BAB III PROSES PENELITIAN A. Metode dan Teknik Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian ini berusaha menampilkan gambaran ke hidupan sosial kepala sekolah yang sukbyektif dalam interaksinya dengan guru-guru di sekolah serta menge nai pandangannya dan dunianya. Fokusnya adalah upaya kepemimpinan situasional kepala sekolah terhadap ru-guru dalam penyelenggaraan kecenderungan gaya perilaku pendidikan, kepemimpinannya, meliputi penggunaan kepemimpinan, penggunaan kuasa (power) sebagai potensi untuk memimpin serta faktor-faktor yang pengaruhi kepala sekolah dalam menerapkan nan sosialnya itu dilakukan melalui mem kepemimpi situasional. Pengungkapan terhadap gambaran hidupan gu ke deskripsi, pemaparan dan analisis untuk memperoleh pemahaman dan pengertian. Untuk maksud penelitian seperti itu, suatu metode deskriptif dan holistik, penelitian kualitatif (Taylor dan diperlukan yaitu metode Bogdan,1984:V). Menurut mereka metode kualitatif tidak sekedar teknik pengumpulan terhadap menurut data, tetapi merupakan dunia empiris. Ungkapan cara pendekatan metode kualitatif mereka merujuk kepada pengertian yang luas terhadap penelitian yang menghasilkan data tif, yaitu berupa kata-kata dan perilaku deskrip orang-orang yang dapat diobservasi baik lisan maupun tulisan. samping itu Nasution (1988:5) menggambarkan "penelitian kualitatif pada hakekatnya adalah mati orang dalam lingkungan dengan mereka, mereka yang hidupnya, Di bahwa menga- berinteraksi berusaha memahami bahasa dan tentang dunia sekitarnya". Memang tafsiran penelitian berusaha mengamati perilaku orang (seperti pe rilaku kepemimpinan) dan memahami kehidupannya serta penafsirannya terhadap kehidupannya itu lebih tepat menggunakan metode kualitatif, dimana peneliti dapat berinterkasi dengan mereka. Penelitian naturalistik seperti dimaksud hanya cocok dilakukan dengan menggunakan instrumen peneliti sendiri sebagai "human Moleong,1988). bagai instrument" Alasannya adalah karena instrumen mempunyai ciri-ciri kelebihan darj (Nasution,1988; instrumen lain, manusia tersendiri serta se dan dimungkinkan terjadinya penyesuaian terhadap perubahan dan perkem bangan yang terjadi selama proses penelitian berlangsung. Selain itu data yang dikumpulkan dapat menggam barkan realitas yang diinginkan secara relatif tepat. 2. Teknik dan Alat Pengumpul Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan berbagai teknik, yaitu observasi dan studi dokumentasi. but digunakan yang wawancara, Ketiga teknik terse untuk memperoleh data saling menunjang dan melengkapi dan informasi tentang upaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap guru-guru dalam penyelenggaraan pendidikan di Penelitian ini sekolah. dilakukan untuk menentukan feasi bility penerapan kepemimpinan situasional oleh kepala sekolah, tas bukan menentukan efektivitas dan adabtabili- kepemimpinan. Oleh karenanya instrumen tidak dengan dua belas situasi yang menggunakan sudah pula instrumen itu telah diujicobakan Lagi ada. terhadap kepala sekolah pada pelatihan jabatan. Khusus teknik wawancara dan observasi, pelaksa- naannya dilakukan dengan menggunakan pedoman yang me muat garis besar aspek yang diteliti. Untuk melahir- kan terlebih item-item dalam pedoman wawancara itu, dahulu dibuat kisi-kisinya sebagai alat peneliti di dalam upaya mengumpulkan bantu bagi data. Dalam kisi-kisi tersebut dimuat komponen atau