Manuscript Uswatun Khasanah

advertisement
PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI, INFORMASI, DAN KOMUNIKASI
TERHADAP PENGEMBANGAN KOMPETENSI MAHASISWA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Uswatun Khasanah (09408141003)
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta
E-mail: [email protected]
Abstrak
Pada era globalisasi seperti sekarang ini, SDM di setiap organisasi haruslah
pandai meng-upgrade diri sesuai dengan perubahan yang terjadi di masyarakat.
Beragam informasi bisa di infiltrasi melalui berbagai macam media dan
lembaga penyelenggaraan pelatihan SDM. Organisasi dapat menyediakan
wadah maupun fasilitas untuk pengembangan kompetensi SDM dan
mengkomunikasikan informasi dengan lebih efektif. Kecepatan dan keakuratan
yang diciptakan Teknologi Informasi (TI) akan meningkatkan kompetensi SDM
dalam menyelesaikan tugas dengan produktivitas dan kualitas yang tinggi. Studi
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan Teknologi, Informasi,
dan Komunikasi terhadap pengembangan kompetensi mahasiswa pada kasus
mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta yang aktif di keorganisasian kampus.
Hasil riset ini menunjukkan bahwa Teknologi, Informasi, dan Komunikasi
berpengaruh terhadap pengembangan kompetensi mahasiswa secara positif.
Kata Kunci : Teknologi, Informasi, Komunikasi, Kompetensi
1. Pendahuluan
Pengembangan sumber daya manusia berbasis kompetensi merupakan suatu paradigma
baru. MSDM yang berbasis kompetensi meyakinkan bahwa organisasi memiliki orang dengan
kepemimpinan yang tepat, yaitu pemimpin yang mengetahui apa yang akan dilakukan terhadap
informasi dan kompetensi yang dibutuhkan untuk keberhasilan organisasi. Adapun kaitannya
dengan kompetensi, Sumber Daya Manusia (SDM) juga membutuhkan komunikasi yang efektif
Page 1
demi kelancaran proses penyampaian dan penerimaan informasi. Salah satu media yang dapat
mendukung terlaksananya komunikasi efektif adalah Teknologi Informasi (TI).
Werner dan DeSimone (2009:4) mendefinisikan pengembangan sumber daya manusia
(human resources development) sebagai serangkaian aktivitas yang sistematis dan terencana
yang dirancang oleh organisasi untuk memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk
mempelajari keahlian yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan kerja saat ini dan yang akan
datang.
Berdasarkan teori Teori Uses and Gratifications, yang pertama kali diperkenalkan oleh
Herbert Blumer dan Elihu Katz (1974). Teori ini mengatakan bahwa pengguna media
memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain,
pengguna media adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha
mencari sumber media yang paling baik di dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Dengan kata
lain, teknologi yang merupakan suatu media, dapat digunakan oleh orang ataupun organisasi
untuk memperoleh informasi. Informasi yang didapat tadi dapat di komunikasikan kepada
seluruh anggota organisasi untuk mengembangkan kompetensi SDM agar kebutuhan organisasi
dapat tercapai sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Untuk pemilihan media dan gaya
penerapan, bisa disesuaikan dengan kebutuhan organisasi.
Fenomena yang terjadi pada zaman sekarang ini tentang Teknologi Informasi dan
Komunikasi adalah sering munculnya kesalahpahaman, terutama dalam hal komunikasi.
Kesalahpahaman merupakan fenomena komunikasi yang tak jarang terjadi. Bahkan disebut
kejadian normal. Sering disebut akibat dari adanya distorsi informasi. Terjadi penyimpangan
penafsiran antara yang dimaksud pengirim dan yang dinterpretasikan sang penerima pesan.
Beberapa contoh kesalahpahaman antara lain adalah dalam menanggapi poin-poin penting suatu
rapat; karyawan yang kurang memahami uraian pekerjaan dan tanggung jawabnya;
ketidaktahuan dalam menindaklanjuti instruksi, surat-surat dan pengumuman; kesalahan dalam
menanggapi gagasan pimpinan dan rekan kerja di organisasi; dan kesalahanpahaman dalam
teknik atau cara berkomunikasi dengan baik. Dengan adanya perkembangan TIK, setiap anggota
organisasi dapat mengakses informasi dengan lebih cepat dan efisien.
