BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fashion adalah suatu sikap apresiasi terhadap diri sendiri, lingkungan dan masyarakat. Fashion menjadikan setiap individu manusia memiliki ciri khas dan stylenya secara pribadi. Indonesia memiliki dunia fashionnya sendiri, terutama fashion dengan mengangkat tema kain Indonesia. Indonesia memiliki ratusan jenis kain dan bahan yang luar biasa indahnya untuk di eksplorasi, dan beberapa tahun terakhir banyak desainer pakaian yang melirik kain-kain Indonesia sebagai bahan yang mampu diolah baik secara motif dan gayanya yang akhirnya mampu menembus pasar Internasional bahkan sampai ke Eropa. Sejak itu, pamor kain Indonesia terutama batik mulai meningkat di mata masyarakatnya sendiri. Semakin banyak individu kreatif yang menjadikan pakaian batik sebagai pekerjaan yang menjanjikan, dan semakin banyak pula masyarakat yang percaya diri akan pemakaian batik sebagai pakaian yang moderen untuk digunakan sehari-hari, pandangan klise tentang batik adalah pakaian jaman dulu, jadul dan dipakai nenek-kakek mulai menghilang seiring dengan meningkatnya kualitas dan kreatifitas desain pakaian yang ada di Indonesia. Brand Cantingku adalah clothing line yang menetapkan dirinya sebagai brand pakaian dengan penggunaan kain-kain Indonesia yang banyak bermain menggunakan jenis batik, songket, dan kebaya. Dirintis oleh dua orang desainer bersaudara sejak tahun 2007, Martina Yohana Sinabutar dan Martini Laura Sinabutar. Kedua gadis kembar yang berasal dari Medan ini merupakan lulusan dari Sekolah LPTB Susan Budiharjo yang memulai karir dengan bermodalkan keahlian menggambar atau sketsa baju dan bekerja pada Sebastian Gunawan sebagai desainer. Mereka juga sempat bekerja di sebuah perusahaan garmen sebagai designer in charge dan illustrator di sana. Selama kurang lebih 2-3 tahun mereka bekerja, akhirnya mereka memutuskan untuk membuat clothing line sendiri pada tahun 2010. Kedua orang ini memiliki keahlian dalam bidangnya masing-masing, Martina sebagai kakak ia seorang yang tenang dan dewasa dalam menghadapi problem, dengan style yang simpel dan sederhana memunculkan kemampuannya mendesain pakaian ready-to-wear. Martini dengan gayanya yang lebih meledak-ledak dan ceria dengan style yang lebih out of the box dan kemampuan fashion detailing menjadikan Cantingku memiliki ciri khas menyatukan dua kepribadian desainer dalam hasil karya mereka yang sangat terasa gaya Indonesianya. Brand ini juga mementingkan kualitas dari desain dan jahitannya, dan detailing pada pakaian yang dibuat. Dalam system pengerjaan pakaian yang dilakukan selama ini adalah dengan tahap sebagai berikut dimulai dengan pertemuan face to face dengan klien, mereka akan menceritakan pakaian untuk acara apa dan seperti apa yang ingin di wujudkan, dan tugas desainernya adalah mengambil segala detail yang diinginkan klien, di sesuaikan dengan banyak hal, dan proses sketsa pun dimulai, sehingga pertemuan berikutnya adalah berupa asistensi sketsa, setelah sketsa pakaian terpilih, maka akan dibuat beberapa kali pertemuan untuk fitting pakaian secara bertahap hingga mencapai hasil jadinya. 1 2 Sekarang ini, mereka hanya dikenal melalui mulut ke mulut, dari show satu ke show berikutnya, seperti layaknya fashion desainer yang sedang merintis karirnya, namun dengan tidak adanya pencitraan perusahaan dalam bentuk branding dan logo, lama kelamaan ini akan menjadi masalah bagi lajunya perusahaan yang menahan Cantingku untuk mencapai visi perusahaan yang diinginkan. Saya tertarik untuk menciptakan suatu brand baru bagi Cantingku, untuk memperjelas dan memasyarakatkan perusahaan ini dengan memberikan wajah baru bagi brand Cantingku sehingga memiliki positioning yang jelas untuk perkembangan perusahaan selanjutnya. 1.2 Lingkup Proyek Tugas Akhir Saya tertarik memberikan solusi melalui pembuatan pencitraan perusahaan melalui branding baru yang dapat diterapkan secara nyata. Perubahan nama dari Cantingku menjadi Dua Canting, sehingga perancangan logo dan positioning mampu menampilkan representasi dari ciri khas perusahaan ini, juga pembuatan website dengan fitur Augmented Reality (AR) yang akan digunakan sebagai media dalam strategi komunikasi menjangkau target market yang lebih luas yang pada akhirnya melalui branding dan strategi komunikasi ini mampu membangun pencitraan dan kepercayaan konsumen yang lebih kuat terhadap brand perintis ini. Diharapkan dengan adanya branding perusahaan yang baru ini, para desainernya juga meningkatkan hasil kualitas dan kreativitas karya sehingga mampu mencapai tujuan perusahaan seperti yang diinginkan.