aspek yang diteliti. dimensi yang aspek atau komponen data diperlukan, responden penelitian dan teknik yang gunakan. Kisi-kisi tersebut dapat dilihat berikut : di pada tabel Tabel 4.3 KISI-KISI INTRUMEN SEBAGAI ALAT BANTU BAGI PENELITI (HUMAN INSTRUMENT) Resp No. Aspek/komponen yang diteliti Teknik Dimensi data yang diperlukan KS W 0 SD 8 Pemahaman/tanggapan kepala sekolah terha 1. Pendapat kepala sekolah terhadap pelaksanaan pelatihan. dap materi ke pemimpinan si 2. Manfaat/kontribusi ma tuasional . mimpinan. 3. Penguasaan materi oleh pengajar/tutor. teri bagi praktek kepe X 4. Ketertarikan terhadap materi. 5. Prestasi yang dicapai setelah mengikuti pela tihan. x 6. Pemahaman terhadap ke pemimpinan situasional/ kecocokannya diterapkan di sekolah. 7. Upaya penerapannya di sekolah. Kemampuan mene rapkan kepemim pinan situasio 1. Kecenderungan perilaku kepemimpinan. 2. Kemampuan menggunakan nal . gaya kepemimpinan - kemampuan mengidentifikasi tingkat kema tangan guru. - kemampuan memilih ga ya kepemimpinan sesu ai dengan tingkat ke matangan guru. - frekuensi penggunaan gaya kepemimpinan. 3. Kemampuan menggunakan kuasa sebagai potensi x X X 1 2 3 4 5 6 7 X X X X X X X X 8 untuk memimpin - kecenderungan penggu naan sumber kuasa - kemampuan memilih je nis kuasa sesuai de ngan tingkat kemata ngan 3. yang mempengaru Faktor-faktor yang menghambat hi penerapan ke pemimpinan situ - faktor internal - faktor eksternal Faktor-faktor asional . 1. 2. X X X X Faktor-faktor yang me nunjang - penciptaan/pemeliharaan suasana/iklim kerja yang kondusif - penciptaan/pemeliha- X X X X X X raan suasana pergau- lan sesama guru dan kepala sekolah - penciptaan/pemeliharaan lingkungan seko X lah secara keseluru han X - suasana lingkungan manusiawi 4. Penilaian ter hadap kepemim pinan kepala X X Tingkat efektivitas kepe mimpinan kepala sekolah X X X , Aspek 2, dan 3. kolah secara keseluruhan Keterangan : KS = Kepala Sekolah G = Guru W 0 SD = = = Wawancara Observasi Item dari setiap aspek/komponen yang Studi Doku men tasi akan diteliti untuk wawancara dan observasi dibuat tersendiri dalam bentuk pedoman wawancara dan observasi. Wawancara wawancara kisi-kisi (lihat lampiran) di item-item aspek dilakukan dengan menggunakan atas. yang dibuat pedoman berdasarkan Pedoman wawancara tersebut pertanyaan yang bersifat yang ditanyakan meliputi memuat terbuka. .Aspek- pemahaman/tanggapan perserta/calon kepala SD terhadap materi kepemimpinan situasional itu, yang disajikan pada kemampuan menerapkan dan pelatihan jabatan kepemimpinan situasional suasana (atmosphere) sekolah secara keseluruhan (respondennya guru-guru dan kepala se-kolah). Setiap aspek dipilah-pilah menjadi beberapa unsur yang akhirnya melahirkan tertuang dalam pedoman wawancara. ini dimaksudkan tetap pertanyaan, seperti Pedoman wawancara untuk menjaga agar proses wawancara berlangsung pada konteks Pelaksanaan yaitu item-item pada masalah teknik ini dilakukan dalam penelitian. dua 'bentuk, wawancara berstruktur dan wawancara tak ber- struktur. Observasi dilakukan dengan menggunakan observasi (lihat lampiran) kisi-kisi di atas. juga Aspek-aspek pedoman dibuat berdasarkan yang diobservasi meliputi kemampuan kepala sekolah menerapkan kepemim pinan situasional (terutama perilaku kepemimpinan, kepemimpinan, kemampuan mengenai kemampuan kecenderungan menggunakan menggunakan kuasa gaya sebagai potensi