Pemahaman berbagai informasi dapat mendukung pengembangan kompetensi SDM di
suatu organisasi. TIK dapat berperan dalam dua posisi sekaligus, sebagai aktor (means)
pengubah dan sekaligus sebagai sasaran (ends) dari perubahan yang ingin dicapai. Organisasi
Page 2
hendaknya menerapkan kebijakan teknis yang menyangkut pengembangan komunikasi kerja dan
interpersonal. Fasilitas berupa komputer, ruang rapat, multimedia, papan pengumuman, dan alat
telekomunikasi perlu disediakan. Selain itu penting dilakukan pelatihan-pelatihan bagi para
anggota bagaimana berkomunikasi dengan efektif. Sementara itu perlu disediakan kesempatan
bagi anggota dalam mengikuti acara-acara rapat kerja teknis. Dengan demikian para anggota
organisasi secara bertahap dapat meningkatkan kemampuannya untuk menjadi pembicara dan
pendengar yang baik.
Tujuan studi ini adalah untuk melihat pengaruh penggunaan teknologi, informasi, dan
komunikasi terhadap pengembangan kompetensi anggota organisasi (pada kasus mahasiswa
Universitas Negeri Yogyakarta yang aktif di keorganisasian kampus).
2. Kerangka Teoritis
2.1. Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (TIK)
Teknologi Informasi dan Komunikasi, TIK (bahasa Inggris: Information and
Communication Technologies; ICT) adalah payung besar terminologi yang mencakup seluruh
peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi. TIK mencakup dua aspek yaitu
teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang
berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi.
Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat
bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena
itu, teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak
terpisahkan.
Fenomena yang terjadi pada zaman sekarang ini tentang Teknologi Informasi dan
Komunikasi adalah sering munculnya kesalahpahaman, terutama dalam hal komunikasi.
Kesalahpahaman merupakan fenomena komunikasi yang tak jarang terjadi. Bahkan disebut
kejadian normal. Sering disebut akibat dari adanya distorsi informasi. Terjadi penyimpangan
penafsiran antara yang dimaksud pengirim dan yang dinterpretasikan sang penerima pesan.
Beberapa contoh kesalahpahaman antara lain adalah dalam menanggapi poin-poin penting suatu
rapat; karyawan yang kurang memahami uraian pekerjaan dan tanggung jawabnya;
ketidaktahuan dalam menindaklanjuti instruksi, surat-surat dan pengumuman; kesalahan dalam
menanggapi gagasan pimpinan dan rekan kerja; dan kesalahanpahaman dalam teknik atau cara
Page 3
berkomunikasi dengan baik. Dengan adanya perkembangan TIK, setiap anggota organisasi dapat
mengakses informasi dengan lebih cepat dan efisien. Pemahaman berbagai informasi dapat
mendukung pengembangan kompetensi SDM di suatu organisasi. TIK dapat berperan dalam dua
posisi sekaligus, sebagai aktor (means) pengubah dan sekaligus sebagai sasaran (ends) dari
perubahan yang ingin dicapai. Dalmau, & Filho (1997) menegaskan, pentingnya ICT yang
mengharuskan mempertimbangkan proses belajar mengajar, kurikulum organisasi dan
merefleksikan hubungan antara orang dan mesin dalam komunitas belajar serta mengembangkan
kemampuan seseorang untuk menggunakan komputer secara kompeten.
Perusahaan hendaknya menerapkan kebijakan teknis yang menyangkut pengembangan
komunikasi kerja dan interpersonal. Fasilitas berupa komputer, ruang rapat, multimedia, papan
pengumuman, dan alat telekomunikasi perlu disediakan. Selain itu penting dilakukan pelatihanpelatihan bagi para karyawan bagaimana berkomunikasi dengan efektif. Sementara itu perlu
disediakan kesempatan bagi karyawan dalam mengikuti acara-acara rapat kerja teknis. Dengan
demikian para karyawan secara bertahap dapat meningkatkan kemampuannya untuk menjadi
pembicara dan pendengar yang baik.
