BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Peneliti menemukan beberapa jurnal penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini, berikut penjelasannya: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No 1. Judul Penelitian Pengaruh Label Visual Pada Kemasan Rokok Terhadap Sikap Perokok Nama Peneliti Rina Hilmi Farida Landasan Teori Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian eksplanatif dengan analisis kuantitatif, yang mendeskripsikan sikap pembeli rokok terhadap gambar rokok yang ada di Family Mart Meruya Barat. Fokus penelitian ini terdapat pada data yang diperoleh kuisioner yang diberikan pada responden atau Hasil Penelitian Komentar Tentang Jurnal Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa dari target penelitian, yaitu perokok remaja dan dewasa yang diteliti sebanyak 100 orang ini terdapat pengaruh yang signifikan antara label visual terhadap sikap perokok. Dan juga memberikan dampak positif pada label visual berbentuk grafis yang ada pada kemasan rokok. Namun, Penelitian ini hampir sama konsepnya dengan penelitian yang dibuat peneliti, yaitu meneliti dan mencari tahu pengaruh dan sikap perokok. Perbedaannya, saya meneliti pada media TVC dan juga meneliti gaya hidup si perokok dari produk rokok yang di konsumsinya. 10 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 11 2. Hubungan Antara Iklan Rokok dengan Sikap dan Perilaku Merokok Pada Remaja Risky Dyah Ariani Universitas Diponegoro Semarang 3. Pengaruh Iklan Resiko Merokok Terhadap Sikap, Persepsi Nilai dan Minat Membeli Jeliteng pengunjung Family Mart. label visual pada kemasan rokok tidak memberikan perubahan sikap untuk berhenti merokok. Jenis penelitian yang dilakukan adalah observasional dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampelnya adalah simple random sampling dengan jumlah responden sebanyak 55 orang dengan menggunakan angket pada jam sekolah di angkringan sekitar Universitas Negeri Semarang. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini bahwa Sebanyak 56.4% siswa memiliki sikap tidak baik, dan 38.2% siswa merupakan perilaku perokok sedang. Kemudian terdapat hubungan yang signifikan antara iklan terhadap sikap merokok pada siswa SMA Negeri 4 Semarang, dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara iklan dengan perilaku merokok pada siswa SMA Negeri 4 Semarang. . Melalui penelitian ini diketahui bahwa rata-rata konsumen sudah mulai merokok pada usia remaja (16 tahun) dan Peneliti menggunakan Teknik pengambilan sample terdiri atas dua tahap yakni: tahap pertama http://digilib.mercubuana.ac.id/ Penelitian ini sama-sama mencari tahu tentang bagaimana sikap perokok. Namun, peneliti membahas mengenai terpaan pengaruh iklan bukan membahas hubungan Penelitian ini bertujuan untuk menentukan efektifitas resiko merokok 12 Konsumen Rokok di Banda Aceh. Universitas Syiah Kuala Banda Aceh merupakan tahap pemilihan lokasi dan tahap kedua merupakan tahap pengambilan sampel. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 150 orang di beberapa coffee shop di Kota Banda Aceh. termasuk dalam katagori perokok sedang. konsumen menilai bahwa iklan bahaya merokok adalah efektif. Meskirpun begitu sikap konsumen terhadap rokok tetap netral. Sebaliknya, rokok dipersepsikan sebagai sesuatu yang jelek oleh konsumen, namun minat konsumen untuk merokok tetap tinggi. Terdapat hubungan signifikan antara iklan terhadap sikap, persepsi nilai, dan minat konsumen rokok di Banda Aceh bahwa pengaruh iklan bahaya merokok signifikan terhadap persepsi (α = 5%), signifikan terhadap minat merokok (α = 10%), namun tidak signifikan terhadap sikap konsumen. http://digilib.mercubuana.ac.id/ terhadap sikap, persepsi nilai dan minat membeli di Banda Aceh 13 4. Impact of Cigarette Advertising on Smoking Behaviour in Spanish Adolescents as Measured using Recognition of Billboard Advertising. European Journal of Public Health, Vol. 14, No. 4 © European Public Health Association 2004 M. Luisa Lopez, Pablo Herrero, Angel Comas, Ingrid Leijs, Antonio Cueto, Anne Charlton, Wolf Markham, Hein Devries Penelitian ini dimulai dari latar belakang pembelajaran cross-sectional yang memberikan dukungan empirical untuk asosiasi antara periklanan dan remaja perokok. Tujuannya adalah meneliti hubungan antara remaja perokok di spanyol dan kesadaran pada iklan rokok di Billboard dengan mengunakan prospective design. Reponsden yang diteliti adalah sebanyak 3,664 remaja spanyol yang berusia 13 dan 14 tahun di Octopus Programme for the Prevention of Smoking. Penelitian ini dilanjutkan pada 6 bulan, 12 bulan, dan 18 bulan kemudian untuk menunjang penelitian ini. Meningkatnya kesadaran pada iklan rokok adalah berhubungan dengan makin banyaknya insiden merokok dan meningkatnya resiko pada remaja spanyol menjadi perokok. Oleh karena itu sangat penting bahwa iklan rokok harus dilarang sebagai masalah yang darurat. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 Semua penelitian di atas terkait dengan iklan rokok baik pada iklan tvc, billboard maupun pada kemasan bungkus rokok. Penelitian dalam jurnal mendeskripsikan seberapa besar pengaruh terpaan iklan rokok pada sikap, sikap, persepsi, dan minat beli target pada konsumen. 2.2 Periklanan Sebagai salah satu kegiatan Komunikasi Pemasaran Iklan dan promosi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem ekonomi dan sosial masyarakat modern. Dewasa ini, iklan sudah berkembang menjadi sistem komunikasi yang sangat penting tidak saja bagi produsen barang dan jasa tetapi juga bagi konsumen. Kemampuan iklan dan metode promosi lainnnya dalam menyampaikan pesan kepada konsumen menjadikan kedua bidang tersebut memegang peran sangat penting bagi keberhasilan perusahaan. Berbagai bentuk usaha dari usaha eceran hingga perusahaan multinasional, mengandalkan iklan dan promosi untuk membantu mereka memasarkan barang dan jasa. Pada sistem ekonomi yang berlandaskan pada pasar, konsumen semakin mengandalkan iklan dan bentuk promosi lainnya untuk mendapatkan informasi yang akan mereka gunakan untuk membuat keputusan apakah akan membeli suatu produk ataukah tidak. Semakin meningkat pengeluaran (belanja) iklan dan promosi yang dilakukan perusahaan menjadi bukti bahwa tenaga pemasaran di mana pun di dunia mengakui pentingnya kegiatan iklan dan promosi. Strategi promosi memainkan peran penting merupakan upaya perusahaan untuk berkomunikasi dan menjual produk mereka kepada konsumen. