EVALUASI KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (STUDI KASUS : PT. WADHA ARTHA ABADI) Nina Aghnina Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Abstrak Supply chain management (Manajemen Rantai Suplai) merupakan proses pengelolaan seluruh aktivitas atau rangkaian aktivitas perencanaan dan pengelolaan barang dan jasa dari hulu ke hilir secara terpadu, sejak dari pembelian bahan baku, perencanaan produksi, proses transformasi (produksi) material menjadi bahan setengah jadi dan produk jadi, dan penyimpanan baik bahan baku dan produk jadi hingga akhirnya penyampaian produk jadi (akhir) kepada end customer atau end user melalui suatu sistem distribusi. Bahkan saat ini supply chain management sudah menjadi competitive advantage yang sangat penting bagi perusahaan untuk memberikan pelayanan yang cepat dengan produk yang bervariasi dan berkualitas tinggi dengan cost yang rendah, sehingga Perusahaan dapat tetap exist di tengah persaingan yang semakin ketat dan tingkat biaya yang semakin tinggi. Oleh karena itu perusahaan harus bisa meningkatkan kinerja supply chain management. Dalam meningkatkan kinerja supply chain management pada perusahaan, peneliti berusaha memberikan solusi dengan menggunakan metode persentase asset persediaan, perputaran persediaan dan lama pasokan. serta menganalisis ulang apa saja kedala yang dihadapi dari masing masing penggerak supply chain. Hasil penelitian yang didapat menyatakan bahwa pada asset persediaan yang digunakan saat ini jumlahnya terlalu besar yang berdampak pada lamanya perputaran persediaan. Kata Kunci : Asset Persediaan, Perputaran persediaan, Sistem Supply chain management, Kinerja Supply chain management 1 1. PENDAHULUAN Di era globalisasi ini, segala sesuatu baik perekonomian maupun pembangunan mengalami perubahan yang cukup signifikan. Bagi negara yang sedang berkembang sendiri dampak dari globalisasi ini sangat terasa. Hal itu dapat dilihat dari persaingan bisnis menjadi sangat ketat, dimana setiap perusahaan akan berupaya semaksimal mungkin untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi demi mementingkan persaingan dan menjadi yang terbaik. Dengan meningkatkan produktivitas dan efisiensi, diharapkan dapat menekan pengeluaran yang tidak perlu. Namun permasalahan bertambah dengan adanya tuntutan pelanggan yang terus meningkat, seperti menuntut aspek kecepatan respon, inovasi dan fleksibilitas. Untuk itu selain produktivitas dan efisiensi yang perlu ditingkatkan, perusahaan juga dituntut untuk memahami dan mengetahui apa yang dibutuhkan oleh konsumen, dimana serta kapan dibutuhkan. Agar dapat memahami apa yang dibutuhkan konsumen, dibutuhkan peran semua pihak dari supplier yang mengolah bahan baku dari alam menjadi komponen, pabrik yang mengubah komponen menjadi barang jadi, transportasi yang mengirimkan bahan baku supplier ke pabrik, serta jaringan distribusi yang akan menyampaikan produk ke tangan konsumen. Dalam penelitian ini, penulis ingin meneliti mengenai jaringan distribusi terhadap salah satu produk dari PT. Wadha Artha Abadi yakni Aussy Burger. Aussy Burger sendiri adalah produk siap saji yang menyediakan burger dan hotdog yang sehat dan berkualitas dan bukan termasuk dalam kategori junk food. PT. Wadha Artha Abadi merupakan perusahaan yang memiliki puluhan outlet Aussy Burger yang tersebar di Jakarta dan sekitarnya. PT. Wadha Artha Abadi memiliki jaringan ditribusi yang kuat dalam pemenuhan permintaan konsumen. Untuk dapat memenuhi segala permintaan yang konsumen tersebut, perusahaan perlu mengkaji ulang manajemen operasi yang ada dan sistem kinerja mereka yaitu Supply Chain Management 2 merupakan pengelolaan informasi, barang dan jasa mulai dari pemasok paling awal sampai ke konsumen paling akhir dengan menggunakan pendekatan integrasi dengan tujuan yang sama. Tujuan dari Supply Chain Management minimum dan service level maksimum. itu adalah mencapai biaya Supply Chain Management mempertimbangkan semua fasilitas yang berpengaruh terhadap produk yang dihasilkan dan biaya yang diperlukan dalam memnuhi kebutuhan konsumen Berdasarkan uraian mengenai latar belakang masalah diatas, maka penulis berusaha mengangkat masalah ini sebagai bahan skripsi dengan judul : “Evaluasi Kinerja Supply Chain Management (Studi Kasus : PT. Wadha Artha Abadi)”. 