Saluja,V.K. dkk.(2012) mengatakan bahwa Model Komunikasi Lintas Budaya penting
untuk pembelajaran organisasi secara terus menerus dalam sebuah organisasi. Karena
kompleksitas yang tinggi, organisasi menghadapi berbagai hambatan dalam proses. Kesulitan
muncul ketika sistem nilai strategis organisasi tidak dibagi secara efektif di organisasi, yang
mana akan menjadi tema bagi proses pembelajaran dalam organisasi agar dapat terfokus.
Komunikasi sebagai pentransfer informasi untuk organisasi.
2.2. Kompetensi
Menurut Standard Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), Kompetensi adalah
pernyataan tentang bagaimana seseorang dapat mendemontrasikan: keterampilan, pengetahuan
dan sikapnya di tempat kerja sesuai dengan standar Industri atau sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan oleh tempat kerja (industri).
Bila suatu organisasi hendak membangun Competency-based Human Resurce
Management (CBHRM) maka organisasi harus menyusun direktori kompetensi serta profil
kompetensi per posisi. Dalam proses ini, dirancanglah daftar jenis kompetensi baik berupa soft
dan hard competency yang dibutuhkan oleh organisasi tersebut, serta indikator perilaku dan
Page 4
levelisasi (penjenjangan level) untuk setiap jenis kompetensi. Tujuan dari perancangan
kompetensi adalah untuk efisiensi dan efektivitas terlaksananya suatu program atau tugas serta
pengoptimalisasian kinerja dari para anggota karena mereka berkerja sesuai dengan
kompetensinya. Terkait dengan efisiensi dan efektivitas, penggunaan Teknologi, Informasi, dan
Komunikasi di dalam pelaksanaan program-program yang ada di organisasi menjadi hal yang
tidak kalah penting untuk diperhatikan. Berdasarkan pengamatan, bahwa Teknologi, Informasi,
dan Komunikasi membawa arah positif atas terlaksananya suatu pekerjaan yang bagus sesuai
kompetensi yang di miliki anggota organisasi. Bahkan, sebelum melakukan penjenjangan atau
pembagian tugas sesuai kompetensi anggota, Teknologi, Informasi dan Komunikasi telah
memiliki andil besar terhadap berhasil tidaknya pembagian tersebut, atau dengan kata lain unsur
TIK merupakan perantara. Perantara yang dapat mendorong terwujudnya keberhasilan
pelaksanaan program atau tugas, sehingga dengan pengalaman ini, meningkat juga kompetensi
dari anggota yang melaksanakannya.
Menurut Robin (1996), bahwa seseorang yang kompeten dalam bidang tertentu tidak
akan selamanya akan tetap kompeten apabila tidak diperbaharui dan disesuaikan dengan
kebutuhan, karena kompetensi dapat mengalami kemunduran dan menjadi ketinggalan zaman.
Oleh karena itu suatu organisasi mutlak melaksanakan pelatihan formal. Berdasarkan fenomena
yang ada, tidak semua organisasi sudah melaksanakan pelatihan formal terhadap anggotanya.
Ada beberapa alasan yang mendasari hal tersebut, diantaranya defisit finansial, belum adanya
sarana dan prasarana khusus untuk pelatihan formal secara rutin, dan sebagainya. Peranan
pelatihan formal seharusnya merupakan sesuatu yang sangat penting dan patut dipertimbangkan
dibandingkan hanya berkutat pada pekerjaan teknis sementara SDM terabaikan. McDaniel dkk.
(1998) menunjukkan bahwa kompetensi model / kerangka dapat digunakan untuk alasan berikut:
mengembangkan rencana pengembangan individu; pengembangan kurikulum pelatihan;
pendukung dalam keputusan kepegawaian seperti perekrutan, transfer, dan promosi; melakukan
perencanaan suksesi; melakukan penilaian kinerja, dan mengembangkan deskripsi pekerjaan.