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 6 Iklan atau advertising dapat didefinisikan sebagai “any paid form of nonpersonal communication about an organization, product, service, or idea by an identified sponsor (Setiap bentuk komunikasi nonpersonal mengenai suatu organisasi, produk, servis, atau ide yang dibayar oleh satu sponsor yang diketahui). Aspek ‘dibayar’ pada definisi ini menunjukkan fakta bahwa ruang atau waktu bagi suatu pesan iklan pada umumnya harus dibeli. Komponen ‘nonpersonal’ berarti suatu iklan melibatkan media massa (TV, radio, majalah, koran) yang dapat mengirimkan pesan kepada sejumlah besar kelompok individu pada saat bersamaan. Sifat nonpersonal iklan berarti pada umumnya tidak tersedia kesempatan untuk mendapatkan umpan balik yang segera dari penerima pesan (kecuali dalam hal direct response advertising). Karena itu, sebelum pesan iklan dikirimkan pemasang iklan harus betulbetul mempertimbangkan bagaimana audiensis akan menginterpretasikan dan memberikan respons terhadap pesan iklan dimaksud. Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling dikenal dan paling banyak dibahas orang, hal ini kemungkinan karena daya jangkauannya luas. Iklan juga menjadi instrumen promosi yang sangat penting, khususnya bagi perusahaan yang memproduksi barang atau jasa yang ditunjukkan kepada masyarakat luas. 6 Morrisan, M.A, Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2010. Hal 17 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 Keuntungan iklan melalui media massa adalah kemampuannya menarik perhatian konsumen terutama produk yang iklannya popular atau sangat dikenal masyarakat. Hal ini tentu saja pada akhirnya akan meningkatkan penjualan. 2.2.1 Fungsi Periklanan Menurut Terence A. Shimp terdapat beberapa fungsi periklan adalah sebagai berikut:7 1. Memberikan informasi (Informing) Iklan membuat konsumen menyadari adanya produk baru, menginformasikan mengenai ciri-ciri produk serta kegunaannya. 2. Membujuk dan mempengaruhi (Persuading) Iklan yang baik harus dapat membujuk konsumen untuk mencoba produk yang diiklankan. Terkadang bujukan tersebut mengambil bentuk dengan cara mempengaruhi permintaan-permintaan primer (Primer Demand), yaitu menciptakan permintaan bagi seluruh kategori produk. Tetapi yang lebih sering, iklan berusaha untuk membangun permintaan sekunder (Secondary Demand), yaitu permintaan terhadap merek dari produk perusahaan. Terence A. Shimp. Periklanan Promosi & Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Ed5. Jilid I. Jakarta: Erlangga. 2003. hal 329. 7 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 3. Mengingatkan (Reminding) Iklan juga dapat menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan konsumen. 4. Memberikan nilai tambah (Adding Value) Ada tiga cara utama bagaimana perusahaan dapat menambah nilai bagi produk mereka, antara lain dengan melakukan inovasi, meningkatkan kualitas dan menambah nilai bagi produk dan merek tertentu dengan mempengaruhi persepsi konsumen. Iklan yang efektif menjadikan merek dipandang sebagai sesuatu yang elegan, lebih bergaya bahkan mungkin lebih unggul dari merek lainnya yang ditawarkan dan pada umumnya dipersepsikan memiliki kualitas yang lebih tinggi. 5. Mendampingi (Assisting Other Company Efforts) Iklan hanyalah salah satu anggota atau alat dari tim atau bauran komunikasi pemasaran. Pada saat lainnya, peran utama periklanan adalah sebagai pendamping yang memfasilitasi upaya-upaya lain dari perusahaan dalam proses komunikasi pemasaran. 2.2.2 Tujuan Iklan Periklanan mempunyai satu atau lebih tujuan. Dan tujuan itu merupakan tolak ukur dalam mengevaluasi sejauh mana periklanan yang telah http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 dilaksanakan pada umumnya. Menurut Kotler, tujuan iklan bisa dikelompokan menjadi 4 macam yaitu: a) Iklan Informatif (sifatnya memberitahukan), adalah iklan yang menginformasikan kepada konsumen mengenai manfaat dan kegunaan suatu produk. b) Iklan persuasif (sifatnya meyakinkan) adalah iklan yang berusaha membujuk konsumen dengan berusaha membangun posisi yang paling baik di benak konsumen. c) Iklan pengingat (sifatnya mengingatkan) adalah iklan yang bertujuan untuk merangsang pembeli agar mengulang pembelian produk barang dan jasa. d) Iklan Penguat (sifatnya menguatkan). Iklan penguat bertujuan untuk meyakinkan konsumen bahwa mereka telah membuat pilihan yang tepat. 2.2.3 Jenis-Jenis Iklan Pengelola pemasaran suatu perusahaan dalam berbagai tingkatan atau level, misalnya iklan level nasional atau lokal/retail dengan target masyarakat konsumen secara umum, atau iklan business advertising atau professional advertising dan trade advertising yang ditunjukan untuk konsumen industri, perusahaan atau professional. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 Jenis iklan menurut Belch8 dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Iklan Nasional Pemasangan iklan adalah perusahaan besar dengan produk yang tersebar secara nasional atau sebagian besar wilayah suatu negara. Sebagian besar iklan nasional pada umumnya muncul pada jam tayang utama (prime time) di televisi yang memiliki jaringan siaran secara nasional dan juga pada berbagai media besar nasional serta media-media lainnya. 2. Iklan Lokal Pemasangan iklan adalah perusahaan pengecer atau perusahaan dagang tingkat lokal. Iklan lokal bertujuan untuk mendorong konsumen untuk berbelanja pada toko-toko tertentu atau menggunakan jasa lokal atau mengunjungi suatu tempat atau institusi tertentu. 3. Iklan Primer dan Selektif Iklan primer atau disebut juga dengan primary demand advertising dirancang untuk mendorong permintaan terhadap suatu jenis produk tertentu atau untuk keseluruhan industri.Dan iklan selective demand advertising memusatkan perhatian untuk menciptakan terhadap merek tertentu. 