untuk memimpin dan serta mempengaruhi baik penerapan faktor-faktor kepemimpinan faktor yang menghambat maupun situasional), yang menunjang. Faktor-faktor yang menghambat meliputi faktor nal maupun Kemudian faktor eksternal dari yang kepala inter sekolah. faktor-faktor yang menunjang meliputi ciptaan/pemeliharaan suasana/iklim kerja yang pen kondu- sif, suasana pergaulan sesama guru dan kepala seko lah, penciptaan/pemeliharaan lingkungan sekolah dan lingkungan manusiawi. Dari keseluruhan aspek tersebut dapat diketahui bagaimana penerapan kepemimpinan tuasional oleh kepala sekolah secara si keseluruhan. Pelaksanaan observasi ini dimaksudkan untuk melengka pi data yang dikumpulkan melalui wawancara serta se- kaligus sebagai upaya kontrol atas data hasil wawan cara melalui triangulasi. Untuk melengkapi data dan informasi yang pulkan melalui wawancara dan observasi, dilakukan pu la pengumpulan data dengan studi dokumentasi catatan-catatan dikum atau peristiwa-peristwa yang melalui "tere- kam" dan ada hubungannya dengan kegiatan kepemimpinan kepala sekolah. Dalam pelaksanaan kegiatan pengumpulan data lalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi me itu. peneliti berusaha pula melengkapi diri dengan buku catatan dan alat-alat tulis lain, tape recorder (alat perekam) tersebut dan kamera. Alat-alat digunakan agar dapat "merekam" informasi verbal maupun bal selengkap mungkin, mengingat pantau dan daya memori. Hal dasarkan nonver keterbatasan daya ini dilakukan dengan pada pendapat Bogdan dan Biklen di (1982,73: 74) bahwa "keberhasilan suatu penelitian naturalistik atau dan kualitatif sangat tergantung kepada ketelitian kelengkapan catatan lapangan (field notes) yang disusun peneliti". Penggunaan alat-alat tersebut ter- lebih dahulu dibicarakan dengan responden agar mengganggu Pelaksanaan pe ngumpulan data dari para responden atau informan di lakukan kuan 3. proses pengumpulan data. tidak secara langsung dan tanpa memberikan perla (treatment). Sumbei- Data Sumber data utama (primer) dalam penelitian ini diperoleh melalui sumber pertama, yaitu kepala seko lah calon yang telah mengikuti pelatihan jabatan kepala SD yang dilaksanakan oleh Dinas P dan K Dati Riau periode tahun 1986/1987 dan teiah diangkat I men jadi kepala sekolah di Kotamadya Pekanbaru. Pengumpu lan data dilakukan melalui dengan kepala sekolah, observasi dan wawancara berkenaan dengan kegiatan ke- pemimpinannya terhadap guru-guru di sekolah. Kemudian data juga guru-guru dan dikumpulkan melalui sumber kedua, yang berkaitan dengan pandangan, yaitu pendapat pengalamannya tentang perilaku kepemimpinan pala sekolah terhadap mereka. ke Selain itu juga dilaku kan pengumpulan data dari penyaji materi kepemimpinan pada pelatihan jabatan calon kepala SD dan sekolah berkaitan dengan bagaimana materi penilik itu disaji kan dan bagaimana pendapat dan penilaiannya kepemimpinan pengajar kepala sekolah. Pengumpulan materi kepemimpinan situasional terhadap data itu dari dimak sudkan sebagai studi telusuran agar diperoleh rujukan atas pemahaman kepala sekolah terhadap situasional. sekolah kepemimpinan Sedangkan pengumpulan data dari untuk melengkapi terhadap penilik penilaian secara keseluruhan terhadap upaya kepemimpinan kepala seko lah. Pengumpulan data dari sumber kedua ini dimaksud kan sebagai upaya kontrol terhadap data dari sumber pertama. Di samping data