2. METODOLOGI a. Kinerja Supply chain management Faktor kunci sukses dari setiap organisasi adalah kemampuan untuk mengukur kinerja. Umpan balik pada kinerja mengizinkan manajemen untuk menentukan ya atau tidaknya bentuk standar atau sasaran yang sedang dicapai. Jika mereka tidak, manajemen kemudian membuat penyesuaian kebutuhan untuk meningkatkan kinerja (Hery Prasetya, 2011) b. Benchmarking Benchmarking hanya membandingkan kinerja perusahaan dalam area yang jelas dengan kinerja dari perusahaan – perusahaan lain dalam industri atau dengan perusahaan itu yang dapat dikenali sebagai pesaing kelas dunia dalam fungsi dan operasi khusus. Benchmarking dapat memotong silang garis indutri tradisional, menyediakan peluang inovasi baru untuk meningkatkan kinerja (Hery Prasetya dan Fitri Lukiastuti, 2011). 3 Tujuan Metode Analisis Metode Benchmark Persentase asset persediaan T-1 Perputaran persediaan Deskriptif T-2 Analisis Bechnmark Indikator waktu tunggu (lead time pengiriman) waktu yang diperlukan untuk memesan (menit) Supplier Supplier Supplier Keju Daging Roti Kemasan Kentang 3 hari 3 hari 14 hari 7 hari 20 menit 25 menit 15 menit 15 menit 25 menit 7% 5% 5% 3% 10% 0.02% 0.10% 5% 0.50% 25% 20 50 100 10 300 pengiriman ditolak jumlah kekurangan pertahun (pcs) c. Analisis Persentase Aset Persediaan PT. Wadha Artha Abadi memiliki Rp. 85.000.000,- yang diinvestasikan pada persediaan dengan asset perusahaan sejumlah Rp. 900.000.000,- 4 Supplier 7 hari persentase keterlambatan persentase bahan baku yang Supplier Maka persentase yang diinvestasikan pada persediaan = (85.000.000 / 900.000.000) x 100% = 9,4% Persentase aset persediaan diturunkan 6.5% dari persentase sebelumnya yakni 9.4% menjadi 2.9% . 2.9% = (jumlah investasi persediaan / 900.000.000) x 100% Jumlah investasi persediaan yang baru = Rp. 26.100.000,- d. Analisis Perputaran persediaan Perputaran persediaan = (Rp. 20.000 x 50960) / Rp. 85.000.000 Perputaran persediaan = 11.99 Inilah besar perputaran persediaan yang sedang berjalan saat ini pada PT. Wadha Artha Abadi yakni sebesar 11.99 per tahun Adapun perhitungan baru dengan menggunakan jumlah investasi yang baru yakni sebesar Rp. 26.100.000,- ialah sebagai berikut : Perputaran persediaan yang diusulkan = (Rp. 20.000 x 50960) / Rp. 26.100.000 = 39 per tahun e. Analisis Lama Pasokan Lama pasokan dihitung dari kebalikan perputaran persediaan. Adapun rumus menghitung lama pasokan yakni sebagai berikut : Investasi Persediaan Lama Pasokan = ( Biaya tahunan barang yang di jual / 52 minggu ) 5 Rp. 85.000.000,Lama Pasokan = ( Rp.20.000 x 50960 / 52 minggu ) Lama Pasokan = 4.37 minggu Dengan menggunakan total investasi baru yakni sebesar Rp. 26.100.000,- peneliti mendapatkan lama pasokan optimal untuk PT. Wadha Artha Abadi. Lama pasokan baru = Rp. 26.100.000 (Rp. 20.000 x 50960 / 52 minggu) = 1.33 minggu 3. SIMPULAN Berikut ini adalah kesimpulan dari hasil evaluasi kinerja supply chain management (SCM) PT. Wadha Artha Abadi dengan merek dagang Aussy Burger: • Dengan menggunakan metode benchmark terlihat kinerja supplier yang paling buruk yakni terjadi pada supplier kentang. Dimana perusahaan tersebut tidak dapat mengendalikan mutu kualitas bahan baku sesuai dengan standarisasi yang telah ditetapkan oleh PT. Wadha Artha Abadi. Perusahaan seringkali melakukan penolakan pengiriman dan tentu saja hal ini berdampak pada kegiatan