8 George E. Belch & Michael A. Belch, Advertising and Promotion : an Integrated Marketing Communication Perspective 7th Edition, Hal 18 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 4. Iklan Busines dan Profesional Iklan antar bisnis atau business-to-bussiness advertising adalah iklan dengan target kepada satu atau beberapa individu yang berperan mempengaruhi pembelian barang atau jasa industri untuk kepentingan perusahaan dimana para individu bekerja. Sedangkan iklan professional atau professional advertising adalah iklan dengan target kepada para pekerja professional seperti dokter, pengajaran, dokter gigi, ahli teknik dan sebagainya dengan tujuan untuk mendorong mereka menggunakan produk perusahaan dalam bidang pekerjaan mereka. Iklan semacam ini juga digunakan untuk mendorong para professional untuk merekomendasikan penggunaan merek produk tertentu kepada para konsumen. 5. Iklan Perdagangan Iklan dengan target pada anggota yang mengelola saluran pemasaran (marketing channel) seperti pedangan besar, distributor, serta pengecer. Tujuan iklan ini adalah untuk mendorong para anggota saluran untuk memiliki, mempromosikan serta menjual kembali merek produk tertentu kepada para pelanggannya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 2.2.4 Iklan Televisi Menurut J.B Wahyudi9 pengertian televisi diartikan dengan melihat jauh, yaitu dengan gambar dan suara yang diproduksi di suatu tempat (studio televisi) dapat dilihat dari tempat lain melalui sebuah perangkat penerima (Televisi Set). Media televisi sendiri merupakan gabungan antara verbal, teknologikal dan dimensi dramatikal. Verbal, berhubungan dengan kata-kata yang disusun secara singkat, padat dan efektif. Visual, lebih banyak menekankan pada bahasa gambar tajam, jelas, hidup, memikat. Teknologikal, berkaitan dengan daya jangkau siaran, kualitas siaran dan gambar yang dihasilkan serta diterima oleh pesawat televisi penerima di rumah-rumah. Sehingga dapat disimpulkan, menurut peneliti iklan televisi adalah bentuk promosi berbayar tentang produk, jasa, dan lainnya melalui media televisi yang berbentuk suatu adegan pendek berisi informasi, promo, dan lainnya. 2.2.5 Elemen-Elemen Televisi Beberapa elemen iklan yang menarik perhatian khalayak, menurut Blech10: 9 J.B. Wahyudi, Media Komunikasi Massa Televisi, 1989, hal 49 George E. Blech & Michael A. Bleach,Advertising and promotion : An Intergrated Marketing Communication hlm. 28 10 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 1) Elemen visual iklan adalah apa yang terlihat pada layar TV. Elemen ini meliputi: the product, action sequences, demonstration/setting, and the talent dan factor lain seperti copy (produk, urutan adegan, latar belakang, model iklan, tulisan). a. Product (produk) Produk merupakan objek yang ingin dipersuasikan kepada khalayak b. Action Sequences (urutan adegan) Urutan jalan cerita menggambarkan khalayak akan pesan yang ingin disampaikan dalam iklan. Jalan cerita yang jelas memudahkan khalayak dalam memahami pesan yang terdapat pada iklan. c. Setting (latar belakang) Latar belakang berfungsi dalam menghidupkan suasana, sehingga sesuai dengan jalan cerita. d. Endorser (model iklan) Model iklan merupakan orang yang muncul dalam iklan. Orang tersebut memainkan berbagai peran sebagai announcers, spoke persons, character types, maupun celebrity. e. Copy (tulisan) Kalimat-kalimat yang tertulis dan terucap saat iklan berlangsung. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 2) Elemen audio yakni suara dan musik pada iklan a. Sound ( suara) Merupakan elemen penting dalam iklan. Suara dapat terdengar dalam jingle, spoken dialogue (perbincangan) dan announcement (pengumuman). Suara dialog biasanya menggunakan suara dari karakter untuk memperlihatkan siapa yang sedang berbicara. Misalnya suara anak-anak, orang tua, eksekutif muda, penyanyi opera. Hampir semua iklan mempunyai announcer, yang berperan sebagai central voice/sebagai penutup iklan yang menyebutkan identifikasi produk11. b. Musik (suara) Musik merupakan elemen dari audio yang tidak kalah pentingnya. Musik merupakan jingle, biasanya bersifat persuasif karena dapat membuat khalayak mengingat informasi ketika menyanyikannya. 2.3 Terpaan Iklan 12 Iklan atau advertising dapat didefinisikan sebagai “any paid form of nonpersonal communication about an organization, product, service, or idea by an identified sponsor (Setiap bentuk komunikasi nonpersonal mengenai suatu organisasi, produk, servis, atau ide yang dibayar oleh satu sponsor yang diketahui). William Wells, Jhon Burnett & Sandra Moriaty, advertising : principles and practice, 5th. George E. Blech & Michael A. Bleach,Advertising and promotion : An Intergrated Marketing Communication . hlm. 14. 11 12 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 Terpaan iklan merupakan suatu proses dimana terjadi respon kognitif atau pemikiran ketika seseorang membaca, melihat, atau mendengar komunikasi. Terpaan merupakan awal yang penting menuju tahap-tahap selanjutnya dari proses informasi. Terpaan terjadi manakala stimulus datang dengan jarak yang dapat diterima sensor. Sikap individu terbentuk melalui informasi yang menerpanya. Terpaan iklan sebagai variabel independen dapat diukur melalui tiga dimensi, yakni dimensi frekuensi, dimensi durasi dan dimensi intensitas. 13 Menurut Moriarty dimensi frekuensi adalah seberapa sering terpaan iklan tesebut ditempatkan di media placement. Berkaitan dengan penelitian ini, media placement disini adalah televisi. Durasi adalah seberapa lama terpaan iklan dilihat oleh konsumen. Dan intensitas adalah kemungkinan suatu iklan mendapatkan perhatian. Proses terpaan iklan menurut advertising exposure process adalah : 1. Terpaan iklan dapat menciptakan terjadinya brand awareness dalam benak konsumen, karena iklan yang ditayangkan membawa dampak kognitif dan persepsi dari konsumen. 2. Terpaan iklan juga akan menciptakan citra dari brand tersebut. 3. Terpaan iklan dapat mengasosiasikan suatu merek (brand association) 4. Terpaan iklan juga dapat menciptakan kesan bahwa brand disukai oleh lingkungan sekitar kita. 13 Sandar Moriarty, William Wells, dan John Burnet, Advertising : Principles and Practice, Ed 7, 2003 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 Semua efek diatas mengakibatkan perubahan sikap tertentu yang berakhir pada terciptanya keputusan membeli. Konsumen diekspos terhadap informasi pemasaran sejalan dengan keinginan dan perilaku yang sesuai dengan tujuan mereka. Terpaan informasi sangat penting untuk proses interpretasi konsumen. Namun demikian perlu diperhatikan pula bahwa seiring dengan meningkatnya jumlah informasi dalam media, konsumen menjadi semakin pandai dalam menghindari diri dari terpaan iklan. Sehingga, frekuensi, durasi dan intensitas dalam sebuah iklan memainkan peran sangat penting selain segi kreatif iklan tersebut. 