primer, sekunder juga dikumpulkan melalui berbagai catatan atau dokumen peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan pinan kepala sekolah, dan kepemim seperti pembagian tugas pemberian kesempatan untuk mengikuti data guru, kegiatan-kegia- tan yang berhubungan dengan pengembangan profesi dan pemberian motivasi yang bersifat material atau insentif. Data dan informasi tersebut berupa kata-kata dan tindakan atau perilaku, di samping data tambahan se perti dokumen dan Iain-lain. 4. Sampe1 Penelitian Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu responden atau in forman disesuaikan dengan tujuan penelitian dan di lakukan dari dengan cermat. Untuk itu informan subyek yang benar-benar memahami dipilih permasalahan. Oleh sebab itu informan utama adalah para kepala kolah yang telah mengikuti Pelatihan Kepala sebagai Jabatan SD pada periode 1987/1988 dan telah se Calon diangkat kepala SD di Kotamadya Pekanbaru. Kepala SD yang dimaksud adalah kepala SD 005 Tengkerang.- Bukit Raya, kepala SD 010 Jadirejo - Sukajadi, dan kepala SD 031 Kampung Baru - Senapelan. Sampel yang dipilih sesuai dengan masalah litian orang sampel ini pene adalah tiga orang kepala sekolah dan guru pada tiap-tiap sekolah. Penentuan ini naturalistik didasarkan atas pendapat : "... dua jumlah metode tidak menggunakan sampling random atau acakan dan tidak menggunakan populasi dan sampel yang banyak. Sampel biasanya sedikit dan dipilih menurut tujuan (purpose) penelitian" pel awal jadi (Nasution,1988:11). ini dijadikan pegangan, kemungkinan Sam sementara bila perubahan maka sampel ter- dapat pula berubah. Penentuan dan pemilihan sampel tidak oleh berapa banyak jumlahnya, sesuai melainkan dengan tujuan yang ingin dicapai. ditentukan ditentukan Untuk itu subyek diplih berdasarkan pengalaman atau masa kerja- nya dengan kepala sekolah dan tingkat Di samping itu, kan sampai pendidikannya. pengumpulan data dari mereka kepada titik jenuh dilaku (redundancy), yaitu bila hal yang diamati dan jawaban mereka atas nyaan yang diajukan berkisar pada perta persoalan yang sama. Adapun personil sekolah yang dijadikan sebagai sampel penelitian ini dapat dilihat melalui tabel be rikut . Tabel 5.3 KEADAAN PERSONIL SEKOLAH DASAR NEGERI YANG MENJADI RESPONDEN PENELITIAN Asal Sekolah/ Jenis Personi1 Kelamin Tingkat Masa Kerja/ Pendidikan Kete- Tahun rangan SD 005 Tengkerang .- 1. Kepala SD W SPG 20 2. Guru I P SGO 9 3. Guru II P Sarjana 10 W P SPG 20 Sarmud * DII * SI SD 010 JadireJO : 1. Kepala SD 2. Guru I 3. Guru II w SPG * DII 18 14 * SI SD 031 Kampung Baru .- 1. Kepala SD p 2. Guru I w KPG 10 3. Guru II w PGA 10 Sarmud Sumber : Laporan Bulanan Ketiga SD. Keadaan : Juli 18 1993. Keterangan * sedang kuliah Tabel di den atas menunjukkan bahwa seluruh respon telah memiliki pengalaman kerja 9 tahun ke dan rata-rata mereka memiliki ijazah SPG dan sedera- jat 67 %, itu juga mereka yang sedang kuliah program DII 22 ijazah sarjana/sarjana muda 33 dan program SI 22 %. %. atas Selain % B. Tahap-Tahap Penelitian Tahap-tahap dalam penelitian kualitatif secara garis besarnya dibedakan atas tiga tahap, yaitu tahap orientasi, tahap eksplorasi dan tahap member check (Nasution,1988:33-34). Jadi penelitian ini juga meng ikuti ketiga tahap tersebut. 1. Tahap Orientasi Tahap ini merupakan tahap persiapan data kut dengan menempuh langkah-iangkah pengumpulan sebagai beri .