penjualan. • Dengan menggunakan metode persentase asset persediaan didapatkan hasil bahwa sistem persediaan yang sedang berjalan saat ini membuktikan bahwa kurang efektifnya tingkat persediaan yang dilakukan. Peneliti 6 berusaha memberikan solusi dengan menurunkan persentase asset persediaan dan hal ini berdampak pada perputaran persediaan menjadi tiga kali lipat lebih cepat dari sebelumnya. Serta berpengaruh kepada lama pasokan. Lama pasokan berkurang tiga kali lebih kecil dibandingkan dengan lama pasokan sebelumnya. • Pada sistem supply chain yang berjalan saat ini peneliti menemukan beberapa kendala terhadap sistem distribusi dan persediaan di gudang penyimpanan dan outlet-outlet. Sebelumnya sistem supply chain management yang sedang berjalan menggunakan sistem mata rantai 1-2-34-5, yakni dari beberapa supplier kemudian di distribusikan ke PT. Wadha Artha Abadi dilanjutkan kebagian gudang penyimpanan setelah itu baru bahan baku siat untuk di distribusikan ke outlet-outlet Aussy Burger, baru produk siap disajikan kepada konsumen. • Namun peneliti melihat ada nya ketidakefektifan pada sistem supply chain management tersebut. Sehingga peneliti memeberikan saran untuk mengubah sistem supply chain tersebut menjadi : bahan baku yang dikirimkan dari beberapa supplier kemudian menuju PT. Wadha Artha Abadi selanjutnya bahan baku dipisahkan sesuai dengan kebutuhan tiaptiap outlet. Sisa persediaan tersebutlah yang selanjutnya dimasukan ke dalam gudang penyimpanan. Hal ini berdampak pada pengefektifan waktu pengiriman. 7 DAFTAR PUSTAKA [1] Chen-Kuo Lee, Shu-Ho Chen. (2001). Selecting the Most Feasible Strategy for Green Supply-Chain Management. The Business Review, Cambridge. Hollywood: Summer 2010. Vol. 14, Iss. 2; p. 141 (6 pages). (ON LINE). http://proquest.umi.com/pqdweb?index=0&did=2045077911&SrchMode=2&sid= 1&Fmt=6&VInst=PROD&VType=PQD&RQT=309&VName=PQD&TS=12764 96327&clientId=68814 , 14 Juni 2010. [2] http://proquest.umi.com/pqdweb?index=6&did=1860235061&SrchMode= 2&sid=6&Fmt=6&VInst=PROD&VType=PQD&RQT=309&VName=PQD&TS =1276503789&clientId=68814 [3] Chopra, Sunil dan Peter Meindl. (2004). Supply Chain Management: Strategy, Planning and Operations. Second Edition. Prentice Hall Inc., Upper Saddle River, New Jersey. [4] Chorafas, Dimitris N. (2009). Integrating ERP, CRM, Supply Chain Management, and Smart Material. Auerbach Publications : Washington, D.C. [5] Deitiana, Tita. (2011). Manajemen Operasional dan Strategi dan analisa. Mitra Wacana Media, Jakarta. [6] Dwiningsih, N. (2007). Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management) dan E-Commerce. (ON LINE). www.stekpi.ac.id/manajemenrantaipasokan, 14 Juni 2010 [7] Heizer, Jay dan Barry Render. (2010). Manajemen Operasi. Salemba Empat, Jakarta. [8] Indrajit, Richardus Eko dan Richardus Djokopranoto. (2006). Konsep Manajemen Supply Chain. Grasindo, Jakarta. [9] Said , Andi Ilham. (2006). Produktivitas dan efisiensi dengan Supply Chain Management. PPM, Jakarta. [10] Kotler, Philip. (2005). Manajemen Pemasaran. Edisi kesebelas, jilid 1. PT. Indeks, kelompok Gramedia, Jakarta. 8 [11] Mentzer, JT et al. (2001). Defining Supply Chain Management, in: Journal of Business Logistics, Vol. 22, No. 2, 2001, pp. 1–25. [12] Prasetya, Hery dan Fitri Lukiastuti. (2011). Manajemen Operasi. CAPS, Yogyakarta. [13] Pujawan, I Nyoman. (2005). Supply Chain Management. Edisi Pertama. Guna Widya, Surabaya. [14] Render, Barry. (2001). Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi. PT Salemba Empat, Jakarta. [15] Rinda hendrayat. (2008). Supply Chain Management (SCM). (ON LINE). www.ittelkom.ac.id/library/index.php , 14 Juni 2010 [16] Schroeder, Roger G. (2000). Operations Management : Comtemporary Concepts and Cases. Mcgraw-Hill : Boston. [17] Schroeder, Roger G. (2003). Manajemen operasi : pengambilan keputusan dalam suatu fungsi operasi. Jilid-2. Erlangga : Jakarta. [18] Stadtler, Hartmut and Christoph Kilger. (2008). Supply Chain Management and Advanced Planning. 