegagalan dalam melaksanakan tugasnya dan memperoleh hasil yang diharapkan, maka komunikasi itu harus well-planed disamping memikirkan anggaran yang diperlukan. Pemikiran tentang komunikasi ini meliputi : a. Sender atau komunikator ( encoder ). Komunikator dapat berupa seorang individu yang mewakili sesuatu badan atau instansi ( unsur yang organized atau institutionalized ) atau berupa perseorangan ( unsur yang unorganized ) dan biasanya orang yang sudah dikenal masyarakat yang disebut “ opinion – leader “. b. Message ( pesan ); “ Message “ dapat disampaikan dengan secara lisan ( secara langsung maupun tidak langsung ), tertulis, menggunakan gambar – gambar atau lambang – lambang lainnya yang “ meaningful “ bagi kedua belah pihak ( komunikator dan komunikan ). c. Media; http://digilib.mercubuana.ac.id/ 30 Media apa yang tepat untuk menyampaikan “ message “ ini ? Kapan waktu yang tepat ? d. Komunikan; Kepada siapa “ message “ itu ditujukan dan bagaimana pengetahuan komunikan tentang masalah yang ada hubungannya dengan “ message “ itu ? 3. Communicating; Setelah rencana itu disusun dengan sebaik-baiknya sebagai hasil pemikiran yang mantap atau matang berdasarkan fakta – fakta atau data yang telah dikumpulkannya, PRO kemudian melakukan “ operasinya “. 4. Evaluation; Abdurachman26 menerangkan, mengadakan evaluasi tentang sesuatu kegiatan adalah perlu untuk menilai apakah tujuan itu sudah tercapai, apaka perlu diadakan lagi “ operasi “ atau perlu menggunakan cara – cara lain untuk mendapatkan hasil yang lebih baik ? Adanya manajemen penanganan keluhan yang baik akan memberikan peluang bagi perusahaan untuk mengubah konsumen yang tidak puas ( unsatisfied customer ) menjadi konsumen yang puas ( satisfied customer ) terhadap produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan. Setelah sumber dari permasalahan ditemukan kemudian harus segera diatasi dan ditindaklanjuti serta diupayakan agar tidak ada lagi keluhan yang sama dari konsumen di masa yang akan datang. 26 Oemi Abdurachman. Dasar – dasar Public Relations. Bandung : Penerbit Alumni. 1975. Hal 31 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 Penilaian atas suatu manajemen komplain yang efektif menurut Patterson27 didasarkan pada karakteristik-karakteristik utama berikut : 1. Komitmen; Pihak manajemen dan semua anggota memiliki komitmen yang tinggi untuk mendengarkan dan menyelesaikan masalah komplain dalam rangka peningkatan produk dan jasa. 2. Visible; Manajemen menginformasikan secara jelas dan akurat kepada pelanggan dan karyawan tentang cara penyampaian komplain dan pihak – pihak yang dapat dihubungi. 3. Acessible; Perusahaan menjamin bahwa pelanggan secara bebas, mudah dan murah dapat menyampaikan komplain, misalnya dengan menyediakan saluran telepon bebas pulsa atau amplop berperangko. 4. Kesederhanaan; Prosedur komplain sederhana dan mudah dipahami pelanggan. 5. Kecepatan; Setiap komplain ditangani secepat mungkin. Rentang waktu penyelesaian yang realistis diinformasikan kepada pelanggan. Selain itu setiap perkembangan atau kemajuan dalam penanganan komplain yang sedang diselesaikan senantiasa dikomunikasikan kepada pelanggan yang bersangkutan. 27 Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana. Prinsip dan Dinamika Pemasaran - Cetakan pertama. Yogyakarta : J & J Learning. 2000. Hal 173 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 32 6. Fairness; Setiap komplain mendapatkan perlakuan yang sama, adil, tanpa membedabedakan pelanggan. 7. Konfidensial; Keinginan pelanggan akan privasi dan kerahasiaan dihargai dan dijaga. 8. Records; Data mengenai komplain disusun sedemikian rupa sehingga memudahkan setiap upaya perbaikan berkesinambungan; 9. Sumber Daya; Perusahaan mengalokasikan sumber daya dan infrastruktur yang memadai untuk pengembangan dan penyempurnaan sistem penanganan komplain, termasuk didalamnya adalah pelatihan karyawan; 10. Remedy; Pemecahan dan penyelesaian yang tepat ( seperti permohonan maaf, hadiah, ganti rugi, refund ) untuk setiap komplain ditetapkan dan diimplementasikan secara konsekuen. Rosady Ruslan28 mengartikan Keluhan pelanggan sebagai ketidaksesuaian antara harapan pelanggan dengan kualitas jasa yang diberikan oleh pihak perusahaan. Sedangkan kegiatan penanganan keluhan pelanggan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pihak Public Relations ( yang sekaligus menangani Customer Relations ) untuk mengetahui “ apa dan bagaimana “ menangani keluhan atau komplain ( PR of Complaint handling ) dengan cara mengetahui kebutuhan – 28 Rosady Ruslan. Manajemen Humas dan komunikasi : ( Konsepsi dan Aplikasi ) – Edisi Revisi. Jakarta : Raja Grafindo Persada. 2002. Hal 292 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 33 kebutuhan dasar konsumen serta kemudian bagaimana menghadapi dan melayani keluhan dari pihak pelanggan tersebut. http://digilib.mercubuana.ac.id/