- a. Melakukan pendekatan terhadap lembaga dan instansi terkait yang memperoleh ngenai menjadi lokasi penelitian untuk informasi dan gambaran yang jeias me lokasi penelitian. b. menyiapkan pedoman responden yang wawancara dan observasi untuk tentu saja telah dikonsultasikan dengan pembimbing terlebih dahulu. c. Menghubungi setiap menjadi siasi wal kepaia SD dan guru-guru obyek penelitian untuk mengadakan dan mendapatkan pelaksanaan persetujuan observasi dan yang nego- mengenai jad- wawancara dalam rangka pengumpulan data. Di samping itu juga untuk menentukan sampel awal sesuai dengan karakteristik yang telah ditentukan. d. melakukan wawancara dengan penyaji materi kepemim pinan situasional dan penilik sekolah. Wawancara dengan pengajar materi kepemimpinan situasional dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai penyajian materi kepemimpinan dan prestasi yang capai oleh kepala sekolah pada pelatihan. cara dengan penilik dimaksudkan untuk di Wawan mendapatkan informasi mengenai kepemimpinan kepala sekolah se cara aktual sebagai data pelengkap. 2. Tahap Eksplorasi Tahap ini merupakan implementasi kegiatan ngumpulan data yang meliputi a. Melakukan wawancara kepala informan : secara intensif sekolah dan guru yang mengenai pe kegiatan dengan ditetapkan para sebagai kepemimpinan kepala sekolah. b. Melakukan observasi terhadap : - kepala sekolah; meliputi kecenderungan perilakunya, kecenderungan penggunaan gaya kepemimpinan, dan kecenderungan penggunaan kuasa (power). - guru ; meliputi kekompakan, keakraban pergaulan, partisipasi dan kerjasamanya daiam kelompok. c. Melakukan observasi terhadap suasana sekolah cara keseluruhan, se terutama yang berhubungan dengan - penciptaan/pemeliharaan iklim kerja yang kondu- sif. - penataan lingkungan sekolah. - suasana lingkungan nusiawi. d. Melakukan studi dokumentasi terhadap keadaan guru dan kepala sekolah. 3. Tahap Member Check Tahap ini merupakan kegiatan pengecekan ran dari hasil data dan informasi yang dikumpulkan penelitian lebih dapat dipercaya. meliputi kebena- agar Kegiatan ini : a. Melakukan analisis terhadap data dan informasi yang dikumpulkan, kemudian hasilnya dibagikan atau dilaporkan kepada mengkonfirmasikan masing-masing informan kesesuaian data dan untuk informasi yang telah mereka berikan. b. Meminta bila penjelasan lebih lanjut dianggap kepada perlu untuk melengkapi informan data dan informasi yang masih diperlukan. c. Mengecek kembali kebenaran data dan informasi yang diberikan maupun C. oleh kepala sekolah kepada guru-guru penilik sekolah. Prosedur Analisis Data Untuk memberikan makna terhadap data dan masi yang telah diumpulkan, interpretasi. inenerus in: ini dilakukan analisis dan secara terus semenjak awal data dikumpulkan sampai akhir penelitian. Kegiatan dilakukan infor Analisis dan interpretasi atau penafsiran dilakukan dengan merujuk kepada landasan teoritis yang berhubungan dengan masalah penelitian dan berda sarkan consensus judgment. Pelaksanaan analisis data dalam penelitian litatif memang belum ada prosedur yang baku kua untuk dijadikan sebagai pedoman oleh para peneliti. Hal ini terungkap dalam pernyataan Subino Hadisubroto 20) berikut ... ini (1988: : dalam analisis data kuantitatif itu metode nya sudah jelas dan pasti, sedangkan dalam ana lisis data kualitatif metode seperti itu belum tersedia. Penelitilah yang berkewajiban menciptakannya sendiri. Oleh