2.4 Sikap 2.4.1 Konsep Sikap Severin dan Tankard14 menjelaskan bahwa sikap pada dasarnya adalah tendensi manusia terhadap sesuatu. Rasa suka dan tidak suka sesuatu. Lebih lanjut, Severin dan Tankard mengungkapkan bahwa konsep lain yang berhubungan dengan sikap adalah keyakinan atau pernyataan-pernyataan yang dianggap benar oleh seseorang. Sementara itu, menurut Rakhmat 15 menjelaskan bahwa konsep sikap mempunyai pengertian sebagai kecenderungan untuk bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi dan nilai. Werner J. Severin & James W. Tankard, Jr. Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, & Terapan Di Dalam Media Massa, Ed 5. Jakarta: Kencana. 2008 hal 177 15 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2009. Hlm. 39-40 14 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 Berdasarkan uraian pengertian sikap diatas maka dapat dijelaskan bahwa sikap adalah kesiapan respon yang sifatnya positif atau negative terhadap objek atau situasi. Sementara itu menurut Azwar16 bahhwa meskipun sikap mempunyai beberapa definisi yang berbeda-beda dari beberapa pengamat teteapi pada dasarnya ada tiga kerangka pemikiran dan beberapa ahli mengenai definisi sikap: 1. Kerangka pemikiran menurut para ahli psikologi yaitu suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan 2. Kerangka pemikiran menurut para ahli psikologi sosial dan psikologi kepribadian dimana konsep sikap lebih komples. Menurut kelompok ini sikap mempunyai makna kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan caracara tertentu. Kesiapan ini terkait dengan kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon. 3. kerangka pemikiran yang ketiga adalah berpikir bahwa sikap merupakan konstelasi komponen-komponen kognitif, afekti, dan konatif yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap suatu objek. Saifuddin Azwar. Penyusunan Skala Psikologi Edisi kesatu.Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. 2002. 16 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 2.4.2 Komponen Sikap Saverin dan Tankard17 mengungkapkan bahwa sikap sering dianggap memiliki tiga komponen, yaitu: 1. komponen kognitif Dalam komponen kognitif terdiri dari keyakinan dan pengetahuan konsumen tentang produk. Keyakinan dan pengetahuan tentang produk ini berbeda antara satu konsumen dengan konsumen yang lain. Semakin positif keyakinan konsumen terhadap produk maka semakin positif pula sika konsumen terhadap produk. 2. komponen afektif Komponen afektif merupakan perasaan atau emosi kita terhadap objek tertentu. Biasanya diungkapkan dalam bentuk rasa suka atau rasa tidak suka. Umumnya keyakinan konsumen akan suatu produk melekat erat dengan perasaannya. Perasaan suka atau tidak suka ini banyak ditentukan oleh keyakinan konsumben, namun belum tentu setiap konsumen yang memiliki keyakinan yang sama akan menunjukkan emosi yang sama. Hal ini disebabkan karena masing-masing individu memliki situasi latar belakang yang berbeda. Perasaan yang merupakan hasil evaluasi dari atribut produk ini dapat mempengaruhi keyakinan konsumen bahkan bisa merubah keyakinannya. Werner J. Severin & James W. Tankard, Jr. Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, & Terapan Di Dalam Media Massa, Ed 5. Jakarta: Kencana. 2008 hal 177-178 17 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 3. komponen konatif Komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap obyek sikap. Komponen inimenunjukkan besar-kecilnya kecenderungan bertindak seseorang terhadap obyek sikap. Dalam konteks pemasaran, komponen konatif seringkali diinterpretasikan sebagai perilaku minat beli konsumen terhadap suatu produk. Jadi sikap merupakan rangkuman evaluasi terhadap objek sikap. Evaluasi rangkuman rasa suka dan tidak suka terhadap objek adalah inti dari sikap. Menurut Azwar18 menjelaskan bahwa penyimpulan mengenai sikap harus didasarkan pada suatu fenomena yang dapat diamati dan diukur. Fenomena ini berupa respon terhadap objek sikap dalam sikap berbagai bentuk. Rosemberg dan Hovland melakukan analisis terhadap berbagai respon yang dapat dijadikan sebagai dasar penyimpulan sikap sebagaimana terlihat dalam table berikut: Tabel 2.2 Respon yang digunakan untuk penyimpulan sikap Kognitif Pernyataan keyakinan mengenai objek sikap Kategori Respons Afektif Pernyataan perasaan mengenai objek sikap Konatif Pernyataan intensitas perilaku Sumber: Azwar Syaifuddin. Penyusunan skala psikologi edisi kesatu. Yogyakarta 18 Azwar Syaifuddin. Penyusunan Skala Psikologi Edisi kesatu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 2.4.3 Pembentukan dan Perubahan Sikap Saverin dan Tankard19 menyatakan bahwa telah banyak riset yang dilakukan untuk mengetahui adanya keterkaitan antara komunikasi dengan perubahan sikap. Abu Ahmadi20 menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan dan perubahan sikap, antara lain: 1. Faktor Intern Faktor intern yaitu faktor yang terdapat dalam pribadi individu. Faktor ini berupa selectivity atau daya pilih seseorang untuk menerima dan mengolah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar. Pilihan yang datang dari luar ini biasanya disesuaikan dengan motif dan sikap di didalam diri manusia terutama yang menjadi minat perhatiannya. 2. Faktor Ekstern Faktor ekstern yaitu faktor yang terdapat di luar pribadi individu. Faktor ini berupa interaksi sosial di luar kelompok. Misalnya interaksi antara individu dengan hasil kebudayaan manusia yang sampai padanya melalui alat-alat komunikasi seperti surat kabar, majalah, radio, televisi dan sebagainya. Sementara itu menurut Azwar21 terdapat enam faktor yang dapat mempengaruhi perubahan sikap, yaitu: Werner J. Severin & James W. Tankard, Jr. Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, & Terapan Di Dalam Media Massa, Ed 5. Jakarta: Kencana. 2008 hal 177 20 Abu Ahmadi. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta. 2002. Hal. 171 21 Azwar Saifuddin. Sikap Manusia : Teori dan Pengukuran. Yogyakarta : Liberty. 