Järvalt dkk. (2002) menekankan pentingnya kerangka kompetensi atau model yang menyediakan
instrumen pengukuran kompetensi yang dapat dinyatakan dan dinilai. Berdasarkan hal tersebut,
diajukan suatu hipotesis:
H1: TIK memberikan pengaruh terhadap pengembangan kompetensi SDM secara signifikan
Page 5
H2: Pemberian Pelatihan TIK memberikan pengaruh positif terhadap pengembangan kompetensi
SDM secara signifikan
3. Metodologi Penelitian
3.1 Sampel dan Responden
Riset ini melibatkan Mahasiswa "Universitas Negeri Yogyakarta" yang aktif di
keorganisasian kampus. Sebanyak 120 angket valid didapatkan dari penyebaran sejumlah 150
angket ke seluruh Mahasiswa "Universitas Negeri Yogyakarta" yang aktif di keorganisasian
kampus. Partisipan dari riset ini terdiri dari mahasiswa dengan rata-rata usia 19 tahun, laki-laki
sejumlah 33 orang dan perempuan 87 orang. Latar belakang pendidikan responden adalah SMA.
Rata-rata telah berada di organisasi minimal selama 6 bulan.
3.2 Alat Ukur
Alat ukur yang digunakan untuk mengetahui Teknologi, Informasi, dan Komunikasi
diambil dari Oye, N. D., Z.K. Shallsuku, and A.Iahad N. (2012) yang diantaranya menyatakan
tentang “Penggunaan TIK dan Kesulitan dalam penggunaan TIK”. Serta Dhirendra Sharma, and
Vikram Singh (2011) terkait “Infrastruktur TIK”. Sedangkan Alat ukur Pengembangan
Kompetensi SDM diambil dari David Conrad, and Robert Newberry (2011), yang diantaranya
menyatakan tentang “Kemampuan yang dimiliki SDM”. Serta riset Paul E. Madlock (2008)
tentang “Karakter yang dimiliki SDM”. Skala likert 1 hingga 5 digunakan untuk scoring
pengukuran.
4. Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian terhadap variabel dependen (Teknologi Informasi dan
Komunikasi) dan independen (Pengembangan Kompetensi SDM), terdapat pengaruh yang
signifikan diantara kedua variabel tersebut. Berikut ini, tabel yang hasil perhitungan tiap
komponen variabel:
Page 6
Tabel 1
Rata-rata, Standar Deviasi, Korelasi dan Cronbach alpha
Mean
1. Jenis Kelamin
SD
1.72
2. Usia
1
.453
2
3
4
5
6
7
-
20.93
1.127 -.080
-
3. Penggunaan TIK
3.94
.644 -.018
.030
.723
Infrastruktur TIK
5. Kesulitan penggunaan TIK
6. Kemampuan SDM
7. Karakter SDM
3.52
.854 .038
-.112
.587**
.691
3.20
.753 .055
-.160
.107
.066
.613
-.055
.501**
.426**
-.013
.782
-.049
.572**
.507**
.164
.663**
4.
3.54
3.63
.549 -.051
.488 .034
.745
Kesimpulan:
-
Yang mempengaruhi kemampuan SDM secara signifikan adalah penggunaan TIK dan
infrastruktur TIK.
-
Yang mempengaruhi karakter SDM secara signifikan adalah penggunaan TIK, infra
struktur TIK, dan kemampuan SDM
0.43
T1
0.72
T2
K1
0.64
K2
0.28
K3
0.30
K4
0.15
-2.50
K5
0.26
2.89
K6
0.46
K7
0.65
K8
0.30
K9
0.34
K 10
0.28
K 11
0.41
K 12
0.46
0.48
0.42
0.50
PTIK
0.44
3.16
AHR
0.59
0.43
T3
0.39
T4
0.30
T5
0.60
0.53
0.44
0.75
1.45
T6
0.59
ITIK
-0.09
0.70
0.39
T7
0.90
T8
0.47
0.47
-2.08
0.29
0.39
CHR
0.04
0.30
0.86
T9
-0.78
T10
0.18
KTIK
1.38
0.40
0.54
0.51
0.37
Chi-Square=267.06, df=200, P-value=0.00107, RMSEA=0.053
Gambar 1.
Output Model
Penggunaan TIK (PTIK), Infrastruktur TIK (ITIK), Kesulitan penggunaan TIK
(KTIK), Kemampuan SDM (AHR) dan Karakter SDM (CHR)
Page 7
Kesimpulan: Pengaruh PTIK, ITIK, dan KTIK terhadap AHR dan CHR terlihat pada angka di
Gambar 1 Output Model.