sebab itu ketajaman dan ketepatan analisis data kualitatif ini sangat tergantung pada ketajaman melihat data oleh peneliti serta kekayaan pengalaman dan pengetahuan yang telah dimiliki peneliti. Sungguhpun demikian, dalam penelitian ini liti mengikuti iangkah-langkah yang dianjurkan Miles dan Huberman 130), pene (.1984:21) dan Nasution yaitu : (1) reduksi data, oleh (1988:129- (2) display data, dan (3) pengambilan kesimpulan dan verifikasi. Reduksi data merupakan kegiatan merangkum kemba li catatan-catatan lapangan dengan pokok dan berhubungan difokuskan kepada memi1ih hal-hal dengan masalah kepemimpinan hal-hal penting situasional kepaia sekolah. Rangkuman catatan lapangan itu sun secara sistematis agar memberikan gambaran lebih tajam tentang hasil yang yang diperoleh serta disuyang mem- permudah pelacakan kembali terhadap data yang dipero leh bila diperlukan. Setelah direduksi, kuman data yang terkumpul itu dirangkum maka untuk mempermudah melihat hasil rang- itu dibuat dalam bentuk matriks. Dalam bentuk matriks itu dapat dilihat gambaran atas dan bagian-bagian tertentu dari hasil pola seluruhnya penelitian. Dengan demikian peneliti dapat menguasai data berda sarkan display itu. Selanjutnya dengan data yang itu dapat ditarik terangkum bentuk display secara inferensial dengan melihat perbedaan dan samaan pendapat yang dikemukakan sehingga mempunyai makna. suatu dalam kesimpulan subyek penelitian Kesimpulan yang diambil mula-mula masih tentatif dan kabur. seti- "grounded", maka kesimpulan itu verifikasi selama penelitian verifikasi berlangsung sejalan dengan member triangulasi dan itu Untuk memantapkan kesimpulan tersebut agar lebih "grounded" atau daknya mendekati ke- berlangsung. di- Kegiatan check, "audit trail". D. Pencapaian Tingkat Signifikansi Hasil Penelitian Untuk mencapai tingkat signifikansi proses pun hasil penelitian kualitatif ditentukan oleh teria kredibilitas (vaiiditas litas (vaiiditas eksternal), iitas) dan konfirmabi1itas 1988:114-120: Muhadjir, internal), mau kri- transferabi- dependabi1itas (reliabi- (obyektivitas) 1990:150-159). (Nasution, 1. Kredibilitas Kredibilitas merupakan ukuran tentang ketepatan hasil penelitian yang dilakukan agar dapat dipercaya. Kredibilitas menggambarkan kesesuaian konsep peneliti dengan konsep tingkat pada responden. kredibilitas hasil hal-hal sebagai berikut a. Untuk mempertinggi penelitian ini dilakukan : Triangulasi Trianguiasi data dilakukan untuk dengan membandingkannya sumber lain, yaitu guru-guru, mengecek dengan data dari penilik sekolah dan pihak lain dari Dinas P dan K . Selain kebenaran data dari sumber berbeda, dengan kebenaran menggunakan teknik yang pengecekan juga dilakukan berbeda terhadap responden yang sama. Misalnya di samping dilakukan wawancara dengan kepala sekolah, juga diakukan pengecekan melalui guru dan melalui observasi studi dokumentasi mengenai perilaku dan kepemimpinan kepala sekolah. Proses triangulasi ini tidak hanya sekedar menilai kebenaran nyelidiki vaiiditas data, tafsiran tetapi juga me- mengenai data itu serta melengkapi kekurangan dalam informasi perta ma . b. Membicarakan dengan rekan sejawat (peer debrie fing) Data yang telah terkumpul melalui catatan la- pangan Dinas dibahas P Mereka bersama dengan rekan dan K Propinsi Daerah sejawat Tingkat tidak terlibat dalam penelitian I Riau. ini, se hingga diharapkan dapat memberikan