2000 hal 30-37 19 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 30 1. Pengalaman pribadi Apa yang telah dialami sesorang akan ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan terhadap stimulus sosial. Tanggapan dapat menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Untuk menjadi dasar pembentukan sikap maka pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat. 2. Orang lain dianggap penting Orang lain di sekitar merupakan salah satu diantara komponen sosial yang ikut mempengaruhi kita. Seseorang yang dianggap penting, seseorang yang diharapkan persetujuannya bagi setiap gerak tingkah laku dan pendapat kita, seorang yang tidak ingin kita kecewakan atau seseorang yang berarti khusus bagi kita akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap kita. 3. Kebudayaan Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh yang besar terhadap pembenrukan sikap kita. 4. Media massa Adanya informasi baru dari media massa mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa oleh informasi tersebut apabila cukup kuat akan memberikan dasar afektif dalam menilai suatu hal sehingga terbentuk arah sikap. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama Lembaga pendidikan dan lembaga agama sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. 6. Faktor emosional dalam diri individu Sikap terkadang terbentuk karena didasari oleh emosi yang berfungsi semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Dari uraian diatas maka pembentukan sikap dipengaruhi oleh pengalaman pribadi, orang lain yang dianggap penting, kebudayaan, media massa lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta faktor emosional dalam diri individu. 2.5 Psikologi Perkembangan Menurut beberapa ahli, terdapat tiga fase atau periodesasi psikologi perkembangan individu yaitu: 1. Periodisasi berdasarkan biologis Periodisasi atau pembagian masa-masa perkembangan ini didasarkan kepada keadaan atau proses biologis tertentu. 22 Menurut Aristoteles melalui buku “Psikologi Perkembangan Manusia” pembagian didasarkan atas gejala pertumbuhan jasmani yaitu antara fase satu dan fase kedua dibatasi oleh pergantian gigi, antara fase kedua 22 Giri Wiarto, Psikologi Perkembangan Manusia. Yogyakarta: Psikosain. 2015. Hal 12 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 32 dengan fase ketiga ditandai dengan mulai bekerjanya kelenjar kelengkapan kelamin. Fase-fase tersebut yaitu; a) Fase anak kecil: 0 – 6 th (masa bermain), b) Fase anak sekolah: 7 – 14 th yaitu masa belajar c) Fase remaja: 14 – 21 th yaitu masa peralihan dari anak menjadi orang dewasa 2. Periodisasi berdasarkan psikologis Menurut Oswald Kroch23 , masa kegoncangan sebagai dasar pembagian masamasa perkembangan karena yakin bahwa masa kegoncangan ini merupakan keadaan psikologi yang khas dan dialami oleh setiap anak dalam masa perkembangannya. Masa kegoncangan ini disebut “Trotz Periode”. Selama perkembangannya anak mengalami dua kali trotz periode. Kedua trotz periode ini yang membatasi antara fase satu dengan lainnya. Oswald Kroch membagi masa perkembangan anak menjadi 3 fase, yaitu: a. fase trotz I, yaitu usia 0-3 tahun (masa anak-anak awal) b. fase trotz II, yitu 3-13 tahun (masa keserasian sekolah) c. fase Trotz III, yaitu usia 13 hingga akhir remaja (masa kematangan) Sedangkan menurut Charlotte Buhler24, masa perkembangan anak dan pemuda adalah sebagai berikut: a. masa pertama, yaitu usia 0-1 tahun 23 24 Ibid. Hal 14 Ibid. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 33 Dimana anak berlatih mengenal lingkungan dengan berbagai macam gerakan, belajar berjalan dan berbicara. b. masa kedua, yaitu usia 2-4 tahun Dimana dunia luar semakin dikuasai dan dikenalnya melalui bermain, kemajuan bahasa dan pertumbuhan kemauannya. Dunia dilihat dan dinilai menurut keadaan dan sifat batinnya. c. masa ketiga, yaitu usia 5-8 tahun Dimana anak berkeinginan main dan berkembang menjadi semangat kerja dan rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan semakin tinggi, demikian pula rasa sosialnya. Pandangan stehadap dunia sekelilingnya ditinjau dan diterima secara objektif. d. masa keempat, yaitu usia 9-13 tahun Anak memiliki keinginan maju dan memahami kenyataan mencapai puncaknya. Pertumbuhan jasmani subur dan konsisi kejiwaannya tampak tenang. Diusia 12-13 baik bagi perempuan dan laki-laki, mereka mengalami masa krisis dalam proses perkembangannya. Dimana timbul kritik terhadap diri sendiri, kesadaran akan kemauan, penuh pertimbangan, mengutamakan tenaga sendiri, disertai berbagai pertentangan yang timbul dengan dunia lingkungan dan lainnya. e. masa kelima, yaitu usia 14-19 tahun masa ini adalah masa dimana pubertas mencapai kematangan. Anak yang berada pada masa puber selalu merasa gelisah karena mereka sedang mengalami strum und drang atau ingin memberontak, gemar mengeritik, suka menantang, dan lainnya. Pada akhir pubertas sekitar usia 17 tahun, anak mulai perpanduan, berkat keseimbangan antara http://digilib.mercubuana.ac.id/ 34 dirinya dengan pengaruh dunia lingkungannya. Hal ini pertanda bahwa remaja masuk pada usia matang yaitu membentuk probadi, menerima norma-norma budaya dan kehidupan pasca keseimbangan diri. 3. Psikologi berdasarkan Diktatis Menurut Harvey A. Tilker PHd dan Elizabeth B. Hurlock25 mengatakan bahwa hakekat perkembangan manusia yang berlangsung sejak konsepsi sampai meninggal, yaitu dengan pembagian periodisasinya sebagai berikut: a. masa sebelum lahir (prenatal), usia 9 bulan atau 280 hari periode pra-kelahiran (prenatal period) ialah saat dari pembuahan hingga kelahiran. Periode ini merupakan masa pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel tunggal hingga menjadi organism yang sempurna dengan kemampuan otak dan perilaku, yang dihasilkan kira-kira dalam periode 9 bulan. 2. Masa bayi baru lahir (new born), usia 0-2 minggu 3. Masa bayi (babyhood), usia 2 minggu- 2tahun Periode perkembangan yang merentang dari kelahiran 18 atau 24 bulan. Masa bayi adalah masa yang sangat beruntung pada orang dewaswa. Banyak kegiatan psikologis yang terjadi hanya sebagai permulaan seperti bahasa, pemikiran simbolis, koordinasi sensorimotor, dan belajar sosial. 