Model fit cocok dilakukan untuk menguji pengukuran. Nilai model fit meliputi: Degrees
of Freedom, Chi-Square (χ2), ration of χ2/df, Root Mean Square Error of Approximation
(RMSEA), Normed Fit Index (NFI), Non-Normed Fit Index (NNFI), Comparative Fit Index
(CFI), Incremental Fit Index (IFI), Relative Fit Index (RFI), Root Mean Square Residual (RMR),
Goodness of Fit Index (GFI) and Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI). Menurut Marcoulides
& Schumacker (1996) standar pas, hasil CFA menunjukkan cocok cukup memuaskan untuk
model pengukuran. Model fit menunjukan bahwa:
Fit indices
Modified
model
Requirement
Degrees of Freedom
200
Chi-Square (P = 0.0)
267.06
( Bollen, 1989)
Chi-square/df
0.0011
< 1.96 (Marsh & Hocevar 1985).
Root Mean Square Error of
Approximation (RMSEA)
0.053
<.06 (Hu & Bentler, 1999, Browne & Cudeck,
1992; Steiger, 1990).
Normed Fit Index (NFI)
0.88
> .90 (Marcoulides & Schumacker, 1996)
Non-Normed Fit Index (NNFI)
0.96
> .90 (Marcoulides & Schumacker, 1996)
Comparative Fit Index (CFI)
0.96
> .90 (Marcoulides & Schumacker, 1996)
Incremental Fit Index (IFI)
0.96
> .90 (Marcoulides & Schumacker, 1996)
Root Mean Square Residual
(RMR)
0.061
<.08 Browne & Cudeck, 1992; Steiger, 1990).
Goodness of Fit Index (GFI)
0.83
> .90 (Marcoulides & Schumacker, 1996)
Adjusted Goodness of Fit Index
(AGFI)
0.79
> .90 (Marcoulides & Schumacker, 1996)
Page 8
Untuk menguji apakah komponen variabel yang dipakai itu valid atau tidak, digunakan
perhitungan dengan menggunakan SPSS. Berikut hasil perhitungannya:
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.780
6
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Scale Variance if
Corrected Item-
Cronbach's Alpha if
Deleted
Item Deleted
Total Correlation
Item Deleted
Penggunaan_TIK
146.3333
322.560
.674
.755
Infrastruktur_TIK
143.4833
291.630
.723
.725
Kesulitan_TIK
148.4583
352.200
.224
.800
Kemampuan_K
140.3750
302.925
.688
.737
Karakter_K
132.6500
273.524
.807
.701
79.0333
94.066
1.000
.748
Total
Berdasarkan Uji reliabilitas yang dilakukan, nilai Uji Statistik Cronbach Alpha untuk
keseluruhan sebesar 0,780 yang berarti bahwa lebih besar daripada 0,6 pada selang kepercayaan
5%. Dengan demikian data yang digunakan adalah valid dan memiliki reliabilitas yang baik.
Nilai corrected item-total correlation mengindikasikan bahwa item penggunaan TIK,
Infrastruktur TIK, Kemampuan dan Karakter memiliki tingkat reliabilitas yang baik dengan nilai
berturut-turut sebesar 0,674, 0,723, 0,688, dan 0,807 karena lebih dari 0,30 (azwar, 1999),
dengan demikian skala tersebut yang akan digunakan untuk mewakili reliabilitas skala dalam
penelitian.
5. Kesimpulan
Dalmau, &
Filho (1997) menegaskan, pentingnya
ICT
yang mengharuskan
mempertimbangkan proses belajar mengajar, kurikulum organisasi dan merefleksikan hubungan
antara orang dan mesin dalam komunitas belajar serta mengembangkan kemampuan seseorang
untuk menggunakan komputer secara kompeten. Berdasarkan hal tersebut, mengenai hipotesis
pertama yang mengatakan bahwa TIK memiliki pengaruh terhadap pengembangan kompetensi
Page 9
disimpulkan dapat diterima. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa komponen variabel TIK
meliputi penggunaan TIK dan Infrastruktur TIK mempengaruhi Karakter dan Kemampuan SDM
yang merupakan komponen variabel Kompetensi SDM.
