Pembentukan KarakterAnak Bangsa Melalui Pembelajaran Bahasa dan Sastra lndonesia Retno Winarni Revitalisasi Perguruan Tinggi sebagai Wahana Pengembangan Jiwa Wirausaha: Perspektif Sosio-Kultural Ali lmron A.M. Landasan Filosofis Pembelajaran Seni Rupa: Prinsip-prinsip Edukatif yang Harus Dipedomani Bagi Calon Pendidik Seni Rupa dl Sekolah Umum Slamet Subiyantoro Wacana Khotbah Jumat sebagai Pengembangan Bahan Ajar [/ata Kuliah "Analisis Wacana" di Perguruan Tinggi Kundharu Saddhono dan Soepomo Poedjosoedarmo Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Mata Kuliah Gambar Perspektif Mulyanto Simulasi dan Penganalisa Data Praktikum Mesin Atwood Menggunakan Macromedia Flash MX Praktikum Fisika Dasar I Dewanto Harjunowibowo dan Sukarmin Pemanfaatan Telaah Kualitatif dan Kuantitatif sebagai Prasyarat Penyeleksian ltem Tes Pilihan Ganda dalam Penyelesaian Tugas Akhir (Skripsi)di LPTK Elvin Yusliana Ekawati dan Surantoro Mengenali Mahasiswa yang Bermasalah dan Upaya Pemecahannya SriWiyanti Pengaruh Konseling Penulisan Karya llmiah Terhadap Kreativitas Mahasiswa dalam Penelitian yang lnovatif Sri Sumarni dan Anis Rahmawati Model Konseling Alternatif untuk Membantu Pemilihan Karier Mahasiswa Wagimin Wncnun KHorenn Juunr Bnnnu funn WncnNA" Dt Peneununru Ttrueet SEBAGAT PerueeuBANGAN Mnrn Kulnn "Aruluss Kundharu Saddhonol dan Soepomo Poedjosoedarmo2 lFakultas Keguruan dan llmu Pendidikan Universitas sebelas Maret 2Fakultas llmu dan Budaya Universitas Gajah Mada Email: [email protected] ABSITRACI: This study aims at describing the structure of the discourse of Friday sermons Surakarta. The research sampling is based on the representativenes of the study area in Surakarta city and the representativeness of the mmque environment comprising environment of family, religion, education, networking and social. Based on the resutts of the study, Friday sermons have two parts of discourse and build a complete discourse. The first and second sermon also have a distinctive and unique structure. The first sermon consists of geeting azan, hamdalah, creed, invocation, wills piety, verses of the Koran, and prayer. The second sermons consist of hamdalah sermon, creed, invocation, pious bequest, conclusions, and the closing prayer. With regard to those distinctive and unique structures, they can be used as an alternative for teaching materials for "Discourse Analysis" subject, particularly in relation to discourse structure in Higher Education. Keywords: Friday sermons, discourse, development of teaching materials PENDAHUTLIAN Batasan atau definisi berkaitan dengan wacana yang dikemukakan para ahli bahasa sampai sekarang masih beragam. Antara definisi yang satr dengan yang lain Dictionary dijelaskan bahwa kata discourse berasal dari bahasa Latin discursus yang berarti'hri kian-kemari' (yang diurrunkan dari dfs- 'dari' atau 'dalam arah yang berbeda' dan currere'lari') (1983: 522). Adapun dalam Longman Dictionary of terdapat perbedaan-perbedaan karena Applied Linguistics, Richards, et al. (L985: sudut pandang yang digunakan pun 83-84) dijelaskan bahwa wacana berbeda. Namun, harus diakui puh bahwa (discourse) merupakan contoh umum bagi di samping terdapat perbedaan terdapat contoh-contoh penggunaan bahasa, yailr juga benang merah atau kesinambungan atau persamaan-persamaan di antara defi nisi-definisi yang ada tersebut. Pada muhn5ra, kata wacana dalam bahasa Indonesia digunakan untuk mengacu pada bahasa yang diproduksi sebagai hasil dari suahr tindak komunikasi. Apabila tata bahasa mengacu pada pemakaian kaidahkaidah bahasa dalam membentuk satransatuan gramatikal seperti klausa, frasA dan bahan bacaan, percakapan, tuturan kalimat maka wacana mengacu pada (Purwadarminta, 1986). Dalam pembahasan ini, kata wacana digunakan sebagai istilah yang merupakan padanan dari istilah discourse fbahasa Inggris). Edmondson [1981) dalam Spoken Discourse : a M odel for Analysis,menyatakan bahwa a discourse is a structured event manifestto linguistic (and other) behaviour 'wacana adalah suatu peristiwa yang tersEuktur yang dimanifestasikan dalam perihku bahasa atau yang lainnya'. Dahm kamus Webster's New Twentieth Century satuan-satuan bahasa yang lebih besar seperti paragraf, percakapan (konversasi), dan wawancara (interview). David Crystal dalam The Cambridge Encyclopedia of Language (L987 :tL6) menyatakan discourse analysis focusses on the stuctrtre of nahtrally occuring spoken language, as found in such 'discottrses' os conv ersations, interviews, commentaries, and sp e echs'analisis wacana memfokuskan pada skukurryang secara alamiah terdapat pada bahasa lisan, sebagaimana ditemukan 747