4. Masa kanak-kanak (early childhood), usia 2-6tahun 25 Ibid. Hal 12 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 35 Periode perkembangan yang merentang dari mas bayi hingga usia lima atau enam tahun. Periode ini biasanya disebut dengan periode pra-sekolah. Selama masa ini, anak-anak kecil belajar semakin mandiri dan menjada diri mereka sendiri, mengembangkan keterampilan kesiapan sekolah seperti mengikuti perintah, mengidentifikasi huruf dan lainnya, serta meluangkan waktu berjam-jam untuk bermain dengan teman sebaya. 5. Masa kanak-kanak akhir (later childhood), usia 6-12 tahun Periode perkembangan yang merentang dari usia kira-kira enam hingga dua belas tahun, yang kita-kira setara dengan tahun sekolah dasar. Periode ini biasa disebut dengan tahun-tahun sekolah dasar. Keterampilan fundamental seperti membaca, menulis, berhitung telah dikuasai. Anak secara formal berhubungan dengan dunia yang lebih luas dan kebudayaan. Prestasi menjadi tema yang lebih sentral dari dunia anak dan pengendalian diri mulai meningkat. 6. Masa puber (puberty), 11-12 – 15/16 tahun Suata periode transisi dari masa awal kanak-kanak hingga masa awal dewasa yang dimasuki pada usia kira-kira 11 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 16 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan disik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas yang menonjol seperti pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis, dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 36 7. Masa remaja (adolescence), 15/16 -21 tahun 8. Masa dewasa awal (early adulthood), usia 21-40 tahun Periode perkembangan yang bermula pada usia akhir belasan tahun atau awal usia dua puluh tahun dan yang berakhir pada usia 30tahun. Ini adalah masa pembentukan kemandirian pribadi dan ekonomi, masa perkembangan karir, dan bagi banyak orang, masa pemilihan pasangan, belajar hidup dengan seseorang secara akrab, memulai keluarga dan mengasuh anak-anak. 9. Masa dewasa madya (middle adulthood), usia 40-60 tahun Perkembangan yang bermula pada usia kira-kira 40 tahun hingga 45 tahun dan merentang hingga usia 60 tahun. Ini adalah masa untuk memperluas keterlibatan dan tanggung jawab pribadi dan sosial seperti membantu generasi berikutnya menjadi individu yang berkompeten, dewasa, dan mencapai serta mempertahankan kepuasan dalam berkarir. 10. Masa usia lanjut (later adulthood),usia 60 - … Perkembangan yang sudah berusia 60 tahun atau 70 tahun dan berakhir pada kematian, ini adalah masa penyesuaian diri atas berkurangnya kekuatan dan kesehatan, menatap kembali kehidupannya, pensiun, dan penyesuaian diri dengan peran sosial baru. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 37 2.5.1 Tugas Perkembangan manusia Tugas perkembangan adalah petunjuk-petunjuk yang memungkinkan sesorang mengerti dan memahami apa yang diharapkan atau dituntut oleh masyarakat dan lingkungan lain terhadap seseorang dalam usia tertentu.26 Tahapan perkembangan manusia mempunyai tiga dimensi tahapan perkembangan, yaitu perkembangan fisik, perkembangan kognisi dan perkembangan psikososial. Perkembangan fisik terdiri dari pertumbuhan fisik dan otak, kapasitas sensori, ketrampilan motorik dan perkembangan kesehatan. Sedangkan untuk perkembangan kognisi adalah berupa perubahan dalam kemampuan mental, contohya pembelajaran, perhatian, memori, bahasa, pemikiran, penalaran dan kreatifitas. Untuk perkembangan psikososial perubahan dalam emosi, kepribadian, dan hubungan sosial. Ada lima tahapan perkembangan yang dilalui dan masih diingat oleh subyek, yaitu masa toddler, masa anak awal, masa anak petengahan, masa remaja dan masa dewasa awal. a. Bayi dan Toodler Pada tahapan ini dialami seorang individu dimulai pada saat bayi sampai mencapai umur 3 tahun. Perkembangan fisik meliputi beroperasinya semua sistem rasa dan tubuh dengan tingkatan yang bervariasi, perkembangan otak yang kompleks dan tingginya pengaruh lingkungan, pertumbuhan dan perkembangan fisik (ketrampilan) berlangsung dengan cepat. Perkembangan kognitif meliputi kemampuan untuk belajar 26 Giri Wiarto, Psikologi Perkembangan Manusia.Yogyakarta: Psikosain. 2015. Hal 16 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 38 dan mengingat peristiwa yang saat ini terjadi, pengunaan simbol dan kemampuan untuk memecahkan masalah diakhir tahun ke-2, dan berkembangnya pemahaman dan bahasa dengan cepat. Perkembangan psikososial meliputi terbentuk hubungan kelekatan dengan orang tua, caregiver dan orang lain dengan kuat, berkembangnya sistem kewaspadaan diri, adanya perubahan dari ketergantungan menjadi mandiri. 2. Anak-Anak Awal (Early Childhood) Rentang umur dalam tahap ini adalah 3-6 tahun. Perkembangan fisik meliputi mengalami pertumbuhan fisik yang stabil, penampilan fisik menjadi lebih ramping dan proporsional seperti orang dewasa, biasanya terjadi berkurangnya nafsu makan dan kurang tidur, meningkatnya ketrampilan dan kekuatan gerakan. Perkembangan kognitif meliputi pemahaman mengenai perspektif orang lain berkembang, ketidakmatangan kognitif karena memiliki beberapa ide yang tidak logis mengenai dunia, berkembangnya memori dan bahasa, kecerdasan dapat diprediksi, mempunyai pengalaman belajar di preschooldan kindergarten. Perkembangan psikososial meliputi konsep diri dan pemahaman emosi menjadi lebih kompleks, meningkatnya kemandirian, inisiatif, dan kontrol diri, berkembangnya identitas gender, permainan menjadi lebih imajinatif, elaboratif dan melibatkan orang lain (sosial), berkembangnya sifat menolong, agresif dan ketakutan 3. Anak-Anak Pertengahan (Middle Childhood) Tahapan ini dialami individu dimulai dari umur 6 sampai 11 tahun. Perkembangan fisik meliputi pertumbuhan fisik lambat, meningkatnya kekuatan dan ketrampilan atletis, mengalami masalah pada sistem pernafasan, tetapi umumnya kesehatan lebih http://digilib.mercubuana.ac.id/ 39 baik di rentang kehidupan. Perkembangan kognitif meliputi menurunnya egosentris, anak mulai berfikir secara logis, tapi nyata, meningkatkan kemampuan memori dan bahasa, memasuki sekolah dasar, karena secara kognitif mengizinkan. Perkembangan psikososial meliputi konsep diri lebih kompleks, yang mempengaruhi sistem perhargaan dirinya, kontrol yang berubah dari orang tua ke anak (agak kurang diperhatikan kebutuhannya), pentingnya hubungan dengan teman sebaya. 