4th Edition. Springer : Verlag Berlin Heidelberg. [19] Sugiyono. (2004). Metode Penelitian Bisnis. CV Alfabeta. Bandung. 9 PERFORMANCE EVALUATION OF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (CASE STUDY: WADHA ARTHA ABADI CORPORATION) Nina Aghnina Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Abstract Supply chain management is the process of managing the activity or series of activities throughout the planning and management of goods and services from upstream to downstream in an integrated, from raw material purchasing, production planning, process transformation (production) material into semifinished materials and end product, and then storage of both raw materials and finished products to finally delivering the finished product (final) to the end customer or end user through a distribution system. Even the current supply chain management become a avery important competitive advantage for companies to provide fast service with a variety of products and high quality with low cost, so the company can still exist in the midst of increasing competition and higher cost levels. Therefore companies should be able to improve the performance of supply chain management at the firm, researches strive to provide solutions using the percentage method of asset inventory, inventory turnover and long time supply, and then re-analyze what is the problem facing of each supply chain. The results obtained stating that the inventory of assets currently in use are too long large to have an impact on the length of the inventory turnover. Keywords : Inventory Asset, Inventory Turnover, Supply Chain Management System, Performance of Supply Chain Management 1. INTRODUCTION In this era of globalization, everything is either the economy or the development of significant change. For developing countries the impact of globalization itself is very pronounced. It can be seen from a very tight business competition, in which each company will do everything possible to improve productivity and efficiency for the sake of emphasis on competition and being the best. By increasing productivity and efficiency, is expected to suppress the unnecessary spending. But the problem increases with the increasing demands of customers, such as demanding aspects of the response speed, innovation and flexibility. Therefore in addition to productivity and efficiency improvements are needed, the company is also required to understand and know what is needed by consumers, where and when needed. In order to understand what consumers need, it takes the role of all stakeholders of the supplier of natural raw materials into components, which alter the plant components into finished goods, transportation of raw materials supplier sends to the factory and distribution network that will deliver products to consumers. In this study, the authors wanted to examine the issues distribution of a product of Wadha Artha Abadi Corporation named Aussy Burger. Aussy Burger itself is a product that provides a fast-food burgers and hot dogs are healthy and quality and not included in the category of junk food. Wadha Artha Abadi Corporation is a company that has dozens of outlets Aussy Burger scattered in and around Jakarta. Wadha Artha Abadi Corporation has a strong network of distribution of the fulfillment of consumer demand. To be able to meet all consumer demand, companies need to review existing operations management and system performance is Supply Chain Management is the management of information, goods and services ranging from the earliest supplier to the consumer at the end by using an integrated approach with a common goal . The purpose of the Supply Chain Management is to achieve minimum cost and maximum service level. Supply Chain Management to consider all the facilities that affect the product produced and the cost involved in filling the needs of consumers Based on the description of the background of the above problems, the authors sought to raise this issue as a thesis entitled: "Performance Evaluation of Supply Chain Management (Case Study: Wadha Artha Abadi Corporation)". 