pandangan pendapat secara obyektif dan netral. di atau Pembicaraan ini bertujuan untuk memperoleh kritik, pertanyaan- pertanyaan tajam yang menantang tingkat kepercaya an hasil penelitian. Mereka berperan sebagai deteksi kelemahan, bias dan penafsiran pen- yang ku rang jelas. c. Menggunakan bahan referensi Untuk menunjang dan meningkatkan kepercayaan kebenaran data, digunakan seperti hasil rekaman, bahan-bahan akan referensi foto dan bahan dokumentasi. Cara ini dilakukan untuk memperoleh gambaran yang lengkap dari tentang informasi yang diperoleh responden dan untuk memahami konteks pembicaraan- nya sehingga kekeliruan dapat diperkecil. d. Mengadakan member check Kegiatan ini dilakukan pada setiap akhir wawancara dan atau setelah wawancara berselang untuk meng- konfirmasikan data yang dikumpulkan dengan respon den. Dengan konformasi ini, catatan dapat diperbaiki, setiap kekeliruan pen- ditambah atau dikurangi sehingga data yang diperoleh sesuai dengan dan maksud responden. ucapan 2. Transferabi1itas Nilai transferabi1itas hasil tas eksternal) nelitian konteks itu dan penelitian (vaiidi ditentukan oleh sejauhmana hasil dapat diterapkan situasi oleh lain. Dalam pemakai hal ini tidak dapat menjamin "vaiiditas eksternal" 1988:119). sebagai dalam peneliti (Nasution, Peneliti hanya melihat transferabilitasnya suatu kemungkinan. Artinya, apabila pemakai melihat kemungkinan ada yang serasi dari hasil litian pe pene ini dengan situasi yang dihadapinya, maka di situlah terlihat nilai transfernya. 3. Dependabi1itas dan Konfirmabi1itas E'ependabi 1itas (rel iabi 1itas) berhubungan dengan konsistensi suatu hasil yang sama lain. diuiangi atau direplikasi oleh peneliti Adapun konfirmabi1itas berhubungan dengan yektivitas suatu hasil sil penelitian apabiia penelitian penelitian - artinya bila ob- ha penelitian itu dapat dibenarkan atau dikonfirmasi oleh peneliti Seperti selalu lain. diketahui bahwa suatu interaksi berubah-ubah dan tidak dapat sosiai direkonstruksi sepenuhnya seperti semula. Oleh sebab itu upaya rep- likasi terhadap suatu penelitian yang sama oleh neliti yang berbeda, penelitian yang tidaklah konsisten dan penelitian pertama. mungkin persis pe menghasilkan sama dengan Untuk itu agar obyektivitas hasil penelitian dapat menyatukan dependabi1itas yaitu melalui diterima, maka dilakukan dengan "audit trail". upaya konfirmabiiitas. Audit trail ini dilaku kan dengan memeriksakan kegiatan penelitian ini, proses penelitian, kebenaran data maupun kepada baik tafsirannya pembimbing. Untuk keperluan itu peneliti me nyediakan : a. Catatan lapangan dan studi bentuk dari hasil wawancara, dokumentasi yang telah observasi diolah dalam laporan lapangan (data mentah). b. Menyusun, merangkum, menafsirkan dan mendeskripsi kan hasil peneiitian dalam bentuk hasil analisis data . c. Melaporkan yang nya seluruh proses dan hasil penelitian telah dilakukan sejak awal hingga berakhir- peneiitian. Itulah cara-cara yang ditempuh dalam penelitian ini sesuai dengan ketentuan suatu tian kualitatif. relatif tian melihat akan peneli Kebermaknaan penelitian ini bersifat dan tidak dapat digeneralisasi lain. proses pada Akan tetapi bila ada peneliti adanya kesesuaian konteks dan peneli lain yang situasi yang dihadapinya dalam suatu penelitian dengan teks dan situasi dalam penelitian ini, maka di lah munculnya kebermaknaan penelitian ini. kon sini-