4. Remaja (Adolescene) Tahapan perkembangan ini dimulai sejak individu berumur 11 tahun sampai 20 tahun.Perkembangan fisik meliputi perubahan fisik dengan cepat, terjadinya kematangan alat reproduksi, meningkatnya gangguan makan (eating disorder) dan pengunaan narkoba dan obat-obatan terlarang dalam rangka pencapaian identitas diri. Perkembangan kognitif meliputi kemampuan berfikir abstrak, dan berkembangnya pengunaan alasan yang ilmiah, ketidakdewasaan berfikir dalam beberapa perilaku dan kebiasaan, pendidikan difokuskan untuk persiapan ke pendidikan yang lebih tinggi dan universitas. Perkembangan psikososial meliputi pencarian identitas termasuk identitas seksual, hubungan dengan orang tua baik, pergaulan dengan teman sebaya berdampak positif atau negatif. 5. Dewasa Awal (Young Adulthood) Dewasa awal ini merupakan masa transisi masa remaja menuju dewasa. Masa ini disebut dengan masa muda. Transisi ini ditunjukan dengan kemandirian ekonomi dan kemandirian membuat keputusan (karir, nilai-nilai, keluarga, hubungan, dan gaya http://digilib.mercubuana.ac.id/ 40 hidup) dan merupakan transisi dari sekolah menengah menuju universitas. Tahapan perkembangan ini dimulai ketika individu berumur 20 tahun sampai 40 tahun. Di masa ini, pemuda berada di puncak kesehatan, kekuatan, energi dan daya tahan, serta dipuncak fungsi sensoris dan motoris, semua fungsi tubuh berkembang sempurna, ketajaman visual, intensitas rasa, bau, sensitif terhadap rasa sakit dan temperatur. Dan akan mengalami penurunan pada usia 45 tahun. Menurut Piaget27pemuda mengalami pergeseran ke pemikiran post-formal. Pemikiran pada masa dewasa cenderung tampak fleksibel, terbuka, adaptif, dan individualistis. Tahap kognisi orang dewasa ini sering kali disebut pemikiran postformal yang bersifat relatif. Pemikiran post-formal melihat bayangan abu-abu. Pemikiran tersebut sering kali muncul sebagai respon terhadap peristiwa dan interaksi membuka cara pandang tidak biasa terhadap sesuatu dan menantang pandanan sederhana terpolarisasi terhadap dunia. Pemikiran tersebut memungkinkan orang dewasa melampaui sistem logika tunggal dan mendamaikan atau memilih diantara beberapa ide yang saling berlawanan. Bagi pemuda, keterbukaannya terhadap pendidikan atau lingkungan kerja baru menawarkan peluang untuk mengasah kemampuannya, mempertanyakan asumsi yang sudah dipegang sejak lama, dan mencoba cara baru memandang dunia. Ketika memasuki dunia kerja, penyesuaian pertama adalah memilih bidang yang cocok dengan bakat, minat dan faktor psikologis lainnya yang secara hakiki sulit dipungkiri agar kesehatan mental dan fisiknya sebagai orang dewasa dapat terjaga. Penyesuaian 27 Ibid. Hal 117 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 41 kedua adalah pilihan jurusan harus dilakukan dengan mantap. Literasi merupakan persyaratan fundamental untuk berpartisipasi bukan hanya di tempat kerja tapi juga dalam segala segi masyarakat informasi modern. Orang dewasa terpelajar adalah mereka yang dapat menggunakan informasi cetak dan tertulis untuk beraktivitas dalam masyarakat, mencapai target mereka, dan mengembangkan pengetahuan dan potensi mereka. Tahap perkembangan psikososial masa dewasa awal ini berada pada tahap keenam yaitu intimidasi versus isolasi. Jika seorang dewasa awal tidak dapat membuat komitmen personal yang dalam terhadap orang lain, maka mereka akan terisolasi dan terpaku pada kegiatan dan pikiran sendiri (self absorb). Akan tetapi, mereka juga butuh kesendirian sebagai upaya merefleksikan kehidupan meraka. Ketika mereka berusaha menyelesaikan tuntutan saling berlawanan dari intimidasi, kompetisi dan jarak, mereka mengembangkan pemahaman etis, yang dianggap sebagai tanda kedewasaan. 2.6 Keputusan Pembelian Menurut Kotler dan Keller28 bahwa keputusan pembelian adalah keputusan konsumen mengenai preferensi atas merek-merek yang ada dalam kumpulan pilihan. Definisi lain keputusan pembelian tentang merek mana yang dibeli. Konsumen dapat membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. Namun ada dua faktor 28 Kotler Philips & Gary Amstrong. Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta: PT. Indeks. 2004. Hal. 227 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 42 yang muncul diantara kecenderungan pembelian dan keputusan pembelian yaitu faktor sikap dan faktor situasi yang tidak terduga. Menurut Kotler29 bahwa proses pengambilan keputusan pembelian terdiri dari lima tahap yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, pengevaluasian alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian. 1. Pengenalan kebutuhan Tahap pengenalan kebutuhan adalah tahap dimana pembeli mengenai permasalahan atau kebutuhan. Menurut Abraham Maslow mengklasifikasikan kebutuhan secara sistematik kedalam lima kategori sebagai berikut: a. Kebutuhan paling pokok seperti sandang, pangan, dan papan b. Kebutuhan rasa aman jika kebutuhan fisiologis terpenuhi maka kebutuhan rasa aman muncul menggantikannya. Hal ini menjadi kebutuhan yang berusaha dipenuhi. Oleh sebab itu kebutuhan ini akan memotivasi seseorang seperti jaminan keamanan. c. Kebutuhan sosial Setelah fisiologis dan rasa aman terpenuhi, maka kebutuhan itu tidak lagi memotivasi perilaku. Selanjutnya, kebutuhan sosial yang menjadi motivasi aktif perilaku seperti afiliasi, member dan menerima kasih sayang serta persahabatan. d. Kebutuhan ego Kebutuhan yang berkaitan dengan kehormatan diri, reputasi sesseorang seperti pengakuan dan penghormatan. 29 ibid http://digilib.mercubuana.ac.id/ 43 d. Kebutuhan perwujudan diri Kebutuhan yang hanya mulai mendominasi perilaku seseorang jika semua kebutuhan pada tingkat yang lebih rendah terpenuhi. Kebutuhan tersebut merupakan kebutuhan yang dimiliki semua orang untuk menjadi orang yang memiliki kemampuan untuk mewujudkan seperti pegawai yang mengikuti kuliah untuk mencapai jenjang pendidikan lebih tinggi. Pengembangan atau kombinasi kebutuhan-kebutuhan memunculkan konsep kebutuhan konsumen yang baru dan berbeda dari masingmasing kebutuhan pembentuknya. Melalui pemberian asumsi adanya persaingan, pesaing-pesaing berupaya memenuhi kebutuhan konsumen dengan dasar klasifikasi terlah dikemukakan. Dapat dipahami pengembangan atau kombinasi kebutuhankebutuhan konsumen menjadi suatu keunggulan organisasi yang memenuhinya. 