Sementara itu, untuk hipotesis kedua, yang menyatakan Pemberian Pelatihan TIK
memberikan pengaruh positif terhadap pengembangan kompetensi SDM secara signifikan,
disimpulkan dapat diterima. Menurut Robin (1996), bahwa seseorang yang kompeten dalam
bidang tertentu tidak akan selamanya akan tetap kompeten apabila tidak diperbaharui dan
disesuaikan dengan kebutuhan, karena kompetensi dapat mengalami kemunduran dan menjadi
ketinggalan zaman. Oleh karena itu suatu organisasi mutlak melaksanakan pelatihan formal.
Berdasarkan hasil perhitungan, komponen variabel TIK mempengaruhi komponen variabel
Kompetensi SDM, berarti, jika pelatihan TIK dilakukan, maka komponen Kompetensi SDM pun
semakin berkembang, atau dengan kata lain ada hubungan positif di dalamnya.
Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan, salah satunya adalah ada satu dari
beberapa komponen TIK (yaitu Kesulitan penggunaan TIK) yang berdasarkan perhitungan masih
belum dapat dikatakan valid untuk dijadikan skala penelitian, akan lebih baik jika mengganti
komponen tersebut dengan komponen lain yang lebih sesuai untuk variabel TIK dalam penelitian
ini. Oleh sebab itu, perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk memperbaiki serta memperkuat
penelitian ini sehingga dapat ditemukan penemuan baru yang menyempurnakan penelitian
sebelumnya.
Page 10
Referensi:
[1] Sudjana. 1983. Teknik Analisis Regresi Dan Korelasi. Bandung: Tarsito
[2] Vineeta Kaur Saluja and Gurpreet Dua. Communication Models, a Key to Effective HR Management:
2012. International Conference on Technology and Business Management. March 26-28
[3] Oye, N. D., Z.K. Shallsuku, and A.Iahad N. The Role of ICT in Education: Focus on University
Undergraduates taking Mathematics as a Course:2012 (IJACSA) International Journal of Advanced
Computer Science and Applications, Vol. 3, No.2.
[4] Dhirendra Sharma, and Vikram Singh. ICT in universities of the Western Himalayan Region in India:
Performance analysis:2011. International Journal of Education and Development using Information
and Communication Technology (IJEDICT) , Vol. 7, Issue 1, pp. 86-109.
[5] David Conrad, and Robert Newberry. 24 Business Communication Skills: Attitudes of Human
Resource Managers versus Business Educators:2011. American Communication Journal 2011
Spring Vol.13, Issue 1.
[6] Paul E. Madlock. The Link Between Leadership Style, Communicator Competence, and Employee
Satisfaction:2008. Journal of Business Communication, Volume 45, Number 1, January 2008 61-78.
[7] Murat Hismanoglu. The Impact Of A Curricular Innovation Onprospective Efl Teachers’ Attitudes
Towards Ict Integration Into Language Instruction: 2012. International Journal of Instruction, Vol.5,
No.1, January 2012
[8] Abdul Hamid Abdullah and Ilham Sentosa. Human Resource Competency Models: Changing
Evolutionary Trends: 2012. Interdisciplinary Journal of Research in Business, Vol. 1, Issue. 11,
(pp.11- 25)
[9] _____http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_Informasi_Komunikasi. diakses pada tanggal 27 Maret
2012
[10]_____http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/02/teori-teori-komunikasi.html.
tanggal 25 Maret 2012
diakses
pada
[11]_____http://madin0667.blogspot.com/2007/08/strategi-implementasi-ti-dalam.html.
tanggal 25 Maret 2012
diakses
pada
[12]_____http://ronawajah.wordpress.com/2010/09/14/kesalahpahaman-dalam-komunikasi-kerja/.
diakses pada tanggal 26 Maret 2012
[13]_____http://aipni.blogspot.com/2011/06/teori-kompetensi.html. diakses pada tanggal 24 Juni 2012
[14]_____http://statistik4life.blogspot.com/2009/11/uji-reliabilitas-data_27.html. diakses pada
24 Juni 2012
tanggal
Page 11
Download