2. METHODOLOGY a. Performance of Supply Chain Management Key success factors of any organization is the ability to measure performance. Feedback on performance to allow management to determine whether or not the form of standards or targets are being achieved. If they do not, then management needs to make adjustments to improve performance (Prasetya, Hery, 2011) b. Benchmarking Only compares the performance of the company in a clear area with the performance of the company – another company in the industry or company that can be recognized as a world-class competitor in the functions and special operations. Benchmarking industry was able to cut across traditional lines, providing new opportunities for improving innovation performance (Prasetya, Hery and Fitri Lukiastuti, 2011). Purpose Method of Analysis Benchmark Methods The Percentage of inventory asset T-1 Inventory turnover Descriptive T-2 Benchmark Analysis Cheese Meat supplier supplier waiting time (lead time delivery) 7 days 3 days 3 days 14 days time required to order (minutes) 20 minutes 25 minutes 15 minutes 15 minutes 25 minutes Indicator percentage of late delivery percentage of rejected materials number of deficiencies per year (pcs) Bread supplier Packaging Potato supplier Supplier 7 days 7% 5% 5% 3% 10% 0.02% 0.10% 5% 0.50% 25% 20 50 100 10 300 c. Analysis of Percentage Inventory Asset Wadha Artha Abadi Corporation has 85.000.000 Rupiah - are invested on the stock with the company's assets amounted to 900.000.000 Rupiah The percentage invested in stocks = (85 million / 900 million) x100% =9.4% Percentage of inventory of assets derived from its previous 6.5% of the 9.4% to 2.9%. 2.9% = (number of inventory investment / 900 million) x 100% The number of new inventory investment = 26.1 million Rupiah d. Analysis of Inventory Turnover Inventory turnover = (20.000 Rupiah x 50.960) / 85 million Rupiah Inventory turnover = 11.99 per year This is a huge inventory turnover is currently running in Wadha Artha Abadi Corporation, amounting to 11.99 per year The new calculations by using a number of new investments which amounted to 26.1 million Rupiah is as follows: The proposed inventory turnover = (20.000 Rupiah x 50.960) / 26.1 million Rupiah = 39 per year e. Analysis of Long Supply Long supply of inventory turnover is calculated from the exact opposite. The formula calculates the supply time as follows: Inventory Investment Long Supply = ( Annual cost of goods sold / 52 weeks ) 85.000.000 Rupiah Long Supply = ( 20.000 Rupiah x 50960 / 52 weeks ) Long Supply = 4.37 weeks By using the total new investments which amounted to 26.1 million rupiah, researches have optimal long supply for Wadha Artha Abadi Corporation. 26.1 million Rupiah Long Supply = ( 20.000 Rupiah x 50960 / 52 weeks ) Long Supply = 1.33 weeks 3. CONCLUSION The following is the conclusion of the performance evaluation of supply chain management (SCM) in Wadha Artha Abadi Corporation treadmark Aussy burger: • By using the benchmarks shown the worst performance of supplier that occured on potato supplier. Where the company can not control the wuality of quality raw materials in accordance with the standars established by Wadha Artha Abadi Corporation. Companies often make the refusal of delivery and of course this affects the sales activities. • By using the percentage of inventory asset method showed that inventory system is