2. Pencarian Informasi Tahap proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen tergerak untuk mencari informasi tambahan, dan konsumen mungkin sekedar meningkatkan perhatian atau mungkin pula mencari informasi secara aktif. Sumber informasi yang diperoleh sangat bervariasi sesuai dengan kategori dan karakteristik konsumen. Sumber informasi konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok yaitu; a. sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, dan sahabat b. sumber komersil: iklan wiraniaga, billboard, reklame, brosur c. sumber publik: media massa, organisasi penentu peringkat konsumen d. sumber berdasarkan pengalaman: memegang, meneliti, dan menggunakan produk http://digilib.mercubuana.ac.id/ 44 3. Pengevaluasian alternatif Tahap ini merupakan tahap dimana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi berbagai merek alternatif di dalam serangkaian pilihan. Konsep dasar yang membantu menjelaskan proses evaluasi pemakai, yaitu: a. konsumen berusaha memenuhi kebutuhannya b. konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk c. konsumen melihat bahwa masing-masing produk adalah sekumpulan atribut yang berbeda dalam memberukan manfaat guna memuaskan konsumen d. pemakai tiba pada perilaku konsumen menuju pada peninjauan ulang bagaimana menggunakan alat evaluasi prosedur yang tergantung pada konsumen dalam keputusannya membeli. 4. Keputusan Pembelian Tahap proses keputusan dimana konsumen secara actual melakukan pembelian produk. Secara umum, keputusan pembelian konsumen akan membeli merek yang paling disukai, tetapi ada dua faktor yang mempengaruhi yaitu sikap orang lain dan faktor situasi tak terduga. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 45 Gambar 2.1 Keputusan Pembelian Sumber: Philip kotler “ dasar-dasar pemasaran” Dari tabel 2.1 mengenai keputusan pembelian bila dikaitkan dengan judul penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa terpaan iklan sebagai sebuah informasi yang memberikan bayangan kepada konsumen akan beberapa aternatif informasi itu. Sedangkan sikap terbagi menjadi dua faktor yaitu sikap orang lain dan faktor situasi yang tidak terantisipasi. Sehingga dari gambar ini dapat dikatakan bahwa terpaan iklan, sikap, dan keputusan pembelian menjadi satu garis lurus atau sejajar. Terpaan Iklan Sikap Keputusan Pembelian 5. Perilaku pasca pembelian Perilaku pasca pembelian adalah dimana konsumen melakukan tindakan lebih lanjut setelah pembelian berdasarkan pada kepuasan atau ketidakpuasana mereka. setelah membeli produk konsumen akan mengalami level kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Jadi pemasar akan terus menyelidiki hingga periode waktu pasca pembelian. Jika konsumen merasa puas dia akan menunjukkan sikap yaitu dengan melakukan pembelian ulang untuk produk yang sama dan adanya kecenderungan memberikan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 46 informasi positif tentang produk kepada pihak lain. Begitu pula sebaliknya, apabila konsumen merasa tidak puas maka tidak akan ada pembelian ulang untuk produk yang sama dan cenderung memberikan informasi negatif tentang produk kepada pihak lain. 2.7 Kerangka Teori 2.7.1 Konsep Teori SOR Untuk menggambarkan suatu pengaruh Iklan Televisi, dapat dilihat dari model Stimulus Respons, yaitu model komunikasi dasar SOR yang dimodifikasi oleh De Fleur dengan menambahkan Organisme untuk membahas komunikasi terhadap khalayak atau perorangan. Teori SOR ini semula berasal dari psikologi yang kemudian juga menjadi teori komunikasi. Hal ini tidak mengherankan karena objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponenkomponen sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi, dan konatif.30 Unsur-unsur Stimulus Organisme Respon dalam hal ini adalah: Message : Isi iklan yaitu Stimulus (S) : Perangsang Reciever : Penerima yaitu Organisme (O) : Badan yang hidup Efect 30 : Pengaruh yaitu Respon (R) : Tanggapan Onong Uchjana Effendy. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2008. hal 69. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 47 S OR S (Stimulus) : Rangsangan, sebuah isi pesan iklan televisi yang ditunjukan kepada khalayak banyak. O (Organisme) : Komunikasi, sasaran peneliti audience yang pernah melihat iklan rokok Djarum 76 versi Jin. R (Respon) : Respon, pesan yang disampaikan pada iklan rokok Djarum 76 versi Jin yang dapat diterima khalayak sehingga mampu menimbulkan keputusan pembelian produk rokok Djarum 76. Jadi apabila disimpulkan yang akan penulis bahas dalam penelitian ini adalah bahwa proses komunikasi pesan yang disampaikan dalam iklan diharapkan adanya suatu reaksi rangsangan yang akan khalayak terima sehingga timbulah rasa ingin membeli produk rokok Djarum 76. Model SOR dari De Fleur ini menyatakan bahwa komunikasi massa merupakan proses mengajak, serta mampu dalam mengubah struktur psikologi khalayak, sehingga mendapatkan respon atau reaksi yang diinginkan. 2.8 Hipotesis Teoritis Hipotesis adalah pengambilan kesimpulan sementara untuk kemudian diuji kebenarannya. Dalam penelitian ini, karena memiliki tiga variabel maka harus http://digilib.mercubuana.ac.id/ 48 dilakukan uji hipotesis bivariate terdahulu kemudian uji hipoteis multivariate. hipotesa yang diambil adalah sebagai berikut: 1. Uji Hipotesis Bivariate: Ho : Tidak ada pengaruh terpaan iklan Djarum 76 versi jin terhadap sikap mahasiswa Mercu Buana jurusan Periklanan dan Komunikasi Pemasaran Ha : Ada pengaruh terpaan iklan Djarum 76 versi jin terhadap sikap mahasiswa Mercu Buana jurusan Periklanan dan Komunikasi Pemasaran Ho : Tidak ada pengaruh terpaan iklan rokok Djarum 76 versi Jin terhadap keputusan pembelian Ha : Ada pengaruh terpaan iklan rokok Djarum 76 versi Jin terhadap keputusan pembelian Ho : Tidak ada pengaruh sikap mahasiswa Mercu Buana jurusan periklanan dan komunikasi pemasaran terhadap keputusan pembelian http://digilib.mercubuana.ac.id/ 49 Ha : Ada pengaruh sikap mahasiswa Mercu Buana jurusan periklanan dan komunikasi pemasaran terhadap keputusan pembelian 2. Hasil Uji Multivariate: Ho : Tidak ada pengaruh antara terpaan iklan Djarum 76 dan sikap mahasiswa Mercu Buana jurusan periklanan dan komunikasi pemasaran terhadap keputusan pembelian Ha : Ada pengaruh Iklan Djarum 76 dan sikap mahasiswa Mercu Buana jurusan Periklanan dan Komunikasi Pemasaran terhadap keputusan pembelian http://digilib.mercubuana.ac.id/