running now prove that the lack of effective levels of inventory carried. Researchers trying to provide solutions to reduce the percentage of inventory asset and this affects the inventory turnover to three times faster than before. And also affects the long supply. Reduced supply of long three times smaller than the long supply before. • The suppply chain system that run these investigators found several obstacles to the distribution system and supplier in warehouses and outlets. Previous supply chain management system is being run using the chain 1-2-3-4-5 system, ie. from several suppliers and then distributed to Wadha Artha Abadi Corporation continued storage after it gets new raw materials ready to be distributed to the outlets Aussy Burger, a new product ready to be presented to consumers. • However, the researches saw ineffectinveness in the supply chain management system. So the researchers giving out advice to transform its supply chain system to be : raw material from several suppliers and then shipped to the Wadha Artha Abadi Corporation and next raw materials separated in accordance with the need of each outlet. The remaining inventory is exactly what the inserted into the warehouse. This leads to improve the effectiveness of delivery time. REFERENCES [1] Chen-Kuo Lee, Shu-Ho Chen. (2001). Selecting the Most Feasible Strategy for Green Supply-Chain Management. The Business Review, Cambridge. Hollywood: Summer 2010. Vol. 14, Iss. 2; p. 141 (6 pages). (ON LINE). http://proquest.umi.com/pqdweb?index=0&did=2045077911&SrchMode=2&sid= 1&Fmt=6&VInst=PROD&VType=PQD&RQT=309&VName=PQD&TS=12764 96327&clientId=68814 , 14 Juni 2010. [2] http://proquest.umi.com/pqdweb?index=6&did=1860235061&SrchMode=2&sid= 6&Fmt=6&VInst=PROD&VType=PQD&RQT=309&VName=PQD&TS=12765 03789&clientId=68814 [3] Chopra, Sunil dan Peter Meindl. (2004). Supply Chain Management: Strategy, Planning and Operations. Second Edition. Prentice Hall Inc., Upper Saddle River, New Jersey. [4] Chorafas, Dimitris N. (2009). Integrating ERP, CRM, Supply Chain Management, and Smart Material. Auerbach Publications : Washington, D.C. [5] Deitiana, Tita. (2011). Manajemen Operasional dan Strategi dan analisa. Mitra Wacana Media, Jakarta. [6] Dwiningsih, N. (2007). Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management) dan E-Commerce. (ON LINE). www.stekpi.ac.id/manajemenrantaipasokan, 14 Juni 2010 [7] Heizer, Jay dan Barry Render. (2010). Manajemen Operasi. Salemba Empat, Jakarta. [8] Indrajit, Richardus Eko dan Richardus Djokopranoto. (2006). Konsep Manajemen Supply Chain. Grasindo, Jakarta. [9] Said , Andi Ilham. (2006). Produktivitas dan efisiensi dengan Supply Chain Management. PPM, Jakarta. [10] Kotler, Philip. (2005). Manajemen Pemasaran. Edisi kesebelas, jilid 1. PT. Indeks, kelompok Gramedia, Jakarta. [11] Mentzer, JT et al. (2001). Defining Supply Chain Management, in: Journal of Business Logistics, Vol. 22, No. 2, 2001, pp. 1–25. [12] Prasetya, Hery dan Fitri Lukiastuti. (2011). Manajemen Operasi. CAPS, Yogyakarta. [13] Pujawan, I Nyoman. (2005). Supply Chain Management. Edisi Pertama. Guna Widya, Surabaya. [14] Render, Barry. (2001). Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi. PT Salemba Empat, Jakarta. [15] Rinda hendrayat. (2008). Supply Chain Management (SCM). (ON LINE). www.ittelkom.ac.id/library/index.php , 14 Juni 2010 [16] Schroeder, Roger G. (2000). Operations Management : Comtemporary Concepts and Cases. Mcgraw-Hill : Boston. [17] Schroeder, Roger G. (2003). Manajemen operasi : pengambilan keputusan dalam suatu fungsi operasi. Jilid-2. Erlangga : Jakarta. [18] Stadtler, Hartmut and Christoph Kilger. (2008). Supply Chain Management and Advanced Planning. 4th Edition. Springer : Verlag Berlin Heidelberg. [19] Sugiyono. (2004). Metode Penelitian Bisnis. CV Alfabeta. Bandung.